Oleh :
Alan Zikirramadlan
1910716210012
Alhamdulillah, Puji Syukur Kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala Rahmat dan
Ridha-Nya kepada kita, Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam serta para Sahabat dan Keluarganya yang
telah mengantarkan kita hingga berada di peradaban yang mulia saat ini. Dalam penyusunan
Proposal Penelitian ini penulis melalui berbagai hal dan kendala, yang Alhamdulillah mampu
penulis hadapi dan lalui, namun segalanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara
moral, materil, ataupun do’a kepada penulis hingga terbitlah Proposal Penelitian yang berjudul
Studi Kualitas Bioekologi Di Perairan Sungai Sampanahan Kecamatan Sampanahan
Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Indikator Plankton Dan
Bentos
Ungkapan rasa terimakasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing akademik Ibu Ira
Puspita Dewi. S.Kel, M.Si dan dosen pembimbing skripsi Bapak Nursalam, S.Kel, M.S dan
Bapak Yuliyanto, ST. M.Si yang telah mengarahkan dan membimbing penulis hingga prnulis
dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis dan informasi bagi
pembaca, penulis menyadari Proposal Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan Propsal Penelitian
ini.
Banjarbaru, …. …. ….
Alan Zikirramadlan
1910716210012
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
.........................................................................................................................................................2
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2. Tujuan dan Manfaat..........................................................................................................4
1.3. Batasan..............................................................................................................................4
1.4. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................5
2.1. Daerah Aliran Sungai (DAS)............................................................................................5
2.2.Plankton...................................................................................................................5
2.3.Bentos......................................................................................................................6
2.4.Kualitas Air.............................................................................................................7
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................................9
3.1. Waktu dan Tempat........................................................................................................9
3.2. Alat dan Bahan..............................................................................................................9
3.3. Metode Perolehan Data...............................................................................................11
3.3.1.Penentuan Lokasi Sampling...........................................................................11
3.3.2.Pengambilan Sampel Plankton.......................................................................12
3.3.3.Pengambilan Sampel Bentos..........................................................................13
3.3.4.Pengambilan Sampel Air................................................................................13
3.4. Metode Analisis Data..................................................................................................14
3.4.2.Analisis Data Bentos.......................................................................................16
A. Indeks Keanekaragaman (H’).........................................................................................16
B. Analisis Indeks Pencemaran...........................................................................................19
BAB 1. PENDAHULUAN
Apabila fungsi dari suatu DAS terganggu, maka sistem hidrologi akan terganggu,
penangkapan curah hujan, resapan dan penyimpanan airnya sangat berkurang, atau memiliki
aliran permukaan (run off) yang tinggi. Vegetasi penutup dan tipe penggunaan lahan akan kuat
mempengaruhi aliran sungai, sehingga adanya perubahan penggunaan lahan akan berdampak
pada aliran sungai.
Perubahan pada aliran sungai juga akan berdampak pada ekosistem perairan. Ekosistem
perairan dibedakan menjadi dua yaitu, ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Ekosistem
perairan lotik atau perairan mengalir adalah suatu ekosisitem yang didalamnya terdapat adanya
arus. Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan kualitas dan
kuantitas akibat pengaruh variasi abiotic tersebut. Oleh karena itu, organisme perairan harus
dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup. Pengaruh
variasi abiotik ini juga sebagai penunjang lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan
adanya perubahan produktivitas biologis (Sony, dkk,2009).
1.3. Batasan
Mengingat luasnya pembahasan, maka permasalahan di batasi pada:
1. Kondisi Bentos di Sungai Sampanahan
2. Kondisi Plankton di Sungai Sampanahan
3. Kualitas Air Sungai Sampanahan
1.4. Rumusan Masalah
1. Pengaruh aktifitas Kontruksi di Sungai Sampanahan terhadap kondisi Bioekologi
2. Pengaruh bioekologi terhadap lingkungan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Plankton
Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung atau
melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat terbatas hingga
hanyut terbawa arus. Plankton berbeda dengan nekton yang merupakan hewan yang
berkemampuan aktif berenang bebas tidak tergantung pada arus, misal ikan dan cumi-cumi.
Lain pula dengan benthos yang merupakan biota yang hidupnya melekat, menancap,
merayap atau meliang didasar laut, misalnya bintang laut, kerang, teripang (Nontji, 2008).
Plankton adalah benda hidup berukuran kecil yang melayang di dalam air, baik air
laut maupun air tawar. Plankton dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fitoplankton dan
zooplankton. Fitoplankton adalah golongan tumbuhan berdinding sel yang melayang bebas
dalam air, karena merupakan tumbuhan fitoplankton disebut sebagai mikroalga. Fitoplankton
merupakan bagian dari rantai makanan yaitu sebagai produktivitas primer. Zooplankton
adalah hewan yang bisa melawan arus atau melayang dalam air dan memiliki ukuran antara
0,1- 0,3 mm (Kuncoro, 2004).
Berdasarkan fungsinya plankton dapat dibedakan menjadi 2 yakni fitoplankton dan
zooplankton (Nichols dan Williams, 2009). Fitoplankton merupakan plankton nabati yang
mempunyai fungsi sebagai produktivitas primer perairan dan sebagai rantai makan paling
bawah. Fitoplankton juga mempunyai kemampuan dalam menyediakan oksigen terlarut bagi
biota lain dari hasil proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari, sedangkan
zooplankton memiliki fungsi sebagai produktivitas sekunder merupakan konsumen langsung
fitoplankton dan penting dalam transfer energi melalui rantai makanan (Afif, 2014).
Menurut Aunurohim (2008) dalam Salam (2010), fitoplankton memiliki klorofil yang
berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air yang
digunakan sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan diperairan. Namun , fitpoplankton
tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas air apabila jumlahnya berlebih. Tingginya
populasi fitoplankton beracun diperairan dapat menyebabkan kematian berbagai makhluk air
lainnya, misalnya Alexandrium spp, Gymnodinium spp. Dinopysis spp.
2.3. Bentos
bentos memiliki sifat istimewa di mana kondisi makroskopisnya memungkinkan untuk
digunakan sebagai biomonitor yaitu metode pemantauan kualitas air dengan menggunakan
indikator biologis dengan memanfaatkan partisipasi masyarakat. Beberapa jenis dari bentos
salah satunya yang berasal dari kelas gastropoda diketahui memiliki peran sebagai
bioremidiator lingkungan dengan salah satunya ditunjukkan dengan kemelimpahan
jumlah/kerapatan untuk sepesies tertentu pada perairan tercemar (Indrowati dkk, 2003).
Hewan bentos relatif hidup menetap, sehingga baik digunakan sebagai petunjuk
kualitas lingkungan dimana akan diketahui seberapa besar pencemaran yang terjadi
diperairan tersebut, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya.
Kelompok hewan tersebut dapat lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor
lingkungan dari waktu ke waktu. Dimana bentos terus menerus terdesak oleh air yang
kualitasnya berubah-ubah. Diantara hewan bentos yang relatif mudah diidentifikasi dan
peka terhadap perubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam
kelompok invertebrata makro (Kimball, 1983).
Hewan bentos dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran tubuh yang bisa melewati
lubang saring yang dipakai untuk memisahkan hewan dari sedimennya.
Berdasarkan kategori tersebut bentos dibagi atas :
1. Makrozoobentos, kelompok hewan yang lebih besar dari 1,0 mm. Kelompok ini adalah
hewan bentos yang terbesar, jenis hewan yang termasuk kelompok ini adalah molusca,
annelida, crustaceae, beberapa insekta air dan larva dari diptera, odonata dan lain
sebagainya.
2. Mesobentos, kelompok bentos yang berukuran antara 0,1 mm -1,0 mm. Kelompok ini
adalah hewan kecil yang dapat ditemukan di pasir atau lumpur. Hewan yang termasuk
kelompok ini adalah molusca kecil, cacing kecil, dan crustaceae kecil.
3. Mikrobentos, kelompok bentos yang berukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Kelompok ini
merupakan hewan yang terkecil. Hewan yang termasuk ke dalamnya adalah protozooa
khususnya cilliata.(Lakitan, 1987)
Hewan ini memegang peranan penting dalam perairan seperti dalam proses
dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan. Hewan bentos,
terutama yang bersifat herbivor dan detrivor dapat menghancurkan makrofit akuatik yang
hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya
menjadi nutrien bagi produsen perairan (Lakitan, 1987).
Kestabilan ekosistem perairan merupakan kemampuan ekosistem yang
mempertahankan keseimbangannya dalam menghadapi perubahan atau guncangan yang
disebabkan oleh pengaruh dari luar. Suatu ekosistem perairan dengan tingkat keseimbangan
yang bersifat fluktuatif akan memberikan dampak yang cukup nyata bagi kehidupan yang
berada di dalamnya, sehingga dengan sendirinya akan menjadi suatu tempat yang tidak
kondusif bagi organisme yang hidup di dalam ekosistem perairan tersebut. Bentos
merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik
yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini memegang beberapa peran
penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik
yang memasuki perairan serta menduduki beberapa tingkatan trofik. Hewan bentos
terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang
hidup maupun yang mati dan masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang
lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi
produsen perairan (Setiadi, 2008)
1
BA-1 116° 13' 23.7" E 02° 41' 05.023" S Bentos & Plankton
2
BA-2 116° 13' 06.082" E 02° 41' 10.77" S Bentos & Plankton
3
BA-3 116° 13' 27.35" E 02° 41' 17.65" S Bentos & Plankton
4
BA-4 116° 12' 59.483" E 02° 41' 26.671" S Bentos & Plankton
5
BA-5 116° 12' 55.361" E 02° 41' 45.36" S Bentos & Plankton
6
AS-1 116° 13' 23.7" E 02° 41' 05.023" S Air Sungai
7
AS-2 116° 13' 06.082" E 02° 41' 10.77" S Air Sungai
8
AS-3 116° 13' 27.35" E 02° 41' 17.65" S Air Sungai
9
AS-4 116° 12' 59.483" E 02° 41' 26.671" S Air Sungai
10
AS-5 116° 12' 55.361" E 02° 41' 45.36" S Air Sungai
c. Salinitas
Langkah-langkah pengukuran parameter salinitas dilakukan menggunakan Water
Quality Checker, sebagai berikut:
1. Mencelupkan alat pengukur salinitas ke dalam sampel air
2. Membiarkan display 2 – 3 menit hingga angka yang ditunjukkan stabil.
3. Mencatat nilai salinitas yang telah terbaca pada display.
d. Suhu
Langkah-langkah pengukuran parameter suhu dilakukan menggunakan Water Quality
Checker, Sebagai berikut:
1. Mencelupkan alat pengukur ke dalam sampel air
2. membiarkan 2 – 3 menit hingga display menunjukkan angka yang stabil.
2. Mencatat pembacaan suhu yang terbaca pada display.
A. Indeks Kelimpahan
X 1
N=Z x x
Y V
Keterangan :
N : Kelimpahan (ind/L)
Z : Jumlah sel plankton yang ditemukan
X : Volume air sampel yang tersaring (100 ml)
Y : Volume 1 tetes air (0,06 ml)
V : Volume air yang disaring (100 L)
Indeks dominansi (C) digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu kelompok biota
mendominansi kelompok lain, umumnya digunakan “indeks dominansi spesies” atau disebut
“indeks simpson”. Dominansi yang cukup besar akan mengarah pada komunitas yang labil
maupun tertekan. Dominansi ini diperoleh dari rumus Odum (1996) dalam Munthe (2012)
n 2
C=∑ ¿ ( )
i=1 N
Keterangan :
C : Indeks dominansi
ni : Jumlah individu ke-i (ind/l)
N : Jumlah total individu (ind/l)
S : Jumlah genus
Kriteria indeks dominansi adalah
0 < C ≤ 0,5 : Tidak ada genus yang mendominasi
0,5 < C < 1 : Terdapat genus yang mendominasi
Keterangan:
H = Indeks diversitas (keanekaragaman)
ni = jumlah individu setiap jenis
N = jumlah total individu
Tabel 3.4.2.1 menampilkan parameter untuk mengidentifikasi variasi dan jumlah
pencemaran sungai menurut (H').
Keterangan:
KR = Kelimpahan Relatif
ni = Jumlah individu spesies ke-i
N = Jumlah individu seluruh spesies
Ε = H^1/(H maks)
Keterangan :
E = Indeks Keseragaman
H’ maks = ln s (s adalah spesies)
H’ = Indeks Keaneragaman
Indeks keseragaman bervariasi antara 0 dan 1. Jika nilai E > 0,60, nilai keseragaman
tinggi(Kreb, 1989).
Biota mencakup bentos yang menempel, merayap dan meliang di dasar laut. Kelompok
biota ini hidup di dasar perairan mulai dari garis pasang surut sampai dasar abisal. Contoh
biota menempel ialah sepon, teritip dan tiram; biota merayap kepiting dan udang karang; dan
biota meliang yaitu cacing.
√
2 2
(Ci /Lij )M +(Ci / Lij )R
PIJ =
2
Dimana:
Ci = Konsentrasi parameter kualitas air
Li = Nilai baku mutu
PIJ = Nilai indeks pencemar