Anda di halaman 1dari 75

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS PERENCANAAN
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
KABUPATEN KARANGANYAR
Laporan ini disusun sebagai syarat mata kuliah Perencanaan Pengelolaan
Persampahan dan sebagai syarat untuk mengambil mata kuliah selanjutnya.

Diselesaikan Oleh :
Rizki Tri Jayanti
14513027
Yogyakarta, 16 Desember 2016

ASISTEN PEMBIMBING PENYUSUN

Azham Umar Abidin, MPH Rizki Tri Jayanti

MENGETAHUI :

DOSEN PENGAMPU

Fajri Mulya Iresha, MT

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa juga shalawat serta salam saya haturkan
kepada Nabi Besar Muhammad SAW sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Besar Perencanaan Pengelolaan Persampahan. Maksud dan tujuan penyusunan
tugas ini adalah untuk membantu saya dalam memahami Perencanaan
Pengelolaan Persampahan. Dengan adanya tugas ini, diharapkan mahasiswa dapat
merencanakan suatu sistem pengelolaan dan pengolahan persampahan di suatu
Kabupaten Karanganyar, yang nantinya tugas ini akan berguna pada dunia kerja.

Pada kesempatan ini saya sebagai pihak penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada :

1. Fajri Mulya Iresha, MT , selaku dosen mata kuliah Perencanaan


Pengelolaan Persampahan yang telah banyak memberikan bimbingan serta
pengarahan kepada saya dalam menyelesaikan tugas besar ini.
2. Azham Umar Abidhin, MPH, selaku asisten pembimbing yang telah
banyak memberikan penjelasan sehingga tugas ini dapat saya selesaikan
dengan baik dan lancar.
3. Orang tua yang tercinta serta keluarga yang telah memberikan dukungan
dan doa secara materil maupun moril.
4. Teman-teman Jurusan Teknik Lingkungan seangkatan 2014, kakak-kakak
tingkat yang telah memberikan doa dan dukungan moril.

Akhir kata, penulis menyadari akan adanya kekurangan dan kelemahan


dalam penulisan tugas ini, oleh karena itu penulis memohon maaf dan penulis
juga berharap bahwa laporan tugas perencanaan ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa jurusan teknik
lingkungan serta penulis sendiri, Amin.
Yogyakarta, 16 Desember 2016

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Rizki Tri Jayanti (14513027)

BAB I
PENDAHULUAN

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut UU RI NO. 18 Tahun 2008 sampah merupakan sisa kehidupan


manusia sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah
padat adalah semua barang sisa yang ditimbulkan dari aktivitas manusia dan
binatang yang secara normal padat dan dibuang ketika tidak dikehendaki atau sia-
sia. (Tchobanoglous, 1993).
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir diseluruh negara-
negara didunia tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara maju
sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di
Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah yang dihasilkan oleh tiap
penduduk akan berbeda-beda. Sampah yang dihasilakan oleh para penduduk yang
berpenghasilan menengah ke atas akan berbeda dengan sampah yang dihasilkan
oleh para penduduk yang berpenghasilan menengah kebawah.
Pesatnya perkembangan pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia,
diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat kelurahanan ke kota dengan
anggapan akan memperoleh kehidupan yang layak dan lebih baik. Hal ini
tentunya sangat berdampak pada peningkatan jumlah penduduk kota yang juga
sebanding dengan limbah yang akan dihasilkan. Indonesia merupakan negara
nomor empat terpadat didunia dengan perkiraan jumlah penduduk tahun 2016
mencapai 255 juta jiwa, mengahadapi banyak permasalahan terkait sanitasi
lingkungan terutama permasalahan pengelolaan sampah. Berdasarkan target
MDGs (Millineum Development Goals) pada tahun 2015 tingkat pelayanan
persampahan ditargetkan mencapai 80%. Tetapi di Indonesia berdasarkan data
BPS tahun 2004, hanya 41,28% sampah yang dibuang ke lokasi tempat
pembuangan sampah (TPA), dibakar sebesar 35,59%, dibuang ke sungai 14,01%,
dikubur sebesar 7,97% dan hanya 1,15% yang diolah sebagai kompos.
Berdasarkan kondisi ini jika tidak dilakukan upaya pengelolaan sampah dengan
baik maka tingkat pelayanan berdasarkan target nasional akan sulit tercapai. (PU,
dasar-dasar sistem pengelolaan sampah)
Berdasarkan data dari DKP Karanganyar komposisi sampah meliputi:
sampah organik (65.95 %) dan anorganik (34.05 %) yang terdiri kertas (10.26 %),
plastik (11.39 %), kain (1.55 %), karet (0.50 %), logam (1.80 %), kaca (1.72 %)
dan sampah jenis lain (6.83 %). Kemudian berdasarkan data pada Badan Pusat
Stasistik (BPS) Karanganyar Tahun 2011, asumsi pertumbuhan penduduk Kota
Karanganyar naik rata-rata 1% per tahun, jika jumlah penduduk Kota
Karanganyar per tahun 2011 sebesar 43.386 jiwa dengan asumsi pertumbuhan
penduduk 1% pertahun, maka kenaikan jumlah penduduk pertahunya di Kota
Karanganyar sebesar 433 jiwa. SNI 19-3983-1995 mengasumsikan bahwa per
orang menghasilkan sampah 2,5 liter/hari, maka ada penambahan jumlah timbulan
sampah sebesar 1,09 m3/hari, atau 32,7 m3/bulan atau 397,85 m3/tahun. (Badan
Pusat Statistik, 2011)
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya. Dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya. Faktor-
faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah sampah dan jenis yang dihasilkan
adalah pertumbuhan penduduk, gaya hidup dan budaya dan perubahan pola
konsumsi
Masyarakat pada era sekarang diwajibkan dan di upayakan untuk
mengubah pola lama menjadi paradigma dari dalam pengelolaan sampah, yaitu
dengan membatasi pembuangan sejak dari terciptanya barang yang tidak terpakai
tersebut, kemudian memilah sampah sesuai dengan jenis sejak dari sumber daya,
lalu mengumpulkan sampah sesuai jenis. Untuk sampah yang masih bisa
dimanfaatkan akan dikelola oleh badan pendaur ulangan sampah untuk menjadi
barang yang akan digunakan lagi, sedangkan untuk sampah yang tidak digunakan
dan tidak memiliki nilai manfaat lagi langsung dibuang ke TPS atau TPA.
Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk maka meningkat
pula timbulan sampah yang dihasilkan. Pengelolaan sampah dengan
mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saja tidak cukup, mengingat
semakin sulit mencari lahan TPA dan besarnya biaya operasional dan
pemeliharaan TPA. Oleh karenanya harus ada usaha pengurangan dan pemilahan
sampah dari sumbernya.
Pedoman ini memberi penjelasan tentang upaya pengurangan sampah yang
dilakukan sedekat mungkin dari sumbernya melalui reduce (merubah pola hidup
konsumtif), reuse (menggunakan kembali bahan-bahan yang potensial menjadi
sampah dan bahan refill) dan recycle (mendaur ulang melalui pembuatan kompos,
daur ulang, waste to energy dan lain-lain).

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari perencanaan bangunan pengelolaan sampah ini adalah
meminimalisir sampah dari sumber dan kegiatannya dalam pemrosesan di lokasi
pengelolaan sampah. Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah :
1. Menghitung perkiraan timbulan sampah untuk tahun rencana
(direncanakan 20 tahun).
2. Merencanakan metode pengurangan dan penanganan sampah termasuk
pewadahan pengangkutannya.
3. Mendesain tempat penampungan sampah, dimana dilakukan pemilahan
dengan 3R dan komposting.
4. Mendesain tempat pemrosesan akhir (TPA) menggunakan Sanitary
Landfill yang dikombinasikan dengan teknologi yang ada (dalam
perencanaan ini menggunakan Insenerasi.

1.3 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup mencakup pengertian, ketentuan umum, ketentuan teknis,
serta cara pengerjaan penanganan sampah dengan pendekatan 3R (reduce, reuse,
recycle) atau 3R (mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang) pada
skala lingkungan, bagi institusi pengelola sampah perkotaan dan atau masyarakat.
Batasan dan ruang lingkup dari perencanaan pengelolaan ini yaitu :

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1. Pengelolaan persampahan yang direncanakan pengelolaannya


berdasarkan pada NSPM dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008.
2. Penentuan sistem perencanaan dan penentuan rute pelayanan
persampahan.
3. Penentuan kapasitas sistem (timbulan sampah tahun rencana).
4. Penentuan metode pengurangan dan penanganan sampah.
5. Penentuan metode pengumpulan dan pewadahan.
6. Membuat tempat tampungan sementara terpadu (TPST) dengan
fasilitas sanitary landfill dan sarana Refuse Derived Fuel (RDF).
7. Membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

2.1 Batas Wilayah Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Karanganyar terletak di kota Solo. Kabupaten ini terletak di


arah timur laut pusat kota Yogyakarta. Jumlah penduduk pada tahun 2014 yaitu
848,455 jiwa. Luas Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha dengan 17
Kecamatan yang meliputi 177 desa/kelurahan(15 kelurahan dan 162 desa).
Desa/Kel. tersebut terdiri dari 1.100 dusun, 2.323 dukuh, 1.949 rw dan 6.389 rt
yang dapat dilihat pada gambar 2.1 untuk Kabupaten Karanganyar.

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar

2.2 Pembagian Wilayah


Kabupaten Karanganyar dibagi menjadi 17 kecamatan yaitu sebagai berikut:

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1. Kecamatan Colomadu

2. Kecamatan Jaten

3. Kecamatan Karanganyar

4. Kecamatan Gondangrejo

5. Kecamatan Kebakramat

6. Kecamatan Kerjo

7. Kecamatan Mojogedang

8. Kecamatan Karangpandan

9. Kecamatan Jenawi

10.Kecamatan Tawangmangu

11.Kecamatan Jatiyoso

12.Kecamatan Jatipuro

13.Kecamatan Jumantono

14.Kecamatan Jumapolo

15.Kecamatan Ngargoyoso

16.Kecamatan Tasikmadu

17.Kecamatan Matesih

Kebanyakan lahan di Kabupaten Karanganyar ini digunakan untuk kegiatan


perekonomian, seperti pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, hotel, dan kesehatan,
selain daripada pemukiman warga. Batas-batas wilayah Kabupaten Karanganyar
seperti pada tabel 2.1 tentang batas wilayah Kabupaten Karanganyar

Arah Batas Wilayah


Utara Kabupaten Sragen
Selatan Kabupaten Wonogiri
Barat Kabupaten Boyolali, Kota Surakarta, Kabupaten
Sukoharjo

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Timur Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan


(Jawa Timur)
Tabel 2.1 Batas Wilayah Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Karanganyar berada di dataran rendah dan berada pada


ketinggian 511 m diatas permukaan laut. Kabupaten Karanganyar beriklim seperti
layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan cuaca panas sebagai ciri
khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kabupaten Karanganyar adalah 220 310C.
bentangan wilayah di Kabupaten Karanganyar 100% berupa daerah yang datar
menurun. Daerah ini juga menunjukan tingkat curah hujan sebesar 7.231,4 mm.

2.3 DEMOGRAFI KEPENDUDUKAN


Jumlah penduduk di Kabupaten Karanganyar berdasarkan 17 kecamatan dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini:

Jumlah /
Kecamatan Total
Jatipuro 27,962
Jatiyoso 35,764
Jumapolo 35,047
Jumantono 41,41
Matesih 39,516
Tawangmangu 43,831
Ngargoyoso 31,974
Karangpandan 38,9
Karanganyar 78,023
Tasikmadu 58,661
Jaten 81,795
Colomadu 77,206
Gondangrejo 77,187
Kebakkramat 61,33
Mojogedang 60,573
Kerjo 33, 701
Jenawi 25,575
Jumlah Penduduk Tahun 2014 848,455

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun 2014


Sumber : BPS (mulai tahun 2011 data penduduk menggunakan proyeksi penduduk
dari BPS)

2.4 Fasilitas Prasarana Kabupaten Karanganyar

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Secara umum dari data tahun 2013 dengan luas wilayah 800,20 km2 terdapat
beberapa fasilitas umum di Kabupaten Karanganyar yaitu:

1. Fasilitas Pendidikan

Jalur Pendidikan Jumlah


TK 521
SD Negeri 474
Swasta 30
SMP Negeri 51
Swasta 26
SMA Negeri 9
Swasta 15
Jumlah Jalur Pendidikan Kabupaten
Karanganyar Tahun 2013 1126
Tabel 2.3.1 Fasilitas Umum Pendidikan

2. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Kesehatan Jumlah


Rumah Sakit 8
Puskesmas 21
Puskesmas Pembantu 57
Rumah Bersalin Swasta 25
Balai Pengobatan Swasta 40
Jumlah Fasilitas Kesehatan Tahun
151
2014
Tabel 2.3.2 Fasilitas Umum Kesehatan

2.5 Tata Guna Lahan


Penggunaan lahan di Kabupaten Karanganyar pada umumnya digunakan
sebagai kawasan pertanian yang dibagi menjadi beberapa subsektor, yaitu:
Tanaman bahan makanan,Perkebunan,Kehutanan,Peternakan dan Perikanan.
Wilayah Kabupaten Karanganyar merupakan daerah pertanian yang subur karena
mendapatkan irigasi yang masih berfungsi baik sampai sekarang.

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB III
KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH

3.1 TINJAUAN PUSTAKA


Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam
yang berbentuk padat. Sampah Organik, yaitu memiliki sifat mudah terurai secara
alami contohnya: daun, sayuran, dan buah serta sampah sisa makanan. Sampah
non-organik, yaitu sampah yang sulit dan tidak bisa terurai secara alami meliputi:
plastik, kaca, besi, sebagian jenis kertas dan lainnya. Sampah spesifik adalah
sampah yang karena sifat, konsentrasinya, dan/atau jumlahnya memerlukan
penanganan khusus. Sumber Sampah adalah tempat awal/pertama dimana sampah
timbul. Penghasil sampah adalah setiap orang yang menghasilkan timbulan sampah.

3.2 SUMBER DAN KARAKTERISTIK SAMPAH


Pengetahuan tentang sumber sampah dan jenis sampah serta data komposisi
sampah dan besarnya timbulan sampah adalah dasar untuk perencanaan dan
operasional managemen persampahan. Sumber sampah biasanya berkaitan dengan
tata guna lahan. Kategori sumber sampah adalah sebagai berikut :

No Sumber Jenis sarana, Jenis


lokasi sampah
dimana
sampah
dihasilkan
1. Permukiman Perumahan Sisa
tunggal, makanan,
apartemen, kertas,
rumah susun karton,
plastik,
kain, kulit,
sampah
kebun,
kayu,
kaleng,
logam,
furniture,
ban, minyak
oli, serta
sampah
rumah
tangga yang
berbahaya
lainnya

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2. Komersial Toko, Kertas,


restoran, karton,
pasar, hotel, plastik,
perkantoran kayu, sisa
serta bengkel makanan,
kaca, logam,
minyak oli,
serta
sampah
khusus (B3)
3. Fasilitas sosial Sekolah, Kertas,
rumah sakit, karton,
kantor plastik,
pemerintah kayu, sisa
makanan,
kaca, logam,
minyak oli,
serta
sampah
khusus (B3)
4. Construction Lokasi Kayu,
& demolition pembangunan logam,
, perbaikan beton, debu
jalan,
runtuhan
bangunan
5. Public service Street Sampah
sweeping, khusus,
taman rekreasi potongan
kayu, serta
sampah dari
taman
6. Treatment IPA, IPAL, Lumpur
plant & IPALI hasil
Incinerator pengolahan
7. Industrial Konstruksi, Limbah
pabrik, industry
industri
berat/kecil,
pembangkit
listrik
8. Agricultural Sawah, Sisa
perkebunan, makanan
peternakan ternak,
kotoran
ternak,sisa

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

tanaman

Tabel 3.1 Sumber sampah


Sumber : Ir. Hananto, MS, 2003, Modul Kuliah Persampahan, jogjakarta

Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik sampah :


1. Timbulan sampah :
Sumber Jumlah Satuan Volume Berat
Sampah (Unit) (liter) (gram)

Rumah 18% /org/hari 2,25 350


Permanen

R.Semi 22% /org/hari 2 300


Permanen

R.Non 60% /org/hari 1,75 250


Permanen

Kantor 20 unit /pegawai/hari 0,5 25

Toko/Ruko 75 unit /pegawai/hari 2,5 150

Sekolah 10 unit /murid/hari 0,1 10

Jalan 80 km /m/hari 0,1 20

Pasar 2 unit m2/hari 0,2 100

Dengan periode perencanaan : 20 Tahun


banyaknya sampah yang dihasilkan dalam satu hari.
Unsur pokok sampah domestik bervariasi sebagai berikut :
1. Organik : 60 %
2. Kertas : 80 %
3. Plastik : 55 %
4. Logam : 95 %
5. Kaca / Gelas : 80 %
6. Karet : 10 %
7. Kain : 10 %
8. B3 : -

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.3 Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat Skala


Kawasan
Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Skala Kawasan adalah sistem
pengelolaan sampah yang melakukan pengurangan sampah secara terpusat di lokasi
tertentu.Sistem ini memerlukan beberapa kriteria lokasi seperti berikut :
Ada lokasi untuk TPST (mendekati 1000 m 2) untuk pengolahan sampah
secara terpusat
Dukungan dari masyarakat sekitar lokasi
Dukungan tokoh masyarakat
Adanya Kelompok Kerja Masyarakat sebagai pengelola
Adanya pendanaan yang cukup
Dukungan dari pemerintah lokal setempat
Pada penerapannya, dapat diterapkan sistem pemilahan sesuai bahan
(TPST3R) juga sesuai dengan kemauan masyarakat setempat.
Prinsip 3 R (Reuse, Reduce, Recycle) untuk menunjang pengelolaan sampah basis
masyarakat.
a. Reduce (R1)
Reduce atau reduksi sampah merupakan upaya untuk mengurangi timbulan
sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah
dihasilkan. Setiap sumber dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan cara
merubah pola hidup konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan
menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/ efisien dan sedikit sampah. Namun
diperlukan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk merubah perilaku tersebut.
b. Reuse (R2)
Reuse berarti menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi
sampah (tanpa melalui proses pengolahan), seperti menggunakan kertas bolak
balik, menggunakan kembali botol bekas minuman untuk tempat air, mengisi
kaleng susu dengan susu refill dan lain-lain.
c. Recycle (R3)
Recycle berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna
(sampah) menjadi bahan lain setelah melalui proses pengolahan, seperti mengolah
sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki, dsb atau mengolah
botol/plastik bekas menjadi biji plastik untuk dicetak kembali menjadi ember,
hanger, pot, dan sebagainya atau mengolah kertas bekas menjadi bubur kertas dan
kembali dicetak menjadi kertas dengan kualitas sedikit lebih rendah dan lain-lain.

3.3.1. Landasan Operasional Pengelolaan Sampah Skala Kawasan


Perlu dibedakan tipe kawasan seperti kawasan komplek perumahan baru
(cakupan pelayanan 1000 2000 unit rumah), kawasan perumahan
teratur/ non komplek (cakupan pelayanan 1 RW) dan kawasan perumahan
tidak teratur/kumuh atau perumahan di bantaran sungai
Diperlukan keterlibatan aktif masyarakat dalam upaya pengurangan
volume sampah.

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Diperlukan keterpaduan operasional pengelolaan sampah mulai dari


sumber, pihak penerima bahan daur ulang (lapak) dan pengangkutan
residu ke TPA.
Diperlukan area kerja pengelolaan sampah terpadu skala kawasan yang
disebut TPST (tempat pengolahan sampah terpadu)
Kegiatan pengelolaan sampah di TPST meliputi pemilahan sampah,
pembuatan kompos, pengepakan bahan daur ulang, dll
Pemisahan sampah di TPST dilakukan untuk beberapa jenis sampah
seperti sampah B3 Rumah tangga (selanjutnya akan dikelola sesuai
dengan ketentuan), sampah kertas, plastik, logam/kaca (akan digunakan
sebagai bahan daur ulang) dan sampah organik (akan digunakan sebagai
bahan baku kompos)
Pembuatan kompos di TPST.

3.3.2 Metode Operasional Pengelolaan Sampah Skala Kawasan


a. Pengumpulan Sampah
Metode pengumpulan sampah dapat dilakukan secara individual
(door to door) maupun komunal (masyarakat membawa sendiri
sampahnya ke Wadah / Bin Komunal yang sudah ditentukan)
Peralatan pengumpulan sampah di kawasan perumahan baru
(cakupan luas dan jalan lebar) dapat dilakukan dengan menggunakan
gerobak sampah (kapasitas 1,2 m3), sedangkan untuk kawasan
perumahan non komplek dan perumahan kumuh/bantaran sungai
cukup dilakukan dengan menggunakan gerobak (1 m3).
Jadwal pengumpulan sampah non organik terpilah seperti kertas,
plastik, logam/ kaca dapat dilakukan seminggu sekali, sedangkan
untuk sampah yang masih tercampur harus dilakukan minimal
seminggu 2 kali.
Gerobak sampah yang mengumpulkan sampah terpilah dapat
dimodifikasi dengan sekat atau dilengkapi karung-karung besar (3
unit atau sesuai dengan jenis sampah).

3.3.3 Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Skala Kawasan


a. Lokasi
Luas TPST bervariasi, tergantung kapasitas pelayanan dan tipe
kawasan. Untuk kawasan perumahan baru (cakupan pelayanan 2000
rumah) diperlukan TPST dengan luas 1000 m. Sedangkan untuk
cakupan pelayanan skala RW (200 rumah), diperlukan TPST dengan
luas 200-500m
TPST dengan luas 1000 m dapat menampung sampah dengan atau
tanpa proses pemilahan sampah di sumber. TPST dengan luas <
500 m hanya dapat menampung sampah dalam keadaan terpilah
(50%) dan sampah campur 50 %.
TPST dengan luas < 200 m sebaiknya hanya menampung sampah
tercampur 20 %, sedangkan sampah yang sudah terpilah 80 %.

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Fasilitas TPST
Fasilitas TPST meliputi wadah komunal, areal pemilahan dan areal
composting dan juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang lain seperti saluran
drainase, air bersih, listrik, barier (pagar tanaman hidup) dan gudang penyimpan
bahan daur ulang maupun produk kompos.
c. Daur Ulang
Sampah yang didaur ulang minimal adalah kertas, plastik dan logam
yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan untuk mendapatkan kualitas
bahan daur ulang yang baik, pemilahan sebaiknya dilakukan sejak di
sumber.
Pemasaran produk daur ulang dapat dilakukan melalui kerja sama
dengan pihak lapak atau langsung dengan industri pemakai.
Daur ulang sampah B3 Rumah tangga (terutama batu baterei dan
lampu neon) dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku (PP 18 / 1999 tentang
pengelolaan sampah B3).
Daur ulang kemasan plastik (air mineral, minuman dalam kemasan,
mie instandll) sebaiknya dimanfaatkan untuk barang-barang
kerajinan atau bahan baku lain.
d. Pembuatan Kompos
Sampah yang digunakan sebagai bahan baku kompos adalah sampah
dapur (terseleksi) dan daun-daun potongan tanaman.
Metode pembuatan kompos dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain dengan open windrow.
Perlu dilakukan analisa kualitas terhadap produk kompos secara
acak dengan parameter antara lain warna, C/N rasio, kadar N,P,K
dan logam berat.
Pemasaran produk kompos dapat bekerja sama dengan pihak
Koperasi dan Dinas (Kebersihan, Pertamanan, Pertanian dll)

e. Pemilihan Teknologi
Teknologi atau metoda yang berkaitan dengan pengelolaan sampah
terpadu berbasis masyarkat sangat terkait erat dengan sistem pengelolaan
sampah terpadu berbasis masyarakat yang pada umumnya terdiri dari
subsistem pewadahan, subsistem komposter rumah tangga, subsistem
pengumpulan, dan subsistem pengolahan sampah terpusat untuk kawasan.

1) Teknologi Pewadahan
Subsistem pewadahan merupakan subsistem awal dalam sistem pengelolaan
sampah terpadu berbasis masyarakat yang merupakan subsistem yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat. Dalam pemilihan teknologi untuk peawadahan, maka
ada beberapa kriteria yang sebaiknya diikuti secara benar yaitu

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Volume pewadahan minimal dapat menampung sampah dari penghuni untuk


jangka waktu minimal 3 hari untuk sampah non organik dan 1 hari untuk
sampah organik.
Terbuat dari bahan yang cukup kuat, tahan basah untuk sampah organik,
sehingga umur teknis dari pewadahan minimal dapat mencapai 6 bulan.
Pada metode pewadahan terpilah setiap wadah dapat menyimpan sesuai
jenis sampah yang akan disimpan. Untuk itu pada perencanaan perlu dirujuk
hasil penelitian lapangan komposisi sampah setempat.
Bahan wadah paling baik dapat diperoleh secara lokal.
Pada metoda pewadahan terpilah, maka warna wadah sebaiknya spesifik
untuk setiap jenis sampah.
Untuk menambah estetika yang lebih baik maka wadah dilengkapi dengan
tutup.
Mudah dalam operasi pemasukan sampah maupun pengosongan sampah.
Mudah dalam perawatan.

2) Teknologi Pengkomposan dengan Komposter


Dalam sistem pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat maka
pengolahan sampah di rumah tangga merupakan salah satu kegiatan penting dalam
daur ulang sampah. Penggunaan komposter dalam proses pengkomposan sampah
organik di rumah tangga. Beberapa teknologi komposter rumah tangga yang
sekarang ini banyak digunakan antara lain :
Kriteria dalam pemilihan komposter rumah tangga adalah :
Volume komposter minimal dapat menampung sampah organik dari dapur
untuk jangka waktu minimal 40 hari.
Satu rumah minimal menyediakan 2 (dua) unit komposter.
Terbuat dari bahan yang cukup kuat, tahan basah untuk sampah organik,
sehingga umur teknis dari komposter minimal dapat mencapai 1 tahun.
Terdapat lubang pengudaraan yang cukup
Bahan pembuatan komposter paling baik dapat diperoleh secara lokal.
Harus dilengkapi dengan tutup.
Mudah dalam operasi pemasukan maupun pengosongan sampah.
Mudah dalam perawatan.

3) Teknologi Pengumpulan Sampah


Pengumpulan sampah merupakan subsistem setelah pewadahan. Pengumpulan
sampah dapat dilakukan langsung oleh kendaraan pengangkut sampah atau tidak
langsung melalui penggunaan gerobak sampah. Pada kasus sistem pengelolaan
sampah terpadu berbasis masyarakat maka pengumpulan dilakukan melalui
penggunaan gerobak sampah.
Perencanaan pengumpulan sampah terpadu berbasis masyarakat menggunakan
beberapa tahapan sebagai berikut :
Pendataan jumlah warga pada lokasi terpilih

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Penentuan jumlah gerobak atau motor 3R yang dibutuhkan dengan cara :


((jumlah warga) x jumlah timbulan sampah/orang/hari)/1000 liter/rit per
hari.
Pemilihan jenis pengumpul dilihat dari topografi lokasi
Penyusunan anggaran investasi sesuai harga satuan setempat
Penyusunan anggaran operasi pengumpulan yang terdiri dari :
- Biaya tetap : Pegawai, Asuransi, Pemeliharaan
- Biaya variabel : Bahan bakar
Penyusunan jadwal pengumpulan

3.4 TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH SKALA KAWASAN (TPST)


Teknologi pengolahan sampah terpadu skala kawasan yang disebut juga
dengan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Tempat pengolahan sampah
terpadu berdasarkan best practice yang ada biasanya terdiri dari proses pemilahan,
pengkomposan dan proses pengemasan bahan non organik untuk daur ulang. Dari
TPST ini akan keluar produk berupa kompos dan bahan lapak. Pada perencanaan
teknologi pada TPST maka ada beberapa kriteria antara lain :
Fasilitas TPST terdiri dari :
a. Luas lahan yang paling baik mendekati 1.000 m2 untuk keperluan
lahan pengkomposan, kantor pengendalian, pemilahan (conveyor),
area daur ulang dan gudang penyimpanan.
b. Bangunan pelindung untuk :
Areal pemilahan
Areal pengkomposan
Kantor pengendali
Gudang penyimpanan
c. Peralatan mesin pendukung :
Pencacah organik
Pengayak kompos
Belt Conveyor
d. Buffer Zone

Karakteristik proses pengkomposan :


Volume tumpukan sampah untuk pengkomposan dengan open windows
mempunyai ukuran lebar 2 meter, tinggi 1,5 meter dan panjang minimal 2
meter (dapat lebih dari ini sesuai lahan yang ada).
Volume tumpukan sampah untuk pengkomposan dengan metode caspary
lebar 1 meter, panjang 1 meter, dan tinggi 1 meter.
Volume tumpukan sampah untuk pengkomposan dengan metode open bin :
lebar 1 meter, panjang 2 meter, dan tinggi 1 meter.
Data yang dibutuhkan :
- Jumlah warga yang terlayani
- Jumlah sampah yang akan diolah di TPST.
- Tersedianya data komposisi sampah.

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Perencanaan teknologi pengolahan sampah skala kawasan dilakukan pada beberapa


tahapan :
Penentuan wilayah/jumlah warga yang akan dilayani
Dari penelitian komposisi dan timbulan sampah, dapat diperkirakan jumlah
sampah yang harus diolah yang terdiri dari jumlah sampah organik dan
sampah non organik.
Bersama-sama warga menentukan metoda atau teknologi yang akan
diterapkan, untuk pengkomposan sampah ada beberapa pilihan : teknologi
open windrows, teknologi caspary dan open bin sesuai dengan tenaga dan
biaya yang ada.
Menentukan layout dari TPST dengan memperhatikan jumlah sampah
organik yang akan dikomposkan, metode yang akan digunakan, dan bentuk
lahan yang ada.
Menentukan organisasi pengelola
Penyusunan anggaran investasi sesuai harga satuan setempat
Penyusunan anggaran operasi pengumpulan yang terdiri dari :
- Biaya tetap : Pegawai, Asuransi, Pemeliharaan
- Biaya variabel : Bahan bakar, Listrik

3.5 PENGANGKUTAN
3.5.1 Metode Pengangkutan
Sistem pengumpulan sampah yang dipergunakan mempengaruhi batasn
sistem pengangkutan, karena yang dimaksudkan di sini adalah pengangkutan
sampah (setelah proses pengumpulan) dengan kendaraan ke:
a. TPST3R
b. Instalasi pengolahan dan ke TPA untuk membuang residunya.

3.5.2 Sistem Pengangkutan Komunal


Sistem pengangkutan komunal dilakukan dengan:
a. Penghasil sampah membawa sendiri sampahnya ke tempat penampungan
komunal.
b. Jenis tempat penampungan komunal yang digunakan akan mempengaruhi
jenis kendaraan yang digunakan untuk mengangkut sampah ke TPA.
c. Bila tempat penampungan komunal tersebut stasioner tetapi dapat
dipindahkan/ diangkat secara mekanis, pengangkutan sampah menggunakan
compactor truk , armroll truk atau multy loader truk, tergantung jenis
container yang digunakan.
d. Untuk TPST3R yang permanen (dari pasangan bata) atau peralatan,
pengangkutan ke TPA dilakukan dengan kendaraan truk/ dump truk (tripper
truk) atau compctor truk (pemuatan ke truk secara manual).

3.5.3 Peralatan
Kombinasi peralatan agar pengangkutan sampah dapat berlangsung secara efisien:
1. Peralatan sistem pelayanan komunal.
Terdapat beberapa kombinasi yang dapat dipergunakan seperti:

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sistem komunal dengan bak sampah permanen dari pasangan batu bata.
Pewadahan di sumber sampah sebaiknya yang mudah dibawa dengan
volume tidak terlalu besar karena penghasil sampah harus membawa sendiri
sampahnya ke transfer depo. Masyarakat sebaiknya memasukkan
sampahnya kedalam kantong plastik yang telah dipilah untuk mempercepat
dan memudahkan pemuatan ke truk sebelum ke pengumpulan komunal.
Transfer depo berupa peralatan terbuka disudut/ mulut gang/ jalan
lingkungan, tetapi sampah dari rumah tangga tersebut harus dimasukkan
dalam kantong plastik (dapat menggunakan kantong plastik bekas belanja
atau kantong plastik yang sekali pakai) supaya tidak berserakan. Namun bila
menggunakan peralatan, waktu meletakkan kantong sampah ini harus tetap
jadwalnya, 2 atau 3 kali seminggu. Demikian pula waktu pengambilan oleh
petugas kebersihan juga harus tepat waktunya dan dalam hari tersebut
rumah tangga hanya boleh membuang sampahnya sekali saja pada jam yang
telah ditentukan. Tujuannya agar tidak ada kesan seperti bungkusan sampah
sepanjang hari karena warga membuang sampahnya sembarangan
waktunya. Di negara maju, cara meletakkan sampah dalam kantong plastik
biasa dilakukan, tetapi harus disiplin dalam hal petugas kebersihan yang
mengambilnya dari transfer depo tersebut.
Sampah dari transfer depo diangkut ke TPST3R dengan menggunakan
kendaraan truk atau dump truk/ compactor truk.
Tempat pengumpulan sampah komunal yang dapat dipindahkan/ bergerak:
Gerobak sebagai tempat pengumpulan sampah komunal. Gerobak
kosong ditempatkan pada mulut gang atau pelataran lainnya untuk
melayani beberapa rumah tangga dan masyarakat membuang
sampahnya langsung kedalam gerobak tersebut selanjutnya petugas
akan menarik gerobak untuk ditransfer ke kendaraan pengangkut
sampah dan membuangnya ke TPA.
Kontainer kecil (1 m3) sebagai tempat pengumpulan sampah
komunal. Kontainer diletakkan pada pinggir jalan atau mulut gang
untuk melayani suatu lingkungan/ sejumlah rumah tangga dan
masyarakat membuang sampahnya pada kontainer tersebut. Untuk
mengangkut sampah dalam kontainer tersebut diperlukan kendaraan
yang secara mekanis dapat mengangkat dan mengosongkan isi
kontainer tersebut. Kendaraan yang biasa digunakan adalah
compactor truk yang dilengkapi dengan sistem pemuatan dari
belakang atau dari depan (tipe front loading) dan ada pula yang
pemuatannya dari samping.
Cara pelayanan komunal lainnya adalah dengan menggunakan kendaraan
truk/ dump truk atau compactor truk yang mendatangi suatu lingkungan/
pemukiman dan berhenti pada titik yang sudah direncanakan sambil
memanggil warga untuk membuang sampahnya dengan menggunakan lagu-
lagu atau memanggil warga untuk membuang sampahnya dengan
menggunakan pengeras suara atau lonceng yang khas pada jam-jam tertentu

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

pula. Route pengumpulan harus tetap. Selanjutnya sampah langsung


diangkut ke TPST3R untuk diolah dan ke TPA untuk membuang residunya.

3.5.4 Peralatan Pengangkutan


Peralatan pengangkutan antara lain:
1. Truk
2. Dump truk (tipper truk)
3. Compactor truk
4. Armroll truk
5. Multy loader truk
6. Transfer trailer (untuk mengangkut sampah dari transfer stasiun ke TPA)
Pemilihan peralatan tersebut harus memperhatikan segi-segi kemudahan,
kecepatan, pembiayaan, kesehatan, estetika serta kondisi setempat. Dari segi
kemudahan, peralatan tersebut harus dapat dioperasikan dengan mudah dan cepat,
sehingga biaya operasi menjadi murah.
Dari segi pembiayaan, peralatan tersebut harus kuat dan tahan lama,
kapasitasnya besar dan biaya investasi rendah. Dari segi kesehatan dan estetika,
peralatan harus dapat mencegah berkembangnya lalat, tikus atau binatang-binatang
lain dan tersebarnya bau busuk serta tetap terlihat indah/ bersih.
Kondisi setempat yang perlu diperhatikan dalam pemilihan peralatan antara lain:
1) Kondisi jalan baik lebar maupun kekuatan/ klasnya.
2) Topografi.
3) Lalu lintas.
4) Skill, spare part dan bengkel perawatan.

3.5.5 Rute Pengangkutan


1. Penentuan titik pengambilan
Untuk menentukan titik pengambilan perlu adanya peta daerah pelayanan dan peta
timbunan sampah.
a. Peta ini menunjukkan batas daerah yang akan dilayani dan kemungkinan
perkembangannya yang memuat data-data antara lain:
1) Luas wilayah kota
2) Luas daerah yang dilayani
3) Jumlah penduduk yang dilayani
4) Jumlah sampah yang harus dilayani setiap hari
b. Peta timbunan sampah
Peta ini menunjukkan lokasi titik pengumpul/ timbunan sampah yang harus
dilayani oleh para petugas kebersihan antara lain:
1) Lokasi stasiun pemindahan/ TPS
2) Lokasi kontainer besar
3) Lokasi pasar
4) Lokasi daerah pertokoan
5) Lokasi bangunan besar/ khusus yang diperkirakan menghasilkan
sampah lebih dari 1 m3, misalnya: rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan,
kantor-kantor besar dan lain-lain.

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2. Operasi pengangkutan
Untuk pengumpulan sampah yang harus dilakukan dengan sistem stasiun
pemindahan (transfer depo) pola pengangkutan sebagai berikut:
a. Kendaraan angkutan keluar dari pool langsung menuju lokasi TD dan
dari TD sampah-sampah tersebut diangkut ke tempat pembuangan
sampah terpadu (TPST).
b. Dari TPST kendaraan tersebut kembali ke TD untuk pengambilan/
pengangkutan pada rit berikutnya.
c. Pada jadwal yang telah ditentukan, sampah yang telah dipilah diangkut
ke TPA dari TPST.
d. Pada rit terakhir sesuai dengan yang ditentukan, kendaraan tersebut
langsung kembali ke pool.
e. Jenis kendaraan yang dipakai umumnya adalah truk biasa atau dump
truk.
Untuk pengumpulan sampah dengan sistem kontainer besar, pola angkutan dan
jenis kendaraan sebagai berikut:
Kendaraan keluar dari pool langsung menuju lokasi kontainer pertama.
Untuk mengambil/ mengangkut ke TPST3R, kendaraan tersebut dengan kontainer
kosong kembali menuju lokasi berikutnya dan sekaligus menurunkan kontainer
yang kosong dan mengambil kontainer yang penuh untuk dibawa ke TPST3R.
Setelah sampah dipilah dan sebagian diolah di TPST3R sampah baru dibawa ke
TPA. Lalu pada trip terakhir setelah selesai melakukan tugas kendaraan tersebut
kembali ke pool. Jenis kendaraan yang dipakai adalah jenis kontainer truk (armroll
truk) atau multy loader dengan kontainer.

3.6 Metode Pembuangan Akhir


1. Sistem sanitary landfill (SLF)
Merupakan suatu cara pembuangan dengan meratakan dan memadatkan sampah
yang dibuang serta menutupnya lagi dengan lapisan tanah setiap hari akhir operasi.
a) Metode trench
Pada lokasi perlu disiapkan parit galian sampah dipadatkan dalam parit
galian. Tanah penutup di ambil dari bekas galian dan dipadatkan membentuk cell.
Lebar parit minimum 2x lebar peralatan pemadat dengan kedalaman 4,5 m. Dasar
parit mempunyai kemiringan ke satu arah dan sekeliling parit di buat saluran
drainase dan tanah galian dapat digunakan sebagai tanggul sementara. Air tanah
cukup dalam dan kondisi tanahnya datar atau sedikit miring.
b) Metode area
Sampah yang akan ditimbun di sebar dan diratakan serta dipadatkan pada
tanah asli dan tanah penutup dipadatkan di atas sampah yang telah dipadatkan.
Metode ini digunakan pada tanah yang datar atau agak miring, dapat juga dibekas
lubang galian yang cukup besar, bekas tambang. Jumlah sampah yang dapat
dilayani besar, daerah kerjanya luas, timbulan sampah padat berikutnya
ditempatkan diatas lapisan terdahulu.
c) Metode ramp atau progressive slope

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sampah diratakan dan dipadatkan secara miring, untuk operasi esok harinya
disiapkan sedikit galian didepan yang sudah dipakai. Teknik ini efisien untuk
timbunan sampah satu lapis sesuai ketinggian yang direncanakan. Operasi SLF
dapat juga dilakukan secara kombinasi antara metode trench bagian bawah dan
metode area atasnya.

2. Sistem improved sanitary landfill


Sistem ini merupakan pengembangan sistem sanitary landfill, dimana seluruh
leachate yang dihasilkan akan dikumpulkan dan ditampung untuk kemudian
dilakukan pengolahan on-site atau dialirkan ke sewerage untuk diolah pada suatu
instalasi air buangan off-site sebelum effluent dibuang. Sebelum digunakan, dasar
TPA dibuat kedap air dengan memberi lapisan tanah liat setebal 60 cm yang padat
sehingga permeabilitas lapisan kecil dan atau ditutup dengan lembaran karet atau
plastik khusus. Pada bagian dasar dipasang sistem perpipaan untuk menyalurkan
cairan leachate.

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB IV
PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

4.1 KUALITAS dan KUANTITAS


Sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh
berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting yang
mempengaruhi sampah antara lain:
1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak
penduduk, semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun
berpacu dengan laju pertambahan penduduk.
2. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi
masyarakat, semakin banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang
tiap harinya. Kualitas sampahnya pun semakin banyak yang bersifat non
organik atau tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini,
tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta
keasadaran masyarakat akan persoalan persampahan. Peningkatana
kesejahteraan inipun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan
pemabaharuan terhadap bangunan-bangunan, transportasipun bertambah
dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.
3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun
kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara
pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam dapat
mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya.

4.1.1 PROYEKSI PENDUDUK


Perencanaan Pengelolaan Persampahan Kabupaten Karanganyar dilakukan
dengan selang waktu 20 tahun dengan cakupan pelayanan 60% untuk tahun 2020
dan mengalami peningkatan per 5 tahun sebesar 5%, sehingga target pelayanan
mencapai angka 75% ditahun 2040. Perkiraan perkembangan jumlah penduduk
diproyeksikan untuk masa 20 tahun yang akan datang . Proyeksi perkembangan
penduduk menggunakan rumus yang sesuai dengan pola kecenderungannya, yaitu
dengan cara dilakukan pengujian terhadap data jumlah penduduk terdahulu
menggunakan standar deviasi atau koefisien korelasi. Laju pertumbuhan diperoleh
berdasarkan data perkembangan jumlah penduduk 3 tahun kebelakang (2010-2020).
Terdapat 3 (tiga) metode yang digunakan dalam proyeksi penduduk dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 18/ PRT/ M/ 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yaitu metode

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Aritmatik, Geometrik dan Least Square. Metode yang menghasilkan nilai standar
deviasi terkecil (mendekati nol) pada Backward Projection selanjutnya akan
digunakan sebagai metode proyeksi penduduk pada Forward Projection. Berikut
adalah tabel 4.1 data jumlah penduduk Kabupaten Karanganyar tahun 2010 hingga
2020.

Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Kabupaten Karanganyar tahun 2010-2020

Tahun Jumlah Pertumbuhan Penduduk


Penduduk Jiwa Persen
*1 *2 *3 = *2(n) - *4 = *3 /
*2(n-1) *2
2010 814907 - -
2011 823486 8579 1,04%
2012 831916 8430 1,01%
2013 840171 8255 0,98%
2014 848255 8084 0,95%
2015 856181 7926 0,93%
2016 863975 7794 0,90%
2017 871585 7610 0,87%
2018 879278 7693 0,87%
2019 886389 7111 0,80%
2020 893671 7282 0,81%
Jumlah 78.764 9%
Rerata 7.876 1%

Rata-rata pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 sampai 2020


P 20P 010
Ka=
20202010
893671814907
Ka= =7876,4 makadibulatkan menjadi7876
20202010

Keterangan: P20 : jumlah penduduk pada tahun 2020


P10 : jumlah penduduk pada tahun 2010

Persentase pertambahan penduduk rata-rata per tahun :


9
r= =0,9
10

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1. Proyeksi Hitung Mundur (Backward Projection)


1) Metode Aritmatik
a) Proyeksi
Tabel 4.2 Proyeksi Aritmatik (Backward Projection)

Tahun Jumlah
Penduduk Proyeksi Aritmatik

*1 *2 *3
2010 814907 822783
2011 823486 831362
2012 831916 839792
2013 840171 848047
2014 848255 856131
2015 856181 864057
2016 863975 871851
2017 871585 879461
2018 879278 887154
2019 886389 894265
2020 893671 901547
Jumlah 9496450
Rerata 863314

Contoh perhitungan proyeksi penduduk:


Pn=Po+ Ka ( Ta )

Po=PnKa ( Ta )

P10=P207876 ( 2010 )=893671+814907=76681 jiwa

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b) Standar Deviasi
Tabel 4.3 Standar Deviasi Metode Aritmatik
Jumlah Proyeksi
Tahun
Tahun Aritmatik Xi- (Xi-)^2
ke- Penduduk
(Xi)
*5 =
*1 *2 *3 *4 *6 = *5 ^ 2
*4 -
2010 -
1 40.53 1.642.732.484,0
814907 822.783 1 4
2011 823486 -
2 31.95 1.020.907.066,3
831.362 2 1
2012 831916 -
3 23.52
839.792 2 553.267.377,22
2013 840171 -
4 15.26
848.047 7 233.070.185,86
2014 5 848255 856.131 -7.183 51.590.265,13
2015 6 856181 864.057 743 552.589,50
2016 7 863975 871.851 8.537 72.886.577,86
2017 16.14
8
871585 879.461 7 260.737.352,40
2018 23.84
9
879278 887.154 0 568.362.938,31
2019 30.95
10
886389 894.265 1 957.986.910,95
2020 38.23 1.461.790.094,9
11
893671 901.547 3 5
Jumlah 66 - 9.496.450 0 6.823.883.843
Rerata - - 863.314 0 620.353.077
Standar Deviasi 10168,19

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Contoh perhitungan:


2
( X i X ) =
SD=
n 6823883843
11
=10168,19

2) Metode Geometrik
a) Proyeksi
Tabel 4.4 Proyeksi Geometrik (Backward Projection)
Tahun Jumlah Proyeksi
Penduduk Geometrik

*1 *2 *3
2010 814907 817083
2011 823486 824436
2012 831916 831856
2013 840171 839343
2014 848255 846897
2015 856181 854519
2016 863975 862210
2017 871585 869970
2018 879278 877800
2019 886389 885700
2020 893671 893671

Contoh Perhitungan :
Pn=Po (1+ r )n
Pn
Po=
( 1+ r )n
P20 893671
P10= = =817083 jiwa
1,00910
(2010)
(1+0,009)

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b) Standar Deviasi

Tabel 4.5 Standar Deviasi Metode Geometrik


Jumlah Proyeksi
Tahun
Tahun Pendudu Geometrik Xi- (Xi-)^2
ke-
k (Xi)
*5 = *4 -
*1 *2 *3 *4 *6 = *5 ^ 2

2010 1 814907 817.083 -37.780 1.427.296.112,03
2011 2 823486 824.436 -30.426 925.731.045,68
2012 3 831916 831.856 -23.006 529.271.472,12
2013 4 840171 839.343 -15.519 240.845.372,38
2014 5 848255 846.897 -7.965 63.442.916,44
2015 6 856181 854.519 -343 117.670,88
2016 7 863975 862.210 7.348 53.987.829,16
2017 8 871585 869.970 15.108 228.237.464,87
2018 9 879278 877.800 22.937 526.117.808,40
2019 10 886389 885.700 30.837 950.948.547,48
2020 11 893671 893.671 38.809 1.506.119.152
Jumlah 66 - 9.403.485 0 6.452.115.391
Rerata - - 854.862 0 586.555.945
Standar Deviasi 24218,92

Contoh perhitungan :


2
( X i X ) =
SD=
n 6452115391
11
=24218,92

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3) Metode Least Square


a) Proyeksi
Tabel 4.6 Proyeksi Least Square (Backward Projection)
Jumlah Tahun
Proyeksi
Penduduk ke-
Tahun XY X^2
Least
(Y) (X)
Square
*5 = *3 ^
*1 *2 *3 *4 = *2 . *3 *6
2
2010 814907 1 814.907 1 4.040.988
2011 823486 2 1.646.972 4 3.510.063
2012 831916 3 2.495.748 9 2.979.138
2013 840171 4 3.360.684 16 2.448.213
2014 848255 5 4.241.275 25 1.917.288
2015 856181 6 5.137.086 36 1.386.363
2016 863975 7 6.047.825 49 855.438
2017 871585 8 6.972.680 64 324.513
2018 879278 9 7.913.502 81 -206.413
2019 886389 10 8.863.890 100 -737.338
2020 893671 11 9.830.381 121 -1.268.263
Jumlah 9409814 66 57.324.950 506 15.249.990
Rerata 855437,6364 6 5.211.359 46 1.386.363

Contoh perhitungan
#Persamaan jumlah penduduk

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

X


2

X 2
n.
n . X . Y X . Y
b=

a= +b=57324950+(6946,8.5,5)=120189,7

Maka persamaan yang didapat adalah Y=a+bx maka Y=120189,7 6946,8 X


#Proyeksi penduduk tahun 2010 :
P09 =120189,7 6946,8(04-04) = 120190 jiwa

b) Standar Deviasi
Tabel 4.6 Standar Deviasi Metode Least Square
Jumlah Proyeksi
Tahun Least
Tahun Pendudu Xi- (Xi-)^2
ke- Square
k
(Xi)
*5 = *4 -
*1 *2 *3 *4 *6 = *5 ^ 2

2010 1 814907 4.040.988 2.654.62 7.047.037.108.353
2011 2 823486 3.510.063 2.123.70 4.510.103.749.346
2012 3 831916 2.979.138 1.592.77 2.536.933.359.007
2013 4 840171 2.448.213 1.061.85 1.127.525.937.336
2014 5 848255 1.917.288 530.925 281.881.484.334
2015 6 856181 1.386.363 0 0
2016 7 863975 855.438 -530.925 281.881.484.334
2017 -
8 324.513 1.061.85 1.127.525.937.336
871585 0

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2018 -
9 -206.413 1.592.77 2.536.933.359.007
879278 5
2019 10 886389 -737.338 -2.123.7 4.510.103.749.346
2020 11 893671 -1.268.263 -2.654.62 7.047.037.108.353
15.249.99 31.006.963.276.75
Jumlah 66 9409814 0
0 2
Rerata 6 855437,63 1.386.363 0 2.818.814.843.341
Standar Deviasi 685421,38


2
( X i X ) =
SD=
n 7.047 .037 .108 .353
11
=800399,7358

3) Perbandingan Hasil Proyeksi Mundur


Tabel 4.8 Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan Mundur
Jumlah Hasil Perhitungan Mundur
Tahun Pendudu Aritmati Geometri Least
k k k Square
*1 *2 *3 *4 *5
2010 814907 822783 817.083 4.040.988
2011 823486 831362 824.436 3.510.063
2012 831916 839792 831.856 2.979.138
2013 840171 848047 839.343 2.448.213
2014 848255 856131 846.897 1.917.288
2015 856181 864057 854.519 1.386.363
2016 863975 871851 862.210 855.438
2017 871585 879461 869.970 324.513
2018 879278 887154 877.800 -206.413
2019 886389 894265 885.700 -737.338
2020 893671 901547 893.671 -

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1.268.263
Jumla 15.249.99
9.403.485
h 9409814 9496450 0
STANDAR 685421,3
10168,19 24218,92
DEVIASI 8

Hasil perhitungan mundur proyeksi penduduk untuk Kabupaten


Karanganyar dengan metode aritmatik menunjukkan nilai standar deviasi terkecil,
dengan demikian metode aritmatik digunakan untuk memproyeksikan penduduk 20
tahun mendatang.

d) Proyeksi Hitung Maju(Forward Projection)


Tabel 4.9 Tabel Proyeksi Hitung Maju dengan Metode Aritmatik
Jumlah
Tahun
Penduduk

2020 893671

2021 901.714

2022 909.829

2023 918.018

2024 926.280

2025 934.617

2026 943.028

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2027 951.515

2028 960.079

2029 968.720

2030 977.438

2031 986.235

2032 995.111

2033 1.004.067

2034 1.013.104

2035 1.022.222

2036 1031421,844

2037 1040704,641

2038 1050070,982

2039 1059521,621

2040 1069057,316

Grafik 4.1 Grafik Proyeksi Penduduk Kabupaten Karanganyar

JUMLAH PENDUDUK
Kab. Karanganyar
1100000
1050000
1000000
950000
JUMLAH PENDUDUK 900000
850000
800000

TAHUN

4.1.2 Timbulan Sampah

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang dihasilkan per orang/hari


dalam satuan volume maupun berat. Besar timbulan sampah adalah 350
gram/hari/orang. Besarnya persentase tingkat pelayanan pada tahun 2020 yaitu
65% dan per 5 tahun akan meningkat 5%. Maka pada tahun 2040 menjadi 75%.
Berikut merupakan perkiraan timbulan sampah pada tahun 2040.
Tabel 4.10 Timbulan Sampah Kabupaten Karanganyar

Timbulan Sampah Tahun 2040 saat pelayanan mencapai 75%


SAMPAH DOMESTIK
Jumlah
Sumber
Jumlah/Unit Pendudu Jumlah Jumlah Volume Berat Volume Berat Total
Sampah
k Total Orang KK (l) (Kg) Total (l) (Kg)
Rumah 18% 801793 144322,737 28864,5475 2,25 350 324726,1597 50512958,17

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Permane
n 6 3
R.Semi
Permane 176394,457 35278,8914
n 22% 801793 1 2 2 300 352788,9142 52918337,14
R. Non
Permane 481075,792 96215,1584
n 60% 801793 1 3 1,75 250 841882,6362 120268948
JUMLAH TOTAL 160358,5974 1519397,71 223700243,3

SAMPAH NON DOMESTIK


Panjan Berat
Jumlah/Uni Volume Berat
Sumber Sampah Jumlah Luas g Jalan Volume Total
t (Liter) (Gram)
Populasi (m) (m) Total (l) (Kg)
Kantor (15-20
20
Unit) 11.465 0,5 25 114650 5732500
Toko/Ruko (25-
75
125 Unit) 723 2,5 150 135562,5 8133750
Sekolah (5-10 Unit) 10 148000 0,1 10 148000 14800000
Jalan (50-150 km) 80 0,1 20 8000 1600000
Pasar (2-4 Unit) 2 53 500 1000 0,2 100 10600 5300000
JUMLAH TOTAL 416812,5 35566250

No Jenis Sampah Total Volume (l) Total Berat (Kg)


1 Sampah Domestik 1519397,71 223700243,3
2 Sampah Non Domestik 416812,5 35566250
Total 1936210,21 259266493,3

4.1.3. Komposisi Sampah


Pengelompokan berikutnya yang juga sering dilakukan adalah berdasarkan
komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat (biasanya berat basah) atau %
volume (basah) dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan,
dan lain-lain. Komposisi dan sifat -sifat sampah menggambarkan keanekaragaman
aktivitas manusia.
Berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya, sampah dapat digolongkan
sebagai berikut:
Sampah mudah busuk (organik) seperti sisa makanan, daun, sampah kebun,
sampah pasar, sampah pertanian, dan lain-lain

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sampah yang tidak membusuk (anorganik), seperti plastik, kertas, karet,


gelas, logam, kaca, dan sebagainya
Sampah yang berupa debu dan abu.
Tabel 4.1.3.1 Prosentase Komposisi Sampah Kabupaten Karanganyar
SUMBER
Pemilaha Prosentas
Material Residu Hasil
n e
*3 = 100% - *5 = *3 .
*1 *2 *4
*2 *4
Organik 60% 40% 71,80% 28,72%
Kertas 80% 20% 12,50% 2,50%
Plastik 55% 45% 7,50% 3,38%
Logam 95% 5% 1,00% 0,05%
Kaca/Gela
80% 20% 0,90% 0,18%
s
Karet 10% 90% 0,70% 0,63%
Kain 10% 90% 1,80% 1,62%
B3 0% 100% 3,80% 3,80%
TOTAL 40,88%
Masuk TPS 3R 40,88%
Anorganik 2,48%
Lain lain 5,88%
B3 3,80%

TPS3R
Material Pemilahan Prosentase Hasil Residu
*1 *2 *3 *4 = *2 . *3 *5 = *3 - *4
Organik 75% 28,72% 21,54% 7,18%
Anorganik 75% 2,48% 1,86% 0,62%
Lain - lain 50% 5,88% 2,94% 2,94%
B3 0% 3,80% 0,00% 3,80%
Masuk TPA 14,54%
Anorganik 0,62%
Lain - lain 2,94%
B3 3,80%

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

TPA/IPST
Material Prosentase Pemilahan Hasil Landfil
*1 *2 *3 *4 = *2 . *3 *5 = *2 - *4
Organik 7,18% 50% 3,59% 3,59%
Anorganik 0,62% 0,62%
Lain - lain 2,94% 2,94%
B3 3,80%
Masuk Landfill 7,15%

Tabel 4.1.3.2 Berat Domestik Kabupaten Karanganyar Tahun 2040

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.1.3.4 Timbulan Sampah Kecamatan Kabupaten Karanganyar Tahun 2040


Tingkat Penduduk
No Penduduk Timbulan
Tahun Pelayanan Terlayani
. Sampah
Jiwa % Jiwa
*1 *2 *3 *4 *5 = *3 . *4 *6 = *5 . 0,35
1 2020 893671 60% 536203 187670,91
2 2021 901.714 60% 541028 189359,9482
3 2022 909.829 60% 545898 191064,1877
4 2023 918.018 60% 550811 192783,7654
5 2024 926.280 60% 555768 194518,8193
6 2025 934.617 65% 607501 212625,2794
7 2026 943.028 65% 612968 214538,9069
8 2027 951.515 65% 618485 216469,7571
9 2028 960.079 65% 624051 218417,9849
10 2029 968.720 65% 629668 220383,7468
11 2030 977.438 70% 684207 239472,3697
12 2031 986.235 70% 690365 241627,6211
13 2032 995.111 70% 696578 243802,2697
14 2033 1.004.067 70% 702847 245996,4901
15 2034 1.013.104 70% 709173 248210,4585
16 2035 1.022.222 75% 766666 268333,235
17 2036 1031421,844 75% 773566 270748,2341
18 2037 1040704,641 75% 780528 273184,9682
19 2038 1050070,982 75% 787553 275643,6329
20 2039 1059521,621 75% 794641 278124,4256
21 2040 1069057,316 75% 801793 280627,5454

Grafik 4.1.3.5 Persentase Sampah Berdasarkan Berat

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Prosentase Sampah Berdasarkan Berat


2%
1%
Organik Kertas
1% 4% Plastik Logam
1% Kaca/Gelas Karet
7% 72% Kain B3
13%

Pada perencanaan ini kita juga menghitung timbulan per rumah. Seperti kita ketahui jumlah
penduduk di tahun 2040 berjumlah 1069057,316 dan setiap rumah berjumlah 5 org/rumah.
Jadi dapat kita simpulkan jika kecamatan di Kabupaten Karanganyar ke depan berjumlah
801792,9869. Berikut timbulan berdasarkan jenis kecamatan.

Tabel 4.15 Timbulan Per Kecamatan

Luas Rasio Luas Jumlah


Timbulan Sampah
No Kecamatan Wilayah Wilayah Penduduk Jumah KK
Km2 Kelurahan Jiwa kg/hari 3
m /hari
41843,08 14645, 133,7118
1 Jatipuro 40,365 0,052186898 883 08 961 6973,848138
69624,45 24368, 222,4887
2 Jatiyoso 67,165 0,086835947 339 56 774 11604,07557
57708,52 20197, 184,4107
3 Jumapolo 55,67 0,071974349 855 98 83 9618,088092
55459,06 19410, 177,2225
4 Jumantono 53,5 0,069168811 732 67 057 9243,177886

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

27221,59 9527,5 86,98809


5 Matesih 26,26 0,033950897 08 57 343 4536,9318
72563,26 25397, 231,8799
6 Tawangmangu 70 0,090501248 565 14 139 12093,87761
67732,62 23706, 216,4433
7 Ngargoyoso 65,34 0,08447645 539 42 368 11288,7709
35359,04 12375, 112,9917
8 Karangpandan 34,11 0,044099965 273 66 695 5893,173789
44574,57 15601, 142,4405
9 Karanganyar 43 0,055593624 747 1 186 7429,096245
28610,65 10013, 91,42693
10 Tasikmadu 27,6 0,035683349 903 73 75 4768,443171
26433,76 9251,8 84,47054
11 Jaten 25,5 0,032968312 106 16 008 4405,626843
16171,24 5659,9 51,67609
12 Colomadu 15,6 0,020168849 206 35 511 2695,20701
58879,90 20607, 188,1539
13 Gondangrejo 56,8 0,073435298 699 97 873 9813,317831
37795,09 13228, 120,7763
14 Kebakkramat 36,46 0,047138221 522 28 095 6299,182537
55251,74 19338, 176,5599
15 Mojogedang 53,3 0,068910236 37 11 916 9208,62395
48513,72 16979, 155,0282
16 Kerjo 46,8 0,060506548 618 8 853 8085,62103
58050,61 20317, 185,5039
17 Jenawi 56 0,072400998 252 71 312 9675,102087
801792,9 28062 2562,173
Total 773,47 1 869 7,5 672 133632,1645

Lalu ada juga timbulan sampah yang berasal dari luar rumah seperti kantor, toko/ruko,
sekolah, jalan dan pasar. Jumlah timbulannya yaitu:

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.16 Timbulan Selain Rumah

4.2 Tingkat dan Daerah Pelayanan


Perencanaan Pelayanan Pengelolaan Persampahan Kabupaten Karanganyar
pada tahun 2020 adalah 60% dari total jumlah penduduk. Target pelayanan ini
mengalami peningkatan sebesar 5% per 5 tahun sehingga pada tahun rencana
(2040), ditargetkan persentase pelayanan telah mencapai 75%. Jumlah penduduk
terlayani pada tahun rencana adalah 1069057,316 jiwa. Dari jumlah penduduk
tersebut, dilakukan pembagian blok berdasarkan kelurahan untuk mempermudah
dalam perencanaan pengelolaan persampahan. Direncanakan, Kabupaten
Karanganyar, dibagi atas 17 blok, dimana setiap blok terdiri beberapa TPS 3R. Dan
setiap TPS 3R terdiri banyak KK serta diasumsikan setiap KK terdiri dari 6 jiwa.
Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut;
Luas
Rasio Luas Jumlah Timbulan
Wilaya
No Kecamatan Wilayah Penduduk Sampah
h
Km2 Kelurahan Jiwa kg/hari m3/hari
133,711
1 Jatipuro 40,365 0,05218689 41843,088 14645 8961
2 Jatiyoso 67,165 0,08683594 69624,453 24368, 222,488

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

56 7774
20197, 184,410
3 Jumapolo 55,67 0,07197434 57708,528 98 783
19410, 177,222
4 Jumantono 53,5 0,06916881 55459,067 67 5057
9527,5 86,9880
5 Matesih 26,26 0,03395089 27221,59 57 9343
25397, 231,879
6 Tawangmangu 70 0,09050124 72563,265 14 9139
23706, 216,443
7 Ngargoyoso 65,34 0,08447645 67732,625 42 3368
12375, 112,991
8 Karangpandan 34,11 0,04409996 35359,042 66 7695
15601, 142,440
9 Karanganyar 43 0,05559362 44574,577 1 5186
10013, 91,4269
10 Tasikmadu 27,6 0,03568334 28610,659 73 375
9251,8 84,4705
11 Jaten 25,5 0,03296831 26433,761 16 4008
5659,9 51,6760
12 Colomadu 15,6 0,02016884 16171,242 35 9511
20607, 188,153
13 Gondangrejo 56,8 0,07343529 58879,906 97 9873
14 Kebakkramat 36,46 0,04713822 37795,095 13228 120,77
15 Mojogedang 53,3 0,06891023 55251,743 19338 176,5
16 Kerjo 46,8 0,06050654 48513,726 16979 155,02
17 Jenawi 56 0,07240099 58050,612 20317 185,50
Total 773,47 1 801792,98 280627 2562,1

Jumlah
Blok
No Transfer
Kecamatan Penduduk KK
Depo
*1 *2 *3 *4 = *3 / 6 *5 = *4 / 50
41843,0888 6973,84813
139,4769628
1 Jatipuro 3 8
69624,4533 11604,0755
232,0815113
2 Jatiyoso 9 7
57708,5285 9618,08809
192,3617618
3 Jumapolo 5 2
55459,0673 9243,17788
184,8635577
4 Jumantono 2 6
5 Matesih 27221,5908 4536,9318 90,738636
72563,2656 12093,8776
241,8775522
6 Tawangmangu 5 1

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

67732,6253
11288,7709 225,775418
7 Ngargoyoso 9
35359,0427 5893,17378
117,8634758
8 Karangpandan 3 9
44574,5774 7429,09624
148,5819249
9 Karanganyar 7 5
28610,6590 4768,44317
95,36886343
10 Tasikmadu 3 1
26433,7610 4405,62684
88,11253686
11 Jaten 6 3
16171,2420
2695,20701 53,9041402
12 Colomadu 6
58879,9069 9813,31783
196,2663566
13 Gondangrejo 9 1
37795,0952 6299,18253
125,9836507
14 Kebakkramat 2 7
15 Mojogedang 55251,7437 9208,62395 184,172479
48513,7261
8085,62103 161,7124206
16 Kerjo 8
58050,6125 9675,10208
193,5020417
17 Jenawi 2 7
801792,986 133632,164
2672,64329
Total 9 5

4.3. Pengelolaan Sampah Di Sumber


4.3.1. Perencanaan Pewadahan

a. Pola penampungan
Pola penampungan atau pewadahan disumber menggunakan pola individual
langsung dimana sampah diangkut ke setiap rumah menggunakan kontainer yang
dianggap sebagai Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS dan TPS 3R).

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Gambar 4.2. Sistem Pengangkutan Individual Langsung

b. Perhitungan Pewadahan pada Sumber


Dalam hal pemilahan sampah, wadah individual yang disediakan oleh
masyarakat dibedakan berdasarkan jenis sampah yang dipilah dengan menggunakan
4 warna yaitu :
- Warna hijau untuk sampah organik
- Warna kuning untuk sampah anorganik (Kertas, Plastik)
- Warna coklat untuk sampah lain lain ( logam, kaca, gelas, karet, kain)
- Warna merah untuk sampah berbahaya/B3
- Wadah yang digunakan disesuaikan dengan yang ada dipasaran dengan
memiliki volume minimal 14L untuk organik, 7L untuk anorganik dan 1L untuk B3.
Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Pewadahan Pada Rumah Tangga


Durasi Volume
Asumsi Timbulan Berat Volume
Pengam Bak
Persen Timbulan Sampah Jenis Sampah
Materi bilan Sampah
Komponen
KK / Kg / KK / L /
Kg / Hari Kg / m Hari L
Hari Hari

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

*6 = (*4
*3 = *4 = *2 .
*1 *2 *5 / *5) . *7 *8
0,35 . 6 *3
1000
Organik 71,80% 2,10 1,51 120,3 12,53 2 25,07

Kertas 12,50% 2,10 0,26 89,71 2,93 2 5,85


Plastik 7,50% 2,10 0,16 65,68 2,40 2 4,80
Logam 1,00% 2,10 0,02 160,19 0,13 2 0,26
Kaca/gela
s 0,90% 2,10 0,02 195,43 0,10 2 0,19
Karet 0,70% 2,10 0,01 129,75 0,11 2 0,23
Kain 1,80% 2,10 0,04 65,68 0,58 2 1,15
B3 3,80% 2,10 0,08 200 0,40 2 0,80
Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Organik Tiap KK 25,07
Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Anorganik Tiap KK 10,65
Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Lain - lain Tiap KK 1,83
Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah B3 Tiap KK 0,80
Total Volume Sampah Tiap KK 38,35

Contoh perhitungan :
Timbulan Per KK : Timbulan per orang x jumlah orang per KK
: 0,35 Kg/Org/Hari x 5 orang = 1,75Kg/KK/hari
Timbulan Spesifik : Timbulan Per KK x prosentase berat
: 1,75 Kg/KK/Hari x 71,85% = 1,26Kg/Hari
Volume sampah : (Timbulan Spesifik / Berat Jenis Sampah)*1000
: (1,26 Kg/hari /120,3 Kg/m3)*1000 =10,45L
Volume Bak : Volume Sampah xDurasi Pengambilan
: 10,45 L x1 Hari= 10,45L

Tabel 4.19 Pewadahan di Rumah Semi Permanen

Materi Persen Asumsi Timbulan Berat Volume Duras Volume


Timbulan Sampah Jenis Sampah i Bak
Ambil Sampah

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Kompone KK / Kg /
Kg / Hari Kg / m KK / L / Hari Hari L
n Hari

Organik 71,85% 1,50 1,08 120,3 8,96 1 8,96

Kertas 12,45% 1,50 0,19 89,71 2,08 1 2,08

Plastik 7,60% 1,50 0,11 65,68 1,74 1 1,74

Logam 0,90% 1,50 0,01 160,19 0,08 1 0,08

Kaca/gela
s 0,90% 1,50 0,01 195,43 0,07 1 0,07

Karet 0,54% 1,50 0,01 129,75 0,06 1 0,06

Kain 1,94% 1,50 0,03 65,68 0,44 1 0,44

B3 3,82% 1,50 0,06 200 0,29 1 0,29

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Organik Tiap KK 8,96

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Anorganik Tiap KK 3,82

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Lain - lain Tiap KK 0,66

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah B3 Tiap KK 0,29

Total Volume Sampah Tiap KK 13,72

*Asumsi Volume Bak disamakan 3,43

Tabel 4.20 Pewadahan di Rumah Non Permanen

Materi Persen Asumsi Timbulan Berat Volume Sampah Durasi Volume


Bak

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sampa
Timbulan Sampah Jenis Ambil
h

Kompone KK / Kg / Kg /
Kg / Hari KK / L / Hari Hari L
n Hari m

Organik 71,85% 1,25 0,90 120,3 7,47 1 7,47

Kertas 12,45% 1,25 0,16 89,71 1,73 1 1,73

Plastik 7,60% 1,25 0,10 65,68 1,45 1 1,45

Logam 0,90% 1,25 0,01 160,19 0,07 1 0,07

Kaca/gela
s 0,90% 1,25 0,01 195,43 0,06 1 0,06

Karet 0,54% 1,25 0,01 129,75 0,05 1 0,05

Kain 1,94% 1,25 0,02 65,68 0,37 1 0,37

B3 3,82% 1,25 0,05 200 0,24 1 0,24

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Organik Tiap KK 7,47

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Anorganik Tiap KK 3,18

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Lain - lain Tiap KK 0,55

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah B3 Tiap KK 0,24

Total Volume Sampah Tiap KK 11,43

*Asumsi Volume Bak disamakan 2,86

Tabel 4.21 Pewadahan di Kantor

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Volume
Asumsi Timbulan Berat Volume Durasi Bak
Persen
Timbulan Sampah Jenis Sampah Ambil Sampa
Materi h

Kompone KK / Kg /
Kg / Hari Kg / m KK / L / Hari Hari L
n Hari

Organik 71,85% 0,13 0,09 120,3 0,75 1 0,75

Kertas 12,45% 0,13 0,02 89,71 0,17 1 0,17

Plastik 7,60% 0,13 0,01 65,68 0,14 1 0,14

Logam 0,90% 0,13 0,00 160,19 0,01 1 0,01

Kaca/gela
s 0,90% 0,13 0,00 195,43 0,01 1 0,01

Karet 0,54% 0,13 0,00 129,75 0,01 1 0,01

Kain 1,94% 0,13 0,00 65,68 0,04 1 0,04

B3 3,82% 0,13 0,00 200 0,02 1 0,02

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Organik Tiap KK 0,75

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Anorganik Tiap KK 0,32

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Lain - lain Tiap KK 0,05

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah B3 Tiap KK 0,02

Total Volume Sampah Tiap KK 1,14

*Asumsi Volume Bak disamakan 0,29

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.22 Pewadahan di Toko/ Ruko

Volum Dura Volum


Timbula
Asumsi Berat e si e Bak
Persen n
Timbulan Jenis Sampa Ambi Sampa
Materi Sampah
h l h

Kompone KK / Kg / Kg / Kg / KK / L
Hari L
n Hari Hari m / Hari

Organik 71,85% 0,75 0,54 120,3 4,48 1 4,48

Kertas 12,45% 0,75 0,09 89,71 1,04 1 1,04

Plastik 7,60% 0,75 0,06 65,68 0,87 1 0,87

Logam 0,90% 0,75 0,01 160,19 0,04 1 0,04

Kaca/gel
as 0,90% 0,75 0,01 195,43 0,03 1 0,03

Karet 0,54% 0,75 0,00 129,75 0,03 1 0,03

Kain 1,94% 0,75 0,01 65,68 0,22 1 0,22

B3 3,82% 0,75 0,03 200 0,14 1 0,14

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Organik Tiap KK 4,48

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Anorganik Tiap KK 1,91

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Lain - lain Tiap KK 0,33

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah B3 Tiap KK 0,14

Total Volume Sampah Tiap KK 6,86

*Asumsi Volume Bak disamakan 1,72

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.23 Pewadahan di Sekolah

Volume
Asumsi Timbulan Berat Volume Durasi Bak
Persen
Timbulan Sampah Jenis Sampah Ambil Sampa
Materi h

Kompone KK / Kg /
Kg / Hari Kg / m KK / L / Hari Hari L
n Hari

Organik 71,85% 0,05 0,04 120,3 0,30 1 0,30

Kertas 12,45% 0,05 0,01 89,71 0,07 1 0,07

Plastik 7,60% 0,05 0,00 65,68 0,06 1 0,06

Logam 0,90% 0,05 0,00 160,19 0,00 1 0,00

Kaca/gela
s 0,90% 0,05 0,00 195,43 0,00 1 0,00

Karet 0,54% 0,05 0,00 129,75 0,00 1 0,00

Kain 1,94% 0,05 0,00 65,68 0,01 1 0,01

B3 3,82% 0,05 0,00 200 0,01 1 0,01

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Organik Tiap KK 0,30

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Anorganik Tiap KK 0,13

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Lain - lain Tiap KK 0,02

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah B3 Tiap KK 0,01

Total Volume Sampah Tiap KK 0,46

*Asumsi Volume Bak disamakan 0,11

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.24 Pewadahan di Jalan

Volume
Asumsi Timbulan Volume Durasi
Persen Berat Jenis Bak
Timbulan Sampah Sampah Ambil
Materi Sampah

KK / L /
Komponen m / Kg / Hari Kg / Hari Kg / m Hari L
Hari

Organik 71,85% 0,02 25,87 120,3 215,01 1 215,01

Kertas 12,45% 0,02 4,48 89,71 49,96 1 49,96

Plastik 7,60% 0,02 2,74 65,68 41,66 1 41,66

Logam 0,90% 0,02 0,32 160,19 2,02 1 2,02

Kaca/gela
s 0,90% 0,02 0,32 195,43 1,66 1 1,66

Karet 0,54% 0,02 0,19 129,75 1,50 1 1,50

Kain 1,94% 0,02 0,70 65,68 10,63 1 10,63

B3 3,82% 0,02 1,38 200 6,88 1 6,88

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Organik Tiap KK 215,01

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Anorganik Tiap KK 91,62

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Lain - lain Tiap KK 15,81

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah B3 Tiap KK 6,88

Total Volume Sampah Tiap KK 329,32

*Asumsi Volume Bak disamakan 82,33

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 4.25 Pewadahan di Pasar

Volum
Asumsi Timbulan Berat Volume Durasi e Bak
Persen
Timbulan Sampah Jenis Sampah Ambil Sampa
Materi h

Kompone KK / Kg /
Kg / Hari Kg / m KK / L / Hari Hari L
n Hari

Organik 71,85% 0,50 0,36 120,3 2,99 1 2,99

Kertas 12,45% 0,50 0,06 89,71 0,69 1 0,69

Plastik 7,60% 0,50 0,04 65,68 0,58 1 0,58

Logam 0,90% 0,50 0,00 160,19 0,03 1 0,03

Kaca/gel
as 0,90% 0,50 0,00 195,43 0,02 1 0,02

Karet 0,54% 0,50 0,00 129,75 0,02 1 0,02

Kain 1,94% 0,50 0,01 65,68 0,15 1 0,15

B3 3,82% 0,50 0,02 200 0,10 1 0,10

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Organik Tiap KK 2,99

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Anorganik Tiap KK 1,27

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah Lain - lain Tiap KK 0,22

Volume Bak Sampah (L) Untuk Sampah B3 Tiap KK 0,10

Total Volume Sampah Tiap KK 4,57

*Asumsi Volume Bak disamakan 1,14

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.3.2. Rencana Reduksi Sampah di Sumber


Perencanaan reduksi sampah di sumber dilakukan dengan membuat neraca
massa di sumber untuk mengetahui timbulan sampah setelah dilakukan pemilahan.
Persentase pemilahan dilakukan sesuai dengan tabel berikut ini :
Tabel 4.26 Persentase Pemilahan Sampah Berdasarkan Komponennya

SUMBER

Material Pemilahan Residu Prosentase Hasil

*5 = *3 .
*1 *2 *3 = 100% - *2 *4
*4

Organik 60% 40% 71,80% 28,72%

Kertas 80% 20% 12,50% 2,50%

Plastik 55% 45% 7,50% 3,38%

Logam 95% 5% 1,00% 0,05%

Kaca/Gelas 80% 20% 0,90% 0,18%

Karet 10% 90% 0,70% 0,63%

Kain 10% 90% 1,80% 1,62%

B3 0% 100% 3,80% 3,80%

TOTAL 40,88%

Contoh perhitungan :

- Diketahui total timbulan sampah tahun perencanaan (2040) adalah


280627,5454 kg/hari
- Timbulan sampah organik = 280627,5454 kg/hari x 71,8%
= 201490,57 kg/hari
- Persentase sampah yang dipilah = 201490,57 kg/hari x 74%
= 149103 kg/hari
- Persentase sampah sisa pemilahan = 149103 kg/hari x 26%

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 388767 kg/hari

Tabel 4.27 Tabel Pemilahan dan Reduksi Timbulan Sampah

Timbul Sampah
Prosentase Prosentase Prosentase Residu
Sampah Sampah Terpilah
Sampah Kg/Hari Pemilahan Kg/Hari Residu Kg/Hari
*5 = *3 . *6 = 100% *7 = *3 .
*1 *2 *3 *4
*4 - *4 *6
Organik 71,80% 201490 60% 120894 40% 80596
Kertas 12,50% 35078 80% 28063 20% 7016
Plastik 7,50% 21047 55% 11576 45% 9471
Logam 1,00% 2806 95% 2666 5% 140
Kaca/Gela
0,90% 2526 80% 2021 20% 505
s
Karet 0,70% 1964 10% 196 90% 1768
Kain 1,80% 5051 10% 505 90% 4546
B3 3,80% 10664 0% 0 100% 10664
Sampah Masuk TPS3R 114706

4.3.3 Metode Pengomposan Sampah di Sumber


Pada perencanaan Pengelolaan Sampah Kabupaten Karanganyar ini,
direncanakan pengomposan sampah di sumber menggunakan metode takakura.
Metode ini adalah metode pengomposan yang dilakukan denganmenggunakan
keranjang yang dirakit dari bahan-bahan sederhana.Pada pengelolaan ini, sampah
yang dikomposkan yaitu sampah organik sebesar 16.280 kg/hari.

Gambar 4.3 Metode Takakura


4.3.4 Penjualan Sampah Di Sumber

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Direncanakan sampah yang dapat dijual dari sember adalah sampah kertas
(2059 kg/hari) dan sampah plastik (1489 kg/hari). Harga jenis sampah yang dapat
dijual dapat dilihat dalam tabel 4.28 berikut ini :
Tabel 4.28 Harga Jenis Sampah Plastik

Harga beli per Harga jual per


Komponen
Kg (Rp) Kg (Rp)

HDP
Ember E 750,00 900

HDP
Mainan E 900,00 1100

Aqua LPDE 900,00 1050

Accu LPDE - -

Infus LPDE 700 900

Karpet LPDE 375 500

Slang LPDE 700 900

PE PE 250 375

Naso PP 850 1050

Himpek PP 425 550

Atap PP 350 500

Nylex PP 950 1200

Paralon PP 250 425

Spon PS 50 75

PS PS - -

PK PS 1000 1200

Ember Hitam PVC 550 700

Ember cor (kotor) PVC 500 625

Ember cor (bersih) PVC 700 900

PVC PVC 475 600

U hitam PVC - -

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Sandal PVC 850 1000

Kabel PVC 700 900

BS PVC 700 900

Sumber: Cecep, 2012


4.4 Perencanaan Pengumpulan dan Pengangkutan
Pengumpulan sampah organik dilakukan setiap hari kecuali hari minggu.
Hal ini dilakukan untuk menghindari timbulnya bau dan lalat yang dapat
mengganggu lingkungan sekitar. Selain itu, hal tersebut untuk menjaga kebersihan
dan kesehatan lingkungan. Di sini yang digunakan sebagai alat angkutnya adalah
truk atau kontainer. Fungsi truk atau kontainer adalah alat pengangkut sampah yang
telah dikumpulkan oleh gerobak ke TPS 3R dan dari TPS 3R dibawa ke TPA.
Berikut adalah waktu yang diperlukan untuk mengangkutnya.

Jatipuro Jatiyoso Jumapolo Jumantono Matesih

TPA

Truk/

kontainer

Tabel 4.29 Contoh Jadwal Pengangkutan Sampah :

Bulan 1

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

1 2 3 4 5 6 7

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

8 9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21

22 23 24 25 26 27 28

29 30 1 2 3 4 5

Keterangan:

Jadwal Pengangkutan

4.4.1 Pola Pengumpulan (Individual Langsung)


Pengangkutan sampah untuk pengumpulan yang digunakan pola Individual
Langsung, kendaraan yang digunakan untuk pengumpulan juga langsung digunakan
untuk pengangkutan ke TPA. Dari pool, kendaraan langsung menuju ke titik - titik
pengumpulan (sumber sampah) dan setelah penuh dari titik pengumpulan terakhir
(dalam suatu rit atau trip).
Setelah menurunkan sampah di TPA, kemudian kembali ke titik
pengumpulan pertama untuk rit atau trip berikutnya, setelah penuh dari titik
pengumpulan terakhir pada rit tersebut langsung menuju ke TPA demikian
seterusnya dan akhirnya dari TPA langsung kembali ke pool.

Gambar 4.4 Metode Individual Langsung


4.4.2 Perhitungan Kebutuhan Kapasitas Kontainer
Kontainer memiliki kapasitas pengangkutan 6 m3/ritasi. Perhitungan jumlah
alat pengumpul didasarkan atas timbulan sampah organik. Hal ini dilakukan karena
pengumpulan sampah organik dilakukan dengan frekuensi 1 hari atau dengan
frekuensi waktu pengumpulan yang lebih sering dibandingkan dengan sampah

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

anorganik dan sampah B3. Dengan menggunakan faktor pemadatan 1,2 (Pergub
DIY No.21 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penanganan Sampah) maka didapatkan
volume sampah yang dapat diangkut kontainer setiap harinya adalah :
Kapasitas alat = Kap.Gerobak (m3/rit) x faktor pemadatan
= 6 m3/rit x 1,2
= 7,2 m3/rit
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa satu unit alat pengumpul mampu
melayani 7,2 m3/rit, jika diketahui 1 blok terdiri dari 250 kk atau titik pengumpulan
(berdasarkan perhitungan pewadahan tiap blok) memiliki volume timbulan sampah
organik 32,8 m3/harinya, maka diperlukan 5 kali ritasi untuk melayani
pengumpulan setiap bloknya.
4.4.3 Perhitungan Waktu Ritasi
Jika diasumsikan jarak atara titik pengumpulan adalah 100 m, jarak TPS 3R
ke titik pengumpulan 250 m, kecepatan Truck Container40 km/jam atau 11,1 m/s,
waktu loading-unloading 30 detik. Maka waktu yang diperlukan untuk satu kali
ritasi adalah :
a. Waktu tempuh alat pengumpul dari TPS 3R ke titik pengumpul
jarak tempu h(m) 250 m
Tn= = =22,52
m m detik
kecepatan( ) 11,1
s s
= 1/2 menit

b. Waktu tempuh alat dari titik pengumpul akhir ke TPS 3R


Jika diasumsikan waktu tempuh alat pengumpul dari TPS 3R ke titik
pertama (Tn) dan waktu tempuh dari titik terakhir (Ta) ke TPS 3R adalah
sama maka didapatkan Ta adalah 1/2 menit.

c. Waktu tempuh alat pengumpul ke tiap titik pengumpul


Jarak tempu h (m) 250 m
Tn= = =22,3 detik=22 detik
m 11,2 m/s
kecepatan( )
s
Waktu tempuh yang diperlukan setiap titik pengumpulan adalah 22 detik.
Dengan demikian untuk menempuh 75 titik pengumpulan maka waktu yang
diperlukan adalah :
= 72 detik x 75 titik
= 5400 detik atau 1 jam 30 menit

d. Waktu loading-anloading
T 1=waktu loadinguntuk satu titik pengumpul det x jumla htitik

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 30 detik x 75 titik
= 2250 detik atau 37,5 menit
e. Waktu yang diperlukan untuk satu kali retasi
Ttotal=++Tn+T 1

= 178,57 + 178,57 + 5400 + 2250


= 8007 detik atau 133 menit 45 detik atau 2 jam 22 menit
f. Total waktu ritasi per hari
= jumlah ritasi x waktu ritasi
= 2 ritasi x 8007 detik
= 16014 detik atau 266 menit 9 detik atau 4 jam 44 menit
Jika direncanakan jam kerja perhari adalah 7 jam maka didapatkan jumlah ritasi
sebenarnya adalah :
Jam kerja per h ari(menit)
Jumlah Ritasi = waktu per ritaasi(menit)

menit
7 jam x 60
= jam
267 menit

= 1,57 ritasi atau dapat di ambil kesimpulanya 2 kali ritasi/alat/hari


4.4.4 Perhitungan Kebutuhan Alat Pengangkut per Kecamatan
Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui bahwa :
- Jumlah total ritasi untuk 1 alat pengumpul adalah 5 kali ritasi
- Jumlah blok untuk 5 kali retasi adalah 5 blok
- Jumlah blok 1 kecamatan adalah 67 blok
Maka jumlah alat pengumpul yang digunakan
Jumla h blok 1 kecamatan
Jumlah alat pengumpul = jumlah blok terlayani 1 alat pengumpul

67 blok
= 5 blok /ritasi

= 13,4 jadi disediakan 14 unit Truck Container


4.4.5 Perhitungan Jumlah Pekerja

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Berdasarkan perhitungan poin 4.4.4 diketahui bahwa jumlah alat pengumpul


adalah 14 unit diasumsikan setiap unit alat pengumpul dioperasikan oleh 1 orang
pekerja sehingga jumlah pekerja dibutuhkan untuk pengumpulan adalah 14 orang
pekerja.
4.5. PENYAPUAN JALAN
Pada perencanaan kali ini, direncanakan untuk penyapuan jalan Kecamatan
Gondokusuman dilakukan dengan frekuensi peyapuan yaitu dilakukan setiap 2 hari.
Diketahui bahwa timbulan sampah setiap 1 meter adalah 20 g/m/hari atau 0,02
kg/m/hari. Direncanakan panjang jalan Kabupaten Karanganyar yang akan
dilakukan penyapuan jalan adalah 90.000 m atau 90 km dengan total timbulan
sampahnya adalah 1.800 kg/hari.
4.5.1 Perencanaan Pewadahan Sampah dari Penyapuan Jalan
Frekuensi penyapuan jalan direncanakan akan dilakukan setiap 1 hari.
Pertimbangan pemilihan frekuensi ini didasarkan bahwa kepadatan penduduk dan
aktivitas di Kabupaten Karanganyar yang cukup padat sehingga menimbulkan
timbulan sampah yang cukup tinggi. Dengan demikian dapat dihitung jumlah
wadah sampah dari penyapuan jalan adalah sebagai berikut :
Frekuensi pelayanan : setiap 1 hari
Volume wadah:83 liter atau 0,083 m3
Panjang jalan : 200 m
Timbulan sampah :Diasumsikan bahwa material sampah dari hasil peyapuan
jalanadalah organik, kertas, dan plastik dengan total berat
jenisnya adalah 275,69 kg/m3. Maka timbulan sampahnya
kg
adalah : ( 90000
h ari
275,69 kg/m3 )
= 326,46 m3/hari

Jumlah wadah :

JW =
Volume timbulan sampa h ( m3h ) x frekuensi pelayanan(h ari)
Volume wada h(m3)

m3
326,46
h ari
JW = =1966,62 dibulatkan1967 unit
0,083 m3 x 2 h ari

Jarak peletakan wadah :

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Panjang Jalan(m) 90000 m


Jarak wadah= = =45,75 m dibulatkan 46 m
Jumla h Wada h(unit) 1967 unit

4.5.2 Pola Pengumpulan (Individual Langsung)


Pola pengumpulan sampah dari penyapuan jalan dilakukan dengan pola
individual langsung. Pada pola individual langsung, petugas penyapu jalan terlebih
dahulu mengumpulkan sampah hasil penyapuan yang telah di tentukansetiap
wadahnya untuk jarak 46 m. Kemudian sampah diangkut ke TPS 3R dengan
menggunakan Truck Kontainer dengan kapasitas pengangkutan yaitu 8 m3/unit.
4.5.3 Perhitungan Waktu Ritasi
Diketahui bahwa panjang jalan yang dilakukan penyapuan adalah 90000 m
atau 90 km dan jumlah titik wadah pengumpul sampah penyapuan jalan adalah
1967 dengan jarak antara titik pengumpul adalah 46 m, kecepatan truk container
adalah 100 km/jam atau 27,8 m/s. Waktu loading-unloading adalah 60 detik. Maka
waktu yang diperlukan untuk riasi adalah sebagai berikut :

a. Waktu tempuh alat pengumpul dari titik ke titik pengumpul

Jarak tempu h (m) 46 m


Tn= = =1,65 detik dibulatkan 2 detik
m 27,8 m/s
kecepatan( )
s

b. Waktu oprasional pengangkutan untuk satu titik

T oprasional=Tn+T retasi=2 s +60 s=62 detik

c. Total waktu satu kali ritasi dengan satu Truck Kontainer

Ttotal=Tn ( s )+Tritasi ( s ) x jumlah titik

= 2 s /unit +60 s /unit x 1967 unit

= 121954 detik atau 1,41 jam

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Karena peyapuan jalan dilakukan setiap 2 hari dan untuk mempersingkat


waktu ritasi maka akan disediakan beberapa Truck Kontainer untuk
pelaksanaan oprasional pengangkutan setiap harinya.
d. Jumlah titik terlayani satu alat pengumpul
Diketahui setiap titik terdapat 1 wadah.
Kapasitas wadah satu titik : 0,083 m3
Kapasitas truck kontainer : 8 m3
Kapasitas alat (m 3) 8 m3
Jumla h titik terlayani= = =97 wadah
Kapasitas wadah (m3) 0,083 m3/wada h

Direncanakan setiap truck kontainer melakukan satu kali ritasi setiap


harinya, sehingga setiap harinya satu truck kontainer dapat mengangkut 97
wadah sampah penyapuan jalan.
e. Jumlah alat pengumpul (Truck Kontainer)

Jumla h titik
Jumla h alat =
Jumla h titik terlayani 1 alat pengumpul
1967 titik
= 97 titik / alat

= 20,27 maka dapat akan disediakan 21 unit truck kontainer

f. Jumlah Pekerja Sapu (JPS)

Direncanakan satu pekerja melakukan pekerjaan penyapuan setiap 6


titik, maka jumlah pekerja penyapuan yang diperlukan adalah sebagai
berikut :

JPS= ( alatjumlah Jumlah titik


titik terlayani 1 pekerja ) =
1967
6
=328 pekerja

g. Kebutuhan Pekerja Total

JPP
Jumla h pekerja=JPS+( x JM )
alat

Keterangan :

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

JPS : Jumlah Pekerja Sapu


JPP : Jumlah Pekerja Pengangkutan ( 2 orang/truck kontainer)
JM : Jumlah Mobil

Jumlah pekerja=328 pekerja+ ( 2 x 21 )=370 pekerja

4.6 PENGELOLAAN SKALA KAWASAN


4.6.1. Pengelolaan TPS 3R
1) Pengumpulan
Pengumpulan sampah dari wadah dilakukan dengan pola individual langsung.
Pada pola individual langsung, petugas pengumpul mendatangi rumah-rumah
dengan menggunakan kendaraan pengumpul, kemudian dengan alat pengumpul
berupa kontainer, sampah diangkut ke TPS 3R.
2) Desain wadah TPS 3R
Pewadahan Pada TPS 3R adalah Pewadahan yang bersifat tetap sementara
sebagaimana dimaksudkan adalah tetap tempatnya, sementara penyimpanannya,
karena selanjutnya diangkut menuju TPA. Setiap TPS 3R memiliki 4 unit tempat
pewadahan dan pemilahan yang mana 1 tempat untuk Organik, 1 untuk Anorganik,
1 tempat pengumpul untuk lain - lain dan B3 dan setiap tempat pengumpul
memiliki ukuran masing - masing. Berikut perhitungan timbulan sampah yang
masuk ke TPS 3R:

Tabel 4.30 Timbulan Sampah di TPS 3R

Prosentas Prosentas Sampah Prosentas


Timbul Sampah Residu
e e Terpilah e
Sampah
Pemilaha Kg/Har
Sampah Kg/Hari Kg/Hari Residu
n i
*6 = *7 =
*1 *2 *3 *4 *5 = *3 . *4
100% - *4 *3 . *6
Organik 71,80% 80596 75% 60447 25% 20149
Anorgani
20,00% 16487 75% 12365 25% 4122
k
Lain -
4,40% 6960 50% 3480 50% 3480
lain

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

B3 3,80% 10664 0% 0 100% 10664


Sampah Masuk TPA 38414

4.6.2 Perencanaan Fasilitas TPST / TPS 3R


4.6.2.1 Penentuan Jumlah TPS 3R
Fasilitas TPS 3R atau MRF (Material Recovery Facility) didefinisikan
sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah Secara
terpusat dengan tujuan untuk menghasilkan produk daur ulang dan mengurangi
volume timbulan sampah yang masuk ke TPA. Satu TPS 3R direncanakan untuk
melayani 1203,3 jiwa atau 6 blok. Sehingga didapatkan jumlah TPS 3R pada
Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut :
Tabel 4.32 Jumlah TPS 3R di masing-masing Kelurahan

Jumlah
Blok
No Transfer
Kecamatan Penduduk KK
Depo
*1 *2 *3 *4 = *3 / 6 *5 = *4 / 50
41843,0888 6973,84813
139,4769628
1 Jatipuro 3 8
69624,4533 11604,0755
232,0815113
2 Jatiyoso 9 7
57708,5285 9618,08809
192,3617618
3 Jumapolo 5 2
55459,0673 9243,17788
184,8635577
4 Jumantono 2 6
5 Matesih 27221,5908 4536,9318 90,738636
72563,2656 12093,8776
241,8775522
6 Tawangmangu 5 1
67732,6253
11288,7709 225,775418
7 Ngargoyoso 9
35359,0427 5893,17378
117,8634758
8 Karangpandan 3 9
44574,5774 7429,09624
148,5819249
9 Karanganyar 7 5
28610,6590 4768,44317
95,36886343
10 Tasikmadu 3 1
26433,7610 4405,62684
88,11253686
11 Jaten 6 3
16171,2420
2695,20701 53,9041402
12 Colomadu 6
58879,9069 9813,31783
196,2663566
13 Gondangrejo 9 1

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

37795,0952 6299,18253
125,9836507
14 Kebakkramat 2 7
15 Mojogedang 55251,7437 9208,62395 184,172479
48513,7261
8085,62103 161,7124206
16 Kerjo 8
58050,6125 9675,10208
193,5020417
17 Jenawi 2 7
801792,986 133632,164
2672,64329
Total 9 5

4.6.2.2 Perencanaan TPS 3R


Menurut Permen Pekerjaan Umum tentang Penyelenggaraan
Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, Dalamperencanaan
TPS3R ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Kriteria Utama
Batasan administrasi lahan TPS 3R dalam batas administrasiyang
samadengan area pelayanan TPS 3R berbasis masyarakat.
Status kepemilikan lahan milik pemerintah atau lainnya yang
dibuktikandengan Akte/Surat Pernyataan Hibah untuk pembangunan
prasarana dan sarana TPS 3R berbasismasyarakat
Ukuran minimal lahan yang harus disediakan 200 m2
Mempunyai kegiatan lingkungan berbasis masyarakat

b. Kriteria Pendukung

Berada di dalam wilayah permukiman penduduk, bebas banjir,ada jalan


masuk, sebaiknya tidak terlalu jauh dengan jalan raya
Cakupan pelayanan minimal 200 KK atau minimal mengolah sampah 3
m3/hari
Ada tokoh masyarakat yang disegani dan mempunyai wawasan
lingkungan yang kuat
Penerimaan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan 3Rmerupakan
kesadaran masyarakat secara spontan
Masyarakat bersedia membayar retribusi pengolahan sampah

Jumlah sampah yang masuk ke satu TPS 3R adalah 11156 kg/hari. Sampah tersebut
terdiri atas :
1. Sampah Organik : 5720 kg/hari
2. Sampah Anorganik : 2591 kg/hari
3. Sampah Lain-lain : 794 kg/hari

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4. Sampah B3 : 1170 kg/hari

Pembagian jenis sampah per komponen yang masuk ke TPS 3R dapat dilihat pada
tabel 4.33 berikut ini :

Timbul Sampah Prosentas


Prosentase Prosentase Residu
Sampah Sampah Terpilah e
Sampah Kg/Hari Pemilahan Kg/Hari Residu Kg/Hari
*6 = *7 = *3 .
*1 *2 *3 *4 *5 = *3 . *4
100% - *4 *6
Organik 71,80% 80596 75% 60447 25% 20149
Anorganik 20,00% 16487 75% 12365 25% 4122
Lain - lain 4,40% 6960 50% 3480 50% 3480
B3 3,80% 10664 0% 0 100% 10664
Sampah Masuk TPA 38414

4.6.2.3 Pengolahan Limbah Organik di TPS 3R


Kegiatan pembuatan kompos di TPS 3R kali ini yaitu dengan
menggunakan Metode Caspary. Limbah yang diolah yaitu limbah organik sebesar
4290 kg/hari. Adapun metodenya yaitu:
1) Sampah yang digunakan sebagai bahan baku kompos adalah sampah
dapur(terseleksi) dan daun-daun potongan tanaman.
2) Perlu dilakukan analisa kualitas terhadap produk kompos secara acakdengan
parameter antara lain warna, C/N rasio, kadar N,P,K dan logamberat.
3) Pemasaran produk kompos dapat bekerja sama dengan pihak Koperasi
danDinas (Kebersihan, Pertamanan, Pertanian, dll).
4) Komposting Metode Caspary pada Dasarnya merupakan komposting
aerobik yang diperuntukkan untuk komposting komunal yang skala
produksinya dibawah 0,5 ton kompos/hari.
5) Sampah yang sudah dipilih kemudian dicetak dengan boks kayu dengan
dimensi yang beragam, dipadatkan dengan cara diinjak-injak. Setelah penuh
terisi sampah organik, boks tersebut diangkat sehingga terbentuk tumbukan
berbentuk segi empat. Kemudian digulirkan 2 kali seminggu untuk menjaga
aerasi berjalan optimal.

Gambar 3.2. Metode Pengomposan


Caspary

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4.7. Pengelolaan Akhir


4.7.1. Perencanaan Tempat Pengelolaan Akhir
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah
mencapai tahap terakhir dalam pengelolaanya sejak mulai timbul di sumber,
pengumpulan, pengolahan, dan pembuangan, TPA merupakan tempat dimana
sampah di isolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan sekitarnya. Kareananya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan
yang benar agar keamanan tersebut dicapai dengan baik. TPA yang dulu merupakan
tempat pembuangan akhir , berdasarkan UU no 18 Tahun 2008 menjadi tempat
pemrosesan akhir. Berdasarkan Neraca sampah, diketahui bahwa jumlah timbulan
sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), yang mana merupakan
residu dari pemrosesan di TPS adalah sebagai berikut :
Tabel 4.44Timbulan Sampah Masuk ke TPA Tahun 2040:

Timbul Sampah
Prosentase Prosentase Prosentase Landfill
Sampah Sampah Terpilah
Sampah Kg/Hari Pemilahan Kg/Hari Landfill Kg/Hari
*6 = 100% -
*1 *2 *3 *4 *5 = *3 . *4 *7 = *3 . *6
*4
Organik 71,80% 20149 50% 10075 50% 10075
Anorgani
20,00% 4122 0% 0 100% 4122
k
Lain - lain 4,40% 3480 0% 0 100% 3480
B3 3,80% 10664 100% Dikirim ke Pihak ke-3 0
Total Sampah Masuk Landfill 17676

Pada perencanaan ini, jenis landfill yang digunakan yaitu jenis controlled
landfill.

4.7.2. Perencanaan Alat Unit Pengolahan Lindi


Dapat didefinisikan sebagai cairan yang menginfiltrasi melalui tumpukan
sampah dan telah mengekstraksi material terlarut maupun tersuspensi . prose
terbentuknya lindi yaitu Sampah yang belum jenuh akan terus menyerap air hingga
mencapai field capacity (kondisi jenuh air), baru lindi berperkolasi menuju
tanah/air tanah dan Secara teoritis leachate tidak akan keluar dari timbunan
sampah sebelum field capacity air dari sampah terlampaui. Karakteristik dan
kuantitas lindi di pengaruhi oleh karakteristik dan komposisi sampah, jenis tanah

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

penutup landfill, musim, kelembapan dalam timbunan sampah, dan umur timbunan.
Berikutkarakteristik dari lindi tersebut

4.7.3. Perhitungan Luas Lahan Landfill

Diketahui volume sampah yang akan dibuang ke TPA = 18,21 m3/hari dengan
berat = 1911 kg/hari serta ketinggian timbunan sampah rata-rata 10 m,
sehingga volume landfill per bulanadalah :
Volume Landfill= Volume sampah masuk x 30 hari
= 18,21 m3/hari x 30 hari
= 546,3 m3
Luas landfill selama 10 tahun perencanaan :
A landfill total = (Volumesampah masuk x periode perencanaan) /
ketinggian timbunan)
= (18,21 m3/hari x 3650 hari) / 10 m )
= 6646,65 m20,66 ha
Dimana luas landfill tersebut dibagi menjadi 2 zona dan penggunaan setiap
zona untuk 2,5 tahun:
A landfill per zona = A landfill / 4 zona
= 6646,65 m2/4 zona
= 1661,66 m20,16 ha
dimana menggunakan asumsi perbandingan panjang dan lebar = 1,5 : 1,
maka:
A landfill per zona = ( 1,5 x panjang ) x lebar

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

lebar = ( A landfill per zona / 1,5 ) 0,5


lebar = (1661,66 m2 / 1,5 ) 0,5
lebar = 33,28 m
maka, panjang = 1,5 x lebar = 1,5 x 33,28 m = 49,92 m
sehingga dibutuhkan landfill per zona dengan panjang 49,92 m dan lebar
33,28 m.

1. Perhitungan Perkiraan Jumlah Air Lindi


1
Rumus Q = 1000 Cm A L

Dimana, Cm = Koefisien pembentukan lindi

2
0,002+ I n +
= 1
( 0,16 x I n2 )+ 21 )
100

Q = Debit lindi (m3/hari)


=Intensitas hujan ( 0,025 m3/hari )

A = Luas lahan TPA


L

0,002+ ( 0,025 )2 +
Maka, Cm = 1 ( 0,16x 0,0252 ) + 21)

1000

= 0,021
1
0,21 0,025 m / hari 58137,2 m
Sehingga, Q = 1000

1/1000 x 0.021 x 0.025 x 6646,65

= 0.0035 m3/hari
2.Proses Pengolahan Air Lindi

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.Bangunan Pelengkap TPA


Ventilasi Gas
Sistem penangkapan gas yang akan digunakan adalah ventilasi
vertikal yang mengalirkan gas ke arah atas, dimana ventilasi tersebut
memiliki ketentuan sebagai berikut :
a. Pipa ventilasi dipasang dari dasar TPA secara bertahap pada setiap lapisan
sampah dan dapat dihubungkan dengan pipa pengumpul air lindi
b. Pipa ventilasi gas berupa PVC berdiameter 150 mm (diameter lubang
perforasi maksimum 1,5 cm) yang dikelilingi oleh saluran bronjong
berdiameter 400 m dan diisi batu pecah berdiameter 80 mm
c. Ketinggian pipa ventilasi tergantung pada rencana tinggi timbulan (setiap
lapisan sampah ditambah 50 cm)
d. Pipa ventilasi pada akhir timbunanharus ditambah dengan pipa besi
berdiameter 150 mm
e. Jarak antara pipa ventilasi gas adalah 60 m

Penutup Tanah
Tanah penutup digunakan untuk mencegah sampah berserakan,
bahaya kebakaran, timbulnya bau, berkembangbiaknya binatang pengerat
dan lalat, serta mengurangi timbulan air lindi. Direncanakan pengurugan
tanah dilakukan secara tiap hari.

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Daerah Penyangga / Zona Penyangga


Daerah ini berfungsi untuk mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan oleh adanya pembuangan akhir sampah terhadap lingkungan
disekitarnya.Daerah penyangga ini dapat berupa jalur hijau atau pagar
tanaman disekeliling TPA. Kerapatan pohon adalah 5 m untuk tanaman
keras.
Tanaman yang direkomendasikan adalah yang sesuai dengan kondisi
alam setempat, termasuk iklim, rona fisik, dan kondisi lapisan tanah.
Spesies yang direkomendasikan termasuk:
a) Callophyllum Inophyllum L. Nama lokal: Nyamplung, Bintangur
laut. Famili: Guttiferae. Tinggi sampai 20 meter.
b) Dalbergia Latifotia Roxb. Nama lokal: Sonokeling. Famili:
Leguminosae. Bentuk mahkota bulat dan letaknya kurang dari 5.00 meter.
c) Michelia Champaca L. Nama lokal: Cempaka kuning. Famili:
Magnoliaceae. Berbunga kuning dan wangi sehingga cocok untuk TPA yang
terletak pada lokasi padat atau pada bagian dari lokasi pariwisata.
d) Mimusop Elengi L. Nama lokal: Tanjung. Famili: Sapotaceae.
Tinggi kira-kira 13-27 meter.
e) Schleichera Trijuga Willd. Nama lokal: Kesambi. Famili:
Sapindaceae. Tinggi kira-kira 25 meter. Mahkota berbentuk bulat dan
letaknya kurang dari 5 meter.
f) Swietenia Mahagoni Jacq. Nama lokal: Mahoni. Tinggi 10-30
meter.
Sumur Uji
Sumur uji ini berfungsi untuk memantau kemungkinan terjadinya
pencemaran air lindi terhadap air tanah disekitar TPA. Lokasi sumur uji
terletak pada beberapa tempat yaitu sebelum lokasi penimbunan sampah, di
lokasi sekitar penimbunan, dan pada lokasi setelah penimbunan.Kedalam
sumur sekitar 25 m dengan luas penampang sebesar 1 m2.
Alat Berat
Kegiatan yang dilakukan di TPA,yaitu pemindahan
sampah,peralatan,pemadatan sampah,penggalian (pemindahan tanah), dll.
Fasilitas / alat berat yang digunakan meliputi :

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dump Truck

Excavator

Landfill Compactor
4.Luas Total Lahan TPA

No. Bangunan Ukuran (m) Luas Total


(m2)

1 Pos Jaga / Pos Satpam 3x3 9

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2 Kantor Pengelola 8x8 64

5 Area Parkir 15 x 10 150

6 Drainase 6x7 42

7 Area Hijau / Tanaman 20 x 20 400

8 Area Landfill 6646,65

9 Mushola 4x4 16

10 Garasi dan Bengkel 20 x 10 200

Total Luas Lahan TPA yang Diperlukan 7527,65

BAB V
BILL OF QUANTITY (BOQ) DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
Dalam perencanaan pengelolaan persampahan pada Kecamatan Godean kali
ini diperlukan perhitungan jumlah peralatan serta fasilitas yang diperlukan dan
besar anggaran biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
5.1. Bill of Quantity (BOQ)

Rizki Tri Jayanti (14513027)


TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Rizki Tri Jayanti (14513027)

Anda mungkin juga menyukai