Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PENENTUAN KONSENTRASI
LOGAM Cu, Pb, DAN Cr

Laporan Ini Dibuat Sebagai Syarat


Dalam Mata Kuliah Analisis Kualitas Lingkungan
Program Studi Kesehatan Lingkungan

OLEH:

Nama : Nita Amelia Putri


NIM : 10031282126028
Kelompok : 1 (B)
Dosen : Dr. Suheryanto, M.Si
Asisten : Amrina Rosyada

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3

2.1 Definisi Air ............................................................................................... 3

2.2 Definisi Pencemaran Air ........................................................................... 3

2.3 Logam Berat .............................................................................................. 4

2.3.1 Tembaga (Cu) .................................................................................. 4

2.3.2 Chromium (Cr)................................................................................. 5

2.3.3 Timbal (Pb) ...................................................................................... 5

2.4 Standar Baku Mutu Lingkungan Logam Berat Cu, Cr, Dan Pb ............... 6

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM .......................................................... 7

3.1 Alat dan Bahan ........................................................................................... 7

3.2 Prosedur Kerja ........................................................................................... 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 9

4.1 Hasil Praktikum ......................................................................................... 9

4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran ........................................................ 9

4.1.2 Hasil Pengukuran ............................................................................. 9

4.2 Pembahasan ............................................................................................. 10

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 13

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

i
LAMPIRAN ......................................................................................................... 16

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alat Potensiometer .............................................................................. 7

Gambar 3.2 Bahan Praktikum Konsentrasi Cu, Pb, Cr ........................................... 7

Gambar 3.3 Flowchart Pembuatan Larutan Standar Cu, Pb, dan Cr ...................... 8

Gambar 3.4 Flowchart Penentuan Kadar Cu, Pb, dan Cr ....................................... 8

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Baku Mutu Cu, Cr, dan Pb dalam Air....................................... 6

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Konsentrasi Cu, Pb, dan Cr ....................................... 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan sepanjang masa sehingga
menjadi salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting. Oleh karena itu, sumber
daya air harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Pada tata kehidupan
masyarakat, air memang banyak peranan, seperti untuk kehidupan keluarga, untuk
kebersihan desa atau kota, untuk irigasi dan menyiram tanaman, untuk keperluan
industri, dan lain-lain (Siahaan, 2019). Kemampuan air untuk melarutkan berbagai
zat sangat penting dalam proses hidup dan besar pengaruhnya terhadap lingkungan
seluruh proses metabolisme makhluk hidup membutuhkan air (Siahaan, 2019).
Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermacam-macam
sehingga dengan mudah dapat tercemar, menurut tujuan penggunanya, kriterianya
berbeda-beda. Air yang sangat kotor untuk di minum mungkin cukup bersih untuk
mencuci, untuk membangkit tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya.
Pentingnya kualitas air bersih adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yakni mempunyai peran dalam menurunkan angka penderita penyakit
khususnya yang berhubungan dengan air (Siahaan, 2019).
Pencemaran air dapat disebabkan oleh dua jenis polutan, seperti bahan yang
menyebabkan eutrofikasi dan bahan beracun yang menyebabkan kerusakan pada
organisme air. Logam berat adalah bahan beracun yang dapat menyebabkan
kerusakan pada organisme akuatik. Sumber pencemaran logam sebagian besar
berasal dari pertambangan, peleburan logam, industri lainnya, dan juga dapat
berasal dari limbah domestik yang menggunakan logam, serta lahan pertanian yang
menggunakan pupuk yang mengandung logam (Lestari dan Trihadiningrum, 2019).
Pencemaran logam berat dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap
lingkungan perairan terutama organisme yang hidup di dalamnya dan manusia yang
mengkonsumsi organisme tercemar. Pencemaran logam berat terhadap alam
lingkungan estuaria merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan
penggunaan logam berat oleh manusia. Jenis-jenis logam berat pencemar tersebut

1
diantaranya adalah Tembaga (Cu), Chromium (Cr), dan Timbal (Pb) (Roza dan
Leila, 2019).
Pada kadar rendah logam berat diperlukan oleh makhluk hidup untuk
pengaturan fungsi kimia dan fisiologi tubuh. Hal ini dikenal dengan nama trace
element, yaitu elemen kimia yang dibutuhkan oleh organisme hidup dalam jumlah
yang sangat kecil (kurang dari 0,1% dari volume).
Logam berat di perairan memberikan dampak terhadap organisme perairan dan
juga manusia. Salah satu dampaknya adalah kematian ikan secara masal yang
terjadi di Teluk Jakarta pada tahun 2004. Kandungan logam berat di Teluk Jakarta
tinggi sehingga berbahaya untuk organisme perairan. Logam berat yang masuk ke
tubuh manusia juga berbahaya untuk kesehatan. Logam berat dapat menghalangi
kerja enzim sehingga metabolisme tubuh terganggu, menyebabkan kanker dan
mutasi (Pratiwi, 2020).
Menurut Utami (2017) data yang diperoleh dari WHO menunjukkan bahwa
663 juta penduduk masih sangat sulit dalam memperoleh air bersih. Berkaitan
dengan krisis air bersih, diprediksi bahwa pada tahun 2025 hampir dua pertiga
penduduk di dunia akan sulit memperoleh akses terhadap air bersih. Ditinjau dari
aspek ilmu kesehatan masyarakat penyediaan air bersih harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat karena Penyediaan air bersiih yang terbatas akan
memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Dari data WHO (World Health
Organisation) juga menunjukkan angka kematian sekitar 10 juta penduduk setiap
tahun di karenakan penyakit yang berkaitan dengan pencemaran air (Susilawaty,
2015).
Pemeriksaan mutu air perlu dilakukan untuk menjamin kualitas air yang
dikomsumsi oleh masyarakat. Pemeriksaan mutu air dilakukan agar air yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan kualitas air minum. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 32 tahun 2017
pemeriksaan mutu air meliputi parameter fisik dan kimiawi. Parameter fisik air
meliputi kekeruhan, warna, rasa dan bau, sedangkan parameter kimiawi air meliputi
kandungan zat-zat organik dan anorganik seperti Cu, Cr, dan Pb yang tidak boleh
melebihi standar yang telah ditetapkan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Air


Air merupakan salah satu zat yang paling penting dalam kehidupan makhluk
hidup setelah udara. Air memiliki banyak manfaat selain dikonsumsi sebagai air
minum diantaranya digunakan untuk mandi, mencuci, memasak, keperluan
industri, pertanian, transportasi, serta sebagai sumber kehidupan bagi tanaman dan
juga hewan. Secara sederhana air merupakan sumber kebutuhan bagi semua
makhluk hidup (Margareta, 2019).
Setiap hari manusia tidak luput dari mengkonsumsi air minum, karena manusia
membutuhkan air untuk tubuhnya sekitar 70-80%. Kekurangan cairan dalam tubuh
akan berakibat buruk terhadap proses metabolisme tubuh manusia. Cairan pada
tubuh sebagian besar berasal dari air yang diminum, oleh karena itu air minum
memerlukan perlakuan yang ketat dan harus berkualitas. Bila air minum berkualitas
tidak baik atau tidak memenuhi standar maka akan mengganggu kesehatan
(Margareta, 2019).

2.2 Definisi Pencemaran Air


Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam air dan/atau perubahan struktur air oleh aktivitas manusia
atau proses alami sehingga kualitas air turun ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air menjadi kurang atau tidak lagi berfungsi sesuai dengan peruntukannya (Pratiwi,
2020).
Pencemaran air juga dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu
tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus
kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain
mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya
sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan
dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran

3
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek
wisata (Rukandar, 2020).

2.3 Logam Berat


Logam dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu logam berat dan logam ringan.
Logam berat adalah logam dengan berat lebih dari 5 g/cm3 dan dikategorikan
sebagai logam esensial dan non esensial. Sedangkan logam ringan adalah logam
dengan berat kurang dari 5 g/cm3. Logam berat merupakan komponen alami yang
ada di dalam tanah. Komponen tersebut tidak dapat didegradasi (Non degradable)
maupun dihancurkan. Senyawa ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui air minum,
makanan, dan udara (Irianti, et al., 2018).
Pada kadar rendah logam berat diperlukan oleh makhluk hidup untuk
pengaturan fungsi kimia dan fisiologi tubuh. Hal ini dikenal dengan nama trace
element, yaitu elemen kimia yang dibutuhkan oleh organisme hidup dalam jumlah
yang sangat kecil (kurang dari 0,1% dari volume). Untuk pencemaran air, jenis
logam berat pencemar yang sering dijumpai adalah tembaga (Cu), chromium (Cr)
dan timbal (Pb) (Irianti, et al., 2018).

2.3.1 Tembaga (Cu)


Tembaga di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, tetapi lebih
umum ditemukan dalam senyawa atau sebagai senyawa padat dalam bentuk
mineral. Dalam badan air, tembaga dapat ditemukan dalam bentuk senyawa ion
seperti CuCO3 dan CuOH. Pada batuan mineral atau lapisan tanah, tembaga dapat
ditemukan dalam bentuk chalcopyrite, bornite, covellite, chalcocite. Tembaga juga
ditemukan dalam bentuk azurit dan karbonat malasit. Tembaga memiliki nomor
atom 29, berat atom 63,546 g/mol, titik leleh 1083℃, titik didih 2595℃. Tembaga
merupakan logam transisi golongan I B bewarna kemerahan, mudah regang, dan
mudah ditempa. Logam ini dapat memantulkan cahaya merah dan oranye serta
dapat menyerap cahaya frekuensi lain pada spektrum tampak. Tembaga merupakan
konduktor panas dan listrik yang sangat baik, selain itu tembaga memiliki
reaktifitas kimia rendah. Logam ini akan membentuk permukaan film kehijauan

4
secara perlahan pada udara lembab. Permukaan film tersebut disebut platina
(Irianti, et al., 2018).
Logam tembaga termasuk logam berat esensial, meskipun beracun tetapi tetap
dibutuhkan bagi tubuh manusia dalam jumlah kecil. Dalam konsentrasi rendah
tembaga dapat merangsang pertumbuhan organisme, sebaliknya bila dalam
konsentrasi tinggi tembaga berubah menjadi penghambat. Dalam jumlah yang besar
tembaga menyebabkan rasa tidak enak pada lidah dan dapat menyebabkan
kerusakan pada hati (Irianti, et al., 2018).

2.3.2 Chromium (Cr)


Krom dapat mencemari air melalui limbah aktivitas manusia seperti industri
pewarna kain, industri penyamakan kulit, pelapisan listrik, rumah tangga, pertanian,
pertambangan, perikanan, pariwisata, dan kegiatan lainnya. Kromium adalah
elemen yang biasanya ada ditanah dan dalam bentuk teroksidasi dari Cr (II) menjadi
Cr (VI) tetapi Cr (III) dan Cr (VI). Kromium (VI) adalah kromium yang paling
beracun dan mutagenik, karsinogenik, dan teratogenik. Kromium tidak dapat
didegradasi dalam tubuh sehingga terakumulasi didalam tubuh organisme.
Kromium dapat berbahaya bagi organisme air maupun manusia (Nair dan Kurian,
2018).

2.3.3 Timbal (Pb)


Timbal adalah logam berkilau yang berwarna putih kebiruan atau kelabu
keperakan. Logam ini memiliki nomor atom 82, berat atom 207,20 g/mol, titik leleh
327℃, dan titik didih 1755℃. Beberapa sifat khusus logam timbal yaitu sangat
lunak sehingga dapat dipotong menggunakan pisau atau tangan, sangat lembut
sehingga dapat dibentuk dengan mudah, tahan terhadap korosi atau karat sehingga
sering digunakan sebagai bahan coating. Timbal merupakan konduktor listrik
lemah yang memiliki kerapatan lebih besar dibandingkan dengan logam biasa
kecuali emas dan merkuri (Irianti, et al., 2018).
Dampak timbal bagi tubuh manusia sangat banyak terutama pada anak-anak
yaitu dapat menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental
yang kemudian akan berakibat pada fungsi kemampuan akademik dan kecerdasan.

5
Dalam jangka panjang timbal terakumulasi pada gigi, tulang, dan gusi. Jika
konsentrasi timbal bertambah akan menyebabkan anemia dan kerusakan fungsi otak
serta kegagalan fungsi ginjal (Nuraini, et al., 2015).

2.4 Standar Baku Mutu Lingkungan Logam Berat Cu, Cr, Dan Pb
Untuk Standar baku mutu lingkungan Cu, Cr, dan Pb dalam air untuk keperluan
hygiene sanitasi telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2023
dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Tabel 2.1
Standar Baku Mutu Cu, Cr, dan Pb dalam Air
Parameter Satuan Kadar Keterangan
Kromium (Cr) mg/L 0,01 Maksimum
Timbal (Pb) mg/L 0,01 Maksimum
Sumber: Permenkes No. 2 Tahun 2023

Parameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4


Tembaga (Cu) mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2
Sumber: PP RI No. 22 Tahun 2021

Kelas satu merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
Kelas dua merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas tiga merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,air untuk mengairi tanaman, dan/atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.

6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Gelas beker 30 mL 5. Potensiometer
2. Pipet tetes 6. Elektroda Cu, Pb, dan Cr
3. Gelas ukur 10 mL 7. Jembatan garam
4. Labu ukur 50 mL 8. Amplas

Gambar 3.1
Alat Potensiometer

B. Bahan
1. Larutan K2Cr2O7 0,1 M 4. Air sampel
2. Larutan CuSO4 . 5H2O 0,1 M 5. Larutan Pb (C2H3O2)2 0,1 M
3. Aquades

Gambar 3.2
Bahan Praktikum Konsentrasi Cu, Pb, Cr

7
3.2 Prosedur Kerja
A. Pembuatan Larutan Standar Cu, Pb, dan Cr

Larutan 10-1 M Cu CuSO4 . 5H2O, Pb (C2H3O2)2, dan larutan K2Cr2O7


diukur sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL

Tambahkan akuades sampai pada batas dan homogenkan

Lakukan pengenceran bertingkat sampai konsentrasi mencapai 10-6

Gambar 3.3
Flowchart Pembuatan Larutan Standar Cu, Pb, dan Cr

B. Penentuan Kadar Cu, Pb, dan Cr

Larutan sampel dan larutan 10-1 M Cu CuSO4 . 5H2O, Pb (C2H3O2)2,


dan larutan K2Cr2O7 diambil sebanyak 20 mL dan masukkan ke
dalam gelas beaker 30 mL yang berbeda

Amplas elektroda sampai mengkilat, pasang alat multimeter dengan


elektroda dan letakkan jembatan garam ke dalam dua gelas beaker tersebut

Masukkan elektroda ke dalam masing-masing gelas beaker, catat hasilnya

Gambar 3.4
Flowchart Penentuan Kadar Cu, Pb, dan Cr

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran
Hari, Tanggal : Jum’at, 3 November 2023
Waktu Praktikum : 15.00 WIB - selesai
Lokasi Praktikum : Ruangan B1.01 FKM UNSRI
Sampel Air : Air Danau Firdaus, UNSRI

4.1.2 Hasil Pengukuran


Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sampel air dari danau Firdaus,
Universitas Sriwijaya yang diambil menggunakan alat Vertical Water Sampler
(VWS) di titik permukaan dan bagian dasar (sesuai SNI) pada hari Jum’at, 3
November 2023.
Tabel 4.1
Hasil Pengukuran Konsentrasi Cu, Pb, dan Cr
No. Jenis Logam Konsentrasi Suhu BML Keterangan
1. Cu 0,03429 mg/L 29°C 0,02 mg/L Melebihi BML
2. Pb 0,42476 mg/L 29°C 0,01 mg/L Melebihi BML
3. Cr 0,47125 mg/L 29°C 0,01 mg/L Melebihi BML

9
4.2 Pembahasan
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan sepanjang masa sehingga
menjadi salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting. Oleh karena itu, sumber
daya air harus dilindungi dan dijaga kelestariannya. Sebab, pemcemaran air dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi manusia. Salah satu jenis pencemaran air
yang sering dijumpai adalah pencemaran logam berat.
Pencemaran logam berat dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap
lingkungan perairan terutama organisme yang hidup di dalamnya dan manusia yang
mengkonsumsi organisme tercemar. Pencemaran logam berat terhadap alam
lingkungan estuaria merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan
penggunaan logam berat oleh manusia. Jenis-jenis logam berat pencemar tersebut
diantaranya adalah Tembaga (Cu), Chromium (Cr), dan Timbal (Pb) (Roza dan
Leila, 2019).
Tembaga (Cu) termasuk logam berat esensial, meskipun beracun tetapi tetap
dibutuhkan bagi tubuh manusia dalam jumlah kecil. Dalam konsentrasi rendah
tembaga dapat merangsang pertumbuhan organisme, sebaliknya bila dalam
konsentrasi tinggi tembaga berubah menjadi penghambat. Dalam jumlah yang besar
tembaga menyebabkan rasa tidak enak pada lidah dan dapat menyebabkan
kerusakan pada hati (Irianti, et al., 2018). Kromium (Cr) merupakan logam berat
yang tidak dapat didegradasi dalam tubuh sehingga terakumulasi didalam tubuh
organisme. Kromium dapat berbahaya bagi organisme air maupun manusia (Nair
dan Kurian, 2018). Sedangkan timbal (Pb) merupakan logam yang dapat
menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang
kemudian akan berakibat pada fungsi kemampuan akademik dan kecerdasan. Oleh
sebab itu, sangat perlu dilakukan pengukuran kadar konsentrasi Cu, Pb, dan Cr pada
air.
Praktikum penentuan konsentrasi Cu, Pb, dan Cr dilakukan di ruangan B1.01
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya pada hari Jum’at, 3
November 2023. Sampel air yang digunakan dalam pengukuran ini adalah sampel
air danau Firdaus UNSRI yang sebelumnya telah diambil menggunakan alat
vertical water sampler (VWS) di hari yang sama juga. Pada penentuan konsentrasi

10
Cu, Pb, dan Cr ini digunakan alat potensiometer dan beberapa alat serta bahan
lainnya yang sudah tertera di BAB III.
Praktikum pertama adalah praktikum untuk menentukan konsentrasi dari
tembaga (Cu) di dalam sampel air danau Firdaus UNSRI. Siapkan alat
potensiometer kemudian pasangkan kabel beserta penjepitnya sesuai warrna hitam
atau merah. Selanjutnya, jepitkan elektroda Cu pada kedua kabel. Siapkan juga
larutan standar Cu 10-6 dan larutan sampel di gelas yang terpisah beserta jembatan
garam. Alat potensiometer diatur pada arus 2 Volt. Setelah itu, masukkan elektroda
Cu di kabel merah ke dalam larutan katoda (larutan standar Cu 10-6) dan elektroda
Cu di kabel hitam ke dalam larutan anoda (larutan sampel). Setelah angka stabil,
tekan hold dan didapatkan di layar alat bahwa hasil pengukuran konsentrasi Cu
adalah 0,008 V yang selanjutnya dilakukan perhitungan dan didapatkan nilainya
adalah 0,03429 mg/L. Jika dibandingkan dengan standar baku mutu Cu menurut PP
No. 22 Tahun 2021 yakni 0,02 mg/L maka dapat disimpulkan bahwa kadar
konsentrasi Cu pada sampel air danau Firdaus UNSRI adalah melebihi standar baku
mutu.
Pengukuran yang kedua adalah pengukuran konsentrasi dari kromium atau Cr
di dalam sampel air danau Firdaus UNSRI. Siapkan alat potensiometer kemudian
pasangkan kabel beserta penjepitnya sesuai warrna hitam atau merah. Selanjutnya,
jepitkan elektroda Cr pada kedua kabel. Siapkan juga larutan standar Cr 10-6 dan
larutan sampel di gelas yang terpisah beserta jembatan garam. Alat potensiometer
diatur pada arus 2 Volt. Setelah itu, masukkan elektroda Cr di kabel merah ke dalam
larutan katoda (larutan sampel) dan elektroda Cr di kabel hitam ke larutan anoda
(larutan standar Cr 10-6). Penukaran larutan ini dilakukan karena jika kabel merah
di larutan anoda, kadar Cr tidak terbaca oleh alat. Setelah angka stabil, tekan hold
dan didapatkan di layar alat bahwa hasil pengukuran konsentrasi Cr adalah 0,019 V
yang selanjutnya dilakukan perhitungan dan didapatkan nilainya adalah 0,47125
mg/L. Jika dibandingkan dengan standar baku mutu Cr menurut Permenkes No. 2
Tahun 2023 yakni 0,01 mg/L maka dapat disimpulkan bahwa kadar konsentrasi Cr
pada sampel air danau Firdaus UNSRI adalah melebihi standar baku mutu.
Pengukuran terakhir adalah pengukuran konsentrasi timbal (Pb) di dalam
sampel air danau Firdaus UNSRI. Untuk cara pengukurannya juga sama. Siapkan

11
alat potensiometer kemudian pasangkan kabel beserta penjepitnya sesuai warrna
hitam atau merah. Selanjutnya, jepitkan elektroda Pb pada kedua kabel. Siapkan
juga larutan standar Pb 10-6 dan larutan sampel di gelas yang terpisah beserta
jembatan garam. Alat potensiometer diatur pada arus 2 Volt. Setelah itu, masukkan
elektroda Pb di kabel merah ke dalam larutan katoda (larutan sampel) dan elektroda
Pb di kabel hitam ke larutan anoda (larutan standar Pb 10-6). Penukaran larutan ini
dilakukan karena jika kabel merah di larutan anoda, kadar Pb tidak terbaca oleh
alat. Setelah angka stabil, tekan hold dan didapatkan di layar alat bahwa hasil
pengukuran konsentrasi Pb adalah 0,009 V yang selanjutnya dilakukan perhitungan
dan didapatkan nilainya adalah 0,42476 mg/L. Jika dibandingkan dengan standar
baku mutu Pb menurut Permenkes No. 2 Tahun 2023 yakni 0,01 mg/L maka dapat
disimpulkan bahwa kadar konsentrasi Pb pada sampel air danau Firdaus UNSRI
adalah melebihi standar baku mutu.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan tingginya konsentrasi Cu, Pb, dan
Cr di Danau Firdaus UNSRI. Faktor pencemaran dapat melalui asap buangan
kendaraan yang banyak mengunjungi Danau Firdaus UNSRI atau limbah buangan
dari pengunjung danau. Kemudian faktor alami seperti pelapukan batuan, erosi,
deposisi atmosfer juga memungkinkan untuk logam berat masuk ke dalam perairan
(Patty, et al., 2018).
Untuk memastikan penyebab pencemaran, maka perlu dilakukan penelitian
lanjutan. Penelitian lanjutan ini dapat melibatkan para ahli khususnya dari Fakultas
MIPA Universitas Sriwijaya. Selain itu, untuk mengurangi konsentrasi Cu, Pb, dan
Cr pada air Danau Firdaus, maka dapat dilakukan upaya penurunan konsentrasi
logam-logam berat tersebut. Upaya penurunan kadar Cu dapat dilakukan dengan
presipitasi menggunakan larutan kapur efektif. Presipitasi merupakan tahapan
pengubahan kondisi fisik limbah cair dari bentuk terlarut menjadi bentuk padatan
tersuspensi (Handoko, et al., 2013). Upaya penurunan kadar Pb dalam air dapat
dilakukan dengan cara filterisasi menggunakan adsorben. Adsorben merupakan zat
padat yang dapat menyerap komponen dari fase fluida (Rahmawati, 2020).
Sedangkan upaya penurunan kadar Cr dalam air dapat dilakukan dengan cara
adsorpsi krom (VI) oleh arang aktif (Zuhroh, et al., 2016).

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
A. Logam berat merupakan jenis logam yang sering mencemari lingkungan,
termasuk air.
B. Jenis logam berat yang sering mencemari air adalah tembaga (Cu), timbal
(Pb), dan chromium (Cr).
C. Untuk mengukur kadar konsentrasi tembaga (Cu), timbal (Pb), dan
kromium (Cr) dapat digunakan alat Potensiometer.
D. Hasil pengukuran kada Cu, Pb, dan Cr pada sampel air Danau Firdaus
menunjukkan hasil yang melebihi standar baku mutu yang telah ditetapkan.
E. Hasil pengukuran Cu, Pb, dan Cr yang melewati nilai ambang batas, maka
diperlukan upaya penurunan ketiga logam berat tersebut. Penurunan Cu
dapat dilakukan dengan presipitasi menggunakan larutan kapur efektif,
penurunan Pb dengan cara filterisasi menggunakan adsorben, dan
penurunan Cr dengan cara adsorpsi krom (VI) oleh arang aktif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, C.T., T.B Yanti, H. Syadiyah, S. Marwati. 2013. Penggunaan Metode


Presipitasi Untuk Menurunkan Kadar Cu Dalam Limbah Cair Industri
Perak di Kotagede

Irianti, Tanti T., et al. 2018. Logam Berat dan Kesehatan. Yogyakarta.

Khaira, Kuntum. 2013. Penentuan Kadar Besi (Fe) Air Sumur dan Air PDAM
dengan Metode Spektrofotometri. Jurnal Sainstek, 5 (1), pp. 17-23.

Lestari, P dan Trihadiningrum, Y. (2019). The Impact Of Improper Solid Waste


Management To Plastic Pollution In Indonesian Coast And Marine
Environment. Marine Pollution Bulletin. Vol. 149.
https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2019.110505.

Margareta, S.N. 2019. Analisis Kandungan Logam Berat (Pb, Cu, Cd, Dan Hg)
Pada Air Minum Isi Ulang Di Kota Malang Berbasis Spektroskopi Serapan
Atom Menggunakan Metode PCA. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim: Malang.

Nair, D. S dan Kurian, M. (2018). Chromium-Zinc Ferrite Nanocomposites For The


Catalytic Abatement Of Toxic Environmental Pollutants Under Ambient
Conditions. Journal of Hazardous Materials. Vol. 344. 925-941.
https://doi.org/10.1016/j.jhazmat.2017.11.045

Nuraini, R.A.T., et al. 2015. Analisis Kandungan Logam Berat Kromium (Cr) Pada
Air, Sedimen dan Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Trimulyo
Semarang. Jurnal Kelautan Tropis, 20 (1), 48-55.

Patty, J.O., Siahaan, R., Maabuat, P.V. 2018 Kehadiran Logam-Logam Berat (Pb,
Cd,Cu, Zn) Pada Air dan Sedimen Sungai Lowatag, Minahasa Tenggara –
Sulawesi Utara. Jurnal Bioslogos. 8 (1), 15-20.

Pratiwi, D.Y. 2020. Dampak Pencemaran Logam Berat (Timbal, Tembaga,


Merkuri, Kadmium, Krom) Terhadap Organisme Perairan Dan Kesehatan
Manusia. Jurnal Akuatek, 1 (1), 59-65.

Rahmawati, N. 2020. Pengaruh Adsorben Sebagai Media Filter dalam Menurunkan


Kadar Timbal dalam Matrik Air Sungai. Walisongo Journal of Chemistry,
3 (2), 79-85.

Roza, S.Y., Leila M. 2019. Analisis Kandungan Cd, Cu Dan Pb Pada Air
Permukaan dan Sedimen Permukaan di Muara-Muara Sungai Kota
Padang. Jurnal Akuatika Indonesia, 4(1), 1-5.

Rukandar, D. 2020. Pencemaran Air, Pengertian, Penyebab dan Dampaknya.


Article. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banten.

14
Siahaan, M.A. 2019. Analisis Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Gali Penduduk
Wilayah Kompleks Rahayu Kelurahan Mabar Hilir Kecamatan Medan
Deli Kota Medan. Jurnal Kimia Saintek dan Pendidikan, 3(1), pp. 19-22.

Sumakul, H.W., Andi, S., dan Habibi. 2020. Efektivitas Penurunan Kadar Besi (Fe)
dan Kekeruhan pada Air Tanah dengan Penambahan Media Kulit Ubi
Kayu (Manihot esculenta crantz)

Susilawaty, A. (2015). Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Berdasarkan


Parameter Besi (Fe) dengan Pemanfaatan Kulit Pisang Kepok di Dusun
Alekanrung Desa Kanrung Kabupaten Sinjai. Al-Sihah : Public Health
Science Journal, 7, 166–174.

Suyanta, 2013. Potensiometri. Universitas Negeri Yogyakarta Press: Yogyakarta.

Utami, S. (2017). Optimalisasi Peran Sains dan Teknologi untuk Mewujudkan


Smart City. Banten:Universitas Terbuka.

Zuhroh, N., A.T Prasetya, S. Haryani. 2016. Adsorpsi Krom (VI) Oleh Arang Aktif
Serabut Kelapa Serta Imobilisasinya Pada Batako. Jurnal MIPA, 39 (1),
57-62.

15
LAMPIRAN

Hasil Pengukuran Konsentrasi Cu

Hasil Pengukuran Konsentrasi Cr

Hasil Pengukuran Konsentrasi Pb

16
Perhitungan Konsentrasi Cu, Pb, dan Cr
𝑅𝑇 𝐶 𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐼𝑛
𝑛𝐹 𝐶 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
R = 8,314 C.V.K-1.M-1
T = Temperatur (Kelvin)
n = Muatan ion
F = 96500 C. mol-1
Esel = Potensial sel yang di ukur

A. Konsentrasi Cu
𝑅𝑇 𝐶 𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐼𝑛
𝑛𝐹 𝐶 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎

8,314 C. V. K−1 . M−1 𝑥 302 °𝐾 10−6


0,008 𝑉 = 𝐼𝑛
2 𝑥 96.500 𝐶. 𝑚𝑜𝑙 −1 𝐶 𝐶𝑢
2510,828 V 10−6
0,008 𝑉 = 𝐼𝑛
193.000 𝐶 𝐶𝑢
−6
10 193.000 x 0,008 V
In =
C Cu 2510,828 𝑉
10−6
In = 0,615
C Cu
10−6
= e0,615 = 1,85
C Cu
10−6
𝐶 𝐶𝑢 = = 5,4 𝑥 10−7 M
1,85

𝐶 𝐶𝑢 = 5,4 𝑥 10−7 𝑥 1000 𝑥 𝐴𝑟𝐶𝑢


𝐶 𝐶𝑢 = 5,4 𝑥 10−7 𝑥 1000 𝑥 63,5
𝐶 𝐶𝑢 = 0,03429 𝑚𝑔/𝐿

17
B. Konsentrasi Pb
𝑅𝑇 𝐶 𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐼𝑛
𝑛𝐹 𝐶 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
8,314 C. V. K−1 . M−1 𝑥 302 °𝐾 𝐶 𝑃𝑏
0,009 𝑉 = 𝐼𝑛
2𝑥 96.500 𝐶. 𝑚𝑜𝑙 −1 10−6
2510,828 V 𝐶 𝑃𝑏
0,009 𝑉 = 𝐼𝑛
193.000 10−6
C Pb 193.000 x 0,009 V
In −6
=
10 2510,828 𝑉
𝐶 𝑃𝑏
In = 0,718
10−6
𝐶 𝑃𝑏
= e0,718 = 2,05
10−6
𝐶 𝑃𝑏 = 2,05 𝑥 10−6 𝑀

𝐶 𝑃𝑏 = 2,05 𝑥 10−6 𝑥 1000 𝑥 𝐴𝑟𝑃𝑏


𝐶 𝑃𝑏 = 2,05 𝑥 10−6 𝑥 1000 𝑥 207,2
𝐶 𝑃𝑏 = 0,42476 𝑚𝑔/𝐿

C. Konsentrasi Cr
𝑅𝑇 𝐶 𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐼𝑛
𝑛𝐹 𝐶 𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
8,314 C. V. K−1 . M−1 𝑥 302 °𝐾 𝐶 𝐶𝑟
0,019 𝑉 = 𝐼𝑛
3 𝑥 96.500 𝐶. 𝑚𝑜𝑙 −1 10−6
2510,828 V 𝐶 𝐶𝑟
0,019 𝑉 = 𝐼𝑛
289.500 10−6
C Cr 289.500 x 0,019 V
In −6
=
10 2510,828 𝑉
𝐶 𝐶𝑟
In = 2,207
10−6
𝐶 𝐶𝑟
= e2,207 = 9,08
10−6
𝐶 𝐶𝑟 = 9,08 𝑥 10−6 𝑀

𝐶 𝐶𝑟 = 9,08 𝑥 10−6 𝑥 1000 𝑥 𝐴𝑟𝐶𝑟


𝐶 𝐶𝑟 = 9,08 𝑥 10−6 𝑥 1000 𝑥 51,9
𝐶 𝐶𝑟 = 0,47125 𝑚𝑔/𝐿

18

Anda mungkin juga menyukai