I. Tujuan
1. Mengetahui kriteria desain dari bak anaerobik.
2. Menghitung nilai efisiensi nilai beban BOD volumetrik, luas kolam, dan
efisiensi unit pengolahan anaerobik.
3. Merancang gambar bak anaerobik limbah industri tahu menggunakan
aplikasi.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah air limbah industri adalah dengan
proses pengolahan biologis anaerob. Perbedaan utama dari pengolahan secara
aerob dan anaerob terletak pada kondisi lingkungannya. Pada pengolahan
secara aerob, kehadiran oksigen mutlak diperlukan untuk metabolisme bakteri,
sementara pada kondisi anaerob sebaliknya.
Keunggulan proses anaerobik dibandingkan proses aerobik adalah sebagai
berikut (Lettingan et al, 1980; Sahm, 1984; Sterritt dan Lester, 1988;
Switzenbaum, 1983) :
Proses anaerobik dapat segera menggunakan CO 2 yang ada sebagai
penerima elektron. Proses tersebut tidak membutuhkan oksigen dan
pemakaian oksigen dalam proses penguraian limbah akan menambah biaya
pengoperasian.
Penguraian anaerobik menghasilkan lebih sedikit lumpur (3-20 kali lebih
sedikit dari pada proses aerobik), energi yang dihasilkan bakteri anaerobik
relatif rendah. Sebagian besar energi didapat dari pemecahan substrat yang
ditemukan dalam hasil akhir, yaitu CH4. Dibawah kondisi aerobik 50%
dari karbon organik dirubah menjadi biomassa, sedangkan dalam proses
anaerobik hanya 5% dari karbon organik yang dirubah menjadi biomassa.
Dengan proses anaerobik satu metrik ton COD tinggal 20 - 150 kg
biomassa, sedangkan proses aerobik masih tersisa 400 - 600 kg biomassa
(Speece, 1983; Switzenbaum, 1983).
Proses anaerobik menghasilkan gas yang bermanfaat, metan. Gas metan
mengandung sekitar 90% energi dengan nilai kalori 9.000 kkal/m 3, dan
dapat dibakar ditempat proses penguraian atau untuk menghasilkan listrik.
Sedikit energi terbuang menjadi panas (3-5%). Pruduksi metan
menurunkan BOD dalam penguraian lumpur limbah.
Energi untuk penguraian limbah kecil.
Penguraian anaerobik cocok untuk limbah industri dengan konsentrasi
polutan organik yang tinggi.
Memungkinkan untuk diterapkan pada proses penguraian limbah dalam
jumlah besar.
Sistem anaerobik dapat membiodegradasi senyawa xenobiotik (seperti
chlorinated aliphatic hydrocarbons seperti trichlorethylene, trihalo-
methanes) dan senyawa alami recalcitrant seperti lignin.
IV. Perhitungan
a) Kriteria desain
Perancangan kolam anaerobik didasarkan pada kriteria desain yang tertera
pada tabel berikut.
Kedalaman, Da m 2–5
b) Contoh desain
Karakteristik influen
- Debit influen rerata, Qavg = 20 m3
- Debit puncak, Qpeak = 24 m3
mg
- BOD5 = 750 (dari Anaerobic Digester)
L
mg
- COD = 1500
L
mg
- TSS = 7.627
L
- Telur cacing Helminth = 500 L
- Bakteri E coli = 2,7 x 106 MPN/100 mL
-T = 26℃ (rerata suhu dalam bulan terdingin)
- Laju evaporasi, e = 5 mm/hari
¿ 10 100 40
10 – 20 20T – 100 2T + 20
20 – 25 10T + 100 2T + 20
¿ 25 350 70
*T = Suhu (℃)
Maka dengan T = 26℃
λv = 350 g/m3.hari
2. Luas kolam anaerobik
- Luas kolam
Qθ a Li Q
Aa = =
Da ❑v D a
di mana:
Aa = luas kolam anaerobik, m2
Da = kedalaman kolam anaerobik, m
Li = BOD influen, g/m3
Q = debit, m3/hari
❑v = beban BOD volumetrik (g/m3 hari)
θ a = waktu retensi hidraulik di dalam kolam (hari)
Maka,
3 3
g m
750 x 20
m hari
Aa = 3
g
350 hari x 4 m
m
15000 g /hari
¿
g
1400
hari m2
2
¿ 10,714 m
( 3L ) ( L ) = 10,714 m 2
2 2
3 L = 10,714 m
L = 1,889 m
P = 3 x 1,889 m = 5,669 m
Aa =¿ P x L
1) BOD
Presentase penyusunan BOD berdasarkan suhu lingkungan area
pengolahan. Pada suhu 26℃ efisiensi penyisihan BOD sebesar 70%
mg
BOD5 influen=( 1−0,7 ) x 750
L
¿ 225 mg/ L
2) COD
Estimasi efisiensi penyisihan = 65%
COD efisiensi = ( 1 – 0,65 ) x 1500 mg/L
= 525 mg/L
3) TSS
Estimasi efisiensi penyisihan = 80%
COD efisiensi = (1 – 0,8) x 7627 mg/L
= 1526 mg/L
4) Telur cacing helmint
Efisiensi penyisihan
= 100 [ 1 – 0,41 exp ( - 0,49 θ + 0,0085 θ2 ) ]
= 100 [ 1 – 0,41 exp ( - 0,49 x 2,142 + 0,0085 x 2,1422 ) ]
= 86,2%
Telur cacing hermint = ( 1 – 0,862) x 500/L
= 69/L
5) Bakteri E-Coli
Nilai konstanta laju orde pertama penyisihan E-Coli K B(T )
= 2,6 ( 1,19 )T −20
= 2,6 ( 1,19 )26−20
= 7,38/hari
¿
Bakteri E-Coli dalam efisiensi (Ne) = 1+ K θ
B (T ) 2
Dimana :
Ne = jumlah E coli per 100 ml dalam efluen kolam anaerobik
Ni = jumlah E coli per 100 ml dalam influen kolam anaerobik
❑a = waktu tinggal hidraulik kolam anaerobik, hari
Maka,
2,7 x 106 MPN per 100 mL
Ne =
[ 1+ (7,38 x 2,142 ) ]
= 1,6 x 105 MPN per 100 mL
V. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan rancang bak anaerobik di mana
bakteri tidak dapat tumbuh dalam suasana O2 atau zat asam karena dalam suasana
ini akan terbentuk H 2 O 2yang bersifat toksik terhadap bakteri. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui kriteria desain dari bak Anaerob, menghitung beban
BOD volumetrik, luas kolam efisiensi unit pengolahan bak dan merancang
gambar bak anaerob.
VI. Kesimpulan
1. Diperoleh nilai :
g
- Nilai beban BOD volumetrik 350 3
m . hari
- Luas kolam anaerobik 10,714 m2
- Efisiensi unit pengolahan :
BOD = 225 mg/L
COD = 525 mg/L
TSS = 1526 mg/L
Telur cacing helmint = 69/L
Bakteri e-coli = 7,38 hari
2. Diperoleh gambar rancangan bak anaerob berbentuk balok seperti pada
gambar yang terlampir.