Anda di halaman 1dari 32

UNIT OPERATIONS AND PROCESSES

HIGH RATE ACTIVATED SLUDGE

Alicia Charine Aghnia 1306368015


Hero Suspadama Budiman

1306368002

Ismy Hanany

1306370303

Jonathan Megan

1306407590

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan paper
tentang High Rated Activated Sludge. Paper ini disusun untuk
memenuhi

salah

satu

tugas mata

kuliah

Unit Operations and

Processes.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang
sedalm-dalamnya kepada:
1. Yth. Bpk. Ir. DR. Setyo Serwanto Moersidik, DEA selaku dosen
pengajar mata kuliah Unit Operations and Processes
2. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam
penyusunan paper ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan paper ini jauh dari
kata

sempurna,

baik

dari

segi

penyusunan,

bahasan,

ataupun

penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran


yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah ini, guna
menjadi acuan dalam bekal pengalaman dan pembelajaran bagi kami
untuk lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Depok, 3 Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Ii

Daftar Isi

Iii

Abstrak

Iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

1.2.

Rumusan Masalah

BAB II

ISI/PEMBAHASAN

2.1.

Dasar Teori

Definisi dan Parameter High-Rate

2.1.1

Activated Sludge
2.1.2

Proses High-Rate Activated Sludge

2.1.3

Prinsip dan Konsep High-Rate

Activated Sludge
2.1.4

Kelebihan dan Kekurangan High-

Rate Activated Sludge


2.2.

Rumus yang Digunakan

10

2.3.

Contoh Soal

16

BAB V

PENUTUP

5.1.

Kesimpulan

Daftar Pustaka

25

26

High-rate Activated Sludge


Alicia Carine A., Hero Suspadama B., Ismi Hanany, Jonathan Megan G.

Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

Kampus UI, Depok 16424

Abstrak: Saat ini pemahaman aktif mahasiswa mengenai unit


pengolahan biologis pada teknik lingkungan belum memberikan hasil
yang dapat di evaluasi. Keadaan tersebut menjadi latar belakang dari
pembuatan

tugas

paper

mahasiswa mengenai jenis

yang

berisikan

tentang

pemahaman

pengolahan biologis high-rate activated

sludge yang juga menyertai rumus-rumus yang dibutuhkan dan


beberapa analisa yang berkaitan. Activated sludge sendiri merupakan
bagian dari pengolahan biologis yang memberikan peran kepada
lumpur untuk menjadi substrat

atau makanan dari mikroorganisme

sebagai kunci dari berjalnnya pengolahan ini. High-rate activated


sludge ini juga merupakan salah satu dari pengolahan biologis yang
mempunyai perbedaan pada unit paket, kecepatan prosesnya, serta
kebutuhan BOD atau substratnya sehingga sangat perlu untuk di
kupas secara detail sebagai dasar dari pemahaman Unit Operasi dan
Proses di dalam teknik lingkungan. Selain itu, didalam High-Rate
Activated Sludge ini juga terdapat pengolahan lain yang harus
dipahami secara detail.

Kata Kunci: High-Rate Activated Sludge, Unit Operasi dan Proses


Teknik Lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Limbah adalah bahan buangan yang dihasilkan dari suatu
kegiatan manusia dan proses produksi baik industry maupun domestik.
Berdasarkan wujudnya, limbah dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Limbah cair dapat berupa
grey

water

permasalahan

maupun
yang

black

water.

Limbah

sangat

serius

di

sering

perkotaan.

kali

menjadi

Keseimbangan

lingkungan, terutama kesehatan manusia akan terganggu jika jumlah


hasil buangan tersebut melebihi ambang batas toleransi lingkungan.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah bergantung
pada jenis dan karakteristik limbah. Oleh karena itu, pengolahan
terhadap limbah sangat penting dilakukan.
Pada dasarnya, limbah cair akan sangat bermanfaat jika diolah
kembali melalui pengolahan air yang merupakan tugas dari insinyur
teknik lingkungan. Pengolahan air merupakan suatu proses yang
digunakan untuk membuat sumber air baku atau air limbah menjadi air
yang dapat diterima bagi pengguna akhir sesuai dengan standar yang
dibutuhkan termasuk air bersih, air minum, air untuk proses industri,
air pengobatan dan air untuk keperluan lainnya. Tujuan proses
pengolahan air adalah menghilangkan kontaminan dalam air, atau
mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut sehingga menjadi air
yang diinginkan sesuai kebutuhan tanpa merugikan dampak ekologis.
Limbah cair yang sangat penting untuk diolah adalah limbah
feses dan urine yang dapat diolah melalui proses biologis, contohnya
lumpuraktif. Pemanfaatan mikroorganisme sangat berperan penting
pada proses ini. Mikroorganisme dapat menghilangkan materialmaterial organik yang dapat mengandung penyakit dalam air dan
memanfaatkannya
pengolahan

sebagai

biologis

secara

makanan.

Akan

konvensional

tetapi,

tidak

seringkali

efektif

untuk

menghilangkan material organik, sehingga dibutuhkan metode baru


yang dapat membuat proses pengolahan menjadi lebih efektif dan
efisien.
5

B. Rumusan Masalah
1. Kontaminan apa saja yang dapat dihilangkan melalui proses
biologis?
2. Variabel apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses
lumpur aktif?
3. Metode apa yang dapat membuat proses lumpur aktif
menjadi lebih efektif dan efisien?
4. Bagaimana prinsip dan konsep dari pengolahan dengan highrate activated sludge?
5. Bagaimana

perhitungan

activated sludge?

dalam

pengolahan

high-rate

BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Dasar Teori


II.1.1 Definisi dan Parameter High-Rate Activated Sludge
Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan
mikroba tersuspensi dengan pemanfaatan material organik yang ada di
dalam

air

limbah

sebagai

substrat.

Proses

ini

pada

dasarnya

merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik


menjadi CO2 dan H2O, NH4, dan sel biomassa baru. Pengolahan limbah
dengan sistem lumpur aktif bertujuan untuk pemisahan senyawa
karbon, senyawa nitrogen, dan fosfor, serta stabilisasi lumpur secara
aerobik dan simultan. Lumpur aktif dicirikan oleh beberapa parameter,
antara lain: Indeks Volume Lumpur (Sludge Volume Index = SVI) dan
Stirred Sludge Volume Index (SSVI).
Tidak ada perbedaan yang signifikan baik dari segi prinsip,
proses, maupun unit untuk lumpur aktif konvesional maupun lumpur
aktif berkecepatan tinggi. Perbedaan lumpur aktif konvesional dengan
lumpur aktif berkecepatan tinggi berada pada hasil serta waktu tinggal
hidraulik yang lebih singkat pada kecepatan tinggi sehingga mampu
untuk mengolah limbah dengan konsentrasi dan beban BOD yang
sangat tinggi.
Pengolahan lumpur aktif merupakan pengolahan biologis yang
biasanya sangat tergantung pada faktor luar yaitu lingkungan. Faktor
lingkungan dapat sangat mempengaruhi keadaan

limbah maupun

mikroorganisme yang ada didalamnya sehingga akan berdampak pada

proses dan hasil pengolahannya. Faktor lingkungan yang berpengaruh


pada pengolahan lumpur aktif adalah:
1. Oksigen terlarut merupakan faktor lingkungan yang paling
penting dalam pengolahan air limbah dengan sistem lumpur
aktif. Pengolahan lumpur aktif menggunakan proses aerobik
sehingga harus memiliki kadar oksigen terlarut lebih dari 2
mg/L.

Kadar

oksigen

terlarut

sebesar

mg/L

dapat

diindikasikan dengan menghidupkan ikan mas dalam limbah


tersebut. Kadar oksigen terlarut kurang dari 0,2 mg/L disebut
keadaan anoksik, sedangkan jika kurang dari 0,1 mg/L
disebut anaerobik.
2. Temperatur dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri di
dalam air limbah. Temperatur yang optimal untuk pengolahan
biologis adalah sekitar 30C-36C tergantung jenis mikroba
yang ada.
3. Ketersediaan
perbandingan

nutrisi

bagi

bakteri

karbon

atau

bod,

dapat

dilihat

nitrogen,

dan

dari

pospor.

Parameter yang sangat penting diperhatikan dari nutrisi


dalam air limbah adalah nitrogen, karena nitrogen akan
menyebabkan

air

limbah

menjadi

toxic

(inhibitor)

jika

kadarnya terlalu banyak. Rasio BOD:Nitrogen:Pospor yang


optimal untuk pengolahan limbah dengan lumpur aktif adalah
4.

sebesar (100-60) : (50-30) : 1.


pH dapat mempengaruhi kecepatan aktivitas bakteri dalam
air limbah. pH yang optimal untuk pengolahan lumpur aktif
adalah sebesar 6,5-7,5. Bakteri akan berhenti beraktivitas

atau bahkan mati jika pH lebih dari 9,5 atau kurang dari 4.
5. Waktu retensi adalah waktu generasi mikroba yang
berhubungan dengan jumlah energi yang dibutuhkan selama
proses oksidasi. Sedangkan waktu detensi adalah lama waktu
air limbah tinggal dalam tangki aerasi.
6. Pertumbuhan bakteri merupakan hal yang sangat penting
karena

bakteri

merupakan

pengolahan

ini.

Pertumbuhan

bergantung

pada

temperatur,

pemeran
bakteri
nutrisi,

utama

dalam

akan

sangat

pH,

dan

faktor

lingkungan lain. Maka dari itu, sangatlah penting untuk

mengatur keadaan yang optimum tergantung jenis mikroba


yang digunakan dalam pengolahan lumpur aktif.
Di dalam proses lumpur aktif, terdapat beberapa variabel
perencanaan yang umum digunakan dalam proses pengolahan air
limbah dengan sistem lumpur aktif (Davis and Cornwell, 1985;
Verstraete and van Vaerenbergh, 1986) adalah sebagai berikut:
1. Beban BOD (BOD Loading rate), adalah jumlah massa BOD di dalam
air limbah yang masuk (influent) dibagi dengan volume reaktor.
Beban BOD ini penting diketahui karena, untuk dapat memasuki unit
pengolahan biologis dibutuhkan minimum kandungan BOD tertentu.
2. Mixed-liqour suspended solids (MLSS). Isi di dalam bak aerasi pada
proses pengolahan air limbah dengan sistem lumpur aktif disebut
sebagai mixed liqour yang merupakan campuran antara air limbah
dengan

biomassa

mikroorganisme

serta

padatan

tersuspensi

lainnya. MLSS adalah jumlah total dari padatan tersuspensi yang


berupa material organik dan mineral, termasuk di dalamnya adalah
mikroorganisme. MLSS ditentukan dengan cara menyaring lumpur
campuran dengan kertas saring (filter), kemudian filter dikeringkan
pada temperatur 105 C, dan berat padatan dalam contoh
ditimbang.
3. Mixed-liqour volatile suspended solids (MLVSS). Porsi material
organik pada MLSS diwakili oleh MLVSS, yang berisi material organil
bukan mikroba, mikroba hidup dan mati, dan hancuran sel (Nelson
and Lawrence, 1980). MLVSS diukur dengan memanaskan terus
sampel filter yang telah kering pada 600-650 C, dan nilainya
mendekati 65-75% dari MLSS.
4. Food-to-microorganism ratio (F/M) Ratio. Parameter ini menunjukkan
jumlah zat organik (BOD) yang dihilangkan dibagi dengan jumlah
massa mikroorganisme di dalam bak aerasi atau reaktor. Besarnya
nilai F/M ratio umunya ditunjukkan dalam kilogram BOD per kilogram
MLSS per hari. (Curds dan Hawkes, 1983; Nathanson, 1986)

5.

Hidraulik

Retention

Time

(HRT)

atau

waktu

rata-rata

yang

dibutuhkan oleh larutan influen masuk dalam tangki aerasi untuk


proses lumpur aktif, nilainya berbanding terbalik dengan laju
pengenceran (Sterrit dan Lester, 1988)
6. Rasio Sirkulasi Lumpur (Hidraulic Recycle Ratio, HRT). Rasio sirkulasi
lumpur

adalah

perbandingan

antara

jumlah

lumpur

yang

disirkulasikan ke bak aerasi dengan jumlah air limbah yang masuk


ke dalam bak aerasi.
7. Umur lumpur (Sludge Age) atau sering disebut waktu tinggal ratarata

sel

merupakan

parameter

yang

sangat

penting

dalam

pengolahan lumpur aktif. Parameter ini menunjukkan waktu tinggal


rata-rata mikroorganisme dalam sistem lumpur aktif. Parameter ini
berbanding terbalik dengan laju pertumbuhan mikroba.

Tabel 1. Faktor Penting dari Pengolahan Lumpur Aktif


Sumber: Reynolds/Richards. Unit Operations and Processes in Environmental
Engineering 2nd Ed

Faktor Penting
Primary clarifier

BOD/COD > 0,6

Aeration Tank

Qinf = Q0 + Qr

Secondary clarifier

desinfectio
n

MLSS

BOD
removal
eficiency

4000-10.000 mg/L

75 90 %
Mean Cell recidence
C: N: P =
(10 s/d 60) : (3 s/d
5) : 1

= 5-10 hari

F/M = 0,4 1,5

10

MVLSS
(0,68 s/d 0,88) x
MLSS
Recycle Ratio
R/Q = 1 s/d 5

Space Loading
1,6 s/d 16 kg BOD5/m3day
HTR = 2-4 jam

Gambar 1. Contoh Riil Unit Pengolahan Lumpur Aktif

Sumber: google.com

II.1.2 Proses High-Rate Activated Sludge


Proses High-Rate Activated Sludge mempunyai prinsip
kerja

yang

sama

dengan

proses

lainnya,

namun

yang

membedakan adalah dari segi kecepatnnya. Pada bak aerasinya


terdapat udara yang terletak di atas atau di bawah. Hal ini
bertujuan

sebagai

tempat

memberikan

oksigen

kepada

mikroorganisme lewat lubang tersebut, dimana oksigen dialirkan


dengan blower udara. Air limbah influen yang diolah, setelah

11

dilakukan pengolahan dapat membuat kriteria air tadi berubah


seperti tabel diatas. Kandungan MLSS menjadi 3000-6000 mg/l,
waktu aerasinya 2-3 jam, BOD nya menjadi 75 %-95% , Sludge
area menjadi 2-4 hari, kebutuhan udara >15 hari, dan lain-lain.
Proses ini digunakan untuk limbah tingkat tinggi, beban BOD
yang besar dan dengan waktu hidraulik yang sangat singkat.
Ada beberapa proses yang menyebabkan waktu hidraulik pada
proses ini singkat, yaitu:
-

Proses yang terjadi sama dengan proses activated sludge


secara konvensional, namun pada proses ini dilakukan
dengan kecepatan tinggi.

Digunakan pada pengolahan paket yaitu bak aerasi dan bak


pengendap dirancang menjadi satu unit

Secara umum, proses ini diawali dengan penampungan air


limbah di bak penampung untuk diukur debitnya sebelum
masuk ke dalam bak pengendap (dalam hal ini dilakukan
dalam satu unit). Setelah diendapkan, air limbah dialirkan ke
bak aerasi seperti yang terlihat pada gambar 1. Pada bak
aerasi ini air limbah di hembuskan dengan udara sehingga
mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik
yang ada di dalam air. Dengan demikian akan tumbuh
biomasa dalam jumlah yang besar.

Gambar 2. Diagram Pengolahan Air Limbah dengan Lumpur


Aktif

12

Gambar 3. Bak Aerasi Pada Proses Lumpur Aktif dengan Diffusor

Aerator

II.1.3

Prinsip dan Konsep High-Rate Activated Sludge


High-Rate

Activated

Sludge

merupakan

salah

satu

jenis

pengolahan biologis dengan proses Activated Sludge, dimana prinsip


dari pengolahan biologis adalah prosesnya menggunakan aktivitas

13

kehidupan mikroorganisme untuk membersihkan zat-zat organik.


Proses ini berlangsung cepat dengan membutuhkan lahan yang sedikit.
Namun peningkatan intensitas menyebabkan proses lebih sensitif
sehingga membutuhkan proses control yang intensif dan teliti.
Dalam prosesnya memanfaatkan aktivitas metabolik aerob
dengan reaktor Suspended Growth Process. Dalam reaktor tsb,
mikroorganisme membentuk gumpalan-gumpalan koloni bakteri yang
bergerak

secara

bebas

(tersuspensi)

di

dalam

air

limbah.

Mikroorganisme-mikroorganisme dapat keluar melalui aliran keluar


(limpasan air) air limbah sehingga densitas bakteri di dalam reaktor
harus di kontrol. Pada proses aliran lambat, pertumbuhan bakteri
mungkin cukup untuk menggantikan kehilangan bakteri akibat aliran
keluar, namun pada proses high-rate dan waktu tinggal hidraulik
pendek, pengembalian bakteri merupakan cara yang paling banyak
dilakukan untuk mengontrol densitas bakteri di dalam reaktor.
Gambar 4. Diagram Pengolahan Air Limbah dengan Sistem
High Rate Aeration dan Kriteria Perencanaan

14

Sumber: Gesuidou Shisetsu Sekkei Shishin to Kaisetsu, Nihon Gesuidou


Kyoukai (Japan Sewage Work Assosiation

Sistem ini digunakan untuk mengolah limbah konsentrasi tinggi


dan

dioperasikan

untuk

beban

BOD

yang

sangat

tinggi

bila

dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional. Proses ini


mempunyai waktu hidraulik yang sangat singkat. Sistem ini beroperasi
pada konsentrasi MLSS yang tinggi.

II.1.4 Kelebihan

dan

Kekurangan

High-Rate

Activated

Sludge

Kelebihan
1. Sistem lumpur aktif dapat diterapkan untuk hamper semua
jenis limbah cair industry pangan, baik untuk oksidasi karbon,
nitrifikasi,

denitrifikasi,

maupun

eliminasi

fosfor

secara

biologis tanpa menambahkan bahan kimia


2. Sifatnya yang beragam dapat memungkinkan pemanfaatan
dari skala kecil hingga untuk skala besar
3. Mampu mengeliminasi bahan organik dan fosfor biologis,
memisahkan padatan dan cairan, serta menstabilisasi lumpur
4. Mengurangi padatan tersuspensi hingga 97%
5. Penggunaan lahan yang sedikit

Kekurangan
1. Biaya

investasi

besar

karena

sistem

ini

memerlukan

peralatan mekanis seperti pompa dan blower


2. Biaya operasi besar karena berkaitan dengan pemakaian
energi listrik.

15

3. Operasi cukup sulit sehingga membutuhkan operator yang


handal untuk mengatur jumlah massa mikroba dalam reaktor.
4. Tidak menghilangkan warna dari limbah industry dan dapat
meningkatkan warna melalui oksidasi
5. Tidak

menghilangkan

nutrient

sehingga

memerlukan

penanganan tersier
6. Daur ulang biomassa menyebabkan konsentrasi biomassa
yang tinggi di dalam tanki aerasi sehingga diperlukan
teknologi penerimaan waktu tinggal.

II.2 Rumus yang Digunakan


Langkah-langkah untuk membuat desain bak , adalah :

Menentukan BOD Removal Efficiency


BOD Removal Efficiency =

SoSt
x 100 %
So

Keterangan :
So = BOD influen ( mg/L)
St = BOD effluen ( mg/L)

Menentukan K ( reaction rate constant )


K2 = K1 x ( T2-T1)
Keterangan:
K1, K2 = Reaction rate constant at respective temperature

= Temperature correction coefficient ( 1.03 -1.09 )


T2, T1 = Temperature of the mixed liquor

Menentukan Hydraulic Retention Time atau Detention Time

SoSt
K . X . St

Keterangan :

= Hydraulic Retention Time ( jam atau hari )


K
= Koefisien Kinetis ( L/g)
X
= MLVSS ( mg/L)
So
= BOD influen (mg/L)
St
= BOD effluent ( mg/L)

Menentukan Recycle Ratio


16

Q ( 0 ) + R (SDI) = (Q+R)(MLVSS)

SDI

SV

MLVSS
SV
SVI x MLVSS
1000

Keterangan :
SDI
= Sludge Density Index (g/mL)
SVI
= Sludge Volume Index (mL/g)
SV
= Sludge Volume (mL/L)
Q
= Debit Influen ( m3/detik atau m3/hari)
R
= Lumpur yang diresirkulasi
Menentukan Volume Aeration Tank
Volume = Q x

Keterangan :
V = Volume bak ( m3)
Q = Debit influen ( m3/detik atau m3/hari)

= Hydraulic Retention Time atau waktu tinggal ( jam

atau hari )

Menentukan Dimensi aeration tank


Bak
diasumsikan
menggunakan

diffusor

dengan

perbandingan p : l adalah 2 : 3 , dan ketinggian bak = 6


meter

Menentukan Food-To-Microbe Ratio

F
M

Q .( SoSt)
X .V

Keterangan :
F
M

= makanan mikroorganisme ( mg/L )


= Jumlah mikroorganisme ( mg/L)

= Debit Influen ( m3/detik atau m3/hari )

X
So
St

= MLVSS (mg/L)
= BOD influen ( mg/L)
= BOD effluent ( mg/L)
17

= Volume bak ( m3)

Menentukan Space Loading


Space Loading =

Q x So
V

Keterangan :
Q
= Debit Influen ( m3/detik atau m3/hari)
So
= BOD Influen ( mg/L)
V
= Volume bak ( m3)
Menentukan mean cell Residance Time

1
c

1
M

= Y.

- ke

Keterangan :

= waktu tinggal rata-rata mikroorganisme (jam)

= Debit Influen ( m3/detik atau m3/hari)

= Lumpur yang diresirkulasi

Perhitungan Oksigen
Or = YSr + keX + On
Dimana
Or
Y
Ke

= Kebutuhan Oksigen ( kg/hari)


= Koefisien oksigen
= Koefisien respirasi endogeneous ( kg O2/kg cell

day )
On

Oksigen

yang

dibutuhkan

untuk

( kg/hari)
Sr
= Substrat yang dihilangkan ( kg/hari)
X
= MLVSS ( mg/L)
Langkah-langkahnya adalah :
Menghitung total mass of MLVSS (kg)
X = V x MLVSS
Keterangan :
X = massa MLVSS dalam reaktor (kg)
V = Volume bak ( m3)
Menghitung substrate removed per hari
Sr = ( BOD5influen BOD5effluen ) x Q

18

nutrifikasi

Keterangan :
Sr = Substrat yang dihilangkan (kg/hari)
Q = Debit influen (m3/detik atau m3/hari)
Menghitung volatile suspended solids produced
Xw = YSr - keX
Keterangan :
Xw =

volatile suspended

solids produced

(kg

MLVSS/hari)
Y = cell yield coefficient (lb/b atau kg/kg)
Sr = Substrat yang dihilangkan (kg/hari)
ke = koefisien sel endogen
X = MLVSS (mg/L)

Menghitung jumlah nitrogen yang dinitrifikasi


Jumlah nitrogen yang dinitrifikasi dapat ditentukan dengan
persamaan mass balance

decrease synthesis
[ input ] =[ output ] + [ ] + decrease due
nitrification

1. Menentukan input
Input = Q x jumlah organic dan amoniak nitrogen pada
primary effluent

2. Menentukan

nitrogen

yang

hilang

akibat

sintesis

( pengendapan lumpur ) Cell : C5H7O2N = Mr = 113


Persentase Nitrogen =

14
113

x 100 % = 12,39 %

The Decrease due to synthetics = Xw . persentase nitrogen


19

due = [ input ] [ output ] decrease due t


[ decrease
[ o synthetics ]
nitrification ]
Keterangan :
Q
= Debit influen ( m3/detik atau m3/hari)
Xw
= Volatile suspended solids produced ( kg MLVSS/hari )

Menghitung power aerator (watt)


P=

gh (Q+ R)
Keterangan :

= Power aerator (watt)

P
g
h
Q
R

=
=
=
=
=

massa jenis ( kg/m3)


percepatan gravitasi ( m3/s)
kedalaman (m)
Debit influen (m3/s)
Lumpur yang diresirkulasi

Menghitung waste activated sludge flow


Qw =

Xw
MLVSS
Keterangan :
Qw = waste activated sludge flow (m3/hari)
Xw = Volatile Suspended solids produced (kg

MLVSS/hari)

Perhitungan Mass Balance


[ accumulation ] =[ input ] - [ output ]
0 = QwXr ( Q + QR) X
Keterangan :
Q = Debit Influen (m3/hari)
Qw = waste activated sludge flow ( m3/hari)
X = MLVSS (mg/L)
Gambar 5. Diagram Alir Perhitungan High-Rate Activated Sludge

20

Sumber: Pengolahan Penulis

II.3. Contoh Soal


Diketahui debit air limbah adalah 2000 m3/hari, dengan BOD = 240
mg/L dan suhu 20C
1. Menentukan BOD Removal Efficiency
BOD Removal Efficiency = (S0 St) / S0 x 100%
90% = [1- (St/ S0)] x 100%
0,9

= 1 St/240

St/240 = 0,1

KRITERIA DESAIN:
BOD Removal
Efficiency ialah dalam
interval 85 s/d 95%
Dipilih 90%

St = 24 mg/L
Jadi, untuk mencapai efisiensi 90%, maka BOD effluent harus
sama dengan 24 mg/L

21

2. Menentukan K (Reaction Rate Constant)


K2 = K1 x (T2 T1)
K2 = 0,528 x 1,06

(30-24)

K2 = 0,528 x 1,42

Dimana:

T1 = 24C
dalam interval 1,03-1,09
Dipilih 1,06

K1 = rate constant yang berbeda


bergantung pada jenis air limbahnya
Asumsi: limbah pulp & paper dengan
nilai K=0,528

K2 = 0,75 L/gr.jam

3. Menentukan Hydraulic Retention Time (HRT)

MLSS dalam rentang


4000-10.000
Dipilih 7000

SoSt
K . X . St

( 24024 ) mg/ L
=

KRITERIA DESAIN:

L
0,75
x 5460 mg/ L x 24 mg/ L
gr . jam
216

X = MLVSS = [0,68
s/d 0,88] x MLSS
Dipilih 0,78
X = 0,78 x 7000

= 2,2 jam
L
7,5 x 10 4
x 131040 mg/ L
X = 5460 mg/L
mg. jam

4. Menentukan Recycle Ratio (R)

SV =

SDI =

SVI x MLVSS
0,15 x 5460
=
= 0,819 ml/L
1000
1000
MLVSS
5460
=
= 6,67 x 106 mg/L
SV
0,819

Q ( 0 ) + R (SDI) = (Q+R)(MLVSS)
R (SDI) = (2000 + R)(5460)
6,67 x 106 R = 10,92 x 106 + 5460 R
6664540 R = 10,92 x106
R = 1,638

22

5. Menentukan Volume Aeration Tank


V = Qinf x
V = (2000 + 3276) m3/hari x 2,2 jam
V = 5276 m3/hari x (2,2/24 hari)

Qinf adalah jumlah dari Q


awal (Q0) dan QR,
dimana QR adalah Q
lumpur yang di resirkulasi
-

V = 5276 (0,088) m3

QR = Q0 x R
=2000x1,638
= 3276 m3/ day

V = 463,8 m3

6. Menentukan Dimensi Aeration Tank


Asumsi:

V = (p x l) x H

463,8 = (2a x 3a) 6

77,3 = 6a2

Bak Aerasi
dengan Difuser
H=6m
P : l = 2:3

a2 = 12,9
a = 3,6 m
maka, dimensi bak aerasi adalah, p x l x t = (7,2 x 10,8 x 6) m

7. Menentukan Food-to-Microb Ratio (F/M)


F/M = [Qinf (S0 - St)] / X. V
=

5276 (24024 )
5460(463,8)

1139616
2532348

= 0,45

23

8. Menentukan Space Loading

Q x S0
V

Space Loading =

5276 x 240
463,8

= 2730,14 mg/L-day = 2,73 kg m3-

day

9. Menentukan Mean Cell Residence Time


Kami mengasumsikan : Y = 0.5

lb MLVSS
lb BOD 5 removed

lb MLVSS
lb BOD 5 removed

Pada limbah domestik, Y = ( 0.5 0.7 )

0.7 )

kg
kg

dan ke = 0.1

dan

ke = ( 0.04-0.1)

1
c

= Y.

1
c

1
M

- ke

= ( 0.5 x 0,45) 0.1


range 5-10

1
c

kriteria
= 0.125 = c = 8 Memenuhi
hari

Perhitungan Oxygen Requirement


Or = YSr + keX + On
Dimana
Or
Y

= Kebutuhan Oksigen ( kg/hari)


= Koefisien oksigen

24

= ( 0.5

Ke
day )
On

= Koefisien respirasi endogeneous ( kg O2/kg cell


=

Oksigen

yang

dibutuhkan

untuk

nutrifikasi

( kg/hari)
Sr
= Substrat yang dihilangkan ( kg/hari)
X
= MLVSS ( mg/L
Langkah Pengerjaan
Menentukan kriteria yang digunakan
Y = 0.62 kg oksigen/kg BOD ( Reynold,1996)
Ke = 0.09 kg oxygen/kg MLVSS-day ( Reynold, 1996)
Y = 0.5 kg MLVSS/kg BOD ( Reynold,1996)
Ke = 0.1 day-1 ( Reynold,1996)
4.33 mg oksigen dibutuhkan untuk mengubah 1 mg nitrogen
ammonia menjadi ion nitrat ( Eckenfelder,1989)

Menentukan massa MLVSS dalam reaktor


Dari perhitungan sebelumnya :
V
= 463.8 m3
MLVSS
= 5460 mg/L
X = V x MLVSS
X = 463.8 x ( 5460 mg/L x 1000 L/m 3 x kg/106 mg) =

2532.348 kg

Menentukan substrat yang dihilangkan per hari


Diketahui : BOD5influent = 240 mg/L
Q = 2000 m3/hari
Sr = ( BOD5influen BOD5effluen) x Q
= ( 240 mg/L 24 mg/L ) x ( 2000000 L/hari x kg/10 6 ) = 432
kg/hari

Menentukan volatile suspended solid yang dihasilkan


Xw = YSr - keX
Xw

( 0.5

kg MLVSS
kg BOD

MLVSS ) = 37.2348

x 432

mg
L

) ( 0.1 x 2532.348 kg

kg MLVSS
hari

Menentukan jumlah nitrogen yang dinitrifikasi


Persmaaan Mass balance :

25


decre ase synthesis
[ input ] =[ output ] + [ ] + decrease due
nitrification

Menentukan input
Input = Q x jumlah organic dan amoniak
nitrogen pada primary effluent
Kami mengasumsikan jumlah organic dan ammonia
nitrogen pada primary effluent = 50 mg/L
Maka :
Input = 2000000 L/hari x ( 50 mg/L x kg/10 6
mg )
= 100

kg
hari

Menentukan nitrogen yang hilang akibat sintesis


( pengendapan lumpur)
Rumus Senyawa : C5H7O2N = Mr = 113
Persentase Nitrogen

14
113

x 100 % =

12,39 %
The Decrease due to synthetics = Xw .
persentase nitrogen
Decrease due to synthesis = 37.2348
x 12.39 %
= 4.613

kg MLVSS
hari

kg MLVSS
hari

Menentukan Output
Kami mengasumsikan nitrogen terkonvensi 100 % ,
maka output = 0

Menetukan nitrogen yang dinitrifikasi

due = [ input ] [ output ] decrease due


[ decrease
[ synthetics ]
nitrification ]

[ synthetics ] [ nitrification ]

[ input ] =[ output ] + decrease due + decrea se due

26

100

kg
hari

= 0 + (- 4.613

kg MLVSS

hari

due
[ decrease
nitrification ]
due
[ decrease
nitrification ]

= 104.613

kg N
hari

Menentukan kebutuhan oksigen


Or = YSr + keX + On
Or = ( 0.62 kg O2/kg BOD x 432 kg/hari ) + ( 0.09
kgO2/kg MLVSS. Hari x 2532.348 kg ) + ( 104.613 kg
N/hari x 4.33 kgO2/kgN)

948.72kgO 2/hari
udara
kgO2
1.202 kg
x 0,232
m3
kg udara

= 3402.09 m3/hari

Menentukan power aerator


Kami mengasumsikan H= 6 meter ( karena tipe diffuser)
Rumus :
P=

gh (Q+ R)

P = 1 kg/m3 x 9.81 m/s2 x 6 m x (23.15

m3
1000 L
P = 1.458 kW

Menghitung waste activated sludge flow


Qw

Xw
MLVSS

27

L
+ 1.633 ) x
s

kg MLVSS
hari
5.46 kg /m3

37.2348

= 6.82 m3/hari

Perhitungan dengan mass balance


Diketahui :
Qw = 6.82 m3/hari
X = 5460 mg/L

Qr = Q Qw
= 2000 m3/hari 6.82 m3/hari
= 1993.18 m3/hari
Konversi Satuan :

Qr = 1993.18 m /hari x 1000 L/m x

23.07

1
x

3600

s
jam

L
s

Qw = 6.82 m3/hari x 1000 L/m3 x

0.079

1
jam
24
hari

L
s

28

1
jam
24
hari

1
x

3600

s
jam

= 2000 m /hari x 1000 L/m x

1
jam
24
hari

1
x

3600

s
jam

L
s

23.15

[ accumulation ] =[ input ] [ output ]


0 = ( Q + QR) X Qw Xr
0 = ( 23.15 L/s + 23.07 L/s) 5460 mg/L ( 0.079 L/s x X r)

L
s
L
0.079
s
46.22

Xr =

= 585.06

mg
L

Space
Loading

BOD

Hydraulic

Removal

Retention

Recycle

kg

Res

efficiency

Time

Ratio

BOD/day

ce T

(%)

( jam)

( R/Q)

F/M Ratio

m3

(h

Literatur (
Raynold,1
996)
Hasil

1.0 s/d
75-90 %

2-4 jam

5.0

0.4-1.5

1.6-16

5 s/

an
Kesimpula

90%
memenuhi

2.2 jam
memenuhi

1.638
memen

0.45
memenuhi

2.73
memen

me

kriteria

kriteria

uhi

kriteria

uhi

Perhitung

29

kriteria
kriteria
Tabel 2. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Literatur dari Raynold
serta Kesimpulan
Sumber: Buku Reynolds/Richards. Unit Operasi dan Proses 2nd Edition,
Pengolahan Penulis

BAB III
KESIMPULAN

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pengolahan biologis dengan


tipe high rate activated sludge memenuhi kriteria bila BOD5 influen dan
debit yang diberikan seperti soal diatas. Tetapi tipe high rate activated

30

krit

sludge walapun memenuhi standar, tetapi standar yang dipenuhi


hanya melebihi sedikit diatas ambang batas parameter.

DAFTAR PUSTAKA

1. Raynold, Tom D & Richard, Paul A.1996. Unit Operations and


Processes

in

Environtmental

Company
2. http//www.kelair.bppt.go.id
3. http//lontar.ui.ac.id

31

Engineering.

PWS

Publishing

4. http//digilib.its.ac.id

32

Anda mungkin juga menyukai