Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MANDIRI

MEKANIKA FLUIDAH DAN HIDROLIKA

DI SUSUN OLE

NAMA : PATRIC TLINGKERY


NPM : 12122201210121
KELAS : B

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
2023

1
i
KATA PENGANTAR

Puji syuukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa karena berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan “ TUGAS MANDIRI;Unit Distribusi Air Bersih, “.
Tugas ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah MEKANIKA FLUIDAH DAN
HIDROLIKA Dalam penyusunan TUGAS ini kami menyampaikan hasil serta
perhitungan yang di Lakukan sehingga dapat dengan mudah untuk memahaminya.

Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


sehingga TUGAS ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya terutama pada pak
CHR.J.TIWERY.ST,MPSDA selaku dosen pengampuh mata kuliah MEKANIKA
FLUIDAH DAN HIDROLIKA.

TUGAS ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam bentuk penyusunan maupun
Penyelesaianya,oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.Semoga laporan ini dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi pembaca
untuk dapat menambah wawasan.

Ambon,9 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR ASISTENSI...................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 latar belakang ..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
2.1 Definisi Air Bersih.....................................................................3
2.2 Unit Distribusi Air Bersih...........................................................3
2.3 Analisa jaringan Pipa(Metode Hardy Cross)..............................3
2.4 Solusi untuk menyelesaikan permasalahan jaringan air bersih...4
BAB III PENUTUP ........................................................................................5
3.1 Kesimpulan...................................................................................6
3.2 Saran.............................................................................................7

Referensi...........................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air bersih adalah sumber daya air yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan harian
masyarakat dengan kualitas yang sesuai syarat kesehatan air bersih dari Kementerian Kesehatan
dan jika dimasak, air bersih dapat diminum (Kemenkes, 2017).
Air bersih juga dapat diartikan air yang digunakan untuk mandi, mencuci dan memasak
(Wang A., Hardy C, et al, 2016). PDAM sebagai perusahaan daerah yang memberikan jasa
penyediaan air bersih bagi masyarakat sehingga dapat terpenuhi kebutuhan air bersihnya.
Manusia sebagai makhluk hidup yang sangat membutuhkan air bersih dalam kehidupannya, agar
kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan kuantitas dan kualitas memadai
(Luby, 2007). Pentingnya peran air bersih dalam memenuhi kebutuhan manusia, maka
kualitas air bersih wajib memenuhi syarat-syarat, salah satunya bakteriologi, yaitu air bersih tidak
boleh mengandung E.coli. Kementerian Kesehatan telah menetapkan standar baku bahwa kualitas
air untuk keperluan kehidupan diwajibkan memenuhi persyaratan fisik, kimia dan bakteriologi.
Penyediaan air bersih dengan kualitas buruk dapat mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan.
Selain itu, penyediaan air bersih dapat menjangkau dan melayani seluruh masyarakat.
Kementerian Kesehatan tekah menetapkan standar kualitas air bersih
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 yang terbit 31 Mei 2017. Dalam
peraturan ini, standar baku / kualitas air dibedakan dalam 4 kategori, yaitu: a. Standar baku air
minum b. Standar baku air bersih c. Standar baku air pada kolam renang d. Standar baku pada air
pemandian umum 13 13 Air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari tersebut oleh
masyarakat seharusnya memenuhi kualitas air, yang telah diatur dalam persyaratan kualitas air
untuk air bersih yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 tahun 2017.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih bagi masyarakat Indonesia masih dihadapkan pada
beberapa masalah yang kompleks dan belum dapat sepenuhnya diatasi. Salah satu masalah yang
sering dihadapi saat ini adalah masih rendahnya tingkat penyaluran air kepada masyarakat
sehingga berefek pada tingkat kesehatan manusia yang semakin menurun.

1
Setidaknya, terdapat tiga permasalahan utama krisis air bersih di Indonesia.

a). Pertama, kurangnya kesadaran masyarakat di Indonesia tentang kebersihan lingkungan.


b). Kedua adalah masih banyaknya pencemaran air. Masalah ini kerap muncul sebagai dampak
dari pemukiman dan industri, atau penggunaan teknologi yang kurang ramah terhadap
lingkungan.
Air pun terkontaminasi mikroorganisme berbahaya termasuk senyawa polutan mikro
mutagenik dan karsinogenik, senyawa penyebab kanker, sehingga turut memberikan dampak
buruk pada makhluk hidup.
c). Ketiga adalah alokasi anggaran yang ada di daerah yang hendak digunakan untuk
meningkatkan pelayanan air bersih dan sanitasi masih sangat minim.
Permasalahan dan solusi air bersih di Indonesia, untuk menanggulanginya diperlukan peran
aktif dari pemerintah, sektor swasta, dan kita sebagai masyarakat umum. Berikut adalah hal
yang perlu dilakukan.

 Penetapan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh sektor swasta maupun
masyarakat sekitar.
Beberapa pabrik masih “nakal” dalam hal membuang limbah. Alih-alih mengolah atau
menetralkan limbah terlebih dahulu, pihak pengelola justru langsung membuangnya ke
sungai. Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam menindak pelanggaran tersebut.
Tidak hanya pada sektor swasta, tetapi juga pada masyarakat sekitar yang kerap membuang
limbah rumah tangga secara sembarangan.

 . Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih perlu dikembangkan.


Mengingat kepadatan penduduk di Indonesia, teknologi level standar tidak bisa betul-betul
bekerja efektif pada pengairan.
Kurangnya ruang dan jarak sumber air yang dekat juga menjadi alasan lainnya.
Dalam penyediaan air, melakukan penyebaran sumber daya teknologi ke daerah-daerah lebih
efektif daripada pemusatan di satu sektor.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Air Bersih


Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua makhluk hidup, oleh Karen itu sumber daya air harus dilindungi agar
tetap dapat dimanfaatkan. Air untuk berbagai kepentingan harus digunakan secara
bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi
mendatang (Effendi, 2003)
Menurut Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang standar kualitas air bersih,
yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Kualitas air minum merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan, sehingga
air tersebut aman dikonsumsi oleh masyarakat. Pada dasarnya air bersih harus memenuhi
syarat kualitasnya meliputi syarat fisika, kimia, dan mikrobiologi. Air sehat adalah air
yang dapat diminum. Air sehat dapat dilihat dari aspek fisik, kimia, dan mikrobiologi air.
Secara fisik air sehat adalah air yang jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Secara kimia
air sehat adalah air yang kadar pHnya netral dan memiliki batasan maksimal. Sedangkan
secara mikrobiologi, air sehat adalah air yang tidak mengandung mikroba.

2.2 Unit Distribysu Air Bersih


Suatu sistem penyediaan air mampu menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah
yang cukup merupakan hal penting bagi suatu kota besar yang modern. Sistem
penyediaan air bersih meliputi :

1. Unit Air Baku Merupakan bangunan untuk mengambil air baku dari sumber air dan
dialirakan ke unit produksi melalui pipa transmisi. Bangunan penyadap air baku sedapat
mungkin dilakukan secara gravitasi, dilengkapi dengan saringan kasar yang berfumgsi
untuk menyaring sampah-sampah yang terbawa aliran. Ada beberapa cara sistem
pengambilan air antara lain : - Free intake - Broncaptering - Bendung - Pompa

2. Unit Produksi Merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat


suatu zat. Hal ini penting bagi air minum karena dengan adanya pengolahan ini maka

3
akan didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang telah
ditentukan.

3. Unit Distribusi Dalam sistem distribusi air bersih terdiri dari reservoar distribusi dan
jaringan pipa distribusi. - Reservoar Distribusi Reservoar distribusi merupakan tempat
penampungan air sementara yang menampung air disaat pemakaian lebih sedikit dari
suplai dan digunakan untuk menutupi kekurangan disaat pemakaian lebih besar dari
suplai. Reservoar distribusi biasanya berupa menara reservoar/tangki atau ground
reservoir. Reservoar distribusi umumnya berbentuk kotak dan bentuk bulat atau kerucut
biasanya dibuat untuk menambah nilai artistik sehingga enak dipandang. - Jaringan Pipa
Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada sistem jaringan
distribusi air minum. Sistem jaringan ini merupakan bagian yang paling mahal dari suatu
perusahaan air minum. Oleh karena itu harus dibuat perencanaan yang teliti untuk
mendapatkan sistem distribusi yang efisien. Jumlah atau debit air yang disediakan
tergantung pada jumlah penduduk dan jenis industri yang dilayani.

2.3. Analiasa jaringan pipa

Pemakaian jaringan pipa dalam bidang teknik sipil terdapat pada sistem jaringan
distribusi air minum. Sistem jaringan ini merupakan bagian yang paling mahal dari suatu
perusahaan air minum. Oleh karena itu harus dibuat perencanaan yang teliti untuk
mendapatkan sistem distribusi yang efisien. Jumlah atau debit air yang disediakan tergantung
pada jumlah penduduk dan macam industri yang dilayani. Analisis jaringan pipa ini cukup
rumit dan memerlukan perhitungan yang besar, oleh karena itu pemakaian komputer untuk

4
analisis ini akan mengurangi kesulitan. Untuk jaringan kecil, pemakaian kalkulator untuk
hitungan masih dilakukan. Ada beberapa metode untuk menyelesaikan perhitungan sistem
jaringan pipa, diantaranya adalah metode Hardy-Cross dan metode matriks. Aliran keluar
dari sistem biasanya dianggap terjadi pada titik-titik simpul. Metode Hardy-Cross ini
dilakukan secara iteratif. Pada awal hitungan ditetapkan debit aliran melalui masing-masing
pipa secara sembarang. Kemudian dihitung debit aliran di semua pipa berdasarkan nilai awal
tersebut. Prosedur hitungan diulangi lagi sampai persamaan kontinuitas di setiap titik simpul
dipenuhi. Pada jaringan pipa harus dipenuhi persamaan kontinuitas dan tenaga Bambang
Triatmodjo, 1993: 91-92 yaitu : 1. Aliran di dalam pipa harus memenuhi hukum-hukum
gesekan pipa untuk aliran dalam pipa tunggal. h f = Q
2 .......................................................................... 2.34 2. Aliran masuk ke dalam tiap-tiap
simpul harus sama dengan aliran yang keluar. ∑ Q i =
0 .................................................................................. 2.35 3. Jumlah aljabar dari kehilangan
tenaga dalam satu jaringan tertutup harus sama dengan nol h f =
0 .................................................................................... 2.36
Prosedur Hitungan Metode Hardy–Cross
Skema Jaringan Perpipaan yang Dianalisa Prosedur perhitungan dengan metode Hardy-
Cross adalah sebagai berikut Bambang, 1993:
1. Pilih pembagian debit melalui tiap-tiap pipa Qo hingga terpenuhi kontnutas
2. Hitung hf pada tiap pipa, hf = k.Q 2
3. Jaringan pipa dibagi menjadi sejumlah jaringan tertutup tiap pipa minimal masuk dalam
4. Hitung ∑hf tiap jaringan, jika pengaliran seimbang, ∑hf = 0
5. Hitung nilai ∑ |2kQ| untuk tiap jaringan
6. Hitung koreksi debit ................................................. 2.37 Dimana : Qo = debit permisalan
7. Koreksi debit, Q = Qo + ∆Q, prosedur 1–6 diulangi hingga diperoleh ≈0 Pada suatu
jaringan perpipaan harus dipenuhi ketentuan berikut:  Perjumlahan tekanan disetiap circuit
= 0 nol  Aliran yang masuk pada setiap titik simpul = aliran keluar  Persamaan Darcy–
Weisbach atau rumus eksponensial berlaku untuk masing-masing pipa. Analisis jaringan pipa
ini cukup rumit dan memerlukan perhitungan yang besar, oleh karena itu pemakaian
komputer untuk analisis ini akan mengurangi kesulitan.

Gamabar jaringan pipa

5
Debit pada sumber dan kebutuhan

jalur pipa debit(l/d)

Q0 20
Q1 1.3
Q2 2.0
Q3 1.1
Q4 2.1
Q5 1.2
Q6 1.1
Q7 2.5
Q8 1.3
Q9 1.3
Q10 2.1
Q11 2.0
Q12 2.0

Data panjang pipa

Jalur Panjang
pipa (METER)

BA L1 510

BD L2 654 410

AE L3 410

BC L4 410

CE L5 510

CD L6 510

EF L7 654 510

CF L8 410

DG L9 410

FG L10 510

FH L11 410

GI L12 410

HI L13 510
BD=√ 410 2+510 2 EF=√ 5102 +410 2

6
= 654,369 =654,369
=654 =654

DEBIT
DEBIT (
KEBUTUHAN DEBIT ( L/S) DEBIT M3/S ALIRAN L/S) DEBIT M3/S
Q0 20 0,02 QBA 4,8 0,0048
Q1 1,3 0,0013 QBD 2,5 0,0025
Q2 2 0,002 QAE 3,7 0,0037
Q3 1,1 0,0011 QBC 9,4 0,0094
Q4 2,1 0,0021 QCE 1 0,001
Q5 1,2 0,0012 QCD 2 0,002
Q6 1,1 0,0011 QEF 2,6 0,0026
Q7 2,5 0,0025 QCF 4,1 0,0041
Q8 1,3 0,0013 QDG 2 0,002
Q9 1,3 0,0013 QFG 1,1 0,0011
Q10 2,1 0,0021 QFH 3 0,003
Q11 2 0,002 QGI 1 0,001
Q12 2 0,002 QHI 1 0,001

Luas penampang

𝐴=𝑄/𝑉

Q
A = Q/V (M2)
ALIRAN (m3/s) V (M/S)
QBA 0,0048 1 0,0048
QBD 0,0025 1 0,0025
QAE 0,0037 1 0,0037
QBC 0,0094 1 0,0094
QCE 0,0010 1 0,0010
QCD 0,0020 1 0,0020
QEF 0,0026 1 0,0026
QCF 0,0041 1 0,0041
QDG 0,0020 1 0,0020

7
QFG 0,0011 1 0,0011
QFH 0,0030 1 0,0030
QGI 0,0010 1 0,0010
QHI 0,0010 1 0,0010

𝑅𝑒=(𝑉. 𝐷/v) BILANGAN REYNOLD

1x10^-
6=1000000

ALIRAN V (M/S) D(mm) v(m^2/d) Re(m)


QBA 1 0,08 0,000001 80000
QBD 1 0,06 0,000001 60000
QAE 1 0,07 0,000001 70000
QBC 1 0,11 0,000001 110000
QCE 1 0,06 0,000001 60000
QCD 1 0,05 0,000001 50000
QEF 1 0,06 0,000001 60000
QCF 1 0,07 0,000001 70000
QDG 1 0,05 0,000001 50000
QFG 1 0,04 0,000001 40000
QFH 1 0,06 0,000001 60000
QGI 1 0,04 0,000001 40000
QHI 1 0,04 0,000001 40000

8
KEKASARAN RELATIVE

k=𝐾/(𝐷×1000)

ALIRAN K (mm) D (mm) k


QBA 0,06 80 0,00075
QBD 0,06 60 0,00100
QAE 0,06 70 0,00086
QBC 0,06 110 0,00055
QCE 0,06 40 0,00150
QCD 0,06 50 0,00120
QEF 0,06 60 0,00100
QCF 0,06 70 0,00086
QDG 0,06 50 0,00120
QFG 0,06 40 0,00150
QFH 0,06 60 0,00100
QGI 0,06 40 0,00150
QHI 0,06 40 0,00150

DIAGRAM MOODY

ALIRAN KOEFISIEN

QBA 0,022

QBD 0,024

QAE 0,022

QBC 0,021

QCE 0,023

9
QCD 0,024

QEF 0,023

QCF 0,022

QDG 0,024

QFG 0,026

QFH 0,024
QGI 0,026
QHI 0,026

DIAMETER

D= 4.A/𝜋) 1/2

A = Q/V
ALIRAN D= (4xA/∏)0.5 (m)
(M2)
QBA 0,0048 0,08

QBD 0,0025 0,06

QAE 0,0037 0,07

QBC 0,0094 0,11

QCE 0,0010 0,04

QCD 0,0020 0,05

QEF 0,0026 0,06

QCF 0,0041 0,07

QDG 0,0020 0,05

QFG 0,0011 0,04

QFH 0,0030 0,06

QGI 0,0010 0,04

QHI 0,0010 0,04

KEHILANGAN TENAGA

𝐾= (8.𝑓. 𝐿)/(𝑔.𝜋^2.𝐷^5 )

10
ALIRAN 8 f L (m) g (m2/s) ∏ D5(m) K
QBA 8 0,022 510 9,81 9,8596 0,0000033 283207,41
QBD 8 0,024 654 9,81 9,8596 0,0000008 1669530,75
QAE 8 0,022 410 9,81 9,8596 0,0000017 443892,72
QBC 8 0,021 410 9,81 9,8596 0,0000161 44218,24
QCE 8 0,023 510 9,81 9,8596 0,0000008 1247680,66
QCD 8 0,024 510 9,81 9,8596 0,0000003 3239612,60
QEF 8 0,023 654 9,81 9,8596 0,0000008 1599966,97
QCF 8 0,022 410 9,81 9,8596 0,0000017 443892,72
QDG 8 0,024 410 9,81 9,8596 0,0000003 2604394,44
QFG 8 0,026 510 9,81 9,8596 0,0000001 10710389,15
QFH 8 0,024 410 9,81 9,8596 0,0000008 1046647,72
QGI 8 0,026 410 9,81 9,8596 0,0000001 8610312,85
QHI 8 0,026 510 9,81 9,8596 0,0000001 10710389,15

ITERASI 1
Jaring I

Q
ALIRAN K (m3/s) K.Q2 2K. Q Qkoreksi
QBA -283207,4 0,0048 -6,53 2718,79 0,004341
QAE -1669530,7 0,0025 -10,43 8347,65 0,002041
QBC 443892,7 0,0037 6,08 3284,81 0,003241

11
QCE 44218,24 0,0094 3,91 831,30 0,008941
15182,5
TOTAL -6,98 5
∆Q 0,0005

JARINGAN 2

ALIRA
N K Q (m3/s) K. Q2 2K. Q Qkoreksi
0,00218
QBD 1669530,7 0,0025 10,43 8347,65 7
0,00200
QCD -3239612,6 0,0020 -12,96 12958,45 0
0,00940
QBC -44218,2 0,0094 -3,91 -831,30 0

TOTAL -6,43 20474,80

∆Q 0,0077

Jaring III

Qkoreks
ALIRAN K Q (m3/s) K.Q2 2K. Q i
QCD 3239612,6 0,002 12,96 12958,45 0,00123

12
QDG 2604394,4 0,002 10,42 10417,58 0,00123
-
- 23562,85
QFG 10710389,2 0,0011 -12,96 6 0,00033
QCF -443892,7 0,0041 -7,46 -3639,92 0,00333
TOTAL 2,95 -3826,75
∆Q 0,00077
JARINGAN
4

Qkoreks
2
ALIRAN K Q(M3/S K.Q 2.K.Q i

QCf 443892,7 0,0041 7,46 3639,92 0,00410

Qef -1599967,0 0,0026 -10,82 -8319,83 0,00260


-
2495,36
Qce -1247680,7 0,0010 -1,25 1 0,00100

Total -4,60 -7175,27

∆Q 0,00064

JARINGAN 5

13
Q(M3/
ALIRAN K S K.Q2 2.K.Q Qkoreksi
QGI 8610312,8 0,0010 8,61 17220,63 0,00089
-
21420,77
QHI -10710389,2 0,0010 -10,71 8 0,00089
QFH -1046647,7 0,0030 -9,42 -6279,886 0,00289
QFG 10710389,2 0,0011 12,96 23562,86 0,00099
TOTAL 1,44 13082,82
∆Q 0,00011

ITERASI
2

Jaring I
DEBIT ( Qkoreks
ALIRAN K L/S) K.Q2 2K. Q i
0,0043405 0,00434
QBA -283207 5 -5,34 2458,55 1
- 0,0020405 0,00204
QAE 1669531 5 -6,95 6813,52 1
443892, 0,0032405 0,00324
QBC 7 5 4,66 2876,91 1
44218,2 0,0089405 0,00888
QCE 4 5 3,53 790,67 2
12939,6
TOTAL -4,09 5
∆Q -0,0003

JARINGAN 2

14
ALIRA
N K Q (m3/s) K. Q2 2K. Q Qkoreksi
0,0040278
QBD 1669530,7 0,0021874 7,99 -7303,71 8
0,0020000
QCD -3239612,6 0,0020000 -12,96 12958,45 0
0,0094000
QBC -44218,2 0,0094000 -3,91 -831,30 0

TOTAL -8,88 4823,44


∆Q 0,0018

JARINGAN 2

ALIRA
N K Q (m3/s) K. Q2 2K. Q Qkoreksi
0,0040278
QBD 1669530,7 0,0021874 7,99 -7303,71 8
0,0020000
QCD -3239612,6 0,0020000 -12,96 12958,45 0
0,0094000
QBC -44218,2 0,0094000 -3,91 -831,30 0

TOTAL -8,88 4823,44


∆Q 0,0018

JARINGAN 3

ALIRA
N K Q (m3/s) K.Q2 2K. Q Qkoreksi
-
12958,45
QCD 3239612,6 0,00200 12,96 0 0,00194
QDG 2604394,4 0,00200 10,42 -10417,58 0,00194
QFG -10710389 0,00110 -12,96 -23562,86 0,00116
QCF -443892,7 0,00410 -7,46 -3639,92 0,00600

15
TOTAL 2,95 -50578,80
-0,00006

JARINGAN 4

ALIRAN K Q(M3/S K.Q2 2.K.Q Qkoreksi


QCf 443892,7 0,00410 7,46 3639,92 0,00410
Qef -1599967 0,00260 -10,82 -8319,83 0,00260
-
2495,361
Qce -1247681 0,00100 -1,25 3 0,00100
Total -4,60 -7175,27
∆Q 0,00064

JARINGAN 5

ALIRA Qkoreks
N K Q(M3/S K.Q2 2.K.Q i
0,00089 15325,6 0,00088
QGI 8610312,8 0 6,82 3 2
- 0,00089 0,00089
QHI 10710389,2 0 -8,48 -19063,6 0
0,00289 0,00289
QFH -1046647,7 0 -8,74 -6049,5 0
0,00099 21205,6 0,00099
QFG 10710389,2 0 10,50 6 0
11418,1
TOTAL 0,09 7
∆Q 0,00001

ITERASI 3

JARINGAN 1

16
Q
ALIRAN K (m3/s) K. Q2 2K. Q Qkoreksi
- -
1669530,7 0,00402 13449,34 0,012077
QBD 5 8 27,09 9 8
-
0,00200 0,005572
QCD -3239612,6 0 -12,96 12958,45 6
0,00940
QBC -44218,236 0 -3,91 -831,30 0,001670

TOTAL 10,22 -1322,20


∆Q 0,00773

JARINGAN 2

ALIRA
N K Q (m3/s) K.Q2 2K. Q Qkoreksi
0,00194
QCD 3239612,60 2 12,21 -12579,96 0,00242
0,00194
QDG 2604394,44 2 9,82 -10113,30 0,00210
0,00115
QFG -10710389,15 8 -14,37 -24814,18 0,00100
0,00599
QCF -443892,7 9 -15,97 -5325,78 0,01357
TOTAL -8,32 -52833,21
∆Q 0,00016

JARINGAN 3

ALIRAN K Q(M3/S K.Q2 2.K.Q Qkoreksi

QCf 443892,7 0,00410 7,46 3639,92 0,00410


-
Qef 1599967 0,00260 -10,82 -8319,83 0,00260
-
Qce 1247681 0,00100 -1,25 -2495,3613 0,00100

Total -4,60 -7175,27

∆Q 0,00064

JARINGAN 4

17
ALIRAN K Q(M3/S K.Q2 2.K.Q Qkoreksi
0,00088 15187,4 0,00088
QGI 8610313 2 6,70 9 5
- 0,00089 0,00089
QHI 10710389 0 -8,48 -19063,6 0
0,00289 0,00289
QFH -1046648 0 -8,74 -6049,5 0
0,00099 21205,6 0,00099
QFG 10710389 0 10,50 6 0
11280,0
TOTAL -0,03 3

∆Q 0,00000
JARINGAN 5

ALIRA
N K Q(M3/S K.Q2 2.K.Q Qkoreksi
0,00010
QGI 8610312,8 0,000882 6,70 15187,49 9
0,00089
QHI -10710389 0,000890 -8,48 -19063,58 0
0,00289
QFH -1046648 0,002890 0,00 -6050 0
0,00099
QFG 10710389 0,000990 10,50 21205,66 0
TOTAL 8,71 11280,03
∆Q 0,00077

3.3 Solusi untuk menyelesaikan permasalahan jaringan air bersih


1. Menghemat Air

Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis air adalah dengan cara
menghemat penggunaan air dan tidak melakukan pemborosan.
Caranya dengan mematikan kran air atau saluran air lainnya ketika tidak
digunakan atau dengan menghabiskan air minum yang ada di gelas.
Selain itu, air yang sudah digunakan dapat digunakan kembali. Contohnya ialah air dari
cucian beras bisa digunakan untuk menyiram tanaman.
2. Tidak Membuang Sampah pada Saluran Air

18
Membuang sampah di saluran air akan mengakibatkan kualitas air akan memburuk dan
menjadi tidak bersih.
Oleh karena itu, tindakan tidak membuang sampah pada saluran air dan membuangnya di
tempat sampah adalah langkah yang bijak untuk mengatasi masalah ini.

Perbesar

3. Menanam Pohon atau Reboisasi


Pohon memiliki akar yang berfungsi untuk menyerap air dalam tanah. Semakin banyak pohon,
maka cadangan air makin banyak tersimpan.
Untuk itu, menanam pohon atau reboisasi (penghijauan lahan) merupakan salah satu upaya untuk
mengurangi krisis air bersih.
4. Membuat Tempat Penampungan Hujan
Air hujan dapat difungsikan sebagai sumber air alternatif. Untuk itu, menjadi tempat
penampungan air hujan tentu menjadi salah satu solusi untuk menambah ketersediaan air bersih
dan juga mengurangi kondisi krisis air bersih yang ada.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Analisa jaringan pipa dengan metode Hardy-Cross memiliki kemudahan dalam tingkat
proses perhitungan,karena jaringan pipa yang besar dapat dibagi dalam beberapa loop-
loop kecil. Kemudian dalam proses perhitungan iterasinya dapat dimodel dengan menggunakan
program excel yang harus konsisten terhadap prosedur penyelesaian metode Hardy-Cross
tersebut.

3.2 Saran
Disaranan bagi pembaca untuk menyelesaikan suatu kasus jaringan pipa AIR Bersih
bukan hanya menggunakan metode Hardy Cross tetapi juga ad metode yg lain.tetap
dalam menyelesaikan kasus ini saya menggunkan metode Hardy Cross

20
Referensi

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrPpdI59HFl51ITVhjLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzMEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1701995706/RO=10/RU=https%3a%2f%2fgeograf.id%2fjelaskan%2fpengertian-air-bersih%2f/
RK=2/RS=e9TGbeRSsKrYJ57vGuDiUtPDC8I-

https://id.search.yahoo.com/search?
fr=mcafee&type=E210ID91215G0&p=air+bersih+serta+permasalahan+yang+di+temui+dalam+jaringan
+air+bersih

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awrx.4c19nFlO0cKl53LQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1701996214/RO=10/RU=http%3a%2f%2frepository.poltekeskupang.ac.id%2f1117%2f1%2fPDF
%2520TA%25202019.pdf/RK=2/RS=92LDjwn.NhluRw2CwZaTnNv2fA8-

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrPpdJZ93Fll24StvvLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzQEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1701996506/RO=10/RU=https%3a%2f%2fmedia.neliti.com%2fmedia%2fpublications%2f131409-
ID-perencanaan-pengembangan-sistem-distribu.pdf/RK=2/RS=3lLmT2MY_XwkyBXuwx1BTQ0X7Ms-

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awr1SkKJ.nFlWcoT_FjLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1701997322/RO=10/RU=https%3a%2f%2ftext-id.123dok.com%2fdocument%2f6zk6x6pyx-analisa-
sistem-jaringan-pipa-prosedur-hitungan-metode-hardy-cross.html/RK=2/
RS=CxrVYJtduKgV1XCq0G1rhixnnkI-

https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrKB3cL_nFlGvoJIkrLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1701998220/RO=10/RU=https%3a%2f%2fkumparan.com%2fkabar-harian%2fupaya-apa-yang-
dapat-dilakukan-untuk-mengurangi-krisis-air-bersih-1wZ8yXINIkM/RK=2/
RS=iuvqL6rMI1n5MtqYonlqAZmiAto

21

Anda mungkin juga menyukai