OLEH:
Bruri B. Tumiwa, SP., M.Si (Ketua)
Hendro Hitijahubessy, S.Si., M.Si (Anggota)
Yuliet D.M. Putnarubun, S.Pi., M.Si (Anggota)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
penulisan laporan penelitian Analisa Kualitas Air Sumur Di Kecamatan Kei Kecil
Kabupaten Maluku Tenggara. Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan
informasi tentang kualitas air sumur di kecamatan Kei Kecil dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat untuk menjaga lingkungan di Kabupaten Maluku Tenggara.
Kegiatan penelitian mengenai air bersih dari sumur warga di Kecamatan Kei Kecil
sudah dilakukan selama 2 bulan dan berlangsung dengan baik dan hasilnya penelitian dapat
diolah dengan metode yang tepat sehingga dapat memberikan informasi yang jelas mengenai
kualitas air sumur di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara.
Kami mengucapkan terima kasih atas pihak-pihak yang telah membantu mendanai
dan berpartisipasi dalam penelitian yang telah dilakukan.
Penulis
Bruri B. Tumiwa
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .........................................................................................................iii
DAFTA GAMBAR........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2. Tujuan .........................................................................................................1
1.3. Manfaat ......................................................................................................1
1.4. Rumusan Masalah ......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................3
2.1. Air dan Peranannya .....................................................................................3
2.2. Kualitas Air Bersih .....................................................................................7
2.3. Metode STORET ........................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................................13
3.1. Lokasi, Alat dan Bahan Penelitian ..............................................................13
3.2. Analisa Kualitas Air Bersih ........................................................................15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................19
4.1. Penentuan Kelas Kualitas Air dengan Metode STORET ...........................19
4.2. Rekapitulasi Data Kelas Kualitas Air di Kecamatan Kei Kecil ..................31
BAB V PENUTUP.........................................................................................................33
5.1. Kesimpulan .................................................................................................33
5.2. Saran ...........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................34
LAMPIRAN .................................................................................................................36
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Persyaratan Kualitas air bersih .......................................................................10
Tabel 2.2 Klasifikasi Status Mutu Air Menurut “US-EPA” ...........................................11
Tabel 3.1 Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air .........................16
Tabel 3.2 Klasifikasi Status Mutu Air Menurut “US-EPA” ...........................................17
Tabel 3.3 Metode Analisis Sampel di Laboratorium ......................................................17
Tabel 4.1 Analisis data kualitas air sumur di daerah Ibra ...............................................19
Tabel 4.2 Analisis data kualitas air sumur di daerah Sathean.........................................21
Tabel 4.3 Analisis data kualitas air sumur di daerah Wearlilir.......................................23
Tabel 4.4 Analisis data kualitas air sumur di daerah Kolser ..........................................25
Tabel 4.5 Analisis data kualitas air sumur di daerah Langgur .......................................27
Tabel 4.6 Analisis data kualitas air sumur di daerah Ohoijang ......................................29
Tabel 4.7 Rekapitulasi data analisis kualitas air sumur dengan metode STORET ........31
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Peta Plot Daerah Sampling Ibra ..................................................................13
Gambar 3.2 Peta Plot Daerah Sampling Sathean ............................................................13
Gambar 3.3 Peta Plot Daerah Sampling Wearlilir ..........................................................14
Gambar 3.4 Peta Plot Daerah Sampling Kolser ..............................................................14
Gambar 3.5 Peta Plot Daerah Sampling Langgur ...........................................................14
Gambar 3.6 Peta Plot Daerah Sampling Ohoijang..........................................................15
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk menganalisis kualitas air sumur
sebagai air bersih di Kecamatan Kei Kecil dengan menggunakan metode STORET.
13
1.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan proposal ini adalah untuk mengetahui kualitas air bersih
lingkungan masyarakat di Kecamatan Kei Kecil.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
15
2.2. Sumber Air Minum
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem
penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih
tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di
manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut :
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam
air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu
menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.
Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau
karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian
sabun.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh
lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan
ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum,
seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada
umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa
kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk,
yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya
dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone
jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer.
(Suyono,1993 :1)
Air tanah terbagi atas air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal,
terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Air tanah
dangkal ini pada kedalaman 15,0 m2 sebagai sumur air minum, air dangkal ini ditinjau
dari segi kualitas agar baik, segi kuantitas kurang cukup dan tergantung pada musim.
16
Air tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air
tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal karena harus digunakan bor dan
memasukkan pipa kedalamannya sehingga dalam suatu kedalaman biasanya antara
100-300 m2.
5. Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air
dalam.
17
a. Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
b. Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30
liter / orang perhari.
c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi
atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian
perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap harinya
untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian air tiap harinya tidak tetap
banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih
tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas
akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah
tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai
dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu atau
semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air
serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.
2. Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air
Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap
kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha
pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum
berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air
minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang
akan dilakukan terhadap sumber daya air (Saiful, 2001:4).
Kualitas air tanah dipengaruhi beberapa hal antara lain iklim, litologi, waktu
dan aktivitas manusia. Seperti diuraikan berikut:
a. Iklim meliputi curah hujan dan temperatur. Perubahan temperatur berpengaruh
terhadap pelarutan gas. Semakin rendah temperatur maka gas yang tertinggal
sebagai larutan semakin banyak. Curah hujan yang jatuh ke permukaan tanah
akan melarutkan unsur – unsur kimia antara lain, oksigen, karbon dioksida,
nitrogen, dan unsur lainnya.
b. Litologi yaitu jenis tanah dan batuan dimana air akan melarutkan unsur – unsur
padat dalam batuan tersebut.
c. Waktu yaitu semakin lama air tanah itu tinggal disuatu tempat akan semakin
banyak unsur yang terlarut.
18
d. Aktivitas manusia yaitu kepadatan penduduk berpengaruh negatif terhadap air
tanah apabila kegiatannya tidak memperhatikan lingkungan seperti pembuangan
sampah dan kotoran manusia (Suparmin, 2000 : 10 – 11 ).
Karakteristik air dipengaruhi oleh faktor–faktor manusia, sehingga kualitas
air sangat beragam dari satu tempat ke tempat lain. Standar – standar kualitas air
merupakan harga–harga yang ekstrim yang digunakan untuk meningkatkan tingkat–
tingkat air dimana air menjadi ofensif secara estetik, tidak sesuai secara ekonomik
maupun tidak layak secara higienik untuk penggunaan air (Lee, 1988 : 270 dan
276).
19
bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu
juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solids pada portable water biasanya
berkisar antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai satu pedoman kekerasan
dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu pada semua bahan cair
jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat
sesuai derajat dari pencemaran (Sutrisno, 1991 : 33).
Zat pada selalu terdapat dalam air dan kalau terlalu banyak tidak baik untuk
air minum, banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk air minum adalah kurang
dari 500 mg/l. pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada
penyimpangan kualitas air minum dalam hal total solids ini yaitu bahwa air akan
meberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual.
b. Secara kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya
disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh
yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air
minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi
dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat
mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan
Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga
mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat
(permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari
Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium
dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit
tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat
menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil
magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam
jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
20
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan
rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari
metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan
induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung
didalam air adalah 1,0 mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium
menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara
makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di
perairan (Chay, 1995:541)
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air
yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan
korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air
bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat
dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan
dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang
lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat
bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah membentuk
methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida
dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan
berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa
air.
21
9) Seng atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan
rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk
metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada
pertumbuhan anak.
c. Secara Biologis
1) Total Colliform
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama
sekali tidak boleh mengandung bakteri coli melebihi batas–batas yang telah
ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air (Sutrisno, 1991 : 23).
22
2.5. Metode STORET
Penentuan kriteria kualitas air didasarkan PERMENKES RI. No.32 Tahun 2017
untuk parameter fisika dan kimia dan PERMENKES No. 416/Menekes/PER/IX/1990
untuk parameter mikrobiologi. Mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
nomor 115 tahun 2003 ini, penentuan tingkat kualitas air dilakukan dengan
menggunakan Metode STORET. Prinsip metode ini adalah penentuan status kualitas air
dengan pembandingan tiap karakteristik atau parameter kualitas air yang ada dengan
baku mutu, kemudian hasil pembandingan dari masing-masing parameter tersebut diberi
nilai atau skor, sehingga skor keseluruhan parameter menjadi suatu indeks yang
menyatakan tingkat kualitas air.
Penggunaan metode STORET yang dijelaskan satu seri data yang terdiri atas
sedikitnya data dari dua titik pengamatan atau lebih yang mewakili suatu area perairan,
atau data dari minimal tiga kali pengamatan atau lebih pada titik yang sama di perairan
(Effendi, 2016).
Berdasarkan data tersebut, untuk setiap parameter kualitas air bisa ditentukan nilai
minimum, nilai maksimum dan nilai rata-ratanya. Selanjutnya nilai-nilai tersebut
dibandingkan dengan nilai baku mutu, dan diberikan skor. Bila masing-masing nilai
minimum, maksimum, dan rata-rata masih memenuhi baku mutu, maka diberi skor nol.
Jika melebihi baku mutu maka diberi skor sesuai. Memberikan skor demikian untuk tiap
parameter dari semua parameter kualitas air yang diamati. Jumlah keseluruhan skor yang
diamati menunjukkan tingkat kualitas air. Dalam penilaian tingkat kualitas air dengan
pendekatan metode STORET ini, memang tidak ditetapkan berapa parameter dan
parameter apa saja yang harus digunakan. Selama parameter kualitas air yang ada dapat
dibandingkan dengan baku mutunya (ada baku mutunya), maka dapat ditentukan indeks
tingkat kualitasnya dengan metode STORET. Kajian terhadap data kualitas air yang ada
perlu dilakukan untuk melihat apakah nilai atau kadar baku yang ditetapkan realistis atau
tidak. Hal yang dimaksud dengan realistis adalah bahwa nilai baku mutu memang dapat
dipenuhi sehubungan dengan kondisi alamiah perairan (Effendi, 2016).
Dengan metode STORET ini dapat diketahui parameter-parameter yang telah
memenuhi atau melampai baku mutu air. Cara untuk menentukan status mutu air
digunakan sistem nilai dari US-EPA (Environmental Protection Agency) dengan
mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas seperti pada tabel 2.2 sesuai Surat
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003.
23
Tabel 2.2. Klasifikasi Status Mutu Air Menurut “US-EPA” (Kementerian Lingkungan Hidup,
2003)
No Kelas Kategori Skor Keterangan
1 Kelas A Baik Sekali 0 Memenuhi Baku mutu
2 Kelas B Baik -1 sampai -10 Tercemar Ringan
3 Kelas C Sedang -11 sampai -30 Tercemar Sedang
4 Kelas D Buruk >-30 Tercemar Berat
24
BAB III
METODE PENELITIAN/KEGIATAN
25
Gambar 3.3 Peta Plot Daerah Sampling Wearlirlir (3 titik)
Gambar 3.5 Peta Plot Daerah Sampling Ohoi Langgur (10 titik)
26
Gambar 3.6 Peta Plot Daerah Sampling Ohoi Ibra (3 titik)
2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol sampel, kawat, tali, ember,
sterofoam box, pisau, saringan anti karat, gunting, selotip besar dan alat laboratorium.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air sumur dan bahan di
laboratorium untuk analisis sampel air sumur.
27
B. Analisis Kualitas Air Bersih
Analisis kualitas air bersih dilakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit Kelas II Ambon. Adapun parameter uji kualitas air bersih
adalah sebagai berikut:
1. Fisika : warna, TDS, kekeruhan, rasa, bau dan suhu
2. Kimia : air raksa (Hg), besi (Fe), detergen, fluorida, kadmium,
kromium, kesadahan (CaCO3), mangan (Mn), Nitrat (NO3),
Nitrit (NO2), pH, selenium (Se), seng (Zn), Sianida (CN), Sulfat
(SO4), Timbal (Pb), Fenol, KMnO4.
3. Bakteriologi : Total coliform
C. Analisis data
Analisis data menggunakan metode STORET. Langkah-langkah penentuan
kualitas air menggunakan metode STORET sesuai dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003 sebagai berikut :
1. Melakukan pengumpulan data mutu air secara periodik sehingga membentuk
data dari waktu ke waktu (time series ).
2. Selanjutnya mencari nilai maksimum dan minimum dari data yang
didapatkan. Dari nilai maksimum dan minimum tersebut kemudian dicari
nilai rata-rata.
3. Nilai maksimum, minimum, dan rata-rata tersebut dibandingkan dengan baku
mutu dan diberi skor sesuai sistem nilai untuk menentukan status mutu air
sesuai dengan tabel 3.2.
4. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air atau hasil memiliki nilai
yang telah ditentukan, maka diberi skor 0.
5. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air, maka diberikan
nilai sesuai dengan tabel 3.2.
Tabel 3.1. Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air
Parameter
Jumlah Contoh Nilai
Fisika Kimia Biologi
Maksimum -1 -2 -3
<10 Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
Maksimum -2 -4 -6
>10 Minimum -2 -4 -6
Rata-rata -6 -12 -18
28
Tabel 3.2. Klasifikasi Status Mutu Air Menurut “US-EPA”
No Kelas Kategori Skor Keterangan
1 Kelas A Baik Sekali 0 Sesuai Baku Mutu
2 Kelas B Baik -1 sampai -10 Tercemar Ringan
3 Kelas C Sedang -11 sampai -30 Tercemar Sedang
4 Kelas D Buruk > -30 Tercemar Berat
Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
30
Max = 0 0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = <0,01 0
5 Nitrit mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 0 0
6 Nitrat mg/l 10 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = <0,01 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 200 0
10 Kesadahan mg/l 500 161,5 200 155,2 Min = 155 0
Rate = 177,5 0
Max = 142,8 0
11 Klorida mg/l 250 123,7 120,1 142,8 Min = 120,3 0
Rate = 131,5 0
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 8,08 0
13 pH 6,5-8,5 7,2 8,08 7,0 Min = 7,0 0
Rate = 7,54 0
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 61,98 0
15 Sulfat mg/l 400 54,33 61,98 50,73 Min = 50,73 0
Rate = 56,35 0
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 3,5 0
1 Zat Organik mg/l 10 3,2 3,3 3,5 Min = 3,2 0
Rate = 3,5 0
C.
MIKROBIOLOGI
Max = 23 0
Jumlah/
1 Total Koliform 50 23 23 23 Min = 23 0
100 ml
Rate = 23 0
Total -5
31
disebabkan oleh berubahanya rasa air sumur menjadi asin. Hal ini diakibatkan
karena letak daerah Ibra sangat berdekatan dengan laut.
2. Sathean
Penelitian air sumur di daerah Ohoi Sathean dilakukan dengan pengambilan
sampel pada 3 sumur berbeda dan dilakukan analisis dan hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.2.
32
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = <0,01 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 200 0
Min = 161,5 0
10 Kesadahan mg/l 500 161,5 200
Rate 0
=180,75
Max = 123,7 0
11 Klorida mg/l 250 123,7 120,1 Min = 120,1 0
Rate =121,9 0
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 8,08 0
13 pH 6,5-8,5 7,2 8,08 Min = 7,2 0
Rate = 7,64 0
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 61,98 0
Min = 54,33 0
15 Sulfat mg/l 400 54,33 61,98
Rate 0
=58,155
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 3,5 0
1 Zat Organik mg/l 10 3,2 3,5 Min = 3,2 0
Rate =3,35 0
C.
MIKROBIOLOGI
Max = 27 0
Jumlah
1 Total Koliform 50 23 23 Min = 23 0
/100 ml
Rate = 25 0
Total -5
33
3. Wearlilir
Penelitian air sumur di daerah Ohoi Wearlilir dilakukan dengan pengambilan
sampel pada 3 sumur berbeda dan dilakukan analisis dan hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.4.
34
Max = <0,01 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 272,2 0
10 Kesadahan mg/l 500 272,2 178,6 180,5 Min = 178,6 0
Rate = 0
Max = 841 -1
11 Klorida mg/l 250 60,6 841 250 Min = 60,6 0
Rate = 450,8 -3
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 7,3 0
13 pH 6,5-8,5 7,3 7,3 7,3 Min = 7,3 0
Rate = 7,3 0
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 73,02 0
15 Sulfat mg/l 400 15,52 73,02 47,89 Min = 50,73 0
Rate = 61,88 0
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 1,8 0
1 Zat Organik mg/l 10 0,4 1,8 1,2 Min = 0,4 0
Rate = 1,1 0
C. MIKROBIOLOGI
Max = 23 0
Jumlah/
1 Total Koliform 50 23 23 23 Min = 23 0
100 ml
Rate = 23 0
Total -9
35
Tabel 4.4 Analisis data kualitas air sumur di daerah Kolser
Kadar Kols Kols Kols Nilai Skor
Maksimum 1 2 3
No. Paramater Satuan
yang
Diperbolehkan
A. FISIKA
Max = - 0
1 Bau Tidak berbau - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = -1
1685 0
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 1461 646 1520 Min = 646 -3
Rate =
1165
Max = 0
4,81 0
3 Kekeruhan NTU 25 0,04 4,81 0,06 Min = 0,04 0
Rate =
2,43
Max = asin -1
Min = -1
4 Rasa Tidak berasa Asin payau Asin payau -3
Rate =
payau
Max = 27 0
o
5 Suhu C 27 27 27 27 Min = 27 0
Rate = 27 0
Max = 5 0
6 Warna TCU 50 5 5 5 Min = 5 0
Rate = 5 0
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Max = - 0
1 Arsen mg/l 0,05 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0 0
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0
<0,01 0
Min = 0
5 Nitrit mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01
<0,01
Rate =
<0,01
Max = 0 0
6 Nitrat mg/l 10 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - - Min = - 0
Rate = - 0
36
Max = 0
<0,01 0
Min = 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01
<0,01
Rate =
<0,01
Max = 0
250,6 0
Min = 0
10 Kesadahan mg/l 500 250,6 210,4 247,8
210,4
Rate =
230,5
Max = 841 -1
Min = 200 0
11 Klorida mg/l 250 841 200 815
Rate = -3
520,5
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 7,3 0
Min = 7,0 0
13 pH 6,5-8,5 7,2 7,3 7,0
Rate = 0
7,15
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 102 0
Min = 0
15 Sulfat mg/l 400 102 93,02 100,5 93,02 0
Rate =
97,51
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 4,1 0
1 Zat Organik mg/l 10 4,1 4,0 2,5 Min = 2,5 0
Rate = 3,3 0
C. MIKROBIOLOGI
Max = 43 0
Jumlah/
1 Total Koliform 50 43 43 23 Min = 23 0
100 ml
Rate = 33 0
Total -13
37
5. Langgur
Penelitian air sumur di daerah Langgur dilakukan dengan pengambilan sampel
pada 3 sumur berbeda dan dilakukan analisis dan hasilnya dapat dilihat pada tabel
4.5.
Tabel 4.5 Analisis data kualitas air sumur di daerah Langgur
Kadar Lang Lang Lang Lang Lang Lang
Maksimum 1 2 3 4 5 6
No. Paramater Satuan
yang
Diperbolehkan
A. FISIKA
1 Bau Tidak berbau - - - - - -
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 355 235 985 1179 142 95
3 Kekeruhan NTU 25 0,2 0,2 0,06 0,05 1,53 2,19
4 Rasa Tidak berasa - - Asin Asin Asin -
o
5 Suhu C 27 27 27 27 27 27 27
6 Warna TCU 50 5 5 5 5 5 5
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 Arsen mg/l 0,05 - - - - - -
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
5 Nitrit mg/l 1 0,02 0,02 0,01 0,01 0,03 0,01
6 Nitrat mg/l 10 0,02 0,02 0,01 0,0 0,02 0,0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - - - -
8 Selenium mg/l 0,01 - - - - - -
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01
10 Kesadahan mg/l 500 99,4 204,7 232,6 215,5 220,7 209,3
11 Klorida mg/l 250 7,11 2,97 815 763 256 356
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
13 pH 6,5-8,5 7,1 7,2 7,2 7,1 7,1 7,2
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
15 Sulfat mg/l 400 27,75 20,25 77,97 83,38 30,56 28,98
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
b. Kimia Organik
1 Zat Organik mg/l 10 0,6 0,2 2,8 2,8 0,6 2,5
C. MIKROBIOLOGI
Jumlah/
1 Total Koliform 50 23 23 43 43 43 23
100 ml
38
2,19 0
Min = 0
0,06
Rate =
1,13
Max = -2
asin 0
4 Rasa Tidak berasa Asin - - - Min = - -6
Rate =
payau
Max = 0
27 0
o
5 Suhu C 27 27 27 27 27 Min = 27 0
Rate =
27
Max = 5 0
6 Warna TCU 50 5 5 5 5 Min = 5 0
Rate = 5 0
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Max = - 0
1 Arsen mg/l 0,05 - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0 0
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0
0,03 0
Min = 0
5 Nitrit mg/l 1 0,01 0,01 0,01 0,02
0,01
Rate =
0,02
Max = 0
1,0 0
Min = 0
6 Nitrat mg/l 10 0,02 1,0 0,0 0,02
0,0
Rate =
0,01
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0
<0,01 0
Min = 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01
<0,01
Rate =
<0,01
Max = 0
232,6 0
10 Kesadahan mg/l 500 215,6 224,4 200,8 196,9
Min = 0
99,4
39
Rate =
166
Max = -4
815 0
Min = -12
11 Klorida mg/l 250 520 189 83,6 274
2,97
Rate =
409
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0
7,2 0
Min = 0
13 pH 6,5-8,5 7,2 7,2 7,1 7,1
7,1
Rate =
7,15
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0
83,38 0
Min = 0
15 Sulfat mg/l 400 40,76 53,02 29,52 60,78
20,25
Rate =
51,82
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 0
2,8 0
Min = 0
1 Zat Organik mg/l 10 2,6 0,3 0,2 0,2
0,2
Rate =
1,5
C. MIKROBIOLOGI
Max = 0
43 0
Jumlah/
1 Total Koliform 50 43 43 23 23 Min = 23 0
100 ml
Rate =
33
Total -26
40
5. Ohoijang
Penelitian air sumur di daerah Langgur dilakukan dengan pengambilan sampel
pada 3 sumur berbeda dan dilakukan analisis dan hasilnya dapat dilihat pada tabel
4.6.
Tabel 4.6 Analisis data kualitas air sumur di daerah Ohoijang
Kadar Ohoij Ohoij Ohoij Ohoij Ohoij Nilai Skor
Maksimu 1 2 3 4 5
No. Paramater Satuan m yang
Diperbole
hkan
A. FISIKA
Max = - 0
Tidak
1 Bau - - - - - Min = - 0
berbau
Rate = - 0
Max = 1801 -1
2 Jumlah Zat Padat mg/l 1000 1610 1605 1715 1707 1801 Min = 1605 -1
Rate = 1703 -3
Max = 0,07 0
3 Kekeruhan NTU 25 0,06 0,03 0,07 0,01 0,04 Min = 0,01 0
Rate = 0,04 0
Max = payau -1
Tidak
4 Rasa Payau Payau payau Payau payau Min = payau -1
berasa
Rate = payau -3
Max = 27 0
oC
5 Suhu 27 27 27 27 27 27 Min = 27 0
Rate = 27 0
Max = 5 0
6 Warna TCU 50 5 5 5 5 5 Min = 5 0
Rate = 5 0
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
Max = - 0
1 Arsen mg/l 0,05 - - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = 0 0
2 Fluorida mg/l 1,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
3 Total Kromium mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 0 0
4 Kadmium mg/l 0,005 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = <0,01 0
5 Nitrit mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 0 0
6 Nitrat mg/l 10 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = - 0
7 Sianida mg/l 0,1 - - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = - 0
8 Selenium mg/l 0,01 - - - - - Min = - 0
Rate = - 0
Max = <0,01 0
9 Besi mg/l 1 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 <0,01 Min = <0,01 0
Rate = <0,01 0
Max = 409 0
10 Kesadahan mg/l 500 409 200 307
220 310 Min = 200 0
41
Rate =304,5 0
Max = 866 -1
11 Klorida mg/l 250 866 710 809 660 525 Min = 525 -1
Rate =695,5 -3
Max = 0 0
12 Mangan mg/l 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 8,08 0
13 pH 6,5-8,5 7,3 8,08 7,0 8,10 7,19 Min = 7,0 0
Rate = 7,1 0
Max = 0 0
14 Seng mg/l 15 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
Max = 109,2 0
15 Sulfat mg/l 400 104,9 90,2 90,73 Min = 80,9 0
80,9 109,2
Rate =95,05 0
Max = 0 0
16 Timbal mg/l 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 Min = 0 0
Rate = 0 0
b. Kimia Organik
Max = 4,2 0
1 Zat Organik mg/l 10 2,8 3,3 3,5 4,2 2,9 Min = 2,8 0
Rate = 3,5 0
C. MIKROBIOLOGI
Max = 23 0
Jumlah/
1 Total Koliform 50 23 23 23 23 23 Min = 23 0
100 ml
Rate = 23 0
Total
-15
42
Tabel 4.7 Rekapitulasi data analisis kualitas air sumur dengan metode STORET
NO. DAERAH SKOR KELAS KATEGORI KETERANGAN
1 Ibra -5 B BAIK Tercemar ringan
2 Sathean -5 B BAIK Tercemar ringan
3 Wearlilir -9 B BAIK Tercemar ringan
4 Kolser -13 C SEDANG Tercemar sedang
5 Langgur -26 C SEDANG Tercemar sedang
6 Ohoijang -15 C SEDANG Tercemar sedang
Rekapitulasi data analisis kualitas air sumur dengan metode STORET di Kecamatan
Kei Kecil menunjukan bahwa air sumur di daerah Ibra, Sathean dan Wearlilir masih
dikategorikan baik atau tercemar ringan, sedangkan air sumur di daerah Kolser, Langgur dan
Ohoijang masuk dala kategori sedang dengan sifat pencemaran adalah tercemar sedang.
43
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Hasil analisa kualitas air bersih terhadap air sumur di Kecamatan Kei Kecil
Kabupaten Maluku Tenggara dengan metode STORET menghasilkan skor -5 untuk
daerah Ibra, -5 untuk daerah Sathean, -9 untuk daerah Wearlilir, -13 untuk daerah
Kolser, -26 untuk daerah Langgur dan -15 untuk daerah Ohoijang. Berdasarkan skor
maka kategori air sumur di Ibra, Sathean dan Wearlilir adalah baik atau tecemar ringan,
sedangkan kategori air sumur di Kolser, Langgur dan Ohoijang adalah sedang atau
tercemar sedang.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah agar dilakukan penelitian juga di Kecamatan lain
di Kabupaten Maluku Tenggara untuk mengetahui kondisi air sumur agar dapat menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan di Kabupaten Maluku |Tenggara secara
keseluruhan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts G, Sri Simestri Santika, Metoda Penelitian air. Surabaya. Penerbit Usaha Nasional
Chow, V.T, D.R Maidment, L.W Mays. 1988. Applied Hidrology. Amerika Serikat.
Forth D. Hendry, 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press.
Karsidi, 1999. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pendapatan dengan Penggunaan Air
Sungai oleh Penduduk di Sekitar Sungai Kali Jajar Demak. Semarang : Skripsi.
Linsley, Ray, K. & Franzini, JB., 1989. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta : Erlangga.
Martopo, Sugeng. 1984. Ketersediaan Dan Kebutuhan Air di Indonesia Menjelang Th.2000.
Dalam seminar Hidrologi Geologi Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM
Purwodarminto, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Balai Pustaka.
Razif, Mochamad. 1987. Pengolahan Air Minum. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Shiklomanov, I.A. 1998. A Summary of The Monograph World Water Resources, Rusia.
Sitepoe, Mangku.1997. Air Untuk Kehidupan, Pencemaran Air Dan Usaha Pencegahannya.
Jakarta. PT Grasindo.
Suparmin, 2000. Studi Air Tanah Bebas Untuk Air Minum Penduduk diKelurahan Plarangan
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen. Skripsi, FIS.
Surawira, Unus. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang Sehat. Bandung.
Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi Offset.
Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta :Rineka Cipta.
Suyono, 1993. Pengelolaan Sumber Daya Air. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
45
LAMPIRAN
46
47
Lampiran 2. Dokumentasi penyerahan sampel di Laboratorium BTKL kelas II Ambon dan
Laboratorium Kesehatan Provinsi Maluku
48