(TPAB)
DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan laporan “Tugas Besar Teknik
Penyediaan Air Bersih”. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan dan
penyelesaian dari laporan ini.
Penyusunan laporan ini ditujukan untuk upaya pemenuhan tugas besar dari
mata kuliah teknik penyediaan air bersih. Harapan penulis adalah semoga kerja
langsung dan laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca serta dapat menjadi acuan dalam perencanaan penyediaan air bersih.
Sangat disadari, bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
yang sempurna. Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan dari para pembaca, guna memperbaiki laporan ini dimasa yang akan
datang. Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam
penulisan ini masih banyak kekurangannya dan semoga paparan dalam laporan ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................7
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................8
1.3 TUJUAN PENULISAN............................................................................8
1.4 MANFAAT PENULISAN.......................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
2.1. Umum
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan
kesejateraan umum sehingga menjadi modal dasar dan faktor utama
pembangunan. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang penting
bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Itu bisa dilihat dari
fakta bahwa 70% permukaan bumi tertutup air dan dua per tiga tubuh manusia
terdiri dari air. Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang
baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yaitu
harus memenuhi syarat kebersihan dan keamanan. (Solihin, dkk. 2020)
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu dari air baku air bersih. Sesuai
dengan ketentuan badan dunia seperti World Health Organization (WHO) maupun
badan setempat (Departemen Kesehatan) serta ketentuan atau peraturan lain yang
berlaku seperti APHA (American Public Health Association atau Asosiasi
Kesehatan Masyarakat AS), layak tidaknya air untuk kehidupan manusia
ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia dan secara
biologis.
A. Persyaratan Secara Fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain
itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih
25℃, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah
25℃
± 30℃. Batas maksimum kekeruhan air yaitu 25 NTU dan warna air 50 TCU.
1. Kekeruhan
Kekeruhan adalah efek optik yang terjadi jika sinar membentuk
material tersuspensi di dalam air. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh
adanya bahan-bahan organik dan anorganik seperti lumpur dan buangan,
dari permukaan tertentu yang menyebabkan air sungai menjadi keruh.
Kekeruhan walaupun hanya sedikit dapat menyebabkan warna yang lebih
tua dari warna
sesungguhnya. Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan mengalami
kesulitan bila diproses untuk sumber air bersih. Kesulitannya antara lain
dalam proses penyaringan. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah
bahwa air dengan kekeruhan tinggi akan sulit untuk didisinfeksi, yaitu
proses pembunuhan terhadap kandungan mikroba yang tidak diharapkan.
Tingkat kekeruhan dipengaruhi oleh pH air, kekeruhan pada air minum
umumnya telah diupayakan sedemikian rupa sehingga air menjadi jernih.
2. Bau
Bau pada air dapat disebabkan karena benda asing yang masuk ke
dalam air seperti bangkai binatang, bahan buangan, ataupun disebabkan
karena proses penguraian senyawa organik oleh bakteri. Pada peristiwa
penguraian senyawa organik yang dilakukan oleh bakteri tersebut dihasilkan
gas-gas berbau menyengat dan bahkan ada yang beracun.
Pada peristiwa penguraian zat organik berakibat meningkatkan
penggunaan oksigen terlarut di air (BOD = Biological Oxighen Demand)
oleh bakteri dan mengurangi kuantitas oksigen terlarut (DO = Disvolved
Oxigen) di dalam air. Bau pada air minum dapat dideteksi dengan
menggunakan hidung. Tujuan deteksi bau pada air minum yaitu untuk
mengetahui ada bau atau tidaknya bau yang berasal dari air minum yang
disebabkan oleh pencemar. Apabila air minum memiliki bau maka dapat
dikategorikan sebagai air minum yang tidak memenuhi syarat dan kurang
layak untuk di manfatkan sebagai air minum.
3. Rasa
Rasa yang terdapat di dalam air baku dapat dihasilkan oleh kehadiran
organisme seperti mikroalgae dan bakteri, adanya limbah padat dan limbah
cair seperti hasil buangan dari rumah tangga dan kemungkinan adanya sisa –
sisa bahan yang digunakan untuk disinfeksi misalnya klor. Timbulnya rasa
pada air minum biasanya berkaitan erat dengan bau pada air tersebut. Pada
air minum, rasa diupayakan agar menjadi netral dan dapat diterima oleh
pengguna air. Rasa pada air minum dapat dideteksi dengan menggunakan
indera penyerap. Dimana tujuan dari deteksi rasa pada air minum adalah
untuk mengetahui kelainan rasa air dari standar normal yang dimiliki oleh
air, yaitu netral.
B. Persyaratan kimiawi
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah
yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah: pH yang
diperbolehkan berkisar antara 6,5 – 9,0, total solid, zat organik, CO2 agresif,
kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn),
chloride (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat.
C. Persyaratan Bakteriologis
1. Bakteri
Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme yang penting pada
penanganan air. Bakteri adalah jasad renik yang sederhana, tidak berwarna,
satu sel. Bakteri berkembangbiak dengan cara membelah diri, setiap 15 – 30
menit pada lingkungan yang ideal. Bakteri dapat bertahan hidup dan
berkembangbiak dengan cara memanfaatkan makanan terlarut dalam air.
Bakteri tersebut berperan dalam dekomposisi unsur organik dan akan
menstabilkan buangan organik. Bakteri yang mendapatkan perhatian di
dalam air minum terutama adalah bakteri Escherichia coli yaitu koliform
yang dijadikan indikator dalam penentuan kualitas air minum.
2. Virus
Virus adalah berupa makhluk yang bukan organisme sempurna, antara
benda hidup dan tidak hidup, berukuran sangat kecil antara 20 – 100 nm atau
sebesar 1/50 kali ukuran bakteri. Perhatian utama virus pada air minum
adalah terhadap kesehatan masyarakat, karena walaupun hanya 1 virus
mampu menginfeksi dan menyebabkan penyakit. Virus berada dalam air
bersama tinja yang terinfeksi, sehingga menjadi sumber infeksi (Quddus,
Rachmat. 2014)
2.2. Sumber Air
Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, air dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti air hujan (rain water), air permukaan (surface water), air
tanah (ground water) dan air laut (seawater). Air tersebut tidak dapat langsung
dimanfaatkan, karena tercampur dengan pengotor-pengotor tertentu yang berasal
dari bermacam-macam sumber pengotor (industri, rumah tangga, pertanian dan
lain-lain).
D. Air laut
Jumlah air yang terdapat di bumi ini cukup banyak, prosentasenya
mencapai 71 % dari luas permukaan bumi. Dari sejumlah itu permukaan bumi
sebagian besar ditutupi oleh air laut, yaitu sekitar dua-per-tiga (70 %)
permukaan bumi. Luas keseluruhan wilayah laut yang menutupi bumi adalah
3,61 x 108 km2, dengan kedalaman rata-rata 3800 m. Jadi air laut merupakan
97 % dari jumlah air yang ada di bumi dan bagian terbesarnya terdapat di
belahan bumi Selatan.
Pada umumnya air laut relatif murni, sehingga dapat berfungsi sebagai
pelarut bagi zat kimia, baik yang berwujud padat, cair maupun gas. Penggunaan
air laut sebagai sumber air tawar dilakukan bilamana sumbersumber air tawar
seperti air hujan, air permukaan dan air tanah tidak dapat diperoleh lagi. Untuk
itu dilakukan proses desalinasi yang dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain adalah destilasi, elektro dialisa, osmosis / hiperfiltrasi dan
sebagainya.
Sesuai dengan fungsinya sebagai pelarut, maka 96,5 % air murni yang
terdapat dalam air laut dapat melarutkan 3,5 % zat-zat kimia. Secara kimiawi
dalam air laut terdapat sekitar 80 unsur kimia, dengan nilai keasaman (pH)
antara 7,5 - 8,5. Membagi komposisi kimia air laut menjadi empat golongan,
yaitu senyawa anorganik terlarut, senyawa organik terlarut, gas terlarut dan
senyawa partikulat. (Susana, Tjutju. 2003).
Sosial
Komersial
Industri
Khusus
Kebutuhan air bersih untuk suatu daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah :
D. Jalur pipa sebaiknya mengikuti jalan raya dan dipilih jalur yang tidak
memerlukan banyak perlengkapan
1) Wash out
Berfungsi untuk penggelontor sedimen atau endapan yang ada pada pipa
2) Air Valve
Berfungsi untuk mengurangi tekanan pada pipa sehingga pipa tidak pecah
3) Blow Off
4) Gate Valve
Berfungsi untuk mengatur debit aliran
5) Pompa
A. Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani daerah layanan ini
meliputi wilayah IKK (Ibukota Kecamatan) atau wilayah Kabupaten/
kotamadya. Jumlah penduduk yang akan dilayani tergantung pada:
1) Kebutuhan
2) Kemauan/minat
3) Kemampuan atau tingkat sosial ekonomi masyarakat
Sehingga dalam satu daerah layanan belum tentu semua penduduk terlayani.
B. Kebutuhan air
Kebutuhan air adalah debit air yang harus disediakan untuk distribusi daerah
pelayanan
C. Letak topografi daerah layanan yang akan menentukan sistem jaringan dan
pola aliran yang sesuai.
D. Jenis sambungan sistem
Jenis sambungan dalam sistem distribusi air bersih dibedakan meliputi:
1. Sambungan halaman : yaitu sambungan pipa distribusi dari pipa induk/
pipa utama ke tiap-tiap rumah atau halaman
2. Sambungan rumah : yaitu sambungan pipa distribusi dari pipa induk/pipa
utama ke masing-masing utilitas rumah tangga
3. Hidran umum : merupakan pelayanan air bersih yang digunakan secara
komunal pada suatu daerah tertentu untuk melayani 100 orang dalam
setiap hidran umum
4. Terminal air: adalah distribusi air melalui pengiriman tangki-tangki air
yang diberikan pada daerah-daerah kumuh, daerah terpencil atau daerah
yang rawan air bersih.
5. Kran umum : merupakan pelayanan air bersih yang digunakan secara
komunal pada kelompok masyarakat tertentu, yang mempunyai minat
tetapi kurang mampu dalam membiayai penyambungan pipa ke masing-
masing rumah. Biasanya 1 kran umum dipakai untuk melayani kurang
lebih 20 orang.
1. Kondisi Geografi
Kota Jambi merupakan ibukota Provinsi Jambi yang lebih dikenal dengan
sebutan Jambi Kota Beradat. Wilayah Kota Jambi dikelilingi oleh wilayah
Kabupaten Muaro Jambi baik dari arah Utara, Selatan, Barat maupun di sebelah
Timur.
Secara geografi wilayah Kota Jambi terletak di antara : 103° 30'1,67'' Bujur
Timur sampai 103°40'0,22'' Bujur Timur 01'30'2,98" Lintang Selatan sampai
01°40'1,07" Lintang Selatan dengan luas wilayah 205,38 Km 2 atau sekitar 0,38
persen dari luas Provinsi Jambi.
Wilayah Kota Jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan luas
20.538 ha atau seluas 205,38 Km2. Topografi wilayah Kota Jambi terdiri atas
wilayah datar dengan kemiringan 0 hingga 2 %, bergelombang dengan kemiringan
2 hingga 15
% dan curam dengan kemiringan 15 hingga 40 % dengan luas lahan berdasarkan
topografi adalah sebagai berikut :
a. Datar (1-2%) = 11.326 ha (55 %)
b. Bergelombang (2-15%) = 8.081 ha (3,1%)
c. Curam (15 – 40%) = 41 ha (0,002%)
Wilayah Kota Jambi memiliki ketinggian dengan kisaran 10 – 60 m dari
permukaan laut. Berdasarkan kecamatan, sebagian besar wilayah Kecamatan Pasar
Jambi, Pelayangan, dan Danau Teluk berada pada ketinggian 0 – 10 meter dari
permukaan laut, sedangkan wilayah Kecamatan Telanaipura, Jambi Selatan, Jambi
Timur dan Kotabaru sebagian besar berada pada ketinggian 10 – 40 meter dari
permukaan laut.
2. Kondisi Demografi
Demografi adalah data statistik yang menyangkut populasi penduduk yang
didasarkan atas berbagai klarifikasi seperti usia, ras, jenis kelamin, agama,
pekerjaan dan pendidikan.
Penduduk kota Jambi memiliki keberagaman khususnya suku dan agama.
Suku Jambi adalah penduduk asli dan mayoritas di Jambi dan tersebar di semua
wilayah kecamatan. Komunitas etnis Tionghoa cukup banyak di kecamatan ini.
Ada juga suku lainnya seperti suku Jawa, Minangkabau, Batak, Bugis, Banjar, dan
lainnya.
3. Kondisi Hidrologi
Kota Jambi yang dibagi menjadi dua bagian oleh sungai Batanghari
merupakan sungai terpanjang membelah dari Barat hingga Timur Provinsi Jambi.
Sungai Batanghari menjadi salah satu sarana dan prassarana transportasi untuk
mendukung kegiatan perekonomian masyarakat Kota Jambi dan menjadi sumber
air yang digunakan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Jambi. Sungai 4
Batanghari terbagi dalam sungai-sungai kecil yang mengalir dan bermuara ke
Sungai Batanghari seperti Sungai Kenali Besar, Sungai Kambang, Sungai Asam,
Sungai Tembuku, Sungai Selincah. Sungai-sungai kecil tersebut berfungsi
mengalirkan air permukaan ke Sungai Batanghari.
a. Topografi
Letak wilayah strategis topografiSecara umum berdasarkan bentang alamnya, Kota
Jambi berada pada ketinggian antara 10 sampai dengan 60 meter dari permukaan
laut (mdpl) dan sebagian besar wilayah Kecamatan seperti: Pasar Jambi,
Pelayangan, dan Danau Teluk berada pada ketinggian 0 – 10 meter dari permukaan
laut, sedangkan wilayah Kecamatan Telanaipura, Jambi Selatan, Jambi Timur dan
Kota Baru sebagian besar berada pada ketinggian 10 – 40 meter dari permukaan
laut.
b. Hidrologi
Letak wilayah strategis hidrologi, Kota Jambi dibelah oleh Sungai Batanghari
sehingga membentuk morfologi kota terbelah dengan 2 (dua) bagian besar yaitu
bagian Selatan dan bagian Utara. Bagian selatan merupakan bagian terbesar
wilayah Kota Jambi. Pada wilayah ini sedikitnya terdapat 5 (lima) buah anak
Sungai Batanghari, yaitu:
a. Sungai Kenali Besar Sungai ini melewati Kecamatan Kotabaru dan Kecamatan
Telanaipura, kemudian masuk kedalam Danau Kenali terus ke Danau Sipin dan
akhirnya bermuara ke Sungai Batanghari.
b. Sungai Kambang Daerah pengaliran Sungai Kambang meliputi sebagian
Kelurahan Simpang III Sipin di Kecamatan Kota Baru dan Kelurahan Simpang
IV Sipin.
c. Sungai Asam Daerah pengaliran Sungai Asam meliputi Kecamatan Kota Baru
(yaitu meliputi sebagian Kelurahan Kenali Asam Bawah, sebagian Kelurahan
Kenali Asam Atas, Kelurahan Sukakarya, Kelurahan Simpang III Sipin dan
Kelurahan Paal Lima), Kecamatan Jelutung (yaitu meliputi Kelurahan Jelutung,
Kelurahan Lebak Bandung dan Kelurahan Cempaka Putih), Kecamatan Pasar
Jambi (meliputi Kelurahan Beringin dan Kelurahan Orang Kayo Hitam).
d. Sungai Tembuku Daerah pengaliran Sungai Tembuku meliputi sebagian
Kecamatan Thehok, Kelurahan Tambak Sari, sebagian Kelurahan Kebon
Handil, Kelurahan Jelutung, sebagian Kelurahan Cempaka Putih, Kelurahan
Talang Jauh, sebagian Kelurahan Sulanjana, Kelurahan Rajawali dan
Kelurahan Kasang.
e. Sungai Selincah Daerah pengaliran Sungai Selincah meliputi Kelurahan Talang
Bakung dan Kelurahan Sijenjang.
Sungai Batanghari selain berfungsi hidrologis juga berfungsi sebagai
prasarana transportasi dan penunjang kegiatan ekonomi masyarakat serta
sebagai sumber air baku untuk air minum. Sedangkan danau yang ada di Kota
Jambi antara lain adalah Danau Sipin, Danau Teluk, Danau Penyengat dan
Danau Kambang.
c. Geologi
Letak wilayah strategis hidrologi, Dilihat dari struktur batuan, pada umumnya
wilayah Kota Jambi terbentuk dari struktur batuan endapan permukaan, batuan
sedimen umur miosen dan batuan sedimen umur pliosen. Struktur batuan endapan
permukaan pada umumnya tersebar di sebelah utara Sungai Batanghari, meliputi
Kecamatan Danau Teluk dan Kecamatan Pelayangan. Sedangkan batuan sedimen
umur miosen tersebar di sebelah barat wilayah Kota Jambi meliputi Kecamatan
Kota Baru. Berdasarkan luasannya, jenis batuan endapan permukaan menempati
areal seluas 10.454 hektar mencapai 50,90% dari total wilayah Kota Jambi, batuan
sedimen umur miosen seluas 8.375 hektar (40,78%) dan batuan sedimen umur
pliosen seluas 1.709 hektar (8,32%).
DAFTAR PUSTAKA
Parera, Melati J dan Jimmy F. Rumampuk. 2013. Analisis Perbedaan pada Uji
Kualitas Air Sumur di Kelurahan Madinir Ure Kota Bitung Berdasarkan
Parameter Fisika. Jurnal e-Biomedik (eBM), 1(1), 466 – 472.
Solihin, Dede dkk. 2020. Pemanfaatan Botol Bekas Sebagai Penyaring Air Bersih
Sederhana Bagi Warga Desa Cicalengka Kecamatan Pagedangan
Kabupaten Tangerang. Dedikasi PKM UNPAM, 1(3), 98 – 102.
Susana, Tjutsana. 2003. Air Sebagai Sumber Kehidupan. Oseana, 28(3), 17 – 25.
Quddus, Rahmat. 2014. Teknik Pengolahan Air Bersih dengan Sistem Saringan
Pasir Lambat (Downflow) yang Bersumber dari Sungai Musi. Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan, 2 (4), 669 – 675.