Semester VI 2022/2023
MAKALAH
PEMODELAN BIODEGRADASI SUNGAI KALIMAS
Kelompok : 2 (Dua)
5. Friska 43120021
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
tentang “Peran Masyarakat Dalam Mengupayakan Dan Mendukung Demokrasi
Yang Sehat”. Tak lupa pula kami sampaikan shalawat dan salam kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW.yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa maksimal tanpa
adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sungai Kalimas merupakan salah satu sungai di Kota Surabaya yang berfungsi
sebagai saluran drainase utama di wilayah Kota Surabaya. Hasil penelitian BLH
Kota Surabaya tahun 2015, menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Kalimas
termasuk dalam kategori baku mutu air kelas III. Namun, dalam PERDA Kota
Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 Sungai Kalimas digunakan sebagai tempat wisata
sungai dan pusat pelayanan angkutan sungai, sehingga berdasarkan pemanfaatan
tersebut seharusnya kualitas Sungai Kalimas harus memenuhi baku mutu air kelas
II. Oleh karena itu, diperlukan studi untuk menentukan beban pencemar yang dapat
ditampung oleh Sungai Kalimas.
Sungai Kalimas adalah satu dari beberapa sungai di Kota Surabaya. Dalam
aktivitas Kota Surabaya sehari – hari, Sungai Kalimas digunakan sebagai angkutan
umum atau angkutan pariwisata ; bahan baku air bersih, penampungan saluran
drainase, saluran pembuangan air olahan IPAL dari industri, lokasi memancing ikan
(RPJMD, 2016). Salah satu fungsi dari Sungai Kalimas adalah sebagai saluran
pembuangan air olahan IPAL dari industri. Berbagai kegiatan industri di sepanjang
Sungai Kalimas yang menghasilkan berbagai macam muatan air limbah, berpotensi
menimbulkan pencemaran dan dapat menurunkan kualitas air sungai (Nugroho
Kartiko Adi, 2019). Maka dari itu perlu direncanakan program atau langkah yang
bertujuan agar Sungai Kalimas dapat memenuhi kualitas baku mutu sesuai dengan
RPJMD yang telah direncanakan.
2.1 Sungai
Sungai adalah tempat dan wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata
air sampai muara dengan dibatasi oleh garis sempadan (Peraturan Pemerintah
Nomor 35 Tahun 1991). Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi kemiringan lahan
yang curam berturut-turut menjadi agak curam, agak landai, dan relatif rata. Arus
relatif cepat di daerah hulu dan bergerak menjadi lebih lambat dan makin lambat
pada daerah hilir. Sungai merupakan tempat berkumpulnya air di lingkungan
sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah sekitar sungai
yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air atau daerah
penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga dipengaruhi aktivitas dan
perilaku penghuninya (Wardhana, 2001). Sungai sebagai sumber air merupakan
salah satu sumberdaya alam yang mempunyai fungsi serba guna bagi kehidupan
dan penghidupan manusia.
Menurut Masduqi, dkk (2009) ada dua fungsi utama sungai secara alami yaitu
mengalirkan air dan mengangkat sedimen hasil erosi pada Daerah Aliran Sungai
dan alurnya (Self Purification). Kedua fungsi ini terjadi bersamaan dan saling
mempengaruhi.
TSS (Total Suspended Solids) adalah zat padat yang dapat menimbulkan
berkurangnya oksigen dalam air. Analisis zat padat dalam air sangat penting
bagi penentuan komponen- komponen air. Kandungan TSS memiliki
hubungan yang erat dengan kecerahan perairan. Keberadaan padatan
tersuspensi dapat menghalangi penetrasi cahaya yang masuk ke perairan
sehingga hubungan antara TSS dan kecerahan perairan berbanding terbalik
(Gazali dkk., 2013).
d. DO (Oksigen Terlarut)
Oksigen terlarut dalam air berasal dari proses fotosintesa, difusi udara
dan turbulensi. Oksigen yang terlarut dalam air diperlukan organisme
perairan untuk respirasi dan metabolisme sehingga oksigen terlarut mejadi
sangat penting bagi kelangsungan hidup organisme perairan. Oksigen terlarut
juga dibutuhkan oleh bakteri dalam proses penguraian untuk mendegradasi
beban masukan yang berupa bahan organik. Dimana semakin tinggi
kandungan bahan organik dalam perairan maka kebutuhan oksigen terlarut
dalam proses dekomposisi oleh bakteri juga semakin meningkat sehingga
akan menurunkan kandungan oksigen terlarut dalam perairan (Gazali dkk.,
2013).
e. Derajat Keasaman
f. Temperatur
PEMBAHASAN
Sungai utama yang berada di Kota Surabaya berasal dari Kali Brantas yang
mengalir melalui Kota Mojokerto. Di Kota ini Kali Brantas terbagi menjadi dua
yakni Kali Porong dan Kali Surabaya yang dimensinya lebih kecil. Di Wonokromo
Kali Surabaya terpecah menjadi dua anak sungai yaitu Kalimas dan Kali
Wonokromo. Kalimas mengalir ke arah pantai utara melewati tengah kota,
sedangkan Kali Wonokromo ke arah pantai timur dan bermuara di selat Madura.
Secara administratif, terdapat 8 Kecamatan yang dilalui oleh Kalimas, yang
meliputi Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Gubeng,
Kecamatan Genteng, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Pabean Cantikan,
Kecamatan Krembangan, dan Kecamatan Semampir. Wilayah Kelurahan yang
dilalui oleh Kalimas sebanyak 15 Kelurahan, yang meliputi Kelurahan Ngagel,
Kelurahan Darmo, Kelurahan Keputran, Kelurahan Gubeng, Kelurahan
Pacarkeling, Kelurahan Genteng, Kelurahan Embong Kaliasin, Kelurahan
Ketabang, Kelurahan Alon-alon Contong, Kelurahan Bongkaran, Kelurahan
Krembangan Utara, Kelurahan Nyamplungan, Kelurahan Perak Utara, Kelurahan
Krembangan Selatan, dan Kelurahan Ujung.
Kalimas mengalir ke arah utara Kota Surabaya dari pintu air Ngagel sampai
kawasan Tanjung Perak memiliki bentuk sungai yang meliuk dan sebagian melurus,
khususnya di bagian utara. Lebar penampang permukaan sungai bervariasi antara
20m-35m. Bagian terlebar terdapat di Kelurahan Ngagel dengan lebar sungai
sekitar 35 meter yaitu didekat pintu air. Di daerah ini kondisi air termasuk paling
bersih sehingga disini air sungai banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar sungai
untuk mandi dan cuci (aktivitas MCK). Lebar sungai tersempit terdapat di
Kelurahan Bongkaran yaitu didekat Jalan Karet dan Jalan Coklat dengan lebar
sekitar 20 meter. Kedalaman Sungai Kalimas menurut data di Perum Jasa Tirta
adalah antara 1 sampai 3 meter. Kedalaman sungai yang paling dalam berada pada
kawasan Monkasel sampai kawasan Genteng (BLH Kota Surabaya, 2007).
2.2 Pemodelan penyebaran BOD dan COD di Sungai Kalimas dengan menggunakan
aplikasi MatLab.
Pengolahan Data yang digunakan adalah data sekunder dimana diperoleh dari
beberapa jurnal/artikel dari internet untuk dapat memodelkan suatu persamaan
menggunakan aplikasi MatLab. Sehingga diperoleh data-data untuk Sungai
Kalimas sebagai berikut :
X 35 66 33 42
TSS 26 49 4 35
Data yang digunakan pada pemodelan dapat dilihat pada tabel. Data tersebut berupa
data tetap yang akan diinput menggunakan persamaan saat menggunakan Matlab.
1. Jarak (X) 44 m
>> Q=Qo+(X-Xo).*Qi
A=(V-sqrt(V^2+4*K*D))/2/D;
C=V*Qi.*Ci/K/Q+(Qo*Co./Q-(V*Qi.*Ci./K)*K/Q.*exp(A*(X-Xo)))
Q=
1.0e+003 *
0.5514 1.3703 0.6615 1.0206
C=
0.6366 0.6186 0.6575 0.6481
• 2D BOD
>> X = [0.35 0.66 0.33 0.42];%Jarak awal dengan satuan km
C = [0.6366 0.6186 0.6575 0.6481];%Konsentrasi BOD
x = [X(1) X(1)+X(2) X(1)+X(2)+X(3) X(1)+X(2)+X(3)+X(4)];%Panjang
sungai per segmen
y = C;
xwant = smooth(x);
ywant = smooth(y);
figure(1);
plot(xwant,ywant)
xlabel('Panjang Sungai (Km)')
ylabel('Penyebaran Konsentrasi BOD (mg/l)')
>> Xo = 0;
V = 0.56;%Kecepatan sungai
D = 71.5;%Koefisien penyebaran
K = 9.68*exp(-6);%Reaksi rata-rata
>> Q=Qo+(X-Xo).*Qi
A=(V-sqrt(V^2+4*K*D))/2/D;
C=V*Qi.*Ci/K/Q+(Qo*Co./Q-(V*Qi.*Ci./K)*K/Q.*exp(A*(X-Xo)))
Q=
1.0e+003 *
C=
xwant = smooth(x);
ywant = smooth(y);
figure(2);
plot(xwant,ywant)
x=
>> plot(xwant,ywant)
Gambar 2.2.3 Grafik penyebaran konsentrasi COD sepanjang sungai
• 2D COD
>> X = [0.35 0.66 0.33 0.42];%Jarak awal dengan satuan km
C = [0.8802 0.6765 0.8781 0.7511];%Konsentrasi COD
x = [X(1) X(1)+X(2) X(1)+X(2)+X(3) X(1)+X(2)+X(3)+X(4)];%Panjang
sungai per segmen
y = C;
xwant = smooth(x);
ywant = smooth(y);
figure(2);
plot(xwant,ywant)
xlabel(‘Panjang Sungai (Km)’)
ylabel(‘Penyebaran Konsentrasi COD (mg/l)’)
xlabel(‘Panjang Sungai (Km)’)
ylabel(‘Penyebaran Konsentrasi COD (mg/l)’)
Gambar 2.2.4 Grafik 2D penyebaran konsentrasi COD sepanjang sungai
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Sungai Kalimas adalah satu dari beberapa sungai di Kota Surabaya. Dalam
aktivitas Kota Surabaya sehari – hari, Sungai Kalimas digunakan sebagai
angkutan umum atau angkutan pariwisata ; bahan baku air bersih,
penampungan saluran drainase, saluran pembuangan air olahan IPAL dari
industri, lokasi memancing ikan.
2. Dari grafik dapat diperoleh bahwa konsentrasi BOD semakin tinggi
sepanjang mendekati titik 4, sedangkan konsentrasi COD semakin rendah
sepanjang mendekati titik 4.
DAFTAR PUSTAKA
Agustira, R., Lubis, K. S., dan Jamilah. 2013. Kajian Karakteristik Kimia Air,
Fisika Air dan Debit Sungai Pada Kawasan DAS Padang Akibat Pembuangan
Limbah Tapioka. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1(3).
Nugroho Kartiko Adi (2019) ‘Peranan Sungai Kalimas Sebagai Sarana Transportasi
Sungai Kota Surabaya Tahun (1900-1952)’, Journal Pendidikan Sejarah, 7(1).
Available at:
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/27163.