Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENELITIAN LINGKUNGAN

ANALISA KUALITAS AIR SUMUR DI KECAMATAN KEI KECIL


KABUPATEN MALUKU TENGGARA

OLEH:
Bruri B. Tumiwa, SP., M.Si (Ketua)
Hendro Hitijahubessy, S.Si., M.Si (Anggota)
Yuliet D.M. Putnarubun, S.Pi., M.Si (Anggota)

KELOMPOK MASYARAKAT CINTA LINGKUNGAN


KABUPATEN MALUKU TENGGARA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
penulisan laporan penelitian Analisa Kualitas Air Sumur Di Kecamatan Kei Kecil
Kabupaten Maluku Tenggara. Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan
informasi tentang kualitas air sumur di kecamatan Kei Kecil dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat untuk menjaga lingkungan di Kabupaten Maluku Tenggara.
Kegiatan penelitian mengenai air bersih dari sumur warga di Kecamatan Kei Kecil
sudah dilakukan selama 2 bulan dan berlangsung dengan baik dan hasilnya penelitian dapat
diolah dengan metode yang tepat sehingga dapat memberikan informasi yang jelas mengenai
kualitas air sumur di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara.
Kami mengucapkan terima kasih atas pihak-pihak yang telah membantu mendanai
dan berpartisipasi dalam penelitian yang telah dilakukan.

Penulis
Bruri B. Tumiwa

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .........................................................................................................iii
DAFTA GAMBAR........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2. Tujuan .........................................................................................................1
1.3. Manfaat ......................................................................................................1
1.4. Rumusan Masalah ......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................3
2.1. Air dan Peranannya .....................................................................................3
2.2. Kualitas Air Bersih .....................................................................................7
2.3. Metode STORET ........................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................................13
3.1. Lokasi, Alat dan Bahan Penelitian ..............................................................13
3.2. Analisa Kualitas Air Bersih ........................................................................15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................19
4.1. Penentuan Kelas Kualitas Air dengan Metode STORET ...........................19
4.2. Rekapitulasi Data Kelas Kualitas Air di Kecamatan Kei Kecil ..................31
BAB V PENUTUP.........................................................................................................33
5.1. Kesimpulan .................................................................................................33
5.2. Saran ...........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................34
LAMPIRAN .................................................................................................................36

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Persyaratan Kualitas air bersih .......................................................................10
Tabel 2.2 Klasifikasi Status Mutu Air Menurut “US-EPA” ...........................................11
Tabel 3.1 Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air .........................16
Tabel 3.2 Klasifikasi Status Mutu Air Menurut “US-EPA” ...........................................17
Tabel 3.3 Metode Analisis Sampel di Laboratorium ......................................................17
Tabel 4.1 Analisis data kualitas air sumur di daerah Ibra ...............................................19
Tabel 4.2 Analisis data kualitas air sumur di daerah Sathean.........................................21
Tabel 4.3 Analisis data kualitas air sumur di daerah Wearlilir.......................................23
Tabel 4.4 Analisis data kualitas air sumur di daerah Kolser ..........................................25
Tabel 4.5 Analisis data kualitas air sumur di daerah Langgur .......................................27
Tabel 4.6 Analisis data kualitas air sumur di daerah Ohoijang ......................................29
Tabel 4.7 Rekapitulasi data analisis kualitas air sumur dengan metode STORET ........31

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Peta Plot Daerah Sampling Ibra ..................................................................13
Gambar 3.2 Peta Plot Daerah Sampling Sathean ............................................................13
Gambar 3.3 Peta Plot Daerah Sampling Wearlilir ..........................................................14
Gambar 3.4 Peta Plot Daerah Sampling Kolser ..............................................................14
Gambar 3.5 Peta Plot Daerah Sampling Langgur ...........................................................14
Gambar 3.6 Peta Plot Daerah Sampling Ohoijang..........................................................15

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Kebutuhan akan air sebagai kebutuhan dasar merupakan hak dasar setiap
manusia (Scalon et al., 2004). Salah satu sumber air yang paling banyak dimanfaatkan
oleh manusia adalah sumur sangat berperan penting untuk memenuhi berbagai
kebutuhan rumah tangga, sanitasi lingkungan, pertanian, industri dan pariwisata.
Menurut Chow et al (1988), jumlah air yang ada di bumi ini diperkirakan sebesar
96,5% berupa air laut dan air tawar, 1,7% dalam bentuk es di kutub, 1,7% berupa air
tanah dan 0,1 % berupa air permukaan dan di udara. Namun menurut Shiklomanov
(1998), air yang dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia hanya sekitar 31,1% saja
dari seluruh jumlah air tawar yang berada di sungai, danau dan penampungan di alam
berupa sumur galian.
Pemanfaatan sumur di Kecamatan Kei Kecil sudah menjadi kebutuhan utama, hal
ini terjadi karena sumber air berupa sungai sangat sedikit dan bersifat terbatas sebagai
penyalur utama kebutuhan air di Kecamatan Kei Kecil. Kebutuhan yang meningkat
dengan menggunakan sumur mengakibatkan perlu adanya analisa kualitas sumur di
Kecamatan Kei Kecil. Selain itu perlu adanya juga edukasi kepada masyarakat untuk
menjaga lingkungan den perlu diadakannya workshop lingkungan hidup agar dapat
memelihara sumur dan lingkungan di Kecamatan Kei Kecil dan Kabupaten Maluku
Tenggara. Penulis melihat masalah lingkungan sebagai masalah utama untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memiliki lingkungan yang sehat maka
penulis mengangkat judul dari proposal ini adalah Workshop Dan Project Study
Lingkungan Hidup Kabupaten Maluku Tenggara. Adapun kegiatan ini meliputi Project
study berupa penelitian air bersih (sumur) di Kecamatan Kei Kecil dan Workshop
Lingkungan Hidup.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk menganalisis kualitas air sumur
sebagai air bersih di Kecamatan Kei Kecil dengan menggunakan metode STORET.

13
1.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan proposal ini adalah untuk mengetahui kualitas air bersih
lingkungan masyarakat di Kecamatan Kei Kecil.

1.4. Rumusan Masalah


Rumusan Masalah dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perlu adanya pengujian kualitas air bersih untuk sumur dengan
menggunakan analisis yang komprehensif dengan melibatkan kerja sama dengan
instansi dan kepala Ohoi di Kecamatan Kei Kecil.
2. Bagaimana perlu adanya interaksi dengan masyarakat secara langsung untuk
mengetahui jenis sumur yang digunakan.

14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air dan Peranannya


Air adalah sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena
air merupakan media penularan penyakit, disamping out juga pertambahan jumlah
penduduk didunia ini yang semakin bertambah jumlahnya sehingga menambah aktivitas
kehidupan yang mau tidak mau menambah pencemaran air yang pada hakikatnya
dibutuhkan (Sutrisno, 2000: 12)
Pertumbuhan penduduk yang begitu pesat, mengakibatkan sumber daya air di dunia
telah menjadi salah satu kekayaan yang sangat penting. Air merupakan hal pokok bagi
konsumsi dan sanitasi umat manusia, untuk produksi barang industri, serta untuk
produksi makanan dan kain. Air tidak tersebar merata di atas permukaan bumi, sehingga
ketersediaannya disuatu tempat akan sangat bervariasi menurut waktu (Linsty 1989 : 76).
Air juga merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat berharga, tanpa
air tidak mungkin ada kehidupan di muka bumi ini. Salah satu sumber air yang dapat
dimanfaatkan adalah air tanah (Johanes dalam Suparmin, 2000 : 7). Air tanah adalah air
yang bergerak pada tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang butir-butir tanah yang
membentuk dan di dalam retak-retak batuan (Suyono 1993 : 93). Air tanah ditemukan
pada zone geologi permeable (tembus air) yang dikenal dengan akuifer yang merupakan
formasi pengikat air. Berdasarkan pada kondisi air tanah, air tanah diklasifikasikan dalam
lima jenis antara lain air tanah dalam dataran alluvial, air tanah dalam kipas detrital, air
tanah dilluvial, air tanah di kaki gunung api dan air tanah dalam zone batuan retak
(Suyono, 1993 : 98). Air juga mengalami sirkulasi yang disebut daur hidrologi, yaitu pola
pendauran air yang umum dan terdiri susunan gerakan-gerakan air yang rumit dan
transformasi-tranformasinya (Lee, 1988 : 43).
Proses ini berawal dari air di permukaan tanah dan laut yang menguap ke udara
kemudian berubah menjadi titik-titik air yang mengumpul dan membentuk awan,
kemudian uap air ini mengalami titik jenuh, dan jatuh ke bumi sebagai hujan dan salju.
Sebagian air yang jatuh diserap tumbuhan, sebagian menguap lagi dan sebagian lainnya
meresap ke dalam tanah. Air dari mata air, sumur, sungai, dan lain-lain sepintas terlihat
bersih kecuali ada pengaruh dari luar misalnya tercemar atau setelah hari hujan dan
sebagainya, sehingga air tampak keruh.

15
2.2. Sumber Air Minum
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem
penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih
tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di
manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut :
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam
air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu
menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.
Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau
karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian
sabun.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan
ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum,
seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada
umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa
kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk,
yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya
dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone
jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer.
(Suyono,1993 :1)
Air tanah terbagi atas air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal,
terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah
dangkal ini pada kedalaman 15,0 m2 sebagai sumur air minum, air dangkal ini ditinjau
dari segi kualitas agar baik, segi kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim.
16
Air tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air
tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal karena harus digunakan bor dan
memasukkan pipa kedalamannya sehingga dalam suatu kedalaman biasanya antara
100-300 m2.
5. Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air
dalam.

2.3. Kebutuhan Air Bersih


Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam
kegiatan sehari – hari misalnya mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman dan lain
sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus
memenuhi standar kuantitas dan kualitas.
1. Ditinjau dari segi kuantitas
Air adalah salah satu diantara kebutuhan hidup yang paling penting. Air
termasuk dalam sumber alam yang dapat diperbaharui, karena secara terus menerus
dipulihkan melalui siklus hidrologi yang berlangsung menurut kodrat. Namun air
merupakan sumber alam yang lain dari pada yang lain dalam arti bahwa jumlah
keseluruhan air yang bisa didapat di seluruh dunia adalah tetap, persediaan totalnya
tidak dapat ditingkatkan atau dikurangi melalui upaya-upaya pengelolaan untuk
mengubahnya. Persediaan total dapat diatur secara lokal dengan dibuatnya
bendungan atau sarana-sarana lainnya. Disepakati bahwa volume total air di bumi
adalah sekitar 1,4 milyar Km yang 97 % adalah air laut. Sisanya 2.7 % adalah air
tawar yang terdapat didaratan dan berjumlah 37,8 juta Km berupa lapisan es
dipuncak-puncak gunung gletser (77,3%), air tanah resapan (22,4%), air danau dan
rawa-rawa (0,35%), uap air diatmosfir (0.04%), dan air sungai (0,01%) (Salim, 1986
: 193).
Kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu
disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air yang
diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi,
1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut
Sunjaya adalah:

17
a. Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
b. Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30
liter / orang perhari.
c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi
atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian
perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap harinya
untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap
banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih
tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas
akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah
tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai
dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu atau
semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air
serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.
2. Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air
Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap
kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha
pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum
berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air
minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang
akan dilakukan terhadap sumber daya air (Saiful, 2001:4).
Kualitas air tanah dipengaruhi beberapa hal antara lain iklim, litologi, waktu
dan aktivitas manusia. Seperti diuraikan berikut:
a. Iklim meliputi curah hujan dan temperatur. Perubahan temperatur berpengaruh
terhadap pelarutan gas. Semakin rendah temperatur maka gas yang tertinggal
sebagai larutan semakin banyak. Curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah
akan melarutkan unsur – unsur kimia antara lain, oksigen, karbon dioksida,
nitrogen, dan unsur lainnya.
b. Litologi yaitu jenis tanah dan batuan dimana air akan melarutkan unsur – unsur
padat dalam batuan tersebut.
c. Waktu yaitu semakin lama air tanah itu tinggal disuatu tempat akan semakin
banyak unsur yang terlarut.

18
d. Aktivitas manusia yaitu kepadatan penduduk berpengaruh negatif terhadap air
tanah apabila kegiatannya tidak memperhatikan lingkungan seperti pembuangan
sampah dan kotoran manusia (Suparmin, 2000 : 10 – 11 ).
Karakteristik air dipengaruhi oleh faktor–faktor manusia, sehingga kualitas
air sangat beragam dari satu tempat ke tempat lain. Standar – standar kualitas air
merupakan harga–harga yang ekstrim yang digunakan untuk meningkatkan tingkat–
tingkat air dimana air menjadi ofensif secara estetik, tidak sesuai secara ekonomik
maupun tidak layak secara higienik untuk penggunaan air (Lee, 1988 : 270 dan
276).

2.4. Kualitas Air Bersih


a. Secara fisik
1) Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa dapat ditimbulkan
karena adanya zat organik atau bakteri / unsur lain yang masuk ke badan air.
2) Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena bau ini dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan
akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi.
3) Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan
aktivitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu
perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi
di sekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari
yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak
langsung (Chay, 1995: 54 ).
4) Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan – bahan organik dan
anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika
kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui
buangan dan warna air tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air.
5) TDS atau jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids)
Bahan pada adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan
pengeringan pada suhu 1030 – 105o C, dalam portable water kebanyakan bahan

19
bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu
juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solids pada portable water biasanya
berkisar antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai satu pedoman kekerasan
dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan cair
jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat
sesuai derajat dari pencemaran (Sutrisno, 1991 : 33).
Zat pada selalu terdapat dalam air dan kalau terlalu banyak tidak baik untuk
air minum, banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk air minum adalah kurang
dari 500 mg/l. pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada
penyimpangan kualitas air minum dalam hal total solids ini yaitu bahwa air akan
meberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual.
b. Secara kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya
disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh
yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air
minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi
dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat
mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan
Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga
mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat
(permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari
Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium
dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit
tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat
menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil
magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam
jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.

20
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan
rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari
metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan
induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung
didalam air adalah 1,0 mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium
menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara
makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di
perairan (Chay, 1995:541)
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air
yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan
korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air
bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat
dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan
dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang
lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat
bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk
methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida
dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan
berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa
air.

21
9) Seng atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan
rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk
metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada
pertumbuhan anak.
c. Secara Biologis
1) Total Colliform
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama
sekali tidak boleh mengandung bakteri coli melebihi batas–batas yang telah
ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air (Sutrisno, 1991 : 23).

Tabel 2.1 Persyaratan kualitas air bersih


Kadar Maksimum yang
No. Paramater Satuan
Diperbolehkan
A. FISIKA
1 Bau Tidak berbau
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000
3 Kekeruhan NTU 25
4 Rasa Tidak berasa
o
5 Suhu C 27
6 Warna TCU 50
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 Arsen mg/l 0,05
2 Fluorida mg/l 1,5
3 Total Kromium mg/l 0,05
4 Kadmium mg/l 0,005
5 Nitrit mg/l 1
6 Nitrat mg/l 10
7 Sianida mg/l 0,1
8 Selenium mg/l 0,01
9 Besi mg/l 1
10 Kesadahan mg/l 500
11 Klorida mg/l 250
12 Mangan mg/l 0,5
13 pH 6,5-8,5
14 Seng mg/l 15
15 Sulfat mg/l 400
16 Timbal mg/l 0,05
b. Kimia Organik
1 Zat Organik mg/l 10
C. MIKROBIOLOGI
1 Total Koliform Jumlah/100 ml 50
Sumber : PERMENKES RI. No.32 Tahun 2017 untuk parameter fisika dan kimia dan PERMENKES No.
416/Menekes/PER/IX/1990 untuk parameter mikrobiologi

22
2.5. Metode STORET
Penentuan kriteria kualitas air didasarkan PERMENKES RI. No.32 Tahun 2017
untuk parameter fisika dan kimia dan PERMENKES No. 416/Menekes/PER/IX/1990
untuk parameter mikrobiologi. Mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
nomor 115 tahun 2003 ini, penentuan tingkat kualitas air dilakukan dengan
menggunakan Metode STORET. Prinsip metode ini adalah penentuan status kualitas air
dengan pembandingan tiap karakteristik atau parameter kualitas air yang ada dengan
baku mutu, kemudian hasil pembandingan dari masing-masing parameter tersebut diberi
nilai atau skor, sehingga skor keseluruhan parameter menjadi suatu indeks yang
menyatakan tingkat kualitas air.
Penggunaan metode STORET yang dijelaskan satu seri data yang terdiri atas
sedikitnya data dari dua titik pengamatan atau lebih yang mewakili suatu area perairan,
atau data dari minimal tiga kali pengamatan atau lebih pada titik yang sama di perairan
(Effendi, 2016).
Berdasarkan data tersebut, untuk setiap parameter kualitas air bisa ditentukan nilai
minimum, nilai maksimum dan nilai rata-ratanya. Selanjutnya nilai-nilai tersebut
dibandingkan dengan nilai baku mutu, dan diberikan skor. Bila masing-masing nilai
minimum, maksimum, dan rata-rata masih memenuhi baku mutu, maka diberi skor nol.
Jika melebihi baku mutu maka diberi skor sesuai. Memberikan skor demikian untuk tiap
parameter dari semua parameter kualitas air yang diamati. Jumlah keseluruhan skor yang
diamati menunjukkan tingkat kualitas air. Dalam penilaian tingkat kualitas air dengan
pendekatan metode STORET ini, memang tidak ditetapkan berapa parameter dan
parameter apa saja yang harus digunakan. Selama parameter kualitas air yang ada dapat
dibandingkan dengan baku mutunya (ada baku mutunya), maka dapat ditentukan indeks
tingkat kualitasnya dengan metode STORET. Kajian terhadap data kualitas air yang ada
perlu dilakukan untuk melihat apakah nilai atau kadar baku yang ditetapkan realistis atau
tidak. Hal yang dimaksud dengan realistis adalah bahwa nilai baku mutu memang dapat
dipenuhi sehubungan dengan kondisi alamiah perairan (Effendi, 2016).
Dengan metode STORET ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah
memenuhi atau melampai baku mutu air. Cara untuk menentukan status mutu air
digunakan sistem nilai dari US-EPA (Environmental Protection Agency) dengan
mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas seperti pada tabel 2.2 sesuai Surat
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003.

23
Tabel 2.2. Klasifikasi Status Mutu Air Menurut “US-EPA” (Kementerian Lingkungan Hidup,
2003)
No Kelas Kategori Skor Keterangan
1 Kelas A Baik Sekali 0 Memenuhi Baku mutu
2 Kelas B Baik -1 sampai -10 Tercemar Ringan
3 Kelas C Sedang -11 sampai -30 Tercemar Sedang
4 Kelas D Buruk >-30 Tercemar Berat

24
BAB III
METODE PENELITIAN/KEGIATAN

3.1. Lokasi, Alat dan Bahan Penelitian


1. Lokasi penelitian
Sampling dilakukan di 27 titik di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku
Tenggara, Provinsi Maluku. Analisa sampel dilakukan di laboratorium BTKL Kelas II
Ambon dan Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku.
Penelitian dilakukan di sumur masyarakat di Kecamatan Kei Kecil yang terdiri
dari 27 titik pengambilan sampel.

Gambar 3.1 Peta Plot Daerah Sampling Ibra (3 titik)

Gambar 3.2 Peta Plot Daerah Sampling Sathean (2 titik)

25
Gambar 3.3 Peta Plot Daerah Sampling Wearlirlir (3 titik)

Gambar 3.4 Peta Plot Daerah Sampling Kolser (3 titik)

Gambar 3.5 Peta Plot Daerah Sampling Ohoi Langgur (10 titik)

26
Gambar 3.6 Peta Plot Daerah Sampling Ohoi Ibra (3 titik)
2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol sampel, kawat, tali, ember,
sterofoam box, pisau, saringan anti karat, gunting, selotip besar dan alat laboratorium.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air sumur dan bahan di
laboratorium untuk analisis sampel air sumur.

3.2. Analisa Kualitas Air Bersih (Sumur)


1. Tahapan Penelitian
A. Tahap Pengambilan Sampel
Sebelum pengambilan sampel perlu dilakukan persiapan wadah, wadah yang
digunakan adalah botol yang diberi pemberat yang diikat dengan kawat.
Sebelum disterilisasi, semua botol beserta tali dan pemberat dibungkus
dengan kertas coklat dan diikat dengan benang kemudian distrerilisasi dalam
autoclave selama 30 menit dalam suhu 121oC dengan tekanan 1 atm. Sebelum
pengambilan sampel tangan dibersihkan dengan alkohol begitu pula tali yang
diikatkan dengan kedalaman lebih kurang 20 cm dari permukaan air sumur
dan biarkan sampai botol itu terisi penuh. Setelah botol penuh berisi air
kemudian ditarik perlahanlahan tanpa menyentuh dinding sumur setelah itu
air dibuang ¼ baian dari air yang ada dalam botol tersebut dan tutup kembali
botol tersebut, bungkus dengan kertas steril, ikat dengan tali pada bagian
leher botol kemudian diberi label pada botol tersebut.

27
B. Analisis Kualitas Air Bersih
Analisis kualitas air bersih dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit Kelas II Ambon. Adapun parameter uji kualitas air bersih
adalah sebagai berikut:
1. Fisika : warna, TDS, kekeruhan, rasa, bau dan suhu
2. Kimia : air raksa (Hg), besi (Fe), detergen, fluorida, kadmium,
kromium, kesadahan (CaCO3), mangan (Mn), Nitrat (NO3),
Nitrit (NO2), pH, selenium (Se), seng (Zn), Sianida (CN), Sulfat
(SO4), Timbal (Pb), Fenol, KMnO4.
3. Bakteriologi : Total coliform
C. Analisis data
Analisis data menggunakan metode STORET. Langkah-langkah penentuan
kualitas air menggunakan metode STORET sesuai dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003 sebagai berikut :
1. Melakukan pengumpulan data mutu air secara periodik sehingga membentuk
data dari waktu ke waktu (time series ).
2. Selanjutnya mencari nilai maksimum dan minimum dari data yang
didapatkan. Dari nilai maksimum dan minimum tersebut kemudian dicari
nilai rata-rata.
3. Nilai maksimum, minimum, dan rata-rata tersebut dibandingkan dengan baku
mutu dan diberi skor sesuai sistem nilai untuk menentukan status mutu air
sesuai dengan tabel 3.2.
4. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air atau hasil memiliki nilai
yang telah ditentukan, maka diberi skor 0.
5. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air, maka diberikan
nilai sesuai dengan tabel 3.2.

Tabel 3.1. Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air
Parameter
Jumlah Contoh Nilai
Fisika Kimia Biologi
Maksimum -1 -2 -3
<10 Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
Maksimum -2 -4 -6
>10 Minimum -2 -4 -6
Rata-rata -6 -12 -18

28
Tabel 3.2. Klasifikasi Status Mutu Air Menurut “US-EPA”
No Kelas Kategori Skor Keterangan
1 Kelas A Baik Sekali 0 Sesuai Baku Mutu
2 Kelas B Baik -1 sampai -10 Tercemar Ringan
3 Kelas C Sedang -11 sampai -30 Tercemar Sedang
4 Kelas D Buruk > -30 Tercemar Berat
Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003

2. Metode Analisis Sampel Laboratorium


Analisa sampel di laboratorium dilakukan dengan berbagai metode untuk setiap
parameter dan metode tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Metode Analisis Sampel di Laboratorium


Kadar Maksimum
No. Paramater Satuan Metode Analisis
yang Diperbolehkan
A. FISIKA
1 Bau Tidak berbau Organoleptik
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 Gravimetri
3 Kekeruhan NTU 25 Nephelometric
4 Rasa Tidak berasa Organoleptik
oC
5 Suhu 27 Pemuaian dengan Thermometer
6 Warna TCU 50 Perbandingan warna dengan visual
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 Arsen mg/l 0,05 Perak dietil ditiokarbamat
2 Fluorida mg/l 1,5 Alizarin
3 Total Kromium mg/l 0,05 Spektroskopi Serapan Atom
4 Kadmium mg/l 0,005 Spektroskopi Serapan Atom
5 Nitrit mg/l 1 SNI 06-6989.9-2004
6 Nitrat mg/l 10 Brusin
7 Sianida mg/l 0,1 Kolorimeter
8 Selenium mg/l 0,01 Kolorimeter
9 Besi mg/l 1 SNI 19-1127-1989
10 Kesadahan mg/l 500 SNI 06-6989.9-2004
11 Klorida mg/l 250 SNI 06-6989.9-2004
12 Mangan mg/l 0,5 Spektroskopi Serapan Atom
13 pH 6,5-8,5 SNI 06-6989.9-2004
14 Seng mg/l 15 Spektroskopi Serapan Atom
15 Sulfat mg/l 400 Turbidimetri
16 Timbal mg/l 0,05 Spektroskopi Serapan Atom
b. Kimia Organik
1 Zat Organik mg/l 10 Titrimetri
C. MIKROBIOLOGI
Jumlah/
1 Total Koliform 50 IKM/5.4.8/BLK-Promal
100 ml

29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penentuan Kelas Kualitas Air dengan Metode STORET


Penelitian air bersih terhadap sumur warga dilakukan di Kecamatan Kei Kecil,
Kabupaten Maluku Tenggara yang meliputi beberapa desa atau ohoi yaitu Ibra, Sathean,
Wearlilir, Langgur, Kolser dan Ohoijang. Adapun hasil penelitian akan dibahas
berdasakan desa atau ohoi dan dianalisis menggunakan metode STORET untuk dapat
dibahas tingkat pencemarannya.
1. Ibra
Penelitian air sumur di daerah Ohoi Ibra dilakukan dengan pengambilan
sampel pada 3 sumur berbeda dan dilakukan analisis dan hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.1.

Tabel 4.1 Analisis data kualitas air sumur di daerah Ibra


Kadar Ibra Ibra Ibra Nilai Skor
Maksimum 1 2 3
No. Paramater Satuan
yang
Diperbolehkan
A. FISIKA
Max = - 0
1 Bau Tidak berbau - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 488 0
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 488 420 254 Min = 254 0
Rate = 371 0
Max = 0,05 0
3 Kekeruhan NTU 25 0,03 0,03 0,05 Min = 0,03 0
Rate = 0,04 0
Max = payau -1
4 Rasa Tidak berasa payau Payau payau Min = payau -1
Rate = payau -3
Max = 27 0
o
5 Suhu C 27 27 27 27 Min = 27 0
Rate = 27 0
Max = 5 0
6 Warna TCU 50 5 5 5 Min = 5 0
Rate = 5 0
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Max = - 0
1 Arsen mg/l 0,05 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0 0
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0

30
Max = 0 0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = <0,01 0
5 Nitrit mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 0 0
6 Nitrat mg/l 10 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = <0,01 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 200 0
10 Kesadahan mg/l 500 161,5 200 155,2 Min = 155 0
Rate = 177,5 0
Max = 142,8 0
11 Klorida mg/l 250 123,7 120,1 142,8 Min = 120,3 0
Rate = 131,5 0
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 8,08 0
13 pH 6,5-8,5 7,2 8,08 7,0 Min = 7,0 0
Rate = 7,54 0
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 61,98 0
15 Sulfat mg/l 400 54,33 61,98 50,73 Min = 50,73 0
Rate = 56,35 0
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 3,5 0
1 Zat Organik mg/l 10 3,2 3,3 3,5 Min = 3,2 0
Rate = 3,5 0
C.
MIKROBIOLOGI
Max = 23 0
Jumlah/
1 Total Koliform 50 23 23 23 Min = 23 0
100 ml
Rate = 23 0
Total -5

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode STORET, maka kualitas air


daerah Ibra tergolong kelas B yaitu tercemar ringan dengan skor -5. Pencemaran ini

31
disebabkan oleh berubahanya rasa air sumur menjadi asin. Hal ini diakibatkan
karena letak daerah Ibra sangat berdekatan dengan laut.

2. Sathean
Penelitian air sumur di daerah Ohoi Sathean dilakukan dengan pengambilan
sampel pada 3 sumur berbeda dan dilakukan analisis dan hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.2.

Tabel 4.2 Analisis data kualitas air sumur di daerah Sathean


Kadar Sat 1 Sat 2 Nilai Skor
Maksimum
No. Paramater Satuan
yang
Diperbolehkan
A. FISIKA
Max = - 0
1 Bau Tidak berbau - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 488 0
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 488 420 Min = 420 0
Rate = 454 0
Max = 0,07 0
3 Kekeruhan NTU 25 0,03 0,07 Min = 0,03 0
Rate = 0,05 0
Max = payau -1
4 Rasa Tidak berasa payau Payau Min = payau -1
Rate = payau -3
Max = 27 0
o
5 Suhu C 27 27 27 Min = 27 0
Rate = 27 0
Max = 5 0
6 Warna TCU 50 5 5 Min = 5 0
Rate = 5 0
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Max = - 0
1 Arsen mg/l 0,05 - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0 0
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = <0,01 0
5 Nitrit mg/l 1 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 0 0
6 Nitrat mg/l 10 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0

32
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = <0,01 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 200 0
Min = 161,5 0
10 Kesadahan mg/l 500 161,5 200
Rate 0
=180,75
Max = 123,7 0
11 Klorida mg/l 250 123,7 120,1 Min = 120,1 0
Rate =121,9 0
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 8,08 0
13 pH 6,5-8,5 7,2 8,08 Min = 7,2 0
Rate = 7,64 0
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 61,98 0
Min = 54,33 0
15 Sulfat mg/l 400 54,33 61,98
Rate 0
=58,155
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 3,5 0
1 Zat Organik mg/l 10 3,2 3,5 Min = 3,2 0
Rate =3,35 0
C.
MIKROBIOLOGI
Max = 27 0
Jumlah
1 Total Koliform 50 23 23 Min = 23 0
/100 ml
Rate = 25 0
Total -5

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode STORET, maka kualitas air


daerah Sathean tergolong kelas B yaitu tercemar ringan dengan skor -5.
Pencemaran ini disebabkan oleh berubahanya rasa air sumur menjadi berasa payau.
Hal ini diakibatkan karena letak daerah sathean sangat berdekatan dengan laut. Air
sumur di daerah Sathean digunakan untuk air mandi, mencuci ikan dan mencuci
pakaian.

33
3. Wearlilir
Penelitian air sumur di daerah Ohoi Wearlilir dilakukan dengan pengambilan
sampel pada 3 sumur berbeda dan dilakukan analisis dan hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.4.

Tabel 4.3 Analisis data kualitas air sumur di daerah Wearlilir


Kadar Wear Wear Wear Nilai Skor
Maksimum 1 2 3
No. Paramater Satuan
yang
Diperbolehkan
A. FISIKA
Max = - 0
1 Bau Tidak berbau - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 1032 -1
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 421 1032 546 Min = 546 0
Rate = 789 0
Max = 2,65 0
3 Kekeruhan NTU 25 0,02 2,65 2,25 Min = 0,02 0
Rate = 1,34 0
Max = asin -1
4 Rasa Tidak berasa - Asin Payau Min = - 0
Rate = payau -3
Max = 27 0
o
5 Suhu C 27 27 27 27 Min = 27 0
Rate = 27 0
Max = 5 0
6 Warna TCU 50 5 5 5 Min = 5 0
Rate = 5 0
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Max = - 0
1 Arsen mg/l 0,05 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0 0
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = <0,01 0
5 Nitrit mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 0 0
6 Nitrat mg/l 10 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - - Min = - 0
Rate = - 0

34
Max = <0,01 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 272,2 0
10 Kesadahan mg/l 500 272,2 178,6 180,5 Min = 178,6 0
Rate = 0
Max = 841 -1
11 Klorida mg/l 250 60,6 841 250 Min = 60,6 0
Rate = 450,8 -3
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 7,3 0
13 pH 6,5-8,5 7,3 7,3 7,3 Min = 7,3 0
Rate = 7,3 0
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 73,02 0
15 Sulfat mg/l 400 15,52 73,02 47,89 Min = 50,73 0
Rate = 61,88 0
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 1,8 0
1 Zat Organik mg/l 10 0,4 1,8 1,2 Min = 0,4 0
Rate = 1,1 0
C. MIKROBIOLOGI
Max = 23 0
Jumlah/
1 Total Koliform 50 23 23 23 Min = 23 0
100 ml
Rate = 23 0

Total -9

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode STORET, maka kualitas air


daerah Wearlilir tergolong kelas B yaitu tercemar ringan dengan skor -9.
Pencemaran ini disebabkan oleh tingginya jumah zat padat yang terdapat dalam air
sumur, berubahnya rasa air sumur menjadi asin dan payau dan tingginya kadar
klorida dalam air sumur. Pencemaran ini diduga karena sumur yang digunakan
jarang dibersihkan dan kondisi wilayahnya yang berdekatan dengan air laut.
4. Kolser
Penelitian air sumur di daerah Kolser dilakukan dengan pengambilan sampel
pada 3 sumur berbeda dan dilakukan analisis dan hasilnya dapat dilihat pada tabel
4.4.

35
Tabel 4.4 Analisis data kualitas air sumur di daerah Kolser
Kadar Kols Kols Kols Nilai Skor
Maksimum 1 2 3
No. Paramater Satuan
yang
Diperbolehkan
A. FISIKA
Max = - 0
1 Bau Tidak berbau - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = -1
1685 0
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 1461 646 1520 Min = 646 -3
Rate =
1165
Max = 0
4,81 0
3 Kekeruhan NTU 25 0,04 4,81 0,06 Min = 0,04 0
Rate =
2,43
Max = asin -1
Min = -1
4 Rasa Tidak berasa Asin payau Asin payau -3
Rate =
payau
Max = 27 0
o
5 Suhu C 27 27 27 27 Min = 27 0
Rate = 27 0
Max = 5 0
6 Warna TCU 50 5 5 5 Min = 5 0
Rate = 5 0
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Max = - 0
1 Arsen mg/l 0,05 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0 0
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0
<0,01 0
Min = 0
5 Nitrit mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01
<0,01
Rate =
<0,01
Max = 0 0
6 Nitrat mg/l 10 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - - Min = - 0
Rate = - 0
36
Max = 0
<0,01 0
Min = 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01
<0,01
Rate =
<0,01
Max = 0
250,6 0
Min = 0
10 Kesadahan mg/l 500 250,6 210,4 247,8
210,4
Rate =
230,5
Max = 841 -1
Min = 200 0
11 Klorida mg/l 250 841 200 815
Rate = -3
520,5
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 7,3 0
Min = 7,0 0
13 pH 6,5-8,5 7,2 7,3 7,0
Rate = 0
7,15
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 102 0
Min = 0
15 Sulfat mg/l 400 102 93,02 100,5 93,02 0
Rate =
97,51
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 4,1 0
1 Zat Organik mg/l 10 4,1 4,0 2,5 Min = 2,5 0
Rate = 3,3 0
C. MIKROBIOLOGI
Max = 43 0
Jumlah/
1 Total Koliform 50 43 43 23 Min = 23 0
100 ml
Rate = 33 0
Total -13

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode STORET, maka kualitas air


daerah Kolser tergolong kelas C yaitu tercemar sedang dengan skor -13.
Pencemaran ini disebabkan oleh tingginya jumah zat padat dalam air sumur,
berubahnya rasa air sumur menjadi asin dan payau dan tingginya kadar klorida
dalam air sumur. Pencemaran ini diduga karena sumur yang digunakan jarang
dibersihkan dan kondisi wilayahnya yang berdekatan dengan air laut.

37
5. Langgur
Penelitian air sumur di daerah Langgur dilakukan dengan pengambilan sampel
pada 3 sumur berbeda dan dilakukan analisis dan hasilnya dapat dilihat pada tabel
4.5.
Tabel 4.5 Analisis data kualitas air sumur di daerah Langgur
Kadar Lang Lang Lang Lang Lang Lang
Maksimum 1 2 3 4 5 6
No. Paramater Satuan
yang
Diperbolehkan
A. FISIKA
1 Bau Tidak berbau - - - - - -
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 355 235 985 1179 142 95
3 Kekeruhan NTU 25 0,2 0,2 0,06 0,05 1,53 2,19
4 Rasa Tidak berasa - - Asin Asin Asin -
o
5 Suhu C 27 27 27 27 27 27 27
6 Warna TCU 50 5 5 5 5 5 5
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 Arsen mg/l 0,05 - - - - - -
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
5 Nitrit mg/l 1 0,02 0,02 0,01 0,01 0,03 0,01
6 Nitrat mg/l 10 0,02 0,02 0,01 0,0 0,02 0,0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - - - -
8 Selenium mg/l 0,01 - - - - - -
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01
10 Kesadahan mg/l 500 99,4 204,7 232,6 215,5 220,7 209,3
11 Klorida mg/l 250 7,11 2,97 815 763 256 356
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
13 pH 6,5-8,5 7,1 7,2 7,2 7,1 7,1 7,2
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
15 Sulfat mg/l 400 27,75 20,25 77,97 83,38 30,56 28,98
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
b. Kimia Organik
1 Zat Organik mg/l 10 0,6 0,2 2,8 2,8 0,6 2,5
C. MIKROBIOLOGI
Jumlah/
1 Total Koliform 50 23 23 43 43 43 23
100 ml

Kadar Maks yg Lang Lang Lang Lang Nilai Skor


No. Paramater Satuan 7 8 9 10
Diperbolehkan
A. FISIKA
Max = - 0
1 Bau Tidak berbau - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = -2
1179 0
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 239 607 157 209 Min = 95 0
Rate =
637
3 Kekeruhan NTU 25 1,82 1,97 1,18 0,7 Max = 0

38
2,19 0
Min = 0
0,06
Rate =
1,13
Max = -2
asin 0
4 Rasa Tidak berasa Asin - - - Min = - -6
Rate =
payau
Max = 0
27 0
o
5 Suhu C 27 27 27 27 27 Min = 27 0
Rate =
27
Max = 5 0
6 Warna TCU 50 5 5 5 5 Min = 5 0
Rate = 5 0
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Max = - 0
1 Arsen mg/l 0,05 - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0 0
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0
0,03 0
Min = 0
5 Nitrit mg/l 1 0,01 0,01 0,01 0,02
0,01
Rate =
0,02
Max = 0
1,0 0
Min = 0
6 Nitrat mg/l 10 0,02 1,0 0,0 0,02
0,0
Rate =
0,01
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0
<0,01 0
Min = 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01
<0,01
Rate =
<0,01
Max = 0
232,6 0
10 Kesadahan mg/l 500 215,6 224,4 200,8 196,9
Min = 0
99,4
39
Rate =
166
Max = -4
815 0
Min = -12
11 Klorida mg/l 250 520 189 83,6 274
2,97
Rate =
409
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0
7,2 0
Min = 0
13 pH 6,5-8,5 7,2 7,2 7,1 7,1
7,1
Rate =
7,15
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0
83,38 0
Min = 0
15 Sulfat mg/l 400 40,76 53,02 29,52 60,78
20,25
Rate =
51,82
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 0
2,8 0
Min = 0
1 Zat Organik mg/l 10 2,6 0,3 0,2 0,2
0,2
Rate =
1,5
C. MIKROBIOLOGI
Max = 0
43 0
Jumlah/
1 Total Koliform 50 43 43 23 23 Min = 23 0
100 ml
Rate =
33
Total -26

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode STORET, maka kualitas air


daerah Langgur tergolong kelas C yaitu tercemar sedang dengan skor -26.
Pencemaran ini disebabkan oleh tingginya jumah zat padat yang terdapat dalam air
sumur, berubahnya rasa air sumur menjadi asin dan tingginya kadar klorida dalam
air sumur. Pencemaran ini diduga karena sumur yang digunakan jarang dibersihkan
dan kondisi wilayahnya yang berdekatan dengan air laut. Selain itu, sumur yang
tercemar diduga tercemar karena penggunaan kaporit dalam membersihkan sumur
sehingga kadar kloridanya meningkat walau jarak dari laut ke daratan cukup jauh.

40
5. Ohoijang
Penelitian air sumur di daerah Langgur dilakukan dengan pengambilan sampel
pada 3 sumur berbeda dan dilakukan analisis dan hasilnya dapat dilihat pada tabel
4.6.
Tabel 4.6 Analisis data kualitas air sumur di daerah Ohoijang
Kadar Ohoij Ohoij Ohoij Ohoij Ohoij Nilai Skor
Maksimu 1 2 3 4 5
No. Paramater Satuan m yang
Diperbole
hkan
A. FISIKA
Max = - 0
Tidak
1 Bau - - - - - Min = - 0
berbau
Rate = - 0
Max = 1801 -1
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 1610 1605 1715 1707 1801 Min = 1605 -1
Rate = 1703 -3
Max = 0,07 0
3 Kekeruhan NTU 25 0,06 0,03 0,07 0,01 0,04 Min = 0,01 0
Rate = 0,04 0
Max = payau -1
Tidak
4 Rasa Payau Payau payau Payau payau Min = payau -1
berasa
Rate = payau -3
Max = 27 0
oC
5 Suhu 27 27 27 27 27 27 Min = 27 0
Rate = 27 0
Max = 5 0
6 Warna TCU 50 5 5 5 5 5 Min = 5 0
Rate = 5 0
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Max = - 0
1 Arsen mg/l 0,05 - - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0 0
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = <0,01 0
5 Nitrit mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 0 0
6 Nitrat mg/l 10 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = <0,01 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 409 0
10 Kesadahan mg/l 500 409 200 307
220 310 Min = 200 0

41
Rate =304,5 0
Max = 866 -1
11 Klorida mg/l 250 866 710 809 660 525 Min = 525 -1
Rate =695,5 -3
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 8,08 0
13 pH 6,5-8,5 7,3 8,08 7,0 8,10 7,19 Min = 7,0 0
Rate = 7,1 0
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 109,2 0
15 Sulfat mg/l 400 104,9 90,2 90,73 Min = 80,9 0
80,9 109,2
Rate =95,05 0
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 4,2 0
1 Zat Organik mg/l 10 2,8 3,3 3,5 4,2 2,9 Min = 2,8 0
Rate = 3,5 0
C. MIKROBIOLOGI
Max = 23 0
Jumlah/
1 Total Koliform 50 23 23 23 23 23 Min = 23 0
100 ml
Rate = 23 0
Total
-15

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode STORET, maka kualitas air


daerah Ohoijang tergolong kelas C yaitu tercemar sedang dengan skor -15.
Pencemaran ini disebabkan oleh tingginya jumah zat padat yang terdapat dalam air
sumur, berubahnya rasa air sumur menjadi asin dan tingginya kadar klorida dalam
air sumur. Pencemaran ini diduga karena sumur yang digunakan jarang dibersihkan
dan kondisi wilayahnya yang berdekatan dengan air laut. Selain itu, sumur yang
tercemar diduga tercemar karena penggunaan kaporit dalam membersihkan sumur
sehingga kadar kloridanya meningkat walau jarak dari laut ke daratan cukup jauh.
4.2. Rekapitulasi Data Kelas Kualitas Air di Kecamatan Kei Kecil
Hasil penelitian kualitas air dan analisa dengan metode STORET sudah digunakan
untuk menentukan kelas kualitas air di tiap desa atau ohoi di Kecamatan Kei Kecil. Hasil
yang diperoleh akan direkapitulasi dalam tabel 4.7 untuk menjelaskan lebih rinci kelas
kualitas air di beberapa daerah di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara.

42
Tabel 4.7 Rekapitulasi data analisis kualitas air sumur dengan metode STORET
NO. DAERAH SKOR KELAS KATEGORI KETERANGAN
1 Ibra -5 B BAIK Tercemar ringan
2 Sathean -5 B BAIK Tercemar ringan
3 Wearlilir -9 B BAIK Tercemar ringan
4 Kolser -13 C SEDANG Tercemar sedang
5 Langgur -26 C SEDANG Tercemar sedang
6 Ohoijang -15 C SEDANG Tercemar sedang

Rekapitulasi data analisis kualitas air sumur dengan metode STORET di Kecamatan
Kei Kecil menunjukan bahwa air sumur di daerah Ibra, Sathean dan Wearlilir masih
dikategorikan baik atau tercemar ringan, sedangkan air sumur di daerah Kolser, Langgur dan
Ohoijang masuk dala kategori sedang dengan sifat pencemaran adalah tercemar sedang.

43
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Hasil analisa kualitas air bersih terhadap air sumur di Kecamatan Kei Kecil
Kabupaten Maluku Tenggara dengan metode STORET menghasilkan skor -5 untuk
daerah Ibra, -5 untuk daerah Sathean, -9 untuk daerah Wearlilir, -13 untuk daerah
Kolser, -26 untuk daerah Langgur dan -15 untuk daerah Ohoijang. Berdasarkan skor
maka kategori air sumur di Ibra, Sathean dan Wearlilir adalah baik atau tecemar ringan,
sedangkan kategori air sumur di Kolser, Langgur dan Ohoijang adalah sedang atau
tercemar sedang.

5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah agar dilakukan penelitian juga di Kecamatan lain
di Kabupaten Maluku Tenggara untuk mengetahui kondisi air sumur agar dapat menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan di Kabupaten Maluku |Tenggara secara
keseluruhan.

44
DAFTAR PUSTAKA

Alaerts G, Sri Simestri Santika, Metoda Penelitian air. Surabaya. Penerbit Usaha Nasional

Arikunto Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta

Chow, V.T, D.R Maidment, L.W Mays. 1988. Applied Hidrology. Amerika Serikat.
Forth D. Hendry, 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press.

Karsidi, 1999. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pendapatan dengan Penggunaan Air
Sungai oleh Penduduk di Sekitar Sungai Kali Jajar Demak. Semarang : Skripsi.

Lee, Richard, 1986. Hidrologi Hutan. Gadjah Mada University Press.

Linsley, Ray, K. & Franzini, JB., 1989. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta : Erlangga.

Martopo, Sugeng. 1984. Ketersediaan Dan Kebutuhan Air di Indonesia Menjelang Th.2000.
Dalam seminar Hidrologi Geologi Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM

Moleong J lexy, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Penerbit PT Remaja Rosdakarya

Nurdijanto, 2000. Kimia Lingkungan. Pati. Yayasan peduli Lingkungan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 Syarat-syarat Pengawasan Kualitas Air. Jakarta.

Purwodarminto, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Balai Pustaka.

Razif, Mochamad. 1987. Pengolahan Air Minum. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.

Scalon, J, Cassar, A, Nemes, N. 2004. Water as Human Right ?, IUCN Environmental


Policy and Law Paper No.51. USA.
Seyhan Ersin, 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Gadjah mada University Press.

Shiklomanov, I.A. 1998. A Summary of The Monograph World Water Resources, Rusia.
Sitepoe, Mangku.1997. Air Untuk Kehidupan, Pencemaran Air Dan Usaha Pencegahannya.
Jakarta. PT Grasindo.
Suparmin, 2000. Studi Air Tanah Bebas Untuk Air Minum Penduduk diKelurahan Plarangan
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen. Skripsi, FIS.

Surawira, Unus. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang Sehat. Bandung.

Surbakti, BM. 1987. Air Minum Sehat. Surakarta : CV Mutiara solo.

Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi Offset.
Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta :Rineka Cipta.

Suyono, 1993. Pengelolaan Sumber Daya Air. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta

45
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi pengambilan sampel

46
47
Lampiran 2. Dokumentasi penyerahan sampel di Laboratorium BTKL kelas II Ambon dan
Laboratorium Kesehatan Provinsi Maluku

48

Anda mungkin juga menyukai