Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK KIMIA ITENAS

SOLUSI LATIHAN SOAL


Semester I – 2018/2019
TKA-499 – PENGOLAHAN AIR & LIMBAH INDUSTRI
KELAS : A / B
27 November 2018
Pengajar : Puriyanti Yusika

1. Untuk perancangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sistem complete-mix activated sludge diberikan
data-data sebagai berikut :

 Debit rata-rata air limbah = 0,25 m3/detik


 BOD5 influen = 250 mg/L
 TSS influen = 250 mg/L
 BOD5 efluen = < 25 mg/L
 TSS efluen = < 30 mg/L

Data parameter operasi dan koefisien kinetik biologi adalah sebagai berikut :
 Mean cell residence time c = 10 hari
 MLVSS = 2500 mg/L
 MLVSS/MLSS = 0,8
 Konsentrasi MLSS dalam aliran resirkulasi XR = 10000 mg/L
 Y = 0,5 mg VSS/mg BOD5
 kd = 0,06/hari
 BOD5/BODL = 0,70

Asumsi :
 Pada bak pengendap primer, % penyisihan BOD5 adalah 30%, dan % penyisihan TSS adalah 65%
 Spec. gravity primary sludge adalah 1,02, dan lumpur mengandung padatan sebesar 5,0%
 Konsumsi oksigen 1,42 mg O2/mg padatan biodegradable
 % padatan biodegradable pada TSS efluen = 65%

Tentukan :
a. Tahapan-tahapan proses IPAL dalam diagram balok untuk memenuhi persyaratan efluen.
Jawab :
TEKNIK KIMIA ITENAS

b. Luas penampang dan dimensi saluran untuk penempatan bar screen apabila diketahui laju alir limbah
melalui saluran 0,50 m/detik, dan rasio kedalaman dan lebar saluran adalah 1,5.
Jawab :
Debit air limbah : Q = 0,25 m3/detik
= 900 m3/jam
= 21600 m3/hari

Laju alir limbah : v = 0,50 m/detik

Luas penampang saluran : A = Q/v


= 0,25 / 0,50 m2
= 0,50 m2

A = WxD
D/W = 1,5 A = W x 1,5W = 1,5W2
0,50 = 1,5W2
W = [0,50/1,5]0,5 = 0,577 m
D = 1,5 x 0,577 = 0,866 m

Dibulatkan Lebar saluran W = 0,60 m


Kedalaman saluran D = 0,90 m

Periksa laju alir melalui saluran v = 0,25 / (0,60 x 0,90) m/detik


= 0,463 m/detik ok

c. Volume dan dimensi bak ekualisasi, apabila diketahui waktu detensi air limbah di dalam bak 4 jam.
Hitung pula kebutuhan daya aerator untuk mixing ekualisasi apabila diasumsikan daya aerator untuk
mixing = 30 HP/million gallon air limbah. [1 m3 = 264,17 gallon].
Jawab :

Vulume bak ekualisasi Vek = Q x tek


= 900 x 4 m3 = 3600 m3

Kebutuhan daya aerator teoretis Pek = 30 x 3600 x 264,17 / 1000000 HP


= 28,53 HP 30 HP

Catatan : Kebutuhan daya aerator aktual dilihat dari dimensi bak ekualisasi.

Apabila untuk keperluan mixing menggunakan aerator, berdasarkan data pada tabel di atas, aerator
30 HP hanya mampu mengaduk sempurna ke arah horisontal (kedalaman) sampai 4,5 meter, dan ke
arah vertikal (lebar) sampai 18 m.

Dari hasil perhitungan diperoleh volume bak ekualisasi adalah 3600 m3. Apabila disesuaikan dengan
kemampuan aerator 30 HP, maka dimensi bak ekualisasi : 44 m x 18 m x 4,5 m SWD.
TEKNIK KIMIA ITENAS

Dengan dimensi tersebut, aerator 1 x 30 HP tidak dapat mengaduk sempurna. Ada 2 alternatif untuk
menjamin kondisi mixing dalam bak ekualisasi, yaitu :
1. Dengan menambahkan mixer, atau
2. Menggunakan aerator 3 x 30 HP

Alternatif lain adalah dengan menggunakan aerator 1 x 75 HP, tetapi dimensi bak ekualisasi menjadi :
25 m x 25 m x 5,5 mSWD

d. Lumpur yang dihasilkan dari bak pengendap primer (m3/hari).


Jawab :

Lumpur yang dihasilkan dari bak pengendap primer :


Laju pembebanan TSS masuk bak pengendap primer = (250 mg/L)(21600 m3/hari) / 1000
= 5400 kg/hari
Penyisihan TSS dalam bak pengendap primer = 0,65 x 5400 kg/hari
= 3510 kg/hari
Lumpur yang dihasilkan dari bak pengendap primer = (3510 kg/hari/0,05)/1020 kg/m3
= 68,82 m3/hari
Dibulatkan = 69 m3/hari

e. Bila diasumsikan overflow rate untuk bak pengendap primer 40 m3/m2.hari, tentukan diameter dan
kedalaman bak pengendap primer.
Jawab :

Luas permukaan bak pengendap = debit / overflow rate


= (21600 m3/hari) / (40 m3/m2.hari)
= 540 m2
Diameter bak pengendap = [4 x 540 / 3,14]0,5
= 26,2 m = 26 m
Waktu tinggal air limbah dalam bak pengendap primer = 2 jam (range 1,5 – 2,5 jam)

Kedalaman air dalam bak pengendap = (2 jam x 900 m3/jam)/540 m


= 3,3 m

f. Konsentrasi BOD5 yang masuk ke bak aerasi (pengolahan sekunder) (mg/L)


Jawab :

Laju pembebanan BOD5 masuk bak pengendap primer = (250 mg/L)(21600 m3/hari) / 1000
= 5400 kg/hari
Penyisihan BOD5 dalam bak pengendap primer = 0,30 x 5400 kg/hari
= 1620 kg/hari
BOD5 air limbah masuk ke bak aerasi = 5400 kg/hari - 1620 kg/hari
= 3780 kg/hari
Debit air limbah masuk bak aerasi = 21600 m3/hari – 69 m3/hari
= 21531 m3/hari
Konsentrasi BOD5 yang masuk ke bak aerasi = (3780 kg/hari x 1000) / 21531 m3/hari
= 175,56 mg/L = 176 mg/L

g. Konsentrasi BOD5 terlarut yang tidak terolah dalam pengolahan sekunder (BOD5 terlarut di efluen)
(mg/L).
Jawab :
Konsentrasi BOD5 di efluen = Kons. BOD5 terlarut yang tidak terolah, S
+ kons. BOD5 yang terkandung dalam TSS di efluen
Kandungan TSS biodegradable di efluen = (0,65)(30 mg/L) = 19,5 mg/L
TEKNIK KIMIA ITENAS

BOD ultimate untuk TSS biodegradable efluen = 19,5 mg/L x 1,42 mgO2/mg TSS biodegradable
= 27,69 mg/L

BOD5 = 0,70 BOD ultimate


= (0,70)(27,69 mg/L) = 19,38 mg/L

 Konsentrasi BOD5 terlarut yang tidak terolah dalam pengolahan sekunder =

25 mg/L = S + 19,38
S = 5,62 mg/L

h. Volume reaktor activated sludge (m3), dan dimensi bak pengendap sekunder (diameter dan kedalaman)
(m) apabila diketahui overflow rate air limbah dalam bak pengendap sekunder 20 m3/m2.hari. Waktu
tinggal dalam bak pengendap sekunder diasumsikan 3,5 jam.
Jawab :

 Reaktor Activated Sludge :

Volume reaktor activated sludge Vr = cQY(S0 – S) / X(1 + kdc)


= (10)(21531)(0,5)(176-5,62)/(2500(1+(0,06)(10))
= 18342259 / 4000 m3 = 4586 m3

 Bak Pengendap Sekunder :


Luas permukaan bak pengendap = debit / overflow rate
= (21531 m3/hari) / (20 m3/m2.hari)
= 1076,55 m2
Diameter bak pengendap = [4 x 1076,55 / 3,14]0,5
= 37 m

Waktu tinggal air limbah dalam bak pengendap sekunder = 3,5 jam

Kedalaman air dalam bak pengendap = (3,5 jam x 21531/24 m3/jam)/1076,55 m


= 2,9 m = 3,0 m

i. Laju alir resirkulasi (m3/hari)


Jawab :

Neraca massa MLVSS di pengendap sekunder :

X (Q + QR) = XR QR
2500 mg/L ((Q + QR) = (10000 mg/L x 0,8) QR
2500 Q + 2500 QR = 8000 QR
2500 Q = 5500 QR
QR = (2500/5500) (21531 m3/hari)
QR = 9786,8 m3/hari
= 9787 m3/hari

j. Kebutuhan udara untuk aerasi (m3/hari) :


 teoretikal apabila diketahui kandungan oksigen di udara adalah 23%, dan densitas udara 1,2 kg/m3
 aktual apabila diketahui efisiensi peralatan pemasok udara 8%
 desain apabila diketahui safety factor yang digunakan adalah 2.
TEKNIK KIMIA ITENAS

Jawab :

Kebutuhan oksigen untuk aerasi (m3/hari) :


O2 = [Q (So – S) / f] – 1.42 Px

Px = Produksi lumpur = Yobs Q (So – S)

Yobs = Y / [1 + kd c]
= 0,5 / [1 + (0,06)(10)
= 0,31 mg VSS/mg BOD5

Px = Yobs Q (So – S)
= (0.31)( 21531 m3/hari)(176-5,62 mg/L)(1000/1000000)
= 1137 kg/hari

Kebutuhan O2 = ((21531 m3/hari)( 176-5,62)/0.70)/1000) - 1,42(1137)


= 3626 kg/hari

 Kebutuhan Udara Teoretis = [(3626 kg/hari) / 0,23] / (1,2 kg/m3)


= 13138 m3/hari

 Kebutuhan Udara Aktual = 13138 / 0,08 m3/hari


= 164226 m3/hari

 Kebutuhan Udara Desain = 164226 x 2 m3/hari


= 328452 m3/hari

2. Direncanakan pemekatan lumpur (s.g = 1,02) kapasitas 100 m3/hari dalam gravity thickener, kemudian
dilanjutkan dengan proses dewatering lumpur menggunakan belt filter press. Diketahui bahwa :
 Gravity thickener mampu memekatkan % dry solids dalam lumpur sebesar 4% menjadi 7%.
 Belt filter press (BFP) mampu mengurangi kandungan air dalam lumpur sehingga % dry solids dalam
lumpur yang dihasilkan gravity thickener sebesar 7% meningkat menjadi 30% setelah dipress dalam BFP.

Tentukan :
a. % Reduksi volume lumpur menggunakan gravity thickener, apabila diketahui s.g lumpur hasil pemekatan
adalah 1.05, dan diasumsikan % dry solids dalam supernatan yang keluar dari gravity thickener <<<.
Jawab :

Kandungan padatan dalam aliran lumpur masuk ke gravity thickener


= (0,04)( 100 m3/hari) (1020 kg/m3)
= 4080 kg/hari

Asumsikan % dry solids dalam supernatan yang keluar dari gravity thickener <<<, sehingga :
kandungan padatan dalam lumpur hasil pemekatan = kandungan padatan masuk thickener
= 4080 kg/hari

Karena % dry solids dalam lumpur hasil pemekatan gravity thickener = 7%, maka :
Volume lumpur hasil pemekatan gravity thickener = (4080 kg/hari / 0,07) / 1050 kg/m3
= 55,51 m3/hari
TEKNIK KIMIA ITENAS

 % Reduksi volume lumpur oleh gravity thickener = [(100 – 55,51) /100] x 100%
= 44,49% = 45%

b. Diameter gravity thickener apabila diketahui solids loading untuk gravity thickener adalah 50 kg/m2.hari.
Jawab :

Luas permukaan gravity thickener = laju alir massa lumpur / solids loading
= (4080 kg/hari) / (50 kg/m2.hari)
= 81,6 m2
Diameter gravity thickener = [4 x 81,6 / 3,14]0,5
= 10,19 m = 10 m

c. % Reduksi volume lumpur menggunakan belt filter press, apabila diketahui s.g lumpur hasil pengepresan
BFP adalah 1.07, dan diasumsikan % dry solids dalam filtrat <<<.
Jawab :

Kandungan padatan dalam aliran lumpur hasil pemekatan gravity thickener yang masuk
ke Belt Filter Press (BFP) = 4080 kg/hari

Asumsikan % dry solids dalam filtrat yang keluar dari BFP <<<, sehingga :
kandungan padatan dalam cake lumpur produk BFP = kandungan padatan masuk BFP
= 4080 kg/hari

Karena % dry solids dalam cake lumpur hasil pengepresan oleh BFP = 30%, maka :
Volume cake lumpur hasil pengepresan BFP = (4080 kg/hari / 0,30) / 1070 kg/m3
= 12,71 m3/hari

 % Reduksi volume lumpur oleh BFP = [(55,51 – 12,71) / 55,51] x 100%


= 77,10% = 77%

d. Lebar belt BFP yang diperlukan apabila diketahui BFP dioperasikan 8 jam per hari, 5 hari per minggu,
dan BFP loading rate = 300 kg/m.jam.
Jawab :

Kandungan padatan dalam aliran lumpur hasil pemekatan gravity thickener :


= 4080 kg/hari
= 28560 kg/minggu

Waktu pengoperasian BFP = 5 hari/minggu, 8 jam/hari :


Kandungan padatan dalam aliran lumpur hasil pemekatan gravity thickener yang masuk
ke Belt Filter Press (BFP) M = (28560/5) / 8 kg/jam
= 714 kg/jam

 Lebar belt BFP = M / BFP loading rate


= 714 / 300 m
= 2,38 m = 2,5 m

Anda mungkin juga menyukai