DI SUSUN OLE
1
i
KATA PENGANTAR
Puji syuukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa karena berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan “ TUGAS MANDIRI;Unit Distribusi Air Bersih, “.
Tugas ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah MEKANIKA FLUIDAH DAN
HIDROLIKA Dalam penyusunan TUGAS ini kami menyampaikan hasil serta
perhitungan yang di Lakukan sehingga dapat dengan mudah untuk memahaminya.
TUGAS ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam bentuk penyusunan maupun
Penyelesaianya,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.Semoga laporan ini dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi pembaca
untuk dapat menambah wawasan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR ASISTENSI...................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 latar belakang ..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Definisi Air Bersih.....................................................................3
2.2 Unit Distribusi Air Bersih...........................................................3
2.3 Analisa jaringan Pipa(Metode Hardy Cross)..............................3
2.4 Solusi untuk menyelesaikan permasalahan jaringan air bersih...4
BAB III PENUTUP ........................................................................................5
3.1 Kesimpulan...................................................................................6
3.2 Saran.............................................................................................7
Referensi...........................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Air bersih adalah sumber daya air yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan harian
masyarakat dengan kualitas yang sesuai syarat kesehatan air bersih dari Kementerian Kesehatan
dan jika dimasak, air bersih dapat diminum (Kemenkes, 2017).
Air bersih juga dapat diartikan air yang digunakan untuk mandi, mencuci dan memasak
(Wang A., Hardy C, et al, 2016). PDAM sebagai perusahaan daerah yang memberikan jasa
penyediaan air bersih bagi masyarakat sehingga dapat terpenuhi kebutuhan air bersihnya.
Manusia sebagai makhluk hidup yang sangat membutuhkan air bersih dalam kehidupannya, agar
kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan kuantitas dan kualitas memadai
(Luby, 2007). Pentingnya peran air bersih dalam memenuhi kebutuhan manusia, maka
kualitas air bersih wajib memenuhi syarat-syarat, salah satunya bakteriologi, yaitu air bersih tidak
boleh mengandung E.coli. Kementerian Kesehatan telah menetapkan standar baku bahwa kualitas
air untuk keperluan kehidupan diwajibkan memenuhi persyaratan fisik, kimia dan bakteriologi.
Penyediaan air bersih dengan kualitas buruk dapat mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan.
Selain itu, penyediaan air bersih dapat menjangkau dan melayani seluruh masyarakat.
Kementerian Kesehatan tekah menetapkan standar kualitas air bersih
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 yang terbit 31 Mei 2017. Dalam
peraturan ini, standar baku / kualitas air dibedakan dalam 4 kategori, yaitu: a. Standar baku air
minum b. Standar baku air bersih c. Standar baku air pada kolam renang d. Standar baku pada air
pemandian umum 13 13 Air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari tersebut oleh
masyarakat seharusnya memenuhi kualitas air, yang telah diatur dalam persyaratan kualitas air
untuk air bersih yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 tahun 2017.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih bagi masyarakat Indonesia masih dihadapkan pada
beberapa masalah yang kompleks dan belum dapat sepenuhnya diatasi. Salah satu masalah yang
sering dihadapi saat ini adalah masih rendahnya tingkat penyaluran air kepada masyarakat
sehingga berefek pada tingkat kesehatan manusia yang semakin menurun.
1
Setidaknya, terdapat tiga permasalahan utama krisis air bersih di Indonesia.
Penetapan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh sektor swasta maupun
masyarakat sekitar.
Beberapa pabrik masih “nakal” dalam hal membuang limbah. Alih-alih mengolah atau
menetralkan limbah terlebih dahulu, pihak pengelola justru langsung membuangnya ke
sungai. Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam menindak pelanggaran tersebut.
Tidak hanya pada sektor swasta, tetapi juga pada masyarakat sekitar yang kerap membuang
limbah rumah tangga secara sembarangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Unit Air Baku Merupakan bangunan untuk mengambil air baku dari sumber air dan
dialirakan ke unit produksi melalui pipa transmisi. Bangunan penyadap air baku sedapat
mungkin dilakukan secara gravitasi, dilengkapi dengan saringan kasar yang berfumgsi
untuk menyaring sampah-sampah yang terbawa aliran. Ada beberapa cara sistem
pengambilan air antara lain : - Free intake - Broncaptering - Bendung - Pompa
3
akan didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang telah
ditentukan.
3. Unit Distribusi Dalam sistem distribusi air bersih terdiri dari reservoar distribusi dan
jaringan pipa distribusi. - Reservoar Distribusi Reservoar distribusi merupakan tempat
penampungan air sementara yang menampung air disaat pemakaian lebih sedikit dari
suplai dan digunakan untuk menutupi kekurangan disaat pemakaian lebih besar dari
suplai. Reservoar distribusi biasanya berupa menara reservoar/tangki atau ground
reservoir. Reservoar distribusi umumnya berbentuk kotak dan bentuk bulat atau kerucut
biasanya dibuat untuk menambah nilai artistik sehingga enak dipandang. - Jaringan Pipa
Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada sistem jaringan
distribusi air minum. Sistem jaringan ini merupakan bagian yang paling mahal dari suatu
perusahaan air minum. Oleh karena itu harus dibuat perencanaan yang teliti untuk
mendapatkan sistem distribusi yang efisien. Jumlah atau debit air yang disediakan
tergantung pada jumlah penduduk dan jenis industri yang dilayani.
Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada sistem jaringan
distribusi air minum. Sistem jaringan ini merupakan bagian yang paling mahal dari suatu
perusahaan air minum. Oleh karena itu harus dibuat perencanaan yang teliti untuk
mendapatkan sistem distribusi yang efisien. Jumlah atau debit air yang disediakan tergantung
pada jumlah penduduk dan macam industri yang dilayani. Analisis jaringan pipa ini cukup
rumit dan memerlukan perhitungan yang besar, oleh karena itu pemakaian komputer untuk
4
analisis ini akan mengurangi kesulitan. Untuk jaringan kecil, pemakaian kalkulator untuk
hitungan masih dilakukan. Ada beberapa metode untuk menyelesaikan perhitungan sistem
jaringan pipa, diantaranya adalah metode Hardy-Cross dan metode matriks. Aliran keluar
dari sistem biasanya dianggap terjadi pada titik-titik simpul. Metode Hardy-Cross ini
dilakukan secara iteratif. Pada awal hitungan ditetapkan debit aliran melalui masing-masing
pipa secara sembarang. Kemudian dihitung debit aliran di semua pipa berdasarkan nilai awal
tersebut. Prosedur hitungan diulangi lagi sampai persamaan kontinuitas di setiap titik simpul
dipenuhi. Pada jaringan pipa harus dipenuhi persamaan kontinuitas dan tenaga Bambang
Triatmodjo, 1993: 91-92 yaitu : 1. Aliran di dalam pipa harus memenuhi hukum-hukum
gesekan pipa untuk aliran dalam pipa tunggal. h f = Q
2 .......................................................................... 2.34 2. Aliran masuk ke dalam tiap-tiap
simpul harus sama dengan aliran yang keluar. ∑ Q i =
0 .................................................................................. 2.35 3. Jumlah aljabar dari kehilangan
tenaga dalam satu jaringan tertutup harus sama dengan nol h f =
0 .................................................................................... 2.36
Prosedur Hitungan Metode Hardy–Cross
Skema Jaringan Perpipaan yang Dianalisa Prosedur perhitungan dengan metode Hardy-
Cross adalah sebagai berikut Bambang, 1993:
1. Pilih pembagian debit melalui tiap-tiap pipa Qo hingga terpenuhi kontnutas
2. Hitung hf pada tiap pipa, hf = k.Q 2
3. Jaringan pipa dibagi menjadi sejumlah jaringan tertutup tiap pipa minimal masuk dalam
4. Hitung ∑hf tiap jaringan, jika pengaliran seimbang, ∑hf = 0
5. Hitung nilai ∑ |2kQ| untuk tiap jaringan
6. Hitung koreksi debit ................................................. 2.37 Dimana : Qo = debit permisalan
7. Koreksi debit, Q = Qo + ∆Q, prosedur 1–6 diulangi hingga diperoleh ≈0 Pada suatu
jaringan perpipaan harus dipenuhi ketentuan berikut: Perjumlahan tekanan disetiap circuit
= 0 nol Aliran yang masuk pada setiap titik simpul = aliran keluar Persamaan Darcy–
Weisbach atau rumus eksponensial berlaku untuk masing-masing pipa. Analisis jaringan pipa
ini cukup rumit dan memerlukan perhitungan yang besar, oleh karena itu pemakaian
komputer untuk analisis ini akan mengurangi kesulitan.
5
Debit pada sumber dan kebutuhan
Q0 20
Q1 1.3
Q2 2.0
Q3 1.1
Q4 2.1
Q5 1.2
Q6 1.1
Q7 2.5
Q8 1.3
Q9 1.3
Q10 2.1
Q11 2.0
Q12 2.0
Jalur Panjang
pipa (METER)
BA L1 510
BD L2 654 410
AE L3 410
BC L4 410
CE L5 510
CD L6 510
EF L7 654 510
CF L8 410
DG L9 410
FG L10 510
FH L11 410
GI L12 410
HI L13 510
BD=√ 410 2+510 2 EF=√ 5102 +410 2
6
= 654,369 =654,369
=654 =654
DEBIT
DEBIT (
KEBUTUHAN DEBIT ( L/S) DEBIT M3/S ALIRAN L/S) DEBIT M3/S
Q0 20 0,02 QBA 4,8 0,0048
Q1 1,3 0,0013 QBD 2,5 0,0025
Q2 2 0,002 QAE 3,7 0,0037
Q3 1,1 0,0011 QBC 9,4 0,0094
Q4 2,1 0,0021 QCE 1 0,001
Q5 1,2 0,0012 QCD 2 0,002
Q6 1,1 0,0011 QEF 2,6 0,0026
Q7 2,5 0,0025 QCF 4,1 0,0041
Q8 1,3 0,0013 QDG 2 0,002
Q9 1,3 0,0013 QFG 1,1 0,0011
Q10 2,1 0,0021 QFH 3 0,003
Q11 2 0,002 QGI 1 0,001
Q12 2 0,002 QHI 1 0,001
Luas penampang
𝐴=𝑄/𝑉
Q
A = Q/V (M2)
ALIRAN (m3/s) V (M/S)
QBA 0,0048 1 0,0048
QBD 0,0025 1 0,0025
QAE 0,0037 1 0,0037
QBC 0,0094 1 0,0094
QCE 0,0010 1 0,0010
QCD 0,0020 1 0,0020
QEF 0,0026 1 0,0026
QCF 0,0041 1 0,0041
QDG 0,0020 1 0,0020
7
QFG 0,0011 1 0,0011
QFH 0,0030 1 0,0030
QGI 0,0010 1 0,0010
QHI 0,0010 1 0,0010
1x10^-
6=1000000
8
KEKASARAN RELATIVE
k=𝐾/(𝐷×1000)
DIAGRAM MOODY
ALIRAN KOEFISIEN
QBA 0,022
QBD 0,024
QAE 0,022
QBC 0,021
QCE 0,023
9
QCD 0,024
QEF 0,023
QCF 0,022
QDG 0,024
QFG 0,026
QFH 0,024
QGI 0,026
QHI 0,026
DIAMETER
D= 4.A/𝜋) 1/2
A = Q/V
ALIRAN D= (4xA/∏)0.5 (m)
(M2)
QBA 0,0048 0,08
KEHILANGAN TENAGA
𝐾= (8.𝑓. 𝐿)/(𝑔.𝜋^2.𝐷^5 )
10
ALIRAN 8 f L (m) g (m2/s) ∏ D5(m) K
QBA 8 0,022 510 9,81 9,8596 0,0000033 283207,41
QBD 8 0,024 654 9,81 9,8596 0,0000008 1669530,75
QAE 8 0,022 410 9,81 9,8596 0,0000017 443892,72
QBC 8 0,021 410 9,81 9,8596 0,0000161 44218,24
QCE 8 0,023 510 9,81 9,8596 0,0000008 1247680,66
QCD 8 0,024 510 9,81 9,8596 0,0000003 3239612,60
QEF 8 0,023 654 9,81 9,8596 0,0000008 1599966,97
QCF 8 0,022 410 9,81 9,8596 0,0000017 443892,72
QDG 8 0,024 410 9,81 9,8596 0,0000003 2604394,44
QFG 8 0,026 510 9,81 9,8596 0,0000001 10710389,15
QFH 8 0,024 410 9,81 9,8596 0,0000008 1046647,72
QGI 8 0,026 410 9,81 9,8596 0,0000001 8610312,85
QHI 8 0,026 510 9,81 9,8596 0,0000001 10710389,15
ITERASI 1
Jaring I
Q
ALIRAN K (m3/s) K.Q2 2K. Q Qkoreksi
QBA -283207,4 0,0048 -6,53 2718,79 0,004341
QAE -1669530,7 0,0025 -10,43 8347,65 0,002041
QBC 443892,7 0,0037 6,08 3284,81 0,003241
11
QCE 44218,24 0,0094 3,91 831,30 0,008941
15182,5
TOTAL -6,98 5
∆Q 0,0005
JARINGAN 2
ALIRA
N K Q (m3/s) K. Q2 2K. Q Qkoreksi
0,00218
QBD 1669530,7 0,0025 10,43 8347,65 7
0,00200
QCD -3239612,6 0,0020 -12,96 12958,45 0
0,00940
QBC -44218,2 0,0094 -3,91 -831,30 0
∆Q 0,0077
Jaring III
Qkoreks
ALIRAN K Q (m3/s) K.Q2 2K. Q i
QCD 3239612,6 0,002 12,96 12958,45 0,00123
12
QDG 2604394,4 0,002 10,42 10417,58 0,00123
-
- 23562,85
QFG 10710389,2 0,0011 -12,96 6 0,00033
QCF -443892,7 0,0041 -7,46 -3639,92 0,00333
TOTAL 2,95 -3826,75
∆Q 0,00077
JARINGAN
4
Qkoreks
2
ALIRAN K Q(M3/S K.Q 2.K.Q i
∆Q 0,00064
JARINGAN 5
13
Q(M3/
ALIRAN K S K.Q2 2.K.Q Qkoreksi
QGI 8610312,8 0,0010 8,61 17220,63 0,00089
-
21420,77
QHI -10710389,2 0,0010 -10,71 8 0,00089
QFH -1046647,7 0,0030 -9,42 -6279,886 0,00289
QFG 10710389,2 0,0011 12,96 23562,86 0,00099
TOTAL 1,44 13082,82
∆Q 0,00011
ITERASI
2
Jaring I
DEBIT ( Qkoreks
ALIRAN K L/S) K.Q2 2K. Q i
0,0043405 0,00434
QBA -283207 5 -5,34 2458,55 1
- 0,0020405 0,00204
QAE 1669531 5 -6,95 6813,52 1
443892, 0,0032405 0,00324
QBC 7 5 4,66 2876,91 1
44218,2 0,0089405 0,00888
QCE 4 5 3,53 790,67 2
12939,6
TOTAL -4,09 5
∆Q -0,0003
JARINGAN 2
14
ALIRA
N K Q (m3/s) K. Q2 2K. Q Qkoreksi
0,0040278
QBD 1669530,7 0,0021874 7,99 -7303,71 8
0,0020000
QCD -3239612,6 0,0020000 -12,96 12958,45 0
0,0094000
QBC -44218,2 0,0094000 -3,91 -831,30 0
JARINGAN 2
ALIRA
N K Q (m3/s) K. Q2 2K. Q Qkoreksi
0,0040278
QBD 1669530,7 0,0021874 7,99 -7303,71 8
0,0020000
QCD -3239612,6 0,0020000 -12,96 12958,45 0
0,0094000
QBC -44218,2 0,0094000 -3,91 -831,30 0
JARINGAN 3
ALIRA
N K Q (m3/s) K.Q2 2K. Q Qkoreksi
-
12958,45
QCD 3239612,6 0,00200 12,96 0 0,00194
QDG 2604394,4 0,00200 10,42 -10417,58 0,00194
QFG -10710389 0,00110 -12,96 -23562,86 0,00116
QCF -443892,7 0,00410 -7,46 -3639,92 0,00600
15
TOTAL 2,95 -50578,80
-0,00006
JARINGAN 4
JARINGAN 5
ALIRA Qkoreks
N K Q(M3/S K.Q2 2.K.Q i
0,00089 15325,6 0,00088
QGI 8610312,8 0 6,82 3 2
- 0,00089 0,00089
QHI 10710389,2 0 -8,48 -19063,6 0
0,00289 0,00289
QFH -1046647,7 0 -8,74 -6049,5 0
0,00099 21205,6 0,00099
QFG 10710389,2 0 10,50 6 0
11418,1
TOTAL 0,09 7
∆Q 0,00001
ITERASI 3
JARINGAN 1
16
Q
ALIRAN K (m3/s) K. Q2 2K. Q Qkoreksi
- -
1669530,7 0,00402 13449,34 0,012077
QBD 5 8 27,09 9 8
-
0,00200 0,005572
QCD -3239612,6 0 -12,96 12958,45 6
0,00940
QBC -44218,236 0 -3,91 -831,30 0,001670
JARINGAN 2
ALIRA
N K Q (m3/s) K.Q2 2K. Q Qkoreksi
0,00194
QCD 3239612,60 2 12,21 -12579,96 0,00242
0,00194
QDG 2604394,44 2 9,82 -10113,30 0,00210
0,00115
QFG -10710389,15 8 -14,37 -24814,18 0,00100
0,00599
QCF -443892,7 9 -15,97 -5325,78 0,01357
TOTAL -8,32 -52833,21
∆Q 0,00016
JARINGAN 3
∆Q 0,00064
JARINGAN 4
17
ALIRAN K Q(M3/S K.Q2 2.K.Q Qkoreksi
0,00088 15187,4 0,00088
QGI 8610313 2 6,70 9 5
- 0,00089 0,00089
QHI 10710389 0 -8,48 -19063,6 0
0,00289 0,00289
QFH -1046648 0 -8,74 -6049,5 0
0,00099 21205,6 0,00099
QFG 10710389 0 10,50 6 0
11280,0
TOTAL -0,03 3
∆Q 0,00000
JARINGAN 5
ALIRA
N K Q(M3/S K.Q2 2.K.Q Qkoreksi
0,00010
QGI 8610312,8 0,000882 6,70 15187,49 9
0,00089
QHI -10710389 0,000890 -8,48 -19063,58 0
0,00289
QFH -1046648 0,002890 0,00 -6050 0
0,00099
QFG 10710389 0,000990 10,50 21205,66 0
TOTAL 8,71 11280,03
∆Q 0,00077
Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis air adalah dengan cara
menghemat penggunaan air dan tidak melakukan pemborosan.
Caranya dengan mematikan kran air atau saluran air lainnya ketika tidak
digunakan atau dengan menghabiskan air minum yang ada di gelas.
Selain itu, air yang sudah digunakan dapat digunakan kembali. Contohnya ialah air dari
cucian beras bisa digunakan untuk menyiram tanaman.
2. Tidak Membuang Sampah pada Saluran Air
18
Membuang sampah di saluran air akan mengakibatkan kualitas air akan memburuk dan
menjadi tidak bersih.
Oleh karena itu, tindakan tidak membuang sampah pada saluran air dan membuangnya di
tempat sampah adalah langkah yang bijak untuk mengatasi masalah ini.
Perbesar
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisa jaringan pipa dengan metode Hardy-Cross memiliki kemudahan dalam tingkat
proses perhitungan,karena jaringan pipa yang besar dapat dibagi dalam beberapa loop-
loop kecil. Kemudian dalam proses perhitungan iterasinya dapat dimodel dengan menggunakan
program excel yang harus konsisten terhadap prosedur penyelesaian metode Hardy-Cross
tersebut.
3.2 Saran
Disaranan bagi pembaca untuk menyelesaikan suatu kasus jaringan pipa AIR Bersih
bukan hanya menggunakan metode Hardy Cross tetapi juga ad metode yg lain.tetap
dalam menyelesaikan kasus ini saya menggunkan metode Hardy Cross
20
Referensi
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrPpdI59HFl51ITVhjLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzMEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1701995706/RO=10/RU=https%3a%2f%2fgeograf.id%2fjelaskan%2fpengertian-air-bersih%2f/
RK=2/RS=e9TGbeRSsKrYJ57vGuDiUtPDC8I-
https://id.search.yahoo.com/search?
fr=mcafee&type=E210ID91215G0&p=air+bersih+serta+permasalahan+yang+di+temui+dalam+jaringan
+air+bersih
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awrx.4c19nFlO0cKl53LQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1701996214/RO=10/RU=http%3a%2f%2frepository.poltekeskupang.ac.id%2f1117%2f1%2fPDF
%2520TA%25202019.pdf/RK=2/RS=92LDjwn.NhluRw2CwZaTnNv2fA8-
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrPpdJZ93Fll24StvvLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzQEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1701996506/RO=10/RU=https%3a%2f%2fmedia.neliti.com%2fmedia%2fpublications%2f131409-
ID-perencanaan-pengembangan-sistem-distribu.pdf/RK=2/RS=3lLmT2MY_XwkyBXuwx1BTQ0X7Ms-
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awr1SkKJ.nFlWcoT_FjLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1701997322/RO=10/RU=https%3a%2f%2ftext-id.123dok.com%2fdocument%2f6zk6x6pyx-analisa-
sistem-jaringan-pipa-prosedur-hitungan-metode-hardy-cross.html/RK=2/
RS=CxrVYJtduKgV1XCq0G1rhixnnkI-
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrKB3cL_nFlGvoJIkrLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1701998220/RO=10/RU=https%3a%2f%2fkumparan.com%2fkabar-harian%2fupaya-apa-yang-
dapat-dilakukan-untuk-mengurangi-krisis-air-bersih-1wZ8yXINIkM/RK=2/
RS=iuvqL6rMI1n5MtqYonlqAZmiAto
21