Anda di halaman 1dari 14

Pengolahan Limbah Menggunakan Metode Lumpur Aktif

Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi adalah metode yang memanfaatkan
mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air
limbah. Metode pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses
pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut.
Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi yang
pertama kali dilakukan di Ingris pada awal abad 19. Sejak itu proses ini diadopsi seluruh
dunia sebagai pengolah air limbah domestik sekunder secara biologi. Proses ini pada
dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik menjadi CO2
dan H2O, NH4. dan sel biomassa baru. Udara disalurkan melalui pompa blower (diffused)
atau melalui aerasi mekanik. Sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki
penjernihan
Anna dan Malte (1994) berpendapat keberhasilan pengolahan limbah secara biologi
dalam batas tertentu diatur oleh kemampuan bakteri untuk membentuk flok, memudahkan
pemisahan partikel dan air limbah. Lumpur aktif adalah ekosistem yang komplek yang terdiri
dari bakteri, protozoa, virus, dan organisme-organisme lain.
Lumpur aktif dicirikan oleh beberapa parameter, antara lain, Indeks Volume Lumpur
(Sludge Volume Index = SVI) dan Stirrd Sludge Volume Index (SSVI). Perbedaan antara dua
indeks tersebut tergantung dari bentuk flok, yang diwakili oleh faktor bentuk (Shape Factor =
S).
Pada kesempatan lain Anna dan Malte (1997) menyatakan bahwa proses lumpur aktif
dalam pengolahan air limbah tergantung pada pembentukan flok lumpur aktif yang terbentuk
oleh mikroorganisme (terutama bakteri), partikel inorganik, dan polimer exoselular. Selama
pengendapan flok, material yang terdispersi, seperti sel bakteri dan flok kecil, menempel
pada permukaan flok.
Pembentukan flok lumpur aktif dan penjernihan dengan pengendapan flok akibat agregasi
bakteri dan mekanisme adesi. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa flokulasi dan sedimentasi
flok tergantung pada hypobisitas internal dan eksternal dari flok dan material exopolimer
dalam flok, dan tegangan permukaan larutan mempengaruhi hydropobisitas lumpur granular
dari reaktor lumpur anaerobik.
Frank et all (1996) mencoba menggambarkan bahwa dalam sistem pengolah lumpur aktif
baik untuk domestik maupun industri mengandung 1-5% padatan total dan 95-99% bulk
water (liqour). Pembuangan kelebihan lumpur merupakan proses yang mahal, dilakukan
dengan mengurangi volume lumpur melalui proses pengepresan (dewatering).
Pada bagian lain dinyatakan pula bahwa konsentrasi besi yang tinggi konsentrasi besi
yang tinggi, 70-90% dalam bentuk Fe (III), ditemukan dalam lumpur aktif. akumulasi besi
dapat berasal dari influent air limbah atau melalui penambahan FeSO4 yang digunakan untuk
menghilangkan fosfor. Jumlah besi dalam lumpur aktif akan berkurang setelah memasuki
kondisi anaerobik dan mungkin berasosiasi dengan adanya aktifitas bakteri heterotrofik.
Berkurangnya fosfor dalam lumpur aktif dapat menyebabkan fosfor terlepas kedalam air. Jika
ini terjadi merupakan potensi untuk terjadinya eutrofikasi pada perairan.

CARA PENGOLAHAN LIMBAH

1
Limbah yang datang dari segala macam aktifitas akan ditampung kedalam bak penyaring.
bak penyaring berfungsi sebagai penyaring kotoran padat dan sampah yang dapat
mengganggu proses peralatan selanjutnya atau peralatan lainnya air yang telah disaring
selanjutnya menuju ke bak equalizing, bak equalizing berfungsi sebagai penampung dalam
proses awal agar kualitas air rata dan teratur. Air kemudian di pompakan ke flow control box
untuk selanjutnya masuk ke bak aerasi, bak ini dilengkapi dengan air difuser yang berfungsi
melarutkan udara kedalam air sehingga bakteri menjadi aktif.
Di bak ini air limbah akan diproses dengan cara menambahkan atau melarutkan udara
kedalam air dan menambahkan lumpur aktif yang diperoleh dari bak pengendap atau
sedimentation tank. Bak ini berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang datang dari aerasi
dengan tujuan mempercepat pengendapan struktur, sehingga dibuat seperti limas segi empat.
Lumpur yang mengendap akan diangkat oleh airlift melalui udara blower kemudian
lumpur ditampung ke setiap distributor box untuk di distribusikan ke bak aerasi, bak
penampungan lumpur dan bak klorinasi atau clorinasi tank. Setelah air diendapkan proses
selanjutnya biasanya menambahkan bahan kimia yang berfungsi untuk membunuh kuman,
namun bisa juga tidak menggunakan bahan kimia, hal tersebut dapat diatasi dengan
menambahkan bakteri aktif pada saat proses aerasi.
Bak penampung air olahan atau efluent tank adalah bak yang berfungsi sebagai bak
penampung air olahan yang dihasilkan oleh unit pengolahan limbah untuk disalurkan ke
water tank, air yang masuk ke bak ini adalah air yang sudah diproses bebas dari kuman
Sludge thickening adalah alat yang berfungsi untuk mengurangi kadar air (liquid) dalam
lumpur, sehingga menambah kandungan solid (padatan) dalam lumpur. Pabrik pengolahan air
limbah pada umumnya menggunakan perangkat penebalan untuk meningkatkan konsentrasi
padatan pada akhir langkah proses tertentu dalam proses lumpur aktif. Penebalan
meningkatkan kandungan padatan lumpur dan mengurangi volume air gratis sehingga
meminimalkan beban unit pada proses hilir seperti pencernaan dan dewatering.

Proses yang digunakan penebalan mencakup penebalan gravitasi, flotasi udara terlarut,
sabuk penebalan gravitasi dan rotary drum penebalan. Jenis penebalan dipilih biasanya
ditentukan oleh ukuran dari pabrik limbah, hambatan fisik dan proses hilir.
Di pabrik pengolahan air limbah yang kecil, penebalan biasanya terjadi secara langsung
di dalam tangki penyimpanan lumpur. Lumpur yang dikompersi di bagian bawah tangki
hanya oleh gaya gravitasi, sedangkan di atas lapisan lumpur air keruh terbentuk, yang diambil
dari tangki dan kembali ke inllet.
Dibuat Devy Endutpluk Pada Selasa, Oktober 01, 2013

Lumpur aktif Presentation Transcript


 PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI Dengan Lumpur Aktif Oleh : Moriz Geovani M. Adzan
Fahrenza Iqbal Muzzayin Mahbub

 Lumpur Aktif Sistem lumpur aktif adalah salah satu proses pengolahan air limbah secara
biologi, dimana air limbah dan lumpur aktif dicampur dalam suatu reaktor atau tangki aerasi.
Padatan biologis aktif akan mengoksidasi kandungan zat di dalam air limbah secara biologis,
yang di akhir proses akan dipisahkan dengan sistem pengendapan Proses lumpur aktif mulai
dikembangkan di Inggris pada tahun 1914 oleh Ardern dan Lockett (Metcalf dan Eddy, 1991),

2
dan dinamakan lumpur aktif karena prosesnya melibatkan massa mikroorganisme yang aktif,
dan mampu menstabilkan limbah secara aerobik.

 Prinsip Dasar Lumpur Aktif Prinsip dasar sistem lumpur aktif yaitu terdiri atas dua unit proses
utama, yaitu bioreaktor (tangki aerasi) dan tangki sedimentasi. Dalam sistem lumpur aktif,
limbah cair dan biomassa dicampur secara sempurna dalam suatu reaktor dan diaerasi

 Tujuan pengolahan limbah cair dengan sistem. lumpur aktif dapat dibedakan menjadi 4
(empat) yaitu: 1. pemisahan senyawa karbon (oksidasi karbon) 2. pemisahan senyawa
nitrogen 3. pemisahan fosfor 4. stabilisasi lumpur secara aerobik simultan

 Skema proses dasar sistem lumpur aktif

 Kelebihan dan Kekurangan Sistem lumpur aktif dapat diterapkan untuk hampir semua jenis
limbah cair industri pangan, baik untuk oksidasi karbon, nitrifikasi, denitrifikasi, maupun
eliminasi fosfor secara biologis. Kendala yang mungkin dihadapi oleh dalam pengolahan
limbah cair industri pangan dengan sistem ini kemungkinan adalah besarnya biaya investasi
maupun biaya operasi, karena sistem ini memerlukan peralatan mekanis seperti pompa dan
blower. Biaya operasi umumnya berkaitan dengan pemakaian energi listrik (Anonim, 2007).

 Kelebihan dan Kekurangan Sistem lumpur aktif dapat diterapkan untuk hampir semua jenis
limbah cair industri pangan, baik untuk oksidasi karbon, nitrifikasi, denitrifikasi, maupun
eliminasi fosfor secara biologis. Kendala yang mungkin dihadapi oleh dalam pengolahan
limbah cair industri pangan dengan sistem ini kemungkinan adalah besarnya biaya investasi
maupun biaya operasi, karena sistem ini memerlukan peralatan mekanis seperti pompa dan
blower. Biaya operasi umumnya berkaitan dengan pemakaian energi listrik (Anonim, 2007).

3
Makalah Lumpur Aktif
Ratings: (0)|Views: 1,783 |Likes: 11

Published by Rizky Setiawan

See more

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode Biologi.
Metode ini merupakan metode yang paling efektif dibandingkan dengan metode Kimia dan
Fisika. Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi adalah metode yang memanfaatkan
mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air
limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan menghilangkan kandungan material,
juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya. Dalam
pengolahan air limbah secara aerobik mikroorganisme mengoksidasi dan mendekomposisi
bahan-bahan organik dalam limbah air limbah dengan menggunakan oksigen yang disuplai
oleh aerasi dengan bantuan enzim dalam mikroorganisme. Pada waktu yang sama
mikroorganisme mendapatkan energi sehingga mikroorganisme baru dapat bertumbuh.
Proses pengolahan secara biologi yang paling sering digunakan adalah proses pengolahan
dengan menggunakan metode lumpur aktif. Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses
pertumbuhan mikroba tersuspensi. Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik
yangmengoksidasi material organik menjadi CO2 dan H2O, NH4. dan sel biomassabaru.
Proses ini menggunakan udara yang disalurkan melalui pompa blower(diffused) atau melalui
aerasi mekanik. Sel mikroba membentuk flok yangakan mengendap di tangki penjernihan.
Kemampuan bakteri dalammembentuk flok menentukan keberhasilan pengolahan limbah
secara biologi,karena akan memudahkan pemisahan partikel dan air limbah.Dengan

4
menerapkan sistem ini didapatkan air bersih yang tidak lagimengandung senyawa organik
beracun dan bakteri yang berbahaya bagikesehatan. Air tersebut dapat dipergunakan kembali
sebagai sumber air untuk kegiatan industri selanjutnya. Diharapkan pemanfaatan sistem daur
ulang airlimbah akan dapat mengatasi permasalahan persediaan cadangan air tanahdemi
kelangsungan kegiatan industri dan kebutuhan masyarakat akan air.
Metode pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses
pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme tersebut. Air tersebut
dapat dipergunakan kembali sebagai sumber air untuk kegiatan industri selanjutnya. Air daur
ulang tersebut dapat dimanfaatkan dengan aman untuk kebutuhan konsumsi air seperti
cooling tower, boilerlaundry, toilet flusher, penyiraman tanaman, general cleaning, fish pond
carwash dan kebutuhan air yang lainnya. Dalam hal ini metode lumpur aktif merupakan
metode pengolahan airlimbah yang paling banyak dipergunakan, termasuk di Indonesia, hal ini
mengingat metode lumpur aktif dapat dipergunakan untuk mengolah air limbah dari berbagai
jenis industri seperti industri pangan, pulp, kertas,tekstil, bahan kimia dan obat-obatan.Teknik
Pengolahan air limbah banyak ragamnya. Salah satu dari teknik Air limbah adalah proses
lumpur aktif dengan aerasi oksigen murni. Pengolahan ini termasuk pengolahan biologi, karena
menggunakan bantuan mikroorganisma pada proses pengolahannya. Proses lumpur aktif
merupakan proses pengolahan secara biologis aerobic dengan mempertahankan jumlah
massa mikroba dalam suatu reaktor dan dalam keadaan tercampur sempurna. Suplai oksigen
adalah mutlak dari peralatan mekanis, yaitu aerator dan blower, karena selain berfungsi
untuk suplai oksigen juga dibutuhkan pengadukan yang sempurna. Perlakuan
untuk memperoleh massa mikroba yang tetap adalah dengan melakukan resirkulasi lumpur
dan pembuangan lumpur dalam jumlah tertentu.1.2 Tujuan Penulisan Makalah ini ditulis
bertujuan untuk:
1. Mengetahui defenisi lumpur aktif
2. Mengetahui proses lumpur aktif tersebut berlangsung.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Industri tekstil merupakan industry yang dapat ditemukan di banyak Negaraterutama di Asia
dan jumlahnya semakin meningkat. Di Indonesia, industri inimembawa dampak positif

5
terhadap pemenuhan kebutuhan akan sandang dalamnegeri dan menambah devisa negara.
Namun dampak negatif yang timbul sampaisaat ini masih perlu perhatian khusus. Salah satu
dampak negatif yang timbul adalahpencemaran limbah industri. Seiring dengan meningkatnya
industri ini, masalahpencemaran pun semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh penanganan
yangkurang baik terhadap limbah cair dari proses pembuatan tekstil. Penurunan
kualitaslingkungan akan berdampak pada kehidupan akuatik yang terdapat dalam badan
airpenerima yang akibatnya akan dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitarindustri
tekstil tersebut.Limbah cair industri tekstil merupakan salah satu jenis air buangan yangsukar
diolah, karena proses yang digunakan dalam industri tekstil sangat bervariasi,sehingga
karakteristik limbah cair yang dihasilkannya pun sangat bervariasi. Umumnya limbah cair
industri tekstil memiliki warna yang pekat, bersifat basa, kandungan padatan tersuspensi (TSS)
yang tinggi, temperatur tinggi, konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD) dan
Biological Oxygen Demand (BOD) yang tinggi. Pengolahan air limbah pada umumnya
dilakukan dengan menggunakanmetode Biologi. Metode ini merupakan metode yang paling
efektif dibandingkandengan metode Kimia dan Fisika. Proses pengolahan limbah dengan
metode Biologiadalah metode yang memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis
untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme
sendiriselain menguraikan dan menghilangkan kandungan material, juga menjadikanmaterial
yang terurai tadi sebagai tempat berkembang biaknya.Dalam pengolahan air limbah secara
aerobik mikroorganisme mengoksidasidan mendekomposisi bahan-bahan organik dalam
limbah air limbah denganmenggunakan oksigen yang disuplai oleh aerasi dengan bantuan
enzim dalammikroorganisme. Pada waktu yang sama mikroorganisme mendapatkan energi
sehingga mikroorganisme baru dapat bertumbuh. Proses pengolahan secara biologiyang
paling sering digunakan adalah proses pengolahan dengan menggunakanmetode lumpur
aktif.Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikrobatersuspensi. Proses
ini pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yangmengoksidasi material organik
menjadi CO2 dan H2O, NH4 dan sel biomassa baru. Proses ini menggunakan udara
yang disalurkan melalui pompa blower (diffused) ataumelalui aerasi mekanik. Sel mikroba
membentuk flok yang akan mengendap ditangki penjernihan. Kemampuan bakteri dalam
membentuk flok menentukankeberhasilan pengolahan limbah secara biologi, karena akan
memudahkan pemisahanpartikel dan air limbah.Pengolahan limbah dengan sistem lumpur
aktif mulai dikembangkan diInggris pada tahun 1914 oleh Ardern dan Lockett, dan dinamakan
lumpur aktif karena prosesnya melibatkan massa mikroorganisme yang aktif, dan
mampumenstabilkan limbah secara aerobik. Istilah lumpur aktif diterapkan baik pada
6
prosesmaupun padatan biologis di dalam unit pengolahan.Proses lumpur aktif merupakan
proses pengolahan secara biologis aerobicdengan mempertahankan jumlah massa mikroba
dalam suatu reaktor dan dalamkeadaan tercampur sempurna. Suplai oksigen adalah mutlak
dari peralatan mekanis,yaitu aerator dan blower, karena selain berfungsi untuk suplai
oksigen jugadibutuhkan pengadukan yang sempurna. Perlakuan untuk memperoleh
massamikroba yang tetap adalah dengan melakukan resirkulasi lumpur dan
pembuanganlumpur dalam jumlah tertentu.

BAB III. ISI


3.1. Pengertian Lumpur Aktif
Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikrobatersuspensi yang
pertama kali dilakukan di Ingris pada awal abad 19. Sejak itu prosesini diadopsi seluruh dunia
sebagai pengolah air limbah domestik sekunder secarabiologi. Proses ini pada dasarnya
merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material organik menjadi CO2 dan H2O,
NH4. dan sel biomassa baru. Udara disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau
melalui aerasi mekanik. Sel mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki
penjernihan.Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan menggunakanmetode
Biologi. Metode ini merupakan metode yang paling efektif dibandingkandengan metode Kimia
dan Fisika. Proses pengolahan limbah dengan metode Biologiadalah metode yang
memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung
di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiriselain menguraikan dan menghilangkan
kandungan material, juga menjadikanmaterial yang terurai tadi sebagai tempat berkembang
biaknya. Metode pengolahanlumpur aktif (activated sludge) adalah merupakan proses
pengolahan air limbah yangmemanfaatkan proses mikroorganisme tersebut.Dengan
menerapkan sistem ini didapatkan air bersih yang tidak lagimengandung senyawa organik
beracun dan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan. Air tersebut dapat dipergunakan kembali
sebagai sumber air untuk kegiatan industriselanjutnya. Diharapkan pemanfaatan sistem daur
ulang air limbah akan dapatmengatasi permasalahan persediaan cadangan air tanah demi
kelangsungan kegiatanindustri dan kebutuhan masyarakat akan air.Air tersebut dapat
dipergunakan kembali sebagai sumber air untuk kegiatanindustri selanjutnya. Air daur ulang
yang kami kerjakan dapat dimanfaatkan denganaman untuk kebutuhan konsumsi air seperti
cooling tower, boiler laundry, toiletflusher, penyiraman tanaman, general cleaning, fish pond car
wash dan kebutuhan airyang lainnya.

7
3.2 Proses Pengolahan Air Limbah
Proses pengolahan air limbah terbagi menjadi tiga tahap pemrosesan, yaitu :
1. Proses primer, Proses primer merupakan perlakuan pendahuluan yang meliputi:
a). Penyaringan kasar
b). Penghilangan warna
c). Ekualisasi
d). Penyaringan halus
e). Pendinginan
2. Proses sekunder ( Proses biologi dan sedimentasi ).
3. Proses tersier ( merupakan tahap lanjutan setelah proses biologi dansedimentasi ).

A. Proses primer
a) Penyaringan kasar.
Air limbah dari hasil proses produksi dibuang melalui saluran pembuangan
terbuka menuju pengolahan air limbah. Saluran tersebut terbagi menjadi dua bagian,
yakni saluran air berwarna dan saluran air tidak berwarna. Untuk mencegah agar sisa-
sisa kotoran padat dan sampah dalam air limbah terbawa pada saat proses, maka air
limbah disaring dengan menggunakan saringan kasar berdiameter 50 mm dan 20 mm.
b) Penghilangan warna
Limbah cair berwarna yang berasal dari proses produksi setelah melewati tahap
penyaringan ditampung dalam dua bak penampungan, air tersebut kemudian
dipompakan ke dalam tangki koagulasi pertama yang terdiri atas tiga buah tangki,
yaitu : Pada tangki pertama ditambahkankoagulasi FeSO4 (Fero Sulfat)
konsentrasinya 600 - 700 ppm untuk pengikatan warna. Selanjutnya dimasukkan ke
dalam tangki kedua denganditambahkan kapur (lime) konsentrasinya 150 - 300
ppm, gunanya untuk menaikkan pH yang turun setelah penambahan FeSO4. Dari
tangki kedualimbah dimasukkan ke dalam tangki ketiga pada kedua tangki
tersebutditambahkan polimer berkonsentrasi 0,5 - 0,2 ppm, sehingga akan
terbentuk gumpalan-gumpalan besar (flok) dan mempercepat proses pengendapan.

8
Setelah gumpalan-gumpalan terbentuk, akan terjadi pemisahan antarapadatan hasil
pengikatan warna dengan cairan secara gravitasi dalam tangki sedimentasi.
Meskipun air hasil proses penghilangan warna ini sudah jernih, tetapi pH-nya
masih tinggi yaitu 10, sehingga tidak bisa langsung dibuang keperairan. Untuk
menghilangkan unsur-unsur yang masih terkandung di dalamnya, air yang berasal dri
koagulasi I diproses dengan sistem lumpuraktif. Cara tersebut merupakan
perkembangan baru yang dinilai lebih efektif dibandingkan cara lama yaitu air
yang berasal dari koagulasi I digabungdalam bak ekualisasi.
c) Ekualisasi
Bak ekualisasi atau disebut juga bak air umum yang menampung dua sumber
pembuangan yaitu limbah cair tidak berwarna dan air yang berasal dari mesin
pengepres lumpur. Kedua sumber pembuangan pengeluarkan air dengan karakteristik
yang berbeda. Oleh karena itu untuk memperlancar proses selanjutnya air dari kedua
sumber ini diaduk dengan menggunakan blower hingga mempunyai karakteristik yang
sama yaitu pH 7 dan suhunya 32oC. Sebelum kontak dengan sistem lumpur aktif,
terlebih dahulu air melewati saringan halus dan cooling tower, karena untuk proses
aerasi memerlukan suhu 32oC. Untuk mengalirkan air dari bak ekualisasi ke
bak aerasi digunakan dua buah submerble pump atau pompa celup.
d) Penyaringan halus
Air hasil ekualisasi dipompakan menuju saringan halus untuk memisahkan padatan
dan larutan, sehingga air limbah yang akan diolah bebas dari padatan kasar berupa
sisa-sisa serat benang yang masih terbawa.
e) Pendinginan
Karakteristik limbah produksi tekstil umumnya mempunyai suhuantara 35-40 oC,
sehingga memerlukan pendinginan untuk menurunkan suhu yang bertujuan
mengoptimalkan kerja bakteri dalam sistem lumpur aktif.Karena suhu yang diinginkan
adalah berkisar 29-30oC.

B. Proses sekunder
a) Proses Biologi
Pada umumnya dalam proses biologi ini membutuhkan tiga bak aerasi, yang pertama
berbentuk oval mempunyai beberapa kelebihandibandingkan dengan bentuk persegi
panjang. Karena pada bak oval tidak memerlukan blower sehingga dapat menghemat
biaya listrik, selain ituperputaran air lebih sempurna dan waktu kontak bakteri dengan
9
limbah lebihmerata serta tidak terjadi pengendapan lumpur seperti layaknya terjadi
padabak persegi panjang.. Pada masing-masing bak aerasi ini terdapat sparatoryang
mutlak diperlukan untuk memasok oksigen ke dalam air bagi kehidupanbakteri.
Parameter yang diukur dalam bak aerasi dengan sistem lumpur aktif adalah DO,
MLSS, dan suhu. parameter-parameter tersebut harus terus dijaga sehingga
penguraian polutan yang terdapat dalam limbah dapat diuraikan semaksimal mungkin
oleh bakteri. Oksigen terlarut yang diperlukan berkisar 0,5 –2,5 ppm, MLSS berkisar
4000 –6000 mg/l, dan suhu berkisar 29 – 30oC.

b) Proses Sedimentasi
Bak sedimentasi II biasanya mempunyai bentuk bundar pada bagianatasnya dan bagian
bawahnya berbentuk kronis yang dilengkapi denganpengaduk (agitator) dengan putaran
2 rph. Desain ini dimaksudkan untuk mempermudah pengeluaran endapan dari dasar
bak. Pada bak sedimentasi iniakan terjadi settling lumpur yang berasal dari bak aerasi
dan endapan lumpurini harus segera dikembalikan lagi ke bak aerasi (return
sludge=RS), karenakondisi pada bak sedimentasi hampir mendekati anaerob. Besarnya
RS ditentukan berdasarkan perbandingan nilai MLSS dan debit RS itu sendiri. Pada bak
sedimentasi ini juga dilakukan pemantauan kaiment (ketinggian lumpur dari permukaan
air) dan MLSS dengan menggunakan alat MLSS meter.

C. Proses tersier
Pada proses pengolahan ini ditambah bahan kimia, yaitu Alumunium Sulfat
(Al2(SO4)3), Polimer dan Antifoam (Silicon Base); untuk mengurangi padatan
tersuspensi yang masih terdapat dalam air. Tahap lanjutan ini diperlukan untuk memperoleh
kualitas air yang lebih baik sebelum air tersebut dibuang ke perairan.Air hasil proses biologi
dan sedimentasi selanjutnya ditampung dalam bak interdiet yang dilengkapi dengan alat
yang disebut inverter untuk mengukur level air,kemudian dipompakan ke dalam tangki
koagulasi dengan menggunakan pompasentrifugal. Pada tangki koagulasi ditambahkan
alumunium sulfat (konsentrasi antara150 – 300 ppm) dan polimer (konsentrasi antara
0,5 –2 ppm), sehingga terbentuk flok yang mudah mengendap. Selain kedua bahan
koagulan tersebut jugaditambahkan tanah yang berasal pengolahan air baku (water
teratment) yangbertujuan menambah partikel padatan tersuspensi untuk memudahkan
terbentuknyaflok.Pada tangki koagulasi ini terdapat mixer (pengaduk) untuk
mempercepatproses persenyawaan kimia antara air dan bahan koagulan, juga terdapat pH
10
kontrolyang berfungsi untuk memantau pH effluent sebelum dikeluarkan ke
perairan.Setelah penambahan koagulan dan proses flokulasi berjalan dengan sempurna,
makagumpalan-gumpalan yang berupa lumpur akan diendapkan pada tangki
sedimentasiIII. Hasil endapan kemudian dipompakan ke tangki penampungan lumpur
yangselanjutnya akan diolah dengan belt press filter machine.

3.3. Sistem Lumpur Aktif


Di dalam limbah yang mengandung bahan organik terdapat zat-zat yangmerupakan
makanan dan kebutuhan-kebu-tuhan lain bagi mikroorganisme yang akandigunakan dalam
proses lumpur aktif. Proses lumpur aktif adalah salah satu prosespengolahan air limbah
secara biologi, dimana air limbah dan lumpur aktif dicampurdalam suatu reaktor atau tangki
aerasi. Padatan biologis aktif akan mengoksidasikandungan zat di dalam air limbah secara
biologis, yang di akhir proses akandipisahkan dengan sistem pengendapan. Proses lumpur
aktif mulai dikembangkan di Inggris pada tahun 1914 oleh Ardern dan Lockett dan
dinamakan lumpur aktif karenaprosesnya melibatkan massa mikroorganisme yang aktif,
dan mampu menstabilkanlimbah secara aerobik. Istilah lumpur aktif diterapkan
baik pada proses maupunpadatan biologis di dalam unit pengolahan.
Proses lumpur aktif terdiri dari dua tangki (gambar 2), yaitu :- Tangki aerasi : di dalam bak
ini terjadi reaksi penguraian zat organik olehmikroorganisme dengan bantuan oksigen
terlarut.- Bak pemisah (Clarifier): yaitu tempat lumpur aktif dipisahkan dari cairan
untuk dikembalikan ke tangki aerasi, kelebihannya dibuang.

Inlet Tanki Aerasi


Tanki sedi Outlet
men
tasi

Lumpur dikembalikan Lumpur dibuang

Gambar 1. Kegiatan dan Alat Sistem Lumpur Aktif

3.4. Deskripsi Proses Lumpur Aktif


Aliran umpan air limbah/ subtrat, bercampur dengan aliran lumpur aktif
yangdikembalikan sebelum masuk rektor. Campuran lumpur aktif dan air
11
limbahmembentuk suatu campuran yang disebut cairan tercampur (mixed
liquor ).Memasuki aerator, lumpur aktif dengan cepat memanfaatkan zat organik
dalamlimbah untuk men-degradasinya.Kondisi lingkungan aerobic diperoleh dengan
memberikan oksigen ke tangkiaerasi. Pemberian oksigen dapat dilakukan dengan
penyebaran udara tekan, aerasipermukaan secara mekanik, atau injeksi oksigen murni.
Aerasi dengan difusi udaratekan atau aerasi mekanik mempunyai dua fungsi, yaitu
pemberi udara danpencampur agar terjadi kontak yang sempurna antara lumpur aktif
dan senyawaorganik di dalam limbah.Pada tangki pengendapan (clarifier ), padatan
lumpur aktif mengendap danterpisah dengan cairan sebagai effluent. Sebagian lumpur
aktif dari dasar tangkipengendap dipompakan kembali ke reaktor dan dicampur dengan
umpan (subtrat)yang masuk, sebagian lagi dibuang. Dalam reactor mikroorganisme
mendegradasi bahan-bahan organik denganpersamaan stoikiometri pada reaksi di
bawah ini (Metcalf dan Eddy,1991):

Proses Oksidasi dan Sintesis:


bakteri
CHONS + O2 + Nutrient CO2 + NH3 + C5H7NO2 + produk lain
sel bakteri baru

Proses Respirasi Endogenus:

C5H7NO2 + 5 O2 5 CO2 + 2H2O + NH3 + Energi


(sel)

BAB IV. PENUTUP

4. 1. Kesimpulan
Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikrobatersuspensi. Proses ini
pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yangmengoksidasi material organik menjadi
CO2 dan H2O, NH4 dan sel biomassa baru. Proses ini menggunakan udara yang
disalurkan melalui pompa blower (diffused) ataumelalui aerasi mekanik. Sel mikroba
membentuk flok yang akan mengendap ditangki penjernihan. Kemampuan bakteri dalam

12
membentuk flok menentukankeberhasilan pengolahan limbah secara biologi, karena akan
memudahkan pemisahanpartikel dan air limbah.Proses pengolahan air limbah terbagi menjadi
tiga tahap pemrosesan, yaitu :

1. Proses primer, Proses primer merupakan perlakuan pendahuluan yang meliputi :


a). Penyaringan kasar
b). Penghilangan warna
c). Ekualisasi
d). Penyaringan halus
e). Pendinginan
2. Proses sekunder ( Proses biologi dan sedimentasi ).
3. Proses tersier (merupakan tahap lanjutan setelah proses biologi dan sedimentasi).

4.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal pada pengolahan limbah cairperlu
dilakukan perbaikanperbaikan terhadap penelitian lanjutan yaitu:1. Penempatan sistem
aerasi yang merata dengan meletakkan aerator pada posisidimana udara bisa
terdistribusikan ke seluruh bak aerasi agar pengadukanberlangsung secara sempurna.2.
Penentuan intensitas pengembalian lumpur aktif yang teratur dan efektif
agarmikroorganisme tidak terlalu lama dalam bak pengendapan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. Pengolahan Limbah Dengan Metode Lumpur Aktif.
http://www.scribd.com/doc/27085719/Pengolahan-Limbah-Dengan-Metode-Lumpur-
Aktif-Pengolahan Diakses tanggal 16-10-2012
Anonim2. Makalah Lumpur Aktif
http://www.scribd.com/doc/76996397/Final-Makalah-Lumpur-Aktif
Diakses tanggal 16-10-2012
Anonim3 . Lumpur Aktif
http://www.scribd.com/doc/78487584/TUGAS-2-LUMPUR-AKTIF

13
Diakses tanggal 16-10-2012C.A. Papadimitriou. 2006. Coke Oven Wastewater
Treatment By Two Activated Sludge
Systemshttp://www.gnest.org/journal/Vol8_No1/paper_3_Papadimitriou_346.pdf.
Diakses tanggal 16-10-2012Dini Mardini. 2004. Penggunaan Metode Lumpur Aktif
Sebagai Salah SatuPengolahan Sekunder Terhadap Limbah Cair Industri Tekstil Pt.
CagmDengan Sistem Flow Skala Laboratorium.
http://repository.upi.edu/operator/upload/pro_2004_kimia_mardini_penggunaan_metode
_lumpur_aktif.pdf
Diakses tanggal 15-10-2012Ignasius DA. Sutapa.1999. LUMPUR AKTIF : ALTERNATIF
PENGOLAHLIMBAH CAIR
http://www.scribd.com/doc/100744182/Alternatif-Pengolah-Limbah-Cair

14

Anda mungkin juga menyukai