DISUSUN OLEH:
FIKRIANNUR (19620070)
FAKULTAS TEKNIK
BANJARMASIN
2022
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia dan nikmat yang tiada terkira. Salah satu dari nikmat tersebut adalah keberhasilan
penulis dalam menyelesaikan laporan Praktikum ini dengan judul “Analisa uji kekerasan pada
material besi tuang setelah mengalami perlakuan panas dengan media pendingin air, oli dan
coolant”.
Penulis ingin memberikan rasa terima kasih kepada pihak Bapak DR. Ir. Muhammad
Marsudi, M.sc. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam kalimantan Muhammad Arsyad
Al – Banjari (UNISKA MAB), Bapak Muhammad Firman, ST,.MT. selaku Kaprodi Teknik
Mesin, Bapak Mujiburrahman, ST,.MT selaku Kepala Laboratorium Fakultas Teknik, Bapak
Robin Hood,S.Si.,M.Si, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktikum Pengujian Logam dan
semua pihak yang telah membantu penulis hingga laporan ini selesai.
Laporan Praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik
dan masukan konstruktif untuk menjadi bahan pembelajaran berkesinambungan penulis di masa
depan. Semoga laporan Praktikum ini dapat bermanfaat bagi dunia konstruksi teknik Mesin
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR
ISI...................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN
2.1. KUNINGAN.......................................................................................................................4
2.2. KLASIFIKASI
KUNINGAN..............................................................................................6
2.3. PERLAKUAN
PANAS.......................................................................................................8
iv
2.5. PENGUJIAN
KEKERASAN............................................................................................10
PRAKTIKUM.........................................................................15
BAHAN........................................................................................................15
AIR...................................27
OLI...................................27
COOLANT.......................28
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kuningan........................................................................................................................4
Kuningan..................................................................................................6
Brinell....................................................................................................16
Vickers..................................................................................................17
Rockwell...............................................................................................18
Bakti...........................................15
Gambar 8.
Ragum...........................................................................................................................21
Gambar 9. Mesin
Bubut..................................................................................................................22
160....................................................................................23
vi
Gambar 11. Tungku Perlakuan
Panas.............................................................................................24
Dipotong....................................................................25
1200................................................................................25
Coolant..............................................................................26
Kerja............................................................................................27
Kerja............................................................................................28
Amplas..............................................28
Awal.........................................................................................29
Kerja.....................................................................................29
vii
Gambar 22. Pendinginan Benda Kerja Di Air, Oli Dan
Coolant....................................................30
Panas...........................................................30
viii
BAB I
PENDAHULUAN
industri yang menggunakan logam sebagai bahan utama operasional atau sebagai
bahan baku produksinya. Besi tuang banyak digunakan terutama untuk membuat alat-
tangga. Pada aplikasi pemakaiannya, semua struktur logam akan terkena pengaruh
perubahan bentuk.
Dalam hal ini, penulis melatar belakangi sebuah pengujian pembebanan dinamik
alat uji impak, Alat uji impak adalah pengujian dengan pembebanan pukulan secara
tiba tiba. Dalam prosesnya telah terjadi penyerapan energi yang besar dari energi
kinetik suatu beban ke specimen uji. Hal ini perlu dilakukan guna mengetahui sejauh
mana ketangguhan material bila mendapatkan beban secara tiba tiba atau secara kejut.
terdapat dipasaran sebagai bahan uji dan untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas
material logam terhadap kekuatan impak. Hal yang dilakukan adalah untuk
mengetahui ketahanan benda uji terhadap beban dinamis. Uji kekerasan dilakukan
1
Usaha menjaga agar logam lebih tahan tekanan adalah dengan cara perlakuan
panas (heat treatment). Proses ini meliputi pemanasan pada suhu tertentu,
dipertahankan pada waktu tertentu dan didinginkan pada media tertentu pula.
dinginkan dengan laju tertentu, selama pemanasan dan pendinginan tersebut akan
terjadi perubahan struktur mikro, dapat berupa perubahan fasa atau ukuran butir
Kristal dan perubahan struktur mikro ini akan merubah sifat dari logam tersebut.
dipelajari untuk dijadikan dasar analisa yang akan dibuat. Sehingga rumusan masalah
1. Besarnya hasil uji kekerasan pada bahan besi tuang tanpa mendapatkan
perlakuan apapun.
2. Besarnya hasil uji kekerasan pada bahan dengan perlakuan panas pada suhu
2
1.3. BATASAN MASALAH
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas
pada temperatur 8000 C terhadap nilai uji kekerasan material besi tuang.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Besi tuang memiliki sifat sulit ditempa namun mudah dituang, sangat keras
namun getas. Titik lebur besi tuang berkisar antara 1135°-1150°C. Dalam besi
terutama Si. Ada beberapa jenis besi tuang yang pembedaannya didasarkan pada
Besi tuang merupakan paduan antara unsur besi yang mengandung carbon (c),
silicon (s), mangan (Mg), phosphor(p) dan sulfur (s), pada besi cor karbon
biasanya antara 2% sampai 6,67% sedang pada baja kandungan karbon hanya
mencapai 2%, semakin tinggi kadar karbon yang ada pada besi cor akan
mengakibatkan besi cor rapuh getas. Selain dari karbon besi cor juga mengandung
silicon (Si) (1-3%), mangan (0,25-15%), dan phosphor (p) (0,05,15%), selain itu
tertentu.
dekomposisi ini disebabkan oleh sifat Fe3C yang stabil. Dekomposisi ini disebut
grafitisasi yang menghasilkan grafit dalam besi cor. Selain unsur-unsur yang
ditambahkan dalam besi cor,juga terdapat faktor-faktor penting lainya yang dapat
4
mempengaruhi sifat-sifat besi cor tersebut antara lain proses pembekuan laju
baik, kemudahan proses produksi dan rendahnya proses temperatur kamar. Akan
tetapi besi cor mempunyai titik lebur yang relatif rendah yakni 1150ºC - 1300ºC
keuntungan dari besi cor karena mendapatkan bentuk benda yang diinginkan
hanya diperlukan proses pemanasan dan juga besi cor mempunyai kekerasan,
ketahanan aus, dan ketahanan terhadap korosi yang cukup baik. Salah satu logam
yang banyak digunakan oleh manusia untuk keperluan industri dan rekayasa
karbon dalam besi tuang sangat menentukan. Karbon dalam besi tuang dapat
berupa senyawa yaitu sementit (karbrida besi) atau berupa karbon bebas yaitu
grafit. Bentuk dan distribusi dari grafit berpengaruh pada sifat mekanik dari besi
tuang. Pengelompokan besi tuang dapat dilihat dari kondisi karbonnya sebagai
grafit atau sementit. Bila karbonnya sebagai sementit maka dapat disebut besi
tuang putih dan bila karbonnya seluruh atau sebagian berupa grafit maka
pengelompokan besi tuang didasarkan pada bentuk fisik dari grafit tersebut.
5
1. BESI TUANG KELABU
Jenis besi tuang ini bersifat kuat, dan getas, tahan panas, korosi dan aus,
mampu meredam getaran (damping capacity) yang baik, koefisien muai panas
(serpih), namun ada juga yang berbentuk bola. Aplikasinya untuk komponen
Besi cor kelabu memiliki kandungan silicon relatif tinggi yaitu antara 1-
3%. Dengan silicon sebesar ini, besi cor akan membentuk garfit dengan
mudah, sehingga fasa karbida Fe3C tidak terbentuk. Grafit serpih besi cor ini
antara 2,5 -4,0 persen, dan kandungan mangan antara 0,2 - 1,0 persen.
Sedangkan kandungan phospor antara 0,002 - 1,0 persen, dan sulfur antara
Salah satu Karekteristik dari besi cor ini adalah bidang patahannya,
patahan terjadi dengan rambatan yang melintasi satu serpih ke serpih yang
yang dialami oleh besi cor kelabu dapat mengahasilkan besi cor dengan
struktur yang berbasis pada fasa feritik, perlitik, atau martensitik. Dengan
sifat-sifat yang dimilikinya, besi cor ini lebih banyak digunakan sebagai
6
landasan mesin, poros penghubung, dan alat berat. Secara keseluruhan sifat
fisik dan mekanik dari besi tuang kelabu ASTM 40 dapat dilihat pada table di
bawah:
Elongaasi 1 %
HB, Hardness
Kekerasan 180 - 302
Brinell
7
Gambar 1. Struktur Mikro Besi Tuang Kelabu
Jenis ini memiliki kekuatan dan keuletan relatif tinggi, tahan panas dan
atau Ce. Grafit bulat lebih ulet dibandingkan grafit lamel (serpih). Aplikasi
besi tuang ini untuk kontruksi teknik sipil, rol penggiling, pipa, cetakan.
atau serium. Penambahan unsur ini menyebabkan bentuk grafit besi cor
menjadi
nodular, atau bulat, atau speroid, perubahan bentuk grafit ini diikuti
dengan perubahan ke uletan. Maka dari itu, besi cor nodular disebut besi cor
Besi cor nodular memiliki kandungan karbon antara 3,0- 4,0%, kandungan
silicon antara 1,8-2,8% dan mangan antara 0,1- 1,0%. Sedangkan kandungan
fosfornya antara 0,01- 0,1% dan sulfur antara 0,01- 0,03%. Perlakukan panas
8
yang diterapkan pada besi cor nodular akan menghasilkan besi cor ferit, perlit
atau martensit temper. Dengan sifat yang dimilikinya, besi cor ini banyak
digunakan untuk aplikasi poros engkol, pipa dan suku cadang khusus.
Karakterisik Sifat Fisik dan Mekanik Besi Tuang Nodular ASTM A536
Elongasi 18 %
HB, Hardness
Kekerasan 130 - 217
Brinell
Tabel 2. Sifat Fisik dan Mekanik Besi Tuang Nodular ASTM A536
9
Gambar 2. Struktur Besi Tuang Nodular
kurang dari 0,1%. Struktur yang dominan berupa karbida (Fe3C) sehingga
mesin pengerolan.
Besi cor putih dibuat dengan pendinginan yang sangat cepat. Pada laju
pendinginan yang cepat akan terbentuk karbida Fe3C yang metastabil dan
karbon antara 1,8 - 3, 6%, dan kandungan mangan antara 0,25 - 0,80%.
10
Sedangkan kandungan fosfornya antara 0,06 - 0,2%, dan sulfur antara 0,06 -
0,2%. Besi cor ini memiliki sifat yang getas, namun memiliki kekerasan yang
tinggi. Sifat yang dimilikinya menyebabkan besi cor ini lebih aplikatif untuk
suku cadang yang mensyaratkan ketahanan aus tinggi. Secara umum sifat -
sifat yang dimiliki oleh besi cor putih dapat dilihat pada table di bawah.
Mo=0,5%
11
Gambar 3. Struktur Mikro Besi Tuang Putih
Pada besi tuang jenis ini terdapat unsur pemadu yang tinggi seperti Cr
dan/atau Ni, besi tuang ini diaplikasikan pada kondisi lingkungan korosif
Jenis ini dikenal sbagai besi tuang mampu tempa. Jenis ini diperoleh
dalam waktu lama sehingga terbentuk besi (Fe) dan karbon (C) dari sementit
(Fe3C) yang ada. Sifat besi tuang ini cukup tangguh dan diaplikasikan sebagai
Besi cor mampu tempa memiliki kandungan karbon antara 2,2-2,9 persen,
kandungan silicon antara 0,9-1,9 persen, dan mangan antara 0,15-1,2 persen,
sedangkan kandungan fosfornya antara 0,02-0,2 persen dan sulfur antara 0,02
0,2 persen.
keuletan yang tinggi dan mampu tempa yang baik. Oleh kerena itu disebut
12
besi cor mampu tempa besicor ini umumnya digunakan untuk perkakas dan
alat-alat kereta api. Secara keseluruhan sifat fisik dan mekanik dari besi tuang
Elongasi 3 %
HB, Hardness
Kekerasan 217 - 269
Brinell
Tabel 4. Sifat Fisik dan Mekanik Besi Tuang Nodular ASTM A536
13
Gambar 4. Struktur Besi Tuang Malleable
Proses perlakuan panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan cara
pendinginan dengan atau tanpa merubah komposisi kimia logam yang bersangkutan.
Tujuan proses perlakuan panas untuk menghasilkan sifat-sifat logam yang diinginkan.
Perubahan sifat logam akibat proses perlakuan panas dapat mencakup keseluruhan
Adanya sifat alotropik dari besi menyebabkan timbulnya variasi struktur mikro
dari berbagai jenis logam. Alotropik itu sendiri adalah merupakan transformasi dari
satu bentuk susunan atom (sel satuan) ke bentuk susunan atom yang lain. Pada
temperatur dibawah 9100 C sel satuannya Body Center Cubic (BCC), temperatur
14
antara 910 dan 13920 C sel satuannya Face Center Cubic (FCC) sedangkan
menjadi lunak dengan cara mendinginkan material yang sudah dipanaskan didalam
terutama kekerasan dengan cara selup cepat (quenching) material yang sudah
dipanaskan ke dalam suatu media quenching berupa air, air garam, maupun oli.
Media pendingin yaitu suatu bahan yang digunakan untuk mendinginkan suatu
spesimen yang sudah dipanaskan pada proses perlakuan panas. Media pendingin ini
diperlukan untuk merubah sifat mekanik baja agar mendapatkan sifat yang lebih keras
dari sebelumnya. Ada banyak media yang dipakai untuk proses perlakuan panas ini
diantaranya air, oli, udara, dan air garam. Namun seiring dengan berkembangnya
dunia pendidikan media pendingin banyak ditemukan untuk digunakan pada proses
2.4.1. AIR
Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O. Air memiliki sifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Air memiliki titik beku 0 ̊C dan
titik didih 100 ̊C. Pendinginan menggunakan air akan memberikan daya
15
pendinginan yang cepat dibandingkan dengan oli (minyak) karena air dapat
dengan mudah menyerap panas yang dilewatinya dan panas yang terserap akan
cepat menjadi dingin. Kemampuan panas yang dimiliki air besarnya 10 kali dari
minyak. Sehingga akan dihasilkan kekerasan dan kekuatan yang baik pada baja.
2.4.2. OLI
Sebagian besar oli yang digunakan untuk media quenching adalah oli
2.4.3. COOLANT
Pada praktikum ini, tipe coolant yang digunakan adalah radiator coolant.
Fungsi radiator coolant adalah untuk meredakan panas yang timbul di dalam
silinder mesin. Oleh karena itu, radiator coolant cocok digunakan sebagai proses
panas.
16
permanen. Untuk para insinyur perancang, kekerasan sering diartikan sebagai ukuran
kemudahan dan kuantitas khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai kekuatan dan
Terdapat tiga jenis ukuran kekerasan, tergantung pada cara melakukan pengujian,
yaitu: (1) Kekerasan goresan (scratch hardness); (2) Kekerasan lekukan (indentation
hardness); (3) Kekerasan pantulan (rebound). Untuk logam, hanya kekerasan lekukan
yang banyak menarik perhatian dalam kaitannya dengan bidang rekayasa. Terdapat
berbagai macam uji kekerasan lekukan, antara lain: Uji kekerasan Brinell, Vickers,
Metode uji kekerasan yang diajukan oleh J.A. Brinell pada tahun 1900 ini
merupakan uji kekerasan lekukan yang pertama kali banyak digunakan serta
permukaan logam memakai bola baja yang dikeraskan yang ditekan dengan beban
tertentu.
17
Beban diterapkan selama waktu tertentu, biasanya 30 detik, dan diameter
Permukaan yang akan dibuat lekukan harus relatif halus, rata dan bersih dari
piramida yang saling berhadapan adalah 1360. Nilai ini dipilih karena mendekati
sebagian besar nilai perbandingan yang diinginkan antara diameter lekukan dan
yang diperoleh merupakan fungsi derajat indentasi. Beban dan indentor yang
18
digunakan bervariasi tergantung pada kondisi pengujian. Berbeda dengan
pengujian brinell, indentor dan beban yang digunakan lebih kecil sehingga
menghasilkan indentasi yang lebih kecil dan lebih halus. Banyak digunakan di
Indentor atau “penetrator” dapat berupa bola baja atau kerucut intan
dengan ujung yang agak membulat (biasa disebut “brale”). Diameter bola baja
umumnya 1/16 inchi, tetapi terdapat juga indentor dengan diameter lebih besar,
yaitu 1/8, 1/4, atau 1/2 inchi untuk bahan-bahan yang lunak. Pengujian dilakukan
dengan terlebih dahulu memberikan beban minor 10 kg, dan kemudian beban
mayor diaplikasikan.
Beban mayor biasanya 60 atau 100 kg untuk indentor bola baja dan 150
kg untuk indentor brale. Mesikpun demikian, dapat digunakan beban dan indentor
sesuai kondisi pengujian. Karena pada pengujian rockwell, angka kekerasan yang
19
ditunjukkan merupakan kombinasi antara beban dan indentor yang dipakai, maka
perlu diberikan awalan huruf pada angka kekerasan yang menunjukkan kombinasi
Dial pada mesin terdiri atas warna merah dan hitam yang didesain untuk
rendah dan baja karbon medium dalam kondisi telah dianil (dilunakkan). Range
kekerasannya dari 0–100. Bila indentor bola baja dipakai untuk menguji bahan
bentuk. Selain itu, karena bentuknya, bola baja tidak sesensitif brale untuk
membedakan kekerasan bahan-bahan yang keras. Tetapi jika indentor bola baja
dipakai untuk menguji bahan yang lebih lunak dari B 0, dapat mengakibatkan
pemegang indentor mengenai benda uji, sehingga hasil pengujian tidak benar dan
20
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2.1. Alat
1. Gergaji Besi
dapat digunakan untuk memotong bahan seperti besi tuang, kayu atau
pipa pvs.
Gergaji besi memilik mata gergaji yang halus dan rapat. Mata gergaji
pada gergaji besi dapat dilepas dan diganti dengan yang baru apabila
sudah tumpul. Bobot yang ringat menjadi kelebihan dari gergaji ini.
21
Gambar 8. Gergaji Besi
2. Ragum
Ragum adalah alat penjepit yang menjadi penjepit benda kerja yang
tangkai ragum, maka rahang ragum akan menjepit atau melepas benda
kerja.
Gambar 9. Ragum
22
3. Mesin Bubut
pada pahat yang bergerak sejajar dengan sumbu putar benda kerja.
Leeb Hardness Tester model SHL-160 adalah alat uji kekerasan yang
dengan kapasitas memori yang besar, serta port USB untuk koneksi
23
dengan komputer dengan software / perangkat lunak untuk
Alat test kekerasan besi ini juga dapat dikoneksikan dengan mini
benda kerja hingga temperatur tertentu. Alat ini dirancan untuk dapat
menahan panas pada suhu pada fase recovery fase rekristalisasi dan
24
Gambar 12. Tungku Perlakuan Panas
6. Penjepit
25
3.2.2. Bahan
1. Besi Tuang
2. Amplas
26
3. Autosol
4. Media Pendingin
27
3.3. PROSEDUR PRAKTIKUM
sebagai berikut:
28
penghalusan permukaan benda kerja dengan menggunakan amplas
kasar bernilai 150, kemudian amplas halus bernilai 1200 dan akhirnya
halus.
29
3.2.2. PROSEDUR PENGUJIAN AWAL
30
Gambar 22. Perlakuan Panas Benda Kerja
pendingin, yaitu air untuk benda kerja 1, oli untuk benda kerja 2 dan
31
Gambar 23. Pendinginan Benda Kerja di Air, Oli dan Coolant
32
BAB IV
1 2 3 4 5 Rata-rata
500
400
300
200
100
0
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 Rata-rata
33
Setelah Perlakuan Panas 361 474 461 533 563 379
500
400
300
200
100
0
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 Rata-rata
34
HASIL PENGUJIAN KEKERASAN (COOLANT)
600
500
400
300
200
100
0
1 2 3 4 5
35