Disusun Oleh:
M1D120003
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tugas besar yang
berjudul Tugas Besar Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Bersih.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu dan para asisten
dosen yang telah membantu kami, baik secara moral maupun materi. Terima
kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan praktikum yang kami buat ini masih
belum terlalu sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca untuk menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Jambi, 2023
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
4.2 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Domestik dan Kebutuhan Air Non
Domestik ........................................................................................................... 28
Sumber : Hasil Perhitungan .............................................................................. 31
4.3 KRITERIA DESAIN INTAKE ................................................................................ 31
4.4 KRITERIA DESAIN BAK KOAGULASI .................................................................. 34
4.5 DESAIN BAK FLOKULASI................................................................................... 36
4.6 BAK EKUALISASI ........................................................................................ 36
4.7 POMPA ..................................................................................................... 37
4.8 SEDIMENTASI ............................................................................................ 38
4.9 FILTRASI .................................................................................................... 45
4.10 DISENFEKSI ................................................................................................ 50
4.10 RESERVOIR ................................................................................................ 51
4.11 BAK LUMPUR ............................................................................................ 53
4.12 PROFIL HIDROLIS ....................................................................................... 55
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah. Oleh karena itu, mengingat pentingnya peran dan fungsi air bersih,
maka perlu diperkenalkan Perecanaan Bangunan Pengolahan Air
Bersih(PBPAB). Pembangunan PBPAB adalah kegiatan yang bertujuan
untuk membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik
(teknis) dan non-fisik (kelembagaan, regulasi, keuangan, peran serta
masyarakat dan hukum) menjadi satu kesatuan yang utuh untuk menjamin
penyediaan air minum yang lebih baik bagi masyarakat.
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang
bermutu baik, dan biasa digunakan oleh manusia untuk dikonsumsi atau
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk untuk penyehatan
lingkungan. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung
logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia,
terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya
Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Meskipun bakteri dapat dibunuh
dengan memasak air hingga 100 °C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama
logam yang tidak dapat dihilangkan dengan cara pemanasan.
1
Manajemen yang baik dimulai dengan perencanaan teknis, keuangan,
kelembagaan dan sosial budaya yang baik. Maka dari itu, perlu dibuat
perencanaan dasar dan pedoman yang kemudian disusun dalam bentuk
master plan air bersih di Teluk Kenali dengan harapan dapat dijadikan poin-
poin penting dalam perecanaan bangunan pengolahan air bersih di Teluk
Kenali. Perencanaan Bangunan pengolahan Air Bersih yang dilakukan harus
memperhatikan acuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengerjaan tugas besar mata kuliah Perecanaan
Bangunan Pengolahan Air Bersih adalah sebagai berikut:
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari pengerjaan tugas besar mata
kuliah Perecanaan Bangunan Pengolahan Air Bersih adalah sebagai
berikut:
2
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
2.1 Gambaran Umum Wilayah
Kota Jambi adalah ibukota Provinsi Jambi dan merupakan salah satu dari
11 kabupaten/kota yang ada dalam Provinsi Jambi. Secara historis, Pemerintah
Kota Jambi dibentuk dengan Ketetapan Gubernur Sumatera No.103/1946
sebagai Daerah Otonom Kota Besar di Sumatera, kemudian diperkuat dengan
Undangundang No.9/1956 dan dinyatakan sebagai Daerah Otonom Kota Besar
dalam lingkungan Provinsi Sumatera Tengah. Meskipun menurut catatan
sejarah, pendirian Kota Jambi bersamaan dengan berdirinya Provinsi Jambi (6
Januari 1957), namun hari jadinya ditetapkan sebelas tahun lebih dahulu, sesuai
Peraturan Daerah (Perda) Kota Jambi No.16 tahun 1985 yang di sahkan
Gubernur Kepala Daerah.
Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 00 45’ sampai 20 45’ lintang
selatan dan antara 1010 10’ sampai 1040 55’ bujur timur. Sebelah utara
berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, Sebelah Timur dengan
Laut Cina Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan
dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu.
Luas Wilayah Provinsi Jambi 53.435 Km2 dengan luas daratan 50.160,05 Km2.
1. Kelurahan Telanaipura luasnya 1,29 Km2 atau 4,24% dari luas kecamatan.
2. Kelurahan Simpang IV Sipin l 1,53 Km2 atau 5,03% dari luas kecamatan.
3. Kelurahan Selamat dengan luas 1,40 Km2 atau 4,61% dari luas kecamatan.
4. Kelurahan Sungai Putri luasnya 1,59 Km2 atau 5,23% dari luas kecamatan.
5. Kelurahan Legok luasnya 3,41 Km2 atau 11,22% dari luas kecamatan.
6. Kelurahan Murni dengan luas 0,36 Km2 atau 1.18% dari luas kecamatan.
7. Kelurahan Solok Sipin luasnya 1,12 Km2 atau 3,69% dari luas kecamatan.
8. Kelurahan Buluran Kenali luasnya 2,06 km2 atau 6,78% dari luas kecamatan
9. Kelurahan Teluk Kenali luasnya 2,34 km2 atau 7,70% dari luas kecamatan
3
10.Kel.Penyengat Rendah luasnya 12,31 atau 40,51% dari luas kecamatan
11. Kel Pematang Sulur luasnya 2,98 atau 9,81% dari luas kecamatan
2.2 Penduduk
Data penduduk Tahun 2014 yang disajika dalam publikasi ini bersumber
dari hasil Sensus Penduduk 2014, penduduk Kecamatan Telanaipura tercatat
sebanyak 95.844 jiwa dimana penduduk laki-laki 47.747 jiwa dan penduduk
perempuan 48.097 jiwa Dilihat dari kepadatan penduduk, rata-rata kepadatan
sebesar 3.034 orang/km2 dengan rincian per kelurahan sebagai berikut :
Table 1 .Jumlah penduduk, luas wilayah dan kepadatan penduduk per
kelurahan di kecamatan Telanaipura dalam Angka 2015
4
7 Solok Sipin 13.362 7,34 1820
2.3 Topogafi
Secara topografis, Provinsi Jambi terdiri atas 3 (tiga) kelompok variasi
ketinggian:
5
2.4 Hidrologi
Dilihat dari pola aliran sungai, dimana di daerah hulu pola aliran
sungainya berbentuk radial terutama di Kabupaten Sarolangun, Merangin dan
Kabupaten Kerinci, sedangkan di daerah pesisir berbentuk paralel. Sungai-
sungai di Provinsi Jambi terutama Sungai Batanghari sangat berpengaruh pada
musim hujan dan kemarau. Pada musim hujan kecenderungan air sungai
menjadi banjir, sebaliknya pada musim kemarau kecenderungan air sungai
menjadi dangkal dan fluktuasinya dapat mencapai 7 (tujuh) meter. Dari kondisi
ini sangat berpengaruh pula pada permukiman penduduk yang tinggal di
sepanjang WS Batang Hari baik sebagai tempat tinggal maupun sebagai tempat
usaha tani.
2.5 Klimatologi
Provinsi Jambi sebagai salah satu Provinsi di Sumatera yang terkenal
dengan iklim tropis dan kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman
hayati, namun juga tetap menjadi kerentanan terjadi perubahan iklim. Gejala
perubahan iklim seperti kenaikan temperatur, perubahan intensitas dan periode
hujan, pergeseran musim hujan/kemarau, dan kenaikan muka air laut, akan
mengancam daya dukung lingkungan dan kegiatan seluruh sektor
pembangunan.
6
97%. Suhu udara rata-rata mencapai 27,11 derajat Celsius, sedangkan untuk
dataran tinggi di Wilayah Barat mencapai 22 derajat celcius.
7
BAB III
1. Intake
Intake merupakan bangunan pengambilan air baku. Hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah:
a. debit intake jauh lebih kecil dari debit sumber air baku
b. tinggi air minimum, maksimum dan rata-rata dari sumber
air baku
c. kecepatan aliran pada iar permukaan/ sungai bila
digunakan air sungai
d. Perhatikan kondisi lumpur jangan terbawa
2. Screening
Screening merupakan unit utama yang digunakan pada proses
pengolahan air bersih. Screening digunakan dalam menghilangkan
sampah padat seperti kertas, plastik, atau kain yang dapat merusak
dan menyumbat aliran air, pipa dan pompa. Umumnya pada
perencanaan air limbah, screening terbagi menjadi dua jenis, yaitu
saringan kasar (coarse screen) dan saringan halus (fine screen).
Coarse screens dapat menghilangkan benda – benda berukuran
besar dan mempunyai ukuran celah 6 – 150 mm. Saringan kasar
atau coarse screensdibedakan menjadi pembersihan mekanik dan
manual. Fine screens atau saringan halus mempunyai ukuran besar
celah 1,5 – 6 mm (SH Anandita. 2019)
8
3. Prasedimentasi
Fungsi dari unit ini adalah untuk mengendapkan partikel-
partikel tersuspensi dengan berat jenis yang lebih besar dari berat
jenis air. Pengendapan dilakukan dengan jalan penyimpanan air
dalam jangka waktu tertentu. Penggunaan unit ini tergantung dari
karakteristik air bakunya. Proses yang terjadi pada pengolahan ini
adalah penghilangan padatan tersuspensi secara gravitasi pada
sebuah rak. Efisiensi proses bergantung pada ukuran partikel
padatan tersuspensi yang akan dihilangkan dan tingkat
pengendapannya masing-masing (Schulz dan Okun, 1984: 31).
4. Koagulasi dan flokulasi
Koagulasi adalah penambahan koagulan yang disertai dengan
pengadukan cepat sehingga menghasilkan partikel tersuspensi yang
halus, sedangkan flokulasi adalah pengadukan secara lambat
untuk mengumpulkan dan mengendapkan partikel-partikel atau
flok-flok yang terbentuk. Koagulasi dan flokulasi ini terjadi adanya
destabilisasi dan tumbukan antar partkel bebas (Reynold, 1982: 15).
Pada prinsipnya ada dua aspek yang penting didalam proses
koagulasi dan flokulasi yaitu :
a. Pembubuhan bahan kimia koagulan
b. Pengadukan bahan kimia tersebut dengan air baku.
Aplikasi dari koagulasi dan flokulasi ini dilakukan dalam dua
rector yang berbeda yaitu koagulator dan flokulator (Darmasetiawan,
2001: 18). Menurut Darmasetiawan (2001: 19), Ada tiga faktor yang
menentukan keberhasilan suatu proses koagulan:
a. Jenis bahan kimia koagulan.
b. Dosis pembubuhan bahan kimia
c. Pengadukan dari bahan kimia
5. Sedimentasi
Sedimentasi atau pengendapan adalah pemisahan partikel
yang ada di dalam air secara gravitasi. Keberadaan partikel di dalam
air di ukur dengan melihat kekeruhan atau dengan mengukur
secara langsung berat zat padat yang terlarut (Darmasetiawan,
2001:64).
Menurut Reynold (1982:69), Sedimentasi merupakan
pengendapan cairan terurai dengan menggunakan atau
9
memanfaatkan gaya gravitasi, untuk memindahkan zat padat yang
tertahan. Hal ini digunakan dalam pengolahan air. Pengendapan
partikel sedimentasi terbagi menjadi :
a. Pengendapan dengan kecepatan konstan (discrete
settling)
b. Pengendapan dengan kecepatan berubah (flocculan
settling)
Pemilihan sedimentasi tergantung dari tipe dan ukuran flok yang
dihasilkan dari proses flokulasi. Jenis sedimentasi yang sering
digunakan adalah :
a. Plain sedimentasi
b. Upflow sludge blanket clarifier
c. Inclineed plat/tube sedimentasi
d. Upflow sludge resirculasi sedimentasi
6. Filtrasi
Menurut Reynolds (1982 : 131), filtrasi adalah pemisahan antara
cairan dan padatan dengan menggunakan medium berpori dan
material berpori untuk memisahkan sebanyak mungkin partikel
halus tersuspensi yang ada dari cairan.
Filtrasi ini bertujuan untuk menyaring air yang sudah melewati
proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi agar dapat dihasilkan
air minum yang bermutu tinggi. Saringan diklasifikasikan menurut
media penyaringan yang digunakan menjadi (Reynold, 1982 : 131):
a. Saringan dengan medium tunggal
Menggunakan satu macam medium, misalnya pasir atau
anthrasit.
b. Saringan dengan medium ganda
Menggunakan dua macam medium, misalnya pasir dan
anthrasit.
c. Saringan multimedia
Menggunakan tiga macam medium, misalnya pasir, anthrasit
dan garnet.
10
beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan saringan pasir
cepat, yaitu saringan pasir lambat lebih murah dan sederhana
dalam hal pembuatan maupun pengoperasiannya sehingga
tetap dapat dibangun di daerah pedesaan.
Metode pembersihan media pasir pada saringan pasir
lembat adalah dengan cara mencuci pasir seperti biasa, yaitu
dengan pengerukan pada lapisan yang paling atas, kemudian
dicuci di luar bak dan dikembalikan ke filter setelah beberapa
waktu. Biasanya proses pembersihan pasir ini memakan waktu
lebih lama bila dibandingkan dengan pembersihan pada
saringan pasir cepat.
b. Saringan pasir cepat
Pada proses penjernihan air, saringan pasir cepat lebih
penting bila dibandingkan dengan saringan pasir lambat karena
teknik dari saringan pasir cepat dapat menghasilkan air jernih
dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif lebih singkat.
Air baku yang memiliki tingkat kekeruhan yang cukup tinggi
harus ditambahkan dengan bahan kimia terlebih dahulu pada
proses sebelumnya, yaitu pada proses koagulasi agar tingkat
kekeruhannya menjadi lebih rendah sehingga dapat mengurangi
beban pengotoran pada pasir sewaktu proses berjalan.
Pembersihan saringan pasir cepat dilakukan dengan
menggunakan pengaliran balik (back washing), yaitu sistem
aliran air keatas dari lapisan dasar dengan kecepatan tinggi
sehingga kotoran yang terakumulasi pada pasir akan terangkat
dan dialirkan ke drain pembuangan. Luas permukaan unit filter
pasir cepat lebih kecil dibandingkan dengan filter pasir lambat
7. Desinfeksi
Desinfeksi diar bertujuan untuk membunuh bakteri, protozoa,
dan virus serta ukuran partikel disinfeksi yang dikehendaki adalah
berukuran kecil dan yang tidak bersifat racun terhadap manusia (Al-
Layla, 1978:219).
Menurut Reynold (1982:527), klorinasi adalah desinfektan yang
paling banyak digunakan karena cara tersebut murah dan efektif
untuk digunakan pad akonsentrasi rendah. Klorinasi ini dapat
11
diaplikasikan baik dalam bentuk gas maupun hipoklorit, namun
bentuk yang paling umum digunakan adalah gas.
Standar Baku
Mutu
No. Parameter Wajib Unit
(Kadar
Maksimum)
1. Kekeruhan NTU 25
2. Warna TCU 50
3. Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solid) mg/l 1000
4. Suhu °C Suhu Udara ± 3
5. Rasa - Tidak Berasa
6. Bau - Tidak Berbau
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk
Keperluan Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum
12
Escherichia coli dengan satuan Colony Forming Unit dalam 100 ml sampel
air menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017.
2. Besi mg/l 1
13
10. Pestisida Total mg/l 0,1
6. Seng mg/l 15
14
3.3 Sumber Air Bersih dan Kualitas Air Bersih Sungai Batanghari
3.3.1 Sumber Air
Sumber: www.google.com
15
1) Air Hujan
Air hujan merupakan sumber air berkualitas tinggi yang selalu
tersedia di setiap musim hujan. Pada Gambar 3 menunjukkan air hujan,
di mana penampungan air hujan dari atap seringkali merupakan alternatif
yang dapat digunakan sebagai sumber air bersih dan hanya memerlukan
pra-pengolahan air yang sederhana.
Sumber: www.google.com
Air hujan adalah air luar angkasa yang jatuh melewati udara dan
melarutkan benda-benda di udara. Benda-benda yang terlarut di udara
antara lain O2, CO2, gas H2S, nitrogen, mikroorganisme dan debu.
Pelarutan CO2 dalam air hujan akan membentuk asam karbonat (H2CO3),
yang menyebabkan air hujan bereaksi dengan asam. Beberapa gas oksida
juga dapat hadir di udara seperti oksida belerang (S2O2) dan oksida
nitrogen (N2O2). Kedua oksida tersebut bersama-sama dengan air hujan
akan membentuk larutan asam sulfat (H2SO4) dan larutan asam nitrat
(H2NO3). Setelah permukaan bumi, air hujan bukan lagi air bersih.
2) Air Permukaan
Air permukaan adalah bagian dari air hujan yang belum terserap atau
yang telah terserap dan muncul kembali di permukaan bumi. Air
permukaan merupakan salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber air bersih. Pada penyediaan air bersih, khususnya air
minum pada sumbernya, perlu memperhatikan tiga aspek penting, yaitu
16
kualitas, kuantitas dan kontinuitas air baku. Air permukaan meliputi
sungai, parit, laguna, parit, bendungan, danau, laut, dan air tanah.
Sumber: www.google.com
3) Air Tanah
Air tanah adalah air yang mengalir di lapisan bawah tanah yang
disebut akuifer. Pergerakan air tanah berasal dari peristiwa masuknya air
ke dalam tanah yang bisa disebabkan oleh air hujan atau air dari
permukaan bumi, kemudian air tersebut bergerak menuju lapisan akuifer.
Akuifer merupakan lapisan yang bersifat permeable yang mampu
mengalirkan air dengan baik karena adanya pori-pori atau rongga yang
berasal dari batuan yang ada di dalam tanah (Simaremare, 2015).
Sumber: www.google.com
17
3.3.2 Kualitas Air Bersih Sungai Batanghari
Sumber air yang akan digunakan dalam tugas besar ini adalah
sungai Batanghari. Kelurahan Ulu Gedong berbatasan langsung dengan
Sungai Batanghari. Hal tersebut memudahkan akses menuju air baku
yang akan diolah menjadi air bersih untuk dikonsumsi oleh penduduk.
Sungai Batanghari merupakan sumber air yang digunakan oleh sebagian
besar masyarakat yang ada di Kota Jambi untuk keperluan sehari-hari,
seperti mandi dan mencuci. Akan tetapi, keberadaan aktivitas manusia
seperti adanya keramba ikan, MCK, aktivitas pertanian, pembuangan
sampah dan limabah menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air di
sungai Batanghari. Adapun kualitas air sungai Batang Hari ditunjukkan
pada tabel.
Parameter Kualitas
pH 6,5
Temperatur 29
DO 5,2275
BOD 2,72
Kekeruhan 31,29
Total Fosfor 0,03875
Nitrat Nitrogen 0,41075
E. coli 1875
Total coliform 2700
Sumber: Gusri et al., 2022
18
BAB IV
2011 1155
2012 1164
2013 1375
2014 1453
2015 1411
2016 1411
2017 1439
2018 1454
2019 1468
2020 1482
Sumber : Kecamatan Telanai Dalam Angka
19
jiwa dan mengalami pertambahan di setiap tahunnya sebesar 0,1% , sehingga
jumlah penduduk pada tahun 2020 sebesar 1.482 jiwa.
Pn = P0 + Kat
Keterangan:
Perhitungan :
𝑃𝑡−𝑃𝑜
Ka =
𝑡
1.482−1.155
Ka =
2020−2011
Ka = 36.33
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 + 𝐾𝑎. 𝑡
𝑃𝑛 = 1.155 + (36.33) × ( 2021 − 2011)
𝑃𝑛 = 1518.33
20
Jadi, proyeksi penduduk pada tahun 2041 sebesar 2.245 jiwa yang
dapat dilihat pada Tabel 8.
Metode Aritmatika
Tahun Ka P
1155
2011 1191.333
2012 1227.667
2013 1264
2014 1300.333
2015 1336.667
2016 1373
2017 1409.333
2018 1445.667
2019 1482
2020 1518.333
2021 1554.667
2022 1591
2023 1627.333
2024 1663.667
2025 1700
36.33333
2026 1736.333
2027 1772.667
2028 1809
2029 1845.333
2030 1881.667
2031 1918
2032 1954.333
2033 1990.667
2034 2027
2035 2063.333
2036 2099.667
2037 2136
2038 2172.333
2039 2208.667
2040 2245
2041
Sumber : Hasil Perhitungan
21
𝑷𝒏 = 𝑷𝒐 (𝟏 + 𝒓 )𝒕
𝟏
𝑷𝒕 𝒕
𝒓=( ) −𝟏
𝑷𝒐
Dimana :
perhitungan :
1
𝑃𝑡 𝑡
𝑟 = ( ) −1
𝑃𝑜
1
2.245 2020−2011
𝑟= ( ) −1
1.155
𝑟 = 0,028
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜 (1 + 𝑟 )𝑡
2021−2011
𝑃𝑛 = 1.145 × (1 + (0,028))
𝑃𝑛 = 1.523,62
22
Table 9.Proyeksi jumlah penduduk kelurahan Teluk Kenali dalam 20 tahun
terakhir dengan metode geometrik.
23
4.1.3 Metode Eksponensial
Metode eksponensial menggambarkan pertumbuhan penduduk
yang terjadi tidak signifikan atau pertambahan penduduk yang terjadi
secara sedikit-sedikit sepanjang tahun. Rumus proyeksi penduduk
yang digunakan, antara lain sebagai berikut:
𝑷𝒏 = 𝑷𝒐𝒆𝒓𝒕
𝟏 𝑷𝒕
𝒓= 𝐥𝐧 ( )
𝒕 𝑷𝒐
Dimana :
perhitungan :
1 𝑃𝑡
𝑟= ln ( )
𝑡 𝑃𝑜
1 2.245
𝑟= ln ( )
2020 − 2011 1.155
𝑟 = 0,0277
𝑃𝑛 = 𝑃𝑜𝑒 𝑟𝑡
𝑃𝑛 =1523.89
24
Table 10.Proyeksi jumlah penduduk kelurahan Teluk Kenali dalam 20 tahun
terakhir dengan metode Eksponensial.
25
Pertumbuhan Proyeksi Penduduk
Jumlah Metode Metode
Tahun
Penduduk Metode Aritmatika Geometrik Eksponensial
Ka P r P r P
2011 1155 1155.00 1155.00 1155.00
2012 1164 1191.33 1187.44 1187.46
2013 1375 1227.67 1220.79 1220.83
2014 1453 1264.00 1255.08 1255.14
2015 1411 1300.33 1290.33 1290.42
2016 1411 1336.67 1326.57 1326.69
2017 1439 1373.00 1363.83 1363.97
2018 1454 1409.33 1402.13 1402.30
2019 1468 1445.67 1441.51 1441.72
2020 1482 1482.00 1482.00 1482.23
2021 1518.33 1523.62 1523.89
2022 1554.67 1566.42 1566.72
2023 1591.00 1610.41 1610.75
2024 1627.33 1655.64 1656.02
2025 1663.67 1702.14 1702.56
2026 36.3333333 1700.00 2.8% 1749.95 2.77% 1750.41
2027 1736.33 1799.10 1799.60
2028 1772.67 1849.63 1850.18
2029 1809.00 1901.58 1902.18
2030 1845.33 1954.99 1955.64
2031 1881.67 2009.90 2010.60
2032 1918.00 2066.35 2067.11
2033 1954.33 2124.38 2125.20
2034 1990.67 2184.05 2184.93
2035 2027.00 2245.39 2246.33
2036 2063.33 2308.46 2309.47
2037 2099.67 2373.29 2374.37
2038 2136.00 2439.95 2441.10
2039 2172.33 2508.48 2509.71
2040 2208.67 2578.93 2580.24
2041 2245.00 2651.36 2652.76
Sumber : Hasil Perhitungan
26
Perbandingan data statistik penduduk kelurahan Teluk Kenali
pada tahun 2011 – 2041 sebagai berikut :
27
4.2 Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Domestik dan Kebutuhan
Air Non Domestik
Perhitungan kebutuhan air di suatu daerah harus memperhatikan
jumlah penduduk yang ada di daerah tersebut. Tujuannya agar kita
dapat menentukan standar kebutuhan air, berdasarkan
perhitungan proyeksi penduduk dengan metode Aritmatika, maka
jumlah penduduk di kelurahan Teluk Kenali sebagai berikut :
Table 12.Jumlah penduduk pada tahapan 1,2, dan 3.
28
Jumlah penduduk pelayanan = %tingkat pelayanan × jumlah
penduduk daerah pelayanan
= 80% × 2027
= 1621,66
Kebutuhan Domestik
Sambungan Rumah Tangga
Konsumsi Air Jumlah Jumlah
Jumlah Tingkat Jumlah Rata-rata Pemakaian Jumlah Pemakaian
Tahap Tahun penduduk Pelayanan Telayani (Lt/Jiwa/Hari) (Lt/Hari) Kebutuhan (Lt/detik)
Tahap 2021-
I 2027 1736.33 80% 1389.066667 150 208360 2.41 2.41
Tahap 2028-
II 2035 2027 80% 1621.6 150 243240 2.82 2.82
Tahap 2036-
II 2041 2245 80% 1796 150 269400 3.12 3.12
Sumber : Hasil Perhitungan
29
pendidikan, dan peribadatan. Untuk menentukan jumlah kebutuhan air
non domestik dihitung berdasarkan jumlah pemakaian di bagi 86.400.
1. Sarana Pendidikan
Tahap 1 ( 2021 – 2027 )
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛
Jumlah kebutuhan air =
86.400
70.810
Jumlah kebutuhan air =
86.400
pendidikan
Jumlah
Jumlah Konsumsi Air Rata-Rata Kebutuhan Air
Tahap Tahun Pemakaian
(Murid ) (Lt/unit/hari) (Lt/Detik)
(Lt/hari)
Tahap 2021-
I 2027 180 10 1800 0.02
Tahap 2028-
II 2034 210 10 2100 0.02
Tahap 2035-
III 2041 250 10 2500 0.03
Sumber : Hasil Perhitungan
2. Sarana Peribadatan
Tahap 1 ( 2021 – 2027 )
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛
Jumlah kebutuhan air =
86.400
3000
Jumlah kebutuhan air =
86.400
30
Tahap 2 ( 2028 – 2034 )
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛
Jumlah kebutuhan air =
86.400
6.000
Jumlah kebutuhan air =
86.400
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛
Jumlah kebutuhan air =
86.400
9.000
Jumlah kebutuhan air =
86.400
Masjid
Jumlah
Jumlah Konsumsi Air Rata-Rata Kebutuhan Air
Tahap Tahun Pemakaian
(Unit) (Lt/unit/hari) (Lt/Detik)
(Lt/hari)
Tahap 2021-
I 2027 1 3000 3000 0.03
Tahap 2028-
II 2034 2 3000 6000 0.07
Tahap 2035-
III 2041 3 3000 9000 0.10
Sumber : Hasil Perhitungan
4.3 KRITERIA DESAIN INTAKE
Debit rata-rata kebutuhan air = 3,32 L/dtk = 0,00332 m3/dtk
Debit maksimum = 3 х 0,00332 m3/dtk = 0,00996 m3/dtk
1. Menghitung Luas Pintu Air
Untuk mengetahui luasan pintu air intake, dapat dilakukan
perhitungan sebagai berikut.
Q = 0,00996 m3/dtk
Waktu detensi (t) = 0,08 m/dtk
0,00996 𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
A= = 0,1245 𝑚2
0,08 𝑚/𝑑𝑡𝑘
31
Dengan luasan tersebut, maka dimensi pintu air adalah sebagai
berikut.
Lebar pintu air = (0,1245m2)1/2 = 0,35 m ≈ 0,4 m
Lebar = tinggi = 0,5 m
Untuk kecepatan air melewati pintu air dihitung dengan rumus
berikut.
Kecepatan melewati pintu air
0,00996 𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
Kecepatan (v) = = 0,039 𝑚/𝑑𝑡𝑘
0,5 𝑚 ×0,5 𝑚
32
Sehingga didapatkan bahwa coarse screen memiliki 45 bukaan
dengan kecepatan maksimum melalui bar screen sebesar 0,0013
m/dtk.
4. Headloss pada Intake
Headloss melewati coarse screen
(0,0451𝑚 ⁄𝑠)2 − (0)2 (1⁄0,7)
ℎ𝐿 = = 0,0001 𝑚
0,7 ×2 ×(9,81 𝑚 ⁄𝑠 2 )
33
4.4 KRITERIA DESAIN BAK KOAGULASI
1. Unit Demensi
Q maks =286,9 m3/hari
Unit pengolahan:
2086,9 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
Q maks =
4
= 571,725 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
= 0,008301 𝑚3 /𝑠
Volume yang dibutuhkan:
Q x t = 0,008301 𝑚3 /𝑠 x 30 s = 0,24903 m3
Volume = w x l x d
= w x w x 1,5 w
= 1,5 w3
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1 0,24903𝑚3 1
W=( )3 = ( )3 = 0,549m
1,5 1,5
= 0,0378 Kw
3. Kecepatan Rotasi
1
𝑝
n=( )3
𝑝 𝑁 𝑑5
34
p = 1000 kg/𝑚3 at 5˚c
P (power) = 2,3 kw (2,3 kN –m/s or 2,30 kg 𝑚2 /𝑠 2
0,0378 𝑘𝑁−𝑚/𝑠 𝑥 1000 𝑘𝑔/𝑚2 1
n=( )3
1000 𝑘𝑔/𝑚2 𝑥 2,75 𝑥 (0,95)5
5. Head Loss
1) Head loss diatas bendungan
2
Q= (d L′ √2 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ3
3
7,98 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
Q= = 9,23 m3
86.400 𝑑/ℎ𝑎𝑟𝑖
3
9,23 𝑚3 /𝑠 𝑥 2 2
H=( )3 = 6,716 m
0,6 𝑥 0,133 𝑚 √2 𝑥 9,81 𝑚/𝑠
(0,293 𝑚)2
Hm = (0,5 + 0,3 + 0,1) x = 0,00000200701 𝑚
2 𝑥 9,81 𝑚/𝑠 2
Jumlah 6,732220201 m
35
4.5 DESAIN BAK FLOKULASI
1. Dimensi Unit Flokulasi
𝑉 = 0,2489 𝑚2 ⁄𝑠 × 60 𝑠⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 30 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 448,2 𝑚3
448,2𝑚3
Volume untuk masing-masing stage flokulasi = = 149,4 𝑚3 .
3
Diketahui detension time adalah 30 detik dan tinggi = 1,5 dari panjang.
Q = 0,00332 m3/detik
t = 30 detik
P=L
T = 1,5 P
36
𝑣𝑜𝑙
Q=
𝑡
𝑣𝑜𝑙
0,00332 m3/detik =
30 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Vol = 0,0996 m3
Vol = 𝑃 × 𝐿 × 𝑇
0,0996 m3 = 𝑃 × 𝑃 × 1,5 𝑃
0,0996 m3 = 1,5 𝑃3
1,5
P3 =
0,0996 𝑚3
P3 = 15,06 m3
3
P = √15,06
P = 3,8
L = 3,8
4.7 POMPA
1. Debit pompa
286,9 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚3
Debit pompa = = 71,65 = 0,00082 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
4 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 3 × 0,00082 m3/detik
= 0,0024m3/detik
37
0,984 𝑚2 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Tinggi pintu isolasi = = 1,093 m/detik
0,9 𝑚
𝑄 0,0024 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
A= = = 0,00888 𝑚2
𝑣 0,27 𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
0,00888𝑚2
= = 0,17
0,051 𝑚2
4.8 SEDIMENTASI
Dimensi Bak:
Debit yang diolah (Q) = 286,84 m³/hari = 0,00332 m³/detik
Debit tiap bak = (0,00332 m³/s)/(4unit ) = 0,0083 m³/s/unit
Vo = 2,5x10-3 m/s
A = Q/(Vo ) = A = (0,0105 m^3/s/unit)/(2,5x10^(-3) m/s) = 0,332 m2
Setelah diketahui luas permukaan bak maka, ditentukan panjang dan
lebar dengan perbanding P:L adalah 4:1.
P:L=4:1
Lebar bak:
A=PxL
A = 4 x L2
L = 0.28 m
Panjang bak:
P=4xL
P = 4 x 0.28m
P = 1.12 m
38
1. Desain Zona Pengendapan (Tube Settler)
Debit tiap bak sedimentasi = 0,00083m3/s/unit
Perbandingan P:L = 4:1
Lebar tube settler (w) = 0,05 m
Tinggi tube settler = 1 m
Tebal tube settler (t) = 2,5 x 10-3 m
Kemiringan tube settler = 45 derajat
Jarak antar settler (W) = 2,5 cm
Viskositas kinematis (v) pada 25 derajat C = 0,9055 x 10-6 m2/s
Va = 0,0880 m/s
A = 1,0375 m2
1,03 𝑚2
L=√
4
L = 0,50 m2
39
Lebar efektif tube settler (w’)
W’ = w/sina
W’ = 0,05/sin60
W’ = 0,057 m = 0,06 m
Jari-jari hidrolis
r = (luas basah)/(keliling basah)
r = (0,05 x 0,05)/4x0,05
r = 0,0125 m
𝑉𝑎 𝑥 𝑅
NRe =
𝑣
0,0880 m/s 𝑥 0,0125 𝑚
NRe =
0,9055 𝑥 10−6 𝑚2 /𝑠
40
= 1,1375m
Lebar total bak = lebar bak + tebal tube x (jumlah tube pada sisi
lebar + 1)
= 0,28 + (0,0025 m x(9+1))
= 0,305 m
Tinggi total bak = tinggi bak + freeboard
= 3 m + 0,5 m
= 3,5 m
3. Ruang Lumpur
Kriteria perencanaan yang digunakan:
Kandungan solid dalam lumpur = 15%
Lama pengurasan (t) = 10 menit = 600 detik
Waktu pengurasan (td) = 1 kali sehari
Kecepatan pengurasan (v) = 0,5 m/s
Q bak = 0,0105 m3/s
Q underdrain = 2% x Qbak
= 0,02 x 0,0083 m3/s
= 0,00016 m3/s
Panjang = lebar, dan volume lumpur = volume limas
Perhitungan:
• Volume lumpur (Vlumpur)(1 hari)
%𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑥 𝑡𝑑 𝑥 𝑄𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟𝑑𝑟𝑎𝑖𝑛
=
1000
1,5 𝑥 86400 𝑥 0,00016
=
1000
= 0,020 m3
• Volume limas
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠
=
3
0,020 m3
=
3
= 0,006 m3
41
• Luas penampang pipa penguras (A)
𝑄
A=
𝑣
0,00083 m3/s
A=
0,5 m3
A = 0,00016 m2
4 𝑥 0,000016 𝑚2
D=√
3,14
D = 0,044 m
4. Saluran Inlet
Kriteria perencanaan :
Qorifice terdekat dengan terjauh ≥90%
Diameter orifice (d) = 0.05 m
Kecepatan orifice = 0.2 m/s
Perbandingan muka air terdekat dengan terjauh = 0.01 m
Kecepatan inlet bercabang (v) = 0,5 m/s
Perhitungan:
a. Luas Penampang Pipa Cabang (A)
𝑄 0,00083m3/s
A= = = 0.0016 m2
𝑣 0.5
4𝑥𝐴
D= √
π
D= √4 𝑥 0,0016 𝑚2
3,14
D = 0,044 m = 12,7 mm
42
0,00083 𝑚3 /𝑠
V= 1
𝑥 3,14 x 0,044 2
4
V = 0,55 m/s
0,00083 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡
V= 1
𝑥 3,14 x 0,24 2
4
V = 0,018 m/s
5. Saluran Outlet
Kriteria perencanaan :
Menggunakan V-Notch 90°
Jarak antar V-Notch = 10 cm
Lebar pelimpah = 10 cm
Lebar saluran pengumpul = 20 cm
Weir loading = (7.3-15) m3/m/jam ;
0,00083𝑚3 /𝑠
Ptot =
3.61𝑥10−3𝑚3 /𝑚/𝑠
Ptot = 0,22 m
43
W’ = 1,17 m
b. Jumlah Saluran Pelimpah (n)
𝑃𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
n=
2𝑤′
0,22
n=
2 𝑥 1,17,
n = 1 buah
0,00083 𝑚3 /𝑠
A=
0,5 𝑚/𝑠
A = 0,0016 m2
0,0016 𝑚2
T=
0,10
T = 0,016 m
44
4.9 FILTRASI
Kriteria Desain:
Kecepatan filtrasi (vf) = 8-12 m/jam
L filtrasi =3–6m
Fb = 7.5 cm
Perhitungan :
1. Jumlah Minimum Filter yang Dibutuhkan
a. Debit (Q) = 286,84 m3/hari
= 0,00332 m3/detik
= 0,00332 m3/detik x 86400 x 264,17
= 75,77 mgd
N = 1,2 (Q)0,5
= 1,2 (75,77)0,5
= 10,4 = 11 buah Bed Filter
45
𝑄 0,00332 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qf = = = 0,000301 m3/detik
𝑁 11
Af = p x l
Af = 5,5 m x 2,7 m
Af = 14,85 m2
e. Sistem Underdrain
(1) Orifice
Luas permukaan filter Af = 14,85 m2
Rasio Aorifice : Afilter = (2x10-3) : 1
Diameter orifice (Dorf) = 0,5 inch (0,0127 m)
46
3. Jumlah orifice
𝐴𝑜𝑟𝑓.𝑡𝑜𝑡
Norf =
𝐴𝑜𝑟𝑓
0,0297 𝑚2
Norf =
0,000126 𝑚2
Norf = 234 buah
4 𝑥 𝐴 𝑙𝑎𝑡
Dlat = √
π
𝑚2
4 𝑥 (0,0594 )
Dlat = √
42
π
Dlat = 0,06 m
47
2. Panjang pipa lateral = 1 m
Jarak antar orifice = 1/5 = 0,2 m
4 𝑥 𝐴 𝑚𝑎𝑛
Dman = √
π
4 𝑥 0,285 𝑚2
Dman = √
π
Dman = 0,6 m
𝑄𝑏
Qg =
2
48
0,1030 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Qg =
2
Qg = 0,051 m3/detik
Hv = 0,00372 m
𝑄𝑔
qg =
b
0,051 m3 /detik
qg =
0,5
qg = 0,030
49
𝑞𝑔 2
y c = 3√
g
0,1030
yc = 3√
9,81
yc = 0,010m
2𝑄𝑔2
Ho = √𝑦𝑐 2 gb2 𝑦𝑐
2
m3
2(0,051 )
Ho =
√0,0102 detik
(9,81)(0,5)2 (0,010)
Ho = 0,000021 m
4.10 DISENFEKSI
1. Dibutuhkan
Kaporit yang mengandung klor = 60%
Q = 3,32 L/dtk
50
3. Periode pelarutan direncanakan setiap sehari sekali, sehingga kebutuhan
klor per hari = 24 jam x 0,015 kg/jam = 0,36 kg
4. Kebutuhan klor per bulan = 30 hari x 0,36 kg/hari = 10,8 kg
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑜𝑟 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
5. Volume klor =
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑙𝑜𝑟
0,36
= = 0,3 L = 0,0003 m3
1,2
Dimensi Bak
Dimensi = P : L : T =1:1:1
Volume =PxLxT
0,0039 m3 = P3
P = (0,0039)1/3
P = 0,49 m
P (desain) = 0,5 m
L = 0,5 m
H = 0,5 m + Fb
= 0,5 m + 0,5 m
=1m
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑙𝑜𝑟
Debit pembubuhan =
𝑇𝑑
0,0039 𝑚3
=
86400 𝑑𝑡𝑘
= 0,000045/hari
4.10 RESERVOIR
Debit Perencanaan:
51
Reservoir dilengkapi dengan buffle untuk mencegah aliran mati.
%
waktu pemakaian %suplus %defisit %vol.reservoir
00.00-01.00 0.50 0.50 0.16
01.00-02.00 0.50 0.50 0.66
03.00-04.00 4 5 -1.0 -0.34
05.00-06.00 6 5 1.0 0.66
07.00-08.00 8 5 3.0 3.66
08.00-09.00 10 5 5.0 8.66
09.00-10.00 8 5 3.0 11.66
10.00-11.00 6 5 1.0 12.66
11.00-12.00 3 5 -2.0 10.66
12.00-13.00 3 5 -2.0 8.66
13.00-14.00 2 5 -3.0 5.66
14.00-15.00 2 5 -3.0 2.66
15.00-16.00 6 5 1.0 3.66
16.00-17.00 8 5 3.0 6.66
17.00-18.00 8 5 3.0 9.66
18.00-19.00 12 5 7.0 16.66
19.00-20.00 6 5 1.0 17.66
20.00-21.00 4 5 -1.0 16.66
21.00-22.00 2 5 -3.0 13.66
22.00-23.00 0.5 0.16 13.82
23.00-24.00 0.5 0.16 13.98
Total 100.00 85 14.32
Perhitungan :
52
V = 142,44 m3
3. Dimensi reservoir
Volume =P×L×T
2
142,4p × L L
3
2
142,4 = LxL L
3
142,4 = 2l²
2l2 = 142,4
L = 8,4 m
p = 2L = 2x8,4 = 16,8
2
T = x8,4=5,6 m
3
Vr 142,4
Luas permukaan reservoir = = = 25,4 m³
h 5,6
Kriterian Desain:
53
Data Perencanaan:
Bak akan dilengkapi dengan lapisan tanah dan kerikir untuk menahan
lumpur. Karakteristik tanah dan kerikil adalah sebagai berikut:
Perhitungan:
54
3. Luas permukaan bak (As)
VLb
As =
hL
0,024 m3
As =
1,8
As = 0,013 m2
8. Freeboard = 25 cm
1. Reservoir
ER = Elevasi muka tanah – freeboard
ER = 12 m – 0,5 m
ER = 11,5 m
2. Ekualisasi
EE = ER + Houtlet bak ekualisasi = 11,5 m + 0,015 m = 11,515 m
3. Filtrasi
EF = EE + Houtlet filtrasi + Hproses fluidisasi + Hair maks
55
= 11,515 m + 0,172 m + 2,20m + 1 m = 14,887 m
4. Sedimentasi
Eoutlet = EF + Hinlet filtrasi = 14,887 m + 0,008 m = 14,895 m
Eawal outlet = 14,895 m + 1x10-3 m = 14,896 m
Esal pelimpah = Eawal outlet – Hawal outlet + terjunan + Hsal pelimpah
= 14,896 m – 0,3 m + 0,1 m + 0,15 = 14,846 m
Esedimentasi = Esal pelimpah + Freeboardsaluran pelimpah + Hair di
pelimpah
5. Flokulasi
Eujung outlet = Esaluran inlet sedimentasi = 15,088 m
Eakhir kompartemen2 = Eujung outlet + Hsal outlet
= 15,088 m + 0,0008 m = 15,089 m
Eawal kompartemen2 = Eakhir kompartemen2 + Hkompartemen2
= 15,089 + 0,058 m = 15,147 m
Eakhir kompartemen1 = Eawal kompartemen2 = 15,147 m
Eawal kompartemen1 = Eakhir kompartemen1 + Hkompartemen1
= 15,147m + 0,124 m = 15,27 m
Einlet = Eawal kompartemen1 + Hpintu air
= 15,27 m + 0,146 m = 15,417 m
6. Koagulasi
Ebak = Einlet flokulasi = 15,417m
Eterjunan = Ebak + Hf = 15,417 m + 6,73 m = 22,14 m
Ezona inlet = Eterjunan + Hinlet = 22,14m + 0,0162 m = 22,16 m
7. Intake
Einlet = Eair rata-rata = 3,5 m
Esblm barscreen = Einlet – Hsal inlet barscreen
= 3,5 m – 0,5m = 3 m
Esesudah bar screen = Einlet – Hbarscreen = 3,5 m – 0,0001 = 3,499 m
56
Esblm pintu air = Esesudah barscreen – Hbarscreen pintu air
= 3,5 m – 0,00169 m = 3,49 m
Eoutlet = Esesudah pintu air – Hpintu air otlet
= 3,5 m – 0,000176 m = 3,499 m
57
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS
HANDLE Ø16 MM
DAN TEKNOLOGI
PLAT BETON BERTULANG
1PC : 2PS : 3KR UNIVERSITAS JAMBI
100 550 100
-0.300
500
1% 1% NABILA SASTRA
-0.850 DEWI
150 100
-1.050 M1D120003
PIPA PVC Ø 4"
PAS. BATA TRASRAAM
1PC : 3PS
150 150 450 150
150 450
5 GAMBAR
750
KOAGULASI
750
6
DENAH KOAGULASI 1:20
SKALA 1 : 20
2
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
9696.5417
PIPA INLET
NABILA SASTRA
DEWI
4848.2709
M1D120003
PIPA OUTLET
11306.1677
PIPA VENT
727.2406
MANHOLE
727.2406
217.0928
9696.5417
GAMBAR
PIPA INLET FINITRASI
4848.2709
PIPA OUTLET
1:20
9415.3420
PIPA VENT
727.2406
DENAH FINITRASI
SKALA 1 : 100
4
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
400
1PC : 2PS : 3KR
M1D120003
-0.300
100
3%
100
3%
-0.575
MA
-0.700 -0.670
450
KE PERESAPAN
BALOK A
1285
200
-1.150
20 % 150
250
20 %
150
-1.685
0
450
100 20
150
-1.835
200
PAS. BATU KOSONG
PASIR PADAT
100
-2.570
1800
POTONGAN A-A
SKALA 1 : 20
1:20
4
PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
17.79 17.79
Y Y
Z Z
406.64
17.79
NABILA SASTRA DEWI
Y Y
83.87
M1D120003
60.96
17.79 17.79
8°
8°
W W
Y X Y
243.99
X
143.07
Ventana de
captacion
1144.56
Detalle de
vertedero "v"
Colchónes Reno e = 0.30 m Colchónes Reno e = 0.30 m
440.66 309.03
733.66
A A
74.40
CORTE X-X
ESC: 1/75
534.09
GAMBAR INTAKE
800.42
CORTE W-W
ESC: 1/100
389.58 85.03
535.67
255.08
Colchónes Reno e = 0.30 m 1:100
186.26
25.51
25.51
25.51
76.27
81.57
1
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
NABILA SASTRA
DEWI
M1D120003
GAMBAR
MESIN POMPA AIR
1:20
POMPA AIR
SKALA 1 : 100
4
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
NABILA SASTRA
B DEWI
150 600 150 1500 150 600 150
150 150 150 150
M1D120003
100
50100 50 200
600
200
1%
50100 50 200
1800
600
50
A
100 600 50
150 150 150 150
50100
GAMBAR
50100 600 50100 1500 100 50 600 100 50
SEDIMENTASI
3300
DENAH SEDIMENTAS
SKALA 1 : 20
1:20
3
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
NABILA SASTRA
PIPA GALVANIS Ø 1,5 "
DEWI
HANDLE Ø16 MM
PLAT BETON BERTULANG HANDLE Ø16 MM M1D120003
400
1PC : 2PS : 3KR PLAT BETON BERTULANG
1PC : 2PS : 3KR
-0.300 Ø 12-150
2 Ø 12
100
Ø 12-150
50 50
100
LUBANG UDARA
MA
500
-0.700
-0.900
250
LUBANG FACES
1220
Ø12-150
600
C
750
2Ø12
Ø12-150
Ø12-150
Ø12-150
150
-2.120
GAMBAR
2Ø12
SEDIMENTASI
200
100
-2.570 750