Disusun oleh
Kelompok 1
Bestavellino Viery Utomo 13119133
Muhammad Zakyfarine Ramsi 13119207
Syarif Ahmad Nabil 13119215
Jason Louis 14419035
Dosen Pembimbing
Prof. Ir. I Gusti Nyoman Wiratmaja, Ph.D.
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................. vi
i
3.4.1 Identifikasi Alternatif Produk Solusi .......................................................................... 9
3.4.2 Penentuan Produk Solusi ............................................................................................ 9
3.4.3 Analisis dan Sintesis Desain Produk........................................................................... 9
3.4.4 Pembuatan Detil Desain .............................................................................................. 9
3.4.5 Perancangan Model Produk ........................................................................................ 9
ii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 26
LAMPIRAN.................................................................................................................................. 27
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Dilansir dari CNN (2017), nasi goreng merupakan salah satu menu kuliner yang paling identik
dengan Indonesia dan merupakan yang paling sering di pesan. Sebagian besar dari penjual nasi
goreng merupakan usaha mikro hingga usaha kecil dimana tingkat utilisasi teknologi masih
rendah. Dari observasi yang dilakukan, diketahui bahwa opportunity loss dari penjual nasi goreng
tersebut masih cukup tinggi. Hal tersebut menjadi masalah sebab penjual nasi goreng sebenarnya
memiliki potensi pendapatan yang jauh lebih daripada realisasi pendapatan existing mereka.
Oleh sebab itu, dilakukan studi pendahuluan untuk mencari tahu penyebab terjadi opportunity loss
tersebut. Dari hasil studi pendahuluan terhadap beberapa penjual nasi goreng di kota Bandung,
diketahui bahwa sebagian pelanggan merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan.
Ketidakpuasan tersebut berkaitan dengan waktu yang harus dialokasikan oleh pelanggan untuk
menunggu hingga nasi goreng disajikan oleh penjual. Waktu tersebut disebut juga sebagai waktu
tunggu pelanggan.
Pada saat jam makan, dimana restoran sedang mengalami peak hours, waktu tunggu pelanggan
meningkat secara signifikan. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan jumlah porsi nasi goreng
yang dapat dibuat oleh penjual pada waktu yang bersamaan. Sementara itu, pembuatan nasi goreng
sendiri memerlukan waktu kurang lebih 15 menit dengan peralatan masak konvensional.
Akibatnya, pada peak hours, pesanan pelanggan menumpuk dan pelanggan harus menunggu lebih
1
lama untuk dapat menikmati pesanan mereka. Apabila seorang pelanggan merasa sudah terlalu
lama menunggu, pelanggan tersebut memutuskan untuk meninggalkan restoran. Situasi ini
menyebabkan opportunity loss bagi penjual nasi goreng.
Permasalahan di atas dapat didisrupsi dengan memanfaatkan teknologi melalui sebuah proses
inovasi. Suatu teknologi dapat digunakan untuk mempercepat proses memasak nasi goreng serta
menambah kapasitas porsi nasi goreng yang dapat dimasak pada waktu yang bersamaan. Namun,
tidak sembarang teknologi dapat digunakan untuk membantu proses memasak nasi goreng. Salah
satu faktor yang perlu diperhatikan adalah kualitas yang direpresentasikan oleh rasa masakan
tersebut. Teknologi tersebut juga harus sesuai dengan kebutuhan dan kapabilitas produsen atau
penjual nasi goreng.
Dari sisi pelanggan atau konsumen nasi goreng, mereka mengharapkan makanan yang berkualitas.
Dilansir dari Wiley Online Library, menurut Hui (2017), kualitas suatu produk makanan dapat
dipengaruhi oleh faktor komposisi (tingkat kemerataan bahan), nutrisi, keamanan, serta bagaimana
makanan tersebut memengaruhi kesehatan konsumen. Artinya, nasi goreng yang proses
pembuatannya didukung oleh suatu inovasi teknologi harus tetap dapat memenuhi keempat aspek
tersebut.
Dari sisi produsen nasi goreng, produsen menginginkan alat yang dapat mempercepat proses
pembuatan nasi goreng serta dapat meningkatkan kapasitas porsi yang dapat dimasak secara
bersamaan sehingga dapat melayani lebih banyak konsumen. Namun, penjual tentunya
mengharapkan produk tersebut cukup murah sehingg dapat meningkatkan profitabilitas usaha .
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan suatu inovasi teknologi yang dapat mengurangi opportunity
loss penjual nasi goreng namun tetap memenuhi ekspektasi dari kedua belah pihak: konsumen dan
produsen. Melalui brainstorming internal, diketahui bahwa inovasi produk pengaduk nasi goreng
dapat menjadi solusi permasalahan. Oleh sebab itu, pada penelitian ini, akan dirancang suatu
inovasi produk pengaduk nasi goreng.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang pada subbab 1.1, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai
berikut.
“Bagaimana rancangan produk pengaduk nasi goreng yang dapat mempercepat proses
pembuatan nasi goreng serta menambah kapasitas porsi nasi goreng yang dapat dimasak
secara persamaan?”
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Proses perancangan produk mekanik dapat berbeda-beda tergantung dari jenis produk yang ingin
dibuat dan kompleksitas desainnya. Namun, tahapan yang telah dijelaskan di atas merupakan
tahapan umum yang biasanya dilakukan dalam proses perancangan produk mekanik.
5
pengendalian seluruh tahapan dalam sebuah proyek. Manajemen proyek meliputi lima tahapan
sebagai berikut (PMBOK, 2017):
1. Inisiasi: Tahap inisiasi meliputi definisi proyek, pengumpulan informasi awal, analisis
kelayakan, dan penetapan tujuan.
2. Perencanaan: Tahap perencanaan meliputi pengembangan rencana proyek, penentuan
jadwal, pengalokasian sumber daya, dan pengembangan strategi manajemen risiko.
3. Pelaksanaan: Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan aktivitas-aktivitas yang telah
direncanakan dalam tahap sebelumnya, pengawasan pelaksanaan proyek, dan pengambilan
tindakan untuk mengatasi masalah yang terjadi.
4. Pengawasan dan pengendalian: Tahap ini meliputi pengawasan pelaksanaan proyek,
peninjauan kemajuan proyek, pengendalian kualitas, dan penanganan risiko yang terjadi.
5. Penutupan: Tahap penutupan meliputi penghentian aktivitas proyek, pembuatan laporan
akhir, pengiriman produk akhir kepada pelanggan, dan evaluasi hasil proyek.
Manajemen proyek merupakan keterampilan penting bagi setiap manajer proyek atau pemimpin
tim yang ingin menyelesaikan proyek dengan sukses. Dengan menggunakan prinsip-prinsip
manajemen proyek yang benar, risiko kegagalan proyek dapat diminimalkan dan tujuan proyek
dapat tercapai dengan tepat waktu dan dengan efektif.
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
7
3.2 Tahap Pendahuluan
3.2.1 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memahami kondisi lingkungan secara makro sehingga
dapat dipilih konteks permasalahan yang ingin diselesaikan. Setelah konteks permasalahan
telah dipilih, dilakukan studi lebih lanjut melalui observasi untuk mencari tahu situasi dan
kondisi dari konteks tersebut sehingga permasalahan spesifik dapat diidentifikasi. Dalam
penelitian ini, konteks permasalahannya adalah industri kuliner di Indonesia.
8
3.4.1 Identifikasi Alternatif Produk Solusi
Pada tahap ini, alternatif produk pengaduk nasi goreng yang dapat menjadi solusi untuk
menyelesaikan permasalahan akan diidentifikasi. Proses identifikasi tersebut dilakukan
dengan melakukan pencarian dari sumber sekunder meliputi: artikel, jurnal, buku, serta
video yang diunggah oleh pengguna ataupun produsen alat.
9
3.5 Tahap Manajemen Proyek
Untuk memastikan tujuan penelitian tercapai, perlu dilakukan suatu manajemen proyek. Dalam
penelitian ini, ruang lingkup manajemen proyek meliputi: penjadwalan proyek, estimasi biaya
proyek, serta analisis kelayakan finansial proyek..
10
BAB IV
PROSES DESAIN
11
Gambar 2 Alternatif produk solusi 1
Alternatif produk solusi 1 terinspirasi dari sistem pemanggang kopi. Sistem tersebut sangat efektif
dalam memanggang kopi karena memiliki sistem yang tertutup sehingga dapat mengisolasi panas.
Namun, melalui brainstorming internal, disimpulkan bahwa sistem tersebut kurang cocok untuk
produk pengaduk nasi goreng sebab, pada sistem yang tertutup, bahan-bahan nasi goreng akan
menjadi sulit untuk dimasukkan. Selain itu, pemasak pun akan kesulitan dalam mengecek apakah
bahan-bahan sudah tercampur rata atau belum.
Alternatif produk solusi 2 merupakan model pengaduk nasi goreng yang sudah beredar pada pasar
internasional. Mesin ini pun dapat dioperasikan oleh satu orang serta memberikan hasil dengan
kualitas yang sangat baik sebab memiliki berbagai keunggulan sebagai berikut: tingkat automasi
yang tinggi; sistem pemanas yang stabil dan merata; material yang fungsional serta kokoh. Namun,
mesin ini memiliki kapasitas (muatan) maksimal yang kecil sehingga lebih cocok untuk produk
rumahan. Selain itu, harga dari mesin ini juga melebihi kemampuan atau daya beli industri kecil
di Indonesia. Oleh karena itu, model ini tidak dapat dipilih dan perlu dicari model yang lebih sesuai
dengan konteks pengembangan produk serta target pasar.
12
Gambar 4 Alternatif produk solusi 3
Alternatif produk solusi 3 merupakan model yang juga sudah beredar pada pasar internasional.
Model ini menggunakan tiga blade yang dapat meningkatkan efisiensi proses memasak nasi
goreng serta memberikan hasil yang berkualitas (hasil pengadukan merata). Selain itu, dalam
proses kerjanya, model blade tersebut juga dapat memberikan tekanan terhadap nasi goreng ke
wadah sehingga memberikan efek smoky yang menjadi salah satu ciri khas nasi goreng di
Indonesia. Terlepas dari kelebihan-kelebihan tersebut, model ini memiliki kapasitas maksimum
yang cukup rendah. Namun, karena memiliki sistem yang terbuka, kapasitas model ini dapat
diperbesar dengan memperbesar dimensi komponen-komponen sistem tersebut.
13
Tabel 2 Penilaian alternatif produk solusi
Pertimbangan
Total
Produk
Skor
Fungsionalitas Fisibilitas Perancangan Kapasitas Produksi
14
BAB V
ANALISIS
15
Gambar 5 Sketsa awal
16
5.1 Pembuatan Detil Desain
Gambar 6 dan gambar 7, secara berurutan, menunjukkan desain final dari stand serta blade produk
pengaduk nasi goreng yang dikembangkan berdasarkan strategi pengembangan yang telah
ditentukan. Gambar Teknik dari keseluruhan komponen dapat dilihat pada Lampiran 1. Untuk
17
memproduksi komponen-komponen produk ini, material yang digunakan mayoritas terbuat dari
stainless steel grade-304 yang merupakan salah satu jenis stainless steel yang sering digunakan
dalam proses forming dan welding. Tabel 4 menunjukkan bahwa material stainless steel 304
memiliki nilai tensile dan yield strength yang cukup baik untuk diaplikasikan pada produk ini.
Ketersediaan material yang mencukupi serta property mekanikal yang baik menjadi alasan
pemilihan material dalam produk ini.
Setelah dilakukan pemilihan material, dilakukan pemilihan proses manufaktur. Pemilihan proses
manufaktur untuk mesin pengaduk nasi goreng melibatkan beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang penting dalam memilih proses
manufaktur untuk mesin pengaduk nasi goreng:
• Desain Mesin: Fitur dan spesifikasi teknis mesin, seperti ukuran, kapasitas, jenis pengaduk,
dan fungsi lainnya. Desain yang baik akan memastikan efisiensi operasional dan keandalan
mesin.
• Bahan dan Kualitas: Komponen mesin harus terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi
agar tahan lama, aman, dan dapat memenuhi standar sanitasi makanan. Misalnya, bagian-
bagian yang berhubungan langsung dengan bahan makanan harus terbuat dari bahan yang
aman dan mudah dibersihkan.
• Proses Produksi: Proses ini termasuk Pemotongan, pembentukan, pengelasan, perakitan,
dan pengujian mesin. Proses manufaktur yang dipilih harus dapat memastikan bahwa
proses produksi tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien serta menghasilkan hasil
yang berkualitas.
• Otomasi: Tingkat otomasi yang diinginkan untuk mesin pengaduk nasi goreng perlu untuk
dipertimbangkan.
18
• Biaya Produksi: Proses manufaktur yang lebih kompleks atau penggunaan bahan yang
lebih mahal dapat meningkatkan biaya produksi, namun dapat meningkatkan kualitas, dan
sebaliknya. Oleh karena itu, biaya produksi harus disesuaikan dengan anggaran yang
dimiliki.
• Keamanan dan Regulasi: Standar keamanan dan regulasi yang berlaku dalam industri
mesin makanan juga perlu diperhatikan. Mesin pengaduk nasi goreng harus memenuhi
persyaratan keselamatan dan kebersihan untuk menghindari risiko kontaminasi makanan
atau kecelakaan kerja.
• Perusahaan Manufaktur: Perusahaan manufaktur terpilih merupakan perusahaan yang
berpengalaman dan memiliki reputasi baik dalam memproduksi mesin makanan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan riset tentang kredibilitas, kualitas produk, layanan purna jual,
dan ulasan pelanggan sebelum memilih perusahaan manufaktur yang tepat.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, dapat ditentukan proses manufaktur dari tiap
komponen produk pengaduk nasi goreng. Detail pemilihan material serta proses manufaktur dapat
dilihat pada Tabel 5.
19
BAB VI
MANAJEMEN PROYEK
20
Gambar 10 Gantt Chart (2)
21
Di sisi lain, potensi pendapatan dihitung berdasarkan harga jual produk serta jumlah penjualan
dalam suatu periode waktu. Pada penelitian ini, diasumsikan bahwa produk dijual dengan harga
Rp3.500.000,00 dengan volume penjualan sebanyak 200 unit tiap bulannya. Berdasarkan proyeksi
biaya serta pendapatan, laba-rugi per tahun dapat diproyeksikan seperti pada Tabel 7.
22
tersebut, diketahui bahwa NPV > 0 serta IRR > MARR sehingga proyek layak untuk dilakukan.
Eksekusi proyek ini akan memberikan keuntungan pada masa kini sebesar Rp2.803.000.000,00
serta waktu balik modal selama 7 tahun 3 bulan.
23
Dengan menggunakan formula di bawah ini, BEP dalam unit produk serta BEP dalam Rupiah
dapat dihitung. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa perusahaan akan mencapai BEP setelah
menjual sebanyak 930 unit atau setara dengan Rp3.256.521.739,00.
24
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Dari pengembangan produk pengaduk nasi goreng yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. DR&O (Design Requirements & Objectives) dari produk pengaduk nasi goreng yang
dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 1.
2. Perancangan model dilakukan dalam beberapa tahap. Sketsa awal dapat dilihat pada
Gambar 5. Kemudian, produk dikembangkan dan desain final produk dapat dilihat pada
Gambar 6 dan Gambar 7. Pemilihan material dan proses manufaktur dapat dilihat pada
Tabel 5. Sementara itu, untuk Gambar Teknik komponen-komponen produk dapat dilihat
pada Lampiran 1.
3. Analisis ekonomi yang dilakukan mencakup beberapa aspek: estimasi biaya proyek (Tabel
6), estimasi biaya produksi (Lampiran 2), analisis kelayakan finansial proyek (Tabel 8),
serta analisis BEP (subbab 6.5). Dari analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa proyek
ataupun produk layak secara finansial.
7.2 Saran
Dari penelitian yang dilakukan dapat diberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut.
1. DR&O dapat dirumuskan dengan lebih detil sehingga strategi pengembangan dapat
dirumuskan dengan baik. Penggunaan framework QFD (Quality Function Deployment)
dapat membantu peneliti dalam mengembangkan produk secara sistematis dan
komprehensif.
2. Selain itu, dalam pemilihan material, dapat digunakan suatu perangkat lunak untuk
membantu proses pemilihan. Dengan perangkat lunak tersebut, diharapkan peneliti dapat
menganalisis berbagai opsi material yang fisibel secara teknikal untuk digunakan.
Pemilihan material yang sesuai dapat meningkatkan kualitas serta mereduksi biaya
produksi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Stainless Steel - Grade 304 (UNS S30400). (2001, October 23). AZoM.com.
https://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=965
T. (n.d.). 10 Makanan Indonesia yang Diakui Sebagai Makanan Terenak di Dunia. Gaya
Hidup. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20221003110442-262-855611/10-makanan-
indonesia-yang-diakui-sebagai-makanan-terenak-di-dunia
26
LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar Teknik
27
28
29
30
Lampiran 2 Estimasi Biaya Produksi
Biaya Material per Unit
Komponen Biaya
Utilitas 60.000.000
Supervisor (1
72.000.000
orang)
Depresiasi 400.000.000
31
Lampiran 3 Perhitungan Depresiasi
32