OLEH :
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.2 Uji Warna Pada Air
Warna merupakan salah satu parameter yang penting untuk dianalisis dalam
mengetahui kualitas air minum. Hal ini dikarenakan warna mengindikasikan
kandungan ion metal alam (besi dan mangan), humus, plankton, dan limbah,
sehingga air yang berwarna dapat menyebabkan gangguan jika dikonsumsi. Untuk
itu, perlu dilakukan warna pada air minum sebelum dipasarkan bahkan dikonsumsi
oleh Warna yang dimaksudkan adalah warna nyata, yaitu warna yang kekeruhannya
telah dihilangkan.(Sampulawa and Tumanan, 2016)
Warna pada air dapat disebabkan oleh adanya bahan organik, bahan
anorganik,ion-ion logam seperti logam Fe, serta bahan-bahan lainnya. Keberadaan
logam Fe yang sangat tinggi di dalam air dapat menyebabkan perubahan warna
pada air tersebut, dari bening menjadi kuning hingga kecokelatan. Air ini jika
digunakan untuk mencuci maka akan meninggalkan noda cokelat kemerahan pada
pakaian. Selain itu, air ini juga akan meninggalkan bekas pada dinding-dinding bak
penampungan dan kamar mandi.(Sari, 2019)
Di dalam keadaan alami air tidak pernah atau jarang sekali dijumpai dalam
keadaan murni sebagai H2O, melainkan banyak mengandung unsur-unsur yang lain
yang berasal dari sekitarnya terutama zat-zat yang dalam keadaan mengurai.
Kualitas air ditentukan oleh adanya unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.
Unsur-unsur ini berasal dari tanah, batuan, dan hasil kegiatan jasad-jasad hidup
termasuk manusia dan hewan. Sehingga yang sebenarnya dimaksud dengan kualitas
air adalah sifat-sifat air yang mencakup fisis, kimia, dan bakteriologi
Air memiliki warna yang berbeda-beda bergantung pada cahaya dan
komponen pada air tersebut. Cahaya yang melewati 10 cm air masih memiliki
hampir seluruh komponennya: ia masih memiliki 90,5% cahaya merah, 99% cahaya
hijau, dan 99,9% cahaya biru. Warna air sebenarnya biru. Lapisan air menyerap
gelombang cahaya matahari. Molekul-molekul air menyerap warna-warna itu dan
menyisakan warna biru.(Sari, 2019)
2.3 Metode Uji Warna Pada Air
3
2 metode yang dapat dilakukan yaitu pengujian warna secara visual dan dengan
berikut;
seperti pada metode visual. Namun, larutan standar juga telah tersedia
secara komersial dan cocok digunakan sebagai standar primer. Selain itu,
jika warna sebenarnya (true color) yang akan diukur, persiapan sampel perlu
dilakukan yaitu dengan memilih program atau panjang gelombang 465 untuk
4
pengujian warna pada pengaturan spektrofotometer yang digunakan,
memudahkan analis karena hasil analisis diperoleh lebih cepat, alat dan
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
F. Ketika hasil pengukuran sudah muncul pada display maka catat dan
bandingkan dengan baku mutu lingkungan yang berlaku
G. Setelah selesai pengukuran maka matikan alat dan bersihkan peralatan
yang telah digunakan
Gambar 3.2.2 Flowchart Cara Kerja
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran
4.1.1 Waktu dan Lokasi Pengukuran
Hari/Tanggal : Selasa, 5 Maret 2024
Waktu Praktikum : 08:00 WIB – selesai
Lokasi Praktikum : Ruang Laboratorium FKM Unsri
4.1.2 Hasil Pengukuran
Tabel 4.1.2 Hasil Pengukuran Uji Warna Pada Air
NO Pengukuran Uji Warna Hasil Parameter Keterangan
1 Air Sumur Kost Bu Rini 5 TCU 10 TCU Tidak Memenuhi
Sumber:Hasil Pengukuran Uji Warna Pada Air
4.2 Pembahasan
Pada Pratikum yang diadakan pada tanggal 5 maret 2024,Pada tempat
pelaksanaan Pengukuran dilaksanakan di Ruang laboratorium FKM Unsri
Melakukan Uji Warna yang dilakukan dengan pengukuran yang akurat
menggunakan sampel yang didaptkan yaitu sampel air sumur yang didaptkan di
tempay yang Bernama kost bu rini.
Seperti yang kita tau uji warna adalah salah satu parameter yang penting
untuk dianalisis dalam mengetahui kualitas air minum. Hal ini dikarenakan warna
mengindikasikan kandungan ion metal alam (besi dan mangan), humus, plankton,
dan limbah industri, sehingga air yang berwarna dapat menyebabkan gangguan
kesehatan jika dikonsumsi. Untuk itu, perlu dilakukan analisa warna pada air
minum sebelum dipasarkan bahkan dikonsumsi oleh masyarakat. Warna yang
dimaksudkan adalah warna nyata, yaitu warna yang kekeruhannya telah
dihilangkan.
Warna pada air dapat disebabkan oleh adanya bahan organik, bahan
anorganik,ion-ion logam seperti logam Fe, serta bahan-bahan lainnya. Keberadaan
logam Fe yang sangat tinggi di dalam air dapat menyebabkan perubahan warna
8
pada air tersebut, dari bening menjadi kuning hingga kecokelatan. Air ini jika
digunakan untuk mencuci maka akan meninggalkan noda cokelat kemerahan pada
pakaian. Selain itu, air ini juga akan meninggalkan bekas pada dinding-dinding bak
penampungan dan kamar mandi.
Pada pengukuran yang dilaksanakan pada air sumur kost bu rini,pada
parameter yang ditentukan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor:492/MENKES /PER/IV/2010 tentang syarat Persyaratan Kualitas Air
Minum, menyatakan bahwa warna air yang layak untuk air bersih adalah 10 TCU
Ptco, sehingga nilai warna semua sampel air memenuhi syarat baku mutu yang
dipersyaratkan.
Pada tabel 4.1.2 diatas didapatkan dengan baku mutu yang tertera didaptkan
hasil yang telah diuji sebelumnya didapatkan pada air sumur kost bu rini mendapat
hasil 5 TCU dengan ini pada sampel tersebut tidak memenuhi syarat baku mutu
pada uji warna dan hal ini bisa mengindikasikan Sebagian besar bahwa aitr tersebut
tidak aman dikonsumsi.
Untuk mengatasi parameter warna yang melebihi batas baku mutu salah
satunya dapat dilakukan dengan cara penyaringan atau pengendapan pada bak
penampung yaitu bak penampung pasir lambat. Bak penampungan pasir lambat
dapat mengurangi baku mutu warna yang melebihi parameter sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat
Persyaratan Kualitas Air Minum.
2 metode yang dapat dilakukan yaitu pengujian warna secara visual dan
9
cobalt mengikuti Hukum Beer. Sebelum dilakukannya pengujian, larutan standard
dibuat seperti pada metode visual. Namun, larutan standar juga telah tersedia secara
komersial dan cocok digunakan sebagai standar primer.
Jika uji warna pada air melewati nilai ambang batas, ini bisa memiliki
dampak serius terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Beberapa dampak
kesehatan yang mungkin timbul adalah sebagai berikut:
1) Pencemaran Lingkungan: Jika air mengandung pewarna yang melewati
nilai ambang batas, itu bisa menunjukkan adanya limbah industri atau
domestik yang mengandung bahan kimia berbahaya. Pencemaran air
dengan pewarna yang berlebihan dapat merusak ekosistem air, termasuk
tanaman air, ikan, dan hewan air lainnya.
2) Kesehatan Manusia: Air yang tercemar dengan pewarna yang melewati
batas ambang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada
manusia. Misalnya, pewarna tertentu yang digunakan dalam industri tekstil
atau makanan dapat mengandung bahan kimia beracun yang berpotensi
menyebabkan kerusakan organ, gangguan hormonal, atau bahkan kanker
pada manusia jika terpapar dalam jangka waktu yang panjang.
3) Gangguan Ekosistem: Pewarna yang terlepas ke dalam lingkungan air dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem. Ini dapat menyebabkan penurunan
populasi organisme air tertentu, gangguan dalam rantai makanan, dan
bahkan kematian massal hewan dan tumbuhan air.
4) Pembatasan Penggunaan Sumber Daya Air: Jika air tercemar oleh pewarna
yang melewati batas ambang, bisa saja air tersebut menjadi tidak aman
untuk dikonsumsi atau digunakan untuk keperluan lainnya seperti irigasi
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan pembatasan penggunaan sumber
daya air, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari
dan aktivitas ekonomi masyarakat yang tergantung pada air bersih.
10
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Pada Hasil Pengukuran Uji Warna Pada Air didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1) Warna merupakan salah satu parameter yang penting untuk dianalisis dalam
mengetahui kualitas air minum.
2) Uji Warna menggunakan 2 metode yang dapat dilakukan yaitu pengujian
warna secara visual dan dengan menggunakan spektrofotometer.
3) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:492/MENKES
/PER/IV/2010 tentang syarat Persyaratan Kualitas Air Minum, menyatakan
bahwa warna air yang layak untuk air bersih adalah 10 TCU Ptco
4) Pada Hasil Pengukuran pada air sumur kost bu rini mendapat hasil 5 TCU
dengan ini pada sampel tersebut tidak memenuhi syarat baku mutu pada uji
warna
5) parameter warna yang melebihi batas baku mutu salah satunya dapat
dilakukan dengan cara penyaringan atau pengendapan pada bak penampung
yaitu bak penampung pasir lambat.
11
DAFTAR PUSTAKA
DARWIS, H. & SC, M. 2018. Pengelolaan Air Tanah. Yogyakarta: Pena Indis.
KHAIRUNNAS, K. & GUSMAN, M. 2018. Analisis pengaruh parameter konduktivitas,
resistivitas dan TDS terhadap salinitas air tanah dangkal pada kondisi air laut
pasang dan air laut surut di daerah pesisir pantai Kota Padang. Bina Tambang, 3,
1751-1760.
KUMALA, I. G. A. H., ASTUTI, N. P. W. & SUMADEWI, N. L. U. 2019. Uji Kualitas Air Minum
Pada Sumber Mata Air di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 5, 100-105.
SAMPULAWA, I. & TUMANAN, D. 2016. Analisis kualitas air minum isi ulang yang dijual di
Kecamatan Teluk Ambon. Arika, 10, 41-56.
PUPR 2015. Peraturan menteri pupr nomor 9 tahun 2015 tentang penggunaan
sumber daya air. Menteri PUPR RI.
Rahardjo, Simanjuntak & Asriansyah 2021. Panduan praktikum ekologi perairan,
PT Penerbit IPB Press
BSN 2017 Standar Nasional Indonesia (SNI 6989.19:2017) tentang Tata Cara
Pengambilan Sampel Air untuk Pengujian.
LAMPIRAN
Hasil Pengukuran
12
13