Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH


KELURAHAN OESAPA

OLEH

Kelompok 5

JULIA WILA LO’O (2123716579)

NICHO TEDY PAIDJO (2123716586)

ADRIANUS ARIK (2123716565)


FRIDOLIN A.G SAPUTRA ( 2123716575 )

NYONGKI FILMON ENA (2023716278)

FREDIRIKO NABUNOME (2123716574)


OMRI NODRIS BAITANU ( 2123716588 )

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PRODI TEKNIK PERANCANGAN IRIGASI
DAN PENANGANAN PANTAIPOLITEKNIK NEGERI KUPANG
2023

i
ii
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat
Rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga mampu menyelesaikan tugas laporan
kelompok dengan judul “sistim penyediaan air berisih di kelurahan Oesapa” tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sistem Penyediaan Air Bersih. Selain, itu laporan ini dapat menambah wawasan tentang
bagaimana cara mengetahui kebutuhan air bersih untuk masyarakat Kecamatan Kelapa Lima
Khususnya Kelurahan Oesapa.
Tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dari awal hingga akhir dalam penyusunan laporan ini, Sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok ini dengan baik
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu saran, masukan dan kritik untuk
kemajuan dan penyempurnaan sangat kami harapkan.

Kupang, 14 Desember 2023

iii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman judul.......................................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar Isi.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1

1.3 Tujuan dan manfaat ..................................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................................2

2.1 Dasar teori....................................................................................................................2

2.2 jumlah kebutuhan air bersih penduduk........................................................................3

2.3 analisis kondidi ek........................................................................................................3

BAB III PENUTUP ............................................................................................................5

3.1 kesimpulan...................................................................................................................5

3.2 saran….........................................................................................................................9

DOKUMENTASI..............................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................56

i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Air adalah unsur yang memiliki peran penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup
dimuka bumi ini. Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan air khususnya air
bersih.
Dalam keseharian air dimanfaatkan tidak hanya terbatas untuk keperluan rumah
tangga, tetapi juga untuk fasilitas umum, sosial dan ekonomi. Kebutuhan air bersih terus
meningkat seiring dengan perkembangan populasi manusia.
Melalui pertumbuhan penduduk, terjadi pergerakan dinamik dalam masyarakat baik
dalam segi kepadatan, sosial maupun ekonomi, sehingga kebutuhan dan permintaan air
bersih pun akan terus meningkat. Lingkungan dengan kepadatan penduduk tinggi akan
mengurangi kemudahan akses air bersih karena masyarakat yang sebelumnya dapat
memperoleh air bersih dari sumur gali, menjadi kesulitan akibat lahan yang terbatas.
Selain itu faktor kondisi alam juga mempengaruhi akses air bersih. Pada daerah tertentu
air bersih sulit didapatkan karena kondisi kontur dan tanahnya. Salah satu cara untuk
memperoleh air bersih adalah dengan memanfaatkan operasional PDAM.
kebutuhan akan air bersih adalah sebuah keniscayaan dalam pembangunan
(Sadyohutomo dalam Hakim, 2010). Ketersediaan air bersih menjadi salah satu faktor
pendukung dalam peningkatan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari (Barbier, 2004). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun
1990 tentang Pedoman Kualitas Air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.
Persyaratan teknis penyediaan air bersih untuk penduduk dikatakan baik, apabila
memenuhi tiga (3) syarat yaitu:
 ketersediaan air dalamjumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
 kualitas air yang memenuhi standar (dalam hal ini Peraturan Menteri Kesehatan
No.416/PerMenKes/IX/1990 tentang Pedoman Kualitas Air), serta
 kontinuitas dalam arti air selalu tersedia ketika diperlukan.
Sedangkan menurut WHO dan UNICEF dalam Asian Development Bank (2016),
sumber air bersih untuk air minum yang terlindungi (improved source) adalah sumber air
bersih yang kontruksi dan proses penyalurannya terpelihara dari bahan kontaminasi dari
luar baik secara fisik, kimia, dan bakteriologis.Penyed

ii
iaan air bersih yang tidak optimal dapat mempengaruhi derajatkesehatan masyarakat,
produktifitas ekonomi dan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Penyediaan air
bersih yang layak sangat terkait dengan kondisi lingkungan alam di suatu wilayah dan
menjadi komponen kunci pembangunan manusia yang berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan pemenuhan kebutuhan air bersih di
seluruh daerah termasuk keseluruh pelosok desa. Hal ini dipertegas dengan
dikeluarkannya Program 100-0-100 oleh pemerintah lewat Kementrian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, yang didalamnya dibahas tahun 2019 permukiman harus
memenuhi standar 100% akses air minum, 0% persen luas kawasan kumuh perkotaan dan
100% akses sanitasi (air limbah, persampahan dan drainasI.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana sistim penyediaaan air bersih di kelurahan Oesapa, kecamatan Kelapa
Lima, Kota Kupang?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan
Mengathui sistem penyediaan air bersih di kelurahan Oesapa, kecamatan Kelapa Lima,
kota Kupaang
Manfaat
peningkatan dan penarapan ilmu di bangku perkulihaan dalam bidang pengolahan air,
terutama sumber air bersih untuk masyarakat.

i
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 DASAR TEORI


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan akan menjadi air minum setelah dimasak
terlibih dahulu. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum. pengolahan air bersih sangat diperlukan dalam rangka
pemenuhaan kebutuhan masyarakat dan pencegahan bencana maupun kekurangan air.(
supit C, Ohguhi K,201).
Menurut Kodoatie (2003), air bersih adalah air yang dipakai sehari-hari untuk
keperluan mencuci, mandi, memasak dan dapat diminum setelah dimasak. Sedangkan
Menurut Suripin (2002), yang dimaksud air bersih yaitu air yang aman (sehat) dan baik
untuk diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka
kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan (Peraturan Menteri Kesehatan
No.416/PerMenKes/IX/1990), yaitu :
1) Syarat fisik : air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa, suhu antara 10°- 25°C (sejuk).
2) Syarat kimiawi : tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun, tidak
mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, pH air antara 6,5 – 9,2
3) Syarat bakteriologi : tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri,
kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit
.

Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu kepada


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416 tahun 1990 tentang syarat- syarat dan
pengawasan kualitas air. Penyediaan air bersih di Indonesia untuk masyarakat dilakukan
masyarakat itu sendiri (sistem individual dan komunal) dan oleh pemerintah. Kualitas air
bersih penduduk, baik yang dihasilkan oleh sumber yang ada di masyarakat ataupun oleh
pemerintah sampai saat ini belum semuanya memenuhi syarat yang ditentukan. Hal ini
diperlukan sekali pengawasan dan pengontrolan atas kualitas air bersih.
Dalam penelitian ini akan membatasi pengertian air bersih yaitu pada air yang digunakan
sehari- hari untuk keperluan minum, masak, mck dan lain-lain dengan kualitas standar
air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416.IX/1990.

2.2 SUMBER DAN MANFAAT AIR

Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupanmanusia


maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalahmerupakan bahan
yang sangat vital bagi kehidupan dan merupakan sumber dasar untuk kelangsungan
kehidupan di atas bumi. Air memiliki beberapa peran diantaranya adalah:
a. Peranan air terhadap kehidupan manusia dan makhluk hidup

ii
Air digunakan untuk memenuhi proses-proses kehidupan manusia dan mkhluk hidup,
dan air yang dibutuhkan oleh manusia bukanlah sembarang air, tetapi air yang benar-
benar baik dan sehat dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia
b. Peranan air terhadap penularan penyakit
Karena air bisa menjadi tempat berkembang biak yang baik bagi mikrobiologi
patogen maupun non pathogen dan juga bisa sebagai tempat tinggal semnetara
(perantara) sebelum mikrobiologi masuk ke dalam tubuh manusia.
c. Air sebagai media untuk kehidupan mikroba
Mikroba bersel tunggal yang tinggal pada air memiliki peranan penting dalam
kontinyuitas aktivitas biologi, yang dapat membantu mengurakan bahan-bahan
pencemar yang terdapat pada air.
perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan
bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk
diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran
yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang
didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar
polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air dalam
jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air
hujan.
Sumber air baku sesuai siklus hidrologi adalah semua air yang ada di alam dapat
dijadikan sebagai air bersih tergantung dari kebutuhan manusianya dan manfaat sumber air
baku tersebut. Sumber air baku untuk air bersih secara garis besar dapat digolongkan menjadi
beberapa, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Air Angkasa

Contoh air angkasa diperoleh dari hujan, salju dan es. Pada umunya memiliki kwalitas
yang baik, namun air yang berasal dari sini akan bisa mengakibatkan kerusakan-kerusakan
terhadap logam yaitu timbulnya karat. Kandungan bahn kimia yang terdapat pada air hujan

iii
belum tersaring karena tidak ada penyaring alami, misalnya saja pada daerah perkotaan air
hujannya mengandung debu-debu asap. Sehingga air hujan digunakan sebagai alternative
terakir sebagai sumber air bersih. Sifat air hujan adalah sebagai berikut :

a. Airnya bersifat lunak (soft water), tidak mengandung larutan garam sehinga rasanya
kurang segar
b. Beberapa gas di udara dapat larut kecuali NH3 dan CO2 Agresif serta micro
organisme lainnya.
c. Dari segi kesehatan terutama bakteriologis di dalam air hujan tidak terdapat bakteri
pathogen, kecuali jika penampungannya telah tercemar karena dipengaruhi
lingkungan sekitarnya
d. Biasanya di tampung dengan drum, PAH, tong (bentuk bundar dari kayu ulin) pada
daerah sulit air, seperti yang terdapat di daerah Kalimantan Barat dan di daerah pesisir
lainnya di Indonesia.

2. Air Tanah (Groundwater)

Air tanah adalah bagian air yang berada pada lapisan permukaan tanah. Kedalaman ait
tanah tidak sama ada setiap tempat tergantung pada tebal-tipisnya lapisan permukaan di
atasnya dan kedudukan lapian air tanah tersebut. Kondisi suatu lapisan tanah membuat suatu
pembagian zona air tanah menjadi 2 zona besar, diantaranya adalah:
a. Zona air berudara
Merupakan lapisan tanah yang mengandung air yang masih dapat kontak dengan
udara dan emmiliki 3 lapisan tanah yaitu lapisan air tanah permukaan, lapisan
intermediate yang berisi air gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi air kapiler.
b. Zona air jenuh
Merupakan lapisan tanah yang relatif tidak berhubungan dengan udara luar yang
disebut sebagai lapisan akuifer bebas.
Pembagian macam air tanah adalah sebagai berikut :
a. Lapisan impermeable dan Lapisan permeabel
Lapisan impermeable merupakan lapisan yang tidak bisa dilalui air tanah (seperti
lapisan lempung) sedangkan lapisan permeabel adalah lapisan yang mudah dilalui
oleh air tanah (seperti lapisan pasir atau kerikil)
b. Air bebas dan air bertekanan
Merupakan air tanah yang memiliki tekanan yang sama dengan tekanan atmosfer,dan
terletak antara zona aerasi (atas) dan zona air jernih (bawah).
c. Air celah dan air lapisan

iv
Air celah merupakan air yang mengisi pada retakan-retakan batuan yang terletak di
dasar. Sedangkan ai lapisan merupakan air yang mengisi antara butir-butir tanah pada
suatu lapisan tanah.
d. Air tanah tumpang
Merupakan air yang mengisi pada lapisan kedap air.
Jenis lapisan akuifer adalah sebagai berikut :
Akuifer adalah susunan suatu batuan yang menyimpan atau menangkap air tanah yang terbagi
menjadi
a. Akuifer bebas
Merupakan akuifer yang menyimpan air tanah yag dipengaruhi oleh tekanan atmosfer.
Pada lapisan ini terdapat muka air tanah dan bila dibuat sumur maka akan
menunjukkan titik tertinggi naiknya air ke atas.
b. Akuifer bertekanan
Merupakan akuifre yang terapit oleh lapisan impermeable, sehingga tekanannya lebih
besar daripada tekanan dari atmosfer. Dimana pada akiufer ini akan meng hasilkan
sumur artesis positif dan negative.

Gambar lapisan tanah

v
Dalam proses daur air, bahwa air tanah merupakan air yang terperangkap / tersimpan
didalam lapisan batuan yang mengalami pengisisan / penambahan secara terus menerus oleh
alam. Kondisi lapisan tanah secara alami membuat suatu zona pembagian air menjadi :

Mata Air (spring water)

Air dalam tanah yang mengalami proses bergerak walaupun secara perlahan–lahan.
Bergeraknya air tersebut bersifat proses melalui patahan/ etakan pada lapisan tanah, dan bila
air bergerak keluar permukaan tanah akan muncul sebagai Mata Air.

Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan
atas:
a. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
b. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
c. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial treatment).
Ada 2 (dua) macam mata air :
a. Grafity Spring (mata air karena gravitasi)
b. Artesian Spring (mata air karena artesis)
Sebelum melakukan konstruksi Broncaptering, diperlukan penyelidikan yang lebih
luas, mengenai :
a. Asal air, perlu diselidiki hal ini jangan sampai memperoleh mata air palsu, yakni mata
air yang keluar sesaat karena terdapat sesuatu yang terjadi dihulunya, misalnya karena
rembesan air sawah, irigasi, ataupun karena genangan air akibat hujan yang terjadi
diatasnya.

b. Mempunyai debit yang stabil, baik dimusim hujan maupun pada musim kemarau

c. Pengambilan sampel, untuk melakukan pemeriksaan kualitas air

d. Memperhatikan keadaan topografi disekelilingnya

e. Keadaan vegetasi disekeliling sumber air, sebab pohon–pohon besar merupakan


penahan air yang jatuh ke tanah, sehingga mempengaruhi debit. Seringkali pohon
besar bertugas sebagai water conservation

f. Kemungkinan–kemungkinan pengotoran sumber oleh aktivitas masyarakat

g. Broncaptering dapat membantu untuk mengatasi kesulitan air, dan berfungsi


sebagaimana layaknya

h. Bangunan dengan konstruksi kuat, rapat air dan tidak bocor.

vi
i. Harus bebas dari kemungkinan–kemungkinan pengotoran, dengan memperhatikan
beberapa hal, seperti :

1) Mempertimbangkan letak broncaptering sedemikian rupa, sehingga tidak


terkontaminasi dengan air tanah (kedalaman pondasi 3 m sebelum muka air
tanah)

2) Dibuatkan saluran (drain) disekeliling bangunan Broncaptering, untuk


menghindari air permukaan (run off)

3) Dibuatkan pagar agar terhindar dari binatang–binatang atau orang–orang yang


tidak berkepentingan

4) Bangunan captering dan manhole ditutup rapat, sehingga tidak tembus cahaya
matahari, yang dapat menumbuhkan ganggang atau jamur (algae)

5) Pipa peluap diletakan sedemikian rupa sehingga tidak tergenang saat terjadi hujan

6) Membersihkan akar–akar yang dapat merusak struktur bangunan

Air Tanah Dangkal (Shallow Groundwater)

15–30 m dibawah permukaan tanah, pada zona ini disebut juga zona aerasi (zone of
aeration), yaitu zona yang mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara terbuka.
Pada zona ini terdapat 3 (tiga) lapisan tanah, lapisan air tanah permukaan, lapisan
intermediate yang berisi air gravitasi dan lapisan kapiler yang berisikan air kapiler.

Air Tanah Dalam (Deep Groundwater)

> 10 m (1 Bar) dibawah permukaan tanah, pada zona ini disebut juga zona air jenuh
(Zone of Saturation), zona ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air tanah yang
relative tidak berhubungan dengan udara luar. Dan lapisan tanahnya disebut dengan aquifer
bebas, artinya aquifer yang menyimpan air tanah yang dipengaruhi tekanan atmosfir. Jika
dibuat sumuran, maka muka air tanah (water table) akan naik keatas mencapai titik
tertingginya.

Untuk mendapatkan air tanah dalam, dapat menempuh beberapa langkah sebagai
berikut :

a. Mencari bantuan tenaga ahli dalam bidang hidrologi dan bantuan dari data geologis
yang telah dilakukan permeriksaannya terlebih dahulu (peta hidrogeologi)

b. Menggunakan pengetahuan / pertimbangan :

vii
1) Mempelajari bilamana ada penyelidikan geologis yang sekiranya dapat
diterapkan dan menunjukkan keadaan dan bila mungkin sifat–sifat dari lapisan
tanah.

2) Mempelajari/menyelidiki sumur–sumur yang ada, baik mengenai profil lapisan


tanah, ketinggian air, kualitas dan kuantitas serta lokasinya.

3) Membuat lobang–lobang percobaan untuk memperoleh contoh–contoh lapisan


tanah (profil), untuk mengetahui informasi tentang lapisan tanah (prifil), aquifer,
kedalaman dan kualitas air.

4) Menggunakan peralatan dan konsultasi dengan Departemen Pertambangan dan


Geologi, karena pengeboran > 30 semestinya harus mendapatkan izin dari
Departemen tersebut.

3. Air Permukaan

Sumber air permukaan baik yang berupa sungai,danau maupun waduk adalah air yang
kurrang baik untuk langsung dikonsumsi oleh manusia, karena itu diperlukan pengolahan
terlebih dahulu. Air sungai akan bertambah besar debitnya pada musim penghujan dan
kwalitas air enjadi jelek karena adanya rambahan yang berupa run off, sedangkan pada
musim kemarau debitnya berkurang, tetapi kwalitasnya relative baik kecuali bila
mendapatkan pengotoran dar limbah industry atau air buangan rumah tangga. Beberapa
keadaan yang mempengaruhi aliran air sungai adalah sebgai berikut
a. Keadaan daerah
b. Temperature
c. Keadaan topografi
d. Sifat permukaan tanah
e. Corak aliran sungai

2.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain:
unit sumber air baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit
konsumsi.
1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana
pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air
permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.

viii
2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air
bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air
baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih
atau minum yang aman bagi manusia.
3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan
jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon
atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi
merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih.
Teknologi pengolahan disesuaikan dengan sumber air yang ada.
4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa
tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.
5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air bersih atau
minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah konsumen dengan tekanan
air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan konsumen.
6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah disediakan alat
pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.

2.4 ALUR PROSES PENGOLAHAN AIR BESIH

Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3 aspek, yakni pengolahan secara
fisika, kimia dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis,
tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtrasi, adsorpsi,
dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti
klor, tawas, dan lain-lain, biasanya bahan ini digunakan untuk menyisihkan logam-logam
berat yang terkandung dalam air. Sedangkan pada pengolahan secara biologis, biasanya
memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya.

PDAM (Perusahaan Dagang Air Minum), BUMN yang berkaitan dengan usaha
menyediakan air bersih bagi masyarakat, biasanya melakukan pengolahan air bersih secara
fisika dan kimia. Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia
adalah sebagai berikut :

1. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)


Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari
sumber air. Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini terdapat
bar screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut
tergenang dalam air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dan sebagainya.
ix
2. Bak Prasedimentasi (optional)
Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan
yang menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak sederhana,
fungsinya untuk pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir, dll.
Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama pengolahan air bersih yakni WTP. WTP
(Water Treatment Plant) Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih.
Bangunan ini beberapa bagian, yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan
desinfeksi.

2.5 PENAMPUNG MATA AIR


1. Bangunan Penangkap Air (Brouncaptering)
Merupakan bangunan penangkap air artesis -/+ yang muncul ke permukaan tanah
secara alami. Airnya ditampung sedemikian rupa dengan konstruksi bangunan yang tidak
mengganggu sistem pengalirannya, kemudian airnya dialirkan dengan sistem perpipaan /
tanpa dialirkan untuk dimanfaatkan masyarakat sebagai air minum. Kualitas airnya relative
baik, dibandingkan dengan sumber air dari permukaan, dan secara kuantitas jumlahnya
sangat terbatas dan hanya terbatas pada beberapa daerah tertentu saja. Pengumpulan air dari
sumber mata air harus menjaga kondisi tanah disekitarnya. Air permukaan tidak boleh
meresap dan bercampur dengan mata air. Suatu dinding dibangun dikedalaman dimana air
meresap ke dalam ruang pengumpul air. Ruang pengumpul dilengkapi dengan pipa, katup
dan manhole sesuai kebutuhan. Tangki dapat dikosongkan dengan adanya saluran dan pipa
overflow. Jika air yang meresap mengandung air, perlu dibangun ruang pengendapan. Pada
bagian permukaan bangunan, perlu dibangun saluran drainase disekeliling bangunan agar
segera dapat membuang air permukaan.

2. Petunjuk Teknis Pembangunan Bak Penangkap Mata Air


a. Cara memilih sumber air
Mata air dapat digunakan sebagai sumber air minum bila:
1) Memenuhi persyaratan lokasi yaitu harus terletak pada daerah penyimpanan air
yang tidak terkena polusi, tidak kebanjiran, jarak dari sumber pencemaran
minimal 100 meter.
2) Aliran airnya (kapasitas) cukup untuk kebutuhan penyediaan air bersih penduduk
setempat selama 24 jam, jika tidak maka sumber mata air tadi harus mempunyai
aliran setara dengan penggunaan terbanyak pada satu hari.
3) Memenuhi persyaratan kualitas air bersih.

x
Dalam penggunaan mata air sebagai sumber air pada suatu sistem perpipaan,
dikenal ada dua macam mata air yaitu Mata air gravitasi dan Mata air artesis.
Pada umumnya mata air artesis kualitas bakteriologik lebih baik dari mata air
gravitasi, demikian pula kuantitas mata air lebih konsisten air artesis.
b. Langkah-langkah Pembangunan Bak Penangkap Mata Air
1) Pembuatan jalan khusus
Untuk memudahkan pengangkutan bahan dan kelancaran kegiatan pembangunan,
dibuat jalan khusus dari jalan umum menuju ke sumber air.
2) Pembuatan saluran darurat
Sebelum pekerjaan dimulai, dibuat saluran darurat untuk mengalirkan air sumber
selama pekerjaan pelaksanaan. Saluran darurat ini dapat dibuat dari pipa, papan,
atau tanah digali.
3) Turap dinding panahan
Jika diperkirakan dapat terjadi longsoran tanah disekitar sumber air dan dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan, dibuatlah turap dinding panahan.
4) Galian tanah
Selanjutnya pekerjaan galian tanah untuk pondasi, saluran dan lain-lainnya dapat
dilaksanakan.
5) Pondasi
Pondasi dapat dibuat dari beton, pasangan batu kali, pasangan batu kali kosong,
pasangan batu-batu kosong tergantung pada keadaan tanahnya maupun sumber
air.
6) Bangunan pelindung
Dinding tembok bangunan pelindung sumber air dibuat dari beton bertulang, buis
beton bertulang kedap air atau pasangan batu bata tergantung dari keadaan
sumber air tersebut dapat dilimpahkan dengan baik atau tidak.
7) Plesteran
Plesteran dengan adukan 1 semen : 2 pasir untuk dinding bagian luar dan dinding
bagian dalam.
8) Papan ambang
Papan ambang dari kayu jati dari ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, panjang yang
sesuai dapat dipasang dan dilepas untuk ,mengatur pengaliran air dari sumber
menuju ke pintu pengukur.
9) Pintu pengukur

xi
Pintu pengukur dibuat dari plat besi tebal 5 mm dengan bentuk segitiga bersudut
60°, 45° atau trapesium bersudut tegak 60° tergantung besarnya sumber air.
10) Mistar pengukur
Mistar pengukur dibuat dari kayu jati atau besi yang dicat dan berskala nyata
mudah dibaca dengan warna putih hitam, dipasang mendatar dengan ambang
pintu pengukur berskala nol.
11) Pintu lubang pemeriksa
Pintu lubang pemeriksa dibuat dari plat besi tebal 3 mm dengan angka besi
lengkap dengan engsel dengan pengunci mudah dibuka dan ditutup.
12) Pipa peluap
Pipa peluap diameter yang sesuai tergantung sumber air dan kapasitas
penampungannya. Dapat dipakai jenis pipa PVC atau GI. Bagian ujung pipa
peluap dipasang saringan umtuk mencegah kemungkinan masuknya binatang atau
serangga.
13) Pipa penyalur
Pipa penyalur diameter yang sesuai tergantung sumber air dan kapasitas
penampungnya, dapat dipakai jenis pipa PVC, GI atau pipa asbes. Letak pipa
penyalur minimal 10 cm dari dasar bak. Bagian pipa penyalur dipasang saringan
dan dilengkapi dengan stop kran.
14) Pipa penguras
Pipa penguras diameter minimal 2’’, dipakai dari jenis pipa GI. Letak pipa
penguras pada dasar bak dan dilengkapi dengan stop kran.
15) Pipa hawa
Pipa hawa diameter minimal 1,5 ‘’ dipakai dari jenis pipa GI. Bagian ujung pipas
dipasang knie sehingga lubang pipa menghadap kebawah dan diberi saringan
untuk mencegah binatang atau serangga lainnya masuk ke dalam.
16) Tutup bangunan pelindung
Bangunan pelindung seharusnya dibuat tertutup untuk mencegah tumbuhnya
lumut dan pengotoran. Tutup bangunan pelindung dibuat dari beton bertulang
kedap air dan pada tutup inilah pupa hawa dipasang.
17) Saluran pembuangan
Saluran pembuangan air bekas/luapan, air hujan terbuat dari buis beton atau yang
sejenis dan dapat mengeluarkan air buangan tersebut dengan baik menuju saluran
pembuangan terdekat.
18) Pagar pengaman.

xii
Dibuat pagar pengaman mengelilingi bangunan pelindung mata air, dengan pintu
kecil, untuk menjaga/mencegah binatang-binatang mengotori sumber air.
19) Drainase
Untuk melindungi sumber air dari pengotoran air permukaan harus ada saluran
pengering sedikitnya 15 meter di atas sumber mata air menjauhi sumber mata air
itu.
3. Perencanaan Sistem Perpipaan
Dalam merencanakan suatu penampungan mata air dengan perpipaan terdapat beberapa
macam bangunan yang disebut:
a. Bangunan penangkap
Adalah bangunan yang mengumpulkan air untuk penyediaan air bersih sebelum
dibagikan ke konsumen. Bentuk konstruksi bangunan tergantung dari macamnya
sumber air. Bangunan penangkap ada 4 type.
b. Bangunan pengolah
Kualitas air permukaan ataupun air tanah di beberapa tempat di pedesaan sebetulnya
sudah cukup baik untuk segala keperluan. Pemberian zat desinfektan maksudnya
hanya untuk cadangan pabila ada kontaminasi dengan sumber pengotoran. Tetapi
dengan adanya aktifitas kehidupan makhluk dia atas bumi ini maka banyak sekali
terjadi pengotoran-pengotoran terhadap sumber-sumber air tersebut, sehingga
memerlukan pengolahan lebih lanjut.
c. Bangunan pembawa/transmisi
Yang dimaksud adalah bangunan-bangunan yang membawa air dari sumber atau
bangunan penangkap ke bangunan pembagi. Bangunan pembawa ini kadang-kadang
panjang tetapi bisa juga pendek. Air mengalir bisa secara gravitasi atau dengan
pemompaan, melalui saluran air terbuka atau tertutup. Apabila dengan saluran
terbuka akan terjadi pengotoran sepanjang perjalanannya dan biasanya diadakan
pengolahn.
Dalam penyediaan air bersih sistem perpipaan biasanya dipergunakan saluran pipa
tertutup.
d. Bangunan pembagi atau distribusi
Adalah bangunan yang membawa air dan membagi bagi ke daerah konsumen: kran-
kran umum (untuk daerah pedesaan). Bagian pokok dari bangunan pembagi adalah
perpipaan dan reservoir, kran-kran umum.
Dalam sistem distribusi dikenal adanya 2 sistem jaringan distribusi yaitu Sistem
jaringan mati (dead-end) dan Sistem gridirion

xiii
Tujuan pengadaan reservoir adalah adalah :
1) Merupakan bangunan pengumpul untuk memenuhi kebutuhan air pada jam-jam
pemakaian meninggi, yang mana kadang-kadang untuk instalasi kecil ke
kapasitas tertinggi mencapai tiga kali kapasitas rata-rata sehari.
2) Memberikan tekanan air yang cukup pada daerah konsumen.
3) Menjamin kelangsungan pengaliran ke konsumen bila sewaktu waktu ada
perbaikan diantara sumber dan reservoir.
4) Kadang-kadang diperlukan untuk tujuan pemadaman kebakaran.
Keuntungan yang lain adalah pada sistem pemompaan akan menjamin stabilitas
jam pemompaan dan juga dengan adanya reservoir maka pipa pembawa antara
sumber ke reservoir bisa lebih kecil.

2.5 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH


Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan
menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan besaran
kebutuhan akan air bersih antara lain adalah sebagai berikut:
1. Jumlah penduduk
2. Jenis kegiatan
3. Standar konsumsi air untuk individu
4. Jumlah sambungan
Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada kebijaksanaan
nasional. Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti kecenderungan data yang ada di
lapangan serta kriteria dan standar yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, yaitu
seperti:
1. Cakupan pelayanan
2. Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan
3. Jenis sambungan
4. Tingkat kebutuhan konsumsi air
5. Perbandingan SR/HU
6. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik
7. Angka kebocoran
8. Penanggulangan kebakaran
Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersih dilakukan dengan
memperhitungkan jumlah kebutuhan air yang diperlukan bagi daerah perencanaan. Proyeksi
kebutuhan air dihitung dengan menggunakan data proyeksi jumlah penduduk, standar

xiv
kebutuhan air bersih, cakupan pelayanan, koefisien kehilangan air, dan faktor puncak yang
diperhitungkan untuk keamanan hitungan perencanaan.

2.6 TAHAPAN PERENCANAAN AIR BERSIH


Dalam pemenuhan kebutuhan prasarana air bersih, maka dilakukan tahapan-
tahapan perencanaan berdasarkan 5 komponen utama yang terdiri dari:
1. Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air dihitung berdasarkan kebutuhan untuk rumah tangga (domestik), non domestik
dan juga termasuk perhitungan atas kebocoran air. Analisis kebutuhan air ini disesuaikan
dengan hasil perhitungan proyeksi penduduk, prosentase penduduk yang dilayani dan
besarnya pemakaian air.
2. Identifikasi Sumber Air Baku
Identifikasi air baku terutama dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai:
a. Jarak dan beda tinggi sumber air terhadap daerah pelayanan
b. Debit andalan sumber air
c. Kualitas air baku dan jenis alokasi sumber air baku pada saat ini
3. Pemeriksaan dan Penilaian Kualitas Air
Sistem pengolahan air yang dibangun harus dapat memproduksi air yang memenuhi standar
kualitas air bersih yang ditetapkan oleh DepKes RI.
4. Pemilihan Alternatif Sistem
Sistem penyediaan air bersih yang dirancang merupakan sistem terpilih yang diperoleh
berdasarkan hasil pemilihan terhadap beberapa alternatif pilihan sistem. Penentuan pilihan
didasarkan pada penilaian berdasarkan aspek:
a. Teknis
b. Ekonomis
c. Lingkungan
5. Perhitungan Kebocoran/Kehilangan Air
Kehilangan air yang disebabkan kebocoran teknis dan non teknis diperkirakan sebesar 20%
dari kebutuhan total.
6. Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih
a. Sistem Penyediaan Air Bersih terdiri dari:
1) Sistem Produksi meliputi Intake dan Instalasi Pengolahan Air
2) Sistem Distribusi meliputi Reservoir dan Pipa Induk
3) Sistem Pemanfaatan melalui Sambungan Rumah dan Hydrant Umum
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi adalah:

xv
1) Pola tata guna lahan
2) Kepadatan penduduk
3) Kondisi topografi kota
4) Rancangan induk kota.

xvi
BA III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah penulisan


1. Survei lokasi dan pengambilan data
a. Data primer
 Observasi lapangan terhadap sumber air serta debit yang ada dilokasi
penelitian
 Wawancara mengenai sistem penyedian air bersih dan jenis sumber air
diKelurahan Oesaopa
b. Data skunder
 Data jumlah penduduk
 Peta topogafi
2. Analisis Data
a. Analisis ketersediaan air
b. Analisis pertumbuhan penduduk
c. Analisis kebutuhan pendudu
3. Penyediaan sistem jaringan air bersih
4. Sistem penyediaan air bersih
5. Pembahasan
6. Kesimpulan dan saran

3.2 LOKASI PENELITIAN


Kelurahan Oesapa terletak di kecamatan Kelapa Lima dengan luas wilayah
administrasi Kelurahan Oesapa adalah 4,37 Km².
Kelurahan oesapa secara geografis dibatasi oleh.
 Sebelah utara : perbatasan dengan laut (Teluk Kupang )
 Sebelah selatan : perbatasan dengan kelurahan oesapa selatan
 Sebelah Timur : perbatasan dengan kelurahan Lasiana
 Sebela Barat : perbatasan dengan kelurahan Oesapa Barat

3.3 ANALISIS KONDISI EKSISTING DI KELURAHAN OESAPA, KEC. KELAPA


LIMA
Kecamatan Kelapa Lima merupakan salah satu kecamatan yang berada di
sepanjang pesisir Kota Kupang. Selain itu, Kecamatan Kelapa Lima merupakan
kecamatan dengan jumlah penduduk dan tingkat kepadatan penduduk yang lebih tinggi
dibandingkan dua kecamatan pesisir lainnya yaitu Kecamatan Kota Lama dan
Kecamatan Alak. Dengan luas wilayah 15,31 km 2 terdiri dari lima kelurahan yakni

xvii
kelurahan kelapa lima, kelurahan oesapa, kelurahan oesapa barat, kelurahan oesapa
selatan, dan kelurahan lasiana

Gambar 1. Peta Administrasi kecamatan kelapa Lima

1. Jumlah penduduk
Kelurahan oesapa merupakan salah satu dari 5 kelurahan di kecamatan kelapa
lima dengan luas wilayah administrasi Kelurahan Oesapa adalah 4,37 Km², terdiri dari 17
Rukun warga (WR) dan 54 Rukun tetangga (RT). Data jumlah penduduk kelurahan
oesapa pada tahun 2019 adalah 30,404 jiwa.

Penduduk tabel 2.3 jumlah kelurahan oesapa

Sumber: kelurahan oesapa kupang kecamatan kelapa lima kota kupang, 2019

Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka jumlah penggunaan air juga akan
meningkat. Kelurahan oesapa secara geografis dibatasi oleh.
 Sebelah utara : perbatasan dengan laut (Teluk Kupang )
 Sebelah selatan : perbatasan dengan kelurahan oesapa selatan
 Sebelah Timur : perbatasan dengan kelurahan Lasiana
 Sebela Barat : perbatasan dengan kelurahan Oesapa Barat
Gambar 1. Lokasi Penelitian

xviii
Sumber: Google earth
Secara geografis kelurahan oesapa terletak pada 10°0.9’57”S LU dan 123°9’20"E BT.
Pada elevasi 18,76 m

Tabel data 10 tahun terakhir kelurahan oesapa

TAHUN JML PENDUDUK

2014 26.830

2015 27.510

2016 28.385

2017 29.210

2018 30.031

2019 29.531

2020 29.250

2021 29.600

2022 29.851

2023 30.404

xix
JML PENDUDUK

30.404
30.031
29.851
29.531 29.600
29.210 29.250

28.385

27.510
26.830

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

2. KONDISI SUMBERI AIR


Dikelurahan Oesapa terdapat 3 jenis sumber air yaitu ;
1. PDAM,
Sumber air PDAM dikelurahan Oesapa diambil dari mata air Oesapa dengan
kapasitas terpasang 80 liter/detik serta kapasitas produksinya 45 lt/dt dan
pendistribusiannya kemasyarakat menggunakan tengki air. Setiap kepala
keluarga memiliki tampungan yang berbeda-beda terkisar 1.200-6.000 liter.
Masyarakat yang menggunakan PDAM terkisar 30% kepala keluarga dan mata
airnya terdapat tepat dibawah tempat pengambilannya. Penyebaran PDAM di
kelurahan Oesapa Terdapat di RT 16, 18, 26, 37, 38, dan 35.

2. sumur bor,
5% dari Sebagian kepala keluarga kelurahan Oesapa tidak memiliki
sumur pribadi. Jadi masyarakat menggunakan sumur bor dengan sistem
pengambilannya secara pompanisasi dan kapasitas terpasang 10 lt/dt serta
kapasitas produksinya 10 lt/dt untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Penyebaran sumur bor Berada pada di Rt 42 sampai Rt 50

xx
3. sumur gali.
Kelurahan Oesapa Sebagian besar kepala keluarga memiliki sumur pribadi
untuk keperluan sehari-hari, Seperti memasak, mencuci, mandi dan Sebagainya. Terkisar
65% kk menggunakan sumur gali. Dikelurahan Oesapa juga tidak pernah mengalami
kekeringan disetiap musim, maka Untuk pemakain sumur gali dikelurahan
Oesapa, masyarakat menggunakannya , sepanjang tahun.
Penyebaran sumur gali di kelurahan oesapa terdapat di Rt 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 20, 31, 32, 33, 34,
36, 39, 40, 41, 51, 52, 53, dan RT 54

3. Skema perpipaan kelurahan oesapa


4. Jadwal pendistribusian air di kulurahan oesapa

xxi
BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi mansusia untuk memenuhi
standar kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air bersih yang terjangkau dengan
berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu manusia. Namun demikian
sebagian besar penduduk wilayah indonesia mengalami permasalah krusial terhadap
kebutuhan akses air. Hal serupa dengan apa yang terjadi dikota kupang terkait tingkat akses
atau kemudahan masyarakat kota kupang atas kebutuhan air sebagai pemenuhan
kebutuhannya. Namun yang terjadi sebagian besar masyarakat kota kupang masih belum
terpenuhi terhadap akses kebutuhan air yang terlayani dari pihak perusahaan atau sumber-
sumber potensial lainnya khususnya kelurahan Oesapa. Karena itu, penelitian dilakukan
dengan tujuan berdasarkan pencapain sasaran, yaitu dengan melakukan identifikasi
karakterisitk permintaan dan penyedia layanan air bagi masyarakat. Yang selanjutnya
menjadi masukan dalam menganalisis aksesibiltas bersih masyarakat kelurahan Oesapa dan
setelah diketahui tingkat akses, maka dilakukan arahan pengembangan untuk peningkatan
akses air. Dimana akses tersebut kemudian dijadikan sebagai rekomendasi kepada pihak-
pihak terkait dalam rangka peningkatan akses air bagi masyarakat kota kupang terkhusus di
kelurahan Oesapa.
3.2 SARAN
Adapun saran mengenai penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

 Masyarakat Perlu menumbuhkan kesadaran akan penggunaan air bersih dalam setiap
proses pemenuhan kebutuhan sehari-hari, peran serta masyarakat dengan mendukung
program penyediaan air bersih dan menerima teknologi baru terkait dengan
peningkatan kualitas air bersih masyarakat kelurahan Oesapa.
 Perlunya ketegasan Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah dalam menyikapi
pengelolaan sarana air minum pada masyarakat.
 Hendaknya ada peningkatan dalam organisasi masyarakat dengan membentuk suatu
usaha atau koperasi masyarakat, sehingga terbentuk kelompok masyarakat yang
mampu mengelola dan mengembangkan sarana dan prasarana air minum secara
mandiri dan berkelanjutan.

xxii

Anda mungkin juga menyukai