Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

SISTEM TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH


DI PAMSIMAS KABUPATEN MALANG
SUB KARANGNONGKO

OLEH :
DINDA AYU BINTANG EFENDI
17.26.036

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2020
DINDA AYU BINTANG EFENDI
17.26.036
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan proposal Kerja Praktek dengan judul “Sistem Transmisi dan
Distribusi Air Bersih di PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub Karangnongko”.
Dengan terselesainya Proposal ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Sudiro, ST.,MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Lingkungan Institut
Teknologi Nasional Malang.
2. Candra Dwiratna W, ST.,MT, selaku koordinator Kerja Praktek Jurusan
Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional Malang.
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Lingkungan ITN Malang.
4. Teman-teman Teknik Lingkungan yang telah membantu dan memberikan
dorongan dalam pengerjaan menyelesaikan Proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini ada
kekurangannya dan jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca.

Malang, September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................... 2
1.3 Manfaat..................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Air Baku.............................................................................. 4
2.2 Sumber Air Baku...................................................................................4
2.3 Persyaratan Dalam Penyedian Air Bersih............................................. 7
2.4 Sistem Penyediaan Air Bersih............................................................. 10
2.5 Kebutuhan Air..................................................................................... 11
2.6 Proyeksi Kebutuhan Air...................................................................... 12
2.7 Sistem Distribusi dan Pengaliran Air Bersih.......................................13
2.8 Sistem Jaringan Perpipaan.................................................................. 15
BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Cara Pengumpulan Data Dan Sumber Data........................................ 18
3.2 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 18
3.3 Realisasi Kegiatan…........................................................................... 19
3.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan..........................................................22
3.5 Pelaksanaaan kerja Praktek .................................................................22
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Bumi terdiri dari 70 %
lautan dan 30 % adalah daratan. Namun dari sekian banyak air yang terkandung di
bumi hanya 3 % yang berupa air tawar yang terdapat dalam sungai, danau, dan air
tanah.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) disebutkan bahwa pemerintah
kabupaten/kota mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan air
bersih masyarakat sesuai dengan standar pelayanan minimum yang ditetapkan.
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan
bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan
aktivitas mereka sehari-hari.
PAMSIMAS Kabupaten Malang ini hadir untuk meningkatkan
penyediaandan pelayanan air bersih kepada seluruh masyarakat Kabupaten
Malang yangmenggunakan fasilitas air PAMSIMAS Kabupaten Malang
ini.Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan permintaan akan
air bersih membuat PAMSIMAS Kabupaten Malang menambah jumlah kapasitas
produksi.
Dalam hal ini, saya bermaksud melakukan kerja praktek di PAMSIMAS
Kabupaten Malang untuk dapat mempelajari dan lebih mengetahui system
transmisidan distribusi air, yang diharapkan dapat menjadi sarana untuk
pembelajaran dan diaplikaskan dalam ilmu Teknik Lingkungan.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
1. Memperoleh pengalaman dibidang teknik lingkungan khususnya
mengetahui sistem penyediaan air bersih di PAMSIMAS Kabupaten Malang
Sub Karangnongko.
2. Mengetahui pengembangan penyediaan air untuk Kabupaten Malang,
sehingga diperoleh kualitas, kuantitas dan kontinuitas air bersih yang
diinginkan
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui sistem jaringan dan pendistribusian air bersih di PAMSIMAS
Kabupaten Malang Sub Karangnongko.
1.3 Ruang lingkup
1. Sumber air Baku di PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub Karangnongko.
2. Prosedur dan tahapan Pengolahan Air bersih di PAMSIMAS Kabupaten
Malang Sub Karangnongko.
3. Sistem Transmisi dan Distribusi air bersih di PAMSIMAS Kabupaten
Malang Sub Karangnongko.
4. Sistem pengelolaan dan perawatan perpipaan Sistem Transmisi dan
Distribusi air bersih di PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub Karangnongko.
1.4 Manfaat
1. Bagi mahasiswa yaitu :
- Memberikan pengetahuan yang lebih dalam mengenai dunia kerja yang
akan dihadapi oleh mahasiswa suatu saat nanti.
- Menambah pengalaman yang dapat diimplementasikan suatu saat nanti
sebagai Sarjana Teknik Lingkungan.
2. Bagi perguruan tinggi yaitu :
- Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu dan kemampuan bagi
mahasiswa serta lulusan dimasa yang akan datang.
- Membina hubungan yang baik antara akademika dan instansi yang
bersangkutan.
- Menyiapkan lulusan yang baik dan siap kerja.
3. Bagi perusahaan yaitu :
- Sebagai bahan evaluasi sistem pengolahan dan distribusi air bersih dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan sesuai
dengan kemampuan mahasiswa yang bersangkutan.
- Menjalin hubungan baik antara akademika dengan instansi yang
bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PengertianAir Baku


Air baku untuk air minum rumah tanggaa, yang selanjutnya disebut air
baku adalah yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air
minum. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18, 2007)
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/IX/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak. (Kepmenkes RI No. 1405, 2002).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat lansung diminum. (Permenkes RI No. 492,
2010).

2.2 Sumber Air Baku


Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu
perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan
bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka
beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di
daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum
air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena
kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air
minum adalah (TotokSutrisno, Teknologi Penyediaan Air Bersih, 2010):
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami
pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
Maka untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada
waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun,
karena masih banyak mengandung kotoran. Selain itu air hujan
mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun
bak-bak reservoir, sehinga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi.
Juga air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros dalam
pemakaian sabun.
2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu air hujan yang mengalir di
permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini mendapat
pengotoran selama pengalirannya. Contohnya :rawa, sungai, danau yang
tidak dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah
tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan
air sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat
untuk diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat
dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk,
sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah
hujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah
mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan dalam di daerah yang
bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang
adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung
diminum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk
memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini
adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin
dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah
sekitar pantai.
4. Mata air (spring water).Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya
kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari dalam tanah, hampir
tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas/kuantitasnya sama dengan
keadaan air dalam.
Tabel 2.1 Karaketristik Umum Air Tanah dan Air Permukaan
Karakteristik Air Permukaan Air Tanah
Temperatur Bervariasi, tergantung pada musim Relatif Konstan
Turbiditas, Padatan Tendahataunol, kecuali
Bervariasi, kadang tinggi
Tersuspensi tanah karts
Terutama disebabkan karena SS
Warna (clay, algae), kecuali air yang sangat
lunak atau asam (asam humat)
Besar, biasaya lebih
Kandungan Bervariasi, tergantung pada tanah,
besar daripada air
Mineral hujan, efluen, dll
permukaan
Biasaya tidak ada, kecuali pada dasar
Besi dan Mangan danau atau kolam dalam proses Biasaya ada
eutrofikasi
CO2 agresif Biasanya tidak ada Sering ada
Sering mendekati jenuh, kecuali pada
Oksigen Terlarut Biasanya tidak ada
air yang tercemar.
Karakteristik Air Permukaan Air Tanah
Hidrogen Sulfida Biasanya tidak ada Sering ada
Ammonium Ditemukan pada air yang tercemar Sering ditemukan
Nitrat Umumnya rendah Kadang-kadang tinggi
Silika Biasanya sedang Sering tinggi
Organisme Bakteri (patogenik), virus, plankton Bakteri besi
Pelarut terklorinasi Jarang Sering ada
( Sumber : Water Treatment Handbook, vol 1, tahun 1995)

2.3 Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih


2.3.1 Persyaratan Kualitas
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu dari air baku air bersih. Dalam
Modul Gambaran Umum Penyediaan dan Pengolahan Air Minum Edisi Maret
2003 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain
itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang
lebih 25oC, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan
adalah 25oC ± 3oC.
2. Persyaratan kimiawi
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH, total
solid, zat organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), (Mn),
tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam
berat.
3. Persyaratan bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang
mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan
tidak adanya bakteri E. coli atau fecal coli dalam air.
4. Persyaratan radioaktifitas
Persyaratan radioaktifitas mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh
mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung
radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.

2.3.2 Persyaratan Kuantitas (Debit)


Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau
dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah
dan jumlah penduduk yang akan dilayani.
Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air
bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air
bersih. Kebutuhan air bersih masyarakat bervariasi, tergantung pada letak
geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi, dan skala perkotaan tempat
tinggalnya. Besarnya konsumsi air berdasarkan kategori kota dapat
dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Konsumsi Air Berdasarkan Kategori Kota
Jumlah Penduduk Konsumsi Air
Kategori Kota
(Orang) (lt/org/hari)
Mertopolitan > 1.000.000 150 – 200
Besar 500.000 – 1.000.000 120 – 150
Sedang 100.000 – 500.000 100 – 125
Kecil 20.000 – 100.000 90 – 110
Semi Urban (Ibukota
Kecamatan/de 3.000 – 20.000 60 – 90
sa)
Sumber : Dirjen Cipta Karya, DPU 2006
2.3.3 Persyaratan Kontinuitas
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan
fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim
hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per
hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal
tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga
untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara
pendekatan aktifitas konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas
pemakaian air yaitu minimal selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas
kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 – 18.00. Kontinuitas aliran sangat penting
ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah kebutuhan konsumen. Sebagian besar
konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang
tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada saat yang tidak ditentukan. Karena
itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat.
Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran
tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran pipa
harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem
harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan
dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang
diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi.
2.3.4 Persyaratan Tekanan Air
Konsumen memerlukan sambungan air dengan tekanan yang cukup,
dalam arti dapat dilayani dengan jumlah air yang diinginkan setiap saat. Untuk
menjaga tekanan akhir pipa di seluruh daerah layanan, pada titik awal distribusi
diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mengatasi kehilangan tekanan karena
gesekan, yang tergantung kecepatan aliran, jenis pipa, diameter pipa, dan jarak
jalur pipa tersebut.Dalam pendistribusian air, untuk dapat menjangkau seluruh
area pelayanan dan untuk memaksimalkan tingkat pelayanan maka hal wajib
untuk diperhatikan adalah sisa tekanan air. Sisa tekanan air tersebut paling rendah
adalah 5mka (meter kolom air) atau 0,5 atm (satu atm = 10 m), dan paling tinggi
adalah 22 maka (setara dengan gedung 6 lantai).
Menurut standar dari DPU, air yang dialirkan ke konsumen melalui pipa
transmisi dan pipa distribusi, dirancang untuk dapat melayani konsumen hingga
yang terjauh, dengan tekanan air minimum sebesar 10mka atau 1atm. Angka
tekanan ini harus dijaga, idealnya merata pada setiap pipa distribusi. Jika tekanan
terlalu tinggi akan menyebabkan pecahnya pipa, serta merusak alat-alat plambing
(kloset, urinoir, faucet, lavatory, dll). Tekanan juga dijaga agar tidak terlalu
rendah, karena jika tekanan terlalu rendah maka akan menyebabkan terjadinya
kontaminasi air selama aliran dalam pipa distribusi.

2.4 Sistem Penyediaan Air Bersih


Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara
lain:
1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih
yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari
air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang
diperlukan.
2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi
kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat
kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi
manusia.
3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak
didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran
gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi merupakan unit bangunan yang
mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih. Teknologi pengolahan
disesuaikan dengan sumber air yang ada.
4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke
beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.
5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air
bersih atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah
konsumen dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan
konsumen.

6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah


disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.
2.5 Kebutuhan Air
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan pokok lainnya yang
memerlukan air.
Kebutuhan air di bedakan menjadi dua, yaitu :
a) Kebutuhan domestik
Merupahan kebutuhan untuk rumah tangga. Kebutuhan yang berhubungan
dengan jumlah orang yang memakainya. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan
air sampai dengan masa yang akan datang, perlu dilakukan proyeksi jumlah
penduduk.
Secara grafik hubungan antara kebutuhan air dan jumlah penduduk dapat
digambarkan sebagai berikut :

Kebutuhan air
jumlah penduduk
Gambar 2.1 Hubungan Kebutuhan Air dengan Jumlah Penduduk
b) Kebutuhan non domestik
Merupakan kebutuhan air untuk pemakaian selain aktifitas domestik,
yaitu: sosial, institusional, komersial, dan industri. Kebutuhan air non
domestik berhubungan dengan jumlah unit non domestik (sarana) yang ada.
Secara grafik hubungan antara kebutuhan air dan jumlah penduduk dapat
digambarkan sebagai berikut

Kebutuhan air

Jumlah Sarana
Gambar 2.2 Hubungan Kebutuhan Air dengan Jumlah Sarana
2.6 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan
menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan
besaran kebutuhan akan air bersih antara lain adalah sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk
b. Jenis kegiatan
c. Standar konsumsi air untuk individu
d. Jumlah sambungan
Target pelayanan dapat merupakan potensi pasar atau mengacu pada
kebijaksanaan nasional. Asumsi-asumsi lain yang digunakan mengikuti
kecenderungan data yang ada di lapangan serta kriteria dan standar yang
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, yaitu seperti:
a. Cakupan pelayanan
b. Jumlah pemakai untuk setiap jenis sambungan
c. Jenis sambungan
d. Tingkat kebutuhan konsumsi air
e. Perbandingan SR/HU
f. Kebutuhan Domestik dan Non Domestik
g. Angka kebocoran
h. Penanggulangan kebakaran

Perencanaan pengadaan sarana prasarana air bersih dilakukan dengan


memperhitungkan jumlah kebutuhan air yang diperlukan bagi daerah
perencanaan. Proyeksi kebutuhan air dihitung dengan menggunakan data proyeksi
jumlah penduduk, standar kebutuhan air bersih, cakupan pelayanan, koefisien
kehilangan air, dan faktor puncak yang diperhitungkan untuk keamanan hitungan
perencanaan.

2.7 Sistem Distribusi Pengaliran Air Bersih


2.7.1 Sistem Distribusi
Sistem Distribusi adalah sistem yang lansung berhubungan dengan
konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah
memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem
perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem
pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi (Enri Damanhuri, 1989). S
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa
yang membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju
pemukiman, perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk
dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir
distribusi), yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi,
meter air untuk menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya
jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta
menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor
kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang
didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai air
melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem yaitu (Kamala, bab VII hal 97):

1. Sistem Kontnous (Continuous system)


Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus
menerus selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun.
Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan lebih boros dan
bilaterjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar
jumlahnya.

2. Sistem Intermitten (Intermitten system)


Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam
pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat
mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi
kebocoran maka air untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat.
Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam
hanya disuplai dalam beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah
pemborosan air dapat dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan
sumber air yang terbatas.

2.7.2 Sistem Pengaliran Air Bersih


Untuk mendistribusikan air minum kepada konsumen dengan kuantitas,
kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik,
reservoir, pompa dan dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air
tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen
berada. Menurut Howard S Peavy et.al (1985, Bab 6 hal. 324-326) sistem
pengaliran yang dipakai adalah sebagai berikut;

1. Cara Gravitasi
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya
memanfaatkan beda ketinggian lokasi.

Total energy

Reservoir

WTP City

Gambar 2.3 Sistem Pengaliran Secara Gravitasi

2. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.
Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan
dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.
UCD

WTP City
Pump

Water
tower
Gambar 2.4 Sistem Pengaliran Secara Pemompaan

3. Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan
tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi
darurat, misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama
periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir
distribusi. Karena reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama
periode pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat
dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.

Totalenergy

City Reservoir
Pump

WTP

Gambar 2.5 Sistem Pengaliran Secara Gabungan


2.8 Sistem Jaringan Perpipaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 Tentang
Sistem Penyediaan Air Minum, Perencanaan teknik Pengembangan SPAM
unit distribusi dapat berupa jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan
yang lainnya membentuk jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi
bercabang (dead-end distribution system), atau kombinasi dari kedua sistem
tersebut (grade system). Bentuk jaringan pipa distribusi di tentukan oleh
kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan
dan jaringan jalan dimana pipa akan luas wilayah pelayanan, jumlah
pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.

1. Sistem cabang(Branch)
Adalah system pendistribusian air bersih yang bersifat terputus
membentuk cabang-cabang sesuai dengan daerah pelayanan. Pada sistem ini, air
hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap ujung pipa akhirdaerah pelayanan
terdapat titik akhir (dead end). Pipa distribusi tidak saling berhubungan, area
pelayanan disuplai air melalui satu jalur pipa utama.

Gambar 2.6 Sistem Cabang(Branch)


Keuntungan:
• Tidak membutuhkan perhitungan dimensi pipa yang rumit karena debit
dapat dibagi berdasarkan cabang-cabang pipa pelayanan.
• Untuk pengembangan daerah pelayanan lebih mudah karena ahanya tingga
menambah sambungan pipa yang telah ada.
Kerugian:
• Jika terjadi kebocoran atau kerusakan pengaliran pada seluruh daerah akan
terhenti.
• Pembagian debit tidak merata
• Operasional lebih sulit karena pipa yang satu dengan yang lain saling
berhubungan

2. Sistem Melingkar(Loop)
Adalah sistem perpipaan melingkar dimana ujung pipa yang satu bertemu
dengan ujung pipa yang lain. Pada sistem ini, pipa induk distribusi saling
berhubungan satu dengan yang lain membentuk jaringan melingkar (loop)
sehingga pada pipa induk tidak ada titik mati dan air akan mengalir ke suatu titik
yang dapat melalui beberapa arah dengan tekanan yang relatif stabil.

Gambar 2.6 Sistem Melingkar(Loop)


Keuntungan:
• Debit terbagi rata karena perencanaan diameter berdasarkan pada jumlah
kebutuhan total
• Jika terjadi kebocoran atau kerusakan atau perubahan diameter pipa maka
hanya daerah tertentu yang tidak mendapat pengaliran, sedangkan untuk
daerah yang tidak mengalami kerusakan aliran air tetap berfungsi.
• Pengoperasian jaringan lebih mudah.
Kerugian:
• Perhitungan dimensi perpipaan membutuhkan kecermatan agar debit yang
masuk pada setiap pipa merata.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Cara Pengumpulan Data dan Sumber Data


Dalam penyusunan laporan kerja praktek yang dilaksanakan di
PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub Karangnongko, penulis menggunakan
beberapa metode atau cara pengumpulan data sehingga data yang diperoleh sesuai
dengan kebutuhan dan tepat dengan permasalahan yang dikaji. Pada metodologi
ini akan memabahas langkah-langkah kegiatan Kerja Praktek yang pada
prinsipnya dalah penjabaran dari kegiatan yang akan dilaksanakan pada lokasi
Kerja Praktek dan teknik-teknik yang dilakukan dalam pengambilan data, baik
data primer maupun data sekunder.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
a. Observasi (Pengamatan)
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dengan melakukan
pengamatan dan peninjauan langsung lokasi/tempat Kerja Praktek di
PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub Karangnongko, tepatnya pada unit
pengolahan air.
b. Wawancara (Diskusi)
Dalam kegiatan ini pengambilan data dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan atau diskusi dengan pihak PAMSIMAS Kabupaten
Malang Sub Karangnongko. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan
atau mengumpulkan data-data yang tidak didapatkan di lapangan, karena
ini merupakan data pelengkap yang dapat dijadikan acuan atau pedoman
tanpa menggunakan dasar dari buku.
c. Studi Literatur (Membaca)
Studi literatur adalah kegiatan pengmpulan data dengan mempelaari
literatur atau referensi berhubungan dengan jaringan distribusi untuk
memperoleh gambaran tentang jaringan distribusi yang sudah ada sebagai
landasan untuk peninjauan lapangan. Studi literatur bertujuan untuk
memahami suatu permasalahan yang sama dengan suatu pedoman atau
petunjuk yang telah dituangkan ke dalam suatu buku.
d. Praktek Lapangan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melihat dan mengamati secara langsung
kondisi nyata di lapangan. Praktek lapangan ini merupakan penerapan atas
teori-teori yang pernah didapat baik pada saat kuliah maupun ketika
melakukan studi literatur untuk diterapkan di lapangan. Dari kegiatan ini
diharapkan diperoleh suatu simpulan yang logis.

3.3 Realisasi Kegiatan


Kegiatan dan waktu pelaksanaan selama melakukan Kerja Praktek
PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub Karangnongko.
3.3.1 Lokasi

Lokasi Kerja Praktek di laksanakan di PAMSIMAS Kabupaten Malang


Sub Karangnongko
3.3.2. Waktu
Waktu pelaksanaan Kerja Praktek di usulkan pada bulan September 2020
(minimal 30 hari kerja), disesuaikan oleh pihak perusahaan.
3.3.3. Realisasi Kegiatan
Berikut rencana kegiatan yang dilakukan oleh penulis dalam
menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini :
a. Minggu I : Survey
Kegiatan ini dumaksudan untuk mengenal lebih dekat tentang lokasi Kerja
Praktek. Dengan ini pula diharapkan diperoleh data-data awal baik primer
maupun sekunder.
b. Minggu I - II : Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan oleh penulis baik berupa data primer maupun data sekunder.
c. Minggu II – III : Praktek Lapangan dan Inventarisir Data
Pada minggu ini, penulis menganalisa data teoritis, membandingkan
dengan data sekunder dari PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub
Karangnongko dan dituangkan dalam draft yang akan memudahkan
penulis menyusun laporan. Penulis menginventarisir data-data yang
dibutuhkan sesuai dengan pokok bahasan. Diharapkan dengan dilakukanya
studi literatur ini, penulis dapat lebih mempertajam analisa terhadap pokok
pembahasan.
d. Minggu II – IV : Analisis dan Pengolahan Data
Pada minggu ini, analisis dan pengolahan data dilaksanakan berdasarkan
data-data yang sudah ada. Melalui tahapan ini diharapkan akan diperoleh
data yang akurat sebagai pemecahan masalah yang tepat. Mendiskusikan
masalah dengan pihak PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub
Karangnongko adalah salah satu langkah untuk memperoleh data.
Diharapkan, penulis sebagai penganalisa dan pihak PAMSIMAS
Kabupaten Malang Sub Karangnongko sebagai fasilitator, mendapat
masukan atas masalah yang dihadapi.
e. Minggu III – IV : Penyusunan Laporan
Pada Tahapan ini setelah semua data dan hasil diperoleh, maka dilanjutkan
dengan penyusunan dan pembuatan laporan akhir terhadap semua hal yang
telah dilaksanakan
Tabel 3.3. Jadwal Realisasi Kegiatan

Bulan I

Uraian Minggu IV
No. Minggu I Minggu II Minggu III
Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Survey

Pengumpulan
2.
Data
Praktek
Lapangan
3. dan
Inventarisir
Data
Analisis dan
4. Pengolahan
Data
Penyusunan
5.
Laporan

Keterangan :
: Rencana Kegiatan
3.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Sesuai dengan jadwal perkuliahan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Malang tahun akademik 2019/2020 kami mengajukan kerja
praktek pada tanggal :
Waktu : Diusulkan mulai tanggal 7 september – 7 oktober 2020
Tempat : PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub Karangnongko
Alamat : Jl. Golek No 74, Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Malang

3.5 Pelaksana Kerja Praktek


Nama : Dinda Ayu Bintang Efendi
NIM : 1726036
Jurusan : Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
No. Telepon : +62895411409426
E-mail : bintangdinda07@gmail.com

Jurusan Teknik Lingkungan


Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Malang
Jl. Bendungan sigura-gura No. 2 malang 65145
Phone : (0341) 551 431
Fax : (0341) 55301
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal kegiatan kerja praktek ini Saya ajukan, semoga


dapatmemberikan penjelasan maksud dan tujuan kerja praktek ini kepada
PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub Karangnongko.
Besar harapan Saya untuk dapat melaksanakan kerja praktek di
PAMSIMAS Kabupaten Malang Sub Karangnongko, karena akan menjadi suatu
pengalaman yang sangat berharga bagi Saya untuk memperdalam pemahaman
teori yang telah dipelajari selama ini, khususnya tentang sistem, penyediaan air
bersih. Atas perhatian dan kerja samanya Saya ucapkan terima kasih.

Malang, September 2020

Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Dian Vitta. 2007. Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih Pdam
Kecamatan Banyumanik Di Perumnas Banyumanik. Universitas
Diponegoro.
Gustira, Ayu.2019. Analisis Sistem Distribusi Air Bersih Pdam Tirta Musi Unit
Pelayanan Alang-Alang Lebar Kota Palembang. Universitas Lampung.
Joko, tri.2010 . Unit air baku dalam Sistem Penyediaan Air Minum: Jakarta.
Haqiqi As’at, Moh. Rizki. 2019. Perencanaan Sistem Transmisi Dan Distribusi
Air Minum Sumber Mata Air Wae Decer Kabupaten Manggarai
Menggunakan Program Epanet 2.0. Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/ MENKES/ SK/
IX/2002
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 492/ MENKES /PER /
IV/ 2010
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :18/PRT/M/2007
Said, Nusa Idaman Dkk. 1999. Teknologi Pengolahan Air Bersih Dengan Proses
Saringan Pasir Lambat “Up Flow”: Jakarta.
Sutrisno, Totok. 2010. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta : Jakarta
Wakhid, Maufiq Ahmad. 2012. Tinjauan Instalasi Dan Pipa Distribusi Air Besi Di
Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Universitas Sebelas Maret.
BIODATA PELAKSANA

Nama : Dinda Ayu Bintang Efendi


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tgl Lahir : Malang/ 10 April 1998
Alamat Asal : Jl. Rawi Sari 31, Mulyorejo
Kota Malang, Jawa Timur
No. Telp : 0895411409426
Email : bintangdinda07@gmail.com
No. Mahasiswa : 1726036
Semeter : VI (tujuh)
IPK : 3,60
Jurusan : Teknik Lingkungan
Fakultas : Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institusi : Institut Teknologi Nasional Malang
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah

Pendidikan Formal :
Tahun Pendidikan
2004–2005 TK Kasih Ibu Malang
2005 – 2011 SDN Bandulan 2 Malang
2011 – 2014 SMPN 9 Malang
2014 – 2017 SMK Nasional Malang
2017 - sekarang Institut Teknologi Nasional Malang
Kegiatan Kemahasiswaan dan Organisasi :
No. Jenis Kegiatan/Organisasi Jabatan Tahun
Pengenalan Kehidupan Kampus
1. Peserta 2017
Mahasiswa Baru
Pelatihan Keorganisasian Mahasiswa
2. Peserta 2017
Teknik Lingkungan
3. UKM SanggarBlit’Z Anggota 2017
Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa
4. Anggota 2017
Teknik Lingkungan

HMTL (Himpunan Mahasiswa Teknik Anggota Bidang


5. 2018
Lingkungan) Keuangan

Koordinator Divisi
6. UKM SanggarBlit’Z 2018
Tari
7. Pelantikan Rektorat Penampil 2019
8. Parade Tari Peserta 2020

9. Seminar Regional Teknik Industri Penampil 2020

Jurusan Teknik Lingkungan


Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Malang
Phone : (0341) 551 431
Fax : (0341) 553015

Anda mungkin juga menyukai