MEKANIKA FLUIDA
PERFORMA POMPA SENTRIFUGAL
DISUSUN OLEH :
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR NOTASI................................................................................................vii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
DASAR TEORI.......................................................................................................3
2.4 Kavitasi..................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................12
4.2 Pembahasan..............................................................................................39
i
BAB V....................................................................................................................44
PENUTUP..............................................................................................................44
5.1 Kesimpulan..............................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45
LAMPIRAN...........................................................................................................46
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 3.17 Mencatat nilai wattmeter sesuai debit aliran menggunakan
wattmeter................................................................................................................23
Gambar 3.18 Diperoleh hasil Wattmeter Reading (WR)......................................23
Gambar 3.19 Dilakukan perhitungan untuk mencari nilai Input Power, Output
Power, dan Efficiency............................................................................................24
Gambar 3.20 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 5................................24
Gambar 3.21 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 6................................25
Gambar 3.22 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 7................................25
Gambar 3.23 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 8................................26
Gambar 3.24 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 9................................26
Gambar 3.25 Setelah menentukan persamaan dan didapatkan nilai Head of Water
(h) dan mendapatkan nilai Actual discharge Qact yang berbeda pada pengulangan
kedua......................................................................................................................27
Gambar 3. 26 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 11.............................27
Gambar 3.27 Mencatat hasil pembacaan tekanan debit sesuai debit aliran dan
dilakukan konversi nilai yang berbeda pada pengulangan yang kedua.................28
Gambar 3.28 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 13..............................28
Gambar 3 29 Mencatat hasil pembacaan tekanan hisap sesuai debit aliran dan
dilakukan konversi nilai yang berbeda pada pengulangan yang kedua.................29
Gambar 3.30 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 16..............................29
Gambar 3.31 Diperoleh hasil Wattmeter Reading (WR) yang berbeda pada
pengulangan yang kedua........................................................................................30
Gambar 3.32 Dilakukan perhitungan pengulangan kedua untuk mencari nilai
Input Power, Output Power, dan Efficiency..........................................................30
Gambar 3.33 Dilakukan pengulangan ketiga dari langkah 5...............................31
Gambar 3.34 Dilakukan pengulangan ketiga dari langkah 6...............................32
Gambar 3.35 Dilakukan pengulangan ketiga dari langkah 7...............................32
Gambar 3.36 Dilakukan pengulangan ketiga dari langkah 8...............................33
Gambar 3.37 Dilakukan pengulangan ketiga dari langkah 9...............................33
Gambar 3.38 Setelah menentukan persamaan dan didapatkan nilai Head of Water
(h) dan mendapatkan nilai Actual discharge Qact yang berbeda pada pengulangan
ketiga......................................................................................................................34
iv
Gambar 3 39 Dilakukan pengulangan ketiga dari langkah 11.............................34
Gambar 3.40 Mencatat hasil pembacaan tekanan debit sesuai debit aliran dan
dilakukan konversi nilai yang berbeda pada pengulangan yang ketiga.................35
Gambar 3.41 Dilakukan pengulangan ketiga dari langkah 13.............................35
Gambar 3.42 Mencatat hasil pembacaan tekanan hisap sesuai debit aliran dan
dilakukan konversi nilai yang berbeda pada pengulangan yang ketiga.................36
Gambar 3.43 Dilakukan pengulangan ketiga dari langkah 16.............................36
Gambar 3.44 Diperoleh hasil Wattmeter Reading (WR) yang sama dengan
pengulangan kedua pada pengulangan yang ketiga, dimana nilai wattmeter
konstan adalah 2 W................................................................................................37
Gambar 3.45 Dilakukan perhitungan pengulangan ketiga untuk mencari nilai
Input Power, Output Power, dan Efficiency..........................................................37
Gambar 3.46 Mematikan mesin dengan memencet tombol merah......................38
Gambar 4.1 Grafik antara Efficiency dan Actual Discharge................................41
Gambar 4. 2 Grafik antara Total Head dan Actual Discharge.............................42
Gambar 4.3 Grafik antara Input Power dan Actual Discharge............................43
Gambar 4.4 Grafik antara Output Power dan Actual Discharge..........................44
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Actual Discharge, Total Head, Input Power, Output Power,
Efficiency dan Shaft Work pada trial 1...................................................................39
Tabel 4.2 Data Actual Discharge, Total Head, Input Power, Output Power,
Efficiency dan Shaft Work pada trial 2...................................................................39
Tabel 4.3 Data Actual Discharge, Total Head, Input Power, Output Power,
Efficiency dan Shaft Work pada trial 3...................................................................40
vi
DAFTAR NOTASI
No Notasi Keterangan
1 g Percepatan Gravitasi Bumi
2 h Head Of Water
3 H Total Head
4 Hd Delivery Head
5 HS Suction Head
6 Np Number of Phase
7 Qact Actual Discharge
8 Wc Wattmeter Constant
9 WR Wattmeter Reading
10 WS Shaft Work
11 Z Ketinggian fluida
12 𝜂m Effeciency of motor
13 γ Spesific Weight of Water
14 𝜂 Effeciency
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pompa biasanya digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan
antara bagian hisap (suction) dan bagian tekan (discharge) dengan mentransfer energi
mekanis dari suatu sumber energi luar seperti motor listrik, motor bensin/disel
ataupun turbin dan lain-lain untuk dipindahkan ke fluida kerja yang dilalui.
Pada suatu industri, pompa memegang peranan yang sangat penting bagi berbagai
industri seperti industri air minum, industri minyak, industri petrokimia, pusat tenaga
listri dan sebagainya. Hal ini karena pompa digunakan sebagai peralatan sirkulasi air
pendingin, sebagai penggerak fluida pada sistem hidrolis, sirkulasi minyak pada
pelumas dan masih banyak lagi kegunaan dari pompa tersebut. Salah satu pompa yang
banyak dijumpai dalam industri adalah pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal bekerja
dengan prinsip putaran impeller sebagai elemen pemindah fluida yang digerakkan
oleh suatu penggerak. Zat cair yang berada di dalam akan berputar akibat dorongan
sudu-sudu dan menimbulkan gaya sentrifugal yang menyebabkan cairan mengalir dari
tengah impeller dan keluar melalui saluran di antara sudu-sudu dan meninggalkan
impeller dengan kecepatan tinggi.
Dengan ini, untuk memenuhi mata kuliah mekanika fluida maka dilakukan
praktikum mekanika fluida yang berjudul performa pompa sentrifugal, selain itu
sebagai mahasiswa teknik harus memiliki pengetahuan mengenai pompa sentrifugal
karena pompa ini banyak digunakan pada industri-industri.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan percobaan performa pompa sentrifugal yakni sebagai
berikut :
a. Menghitung nilai shaft work, actual discharge, total head, input power, output
power, dan efficiency.
b. Mengetahui hubungan antara kurva efficiency dan actual discharge
1
c. Mengetahui hubungan antara kurva total head dan actual discharge
d. Mengetahui hubungan antara kurva input power dan actual discharge
e. Mengetahui hubungan antara kurva output power dan actual discharge
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pompa Sentrifugal
Pompa Sentrifugal adalah pompa yang sangat sering digunakan pada berbagai proses
di pabrik. Hampir semua pompa yang beroperasi di pabrik merupakan pompa sentrifugal.
Gambar 2.3 menunjukan gambar dan bagian dari pompa sentrifugal dimana pompa ini
bekerja dengan memanfaatkan perbedaan tekanan antara pipa hisap (suction) dengan pipa
tekan (discharge). Perbedaan tekanan tersebut terjadi akibat putaran impeller yang
mengakibatkan gaya sentrifugal. Aliran Fluida yang masuk dengan arah aksial dan keluar
dengan arah radial. Fluida yang masuk pompa dihempaskan oleh gaya sentrifugal dari
putaran impeller menuju volute pompa. Volute adalah bagian stasioner (tidak bergerak)
yang mengubah energi kinetik menjadi enrgi tekanan. Hal tersebut membuat fluida bisa
mengalir ke bagian discharge pompa. Sejumlah massa fluida yang keluar meninggalkan
pompa dan membuat pompa menjadi vakum, sehingga membuat fluida yang ada pada
bagian sisi pipa hisap menjadi terhisap ke dalam pompa (Wicaksono, 2015).
3
Gambar 2.2 Bagian Pompa Sentrifugal
Keterangan :
Stuffing Box (Mechanical Seal): Stuffing Box memiliki fungsi untuk mencegah
kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing.
Packing: Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari
casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
Shaft (poros): Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian - bagian berputar
lainnya.
Shaft-sleeve: Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,
internal bearing dan interstage atau distance sleever.
Vane: Vane impeller berfungsi sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
Casing: Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan
outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
Eye of Impeller Bagian sisi masuk pada arah isap impeller. Adapun bentuk dari eye of
impeller.
Impeller: Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi
energi kecepatan pada cairan yang dipompakan sara kontiniu, sehingga cairan pada
sisi isap sara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari
cairan yang masuk sebelumnya.
4
Wearing Ring: Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.
Bearing: Bearing (bantalan) berfungsi untuk menahan beban dari poros agar dapat
berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan
poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga
kerugian gesek menjadi kecil
Discharge Nozzle: Discharge nozzle adalah saluran cairan keluar dari pompa dan
berfungsi juga untuk meningkatkan energi tekanan keluar pompa (Riyadi,2017).
5
Gambar 2.3 Pompa Reciprocating
2. Rotary Pump
Pompa ini merupakan pompa perpindahan positif dimana energi
ditransmisikan dari motor penggerak ke cairan oleh suatu bagian atau
elemen yang mempunyai gerakan berputar di dalam rumah pompa.
(Dietzel, 1992).
B. Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah. Untuk merubah kenaikan
tekanan, tidak harus mengubah volume aliran fluida. Dalam pompa ini terjadi
perubahan energi, dari energi mekanik menjadi energi kinetik kemudian berubah
menjadi energi potensial. Pompa ini memilki elemen utama sebuah rotor dengan suatu
impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi. Dynamic pump dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Centrifugal Pump
Pompa ini merupakan salah satu jenis pompa yang menambahkan energi
fluida secara dinamik, yaitu dengan memanfaatkan gaya sentrifugal untuk
menciptkan perbedaan tekanan antara sisi masuk (suction) dan sisi buang
(discharge) (Dietzel, 1992)..
2. Special Effect Pump
Pompa ini memiliki prinsip kerja dengan mengkonversi energi dari energi
tekanan fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga membuat area
bertekanan rendah dan dapat menghisap fluida di sisi fuction dan sisi
hisap. Beberapa jenis yang termasuk pada pompa ini adalah jet-eductor
(injector), hydralic ram pump, gas lift dan elektromagnetic pump (Dietzel,
1992).
6
2.3 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal, seperti diperlihatkan dalam Gambar. 1.2, mempunyai sebuah
impeler (baling-baling) untuk mengangkat zat cair dari tempat yang lebih rendah ke
tempat yang lebih tinggi.
2.4 Kavitasi
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir karena
tekanannya berkurang sampai di bawah tekanan uap jenuhnya. Tetapi jika tekanan
direndahkan maka air akan mendidih pada temperatur yang lebih rendah. Jika
7
tekanannya cukup rendah maka pada temperatur kamarpun air dapat mendidih
(Sularso, 2000).
Apabila zat cair mendidih maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair.
Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun di
dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan
tinggi di dalam aliran sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Misalnya pada
pompa bagian yang mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya, kavitasi ini
akan timbul pada saat tekanan pada sisi isap terlalu rendah (Sularso, 2000).
Jika pompa mengalami kavitasi maka akan timbul suara berisik dan getaran.
Selain itu performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara
terus-menerus dalam jangka yang lama akan mengalami kerusakan. Permukaan
dinding akan termakan, sehingga menjadi berlubang. Peristiwa ini disebut dengan
erosi kavitasi, sebagai akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah
pada dinding secara terus-menerus (Sularso, 2000).
Cara menghindari proses kavitasi yang paling tepat adalah dengan memasang
instalasi pompa dengan NPSH yang tersedia lebih besar dari pada NPSH yang
diperlukan. NPSH yang tersedia bisa diusahakan oleh pemakai pompa sehinga
nilainya lebih besar dai NPSH yang diperlukan (Sularso, 2000).
Adapun persamaan head of water yang digunakan dapat ditulis sebagai berikut:
Head of water = Final hook gauge reading – Initial hook gauge reading ...... 2.1
8
Sedangkan untuk head total yang dihasilkan pompa dapat dihitung dengan persamaan :
H = H d + H s + z ...................................................... 2.2
Keterangan : H = head total (m)
H d = delivery head (m)
H s = suction head (m)
Z = ketinggian pipa (m)
B. Debit (Q)
Debit aliran atau debit aktual adalah banyaknya volume fluida yang mengalir dalam
suatu penampang per satuan waktu. Pada praktikum ini persamaan debit yang digunakan
sebagai berikut :
5
Qact = 14.17 x h 2 .................................................... 2.3
Output power atau daya keluaran ini merupakan daya yang dihasilkan pompa
dimana daya ini bisa digunakan dan dipindahkan ke fluida. Daya yang dihasilkan pompa
digunakan untuk menghitung besar efisiensi pompa sentrifugal. Output power dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
9
Keterangan : OP = Output Power atau daya keluaran (W)
E. Efficiency
Efficiency pompa adalah perbandingan antara daya keluaran dengan daya masuk,
sehingga persamaannya dapat ditulis sebagai berikut :
OP
Efisiensi (Ƞ ¿ = x 100 .............................................. 2.6
IP
10
NPSHA (NPSH yang tersedia)
NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki zat cair pada sisi isap pompa dikurangi
dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat tersebut. NPSH yang tersedia tergantung pada
tekanan atmosfer atau tekanan absolut pada permukaan zat cair dan kondisi instalasinya.
Besarnya dapat dihitung dengan persamaan berikut :
Pa Pv
hsv = − −hs−hls ........................................... 2.8
γ γ
(Handayani, 2010).
Keterangan :
NPSH yang diperlukan adalah NPSH minimum yang dibutuhkan untuk membiarkan
pompa bekerja tanpa kavitasi. Besarnya NPSH yang diperlukan berbeda untuk setiap
pompa. Untuk Suatu pompa tertentu NPSH yang diperlukan berubah menurut kapasitas
dan putarannya. NPSH yang diperlukan harus diperoleh dari pabrik pompa yang
bersangkutan. Namun untuk perkiraan secara kasar, NPSH yang diperlukan dapat
dihitung dari konstanta kavitasi σ (Handayani, 2010).
11
BAB III
METODE PENGAMBILAN DATA
3.1 Diagram Alir
13
Gambar 3.1 Diagram Alir
14
Gambar 3.2 Pompa sentrifugal yang siap untuk dioperasikan
15
Gambar 3.4 Memutar tuas agar kecepatan motor menjadi konstan
16
Gambar 3.6 Memutar katup agar fluida dapat mengalir masuk ke saluran
Gambar 3.7 Memutar velve untuk mengatur air yang mengalir masuk ke v-notch.
Gambar 3.8 Kail pengukur digunakan untuk mengukur v-notch sebelum dan
sesudah pembukaan pada katup untuk mengalirkan air
17
Gambar 3.9 Diperoleh nilai dari Initial reading (water level till crest) sebesar
1.24 cm.
Gambar 3.10 Menentukan persamaan yang akan digunakan untuk mencari nilai
Head of Water (h).
18
Gambar 3.11 Setelah menentukan persamaan dan didapatkan nilai Head of Water
(h) dan mendapatkan nilai Actual discharge Qact.
19
Gambar 3.13 Mencatat hasil pembacaan tekanan debit sesuai debit aliran dan
dilakukan konversi nilai.
20
Gambar 3.15 Mencatat hasil pembacaan tekanan hisap sesuai debit aliran dan
dilakukan konversi nilai.
Gambar 3.16 Setelah nilai Delivery head (Hd) dan Suction Head (Hs)
didapatkan, sehingga nilai Total Head (H) dapat diperoleh.
21
Gambar 3.17 Mencatat nilai wattmeter sesuai debit aliran menggunakan
wattmeter.
22
Gambar 3.19 Dilakukan perhitungan untuk mencari nilai Input Power, Output
Power, dan Efficiency.
23
Gambar 3.21 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 6.
24
Gambar 3.24 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 9.
Gambar 3.25 Setelah menentukan persamaan dan didapatkan nilai Head of Water
(h) dan mendapatkan nilai Actual discharge Qact yang berbeda pada pengulangan
kedua.
25
Gambar 3. 26 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 11.
Gambar 3.27 Mencatat hasil pembacaan tekanan debit sesuai debit aliran dan
dilakukan konversi nilai yang berbeda pada pengulangan yang kedua.
26
Gambar 3.28 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 13.
Gambar 3 29 Mencatat hasil pembacaan tekanan hisap sesuai debit aliran dan
dilakukan konversi nilai yang berbeda pada pengulangan yang kedua.
27
Gambar 3.30 Dilakukan pengulangan kedua dari langkah 16.
Gambar 3.31 Diperoleh hasil Wattmeter Reading (WR) yang berbeda pada
pengulangan yang kedua.
28
Gambar 3.32 Dilakukan perhitungan pengulangan kedua untuk mencari nilai
Input Power, Output Power, dan Efficiency.
29
Gambar 3.34 Dilakukan pengulangan ketiga dari langkah 6.
30
Gambar 3.36 Dilakukan pengulangan ketiga dari langkah 8.
31
Gambar 3.38 Setelah menentukan persamaan dan didapatkan nilai Head of Water
(h) dan mendapatkan nilai Actual discharge Qact yang berbeda pada pengulangan
ketiga.
32
Gambar 3.40 Mencatat hasil pembacaan tekanan debit sesuai debit aliran dan
dilakukan konversi nilai yang berbeda pada pengulangan yang ketiga.
33
Gambar 3.42 Mencatat hasil pembacaan tekanan hisap sesuai debit aliran dan
dilakukan konversi nilai yang berbeda pada pengulangan yang ketiga.
34
Gambar 3.44 Diperoleh hasil Wattmeter Reading (WR) yang sama dengan
pengulangan kedua pada pengulangan yang ketiga, dimana nilai wattmeter
konstan adalah 2 W.
35
Gambar 3.46 Mematikan mesin dengan memencet tombol merah.
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Data Actual Discharge, Total Head, Input Power, Output Power,
Efficiency dan Shaft Work pada trial 1
Trial 1
Total Input
Actual discharge Head power Output Efficiency Shaft Work
(m3/s) (m) (W) Power (W) (%) (J/Kg)
Tabel 4.2 Data Actual Discharge, Total Head, Input Power, Output Power,
Efficiency dan Shaft Work pada trial 2
Trial 2
Input Shaft
Actual discharge Total power Output Efficiency Work
(m3/s) Head (m) (W) Power (W) (%) (J/Kg)
Tabel 4.3 Data Actual Discharge, Total Head, Input Power, Output Power,
Efficiency dan Shaft Work pada trial 3
Trial 3
37
Input Shaft
Actual discharge Total power Output Efficiency Work
(m3/s) Head (m) (W) Power (W) (%) (J/Kg)
4.2 Pembahasan
Telah dilakukan praktikum “Mekanika Fluida” dengan modul Performa
Pompa Sentrifugal, dengan tujuan untuk mengaplikasikan konsep mekanika fluida
pada salah satu tipe pompa dinamik yaitu pompa sentrifugal. Tujuan dari
praktikum Performa Pompa Sentrifugal ini sendiri yaitu pertama menghitung nilai
shaft work, actual discharge, total head, input power, output power, dan
efficiency dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3. Kedua,
mengetahui hubungan antara kurva efficiency dan actual discharge dapat dilihat
pada Gambar 4.1. Ketiga, mengetahui hubungan antara kurva total head dan
actual discharge dapat dilihat pada Gambar 4.2. Keempat, mengetahui hubungan
antara kurva input power dan actual discharge dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Kelima, mengetahui hubungan antara kurva output power dan actual discharge
dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Berdasarkan hasil data pada Tabel 4.1 didapatkan hasil perhitungan actual
discharge dari persamaan 2.3 sebesar 0.0104289332 m3/s. Kemudian didapatkan
hasil perhitungan total head dari persamaan 2.2 sebesar 6.23 m. Selanjutnya
didapatkan hasil perhitungan input power dari persamaan 2.4 sebesar 2040 W.
Selanjutnya hasil perhitungan output power dari persamaan 2.5 sebesar 637.377
W. Selanjutnya efficiency yang didapatkan dari persamaan 2.6 dihasilkan nilai
sebesar 31.240 %. Sehingga shaft work yang didaptkan pada persamaan 2.7
dihasilkan nilai sebesar -61.054 J/Kg.
Berdasarkan hasil data pada Tabel 4.2 didapatkan hasil perhitungan actual
discharge dari persamaan 2.3 sebesar 0.0098619657 m3/s. Kemudian didapatkan
hasil perhitungan total head dari persamaan 2.2 sebesar 7.03 m. Selanjutnya
didapatkan hasil perhitungan input power dari persamaan 2.4 sebesar 2040 W.
38
Selanjutnya hasil perhitungan output power dari persamaan 2.5 sebesar 680.123
W. Selanjutnya efficiency yang didapatkan dari persamaan 2.6 dihasilkan nilai
sebesar 35.423 %. Sehingga shaft work yang didapatkan pada persamaan 2.7
dihasilkan nilai sebesar -68.894 J/Kg.
Berdasarkan hasil data pada Tabel 4.3 didapatkan hasil perhitungan actual
discharge dari persamaan 2.3 sebesar 0.0093312923 m3/s. Kemudian didapatkan
hasil perhitungan total head dari persamaan 2.2 sebesar 7.63 m. Selanjutnya
didapatkan hasil perhitungan input power dari persamaan 2.4 sebesar 1920 W.
Selanjutnya hasil perhitungan output power dari persamaan 2.5 sebesar
698.450W. Selanjutnya efficiency yang didapatkan dari persamaan 2.6 dihasilkan
nilai sebesar 36.377 %. Sehingga shaft work yang didapatkan pada persamaan
2.7 dihasilkan nilai sebesar -74.774 J/Kg.
39
0.0104289332 m3/s dan nilai efficiency 31.24%, 35.423%, dan 36.377% sehingga
menggambarkan kurva yang lebih condong ke bawah atau semakin rendah. Ini
dapat diartikan bahwa semakin besar actual discharge, maka efficiency semakin
kecil.
40
Gambar 4.3 Grafik antara Input Power dan Actual Discharge
41
Gambar 4.4 Grafik antara Output Power dan Actual Discharge
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu:
1. Nilai hasil dari trial satu actual discharge 0.0104289332 m3/s, Total
head 6.23 m, Input power 2040 W, Output power 637.377 W, Efficiency
31.240 % dan Shaft work – 61.054 J/Kg. Sedangakan pada trial dua
Actual discharge 0.0098619657m3/s, Total head 7.03 m, Input power
2040 W, Output power 680.123 W, Efficiency 35.423 % dan Shaft work –
68.894 J/Kg dan hasil trial tiga Actual discharge 0.0093312923 m3/s,
Total head 7.63 m, Input power 1920 W, Output power 698.450 W,
Efficiency 36.377 % dan Shaft work – 74.774 J/Kg.
3. Hubungan antara kurva total head dan actual discharge adalah semakin
besar actual discharge, maka total head semakin kecil.
4. Hubungan antara kurva input power dan actual discharge adalah semakin
besar actual discharge, maka input power semakin besar.
43
DAFTAR PUSTAKA
Ir.Sularso, M., & Tahara, P. (2000). Pumps and Compressor. Jakarta: PT. Pradnya
Paramitha.
44
LAMPIRAN
5
Qact = 14.17 ×14.02 2
cm3
Qact =10428.933166984
sec
10428.933166984 m 3
Qact =
1000000 sec
m3
Qact = 0.0104289332
sec
H = Hs + Hd + Z
H = 1 m + 4.8m + 0.43 m
H = 6.23 m
46
WR = 425 Watt
Np = 3
𝜂m = 0.8
γ = 9810 N/m3
47
Ditanya : Shaft Work (Ws)……….?
Jawab : Shaft Work (W)
−w s=H × g
N
−w s=6.23m ×9.8
Kg
NM
−w s=61.054
Kg
Kg m
m
s2
w s=−61.054
Kg
Kg m2
s2
w s=−61.054
Kg
J
w s=−61.054
Kg
Diketahui:
43
Z = 43 cm = = 0.43 m
100
Wattmeter Constant (Wc) = 2 Watt
48
Tabel A-3.1 Variabel yang berbeda dan diketahui pada setiap Trial
LEMBAR KERJA
Nama : Dian Eka Pramesti Hari, tanggal praktikum : Rabu, 9 Desember 2020
NIM : 05191013 Asisten : Andi Aqsha Darmawan
49
PERCOBAAN KE 1 (Trial 1)
Buka link lab virtual yang ada di dalam modul, kemudian klik simulasi dan Buka eksperimen
pompa sentrifugal lalu klik tanda panah untuk memulai seperti yang ditunjukkan dalam
lingkaran hitam.
Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk melakukan tes kinerja pada pompa
sentrifugal dan untuk merencanakan karakteristik operasi. Alat yang digunakan di dalam
praktikum yaitu sebagai berikut: Pengaturan Pompa Sentrifugal, Wattmeter, Tachometer,
pengaturan V-notch, Pengukur Kait, Skala Pengukuran.
Langkah pertama,
1. Tekanlah tombol start yang berwarna hijau sesuai dengan arahan tanda panah untuk
memulai pompa.
50
Langkah kedua,
1. Putar gagang atau tuas sesuai dengan tanda panah untuk mengatur kecepatan motor
agar menjadi konstan
51
Langkah Ketiga,
1. Pertama, klik gambar hook guage sesuai dengan tanda panah untuk memperbesar
gambarnya
2. Setelah hook guage diperbesar, selanjutnya putar katup delivery agar fluida dapat
mengalir di saluran
52
3. Setelah katup delivery diputar, maka fluida akan mengalir seperti yang terlihat pada
simulasi. Kemudian ketinggian fluida diukur dengan menggunakan hook guage.
4. Setelah katup dibuka dan diukur, maka di dapatkanlah hasil dari initial reading (water
level till crest) sebesar 1.24 cm dan selanjutnya katup delivery dibuka lagi agar fluida
dapat mengalir di saluran sesuai dengan tanda panah pada simulasi.
53
5. Setelah katup delivery diputar, maka fluida akan mengalir dan terjadi penambahan
seperti yang terlihat pada simulasi. Kemudian ketinggian akhir fluida diukur dengan
menggunakan hook gauge
6. Setelah katup dibuka dan di ukur, maka didapatkan lah nilai dari final reading
(pembacaan akhir) sebesar 15.26 cm dan ketinggian total dari air atau Head of water
(h) sebesar 14.02 cm
54
7. Dengan rumus Qact = 14,47 x h5/2 dapat digunakan untuk mencari debit actual atau
Actual discharge (Qact)
Qact = 14,47 x h5/2
Qact = 14,47 x 14,025/2
Qact = 10428.93317 cm3/sec
Dari persamaan diatas didapatkanlah hasil perhitungan manual Qact sebesar
10428,93317 cm3/sec dan di dalam hasil perhitungan lab virtual hasil dari Q act sama
tetapi di bulatkan saja yaitu sebesar 10428,9 cm3/sec
8. Setelah hasilnya di check dan benar, kemudian memilih rumus untuk mencari nilai
dari ketinggian air atau head of water (h) yaitu dengan rumus final hook gauge
reading – initial hook gauge reading
h = final hook gauge reading – initial hook gauge reading
h = 15.26 cm – 1.24 cm
h = 14.02 cm
55
Langkah ke empat,
1. klik gambar skala pengukuran sesuai dengan tanda panah untuk memperbesar
gambarnya dan melihat nilai dari tekanan delivery pada discharge (outlet)
Hd = 1 m
56
Langkah Kelima,
1. Mengukur tekanan hisap yang sesuai pada discharge (outlet) dengan menggunakan
skala pengukuran. Klik tanda panah pada simulasi untuk memperbesar gambarnya
agar dapat terlihat nilai dari tekanan hisap (Hs)
2. Setekah dilakukan pengukuran maka didapatkanlah hasil data dari tekanan hisap (H s)
sebesar 0.48 Kg/cm2 dan jika dikonversi ke meter (m) maka tekanan suction (Hs)
didapatkan sebesar 4.8 m.
Hs = 0.48 Kg/cm2
Kg c m2 m3
Hs = 0.48 2 x 10000 2 x 0.001
cm m kg
Hs = 4.8 m
Dan untuk nilai Z didapatkan sebesar 43 cm maka harus di konversi ke meter (m) agar
dapat setara dan di hitung dengan Hs (m) dan Hd (m)
m
Z = 43 cm x 100
cm
57
Z = 0.43 m
Langkah Keenam,
58
1. Pertama, klik gambar wattmeter pada tanda panah pertama untuk memperbesar
gambanya seperti yang ditunjukan oleh tanda panah
Langkah Ketujuh,
1. Setelah didapatkan data-data pada step ke 3, step ke 5 dan step ke 6, maka dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan nilai Input Power, Output Power, dan Efficiensi
dengan menggunakan persamaan:
Input Power (W) = WR x WC x ηm x Np
59
N c m3
Output Power (W) = 9810 x 10428.9 x 6.23 m
m3 sec
N m3
Output Power (W) = 9810 3 x 0.0104289 x 6.23 m
m sec
output
η (%) = x 100
input
637.3757811W
η (%) = x 100
2040 W
η (%) = 31.24391084 %
PERCOBAAN KE 2 (Trial 2)
Langkah Ketiga,
1. Pertama, klik gambar hook guage pada tanda panah pertama untuk memperbesar
gambanya
60
2. Setelah hook guage diperbesar, selanjutnya putar katup delivery agar fluida dapat
mengalir di saluran
3. Setelah katup delivery diputar, maka fluida akan mengalir dan terlihat pada simulasi.
Kemudian ketinggian fluida diukur dengan menggunakan hook guage
61
4. Setelah katup dibuka dan diukur, maka di dapatkanlah hasil dari initial reading (water
level till crest) sebesar 1.24 cm dan selanjutnya katup delivery dibuka lagi agar fluida
dapat mengalir di saluran sesuai dengan tanda panah pada simulasi.
5. Setelah katup delivery diputar, maka fluida akan mengalir dan terjadi penambahan
seperti yang terlihat pada simulasi. Kemudian ketinggian fluida diukur dengan
menggunakan hook guage
62
6. Setelah fluida di ukur maka didapatkan nilai dari Final reading sebesar 14.95cm dan
Head of water(h) sebesar 13.71 cm
7. Kemudian mencari nilai dari head of water (h) yaitu dengan rumus final hook gauge
reading – initial hook gauge reading
h = final hook gauge reading – initial hook gauge reading
h = 14.95 cm – 1.24 cm
h = 13.71 cm
63
Dengan menggunakan rumus Qact = 14,17 x h5/2 untuk mencari hasil dari Actual
discharge Qact
Qact = 14,17 x h5/2
Qact = 14,17 x 13,715/2
Qact = 9861.965689 cm3/sec
Dari persamaan diatas didapatkanlah hasil perhitungan manual Qact sebesar
9861.965689 cm3/sec dan di dalam hasil perhitungan lab virtual hasil dari Qact sama
tetapi di bulatkan saja yaitu sebesar 9861.96 cm3/sec.
Langkah Keempat,
1. Tekanan pada discharge diukur dengan menggunakan skala pengukuran. Klik tanda
panah pada simulasi untuk memperbesar gambarnya agar dapat terlihat nilai dari
tekanan delivery (Hd)
64
2. Setelah dilakukan pengukuran maka didapatkanlah tekanan delivery (Hd) sebesar 0.2
Kg/cm2 dan jika dikonversi ke meter (m) maka Tekanan delivery (H d) didapatkan nilai
sebesar 2m
Hd = 0.2 Kg/cm2
Kg cm2 m3
Hd = 0.2 x 10000 x 0.001
cm2 m2 kg
Hd = 2 m
Langkah Kelima,
1. Mengukur tekanan hisap yang sesuai pada discharge (outlet) dengan menggunakan
skala pengukuran. Klik tanda panah pada simulasi untuk memperbesar gambarnya
agar dapat terlihat nilai dari tekanan hisap (Hs)
65
2. Setelah dilakukan pengukuran maka didapatkanlah hasil data dari tekanan hisap (Hs)
sebesar 0.46 Kg/cm2 dan jika dikonversi ke meter (m) maka tekanan suction (Hs)
didapatkan sebesar 4.6 m
Hs = 0.46 Kg/cm2
Kg c m2 m3
Hs = 0.46 x 10000 x 0.001
cm2 m2 kg
Hs = 4.6 m
Dan untuk nilai Z didapatkan sebesar 43 cm maka harus di konversi ke meter (m) agar
dapat di hitung dengan Hs (m) dan Hd (m)
m
Z = 43 cm x 100
cm
Z = 0.43 m
66
4. Setelah hasil dari total head di cek dan hasilnya benar, maka akan timbul pertanyaan
yaitu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan adalah manometer dan jika sudah
terdapat pernyataan “you are right” maka dapat melanjutkan ke step selanjutnya.
Langkah Keenam,
1. Pertama, klik gambar wattmeter pada tanda panah pertama untuk memperbesar
gambanya seperti yang ditunjukan oleh tanda panah
67
2. Setelah wattmeter diperbesar maka akan didapatkan hasil dari pembacaan wattmeter
(WR) sebesar 400 W
Langkah Ketujuh
Setelah didapatkan data-data pada step ke 3 , step ke 5 dan step ke 6, maka dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan nilai Input Power, Output Power, dan Efficiensi dengan
menggunakan persamaan:
68
N c m3
Output Power (W) = 9810 x 9861.96 x 7.03 m
m3 sec
N -3 m
3
Output Power (W) = 9810 3 x 9,86196.10 x 7.03 m
m sec
output
η (%) = x 100
input
680.123168W
η (%) = x 100
1920W
η (%) = 35.42308167 %
PERCOBAAN KE 3 (TRIAL 3)
Langkah ketiga,
1. Pertama, klik gambar hook gauge pada tanda panah pertama untuk memperbesar
gambanya
69
2. Setelah hook guage diperbesar, selanjutnya putar katup delivery agar fluida dapat
mengalir di saluran
3. Setelah katup delivery diputar, maka fluida akan mengalir dan terlihat pada simulasi.
Kemudian ketinggian fluida diukur dengan menggunakan hook guage
70
4. Maka di dapatkanlah hasil dari initial reading (water level till crest) sebesar 1.24 cm
dan selanjutnya katup delivery dibuka lagi agar fluida dapat mengalir di saluran sesuai
dengan tanda panah pada simulasi.
5. Setelah katup delivery diputar, maka fluida akan mengalir dan terjadi penambahan
seperti yang terlihat pada simulasi. Kemudian ketinggian fluida diukur dengan
menggunakan hook guage.
71
6. Setelah fluida di ukur maka didapatkan nilai dari Final reading sebesar 14.65 cm dan
Head of water(h) sebesar 13.41 cm
7. Kemudian mencari nilai dari head of water (h) yaitu dengan rumus final hook gauge
reading – initial hook gauge reading
h = final hook gauge reading – initial hook gauge reading
h = 14.65 cm – 1.24 cm
h = 13.41 cm
Dengan menggunakan rumus Qact = 14,17 x h5/2 untuk mencari hasil dari Actual
discharge (Qact)
Qact = 14,17 x h5/2
Qact = 14,17 x 13,415/2
72
Qact = 9331.292323 cm3/sec
Dari persamaan diatas didapatkanlah hasil perhitungan manual Qact sebesar
9331.292323 cm3/sec dan di dalam hasil perhitungan lab virtual hasil dari Qact sama
tetapi di bulatkan saja yaitu sebesar 9331.3cm3/sec.
Langkah Keempat,
1. Tekanan pada discharge diukur dengan menggunakan skala pengukuran. Klik tanda
panah pada simulasi untuk memperbesar gambarnya agar dapat terlihat nilai dari
tekanan delivery (Hd)
73
2. Setelah dilakukan pengukuran maka didapatkanlah tekanan delivery (Hd) sebesar 0.2
Kg/cm2 dan jika dikonversi ke meter (m) maka Tekanan delivery (H d) didapatkan nilai
sebesar 2m
Hd = 0.3 Kg/cm2
Kg c m2 m3
Hd = 0.3 x 10000 x 0.001
cm2 m2 kg
Hd = 3 m
Langkah Kelima,
1. Mengukur tekanan hisap yang sesuai pada discharge (outlet) dengan menggunakan
skala pengukuran. Klik tanda panah pada simulasi untuk memperbesar gambarnya
agar dapat terlihat nilai dari tekanan hisap (Hs)
74
2. Setelah dilakukan pengukuran maka didapatkanlah hasil data dari tekanan hisap (Hs)
sebesar 0.42 Kg/cm2 dan jika dikonversi ke meter (m) maka tekanan suction (Hs)
didapatkan sebesar 4.2 m
Hs = 0.42 Kg/cm2
Kg c m2 m3
Hs = 0.42 x 10000 x 0.001
cm2 m2 kg
Hs = 4.2 m
Dan untuk nilai Z didapatkan sebesar 43 cm maka harus di konversi ke meter (m) agar
dapat di hitung dengan Hs (m) dan Hd (m)
m
Z = 43 cm x 100
cm
Z = 0.43 m
75
3. Dengan rumus H(m) = Hs + Hd + Z dapat digunakan untuk mencari tekanan totalnya
H(m) = Hs + Hd + Z
H(m) = 4.2 m + 3 m + 0.43 m
H(m) = 7.63 m
Dari persamaan diatas didapatkanlah hasil perhitungan manual tekanan total (H)
sebesar 7.63 m dan di dalam hasil perhitungan lab virtual hasil dari tekanan total (H)
sama saja yaitu sebesar 7.63 m
Langkah Keenam,
1. Pertama, klik gambar wattmeter pada tanda panah pertama untuk memperbesar
gambanya seperti yang ditunjukan oleh tanda panah
76
2. Setelah wattmeter diperbesar maka akan didapatkan hasil dari pembacaan wattmeter
(WR) sebesar 400 W dan sudah di beritahu bahwa pada wattmeter terbaca wattmeter
konstan sebesar 2 W
Langkah Ketujuh,
Setelah didapatkan data-data pada step ke 3 , step ke 5 dan step ke 6, maka dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan nilai Input Power, Output Power, dan Efficiensi dengan
menggunakan persamaan:
N c m3
Output Power (W) = 9810 x 9331.3 x 7.63 m
m3 sec
N -3 m
3
Output Power (W) = 9810 x 9,3313.10 x 7.63 m
m3 sec
output
η (%) = x 100
input
77
698.4506044 W
η (%) = x 100
1920W
η (%) = 36.37763565 %
Langkah Terakhir,
1. Tekanlah tombol stop yang berwarna merah sesuai dengan arahan tanda panah untuk
mematikan pompa tersebut.
78
79
Efficiency vs Actual Discharge
80
Output Power vs Actual Discharge
81