OLEH:
i
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 14
LAMPIRAN ......................................................................................................... 17
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Standar Baku Mutu pH Air Minum dan Keperluan Higiene Sanitasi..... 7
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
mineral yang masuk sebagai limbah ke perairan. Untuk mngukur konduktivitas air
digunakan alat konduktivimeter (Irawan dan Lily, 2022). Menurut Siosermade
dalam Priatno (2021) konduktivitas merupakan kemampuan air untuk
menghantarkan aliran listrik, dan ion-ion terlarut dalam air tersebut merupakan
konduktornya. Ion utama bermuatan positif adalah Natrium (Na), Kalsium (Ca),
Kalium (K), dan Magnesium (Mg). Ion utama bermuatan negatif adalah Klorida
(Cl), Sulfat (S), Karbonat, dan Bikarbonat.
Salinitas merupakan derajat konsentrasi garam yang terlarut dalam air.
Salinitas air dapat diukur dengan menggunakan alat yang bernama salinometer.
Salinitas dalam air dinyatakan dengan satuan permil (‰) atau ppt (part per
thousand) atau gram/liter. Nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh suplai air tawar
dari aliran sungai ke suatu perairan. Nilai salinitas air untuk perairan tawar berkisar
antara 0-5 ppt, perairan payau 6-29 ppt, dan perairan laut 30-40 ppt. Salinitas juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti penguapan, curah hujan, angin dan
kelembaban udara. Untuk Standar Baku Mutu salinitas, diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021.
Derajat keasaman dan kebebasan air dinyatakan dalam pH dan diukur dalam
skala 0 sampai 14 (Astuti, 2014). Angka yang semakin rendah menunjukkan
kondisi air yang semakin masam, sebaliknya jika semakin tinggi nilai pH berarti
kondisi air semakin alkalin. Skala pH adalah lograitmik, artinya Ketika terjadi
peningkatan 1 angka, misalnya dari 5 ke 6, maka hal tersebut menunjukkan bahwa
10 kali peningkatan alkalinitasnya. Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk
menetralkan asam atau dikenal sebagai Acid Neutralizing Capacity (ANC) atau
kuantitas anion.
Sangat penting bagi manusia untuk mengonsumsi air yang sifatnya basa.
Mengonsumsi air pH tinggi (tapi tidak melewati ambang batas) juga dapat
mempengaruhi pH tubuh. Semakin tinggi pH tubuh, maka akan semakin baik. Air
yang mengandung pH tinggi juga mengandung mineral alkali dan ORP negatif.
ORP adalah Oxydation Reduction Potential yang berarti kemampuan air untuk
bertindak sebagai antioksidan. Berdasarkan Permenkes Nomor 2 Tahun 2023,
Standar Baku Mutu untuk pH air minum adalah di rentang angka 6,5 – 8,5.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konduktivitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai konduktivitas perairan adalah
banyak sedikitnya garam, kandungan litologi, keadaan batuan, kandungan mineral,
komposisi objek cair dan sebab eksternal sebagainya. Konduktivitas air bergantung
dari konsentrasi ion dan temperatur air, dan sifat dasar ion (Prihatno, et al., 2021).
A. Konsentrasi ion
Semakin tinggi konsentrasi ion maka nilai konduktivitas elektrik
semakin tinggi.
B. Temperatur air
Semakin tinggi temperatur larutan maka nilai konduktivitas elektrik
semakin tinggi.
C. Sifat dasar ion
Semakin tinggi kemampuan spesifik dan valensi ion maka nilai
konduktivitas elektrik akan semakin tinggi.
Tabel 2.1
Tingkatan Konduktivitas Air
No. Nilai DHL (µS) Tingkat Konduktivitas
1. 0-200 µS Low
2. 201-1000 µS Mid
3. 1001-10000 µS High
Sumber: Khairunnas & Gusman (2018)
4
2.3 Definisi Salinitas
Salinitas merupakan salah satu parameter fisika yang dapat mempengaruhi
kualitas air. Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di air. Salinitas
menggambarkan padatan total di dalam air setelah semua karbonat dikonversi
menjadi oksida, semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida, dan semua
bahan organik telah dioksidasi. Salinitas dapat didefinisikan sebagai total
konsentrasi ion-ion terlarut dalam air yang dinyatakan dalam satuan permil (o/oo)
atau ppt (part per thousand) atau gram/liter. Salinitas umumnya disebabkan oleh 7
ion utama yaitu: natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+),
klorida (Cl-), sulfat (SO4-) dan bikarbonat (HCO3-) (Purwaningtyas, et al., 2020).
Salinitas pada perairan mempengaruhi keseimbangan osmoregulasi tubuh
dengan proses energetik yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan. Organisme
perairan harus mengeluarkan energi yang besar untuk menyesuaikan diri dengan
salinitas yang jauh dibawah atau diatas normal bagi hidupnya (Nugroho, 2018).
5
D. Aliran sungai di sekitar
Semakin banyak aliran sungai yang bermuara pada laut maka
salinitasnya akan menurun dan sebaliknya.
6
Sebaliknya pada malam hari seluruh organisme dalam air melepaskan CO2 hasil
respirasi sehingga pH air menurun. Namun demikian air payau cukup ter-buffer
dengan baik sehingga pH airnya jarang turun mencapai nilai dibawah 6,5 atau
meningkat hingga mencapai nilai 9, sehingga efek buruk pada kultivan jarang
terjadi (Supriatna, et al., 2020).
Nilai pH air juga dipengaruhi oleh aktivitas fitoplankton. Proses fotosintesis
fitoplankton menurunkan kandungan asam dalam air, sehingga meningkatkan nilai
pH. Penggunaan CO2 pada proses fotosintesis akan menurunkan konsentrasi
bikarbonat (HCO3-) dan menaikkan konsentrasi CO3= sampai timbul endapan
CaCO3-.
Tabel 2.4
Standar Baku Mutu pH Air Minum dan Keperluan Higiene Sanitasi
Parameter Syarat Air Minum Air Bersih
pH (derajat keasaman) 6,5-8,5 6,5-8,5
Sumber: Permenkes Nomor 2 Tahun 2023
7
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Gambar 3.1
Alat Waterproof Pen Meter
B. Bahan
1. Sampel Air
Gambar 3.2
Sampel Air Sumur
8
3.2 Prosedur Kerja
A. Cara Kerja
Tentukan alat waterproof pen meter sesuai dengan parameter yang ingin diuji
Siapkan sampel air yang akan diukur parameternya di gelas dengan volume air
adalah 60 ml
Gambar 3.3
Flowchart Cara Kerja Alat
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.2
Hasil Pengukuran Salinitas Air
No. Waktu Pengukuran Hasil Keterangan
1. Hingga angka stabil 0,00 ppt Salinitas air tawar
Tabel 4.3
Hasil Pengukuran pH Air
No. Waktu Pengukuran Hasil BML Keterangan
1. Hingga angka stabil 6,93 6,5 – 8,5 Sesuai BML
10
4.2 Pembahasan
Air merupakan zat atau unsur penting bagi semua bentuk kehidupan yang ada
di bumi. Semua makhluk hidup mulai dari mikroorganisme sampai dengan
manusia. Tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air, karena air
merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan. Kualitas air merupakan hal
yang harus selalu diperhatikan. Sebab, air yang berkualitas baik juga akan
memberikan dampak yang baik untuk kehidupan.
Parameter air yang dapat diuji adalah daya hantar listrik, salinitas, dan pH air.
Daya Hantar Listrik (DHL) merupakan kemampuan air sebagai penghantar listrik
yang dipengaruhi oleh jumlah ion atau garam yang terlarut di dalam air. Semakin
banyak garam yang terlarut maka akan semakin tinggi daya hantar listrik yang
terjadi.
Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida, dan
semua bahan organik telah dioksidasi. Salinitas juga dapat disebut sebagai tingkat
kadar garam di perairan. Salinitas umumnya disebabkan oleh 7 ion utama yaitu:
natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), klorida (Cl-),
sulfat (SO4-) dan bikarbonat (HCO3-) (Purwaningtyas, et al., 2020).
Sedangkan pH air adalah takaran untuk mengukur kadar relatif ion hidrogen
bebas dan ion hidroksil di dalam air. Jika level ion hidrogen bebas tinggi, maka air
tersebut dikatakan bersifat asam. Sedangkan jika jumlah ion hidroksil bebas lebih
banyak, air itu disebut basa atau alkali. Kisaran pH berkisar dari 0 hingga 14,
dengan nilai 7 adalah netral
Praktikum pengukuran daya hantar listrik, salinitas, dan pH air dilakukan di
ruangan B1.01 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Pada
praktikum ini digunakan alat waterproof pen meter yang terdiri dari 3 alat yakni
untuk mengukur conductivity, salinitas, dan pH. Alat ini sudah terkalibrasi otomatis
sehingga tidak perlu melakukan kalibrasi manual. Untuk kelompok 1 B, sampel air
yang digunakan adalah air sumur.
Praktikum pertama adalah mengukur kadar salinitas sampel air sumur.
Pindahkan sampel air dari wadah ke gelas dengan volume airnya adalah 60 ml.
Setelah itu, lepaskan penutup sensor alat waterproof pen meter khusus salinitas dan
masukan alat ke dalam gelas sampel. Tidak ada waktu khusus untuk pengukuran
11
ini. Pengukuran dilakukan hingga angka pada layar alat stabil. Setelah stabil, tekan
tombol hold. Pada praktikum pengujian kadar salinitas air, didapatkan hasil 0,00
ppt. Jika dibandingkan dengan tingkatan salinitas air, maka didapatkan hasil bahwa
sampel air sumur ini termasuk ke dalam tingkatan air tawar.
Praktikum kedua adalah mengukur pH sampel air sumur. Caranya sama,
lepaskan penutup sensor alat waterproof pen meter khusus pH air dan masukan alat
ke dalam gelas sampel. Tidak ada waktu khusus untuk pengukuran ini. Pengukuran
dilakukan hingga angka pada layar alat stabil. Setelah stabil, tekan tombol hold.
Pada praktikum pengujian pH air, didapatkan hasil pH adalah 6,93. Jika
dibandingkan dengan baku mutu pH air menurut Permenkes No. 2 tahun 2023,
maka pH air sumur ini masih berada sesuai baku mutu lingkungan yakni di rentang
6,5 – 8,5.
Praktikum ketiga adalah mengukur nilai daya hantar listrik atau konduktivitas
dari sampel air sumur. Lepaskan penutup sensor alat waterproof pen meter khusus
konduktivitas dan masukan alat ke dalam gelas sampel. Tidak ada waktu khusus
untuk pengukuran ini. Pengukuran dilakukan hingga angka pada layar alat stabil.
Setelah stabil, tekan tombol hold. Pada praktikum pengujian konduktivitas,
didapatkan hasil konduktivitas adalah 0,01 µS yang jika dibandingkan dengan
tingkat konduktivitas air, maka sampel air ini tergolong ke dalam tingkatan low
conductivity.
Hasil dari praktikum ini didapatkan bahwa kadar salinitas air adalah air tawar,
pH air sesuai baku mutu lingkungan, dan tingkat konduktivitas air adalah rendah.
Air tawar tidak mengandung banyak larutan garam dan larutan mineral di
dalamnya. Air tawar merupakan air yang dapat dan aman untuk digunakan oleh
manusia. Namun, sebelum mengonsumsi air tawar pastikan dulu parameter fisik
seperti tidak ada bau, warna, dan rasa serta parameter biologinya juga menunjukkan
kadar aman. Mengonsumsi air tawar yang tidak memenuhi nilai baku mutu
lingkungan dapat menyebabkan penyakit seperti diare (Suryani, et al., 2022).
Derajat keasaman atau pH air yang sesuai baku mutu lingkungan menunjukkan
bahwa air tersebut aman untuk digunakan oleh manusia. Kadar pH yang masih
berada di rentang baku mutu lingkungan ini menunjukkan bahwa sifat air tidak
terlalu asam dan tidak pula terlalu basa, atau dikenal dengan kondisi netral. Namun,
12
apabila sewaktu-waktu ditemukan bahwa pH air berada di bawah standar baku
mutu, maka dapat dilakukan upaya penetralan pH dengan salah satu caranya adalah
menambahkan batu kapur atau batu karang ke dalam air. Sebaliknya, jika pH air
berada di atas standar baku mutu, maka dapat dilakukan upaya penurunan pH
dengan mencampurkan sedikit demi sedikit asam fosfat ke dalam air (Khaliq, et al.,
2022).
Tingkat konduktivitas air yang rendah pada sampel air sumur yang diteliti ini
berbanding lurus dengan nilai salinitas air yang rendah pula. Konduktivitas air yang
rendah menunjukkan bahwa jenis air ini adalah air murni dan aman untuk
dikonsumsi oleh manusia. Namun, jika nilai konduktivitas pada air tinggi, hal ini
menunjukkan banyaknya padatan atau logam terlarut dalam air yang dapat
menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia (Hindayani dan Hamin, 2022). Nilai
konduktivitas yang tinggi pada air juga menyebabkan air mudah menghantarkan
arus listrik dan mengindikasikan bahwa adanya kandungan garam yang tinggi.
Kandungan garam yang tinggi pada air dapat menyebabkan rasa air menjadi asin
dan tidak layak untuk untuk dikonsumsi. Jika manusia mengonsumsi air yang
memiliki nilai konduktivitas tinggi, maka dapat terjadi akumulasi garam di dalam
ginjal sehingga lama kelamaan akan mempengaruhi fungsi fisiologis ginjal serta
merusak batu ginjal (Marlinae, et al., 2022).
Jika ditemukan nilai konduktivitas pada air yang tinggi, maka dapat dilakukan
upaya penurunan kadar konduktivitas air seperti pengenceran dan menggunakan
system Double Pass Reverse Osmosis. Pengenceran air dengan air suling perlu
dilakukan supaya konsentrasi ion atau padatan berkurang. Apabila konsentrasi ion
atau padatan berkurang maka konduktivitasnya juga akan berkurang. Sementara itu,
system Double Pass Reverse Osmosis merupakan teknik pemasangan system
reverse osmosis dengan menggunakan dua system RO dengan tujuan untuk
mendapatkan air dengan konduktivitas yang rendah. Double Pass RO merupakan
metode pengolahan dalam reverse osmosis dengan mengalirkan dua kali air hasil
(permeate). Pemasangan system Double Pass RO umumnya dilakukan pada system
desalinasi air laut atau pada proses pemurnian air (high purity water) seperi proses
diionisasi (Riana, 2023).
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
A. Waterproof Pen Meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengukur nilai konduktivitas, salinitas, dan pH air.
B. Konduktivitas atau Daya Hantar Listrik (DHL) merupakan kemampuan air
sebagai penghantar listrik yang dipengaruhi oleh jumlah ion atau garam
yang terlarut di dalam air. Hasil pengukuran DHL pada sampel air sumur
menunjukkan angka 0,01 µS yang jika dibandingkan dengan tingkat
konduktivitas air, maka sampel air ini tergolong ke dalam tingkatan low
conductivity.
C. Salinitas adalah konsentrasi total ion yang terdapat di air. Salinitas
umumnya disebabkan oleh 7 ion utama yaitu: natrium (Na+), kalium (K+),
kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), klorida (Cl-), sulfat (SO4-) dan
bikarbonat (HCO3-). Hasil pengukuran salinitas pada sampel air sumur
menunjukkan angka 0,00 ppt yang jika dibandingkan dengan tingkatan
salinitas air, maka didapatkan hasil bahwa sampel air sumur ini termasuk ke
dalam tingkatan air tawar.
D. Derajat keasaman atau pH adalah takaran untuk mengukur kadar relatif ion
hidrogen bebas dan ion hidroksil di dalam air. Jika level ion hidrogen bebas
tinggi, maka air tersebut dikatakan bersifat asam. Sedangkan jika jumlah ion
hidroksil bebas lebih banyak, air itu disebut basa atau alkali. Hasil
pengukuran pH air menunjukkan angka 6,93 yang jika dibandingkan dengan
baku mutu pH air menurut Permenkes No. 2 tahun 2023, maka pH air sumur
ini masih berada sesuai baku mutu lingkungan yakni di rentang 6,5 – 8,5.
E. Jika ditemukan nilai konduktivitas, salinitas, dan pH yang tidak sesuai baku
mutu maka dapat dilakukan upaya penetralan. Untuk konduktivitas dapat
menggunakan system Double Pass RO, untuk salinitas dapat ditambahkan
air tawar, dan untuk penetralan pH air dapat menambahkan batu kapur atau
mencampurkan sedikit asam fosfat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Andini, S.N.F. 2016. Hubungan antara Pengukuran Salinitas terhadap Kualitas Air
Bersih Sungai Gambir, Semarang-Jawa Tengah dengan menggunakan
Alat Hand Refractometer. Undergraduate Thesis. Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro: Semarang.
Astuti, A. D. 2014. Kualitas Air Irigasi Ditinjau dari Parameter DHL, TDS, pH
Pada Lahan Sawah Desa Bulumanis Kidul Kecamatan Margoyoso. Jurnal
Litbang, 10 (1), pp. 35-42.
Hindayani, A., Hamim, N. 2022. Akurasi dan Presisi Metode Sekunder Pengukuran
Konduktivitas Menggunakan Sel Jones Tipe E Untuk Pemantauan
Kualitas Air Minum. Indonesian Journal of Chemical Analysis, 5 (1), 41-
51.
Irawan, A., dan Lily I.S. 2022. Karakteristik Distribusi Horizontal Parameter
Fisika-Kimia Perairan Permukaan di Pesisir Bagian Timur Balikpapan.
Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Nusantara, 1 (1), pp. 21-27.
Khaliq, A., Azhar, Rusli. 2022. Rancang Bangun Monitoring dan Kontrol pH Air
Tambak Udang Vaname Menggunakan Telegram. Jurnal Tektro, 6 (2),
146 – 141.
Khotimah, H. Erika, W. dan Ari, S. 2017. Karakterisasi Hasil Pengolahan Air
Menggunakan Alat Destilasi. Jurnal Chemurgy, 1 (2), pp. 34-38.
Marlinae, L., Biyatmoko, D., Husaini, Irawan, C., Khairiyanti, L., Waskito, A.,
Suhartono, E. 2022. Pengaruh Penerapan Tehnik dan Metode Pengolahan
Air Sederhana Berdasar Sumber Daya Lokal Dalam Penyediaan Sumber
Air Bersih Untuk Pasca Banjir, Pertambangan, dan Lahan Basah.
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 7 (1), 231-237.
Megawati, C., Yusuf, M. dan Maslukah, L. 2014. Sebaran Kualitas Perairan
Ditinjau dari Zat Hara, Oksigen Terlarut, dan pH di Perairan Selatan Bali
Bagian Selatan. Jurnal Oseanografi. 3 (2), 142-150.
Oktaria, W. 2015. Prototype Pengolahan Air Laut Menjadi Air Minum Studi
Mekanika Fluida (Analisis Aliran Fluida dalam Pipa dan Nilai Head Loss
Pipa dan Sambungan Pipa). Undergraduate Thesis. Politeknik Negeri
Sriwijaya: Palembang.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Peraturan
Pelaksanaan PP Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkugan.
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Prihatno, H., Rizal F.A., Sophia, I.S. 2021. Korelasi Antara Konduktivitas Air Laut
Dengan Jumlah Mineral Terlarut Pada Perairan Selat Madura. Jurnal
Kelautan Nasional. 16(3), 211-222.
15
Prista, N. 2020. Pengaruh Pentingnya Air dan Lingkungan Bagi Bumi. Article.
Sekolah Vokasi ITB. Diakses Pada 4 November 2023 Melalui
https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/pengaruh-pentingnya-air-
dan-lingkungan-bagi-bumi.
Riana, M.P. 2023. Sistem Double Pass Reverse Osmosis – Solusi Meningkatkan
Kualitas Air. Article. Diakses pada 4 November 2023 melalui
https://mapurna.id/blog/double-pass-ro/
Ruseffandi, M.A. dan Mulya Gusman. 2020. Pemetaan Kualitas Air Tanah
Berdasarkan Parameter Total Dissolved Solid (TDS) dan Daya Hantar
Listrik (DHL) dengan Metode Ordinary Kriging di Kec. Padang Barat,
Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Bina Tambang, 5 (1), pp.
153-162.
Sakti, A.B., dan Siti R. 2020. Penentuan Dosis Penggunaan kapur (Ca(OH)2) Pada
Penetralan Air Minum di Instalasi Pengolahan Air Minum Ogan.
Prosiding Dari Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan, 3(1), 594-
598.
Supriatna, M. Mahmudi, M. Musa, Kusriani. 2020. Hubungan pH dengan
Parameter Kualitas Air Pada Tambak Intensif Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei). Journal of Fisheries and Marine Research. 4 (3),
368-374.
Suryani, F., Gustina, E., Ulfah, M. 2022. Analisis Kualitas Fisik dan Risiko
Kontaminasi Terhadap Kandungan Bakteriologis Pada Sumur Gali di
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan OKU 2021. Jurnal Kesehatan Saelmakers
PERDANA, 5 (1), 85-96.
Tito, C.K., E.E Ampou, N. Widagti, I. Triyulianti. 2013. Kondisi pH dan Suhu Pada
Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Nusa Penida dan Pemuteran, Bali.
usgs.gov.id. 2019. pH and Water. Article. Diakses Pada 4 November 2023 melalui
https://www.usgs.gov/special-topics/water-science-school/science/ph-
and-water?qt-science_center_objects=0#overview.
16
LAMPIRAN
17