PENENTUAN KONSENTRASI
LOGAM Cu, Pb, DAN Cr
OLEH:
2.4 Standar Baku Mutu Lingkungan Logam Berat Cu, Cr, Dan Pb ............... 6
i
LAMPIRAN ......................................................................................................... 16
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.3 Flowchart Pembuatan Larutan Standar Cu, Pb, dan Cr ...................... 8
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Baku Mutu Cu, Cr, dan Pb dalam Air....................................... 6
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
diantaranya adalah Tembaga (Cu), Chromium (Cr), dan Timbal (Pb) (Roza dan
Leila, 2019).
Pada kadar rendah logam berat diperlukan oleh makhluk hidup untuk
pengaturan fungsi kimia dan fisiologi tubuh. Hal ini dikenal dengan nama trace
element, yaitu elemen kimia yang dibutuhkan oleh organisme hidup dalam jumlah
yang sangat kecil (kurang dari 0,1% dari volume).
Logam berat di perairan memberikan dampak terhadap organisme perairan dan
juga manusia. Salah satu dampaknya adalah kematian ikan secara masal yang
terjadi di Teluk Jakarta pada tahun 2004. Kandungan logam berat di Teluk Jakarta
tinggi sehingga berbahaya untuk organisme perairan. Logam berat yang masuk ke
tubuh manusia juga berbahaya untuk kesehatan. Logam berat dapat menghalangi
kerja enzim sehingga metabolisme tubuh terganggu, menyebabkan kanker dan
mutasi (Pratiwi, 2020).
Menurut Utami (2017) data yang diperoleh dari WHO menunjukkan bahwa
663 juta penduduk masih sangat sulit dalam memperoleh air bersih. Berkaitan
dengan krisis air bersih, diprediksi bahwa pada tahun 2025 hampir dua pertiga
penduduk di dunia akan sulit memperoleh akses terhadap air bersih. Ditinjau dari
aspek ilmu kesehatan masyarakat penyediaan air bersih harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat karena Penyediaan air bersiih yang terbatas akan
memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Dari data WHO (World Health
Organisation) juga menunjukkan angka kematian sekitar 10 juta penduduk setiap
tahun di karenakan penyakit yang berkaitan dengan pencemaran air (Susilawaty,
2015).
Pemeriksaan mutu air perlu dilakukan untuk menjamin kualitas air yang
dikomsumsi oleh masyarakat. Pemeriksaan mutu air dilakukan agar air yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan kualitas air minum. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 32 tahun 2017
pemeriksaan mutu air meliputi parameter fisik dan kimiawi. Parameter fisik air
meliputi kekeruhan, warna, rasa dan bau, sedangkan parameter kimiawi air meliputi
kandungan zat-zat organik dan anorganik seperti Cu, Cr, dan Pb yang tidak boleh
melebihi standar yang telah ditetapkan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata (Rukandar, 2020).
4
secara perlahan pada udara lembab. Permukaan film tersebut disebut platina
(Irianti, et al., 2018).
Logam tembaga termasuk logam berat esensial, meskipun beracun tetapi tetap
dibutuhkan bagi tubuh manusia dalam jumlah kecil. Dalam konsentrasi rendah
tembaga dapat merangsang pertumbuhan organisme, sebaliknya bila dalam
konsentrasi tinggi tembaga berubah menjadi penghambat. Dalam jumlah yang besar
tembaga menyebabkan rasa tidak enak pada lidah dan dapat menyebabkan
kerusakan pada hati (Irianti, et al., 2018).
5
Dalam jangka panjang timbal terakumulasi pada gigi, tulang, dan gusi. Jika
konsentrasi timbal bertambah akan menyebabkan anemia dan kerusakan fungsi otak
serta kegagalan fungsi ginjal (Nuraini, et al., 2015).
2.4 Standar Baku Mutu Lingkungan Logam Berat Cu, Cr, Dan Pb
Untuk Standar baku mutu lingkungan Cu, Cr, dan Pb dalam air untuk keperluan
hygiene sanitasi telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2023
dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tabel 2.1
Standar Baku Mutu Cu, Cr, dan Pb dalam Air
Parameter Satuan Kadar Keterangan
Kromium (Cr) mg/L 0,01 Maksimum
Timbal (Pb) mg/L 0,01 Maksimum
Sumber: Permenkes No. 2 Tahun 2023
Kelas satu merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
Kelas dua merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas tiga merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,air untuk mengairi tanaman, dan/atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Gambar 3.1
Alat Potensiometer
B. Bahan
1. Larutan K2Cr2O7 0,1 M 4. Air sampel
2. Larutan CuSO4 . 5H2O 0,1 M 5. Larutan Pb (C2H3O2)2 0,1 M
3. Aquades
Gambar 3.2
Bahan Praktikum Konsentrasi Cu, Pb, Cr
7
3.2 Prosedur Kerja
A. Pembuatan Larutan Standar Cu, Pb, dan Cr
Gambar 3.3
Flowchart Pembuatan Larutan Standar Cu, Pb, dan Cr
Gambar 3.4
Flowchart Penentuan Kadar Cu, Pb, dan Cr
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
4.2 Pembahasan
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan sepanjang masa sehingga
menjadi salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting. Oleh karena itu, sumber
daya air harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Sebab, pemcemaran air dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia. Salah satu jenis pencemaran air
yang sering dijumpai adalah pencemaran logam berat.
Pencemaran logam berat dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap
lingkungan perairan terutama organisme yang hidup di dalamnya dan manusia yang
mengkonsumsi organisme tercemar. Pencemaran logam berat terhadap alam
lingkungan estuaria merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan
penggunaan logam berat oleh manusia. Jenis-jenis logam berat pencemar tersebut
diantaranya adalah Tembaga (Cu), Chromium (Cr), dan Timbal (Pb) (Roza dan
Leila, 2019).
Tembaga (Cu) termasuk logam berat esensial, meskipun beracun tetapi tetap
dibutuhkan bagi tubuh manusia dalam jumlah kecil. Dalam konsentrasi rendah
tembaga dapat merangsang pertumbuhan organisme, sebaliknya bila dalam
konsentrasi tinggi tembaga berubah menjadi penghambat. Dalam jumlah yang besar
tembaga menyebabkan rasa tidak enak pada lidah dan dapat menyebabkan
kerusakan pada hati (Irianti, et al., 2018). Kromium (Cr) merupakan logam berat
yang tidak dapat didegradasi dalam tubuh sehingga terakumulasi didalam tubuh
organisme. Kromium dapat berbahaya bagi organisme air maupun manusia (Nair
dan Kurian, 2018). Sedangkan timbal (Pb) merupakan logam yang dapat
menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang
kemudian akan berakibat pada fungsi kemampuan akademik dan kecerdasan. Oleh
sebab itu, sangat perlu dilakukan pengukuran kadar konsentrasi Cu, Pb, dan Cr pada
air.
Praktikum penentuan konsentrasi Cu, Pb, dan Cr dilakukan di ruangan B1.01
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya pada hari Jum’at, 3
November 2023. Sampel air yang digunakan dalam pengukuran ini adalah sampel
air danau Firdaus UNSRI yang sebelumnya telah diambil menggunakan alat
vertical water sampler (VWS) di hari yang sama juga. Pada penentuan konsentrasi
10
Cu, Pb, dan Cr ini digunakan alat potensiometer dan beberapa alat serta bahan
lainnya yang sudah tertera di BAB III.
Praktikum pertama adalah praktikum untuk menentukan konsentrasi dari
tembaga (Cu) di dalam sampel air danau Firdaus UNSRI. Siapkan alat
potensiometer kemudian pasangkan kabel beserta penjepitnya sesuai warrna hitam
atau merah. Selanjutnya, jepitkan elektroda Cu pada kedua kabel. Siapkan juga
larutan standar Cu 10-6 dan larutan sampel di gelas yang terpisah beserta jembatan
garam. Alat potensiometer diatur pada arus 2 Volt. Setelah itu, masukkan elektroda
Cu di kabel merah ke dalam larutan katoda (larutan standar Cu 10-6) dan elektroda
Cu di kabel hitam ke dalam larutan anoda (larutan sampel). Setelah angka stabil,
tekan hold dan didapatkan di layar alat bahwa hasil pengukuran konsentrasi Cu
adalah 0,008 V yang selanjutnya dilakukan perhitungan dan didapatkan nilainya
adalah 0,03429 mg/L. Jika dibandingkan dengan standar baku mutu Cu menurut PP
No. 22 Tahun 2021 yakni 0,02 mg/L maka dapat disimpulkan bahwa kadar
konsentrasi Cu pada sampel air danau Firdaus UNSRI adalah melebihi standar baku
mutu.
Pengukuran yang kedua adalah pengukuran konsentrasi dari kromium atau Cr
di dalam sampel air danau Firdaus UNSRI. Siapkan alat potensiometer kemudian
pasangkan kabel beserta penjepitnya sesuai warrna hitam atau merah. Selanjutnya,
jepitkan elektroda Cr pada kedua kabel. Siapkan juga larutan standar Cr 10-6 dan
larutan sampel di gelas yang terpisah beserta jembatan garam. Alat potensiometer
diatur pada arus 2 Volt. Setelah itu, masukkan elektroda Cr di kabel merah ke dalam
larutan katoda (larutan sampel) dan elektroda Cr di kabel hitam ke larutan anoda
(larutan standar Cr 10-6). Penukaran larutan ini dilakukan karena jika kabel merah
di larutan anoda, kadar Cr tidak terbaca oleh alat. Setelah angka stabil, tekan hold
dan didapatkan di layar alat bahwa hasil pengukuran konsentrasi Cr adalah 0,019 V
yang selanjutnya dilakukan perhitungan dan didapatkan nilainya adalah 0,47125
mg/L. Jika dibandingkan dengan standar baku mutu Cr menurut Permenkes No. 2
Tahun 2023 yakni 0,01 mg/L maka dapat disimpulkan bahwa kadar konsentrasi Cr
pada sampel air danau Firdaus UNSRI adalah melebihi standar baku mutu.
Pengukuran terakhir adalah pengukuran konsentrasi timbal (Pb) di dalam
sampel air danau Firdaus UNSRI. Untuk cara pengukurannya juga sama. Siapkan
11
alat potensiometer kemudian pasangkan kabel beserta penjepitnya sesuai warrna
hitam atau merah. Selanjutnya, jepitkan elektroda Pb pada kedua kabel. Siapkan
juga larutan standar Pb 10-6 dan larutan sampel di gelas yang terpisah beserta
jembatan garam. Alat potensiometer diatur pada arus 2 Volt. Setelah itu, masukkan
elektroda Pb di kabel merah ke dalam larutan katoda (larutan sampel) dan elektroda
Pb di kabel hitam ke larutan anoda (larutan standar Pb 10-6). Penukaran larutan ini
dilakukan karena jika kabel merah di larutan anoda, kadar Pb tidak terbaca oleh
alat. Setelah angka stabil, tekan hold dan didapatkan di layar alat bahwa hasil
pengukuran konsentrasi Pb adalah 0,009 V yang selanjutnya dilakukan perhitungan
dan didapatkan nilainya adalah 0,42476 mg/L. Jika dibandingkan dengan standar
baku mutu Pb menurut Permenkes No. 2 Tahun 2023 yakni 0,01 mg/L maka dapat
disimpulkan bahwa kadar konsentrasi Pb pada sampel air danau Firdaus UNSRI
adalah melebihi standar baku mutu.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan tingginya konsentrasi Cu, Pb, dan
Cr di Danau Firdaus UNSRI. Faktor pencemaran dapat melalui asap buangan
kendaraan yang banyak mengunjungi Danau Firdaus UNSRI atau limbah buangan
dari pengunjung danau. Kemudian faktor alami seperti pelapukan batuan, erosi,
deposisi atmosfer juga memungkinkan untuk logam berat masuk ke dalam perairan
(Patty, et al., 2018).
Untuk memastikan penyebab pencemaran, maka perlu dilakukan penelitian
lanjutan. Penelitian lanjutan ini dapat melibatkan para ahli khususnya dari Fakultas
MIPA Universitas Sriwijaya. Selain itu, untuk mengurangi konsentrasi Cu, Pb, dan
Cr pada air Danau Firdaus, maka dapat dilakukan upaya penurunan konsentrasi
logam-logam berat tersebut. Upaya penurunan kadar Cu dapat dilakukan dengan
presipitasi menggunakan larutan kapur efektif. Presipitasi merupakan tahapan
pengubahan kondisi fisik limbah cair dari bentuk terlarut menjadi bentuk padatan
tersuspensi (Handoko, et al., 2013). Upaya penurunan kadar Pb dalam air dapat
dilakukan dengan cara filterisasi menggunakan adsorben. Adsorben merupakan zat
padat yang dapat menyerap komponen dari fase fluida (Rahmawati, 2020).
Sedangkan upaya penurunan kadar Cr dalam air dapat dilakukan dengan cara
adsorpsi krom (VI) oleh arang aktif (Zuhroh, et al., 2016).
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
A. Logam berat merupakan jenis logam yang sering mencemari lingkungan,
termasuk air.
B. Jenis logam berat yang sering mencemari air adalah tembaga (Cu), timbal
(Pb), dan chromium (Cr).
C. Untuk mengukur kadar konsentrasi tembaga (Cu), timbal (Pb), dan
kromium (Cr) dapat digunakan alat Potensiometer.
D. Hasil pengukuran kada Cu, Pb, dan Cr pada sampel air Danau Firdaus
menunjukkan hasil yang melebihi standar baku mutu yang telah ditetapkan.
E. Hasil pengukuran Cu, Pb, dan Cr yang melewati nilai ambang batas, maka
diperlukan upaya penurunan ketiga logam berat tersebut. Penurunan Cu
dapat dilakukan dengan presipitasi menggunakan larutan kapur efektif,
penurunan Pb dengan cara filterisasi menggunakan adsorben, dan
penurunan Cr dengan cara adsorpsi krom (VI) oleh arang aktif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Irianti, Tanti T., et al. 2018. Logam Berat dan Kesehatan. Yogyakarta.
Khaira, Kuntum. 2013. Penentuan Kadar Besi (Fe) Air Sumur dan Air PDAM
dengan Metode Spektrofotometri. Jurnal Sainstek, 5 (1), pp. 17-23.
Margareta, S.N. 2019. Analisis Kandungan Logam Berat (Pb, Cu, Cd, Dan Hg)
Pada Air Minum Isi Ulang Di Kota Malang Berbasis Spektroskopi Serapan
Atom Menggunakan Metode PCA. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim: Malang.
Nuraini, R.A.T., et al. 2015. Analisis Kandungan Logam Berat Kromium (Cr) Pada
Air, Sedimen dan Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Trimulyo
Semarang. Jurnal Kelautan Tropis, 20 (1), 48-55.
Patty, J.O., Siahaan, R., Maabuat, P.V. 2018 Kehadiran Logam-Logam Berat (Pb,
Cd,Cu, Zn) Pada Air dan Sedimen Sungai Lowatag, Minahasa Tenggara –
Sulawesi Utara. Jurnal Bioslogos. 8 (1), 15-20.
Roza, S.Y., Leila M. 2019. Analisis Kandungan Cd, Cu Dan Pb Pada Air
Permukaan dan Sedimen Permukaan di Muara-Muara Sungai Kota
Padang. Jurnal Akuatika Indonesia, 4(1), 1-5.
14
Siahaan, M.A. 2019. Analisis Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Gali Penduduk
Wilayah Kompleks Rahayu Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan
Deli Kota Medan. Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan, 3(1), pp. 19-22.
Sumakul, H.W., Andi, S., dan Habibi. 2020. Efektivitas Penurunan Kadar Besi (Fe)
dan Kekeruhan pada Air Tanah dengan Penambahan Media Kulit Ubi
Kayu (Manihot esculenta crantz)
Zuhroh, N., A.T Prasetya, S. Haryani. 2016. Adsorpsi Krom (VI) Oleh Arang Aktif
Serabut Kelapa Serta Imobilisasinya Pada Batako. Jurnal MIPA, 39 (1),
57-62.
15
LAMPIRAN
16
Perhitungan Konsentrasi Cu, Pb, dan Cr
𝑅𝑇 𝐶 𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐼𝑛
𝑛𝐹 𝐶 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
R = 8,314 C.V.K-1.M-1
T = Temperatur (Kelvin)
n = Muatan ion
F = 96500 C. mol-1
Esel = Potensial sel yang di ukur
A. Konsentrasi Cu
𝑅𝑇 𝐶 𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐼𝑛
𝑛𝐹 𝐶 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
17
B. Konsentrasi Pb
𝑅𝑇 𝐶 𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐼𝑛
𝑛𝐹 𝐶 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
8,314 C. V. K−1 . M−1 𝑥 302 °𝐾 𝐶 𝑃𝑏
0,009 𝑉 = 𝐼𝑛
2𝑥 96.500 𝐶. 𝑚𝑜𝑙 −1 10−6
2510,828 V 𝐶 𝑃𝑏
0,009 𝑉 = 𝐼𝑛
193.000 10−6
C Pb 193.000 x 0,009 V
In −6
=
10 2510,828 𝑉
𝐶 𝑃𝑏
In = 0,718
10−6
𝐶 𝑃𝑏
= e0,718 = 2,05
10−6
𝐶 𝑃𝑏 = 2,05 𝑥 10−6 𝑀
C. Konsentrasi Cr
𝑅𝑇 𝐶 𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐼𝑛
𝑛𝐹 𝐶 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
8,314 C. V. K−1 . M−1 𝑥 302 °𝐾 𝐶 𝐶𝑟
0,019 𝑉 = 𝐼𝑛
3 𝑥 96.500 𝐶. 𝑚𝑜𝑙 −1 10−6
2510,828 V 𝐶 𝐶𝑟
0,019 𝑉 = 𝐼𝑛
289.500 10−6
C Cr 289.500 x 0,019 V
In −6
=
10 2510,828 𝑉
𝐶 𝐶𝑟
In = 2,207
10−6
𝐶 𝐶𝑟
= e2,207 = 9,08
10−6
𝐶 𝐶𝑟 = 9,08 𝑥 10−6 𝑀
18