OLEH:
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15
i
LAMPIRAN ......................................................................................................... 17
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Baku Mutu Lingkungan Untuk Mangan (Mn) Dalam Air Minum
dan Air Higiene Sanitasi.......................................................................................... 6
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
pertanian yang menggunakan pupuk yang mengandung logam (Lestari dan
Trihadiningrum, 2019).
Berbagai macam sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air
bersih yaitu air laut, air hujan, air permukaan, dan air tanah yang salah satunya
adalah sumur gali. Sumur gali merupakan salah satu konstruksi sumur yang paling
umum dan paling banyak digunakan oleh masyarakat. Di dalam sumur gali terdapat
kadar logam berat. Kadar logam yang lazim terkandung dalam air sumur gali salah
satunya kadar logam mangan (Mn). Kadar logam mangan ini dapat dilihat dengan
kondisi fisik air yang berwarna keruh dan berbau logam. Selain itu, air yang
tercemar logam ini juga biasanya nampak berwarna merah kecoklatan dan terasa
pahit atau masam (Awliahasanah et al., 2021).
Mangan merupakan salah satu logam yang sering dijumpai di kulit bumi dan
sering terdapat bersamaan dengan logam besi (Fe). Mangan dapat terlarut di dalam
air tanah dan air permukaan yang sedikit oksigen. Pada kadar rendah logam berat
diperlukan oleh makhluk hidup untuk pengaturan fungsi kimia dan fisiologi tubuh.
Hal ini dikenal dengan nama trace element, yaitu elemen kimia yang dibutuhkan
oleh organisme hidup dalam jumlah yang sangat kecil (kurang dari 0,1% dari
volume). Mangan (Mn) merupakan salah satu logam yang dibutuhkan dalam tubuh
tetapi dalam jumlah yang kecil. Mangan dalam jumlah kecil tidak menimbulkan
gangguan kesehatan melainkan bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan
otak, berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku, serta membantu menghasilkan
enzim untuk metabolisme tubuh agar dapat mengubah karbohidrat dan protein
menjadi bentuk energi yang akan digunakan untuk beraktivitas (Earnestly et al.,
2022).
Sebaliknya, apabila kelebihan jumlah logam di dalam tubuh, maka dapat
menimbulkan efek-efek kesehatan seperti serangan jantung, gangguan pembuluh
darah, bahkan kanker hati. Logam Mn berbahaya sebab logam ini bersifat
akumulatif terutama di organ penyaringan sehingga dapat mengganggu fungsi
fisiologis tubuh (Awliahasanah et al., 2021). Mangan (Mn) yang berlebihan juga
bersifat neurotoksik. Gejala yang timbul juga berupa gejala susunan syaraf,
insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka
menjadi beku dan tampak seperti topeng (Rasmito et al., 2019).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
menimbulkan gangguan kesehatan baik secara cepat maupun lambat (Sunarsih et
al., 2018).
2.4 Mangan
2.4.1 Definisi Mangan
Mangan merupakan salah satu logam yang paling melimpah di kerak bumi,
biasanya bersama besi. Mangan tidak ditemukan secara alami dalam bentuk
4
murninya. Mangan dalam tabel periodik memiliki nomor atom 25. Mangan
berwarna keperakan, keras namun sangat rapuh dan memiliki titik lebur yang sangat
tinggi yaitu 1250 ℃ serta memiliki jari-jari atom yaitu 1,35 Å. Logam mangan
terdapat dalam bentuk ionnya yaitu Mn2+, Mn4+ atau Mn7+ (Balai PSDA Bodri
Kuto Provinsi Jateng, 2017).
Hanya 1% mangan dari alam yang dilepaskan ke air. Sumber utama mangan
yang mencemari permukaaan dan pelapisan air tanah adalah buangan limbah
industri, pembuangan akhir, perlindian tanah, dan injeksi bawah tanah. Mangan
dalam bentuk potassium permanganat dapat digunakan dalam pengolahan air
minum untuk mengoksidasi dan menghilangkan zat besi dan kontaminan lainnya.
Bentuk kimiawi mangan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pH, potensi reduksi
oksidasi dan keberadaan anion. Seringkali, mangan dalam air akan berkoagulasi
menjadi sedimen tesuspensi. Mangan dalam air juga akan menimbulkan bau logam
yang amis (Awliahasanah et al., 2021).
Menurut Safitri (2021), sifat fisik dari Mangan yakni:
A. Titik leleh mangan adalah 1.245ºC (2.273°F) dan titik didihnya sekitar
2.100ºC atau 3.800ºF.
B. Kepadatan Mangan (Mn) 7,47 gram per sentimeter kubik.
C. Mangan terdiri dari empat bentuk alotropik. Alotrop adalah bentuk suatu
unsur dengan sifat fisika dan kimia yang berbeda.
Sedangkan sifat kimiawi dari Mn adalah:
A. Mangan dapat tergabung perlahan dengan oksigen di udara untuk
membentuk Mangan dioksida (MnO2). Pada suhu yang lebih tinggi,
mangan bereaksi lebih cepat, bahkan bisa terbakar dan mengeluarkan
cahaya putih terang. Hal ini dikarenakan mangan adalah logam yang
cukup aktif.
B. Mangan bereaksi lambat dengan air dingin, namun lebih cepat dengan air
panas atau uap panas.
C. Mangan larut di sebagian besar asam dengan pelepasan gas hydrogen.
D. Mangan juga tergabunng dengan fluor dan klorida untuk membentuk
mangan difluoride (MnF2) dan mangan diklorida (MnCl2).
5
2.4.2 Gangguan Kesehatan Akibat Mangan (Mn)
Toksisitas mangan relatif sudah tampak pada konsentrasi rendah. Kandungan
mangan yang diizinkan dalam air yang digunakan untuk keperluan domestik yaitu
dibawah 0,05 mg/L (Febrina dan Ayuna, 2015). Mangan merupakan salah satu dari
beberapa elemen penting beracun apabila memiliki kosnsentrsi yang terlalu tinggi
di dalam tubuh, tetapi juga diperlukan oleh manusia untuk bertahan hidup.
Pencemaran logam mangan berasal dari bahan zat akif di dalam batu baterai yang
telah habis digunakan dan dibuang ke perairan (Sari et al., 2016).
Dalam jumlah yang kecil (<0,05 mg/l) mangan dalam air tidak menimbulkan
gangguan kesehatan, melainkan bermanfaat dalam menjaga kesehatan otak dan
tulang, berperan juga dalam pertumbuhan rambut, kuku serta membantu
menghasilkan enzim untuk metobilisme tubuh untuk mengubah karbohidrat dan
protein membentuk energi yang akan digunakan. Akan tetapi dalam jumlah besar
(>0,5 mg/L), Mn dalam air minum bersifat neurotoksik. Gejala yang timbul berupa
gejala susunan syaraf, insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga
ekspresi muka menjadi beku seperti topeng (Rasmito et al., 2019).
Menurut Sunarsih et al. (2018) terpaparnya air oleh mangan (Mn) dalam
jangka waktu pendek dapat menimbulkan gangguan system pernapasan seperti
lemas, batuk, sesak nafas, bronchopneumonia, edema paru, dan cyanosis serta
methemoglobinemia. Selanjutnya, juga dapat meningkatkan reaktivitas pada
pembuluh tenggorokan dan sensitivitas pada penderita asma.
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Gambar 3.1
Alat Atomic Absorption Spectrometer (AAS)
B. Bahan
1. Sampel air
Hidupkan gas atau buka main valve tabung gas yang akan digunakan
• Udara (kompresor) dan Gas Acetylene, atau
• Gas Acetylene dan Gas Nitrous Oxide, atau
• Udara, Gas Acetylene dan Gas Nitrous Oxide
c
7
Dinyalakan Blower dan atur flap kanopi dengan membuka sebelah kiri
(Flame) dan menutup sebelah kanan (GF)
Dihidupkan CPU, monitor dan printer. Tunggu hingga muncul menu utama
Windows
c
Gambar 3.2
Flowchart Prosedur Persiapan
c
Lalu simpan dengan klik file, new result dan beri nama file (tanggal, bulan,
tahun, dan senyawa)
Gambar 3.3
Flowchart Prosedur Penggunaan Alat
8
C. Prosedur Mencetak Hasil Pengukuran
Gambar 3.4
Flowchart Prosedur Mencetak Hasil Pengukuran
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Hasil Pengukuran Kadar Mn Dalam Sampel Air
No. Sampel Hasil BML Keterangan
1. Air danau Firdaus 0,0113 mg/L 0,1 mg/L Tidak melebihi
BML
2. Air keran -0,0208 mg/L 0,1 mg/L Hasil tidak
valid
10
4.2 Pembahasan
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting dan dapat
menjadi sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Air
adalah sumber kehidupan utama bagi masyarakat. Oleh sebab itu sangat penting
untuk memastikan penyediaan air bersih yang memenuhi syarat (Maksuk, 2019).
Air yang bersih merupakan air yang jernih, tidak berwarna, tawar, tidak berbau yang
biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum jika telah dimasak (Awliahasanah et al., 2021).
Air bersih yang layak merupakan air yang memiliki syarat fisis, kimiawi, dan
bakteriologis yang sesuai dengan ketentuan. Jika ada satu saja parameter yang tidak
terpenuhi maka air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi sebab air tersebut dapat
menimbulkan gangguan kesehatan baik secara cepat maupun lambat (Sunarsih et
al., 2018).
Salah satu bahan pencemar air adalah logam berat yang salah satunya adalah
Mangan (Mn). Mangan merupakan salah satu logam yang paling melimpah di kerak
bumi, biasanya bersama besi. Sumber utama mangan yang mencemari permukaaan
dan pelapisan air tanah adalah buangan limbah industri, pembuangan akhir,
perlindian tanah, dan injeksi bawah tanah. Seringkali, mangan dalam air akan
berkoagulasi menjadi sedimen tesuspensi. Mangan dalam air juga akan
menimbulkan bau logam yang amis (Awliahasanah et al., 2021).
Praktikum pengujian kadar Mn dalam air ini dilakukan di laboratorium alat
Atomic Absorption Spectrometer (AAS). Alat AAS ini mampu menguji hingga 90
sampel yang berbeda. Cara kerja alat ini dalam mengukur logam berat adalah
dengan mengandalkan gelombang dari logam. Sebelum masuk ke dalam
laboratorium, diperlihatkan terlebih dahulu gas dan kompresor untuk
menghidupkan alat AAS. Terdapat 3 jenis gas yakni gas asetilen untuk AAS Flame,
gas Nitrous Oxide, dan gas Argon untuk AAS Favor dan Furnace. Untuk cara
pakainya adalah hidupkan gas terlebih dahulu lalu hidupkan kompresor. Karena
pengukuran kadar Mn dilakukan menggunakan AAS Flame, maka gas yang
digunakan adalah gas asetilen. Sedangkan untuk kompresor, isinya hanyalah angin.
Namun, sangat penting untuk menyalakan kompresor ketika akan menggunakan
AAS.
11
Setelah gas asetilen dan kompresor dinyalakan, maka alat Atomic Absorption
Spectrometer (AAS) sudah bisa digunakan. Tanda Alat AAS Flame sudah menyala
adalah lampu di dalam alat juga akan menyala. Dalam penggunaan alat AAS ini,
diperlukan adanya software khusus yang dioperasikan melalui computer yang juga
tersambung dengan alat Atomic Absorption Spectrometer (AAS). Satuan yang dapat
digunakan pada pengukuran menggunakan alat AAS ini adalah ppm (part per
million) dan ppb (part per billion). Saat praktikum ini digunakan satuan ppm
dengan tujuan untuk mengukur juga satuan mg/L.
Sampel air yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air Danau
Firdaus UNSRI dan sampel air keran FKM Unsri. Pengukuran dilakukan secara
manual karena kadar logam tidak terbaca saat melakukan pengujian secara
otomatis. Setelah dilakukan pengukuran, maka hasil pengukuran dapat dilihat pada
layar komputer yang telah tersambung dengan alat. Berdasarkan hasil pengukuran
ini diperoleh hasil kadar Mn untuk sampel air danau adalah 0,0113 mg/L. Jika
dibandingkan dengan baku mutu lingkungan untuk kadar Mn sesuai dengan
Permenkes No, 2 Tahun 2023 yakni 0,1 mg/L, maka kadar mangan (Mn) dalam
sampel air danau Firdaus belum melewati baku mutu sehingga dapat dikategorikan
aman. Kondisi seperti ini harus terus diperhatikan dan dijaga supaya kandungan
Mangan (Mn) dalam air tidak meningkat. Menurut Sunarsih et al. (2018)
terpaparnya air oleh mangan (Mn) yang berlebih dalam jangka waktu pendek dapat
menimbulkan gangguan system pernapasan seperti lemas, batuk, sesak nafas,
bronchopneumonia, edema paru, dan cyanosis serta methemoglobinemia.
Selanjutnya, Mn dalam air ini juga dapat meningkatkan reaktivitas pada pembuluh
tenggorokan dan sensitivitas pada penderita asma.
Pengukuran selanjutnya adalah mengukur kadar Mn dalam sampel air keran.
Pengukuran dilakukan secara manual karena kadar logam tidak terbaca saat
melakukan pengujian secara otomatis. Setelah dilakukan pengukuran, maka hasil
pengukuran dapat dilihat pada layar komputer yang telah tersambung dengan alat.
Namun, hasil pengukuran kadar logam mangan (Mn) pada sampel air keran ini
menunjukkan hasil yang tidak bisa dipastikan kevalidannya yakni -0,0208 mg/L.
Hasil seperti ini belum bisa dipastikan apakah kadar Mn kurang dari baku mutu
menurut Permenkes No 2 Tahun 2023 yakni 0,1 mg/L atau bahkan lebih dari baku
12
mutu. Atau kemungkinan lainnya adalah karena pengukuran menggunakan satuan
ppm, maka harus diuji lagi juga dengan satuan ppb.
Dikarenakan hasil yang belum valid, maka untuk berjaga-jaga tetap perlu
dilakukan upaya pengendalian kadar logam mangan (Mn) untuk air keran di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Menurut Putra et al. (2018),
salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyisihkan kandungan mangan dalam
air adalah menggunakan cara oksidasi (aerasi), sedimentasi, dan filtrasi. Alternatif
untuk menurunkan kadar Mn dalam air adalah dengan proses aerasi. Aerasi
digunakan untuk menyisihkan gas yang terlarut di air atau untuk menambah oksigen
ke air untuk kemudian mengubah substansi yang ada di permukaan air menjadi
suatu oksida. Dalam keadaan teroksidasi, mangan terlarut di air. Bentuk senyawa
dengan larutan ion, keduanya terlarut pada bilangan oksidasi +2, yaitu Mn+2.
Ketika Mn+2 ini kontak dengan oksigen atau oksidator lain, mangan akan
teroksidasi menjadi valensi yang lebih tinggi, membentuk ion kompleks baru yang
tidak larut ke tingkat yang cukup besar. Mangan akan hilang dengan pengendapan
setelah aerasi (Putra et al., 2018).
Menurut Santi dan Astuti (2021), salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghilangkan kandungan Mn dalam air adalah filtrasi dengan menggunakan
media filtrasi. Filtrasi merupakan salah satu teknik pengolahan air bersih yang
sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan air bersih pada komunitas skala kecil atau
skala rumah tangga. Media filtrasi yang dapat digunakan diantaranya pasir silika,
zeolite, karbon aktif, pecahan genteng dan batu marmer. Pasir dapat digunakan
sebagai media penyaring karena pasir bersifat porous, mempunyai ukuran atau
diameter dan tingkat keseragaman serta kandungan silika yang dapat dijadikan
sebagai bahan adsorben. Pasir juga mempunyai kemampuan untuk memisahkan
flok-flok yang belum sempat mengendap sehingga kadar Mn menjadi turun.
Teknik menghilangkan kadar logam Mn menggunakan metode filtrasi ini telah
terbukti efektif dalam menurunkan kadar mangan dalam air sumur sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Maryani et al. (2015). Filtrasi zeolite dan pecahan
genteng mampu menurunkan kadar mangan air sumur dengan persentase 85,51%
pada media filtrasi zeolite dengan ketinggian 80 cm dan 79,50% pada media filtrasi
pecahan genteng dengan ketinggian 40 cm.
13
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
A. Mangan merupakan salah satu logam yang paling melimpah di kerak bumi
dan seringkali mencemari air.
B. Atomic Absorption Spectrometer (AAS) merupakan alat yang dapat
digunakan untuk mengukur kadar logam Mn dalam air.
C. Hasil pengukuran kadar logam Mn pada sampel air Danau Firdaus UNSRI
menunjukkan hasil 0,0113 mg/L. Jika dibandingkan dengan baku mutu
lingkungan untuk kadar Mn sesuai dengan Permenkes No, 2 Tahun 2023
yakni 0,1 mg/L.
D. Hasil pengukuran kadar logam Mn pada sampel air keran FKM UNSRI
menunjukkan hasil yang tidak bisa dipastikan kevalidannya yakni -0,0208
mg/L. Hasil seperti ini belum bisa dipastikan apakah kadar Mn kurang dari
baku mutu menurut Permenkes No 2 Tahun 2023 yakni 0,1 mg/L atau
bahkan lebih dari baku mutu.
E. Untuk mengendalikan kadar Mangan di dalam air dapat menggunakan
metode aerasi dan filtrasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Awliahasanah, R., Sari, D. N., Azrinindita, E. D., et al. 2021. Analisis Risiko
Kesehatan Lingkungan Kandungan Mangan Pada Air Sumur Warga Kota
Depok. Jurnal Sanitasi Lingkungan, 1, 80-86.
Earnestly, F., Muchlisinalahuddin & Yermadona, H. 2022. Analisa Ph, Fe, Mn Pada
Sumber Air Panti Asuhan Aisyiyah Koto Tangah. Jurnal Katalisator, 7, 29-
10.
Febrina, L. & Ayuna, A. 2015. Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn)
Dalam Air Tanah Menggunakan Saringan Keramik. Jurnal Teknologi, 7, 35-
44.
JATENG, P. 2017. Mangan (Mn) [Online]. Jawa Tengah: Balai PSDA Bodri Kuto
Provinsi Jawa Tengah. Tersedia: http://bpusdataru-
bk.jatengprov.go.id/index.php/informasi-sda/kualitas-air/93-das/kualitas-
air/166-mangan-
fu#:~:text=Mangan%20adalah%20unsur%20kimia%20dalam,kira%20kira
%201250%20%C2%B0C [Diakses 7 November 2023].
Margareta, S. N. 2019. Analisis Kandungan Logam Berat (Pb, Cu, Cd, Dan Hg)
Pada Air Minum Isi Ulang Di Kota Malang Berbasis Spektroskopi Serapan
Atom Menggunakan Metode Pca. Skripsi, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Mutaqqin, I. 2017. Analisis Kandungan Logam Berat Tembaga (Cu) Dan Zink (Zn)
Dalam Air Dan Sedimen Di Perairan Danau Linting Sumatera Utara
Dengan Metode Inductively Couple Plasma (Icp). S1 Skripsi, Universitas
Sumatera Utara.
Naslilmuna, M., Chatarina, M. & Sigit, S. 2018. Analisis Kualitas Air Tanah Dan
Pola Konsumsi Air Masyrakat Sekitar Industri Kertas Pt. Jaya Kertas
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk. Jurnal GeoEco, 4, 51-58.
Permenkes RI. 2023. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 tentang
Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014
Tentang Kesehatan Lingkungan.
15
Putra, D. Z., Edward & Elystia, S. 2018. Penyisihan Logam Mangan (Mn) Dalam
Air Tanah Pada Proses Aerasi Menggunakan Kombinasi Cascade Aerator
Dan Arang Aktif. Jurnal Online Mahasiswa FTEKNIK, 5, 1-6.
Rahayu, S. A. & Gumilar, M. H. 2017. Uji Cemaran Air Minum Masyarakat Sekitar
Margahayu Raya Bandung Dengan Idenifikasi Bakteri Escherichia Coli.
IJPTS, 4, 50-56.
Rasmito, A., Pamungkas, D. A., Arsandi, R. J., et al. 2019. Penggunaan Manganeese
Green Sand Untuk Menurunkan Kadar Fe Dan Mn Dalam Air Tanah.
Prosiding Seminar Nas. Kim. dan Pembelajarannya, 30, 30-47.
Safitri, W. 2021. Penurunan Kadar Logam Mangan (Mn) Dan Warna Pada Air
Gambut Menggunakan Formulasi Karbon Aktif Bentonit Dan Limestone
(Kbl) Dibandingkan Dengan Clean Chemical Bentone 5651. Skripsi,
Universitas Jambi.
Sari, F. G. T., Hidayat, D. & Septiani, D. 2016. Kajian Kandungan Logam Berat
Mangan (Mn) Dan Nikel (Ni) Pada Sedimen Di Pesisir Teluk Lampung.
Analytical And Enviromental Chemistry, 1, 40-47.
Sunarsih, E., Faisya, A. F., Windusari, Y., et al. 2018. Analisis Paparan Kadmium,
Besi, Dan Mangan Pada Air Terhadap Gangguan Kulit Pada Masyarakat
Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal
Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17, 68-73.
16
LAMPIRAN
Deret standar
2. 1 ppm 4. 3 ppm
1000 100 10
1. M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 10 ml
2. M1 x V1 = M2 x V2
V1 = 10 ml
17
Deret standar
V2 = 50 ml
Dit: V1?
Jawab:
1. 0,1 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
10 ppm x V1 = 0,1 x 50
10 V1 =5
V1 = 0,5 ml
2. 1 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
10 ppm x V1 = 1 x 50
10 V1 = 50
V1 = 5 ml
3. 2 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
10 ppm x V1 = 2 x 50
10 V1 = 100
V1 = 10 ml
4. 3 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
10 ppm x V1 = 3 x 50
10 V1 = 150
V1 = 15 ml
18
5. 4 ppm
M1 x V1 = M2 x V2
10 ppm x V1 = 4 x 50
10 V1 = 200
V1 = 20 ml
19