Disusun Oleh :
MARIO NAUFAL SOPRANO
D1051191073
Dosen Pembimbing :
ULLI KADARIA, ST. MT.
NIP. 198810192015042001
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Besar
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum di Kecaamatan Singkawang Tengah,
Kota Singkawang, Kalimantan Barat yang dapat di selesaikan dengan tepat waktu.
BAB V.......................................................................................................................... 57
RANCANGAN FASILITAS PENUNJANG............................................................... 57
5.1 Fasilitas Penunjang yang Diperlukan ..................................................... 57
BAB VI .......................................................................................................................... 61
PETA DAN GAMBAR RANCANGAN ..................................................................... 61
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4 Alternatif Pengolahan Untuk Penyisihan Parameter yang Melebihi Baku
Mutu
Tabel 4.1 Dimensi Bak Penampung Air Hujan Berdasarkan Volume Tampungannya
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan komponen yang sangat penting bagi keberlangsungannya
makhluk hidup di bumi jika kebutuhan air tidak tercukupi dalam suatu wilayah
atau bahkan negara hal ini akan berdampak pada ekesehatan masyarakat bahkan
sosial. Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, maka kebutuhan air
dengan sendirinya akan meningkat. Peningkatan ini diiringi pula dengan
peningkatan masalah yang berhubungan dengan kualitas air baku yang dapat
digunakan sebagai sumber air bersih. Permasalahan yang timbul yakni sering
dijumpai bahwa kualitas air sungai maupun air tanah yang digunakan masyarakat
kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat di beberapa tempat bahkan
tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum mempunyai standar
persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan bakteriologis.
Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan
secara perlahan. Air bersih yang layak dan aman untuk dikonsumsi (terutama
untuk air minum) dapat diperoleh melalui suatu proses dari air baku menjadi air
yang layak digunakan melalui pengolahan yang bertujuan untuk memperbaiki
kualitas air.
Kecamatan Singkawang Tengah merupakan salah satu dari lima kecamatan
yang ada di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat. Kecamatan
Singkawang Tengah memiliki luas daerah sebesar 31,57 𝑘𝑚2 , dengan jumlah
penduduk pada tahun 2020 sebanyak 68.022 jiwa, dengan kepadatan penduduk
2.155 jiwa/𝑘𝑚2 . Nilai ini akan terus bertambah seiring meningkatnya angka
kelahiran dan transmigrasi di daerah kota singkawang.
Berdasarkan target MDG’s 2015 yaitu separuh dari jumlah penduduk yang
belum terlayani air bersih saat ini akan mendapatkan akses pelayanan pada tahun
2015. Target pelayanan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs)
adalah pada tahun 2019 target pelayanan mencapai 100% untuk cakupan
pelayanan air minum.
Pengolahan air bisa dimulai dengan menggunakan sistem yang sederhana dan
dapat juga dengan pengolahan yang lengkap sesuai dengan tingkat kebutuhan
yang diperlukan tergantung dari kualitas badan air yang akan diolah. Keberhasilan
proses pengolahan air berkaitan dengan pemilihan unit proses dan unit operasi
yang akan dipakai dengan mempertimbangkan proses-proses yang terjadi pada
pengolahan fisik, kimia dan biologi. Dengan mengetahui kriteria perencanaan dan
perancangan dari suatu bangunan pengolahan air maka tujuan yang hendak
dicapai untuk mendapatkan air bersih yang baik aman dan layak (terutama untuk
pemenuhan kebutuhan air minum) dari segi investasi dan operasi dapat tercapai.
𝑃𝑛 = 𝑎 + (𝑏. 𝑛)
Keterangan :
Pn : Jumlah penduduk pada tahun ke-n
n : Selisih tahun yang dihitung terhadap tahun awal
a : Konstanta
b : Koefisien arah regresi linier
Berikut data jumlah penduduk di Kecamatan Singkawang Tengah pada
tahun 2015 hingga tahun 2019.
Jumlah
Tahun
Total
2015 63350
2016 64544
2017 65700
2018 66847
2019 68022
Jumlah air yang terdapat di muka bumi ini relatif konstan, meskipun air
mengalami pergerakan arus, tesirkulasi karena pengaruh cuaca dan juga mengalami
perubahan bentuk. Sirkulasi dan perubahan bentuk tersebut antara lain melalui air
permukaan yang berubah menjadi uap (evaporasi), air yang mengikuti sirkulasi dalam
tubuh tanaman (transpirasi), dan air yang mengikuti sirkulasi dalam tubuh manusia
dan hewan (respirasi). Air yang menguap akan terkumpul menjadi awan kemudian
jatuh sebagai air hujan. Air hujan ada yang langsung bergabung di permukaan, ada
pula yang meresap masuk ke dalam celah batuan dalam tanah, sehingga menjadi air
tanah. Air tanah dangkal akan diambil oleh tanaman, sedangkan air tanah dalam akan
keluar sebagai mata air. Sirkulasi dan perubahan fisis akan berlangsung terus menerus
sampai akhir zaman (Ross, 1970).
Air dapat diperoleh dari berbagai sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, sumber air tersebut meliputi air hujan (rainwater), air permukaan (surface
water), air tanah (ground water), dan mata air. Air tersebut tidak dapat langsung
dimanfaatkan, karena bercampur dengan pengotor-pengotor tertentu yang berasal dari
bermacam-macam sumber pengotor (industri, rumah tangga, pertanian, dan lain-lain.
c) Air danau (berasal dari air hujan, mata air dan atau air sungai)
Air tanah yang berada di dalam tanah harus digali atau di bor untuk
mendapatkannya agar air keluar ke permukaan tanah. Pada umumnya, air tanah
yang berasal dari air hujan yang melalui proses infiltrasi secara langsung atau
tidak langsung dari air sungai, danau, rawa, dan genangan air lainnya.
2.1.3 Air Hujan (rainwater)
Terjadinya air hujan dikarenakan proses penguapan, terutama air
permukaan laut yang naik ke atmosfer dan mengalami pendinginan kemudian
jatuh ke permukaan bumi. Selama proses penguapan tersebut berlangsung,
misalnya saat butiran hujan jatuh ke permukaan bumi, sebagian butiran hujan
lainnya akan menguap sebelum sampai di permukaan bumi. Sebagian lainnya
akan tertahan pada tumbuhan dan oleh matahari akan diuapkan kembali ke
atmosfer. Air hujan yang sampai di bumi dan sebagian akan mengalir di
permukaan bumi.
Sumber air baku yang digunakan dalam perencanaan bangunan pengolah air
minum kali ini yaitu dengan menggunakan sumber air baku dari air hujan. Rata-rata
hujan per tahun yang berada di Kecamatan singkawang tengah pada tahun 2019
sebesar 2.780 mm.
Saat proses pembentukan butiran air hujan biasanya terdapat inti higroskopis
yang sebagian berasal dari zat polutan yang melayang di udara. Hal inilah yang
kemudian membentuk sifat kimia pada air hujan.
Ada tiga komponen dasar yang harus ada di sistem pemanenan air hujan, yaitu
permukaan atap untuk penangkapan air hujan; talang untuk alat penyaluran air hujan
ke tempat penampungan dan bak atau kolam untuk tempat penyimpanan air hujan.
Ukuran Bak Pemanen Air Hujan harus disesuaikan dengan kebutuhan air bersih di
Kecamatan singkawang tengahagar jumlahnya tidak terbatas bahkan saat musim
kemarau.
1. Ketentuan PAH
5. Spesifikasi Bahan
Bak penampung PAH dapat terbuat dari bahan ferro semen, pasangan
bata, dan fibreglass reinforced plastic (FRP) dengan ketentuan sesuai Tabel 2.
Sedangkan bahan dari besi (drum) tidak direkomendasikan untuk digunakan
sebagai bak PAH karena sifatnya yang mudah berkarat dan mudah menyerap
panas.
2. Pasir dan kerikil Pasir yang digunakan adalah pasir beton -Sesuai:
SNI 03-6825-2002,
yang bersih, berbutir tajam, dan keras. Pasir -- SNI
SNI 03-6826-2002,
03-6388-2000,
dan kerikil harus bergradasi baik, bersih dan
-- SNI
SNI 03-6861.1-
03-6827-
bebas dari kandungan bahan organik. Kerikil
2002, dan/atau
2002,
untuk beton berukuran 2-3 cm, bersih, keras,
padat, dan tidak berpori. - SNI 03-6863-2002
03-2461-2002,
3. Besi beton Besi beton yang dipakai adalah besi beton -Sesuai
SNI 03-6820-
dengan mutu U.24, bersih, tidak berkarat dan 2002, dan/atau
SNI 03-6861.2-2002
bebas dari minyak.
- SNI 03-6889-2002
4. Kawat ayam Kawat ayam adalah kawat dengan kualitas
baik
1. Kekeruhan NTU 25
2. Warna TCU 50
3. Zat padat terlarut
mg/l 1000
(Total Dissolved Solid)
4. Suhu °C suhu udara ± 3
5. Rasa Tidak berasa
6. Bau Tidak berbau
Sumber : Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017
Wajib
1. pH mg/l 6,5=8,5
2. Besi mg/l 1
3. Fluorida mg/l 1,5
4. Kesadahan (CaCo3) mg/l 500
5. Mangan mg/l 0,5
6. Nitrat, sebagai N mg/l 10
7. Nitrit, sebagai N mg/l 1
8. Sianida mg/l 0,1
9. Deterjen mg/l 0,05
10. Pestisida Total mg/l 0,1
Tambahan
1. Air raksa mg/l 0,001
2. Arsen mg/l 0,05
3. Cadmium mg/l 0,005
4. Kromium (valensi 6) mg/l 0,05
5. Selenium mg/l 0,01
6. Seng mg/l 15
7. Sulfat mg/l 400
8. Timbal mg/l 0,05
9. Benzene mg/l 0,01
10. Zat organik mg/l 10
(KMNO4)10
Sumber : Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017
Sistem pengolahan air meliputi 2 unit yaitu unit proses dan unit operasi. Kedua
unit tersebut diklasifikasikan sebagai pengolahan secara fisik, kimia atau biologi
sesuai dengan prinsip dasarnya. Unit operasi adalah unit pengolahan secara fisik
sedangkan unit proses adalah unit pengolahan secara kimia dan biologis.
Tabel 3.4 Alternatif Pengolahan Untuk Penyisihan Parameter yang Melebihi Baku
Mutu
No Parameter yang Unit Pengolahan
Meleihi
1. pH Koagulasi dan desinfeksi.
2. BOD Koagulasi (pengendapan dengan bahan kimia),
filtrasi, dan desinfeksi.
3. COD Koagulasi (pengendapan dengan bahan kimia),
filtrasi, dan desinfeksi.
4. Kadar Besi (Fe) Koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi
5. Nitrat (N) atau Zat Filtrasi dan desinfeksi.
Organik
Skema pengolahan air bersih terdiri dari bangunan intake dan water treatment
plant (WTP). Bangunan intake atau bangunan pengumpul digunakan untuk pertama
kalinya air masuk dari sumber air, kebanyakan sumber air diperoleh dari air sungai.
Pada proses ini dilakukan penyarikan kasar yaitu untuk menyaring benda-benda kasar
yang terapung di air seperti sampah, daun dan lain-lain. Sedangkan water treatment
plant terdiri dari beberapa unit pengolahan yaitu sebagai berikut:
a. Koagulasi. Proses ini bertujuan untuk memisahkan partikel koloid yang
terdapat pada air kotor. Umumnya air sungai mengandung banyak partikel
koloid yang menyebabkan warna air sungai menjadi kecoklatan. Pada sistem
ini dilakukan pengadukan cepat dan terjunan dengan tujuan untuk
mempercepat proses pemisahan air dan pengotor yang ada dalam air itu.
b. Flokulasi. Flok adalah pengotor yang mengendap, tahap ini adalah untuk
proses pengendapan pengotor. Pada proses pembentukan flok masih
diperlukan pengadukan tetapi pengadukan lambat, dan juga diperlukan aliran
air yang tenang agar flok tidak naik lagi. Bahan kimia ditambahkan untuk
mengikat flok-flok.
c. Sedimentasi. Pada tahap ini terjadi proses pengendapan partikel-partikel koloid
yang sudah di destabilisasi.
d. Filtrasi. Tahap ini dilakukan penyaringan melalui media butiran-butiran.
Butiran-butiran yang digunakan di antaranya pasir silika, antrasit, dan kerikil
dengan ukuran yang tidak sama.
e. Desinfeksi. Air yang masuk pada proses ini berarti sudah bebas dari pengotor,
namun tidak menutup kemungkinan air tersebut masih mengandung kuman
dan bakteri. Oleh sebab itu, diperlukan zat kimia yang mampu menghilangkan
kuman dan bakteri. Zat kimia yang digunakan antara lain sinar ultraviolet,
ozonisasi, klor, dan pemanasan.
f. Reservoir. Reservoir adalah penampungan air bersih sementara sebelum
didistribusikan ke konsumen.
Filtrasi
Desinfetan Desinfeksi
Reservoir
3.4.1 Filtrasi
Filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air melewati
suatu media filter yang disusun dari bahan-bahan butiran dengan diameter dan tebal
tertentu. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak
terlarut (Biological Floc) yang masih tersisa setelah pengolahan secara biologis.
Berdasarkan kontrol terhadap laju filtrasinya, filter dibedakan menjadi :
Filter dengan media tunggal, media filter yang digunakan hanya satu lapisan
dari jenis media yang sama, biasanya berupa pasir atau hancuran antrasit.
Filter dengan media ganda, media filter yang digunakan dua lapisan dari jenis
media yang berbeda, biasanya berupa pasir atau hancuran antrasit.
Filter dengan multi media, media filter yang digunakan lebih dari dua lapisan
yang bermacam-macam, biasanya berupa pasir, hancuran antrasit, dan garnet.
3.4.2 Reservoir
Reservoir adalah tangki penyimpanan air yang berlokasi pada instalasi (Qasim,
Motley & Zhu, 2000). Reservoir memiliki arti penting dalam pendistribusian air
minum. Fungsi reservoir antara lain :
Equalizing Flows, yaitu untuk menyeimbangkan aliran-aliran, sedangkan debit
yang keluar bervariasi atau berfluktuasi, unsur ini diperlukan suatu
penyeimbangan aliran yang selain melayani fluktuasi juga dapat dipergunakan
untuk menyimpan cadangan air untuk keadaan darurat.
Equalizing Pressure atau menyeimbangkan tekanan, pemerataan tekanan
diperlukan akibat bervariasinya pemakaian air di daerah distribusi.
Sebagai distributor, pusat atau sumber pelayanan
Diketahui :
Luas atap = 50 m2
Penyelesaian
Jumlah air hujan yang dipanen = 50 x 2.780 x 10-3 x 0,8
= 111,2 m3/tahun
= 111,200 liter/tahun
Kebutuhan air satu kelurahan = 10 liter/org/hari x 68.022
= 680,22 liter/kelurahan/hari
4.1.2 Perhitungan Dimensi Tangki Penampung Air Hujan
Untuk menampung air hujan diperlukan bak penampung berdasarkan
volumenya, berikut tabel dimensi bak penampungan air hujan berdasarkan volumenya.
Tabel 4.1 Dimensi Bak Penampung Air Hujan Berdasarkan Volume Tampungannya
Tank Capacity Diameter of Tank
1,60 1,21
2,40 1,48
3,20 1,71
4,00 1,91
4,80 2,09
5,60 2,26
6,40 2,41
7,20 2,56
8,00 2,70
9,60 2,95
11,20 3,19
12,00 3,30
12,80 3,41
14,40 3,62
16,00 3,81
16,80 3,91
19,20 4,18
20,00 4,26
Sumber : Bebas Banjir, 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat ditentukan bahwa diameter tangki air yang
diperlukan untuk menampung air hujan yang dipanen dikawasan perencanaan
sebanyak 12,04 m3/tahun maka diameter tangki nya sebesar 3,41 m. Tinggi muka air
sebesar 1,40 m dan tinggi jagaan sebesar 0,20 m, maka untuk menghitung tinggi tangki
total yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Tinggi tangki total = tinggi muka air + tinggi jagaan
= 1,40 m + 0,20 m
= 1,60
d = 2r
r = jari-jari talang
Diketahui :
v = 0,2 m/detik
𝑄 0,122
A= = = 0,61 m2
𝑣 0,2
1
A = 𝜋𝑟²
2
2𝐴 2(0,61)
r=√ = √ = 0,62 m
𝜋 3,14
= 62 cm
= 24,4 Inchi
Jadi untuk jari-jari talang rambu sebesar 24 inchi.
4.1.4 Perhitungan Talang Tegak
Perhitungan talang tegak dapat dihitung sebagai berikut :
2𝐴 2 (0,016)
r=√ =√ = 0,10 m
𝜋 3,14
= 2 (0,10)
a. Kriteria Desain
Adapun kriteria desain dari unit filtrasi adalah sebagai berikut (SNI
196774-2002) :
b. Perencanaan
- Debit pengolahan = 0,122 m3/detik = 2,78 mgd
- Kecepatan filtrasi (vf) = 8 m/jam = 2,224 x 10-3 m/detik
- Diameter oriface (Dor) = 2 cm = 0,02 m
- A oriface (Aor) = 0,003 x Af
- Wlat = 20 cm = 0,2 m
- Kecepatan backwash (v) = 40 m/jam
- Tebal lapisan pasir (Lp) = 65 cm = 0,65 m
- Tebal lapisan kerikil (Lk) = 10 cm = 0,1 m
- Diameter pasir (Dp) = 0,6 mm = 6 x 10-4 m
- Diameter kerikil (Dk) = 3 mm = 3 x 10-3 m
- Porositas awal (Po) = 0,4
- υ = 0,893 x 10-6 m2/detik
- NRe pasir =<5
- NRe kerikil =>5
- ψ pasir = 0,82 (bulat)
- Luas lateral (Alat) = 2 x Aor
- Luas manifold (Aman) = 1,5 x Alat
- Ekspansi kerikil akibat Vbw = 10%
- Tbw = 10 menit = 600 detik
c. Perhitungan
Jumlah bak
n bak = 1,2 x √𝑄
= 1,2 x √2,78
= 2 = 2 bak
Dimensi bak
- Debit tiap filter (Qf)
1
Qf =𝑛 xQ
1
= 2 x 0,122
= 0,061 m3/detik
= 27,2 m2
Jika P : L = 2 : 1, maka :
Af = P . L = 2L x L
27,2 = 2L2
L2 = 13,6
L = 3,68 m
P = 2L
= 2 x 3,68
= 7,36 m
H =3m
Sistem Underdrain
- Orifice
Luas bukaan (Aor)
1
Aor = 4 𝜋D2
1
Aor = 4 (3,14) (0,02)2
= 3,14 x 10-4 m2
- Jumlah lubang tiap filter (nor)
0,003
nor = x Af
𝐴𝑜𝑟
0,003
= x 27,2
3,14 𝑥 10¯⁴
4 𝑥 𝐴 𝑚𝑎𝑛
Diameter (Dman) =√
𝜋
4 𝑥 0,24
=√
3,14
= 0,55 m
Panjang manifold (Pman) = Panjang Bak
= 7,36
- Jumlah pipa lateral (nlat)
𝑃 𝑚𝑎𝑛
nlat = x2
𝑤 𝑙𝑎𝑡
7,36
= x2
0,2
= 73,6 ≈ 74 buah
- Jumlah pipa lateral tiap sisi (n)
𝑛 𝑙𝑎𝑡
n =
2
74
=
2
= 37 buah
- Panjang pipa lateral tiap sisi (Plat)
= 1,3 m
0,16
4𝑥
=√ 74
3,14
= 0,052 m
- Jumlah oriface tiap lateral (n)
Σ oriface
n =
𝛴 𝑙𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑙
260
=
74
= 3,5 = 4 lubang
Perhitungan Sistem Inlet
Perhitungan Backwash
- Pasir
Kecepatan backwash (vbw)
vbw = 6 x vf
= 6 x (2,224 x 10-3)
= 0,0133 m/detik
1 1
1
𝑣 4,5 𝑝𝑤 𝑣𝑏𝑤 3
Pe = 2,95 x 1 x[ ] 3,6 x 1
𝑝𝑠−𝑝𝑤 𝐷𝑝2
𝑔 3,6
1 1
1
(0,893 𝑥 10¯⁶)4,5 997 (0,0133)3
= 2,95 x 1 x[ ] 3,6 x 1
2600−997 (6 𝑥 10¯4 )2
(9,81)3,6
= 2,95 x [(0,045
1,88
0,24
) (0,88) (0,024 )]
= 0,59 %
Tinggi Ekspansi (Leks)
𝐿𝑒𝑘𝑠−𝐿𝑝
% Ekspansi = x 100
𝐿𝑝
𝐿𝑒𝑘𝑠−0,62
0,59 = x 100
0,62
Leks – 0,6 = 0,354
Leks = 0,954 m = 1 m
- Kerikil
Tinggi Ekspansi :
𝐿𝑒𝑘𝑠−𝐿𝑘
% Ekspansi = x100
𝐿𝑘
𝐿𝑒𝑘𝑠−0,1
0,59 =
0,1
Leks – 0,1 = 0,059
Leks = 0,16 m
Sistem Outlet
Air yang telah disaring akan dialirkan melalui pepa outlet yang
bersambungan dengan pipa manifold menuju ke reservoir. Diameter
pipa outlet sama dengan pipa manifold yaitu sebesar 0,55 m.
Kehilangan Tekanan
Headloss pada media yang masih bersih.
- Pasir
Cek bilangan Reynold
𝜑 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑥 𝐷𝑝 𝑥 𝑣𝑓
NRe =
𝑣
0,82 𝑥 ((6 𝑥 10)¯4 ) 𝑥 (2,224 𝑥 10¯3 )
=
0,893 𝑥 10¯⁶
= 22,56
Headloss pada pasir
1,067 CD 𝑣𝑓² 1
Hfp = x x Lp x x
𝜑 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑔 𝑃𝑜⁴ 𝐷𝑝
= 0,62 m
- Kerikil
Cek bilangan Reynold
1 𝑣𝑓 𝑥 𝐷𝑘
NRe = x
1−𝑝𝑜 𝑣
= 0,022 m
Headloss Total
Hf media = Hf pasir + Hf kerikil
= 0,62 + 0,022
= 0,642
= 0,73 m/detik
Headloss oriface (Hfor)
𝑣𝑜𝑟²
Hfor = 1,7 x
2𝑔
0,73²
= 1,7 x
2 (9,81)
= 0,046 m
- Lateral
Debit lateral (Qlat)
𝑄
Qlat =
𝑛𝑙𝑎𝑡
0,061
=
74
= 0,0051 m/detik
= 2,1 x 10-4 m
Manifold
Debit manifold (Qman)
𝑄
Qman =
𝑛 𝑚𝑎𝑛
0,061
= = 0,061 m3/detik
1
Kecepatan manifold (vman)
𝑄𝑚𝑎𝑛
vman =
𝐴𝑚𝑎𝑛
0,061
= = 0,254 m/detik
0,24
= 0,0058 m
Headloss underdrain
Hunderdrain = Hfor + Hflat + Hfman
= 0,046 + 2,1 x 10-4 + 0,0058
= 0,052 m
= 31426,14 watt
= 31.4261 kWh
b. Perencanaan
- Desinfeksi menggunakan kaporit (Ca(Cl)2
- Kadar klor dalam kaporit = 60%
- Berat jenis kaporit = 0,86 kg/l
- Kapasitas pengolahan (Q) = 0,122 m3/detik = 122 l/detik
- Konsentrasi larutan (C) = 5%
- Daya pengikat klor (DPC) = 1,2 mg/l
- Pembubuhan kaporit dilakukan setiap 8 jam sehari
- Sisa klor = 0,2 mg/l
- Dosis klor = DPC + sisa klor
= (1,2 + 0,2) mg/l
= 1,4 mg/l
= 0,0014 kg/l
c. Perhitungan
100 %
Kebutuhan kaporit = x Dosis khlor x Q
60 %
100
= x 1,4 mg/l x 122 l/det
60
= 284,6 mg/detik
= 24,58 kg/hari
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑝𝑜𝑟𝑖𝑡
Volume Kaporit = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑎𝑝𝑜𝑟𝑖𝑡
24,58
=
0,86
= 28,58 l/hari
100%−5%
Volume pelarut = x V kaporit
5%
100%−5%
= x 28,58
5%
= 543 l/hari
Volume larutan kaporit = V kaporit + V pelarut
= 28,58 l/hari + 543 l/hari
= 571,58 l/hari
571,58 𝐿/ℎ𝑎𝑟𝑖
Kebutuhan khlor 8 jam =
3
= 14.080,23 watt
= 14,0802 kWh
b) Volume Reservoir
Vr = 27,66% x Qrata x waktu
= 0,2766 x 0,122 x 86.400
= 2.915,58 m3
c) Dimensi Reservoir
Volume
2.915,58
Vr = = 1.457,8 m3
2
Direncanakan kedalaman reservoir (Hr) = 8 m
𝑉𝑟 1.457,8
Ar = = = 182,225 m2
𝐻𝑟 8
P:L =3:1
Ar = 3 x L2
182,225 = 3 x L2
L2 = √60,7
L = 7,8 m
P = 3 x 7,8
= 23,4 m
d) Perpipaan Reservoir
Pipa Inlet
Debit inlet = Qi = ½ x Qr
= ½ x 0,122 m3/detik
= 0,061 m3/detik
4 𝑥 𝑄𝑖
Diameter pipa inlet = Di =√
𝜋 𝑥 𝑣𝑖
4 𝑥 0,061
=√
3,14 𝑥 1,77
= 0,209 m
Pipa Outlet
Debit outlet = Qo = Qi x fp
= 0,061 x 2,5
= 0,152 m3/detik
4 𝑥 𝑄𝑜
Diameter pipa outlet = Do = √
𝜋 𝑥 𝑣𝑜
4 𝑥 0,152
=√
3.14 𝑥 3
= 0,25 m
Pipa pengurasan
o Tinggi pengurasan, Hk = 5
o Volume pengurasan (Vk)
Vk = Pr x Lr x Hk
= 23,4m x 7,8m x 5m
= 912,6 m3
o Debit Pengurasan (Qk)
𝑉𝑘 912,6
Qk = = = 0,126 m3/detik
𝑡𝑘 2 𝑥 3600
o Diameter pipa pengurasan
4 𝑥 𝑄𝑘 4 𝑥 0,126
Dk =√ =√ = 0,253 m
𝜋 𝑥 𝑣𝑘 3,14 𝑥 2,5
Pipa Overflow
o Debit overflow (Qow) = Qi = 0,061 m3/detik
o Diameter overflow (Dow) = Diameter Inlet (Di) = 0,209
Pipa Ventilasi
Direncanakan 4 pipa vent untuk reservoir
o Debit pengaliran
(𝑄𝑜−𝑄𝑖)
Qud =
4
(0,152 − 0,061)
=
4
= 0,022 m3/detik
Diameter pipa vent
4 𝑥 𝑄𝑢𝑑
Dv =√
𝜋 𝑥 𝑣𝑢𝑑
4 𝑥 0,022
=√
3,14 𝑥 4
= 0,083 m
4.4 Pompa Distribusi
Diketahui :
Kerapatan air = 1000 (kg/m3)
Debit air yang dipompa = 0,059677 m3/detik
Elevasi =1
H total = S x L + elevasi
= 0,0225 x 121,03 + 1
= 3,7 m = 4 m
Kriteria Desain :
Efisiensi Pompa () = 40 – 90% (Sularso, 2000)
Kecepatan air dalam pipa untuk air baku (0,6 – 2) m/detik
Pw = (Q . ρ . H)/n
Pw = (0,05968 . 1000 kg/m³ . 4)/0,85
Pw = 280,84 watt = 0,28084 kWh
Sehingga daya pompa yang diperlukan untuk mengalirkan air bersih dari
reservoir air bersih menuju konsumen dengan debit 0,059677 m3/detik sebesar
0,28084 kw.
BAB V
Jadi total biaya yang diperlukan untuk penggunaan bahan kimia setiap
bulan sebear Rp. 16.960.200.