Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIKUM UJI WARNA DALAM AIR

Laporan Ini Dibuat Sebagai Syarat


Dalam Mata Kuliah Praktikum Lingkungan Fisik
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

OLEH :

Nama : Muhammad Said Aqil


NIM : 10031382126085
Kelompok : 1/Satu
Dosen : Inoy Trisnaini, S.K.M., M.KL
Asisten : Anisa Oktapia

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i


BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 2
2.1 Definisi Air ..................................................................................... 2
2.2 Uji Warna Pada Air ........................................................................ 3
2.3 Metode Uji Warna Pada Air ........................................................... 3
2.4 NAB Uji Warna Pada Air ............................................................... 5
BAB III ............................................................................................................... 6
METODE PENELITIAN .................................................................................. 6
3.1 Alat dan Bahan .............................................................................. 6
3.1.1 Alat ................................................................................................ 6
3.1.2 Bahan ............................................................................................ 6
3.2 Prosedur Kerja .............................................................................. 6
3.2.1 Kalibrasi Alat ................................................................................. 6
3.2.2 Cara Kerja ..................................................................................... 6
BAB IV ............................................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................... 8
4.1 Hasil Pengukuran ............................................................................ 8
4.2 Pembahasan .................................................................................... 8
BAB V............................................................................................................... 11
KESIMPULAN ................................................................................................ 11
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12
LAMPIRAN ..................................................................................................... 12

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.1 Photometer Sanitarian Kit .............................................................. 6


Gambar 3.2.1 Flowchar Kalibrasi Alat ................................................................. 7
Gambar 3.2.2 Flowchart Cara Kerja ..................................................................... 7

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.4 Nab Uji Warna Pada Air ....................................................................... 5


Tabel 4.1.2 Hasil Pengukuran Uji Warna Pada Air ............................................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan salah satu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan manusia yang digunakan secara berkelanjutan. Penggunaan air sangat
penting untuk konsumsi, kebutuhan rumah tangga, industri dan fasilitas vital
lainnya. Kebutuhan air akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk yang cukup pesat. Sebagian besar kebutuhan air manusia berasal dari
berbagai sumber air seperti sungai, sumur gali, sumur bor, mata air, air PDAM,
dan sebagainya, oleh karena itu kualitas sarana air bersih harus selalu diperhatikan,
sehingga masyarakat dapat memperoleh air bersih yang memenuhi syarat
kesehatan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat (Khairunnas and Gusman,
2018).
Dalam kehidupan sehari-hari ada salah satu hal yang pasti selalu ada dan
digunakan manusia dalam aktivitas sehari-hari, yaitu air. Air merupakan salah satu
senyawa yang paling banyak jumlahnya di bumi. Sebagian besar wilayah
Indonesia terdiri dari lautan, yaitu sekitar 70% luas di Indonesia adalah lautan. Hal
tersebut membuat 1 asyarak besar kegiatan atau pekerjaan di Indonesia akan
berkaitan dengan air. Pengertian air menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 9 Tahun 2015 adalah semua air yang terdapat dan
atau berasal dari sumber-sumber air, baik yang terdapat diatas maupun dibawah
permukaan tanah (PUPR, 2015).
Air merupakan kebutuhan paling vital bagi kehidupan manusia dan mahluk
lainnya. 70% zat pembentuk tubuh manusia terdiri dari air sehingga air menjadi
kebutuhan mutlak bagi manusia. Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari
berbeda untuk setiap tempat dan setiap tingkatan kehidupan. Semakin tinggi taraf
kehidupan, semakin meningkat pula jumlah kebutuhan air (Kumala et al., 2019).

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Air


Air merupakan salah satu sarana utama untuk meningkatkan derajat
kesehatan manusia yang digunakan secara berkelanjutan. Penggunaan air sangat
penting untuk konsumsi, kebutuhan rumah tangga, industri dan fasilitas vital
lainnya. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017, air untuk keperluan Higiene sanitasi adalah air yang dengan kualitas
tertentuk yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci pakaian,
mandi, sikat gigi, dan sebagainya (Kemenkes, 2017).
Air merupakan kebutuhan paling vital bagi kehidupan manusia dan mahluk
lainnya. 70% zat pembentuk tubuh manusia terdiri dari air sehingga air menjadi
kebutuhan mutlak bagi manusia. Pengertian air menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416 Tahun 1990, air bersih adalah
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak
(Kemenkes, 2017). Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 9 Tahun 2015 air adalah semua air yang terdapat dan
atau berasal dari sumber-sumber air, baik yang terdapat diatas maupun dibawah
permukaan tanah (PUPR, 2015). Dari pengertian tersebut didapatkan bahwa
pengertian air merupakan semua air yang ada di bumi yang dapat digunakan untuk
kegiatan sehari-hari jika telah memenuhi kualitas dan syarat kesehatan yang telah
ditentukan.
Air dapat bersumber dari air tanah dan air permukaan. Pengertian air
permukaan menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang sumber daya
air adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah. Air yang berada pada
lapisan tanah tak jenuh atau soil water akan menunjang kehidupan vegetasi pada
permukaan, sedangkan air yang berada pada lapisan jenuh atau groundwater akan
menjadi deposit air di dalam lapisan tanah, yang nantinya akan keluar melalui
mata air atau dapat juga tinggal di dalam lapisan tanah sebagai air fossil (Darwis
and Sc, 2018).

2
2.2 Uji Warna Pada Air
Warna merupakan salah satu parameter yang penting untuk dianalisis dalam
mengetahui kualitas air minum. Hal ini dikarenakan warna mengindikasikan
kandungan ion metal alam (besi dan mangan), humus, plankton, dan limbah,
sehingga air yang berwarna dapat menyebabkan gangguan jika dikonsumsi. Untuk
itu, perlu dilakukan warna pada air minum sebelum dipasarkan bahkan dikonsumsi
oleh Warna yang dimaksudkan adalah warna nyata, yaitu warna yang kekeruhannya
telah dihilangkan.(Sampulawa and Tumanan, 2016)
Warna pada air dapat disebabkan oleh adanya bahan organik, bahan
anorganik,ion-ion logam seperti logam Fe, serta bahan-bahan lainnya. Keberadaan
logam Fe yang sangat tinggi di dalam air dapat menyebabkan perubahan warna
pada air tersebut, dari bening menjadi kuning hingga kecokelatan. Air ini jika
digunakan untuk mencuci maka akan meninggalkan noda cokelat kemerahan pada
pakaian. Selain itu, air ini juga akan meninggalkan bekas pada dinding-dinding bak
penampungan dan kamar mandi.(Sari, 2019)
Di dalam keadaan alami air tidak pernah atau jarang sekali dijumpai dalam
keadaan murni sebagai H2O, melainkan banyak mengandung unsur-unsur yang lain
yang berasal dari sekitarnya terutama zat-zat yang dalam keadaan mengurai.
Kualitas air ditentukan oleh adanya unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.
Unsur-unsur ini berasal dari tanah, batuan, dan hasil kegiatan jasad-jasad hidup
termasuk manusia dan hewan. Sehingga yang sebenarnya dimaksud dengan kualitas
air adalah sifat-sifat air yang mencakup fisis, kimia, dan bakteriologi
Air memiliki warna yang berbeda-beda bergantung pada cahaya dan
komponen pada air tersebut. Cahaya yang melewati 10 cm air masih memiliki
hampir seluruh komponennya: ia masih memiliki 90,5% cahaya merah, 99% cahaya
hijau, dan 99,9% cahaya biru. Warna air sebenarnya biru. Lapisan air menyerap
gelombang cahaya matahari. Molekul-molekul air menyerap warna-warna itu dan
menyisakan warna biru.(Sari, 2019)
2.3 Metode Uji Warna Pada Air

3
2 metode yang dapat dilakukan yaitu pengujian warna secara visual dan dengan

menggunakan spektrofotometer, yang akan dijelaskan secara terperinci sebagai

berikut;

1) Uji Warna dengan Metode Visual


Prinsip pengujian warna pada air minum secara visual yaitu dengan
perbandingan visual dari sampel air minum yang diuji terhadap larutan
berwarna yang diketahui konsentrasinya. Sebelum dilakukan uji warna,
analis harus mempersiapkan larutan standard, dengan melarutkan kalium
kloroplatinat (K2PtCl6) dan kobalt klorida (CoCl2.6H2O) dalam aquades
dan HCl pekat, yang merupakan skala 500 unit. Selain itu, sebelum
dilakukan uji warna pada air minum, analis melakukan persiaan sampel uji
dengan cara sampel air minum disaring dengan kertas saring untuk siap
dianalisis.Kemudian sampel yang telah disiapkan tadi dibandingkan
warnanya dengan warna standar yang telah dibuatkan di dalam tabung
Nessler dengan melihat vertical lurus tabung yang diberi alas warna putih.
2) Uji Warna dengan Metode Spektrofotometri

Uji warna dengan metode spektrofotometri dilakukan dengan

pengujian menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang antara

450 nm dan 465 nm, dengan larutan standar platina-cobalt mengikuti


Hukum Beer. Sebelum dilakukannya pengujian, larutan standard dibuat

seperti pada metode visual. Namun, larutan standar juga telah tersedia

secara komersial dan cocok digunakan sebagai standar primer. Selain itu,

jika warna sebenarnya (true color) yang akan diukur, persiapan sampel perlu

dilakukan dengan cara sampel disaring sebelumnya seperti pada metode

visual. Setelah itu, uji warna dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometer. Analisis dengan menggunakan spektrofotometer mudah

dilakukan yaitu dengan memilih program atau panjang gelombang 465 untuk

4
pengujian warna pada pengaturan spektrofotometer yang digunakan,

kemudian dilakukan pembacaan hasil analisis.

Berdasarkan penjelasan metode uji warna yang telah dipaparkan

diatas, uji menggunakan metode spektrofotometri lebih praktis dan lebih

memudahkan analis karena hasil analisis diperoleh lebih cepat, alat dan

metode yang mudah dioperasikan. Selain itu, metode spektrofotometri juga

bersifat lebih objektif dibandingkan metode visual sehingga tingkat

akurasinya lebih tinggi dan terpercaya.Spektrofotometer yang dapat

digunakan dalam pengujian warna pada air minum

adalah spektrofotometer portable atau colorimeter yang dapat digunakan

di lapangan juga di laboratorium dan spektrofotometer benchtop yang

dapat digunakan di laboratorium


2.4 NAB Uji Warna Pada Air
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:492/MENKES
/PER/IV/2010 tentang syarat Persyaratan Kualitas Air Minum, menyatakan bahwa
warna air yang layak untuk air bersih adalah 10 TCU Ptco, sehingga nilai warna
semua sampel air memenuhi syarat baku mutu yang dipersyaratkan
NO Pengukuran Parameter
1 Uji Warna Pada Air 10 TCU
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:492/MENKES /PER/IV/2010
Untuk mengatasi parameter warna yang melebihi batas baku mutu salah
satunya dapat dilakukan dengan cara penyaringan atau pengendapan pada bak
penampung yaitu bak penampung pasir lambat. Bak penampungan pasir lambat
dapat mengurangi baku mutu warna yang melebihi parameter sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat
Persyaratan Kualitas Air Minum.

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
A. Photometer Sanitarian Kit

Gambar 3.1.1 Photometer Sanitarian Kit


B.Tabung Vial
3.1.2 Bahan
A. Aquabides
B. Sampel air bersih dan air kotor
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Kalibrasi Alat
A. Hidupkan alat dan pilih salah satu patameter yang ingin diukur.
B. Siapkan tabung vial yang sudah diisi aquabides sebanyak 10 ml
C. Masukkan tabung tersebut ke dalam alat, ditutup, kemuadian
tekan tombol ok
D. Tunggu beberapa detik dan alat sudah terkalibrasi.
Gambar 3.2.1 Flowchar Kalibrasi Alat
3.2.2 Cara Kerja
A. Hidupkan photometer sanitarian kit dengan menekan tombol
power on
B. Terlihat beberapa menu pilihan parameter yang ingin diukur,
Ketika kita mengukur warna maka kita menekan phot 047.
C. Isikan aquabides ke dalam tabung vial untuk blanko sebanyak 10 ml
dan tabung vial harus terbebas dari sidik jari, agar tidak mempengaruhi
hasil pengukuran.
D. Masukan blanko ke dalam alat dan tutup selanjutnya tekan tombol ok
pada alat dan tunggu beberapa detik, Ketika selesai maka display akan
muncul perintah untuk memasukan sampel.
E. Lalu masukkan air sampel yang akan diukur warna.

6
F. Ketika hasil pengukuran sudah muncul pada display maka catat dan
bandingkan dengan baku mutu lingkungan yang berlaku
G. Setelah selesai pengukuran maka matikan alat dan bersihkan peralatan
yang telah digunakan
Gambar 3.2.2 Flowchart Cara Kerja

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran
4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran
Hari/Tanggal : Selasa, 5 Maret 2024
Waktu Praktikum : 08:00 WIB – selesai
Lokasi Praktikum : Ruang Laboratorium FKM Unsri
4.1.2 Hasil Pengukuran
Tabel 4.1.2 Hasil Pengukuran Uji Warna Pada Air
NO Pengukuran Uji Warna Hasil Parameter Keterangan
1 Air Sumur Kost Bu Rini 5 TCU 10 TCU Tidak Memenuhi
Sumber:Hasil Pengukuran Uji Warna Pada Air

4.2 Pembahasan
Pada Pratikum yang diadakan pada tanggal 5 maret 2024,Pada tempat
pelaksanaan Pengukuran dilaksanakan di Ruang laboratorium FKM Unsri
Melakukan Uji Warna yang dilakukan dengan pengukuran yang akurat
menggunakan sampel yang didaptkan yaitu sampel air sumur yang didaptkan di
tempay yang Bernama kost bu rini.
Seperti yang kita tau uji warna adalah salah satu parameter yang penting
untuk dianalisis dalam mengetahui kualitas air minum. Hal ini dikarenakan warna
mengindikasikan kandungan ion metal alam (besi dan mangan), humus, plankton,
dan limbah industri, sehingga air yang berwarna dapat menyebabkan gangguan
kesehatan jika dikonsumsi. Untuk itu, perlu dilakukan analisa warna pada air
minum sebelum dipasarkan bahkan dikonsumsi oleh masyarakat. Warna yang
dimaksudkan adalah warna nyata, yaitu warna yang kekeruhannya telah
dihilangkan.
Warna pada air dapat disebabkan oleh adanya bahan organik, bahan
anorganik,ion-ion logam seperti logam Fe, serta bahan-bahan lainnya. Keberadaan
logam Fe yang sangat tinggi di dalam air dapat menyebabkan perubahan warna

8
pada air tersebut, dari bening menjadi kuning hingga kecokelatan. Air ini jika
digunakan untuk mencuci maka akan meninggalkan noda cokelat kemerahan pada
pakaian. Selain itu, air ini juga akan meninggalkan bekas pada dinding-dinding bak
penampungan dan kamar mandi.
Pada pengukuran yang dilaksanakan pada air sumur kost bu rini,pada
parameter yang ditentukan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor:492/MENKES /PER/IV/2010 tentang syarat Persyaratan Kualitas Air
Minum, menyatakan bahwa warna air yang layak untuk air bersih adalah 10 TCU
Ptco, sehingga nilai warna semua sampel air memenuhi syarat baku mutu yang
dipersyaratkan.
Pada tabel 4.1.2 diatas didapatkan dengan baku mutu yang tertera didaptkan
hasil yang telah diuji sebelumnya didapatkan pada air sumur kost bu rini mendapat
hasil 5 TCU dengan ini pada sampel tersebut tidak memenuhi syarat baku mutu
pada uji warna dan hal ini bisa mengindikasikan Sebagian besar bahwa aitr tersebut
tidak aman dikonsumsi.
Untuk mengatasi parameter warna yang melebihi batas baku mutu salah
satunya dapat dilakukan dengan cara penyaringan atau pengendapan pada bak
penampung yaitu bak penampung pasir lambat. Bak penampungan pasir lambat
dapat mengurangi baku mutu warna yang melebihi parameter sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat
Persyaratan Kualitas Air Minum.
2 metode yang dapat dilakukan yaitu pengujian warna secara visual dan

dengan menggunakan spektrofotometer, Uji Warna dengan Metode Visual Prinsip


pengujian warna pada air minum secara visual yaitu dengan perbandingan visual
dari sampel air minum yang diuji terhadap larutan berwarna yang diketahui
konsentrasinya. Sebelum dilakukan uji warna, analis harus mempersiapkan larutan
standard, dengan melarutkan kalium kloroplatinat (K2PtCl6) dan kobalt klorida
(CoCl2.6H2O) dalam aquades dan HCl pekat, yang merupakan skala 500 unit
Uji Warna dengan Metode Spektrofotometri Uji warna dengan metode
spektrofotometri dilakukan dengan pengujian menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang antara 450 nm dan 465 nm, dengan larutan standar platina-

9
cobalt mengikuti Hukum Beer. Sebelum dilakukannya pengujian, larutan standard
dibuat seperti pada metode visual. Namun, larutan standar juga telah tersedia secara
komersial dan cocok digunakan sebagai standar primer.
Jika uji warna pada air melewati nilai ambang batas, ini bisa memiliki
dampak serius terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Beberapa dampak
kesehatan yang mungkin timbul adalah sebagai berikut:
1) Pencemaran Lingkungan: Jika air mengandung pewarna yang melewati
nilai ambang batas, itu bisa menunjukkan adanya limbah industri atau
domestik yang mengandung bahan kimia berbahaya. Pencemaran air
dengan pewarna yang berlebihan dapat merusak ekosistem air, termasuk
tanaman air, ikan, dan hewan air lainnya.
2) Kesehatan Manusia: Air yang tercemar dengan pewarna yang melewati
batas ambang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada
manusia. Misalnya, pewarna tertentu yang digunakan dalam industri tekstil
atau makanan dapat mengandung bahan kimia beracun yang berpotensi
menyebabkan kerusakan organ, gangguan hormonal, atau bahkan kanker
pada manusia jika terpapar dalam jangka waktu yang panjang.
3) Gangguan Ekosistem: Pewarna yang terlepas ke dalam lingkungan air dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem. Ini dapat menyebabkan penurunan
populasi organisme air tertentu, gangguan dalam rantai makanan, dan
bahkan kematian massal hewan dan tumbuhan air.
4) Pembatasan Penggunaan Sumber Daya Air: Jika air tercemar oleh pewarna
yang melewati batas ambang, bisa saja air tersebut menjadi tidak aman
untuk dikonsumsi atau digunakan untuk keperluan lainnya seperti irigasi
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan pembatasan penggunaan sumber
daya air, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari
dan aktivitas ekonomi masyarakat yang tergantung pada air bersih.

10
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pada Hasil Pengukuran Uji Warna Pada Air didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1) Warna merupakan salah satu parameter yang penting untuk dianalisis dalam
mengetahui kualitas air minum.
2) Uji Warna menggunakan 2 metode yang dapat dilakukan yaitu pengujian
warna secara visual dan dengan menggunakan spektrofotometer.
3) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:492/MENKES
/PER/IV/2010 tentang syarat Persyaratan Kualitas Air Minum, menyatakan
bahwa warna air yang layak untuk air bersih adalah 10 TCU Ptco
4) Pada Hasil Pengukuran pada air sumur kost bu rini mendapat hasil 5 TCU
dengan ini pada sampel tersebut tidak memenuhi syarat baku mutu pada uji
warna
5) parameter warna yang melebihi batas baku mutu salah satunya dapat
dilakukan dengan cara penyaringan atau pengendapan pada bak penampung
yaitu bak penampung pasir lambat.

11
DAFTAR PUSTAKA

DARWIS, H. & SC, M. 2018. Pengelolaan Air Tanah. Yogyakarta: Pena Indis.
KHAIRUNNAS, K. & GUSMAN, M. 2018. Analisis pengaruh parameter konduktivitas,
resistivitas dan TDS terhadap salinitas air tanah dangkal pada kondisi air laut
pasang dan air laut surut di daerah pesisir pantai Kota Padang. Bina Tambang, 3,
1751-1760.
KUMALA, I. G. A. H., ASTUTI, N. P. W. & SUMADEWI, N. L. U. 2019. Uji Kualitas Air Minum
Pada Sumber Mata Air di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 5, 100-105.
SAMPULAWA, I. & TUMANAN, D. 2016. Analisis kualitas air minum isi ulang yang dijual di
Kecamatan Teluk Ambon. Arika, 10, 41-56.
PUPR 2015. Peraturan menteri pupr nomor 9 tahun 2015 tentang penggunaan
sumber daya air. Menteri PUPR RI.
Rahardjo, Simanjuntak & Asriansyah 2021. Panduan praktikum ekologi perairan,
PT Penerbit IPB Press
BSN 2017 Standar Nasional Indonesia (SNI 6989.19:2017) tentang Tata Cara
Pengambilan Sampel Air untuk Pengujian.

LAMPIRAN
Hasil Pengukuran

12
13

Anda mungkin juga menyukai