ii
2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 31
2.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 32
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 32
3.2 Operasional Variabel dan Skala Pengukuran ............................................ 32
3.2.1 Operasional Variabel............................................................................ 32
3.2.2 Skala Pengukuran ................................................................................ 36
3.3 Tahapan Penelitian ...................................................................................... 37
3.4 Populasi dan Sampel .................................................................................... 37
3.4.1 Populasi ................................................................................................. 37
3.4.2 Sampel ................................................................................................... 38
3.5 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................... 39
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 40
3.6.1 Uji Validitas .......................................................................................... 40
3.6.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 43
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 44
3.7.1 Teknik Analisis Deskriptif.................................................................... 44
3.7.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 46
3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda ....................................................... 46
3.8 Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 47
3.8.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ...................................... 47
3.8.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T) ......................................... 48
3.8.3 Koefisien Determinasi........................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 50
Lampiran ................................................................................................................... 53
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Kedai Kopi Starbucks Kota Bandung............................................. 4
Tabel 1.2 Hasil Pra Survey Brand Awareness ............................................................. 6
Tabel 1.3 Hasil Pra Survey Brand Image .................................................................... 7
Tabel 1.4 Hasil Pra Survey Minat Beli ........................................................................ 8
Tabel 2.1 Jurnal Nasional .......................................................................................... 21
Tabel 2.2 Jurnal Internasional .................................................................................. 24
Tabel 2.3 Skripsi Terdahulu ...................................................................................... 27
Tabel 3.1 Operasional Variabel ................................................................................. 33
Tabel 3.2 Skala Pengukuran ..................................................................................... 36
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Brand Awareness......................................................... 41
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Brand Image................................................................ 42
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Minat Beli ................................................................... 42
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................................. 43
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Skor ......................................................................... 45
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Logo Starbucks ....................................................................................... 1
Gambar 1.2 Lokasi Starbucks di Kota Bandung........................................................ 3
Gambar 1.3 Top Brand Index Café Kopi ................................................................... 5
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 30
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ............................................................................... 37
Gambar 3.2 Garis Kontinum Interpretasi Skor ....................................................... 45
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................................. 53
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menu yang dijual di Starbucks antara lain kopi, teh, dan juga kue-kue sebagai
pendampingnya. Selain menyediakan kopi, Starbucks juga menyediakan bermacam
merchandise di setiap gerainya seperti tumbler, mug, dan termos mini yang semuanya
memiliki logo Starbucks. Starbucks membuka gerai pertamanya di Bandung pada tahun
2007 yang terletak di Paris Van Java Mall. Gerai Starbucks di Bandung terus bertambah
dengan jumlah sebanyak 17 gerai Starbucks.
2
Di zaman yang sudah berkembang ini, kebiasaan minum kopi sudah menjadi gaya
hidup bagi anak-anak muda yang minum kopi bukan hanya untuk menghilangkan rasa
kantuk. Anak-anak muda mencari kedai kopi melainkan untuk melakukan kegiatan seperti
berkumpul bersama teman, rapat bisnis, mengisi waktu luang dan mengerjakan tugas-
tugas. Oleh karena itu, pada saat ini kedai kopi di Indonesia khususnya di Kota Bandung
menjadi semakin banyak dan mudah untuk ditemui hampir di setiap sudut jalan Kota
Bandung.
Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, pada
tahun 2021 menunjukkan bahwa jumlah kedai kopi di Kota Bandung ada sebanyak 200
kedai kopi (disbudpar.bandung.go.id, 2021). Berkembangnya bisnis kedai kopi ini
dikarenakan saat ini telah menjadi gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat khususnya
anak-anak muda. Tingginya perkembangan kedai kopi di Kota Bandung menyebabkan
para pengusaha kedai kopi bersaing agar dapat menjadi top of mind di masyarakat.
Starbucks Corporation merupakan sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi
terbesar di dunia yang berasal dari Amerika Serikat dan berkantor pusat di Seattle,
Washington. Saat ini Starbucks memiliki 326 kedai kopi di seluruh kota besar di
Indonesia, salah satunya di Kota Bandung.
3
Starbucks pertama kali membuka kedai kopinya di Kota Bandung pada tahun 2007
yaitu di Paris Van Java Mall. Kini, Starbucks memiliki 17 kedai kopi yang tersebar di
Kota Bandung. Berikut merupakan daftar 17 kedai kopi Starbucks di Kota Bandung:
Starbucks merupakan sebuah coffee shop yang memiliki suasana dan pelayanan
yang berbeda dengan kedai kopi pada umumnya. Suasana di kedai kopi Starbucks dengan
desain tempat yang minimalis dan elegan ditambah dengan pelayanan yang ramah
membuat Starbucks menjadi tempat yang nyaman bagi para konsumennya. Tak heran jika
Starbucks menjadi pilihan bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu luangnya atau
hanya sebagai tempat untuk berkumpul bersama dengan teman.
4
Gambar 1.3 Top Brand Index Café Kopi
Sumber: www.topbrand-award.com
Dapat kita lihat pada gambar diatas yang menunjukkan bahwa Starbucks
merupakan salah satu top brand pada kategori café kopi yang menempati posisi pertama
dengan nilai 49.2% di tahun 2022 ini. Ditengah bertambahnya kedai kopi di Kota
Bandung, Starbucks sebagai kedai kopi ternama di Indonesia membuktikan bahwa
mereknya bisa tetap menjadi top of mind di kalangan masyarakat. Salah satu pengukuran
dalam Top Brand Index yaitu top of mind, yang berarti sebuah merek tersebut sudah
menjadi pilihan utama konsumen atau merek tersebut merupakan merek yang pertama kali
muncul dalam benak konsumen saat kategori tersebut disebutkan. Top of mind merupakan
suatu tingkatan paling atas dalam piramida kesadaran merek. Brand Awareness sendiri
menurut Humdiana dalam (Ramadayanti, 2019) adalah kesanggupan seorang calon
pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian
dari kategori produk tertentu.
Selain itu, terdapat Brand Image yang berpengaruh dalam penilaian Top Brand
Index dan minat beli para konsumen. Menurut Aaker (1991) brand Image menciptakan
nilai dalam berbagai cara, membantu konsumen untuk memproses informasi,
membedakan merek, menghasilkan alsan untuk membeli, memberikan persaan positif,
dan memberikan dasar untuk ekstensi. Dengan memiliki brand image dan brand
awareness yang baik, maka Starbucks dapat meningkatkan minat beli dari konsumennya.
5
Minat beli menurut Kotler (2005) adalah sesuatu yang timbul setelah menerima
rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba
produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan membeli agar dapat memilikinya.
Pada saat ini, masyarakat memiliki minat beli yang tinggi terhadap merek Starbucks yang
dapat dilihat dari hasil Top Brand Index Starbucks yang berada di posisi satu pada tahun
2022.
Tabel 1.2
Hasil Pra Survey Brand Awareness
Jawaban
No Pernyataan
STS TS KS S SS
Menyebutkan merek Starbucks jika ditanya
1 2% 0 22% 38% 38%
mengenai merek dalam kategori coffee shop
Mengenali merek Starbucks ketika melihat
2 logo bergambar putri duyung dengan dua 0 4% 6% 20% 70%
ekor
Saya mengetahui semua produk dari
3 6% 20% 38% 14% 22%
Starbucks
Berdasarkan hasil pra survey yang telah dilakukan mengenai Brand Awareness
pada tabel 1.2 menunjukan bahwa:
1. Pada pernyataan pertama terdapat 19 orang dengan jawaban setuju dan 19 orang
lainnya dengan jawaban sangat setuju atau keduanya sebesar 38%.
2. Pada pernyataan kedua terdapat 35 orang dengan jawaban sangat setuju atau
sebesar 70%.
6
3. Pada pernyataan keempat terdapat 19 orang dengan jawaban kurang setuju atau
sebesar 38%.
Jika melihat dari hasil persentase secara keseluruhan mengenai Brand Awareness pada
merek Starbucks hasilnya sudah cukup baik, dimana terdapat hasil sebesar 70% dengan
jawaban sangat setuju yang menyatakan bahwa mereka dapat mengenali merek Starbucks
ketika melihat logo bergambar putri duyung dengan dua ekor. Dengan arti bahwa
Starbucks merupakan coffee shop yang memiliki logo unik berbeda dengan produk coffee
shop lainnya dan menjadikannya mudah untuk diingat. Sementara itu, pada pernyataan
ketiga terdapat hasil sebesar 38% dengan jawaban kurang setuju mengenai saya
mengetahui semua produk dari Starbucks. Hal tersebut dapat disebabkan oleh banyaknya
produk yang disediakan oleh Starbucks, sehingga cukup sulit bagi konsumen untuk
mengetahui semua produknya.
Tabel 1.3
Hasil Pra Survey Brand Image
Jawaban
No Pernyataan
STS TS KS S SS
Kualitas kopi Starbucks sesuai dengan harga
1 0 2% 22% 34% 42%
yang ditawarkan
Starbucks dikenal dengan rasa kopi yang
2 0 0 16% 40% 44%
enak
Pelayanan yang diberikan Starbucks sangat
3 0 2% 8% 30% 60%
baik dan ramah
Berdasarkan hasil pra survey yang telah dilakukan mengenai Brand Image pada
tabel 1.3 menunjukan bahwa:
1. Pada pernyataan pertama terdapat 11 orang dengan jawaban kurang setuju atau
sebesar 22%.
2. Pada pernyataan kedua terdapat 22 orang dengan jawaban sangat setuju atau
sebesar 44%.
7
3. Pada pernyataan ketiga terdapat 30 orang dengan jawaban sangat setuju atau
sebesar 60%.
Jika dilihat dari hasil persentase keseuluruhan mengenai Brand Image pada merek
Starbucks hasilnya sudah cukup baik. Dapat dilihat pada pernyataan ketiga yang
mendapatkan hasil sebesar 60% dengan jawaban sangat setuju mengenai pelayanan yang
diberikan Starbucks sangat baik dan ramah, yang berarti bahwa Starbucks memiliki citra
sebagai coffee shop yang memiliki kualitas pelayanan yang baik dan ramah. Sedangkan
pada pernyataan pertama terdapat hasil sebesar 22% jawaban kurang setuju mengenai
kualitas kopi Starbucks sesuai dengan harga yang ditawarkan. Hal tersebut dapat
disebabkan dengan banyaknya coffee shop yang memiliki kualitas yang hamper sama
dengan Starbucks namun dengan harga yang lebih terjangkau.
Tabel 1.4
Hasil Pra Survey Minat Beli
Jawaban
No Pernyataan
STS TS KS S SS
Merekomendasikan produk Starbucks ke
1 0 8% 22% 40% 30%
orang lain
Saya akan mencari informasi mengenai
2 4% 0 22% 38% 36%
promo yang diadakan oleh Starbucks
Berminat membeli produk Starbucks karena
3 0 4% 14% 52% 30%
memiliki produk yang berkualitas
Berdasarkan hasil pra survey yang telah dilakukan mengenai Brand Image pada
tabel 1.4 menunjukan bahwa:
1. Pada pernyataan pertama terdapat 20 orang dengan jawaban sangat setuju atau
sebesar 40%.
2. Pada pernyataan kedua terdapat 2 orang dengan jawaban sangat tidak setuju atau
sebesar 4%.
8
3. Pada pernyataan ketiga terdapat 26 orang dengan jawaban sangat setuju atau
sebesar 52%.
Jika dilihat dari hasil persentase keseluruhan mengenai minat beli pada merek
Starbucks hasilnya sudah cukup baik. Dapat dilihat dari pernyataan ketiga yang
mendapatkan hasil sebesar 52% dengan jawaban setuju mengenai berminat membeli
produk Starbucks karena memiliki produk yang berkualitas, yang berarti konsumen
mengetahui bahwa Starbucks menggunakan bahan-bahan dengan kualitas terbaik untuk
menghasilkan produk yang berkualitas. Sementara itu, pada pernyataan teradpat hasil
sebesar 4% dengan jawaban sangat tidak setuju mengenai saya akan mencari informasi
mengenai promo yang diadakan oleh Starbucks. Hal ini dapat disebabkan oleh responden
yang lebih memilih mencari tahu mengenai promo yang lebih menarik yang diadakan oleh
coffee shop lain.
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Devita Agustin
Santoso, Rezi Erdiansyah dan Muhammad Adi Pribadi (2019) dengan judul “Pengaruh
Brand Awareness dan Brand Image Terhadap Minat Beli Produk Kecantikan Innisfree”
terdapat hasil bahwa Brand Awareness dan Brand Image memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat beli produk kecantikan Innisfree sebesar 43,6%. Berdasarkan
uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, penulis ingin melakukan penelitian
untuk mengetahui apakah Brand Awareness dan Brand Image memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat beli di produk lain. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Awareness dan Brand Image
Terhadap Minat Beli Starbucks di Kota Bandung”.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi bahwa terdapat beberapa
permasalahan yaitu brand awareness dan brand image yang menjadi daya tarik dari
konsumen untuk membeli produk Starbucks. Dari hasil identifikasi masalah tersebut,
maka rumusan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Penelitian ini dilaksanakan dengan jangka waktu selama kurang lebih 4 bulan yang
dimulai pada bulan Juni 2022 hingga bulan September 2022, yang dilakukan dengan
menyebar kuesioner dan data yang diperoleh dari penelitian-penelitian terdahulu.
10
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian waktu dan periode penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan variabel penelitian, penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis dan ruang lingkup penelitian.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pemasaran
Menurut American Marketing Assosiaction dalam Sudaryono (2016:41) pemasaran
adalah fungsi dari organisasi dan serangkaian suatu proses penciptaaan,
mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai bagi para konsumen serta mengelola
hubungan antara konsumen dengan perusahaan untuk memberikan manfaat bagi
konsumen dan produsen. Selanjutnya menurut Swastha (2009:10) dalam Indrasari (2019)
menjelaskan bahwa pemasaran merupakan system keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial.
Menurut Kotler (1997) mengatakan bahwa pemasaran adalah proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain. Pengertian lainnya menurut Tjiptono dalam Tumbel (2016)
yaitu pemasaran sebagai suatu proses dan manajerial dimana individu atau kelompok
untukn mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,
pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.
12
Menurut Kotler & Keller (2009:258) menjelaskan bahwa brand atau merek adalah
produk atau jasa yang dimensinya mendifrensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara
dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.
Sedangkan menurut American Marketing Association (AMA) merek adalah nama, istilah,
tanda, lambang, desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan produk
atau jasa dari para pesaing.
Menurut Kotler dalam Sangadji (2013:323) merek dapat memiliki enam level
pengertian, yaitu:
1. Atribut
Merek mengingatkan pada produl tertentu. Merecedes memberi kesan sebagai
mobil yang mahal, dibuat dengan baik, dirancang dengan baik, tahan lama, dan
bergengsi tinggi.
2. Manfaat
Atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. Atribut
“tahan lama” dapat diterjemahkan menjadi manfaat fungsional.
3. Nilai
Merek juga mengatakan sesuatu tentang nilai produsennya. Mercedes berarti
kinerja tinggi, keselamatan, dan gengsi.
4. Budaya
Merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya tertentu, misalnya Mercedes
melambangkan budaya jerman yang terorganisasi, efisien dan bermutu tinggi.
5. Kepribadian
Merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian tertentu. Mercedes menyiratkan
pemimpin yang serius (orang), singa yang berkuasa (binatang), atau istana yang
agung (objek).
6. Pemakai
Merek tersebut menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan
produk tersebut.
13
2.1.3 Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Keller dan Swaminathan (2019) mendefinisikan bahwa brand awareness (kesadaran
merek) merupakan kekuatan ingatan terhadap merek di memori konsumen yang dapat
diukur sebagai kemampuan konsumen mengidentifikasi merek pada kondisi yang
berbeda. Sedangkan menurut Aaker dalam (Handayani, 2010) mendefinisikan brand
awareness sebagai kemampuan dari konsumen potensial untuk mengenali atau mengingat
bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori produk tertentu.
Menurut Aaker (2011) brand awareness memiliki level atau tingkatan sebagai
berikut:
1. Unaware of Brand
Merupakan level terendah dalam piramida kesadaran merek dimana konsumen
tidak menyadari adanya suatu merek tertentu.
2. Brand Recognition
Level ini merupakan level minimum kesadaran merek bagi konsumen terhadap
suatu merek produk. Pada level ini akan menentukan apakah konsumen akan
memilih membeli merek produk tersebut atau tidak.
3. Brand Recall
Pada level ini knsumen tidak hanya mengetahui tentang keberadaan suatu merek
tetapi konsumen akan tetap mengenal dan mengingat suatu merek tersebut secara
spontan tanpa menggunakan bantuan pengingat apapun.
14
4. Top of Mind
Merupakan level yang paling tinggi dimana suatu merek sudah menjadi pilihan
utama atau dapat dikatakan bahwa merek tersebut merupakan merek utama yang
pertama kali muncul dalam benak konsumen dibandingkan dengan berbagai merek
lainnya yang ada di dalam benak konsumen.
Menurut Kotler, Keller, Brady, Goodman dan Hansen (2019) dimensi yang
digunakan untuk mengukur brand awareness yaitu sebagai berikut:
1. Brand Recall
Seberapa kuata daya ingat konsumen ketika konsumen diajukan pertanyaan
tentang merek apa saja yang mereka ingat dimana merek yang pertama kali
menjadi pertanyaan pertama terkait kategori produk.
2. Brand Recognition
Seberapa kuat daya inagt konsumen dalam mengenali merek dalam satu kategori
tertentu dengan memberikan bantuan terkait dengan pengajuan pertanyaan sambil
menyebutkan ciri-ciri dari merek produk perusahaan tersebut guna pengenalan
merek.
3. Purchase
Seberapa kuat daya ingat konsumen untuk memasukkan merek produk perusahaan
ke dalam alternatif pilihan keranjang belanja mereka ketika mereka akan membeli
produk atau layanan.
4. Consumption
Konsumen membeli produk perusahaan karena merek tersebur sudah menjadi top
of mind di benak konsumen.
15
2.1.4 Brand Image (Citra Merek)
Menurut Kotler (2006:266) menjelaskan bahwa brand image (citra merek) adalah
penglihatan dan kepercayaan yang terpendam di benak konsumen, sebagai cerminan
asosiasi yang tertahan di ingatan konsumen. Sedangkan menurut Simonson dan Schmitt
(2009) mendefinisikan bahwa brand image merupakan pemaknaan kembali segenap
persepsi terhadap merek yang dibentuk dari informasi dan pengalaman konsumen maupun
pelanggan di masa lalu terhadap merek.
1. Strength
Merupakan kekuatan merek yang bergantung pada bagaimana informasi dari
produk tersebut masuk ke dalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi
tersebut dikelola sehingga menjadi bagia dari brand image.
2. Favorability
Merupakan keyakinan konsumen bahwa produk tersebur mampu memuaskan
keinginannya sehingga dapat tercipta suatu sikap yang positif terhadap merek.
3. Uniqueness
Merupakan representasi terkait dengan keunikan atau ciri khas produk yang sulit
untuk ditiru oleh pesaing.
Menurut Caputo (2021), dan Joseph Plummer (2007) brand image terdiri dari tiga
komponen penting, yaitu:
16
1. Corporate Image (Citra Perusahaan)
Merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan dalam benak konsumen
terhadap perusahaan yang memiliki produk tertentu seperti kredibilitas,
popularitas, jaringan perusahaan, dan konsumennya.
2. User Image (Citra Pemakai)
Merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan dalam benak konsumen
terhadap pemakai produk tertentu seperti pemakai atau konsumen maupun
pelanggan itu sendiri, gaya hidup, maupun status sosial.
3. Product Image (Citra Produk)
Merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan dalam benak konsumen
terhadap merek produk seperti atribut produk, harga, manfaat, prestige, serta
garansi.
Menurut Shimp dalam Rizan, Saidani dan Sari (2012) manfaat citra merek dapat
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Fungsional
Manfaat yang berusaha menyediakan solusi bagi masalah-masalah konsumsi,
dengan mengasumsikan bahwa suatu merek memiliki manfaat spesifik yang dapat
memecahkan masalah tersebut.
2. Simbolis
Diarahkan pada keinginan konsumen dalam upaya memperbaiki diri, dihargai
sebagai anggota suatu kelompok, aifiliasi, dan rasa memiliki.
3. Pengalaman
Konsumen merupakan representasi dari keinginan mereka akan produk yang dapat
memberika rasa senang, keanekaragaman, dan stimulasi kognitif.
17
konsumen melakukan evaluasi terhadap produk tersebut. Bila manfaat yang dirasakan
lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk
membelinya akan semakin tinggi.
Durianto (2013) mendefinisikan minat beli sebagai segala sesuatu yang berkaitan
tentang rencana konsumen dalam melakukan pembelian pada suatu produk tertentu, dan
berapakah jumlah unit produk yang diperlukannya dalam suatu periode tertentu. Menurut
Salinas dan Perez (2009) brand image merupakan gambaran suatu merek tentang
penawaran yang berasosiasi terhadap produk tersebut secara spesifik dengan melibatkan
konsumen sebagai gambaran merek itu sendiri.
Menurut Kotler dan Keller (2010:5) minat beli dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut:
1. Minat Transaksional
Kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
2. Minat Refrensial
Kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
3. Minat Preferensial
Minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama
pada produk tersebut. Prefrensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan
produk prefrensinya.
4. Minat Eksploratif
Menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai
produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat
positif dari produk tersebut.
Menurut Suwandari dalam Rizky dan Yasin (2014) yang dapat menjadi aspek
minat beli seorang konsumen yaitu sebagai berikut:
1. Attention (Perhatian)
Perhatian calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen. Pesan
yang ada harus menarik perhatian konsumen karena pesan yang mampu menarik
perhatian yang akan dilihat oleh konsumen.
18
2. Interest (Ketertarikan)
Ketertarikan calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen.
Setelah perhatian konsumen berhasil didapatkan, maka pesan harus dapat
menimbulkan ketertarikan sehingga timbul rasa ingin tahu lebih rinci di dalam
konsumen, maka dari itu harus dirangsang agar konsumen mau untuk mencoba.
3. Desire (Keinginan)
Pesan yang baik harus dapat mengetahui keinginan konsumen dalam pemaparan
produk yang ditampilkan di pesan tersebut.
4. Action (Tindakan)
Konsumen melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh
produsen.
Kotler (2013) menjelaskan bahwa terdapat factor yang dapat membentuk minat
beli sebagai berikut:
19
familiar terhadap merek tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh William dan
Japarianto (2016) menyatakan bahwa variabel kesadaran merek (brand awareness)
terhadap minat beli menunjukkan pengaruh yang positif dan siginifikan. Semakin
tingginya brand awareness akan suatu merek, maka minat beli konsumen untuk membeli
suatu produk akan meningkat.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fauziah dan Aziz Mubarok (2019)
menyatakan bahwa terdapat hasil korelasi antara brand image dengan minat beli
menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat dan hubungan searah. Hal yang sama
ditemukan dalam peneliatian yang dilakukan oleh Peronika, Junaidi dan Maryadi (2020)
yang menyimpulkan adanya pengaruh positif dan signifikan dari brand image terhadap
minat beli. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik citra yang dimiliki oleh suatu
perusahaan, maka semakin baik pula minat beli konsumen terhadap sautu produk.
20
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Jurnal Nasional
Teknik Analasis
No Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Data
1 Judul Pengaruh Brand Brand Pengumpulan data Menunjukkan Terdapat Objek
Awareness dan Brand Awareness, menggunakan teknik bahwa brand variabel penelitian
Image terhadap Minat Brand Image, quota sampling dan awareness dan yang sama yaitu produk
Beli Produk Kecantikan dan Minat Beli pengolahan data brand image yaitu brand kecantikan
Innisfree menggunakan teknik memiliki pengaruh awareness, Innisfree
Penulis Devita Agustina Santoso, Product Moment yang signifikan brand image
Rezi Erdiansyah, Pearson terhadap minat beli dan minat
Muhammda Adi Pribadi Correlations produk kecantikan beli
Tahun 2018 Innisfree sebesar
43,6%
2 Judul Pengaruh Brand Image Brand Image, Menggunakan Secara parsial Terdapat Variabel
dan Brand Awareness Brand Regresi Linear brand image variabel keputusan
Terhadap Keputusan Awareness, Berganda, Uji memiliki pengaruh yang sama pembelian
Pembelian dan Keputusan Asumsi Klasik, Uji t positif dan yaitu brand dan objek
Penulis Nel Arianty, Ari Andira Pembelian dan Uji f, dan siginifikan terhadap image dan penelitian
Tahun 2021 Koefiesien keputusan brand helm LTD
Determinasi. pembelian. Secara awareness
Pengolahan data parsial brand
menggunakan awareness memiliki
program software pengaruh positif
SPSS versi 24.00 dan signifikan
terhadap keputusan
pembelian
(Bersambung)
21
(Sambungan)
Teknik Analasis
No Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Data
3 Judul Pengaruh Brand Image Brand Image, Teknik analisis Dari hasil Terdapat Objek
dan Brand Awareness Brand menggunakan uji penelitian variabel penelitian
Terhadap Minat Beli Awareness, instrument, tabulasi menunjukkan brand yaitu PT.
Motor Honda Scoopy dan Minat Beli silang, regresi linear bahwa brand image, Nusantara
Dengan Minat Beli sederhana, regresi awareness dan brand Sakti di Kota
Sebagai Variabel linear berganda, uji brand image awareness, Semarang
Intervening (Studi Kasus t, dan uji f dengan mempunyai dan minat
Pada Konsumen PT. SPSS pengaruh yang beli
Nusantara Sakti di Kota signifikan terhadap
Semarang) minat beli
Penulis Kamilia Indah dan
Agung Budiatmo
Tahun 2018
4 Judul Pengaruh Brand Image, Brand Image, Pengumpulan data Hasil dari Terdapat Variabel
Brand Awareness, dan Brand dengan cara penelitian ini variabel penelitian
Brand Trust Terhadap Awareness, menyebarkan menunjukkan brand brand trust,
Minat Beli Pepsodent Brand Trust, kuesioner kepada bahwa brand image, dan objek
pada Mahasiswa dan Minat Beli responden, dan image, brand brand penelitian
Konsentrasi metode yang awareness, dan awareness, yaitu minat
Kewirausahaan STIE digunakan untuk brand trust secara dan minat beli pepsodent
Indragiri Rengat menguji hipotesis simultan maupun beli pada
Penulis Roky Apriansyah, Meilya yaitu metode secara parsial mahasiswa
Karya Putri, dan Walmi Regresi Linear berpengaruh kewirausahaan
Sholihat Berganda signifikan terhadap STIE Indragiri
Tahun 2021 minat beli Rengat
(Bersambung)
22
(Sambungan)
Teknik Analasis
No Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Data
5 Judul Analisa Pengaruh Brand Brand Image, Menunggunakan Hasil dari Terdapat Objek
Image dan Brand Brand Regresi Linear penelitian ini yaitu variabel penelitian
Awareness Terhadap Awareness, Berganda, Uji F dan brand image dan brand yaitu sepeda
Purchase Intention dan Purchase Uji T brand awareness image, motor
Sepeda Motor “Kawasaki Intention secara simultan brand Kawasaki
Ninja 250Fi” berpengaruh awareness, Ninja 250Fi
Penulis Dillon Orlando terhadap purchase dan
Tahun 2015 intention (minat purchase
beli) intention
23
Tabel 2.2
Jurnal Internasional
Teknik Analasis
No Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Data
1 Judul The Effect of Brand Brand Image, Used multiple This study results There are The object of
Image, Brand Brand linear regressions indicate that the same research is local
Personality and Brand Personality, with IBM SPSS brand image variables fashion brand This
Awareness on Purchase Brand software variable has such as Is April
Intention of Local Awareness insignificant brand
Fashion Brand “This Is and Purchase effect on awareness,
April” Intention purchase brand
Penulis Naurah Tsabitah, Rila intention and image and
Anggraeni brand awareness purchase
Tahun 2021 variable has a intention
significant effect
on purchase
intention
2 Judul Impact of Corporate Corporate The process of The results is The same Research variable
Credibility, Brand Credibility, sampling selection brand awareness variables corporate
Awareness, Brand Brand has two positively effects are brand credibility and
Image and Brand Awareness, possibilities, purchase awareness, brand loyalty.
Loyalty on Purchase Brand Image, probability and intention and brand Object of research
Intention in the Brand non-probability, brand image image and is
Telecommunication Loyalty, and data analysis positively impacts purchase Telecommunication
Sector of Karachi Purchase method was done purchase intention Sector
Penulis Safeena Yaseen, Intention in SPSS software intention
Ibtesam Mazahir
Tahun 2019
(Bersambung)
24
(Sambungan)
Teknik Analasis
No Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Data
3 Judul The Effect of Brand Brand Used analysis The results show The same The
Awareness, Brand Image Awareness, multiple linear that brand variables difference
and Brand Credibility on Brand Image, regression awareness has a are brand variable is
Oppo Mobile Phone Brand positive and awareness, brand
Brand Product Purchase Credibility and significant effect on brand credibility,
Intention Purchase purchase intention, image, and and object
Penulis Harjunan Rizky Ryan Intention second results show purchase of research
Khrisnanda, I Made Bayu that brand image intention is Oppo
Dirgantara has a positive and Mobile
Tahun 2021 significant effect on Phone
purchase intention
and last results
show that brand
credibility has a
positive and
significant effect on
purchase intention
(Bersambung)
25
(Sambungan)
Teknik Analasis
No Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Data
4 Judul The Effect of Brand Page Brand Page Used PLS Structural The results show The same The
Commitment, Brand Commitment, Equation Modeling that brand page variables difference
Awareness, Electronic Brand that consist of two commitment, brand are brand variables
Word of Mouth and Brand Awareness, types of models, awareness, awareness, are brand
Image on Purchase Electronic namely the electronic word of brand image page
Intention of Xiaomi Word of measurement model mouth and brand and commitment
Smartphone on Social Mouth, Brand (Outer Model) and image has a positive purchase and
Media Image and structural modal and significant intention electronic
Penulis Nora Andira Brabo, Andri Purchase (Inner Model) effect on purchase word of
Irmawan karif, Setyani Intention intention mouth.
Dwi Lestari, Agus Object of
Sriyanto Reseacrh
Tahun 2021 difference is
Xiaomi
Smartphone
5 Judul The Effect on Brand Brand Image, Used multiple linear The results show The same Object of
Image, Brand Awareness, Brand regression method that brand image, variables research is
and Brand association on Awareness, with SPSS version brand awareness, are brand smartphone
Smartphone Purchase Brand 22.0 brand association image, (iPhone)
Intention (Case Study in Association have a positive and brand and used
Denpasar) and Purchase significant influence awareness brand
Penulis I Gusti Ngurah Dika Intention on iPhone purchase and association
Krisnawan, I Made Jatra intention. purchase as a
Tahun 2021 intention variable
26
Tabel 2.3
Skripsi Terdahulu
Teknik Analasis
No Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Data
1 Judul Pengaruh Kualitas Produk Kualitas Jenis penelitian ini Kualitas Produk dan Variabel Terdapat
dan Brand Image Produk, Brand adalah explainatory Brand Image yang yang variabel
Terhadap Minat Beli Image dan research ada dalam produk digunakan kualitas
(Survei Pada Pembeli di Minat Beli menggunakan merupakan faktor yaitu Brand produk dan
Gerai Starbucks di Kota metode kuantitf. penting dalam Image dan objek
Surabaya) Teknik analisis yang mempengaruhi Minat Beli penelitian
digunakan yaitu minat beli. yaitu
analisis deskriptif, Starbucks
Penulis A.A Ngurah Dianta Esa uji asumsi klasik dan Kota
Negara analisis regresi linier Surabaya
berganda
Tahun 2018
2 Judul Pengaruh Brand Image Brand Image, Menggunakan Variabel Brand Variabel Objek
dan Brand Awareness Brand analisis deskriptif Image dan Brand yang penelitian
Terhadap Minat Beli Awareness dan dan analisis regresi Awareness secara digunakan yaitu Kopi
Konsumen Pada Kopi Minat Beli linier berganda serempak yaitu Brand Kenangan
Kenangan Sun Plaza Konsumen berpengaruh Image, Sun Plaza
Medan (Studi Kasus Pada signifikan terhadap Brand Medan dan
Mahasiswa FEB USU) minat beli Awareness Mahasiswa
Penulis Tio Bonardo JMH Sinaga konsumen dan Minat Fakultas
Beli Ekonomi
Tahun 2020 Konsumen dan Bisnis
Universitas
Sumatera
Utara
(Bersambung)
27
(Sambungan)
Teknik Analasis
No Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Data
3 Judul Pengaruh Brand Image Brand Image, Menggunakan uji Menunjukkan Variabel Objek
dan Brand Awareness Brand asumsi klasik, bahwa terdapat yang penelitian
Terhadap Minat Beli Awareness dan analisis regresi linier pengaruh positif digunakan yaitu
Samsung Galaxy di Minat Beli berganda, uji F dan dan signifikan pada yaitu brand Samsung
Fakultas Ekonomi uji T brand image dan image, Galaxy dan
Universitas Negeri brand awareness brand Mahasiswa
Makassar terhadap minat beli awareness Fakultas
mahasiswa terhadap dan minat Ekonomi
Penulis M. Satria Samsung galaxy beli Universitas
Negeri
Makassar
Tahun 2019
4 Judul Pengaruh Brand Brand Jenis penelitian ini Menunjukkan hasil Varibel Variabel
Awareness dan Brand Awareness, adalah kuantitatif. bahwa brand yang mediasi
Image Terhadap Minat Brand Image, Teknik analisis data awareness tidak digunakan yaitu
Beli Ulang Produk Minat Beli yang digunakan berpengaruh yaitu brand variabel
Kosmetik Emina Dengan Ulang dan yaitu Partial Least terhadap minat beli imgae dan kepuasan
Kepuasan Konsumen Kepuasan Square (PLS) ulang, brand image brand konsumen
Sebagai Variabel Mediasi Konsumen berpengaruh awareness dan objek
Penulis Angelica Merry Anggraeni terhadap minat beli penelitian
ulang yaitu
Tahun 2020 kosmetik
Emina
(Bersambung)
28
(Sambungan)
Teknik Analasis
No Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Data
5 Judul Pengaruh Promosi dan Promosi, Menggunakan Promosi Variabel Variabel
Brand Image Terhadap Brand Image metode uji validitas, berpengaruh secara brand image promosi dan
Minat Beli Mobil dan Minat Beli uji reliabilitas, parsial terhadap dan minat objek
Mirsubishi Pada PT analisis regresi linier minat beli, brand beli penelitian
Makssar Mandiri Putra berganda, uji T, uji F image berpengaruh yaitu mobil
Utama di Sulawesi Selatan dan koefisien secara parsial Mitsubishi
determinasi terhadap minat beli, pada PT
promosi dan brand Makassar
Penulis Reski Novitasari image berpengaruh Mandiri
secara simultan Putra Utama
terhadap minat beli
Tahun 2019
29
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran biasa digunakan dalam penelitian untuk menjelaskan secara teoritis
hubungan antar variabel dalam penelitian. Menurut Uma Sekaran (2006) kerangka
pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Berdasarkan uraian teori tersebut, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini
yaitu Brand Awareness (X1) dan Brand Image (X2) sebagai variabel independen dan
Minat Beli (Y) sebagai variabel dependen. Maka dari itu, berikut merupakan gambaran
dari kerangka pemikiran dalam penelitian ini:
H1
H3
H2
Joseph Plummer
(2007)
Secara Simultan
Secara Parsial
30
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang menjadi objek dalam
penelitian. Menurut Sugiyono dalam (Kusumaningtyas dan Rahajeng, 2017) hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Berdasarkan kerangka pemikirian dan rumusan masalah dari penelitian ini, maka
hipotesis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. H1: Terdapat pengaruh signifikan Brand Awareness terhadap minat beli pada
Starbucks di Kota Bandung.
2. H2: Terdapat pengaruh signifikan Brand Image terhadap minat beli pada
Starbucks di Kota Bandung.
3. H3: terdapat pengaruh signifikan Brand Awareness dan Brand Image terhadap
minat beli Starbucks di Kota Bandung.
a. Variabel Penelitian:
1. Variabel Independen (X) : Brand Awareness dan Brand Image
2. Variabel Dependen (Y) : Minat Beli
b. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Bandung dimulai pada bulan Juni 2022 hingga
bulan September 2022.
c. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini yaitu masyarakat di Kota Bandung yang pernah menjadi
konsumen Starbucks Kota Bandung.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2007) mentode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
yaitu metode kuantitatif dengan jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif.
Tabel 3.1
Operasional Variabel
Skala
Variabel Dimensi Indikator Item
Pengukuran
Menyebutkan merek
Starbucks jika ditanya
Ordinal 1
mengenai merek dalam
Brand Recall
kategori coffee shop
Mengetahui semua produk
Ordinal 2
dari Starbucks
Mengenali merek Starbucks
Brand
ketika melihat logo
Awareness Ordinal 3
bergambar putri duyung
(Kotler, Brand
dengan dua ekor
Keller, Brady, Recognition
Dapat mengetahui merek
Goodman,
Starbucks saat melihat Ordinal 4
Hansen, 2019)
produk Starbucks
Mengingat produk kopi
Starbucks ketika akan Ordinal 5
membeli kopi
Purchase
Menjadikan Starbucks
sebagai pilihan utama ketika Ordinal 6
akan membeli produk kopi
(Bersambung)
33
(Sambungan)
(Bersambung)
34
(Sambungan)
Starbucks menawarkan
merchandise seperti tumbler
Ordinal 15
dan mugs yang menarik
untuk dikoleksi
Saya akan membeli
Ordinal 16
Starbucks dalam waktu dekat
Minat
Berminat membeli produk
Transaksional
Starbucks karena memiliki Ordinal 17
produk yang berkualitas
Minat Merekomendasikan produk
Ordinal 18
Refrensial Starbucks ke orang lain
Lebih berminat membeli
Minat Beli
produk Starbucks
(Kotler & Ordinal 19
Minat dibandingkan coffee shop
Keller, 2010:5)
Prefrensial lain
Starbucks memiliki varian
Ordinal 20
produk yang banyak
Saya akan mencari informasi
Ordinal 21
mengenai produk Starbucks
Minat
Saya akan mencari informasi
Eksploratif
mengenai promo yang Ordinal 22
diadakan oleh Starbucks
Sumber: Data Penulis (2022)
35
3.2.2 Skala Pengukuran
Sugiyono (2018:145) menjelaskan bahwa skala pengukuran data merupakan kesepakatan
yang digunakan sebagai acuan untuk panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran, akan menghasilkan
data kuantitatif. Dalam penelitian ini, skala yang digunakan adalah skala likert sebagai
skala ordinal. Skala ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.
Tabel 3.2
Skala Pengukuran
No Skala Pengukuran Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Cukup Setuju (CS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2018:147)
36
3.3 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian mencakup kegiatan penelitian dari awal sampai akhir. Tahapan
penelitian diperlukan untuk membantu proses pelaksanaan penelitian, berikut gambaran
tahapan penelitian yang dilakukan:
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2018:126) mendefenisikan bahwa populasi sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Starbucks di Kota
Bandung dengan jumlah konsumen yang tidak diketahui secara pasti.
37
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2018:127) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:109) yang
dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengambil sampel yaitu non-probability
sampling dengan teknik purposive sampling.
Dalam menentukan jumlah sampel ini, rumus yang digunakan yaitu rumus
Lemeshow. Rumus ini digunakan karena jumlah popuasi yang tidak diketahui jumlahnya
secara pasti. Berikut rumus Lemeshow yang digunakan:
n =
Keterangan:
n = Jumlah sampel
z = Skor Z pada kepercayaan 95% = 1,96
p = Maksimal estimasi = 0,5
d = sampling error = 10%
38
Melalui rumus tersebut, maka dapat dihitung jumlah sampel yang akan digunakan
yaitu sebagai berikut:
n=
n=
n=
n = 96,04
Menurut Sugiyono (2017:194) cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan
kegiatannya. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan teknik menyebar
kuesioner (angket) kepada responden.
Menurut Sugiyono (2017:137) bila dilihat dari sumber data, pengumpulan data
dapat menggunakan dua sumber yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Merupakan bukti penulisan atau informasi yang diperoleh secara langsung. Data
primer mengarah pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh penulis
terkait variabel yang diminati untuk tujuan spesifik (Sekaran & Bougie,
2016:180). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner secara online kepada responden konsumen Starbucks di Kota Bandung.
39
b. Data Sekunder
Sugiyono (2017:137) data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder penelitian ini diperoleh
melalui literatur, peneletian terdahulu, jurnal nasional dan internasional, serta situs
internet.
Uji validitas diambil berdasarkan data yang didapat dari hasil kuesioner, dengan
menggunakan korelasi pearson product moment dan pengukuran dengan menggunakan
software IBM SPSS Statistic 26 dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05. Jika r hitung > r
tabel, maka item tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya jika r hitung < r tabel, maka item
tersebut dinyatakan tidak valid.
Untuk melakukan uji validitas ini, penulis menggunakan rumus korelasi pearson
product moment dengan rumus sebagai berikut:
40
Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas dari setiap pernyataan maka
dilakukan uji coba kepada 50 responden. Untuk mengetahui valid atau tidak nya setiap
pernyataan dilakukan menggunakan software IBM SPSS Statistic 26 dengan tingkat
signifikansi (α) = 0,05 dan jumlah data n=50, maka didapatkan hasil korelasi r tabel
sebesar 0,279. Berikut hasil uji validitas variabel brand awareness, brand image dan
minat beli:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Brand Awareness (X1)
Variabel Item r hitung r tabel Keterangan
1 0,673 0,279 Valid
2 0,702 0,279 Valid
3 0,539 0,279 Valid
Brand Awareness
4 0,515 0,279 Valid
(X1)
5 0,568 0,279 Valid
6 0,797 0,279 Valid
7 0,774 0,279 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis (2022)
41
Tabel 3.4
Berdasarkan tabel 3.4 menunjukan hasil bahwa seluruh pernyataan Brand Image
(X2) dinyatakan valid. Karena, r hitung > r tabel yang berarti setiap item pernyataan
tersebut telah valid.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Minat Beli (Y)
Variabel Item r hitung r tabel Keterangan
1 0,848 0,279 Valid
2 0,768 0,279 Valid
3 0,802 0,279 Valid
Minat Beli
4 0,819 0,279 Valid
(Y)
5 0,318 0,279 Valid
6 0,892 0,279 Valid
7 0,730 0,279 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis (2022)
Berdasarkan tabel 3.5 menunjukan hasil bahwa seluruh pernyataan Minat Beli
(X2) dinyatakan valid. Karena, r hitung > r tabel yang berarti setiap item pernyataan
tersebut telah valid.
42
3.6.2 Uji Reliabilitas
Dewi & Sudaryanto (2020) menyatakan uji reliabilitas suatu instrumen penelitian adalah
sebuah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu kuesioner yang digunakan
untuk pengumpulan data penelitian sudah dapat dikatakan reliabel atau tidak. Pengujian
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji Cronbach’s Alpha yang merupakan
sebuah ukuran keandalan yang memiliki nilai berkisar dari nol sampai satu. Suatu
instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha menunjukan
nilai > 0,6. Berikut adalah rumus untuk menghitung reliabilitas instrumen menggunakan
Cronbach’s Alpha:
𝑘 ∑𝜎𝑏2
𝑟= [ ] [1 − ]
(𝑘 − 1) 𝜎𝑡 2
Keterangan:
r = Reliabilitas instrument
𝜎𝑡 2 = Total varian
Berikut hasil uji reliabilitas pada variabel brand awareness, brand image dan
minat beli:
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas
Nilai Cronbach’s Batas Cronbach’s N of
Variabel Keterangan
Alpha Alpha Item
Brand Awareness 0,782 > 0,6 7 Reliabel
Brand Image 0,791 > 0,6 8 Reliabel
Minat Beli 0,874 > 0,6 7 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Penulis (2022)
Berdasarkan tabel 3.6 menunjukan hasil bahwa seluruh pernyataan pada variabel
brand awareness, brand image dan minat beli dinyatakan reliabel. Karena, hasil nilai
Cronbach’s Alpha > 0,6.
43
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan hasil dari
pernyataan variabel brand awareness, brand image, dan minat beli. Penelitian ini
menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data dari setiap variabelnya. Dalam setiap
kuesioner terdapat pernyataan mengenai variabel brand awareness, brand image dan
minat beli dengan menggunakan lima jawaban yang harus dipilih responden yaitu sangat
tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju dan sangat setuju. Berikut merupakan
kriteria penilaian dan langkah-langkah yang dilakukan:
1. Nilai kumulatif yaitu jumlah dari setiap pernyataan yang merupakan jawaban dari
responden sebanyak 100 orang.
2. Presentase merupakan nilai kumulatif item dibagi dengan nilai frekuensinya lalu
dikali 100%
3. Menentukan jumlah kumulatif terbesar dan terkecil dengan jumlah 100 responden.
Nilai skala pengukuran terbesar adalah 5 dan nilai skala pengukuran terkecil
adalah 1 sehingga diperohel hasil:
a. Jumlah kumulatif terbesar = 100 x 5 = 500
b. Jumlah kumulatif terendah = 100 x 1 = 100
4. Menentukan presentase nilai terbesar dan terkecil:
a. Nilai presentase terbesar = 100%
100
b. Nilai presentase terendah = x 100% = 20%
500
5. Nilai rentang = 100% - 20% = 80%
6. Nilai interval presentase = 80% : 5 = 16%
44
Tabel 3.7
Untuk melihat hasil skor dari setiap variabel dapat dilihat pada garis kontinum
dibawah ini:
45
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel pengganggu memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011:160). Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila
signifikansi > 0,05.
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011:139) menyatakan uji heteroskedastisitas digunakan untuk
menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dalam
penelitian ini menggunakan uji glejser yaitu mengkorelasikan nilai absolut
residual dengan masing-masing variabel. Hasil uji glejser menunjukan tidak ada
heteroskedastisitas jika dari perhitungan SPSS nilai probabilitas signifikansinya >
0,05 (Ghozali, 2011:143).
c. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2011:105) menyatakan bahwa uji multikolinearitas digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen dalam
model regresi. Mendeteksi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
varian inflation factor (VIF) sebagai tolak ukur. Apabila nilai tolerance < 0,10 dan
nilai VIF > 10 maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian terdapat
multikolinearitas.
46
dengan variabel dependen yaitu minat beli. Rumus yang digunakan untuk menghitung
analisis regresi linear berganda yaitu sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = Minat beli
a = Konstanta
X1 = Brand awareness
X2 = Brand image
Uji F ini dilakukan dengan membandingkan nilai dari Fhitung dengan Ftabel dengan
tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%). Berikut adalah kriteria dalam pengujian hipotesis ini:
a. Jika Fhitung > Ftabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (α = 5%), maka H0 ditolak
yang berarti variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
47
b. Jika Fhitung < Ftabel dan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (α = 5%), maka H0 diterima
yang berarti variabel independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
H0 = Brand Awareness tidak berpengaruh secara signifikan positif terhadap minat beli
Starbucks di Kota Bandung.
Selanjutnya hipotesis variabel brand image yang terdapat dalam penelitian ini
yaitu:
H0 = Brand Image tidak berpengaruh secara signifikan positif terhadap minat beli
Starbucks di Kota Bandung.
Pengujian Uji T yang dilakukan ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05
(α = 5%). Berikut adalah kriteria dalam pengujian hipotesis ini:
a. Jika Thitung > Ttabel dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (α = 5%), maka H0 ditolak
yang berarti variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependen.
b. Jika Thitung < Ttabel dan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (α = 5%), maka H0 diterima
yang berarti variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap
variabel dependen.
48
3.8.3 Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2016:95) koefisien determinasi pada intinya mngukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Jarak nilai dari R2 adalah
dari 0 sampai 1 (0 < R2 < 1). Jika semakin kecil atau mendekati nol berarti kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas. Sebaliknya, jika
semakin tinggi atau mendekati satu berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan
variabel terikat sangat baik. Berikut adalah rumus dari koefisien determinasi:
KD = r2 x 100%
Keterangan:
49
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D. A. (1991). Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name.
New York: The Free Press.
Aaker, D. A. (2009). Managing Brand Equity. New York: John Willey & Sons, Inc.
Aaker, D. A. (2011). Brand Relevance: Making Competitors Irrelevant. Boston: Jossey-
Bass.
Brand, T. (2022). Top Brand Index. Retrieved from Top Brand Award:
https://www.topbrand-award.com/top-brand-index/
Caputo, A. (2021). Branding Notebook: How to Create Your Brand Image. Singapore:
Lulu Press, Inc.
Dewi, S. K., & Sudaryanto, A. (2020). Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku. Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta: 73-79.
Durianto, D. (2013). Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku
Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.
Fauziah, N., & Mubarok, D. A. (2019). Pengaruh Citra Merek Terhadap Minat Beli: Studi
Pada Produk Kecantikan. Jurnal Riset Manajemen Vol. 8, No. 1, 37-44.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas DIponegoro.
Handayani, D. (2010). The Official MIM Academy Coursebook Brand Operation. Jakarta:
Esensi Erlangga Group.
Indrasari, M. (2019). Pemasaran dan Kepuasan Pelanggan. Surabaya: Unitomo Press.
Indrawati. (2015). Metode Penelitian Manajemen dan Bisnis. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Keller, K. L., & Swaminathan, V. (2019). Strategic Brand Management: Building,
Measuring, and Managing Brand Equity. New York: Pearson.
Kotler , P., & Keller, K. L. (2010). Manajemen Pemasaran. 13th edn. Erlangga.
50
Kotler, P. (1997). Marketing Management: Analysis, Planning and Control. London:
Prentice Hall, International.Inc.
Kotler, P. (2006). Marketing Management. Pearson International Edition.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran.Edisi 12. Terjemahan. Jakarta:
Penerbit Indeks.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Manajemen Pemasaran, Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P., Keller, K. L., Brady, M., Goodman, M., & Hansen, T. (2019). Marketing
Management. Singapore: Pearson Education.
Kusumaningtyas, R. H., & Rahajeng, E. (2017). Persepsi Nasabah Akan Layanan ATM
dan E-Banking Dengan Metode TAM. Studia Informatika: Jurnal Sistem
Informasi, Vol. 10, No. 2, 89-102.
Pariwisata, D. K. (2022). Katalog Data Publik. Retrieved from Disbudpar Bandung:
https://disbudpar.bandung.go.id/files/informasi_publik/GALERI_INFORMASI_
admin_1645667135.pdf
Peronika, N., Junaidi, & Maryadi, Y. (2020). Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli
Produk Kosmetika Wardah di Kota Pagar Alam. Jurnal Ekonomia, Vol. 10, No. 1,
83-93.
Plummer, J., Hall, T., Barocci, R., & Rappaport, S. (2007). The Online Advertising
Playbook. New Jersey: John Willey & Sons, Inc.
Ramadayanti, F. (2019). Peran Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian Produk.
Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis Vol. 6, 78-83.
Rasheed, F., Younus, S., & Zia, A. (2015). Identifying the Factors Affecting Customer
Purchase Intention. Global Journal of Management and Business Research: A
Administration and Management, 9-14.
Rizan, M., Saidani, B., & Sari, Y. (2012). Pengaruh Brand Image dan Brand Trust
Terhadap Brand Loyalty Teh Botol Sosro. Jurnal Riset Manajemen Sains
Indonesia (JRMSI) Vol. 3, No. 1.
Rizky, M. F., & Yasin, H. (2014). Pengaruh Promosi dan Harga Terhadap Minat Beli
Perumahan Obama PT. Nailah Adi Kurnia Sei Mencirim Medan. Jurnal Ilmiah
Manajemen & Bisnis Vol. 14, No. 2, 135-143.
Salinas, E. M., & Perez, J. M. (2009). Modeling the Brand Extensions' Influence on Brand
Image. Journal of Business Research, Vol. 62, No. 1, 50-60.
Sangadji, E. M., & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis. Yogyakarta:
Andi.
51
Santoso, D. A., Erdiansyah, R., & Pribadi, M. A. (2018). Pengaruh Brand Awareness dan
Brand Image terhadap Minat Beli . Prologia Vol. 2, No. 2, 286-290.
Santoso, S. (2013). Statistika Ekonomi Plus Apliksai SPSS. Ponorogo: Umpo Press.
Sekaran, U. (2006). Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis, Buku 1, Edisi 4. Jakarta: Salemba
Empat.
Starbucks. (2022). Starbucks in Indonesia. Retrieved from Starbucks:
https://www.starbucks.co.id/about-us/our-heritage/starbucks-in-indonesia
Starbucks. (2022). Starbucks Store Locator. Retrieved from Starbucks:
https://www.starbucks.com/store-locator?map=-6.909145,107.617137,11z
Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran: Teori & Implementasi. (F. Sigit, Ed.)
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sugiyono.(2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Surachman. (2008). Dasar-dasar Manajemen Merek. Edisi Pertama. Malang: Bayu
Media.
Toffin. (2020). Toffin Indonesia Merilis Riset "2020 Brewing in Indonesia". Retrieved
from Toffin Insight: https://insight.toffin.id/toffin-stories/toffin-indonesia-
merilis-riset-2020-brewing-in-indonesia/
Tumbel, A. (2016). Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah
Pada PT. Bank BTPN Mitra Usaha Rakyat Cabang Amurang Kabupaten Minahasa
Selatan. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum Vol. 3, No. 1, 64-79.
William, C., & Japarianto, E. (2016). Analisis Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Minat
Beli Konsumen Ice Cream De Bolivia Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 2,
No. 1, 13-19.
Wulandari, A., Wahyuni, D. P., & Nastain, M. (2021). Minat Beli Konsumen: Survei
Terhadap Konsumen Shopee. Journal of Media and Communication Science Vol.
4, No. 3, 123-134.
52
Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Saya Mahasiswa Program Studi S1 Administrasi Bisnis Telkom University. Saya sedang
melaksanakan penelitian tugas akhir dengan judul "Pengaruh Brand
Awareness dan Brand Image Terhadap Minat Beli Starbucks di Kota Bandung". Dengan
ini saya memohon kesediaannya untuk menjadi responden dalam kuesioner penelitian ini.
Saya sebagai peneliti menjamin kerahasiaan seluruh data dalam kuesioner ini. Atas
kesediaannya untuk berpartisipasi dalam kuesioner ini, Saya ucapkan terimakasih banyak.
Petunjuk Pengisian:
Responden dapat memilih skor dari 1 sampai 5 yang sesuai dengan kondisi responden
dengan keterangan sebagai berikut:
5 = Sangat Setuju
4 = Setuju
3 = Cukup Setuju
2 = Kurang Setuju
Screening Question
53
Identitas Responden
Nama :
Usia :
o 16-20
o 21-25
o 26-35
o 35
Jenis Kelamin :
o Laki-laki
o Perempuan
Pekerjaan :
o Pelajar/Mahasiswa
o Karyawan/Pegawai
o Wiraswasta
o Freelance
o Lainnya…
Penghasilan Perbulan
o <Rp1.000.000
o Rp1.000.000 – Rp2.000.000
o Rp2.000.000 – Rp4.000.000
o >Rp4.000.000
54
Kuesioner Brand Awareness
No Pernyataan 1 2 3 4 5
Menyebutkan merek Starbucks jika ditanya
1
mengenai merek dalam kategori coffee shop
2 Mengetahui semua produk dari Starbucks
Mengenali merek Starbucks ketika melihat logo
3
bergambar putri duyung dengan dua ekor
Dapat mengetahui merek Starbucks saat melihat
4
produk Starbucks
Mengingat produk kopi Starbucks ketika akan
5
membeli kopi
Menjadikan Starbucks sebagai pilihan utama
6
ketika akan membeli produk kopi
Starbucks sebagai merek yang mampu
7 memenuhi keinginan dan kebutuhan untuk
menikmati kopi
55
Kuesioner Brand Image
No Pernyataan 1 2 3 4 5
Kualitas kopi Starbucks sesuai dengan harga
1
yang ditawarkan
2 Starbucks dikenal dengan rasa kopi yang enak
Pelayanan yang diberikan Starbucks sangat baik
3
dan ramah
Prestige yang dirasakan konsumen ketika
4
mengonsumsi produk dari Starbucks
Starbucks memiliki citra yang baik dikalangan
5
pecinta kopi
Starbucks memiliki tempat dan fasilitas yang
6
nyaman bagi konsumennya
Program promo yang ditawarkan oleh
7
Starbucks sangat menarik
Starbucks menawarkan merchandise seperti
8 tumbler dan mugs yang menarik untuk
dikoleksi
56
Kuesioner Minat Beli
No Pernyataan 1 2 3 4 5
Saya akan membeli Starbucks dalam waktu
1
dekat
Berminat membeli produk Starbucks karena
2
memiliki produk yang berkualitas
Merekomendasikan produk Starbucks ke orang
3
lain
Lebih berminat membeli produk Starbucks
4
dibandingkan coffee shop lain
5 Starbucks memiliki varian produk yang banyak
Saya akan mencari informasi mengenai produk
6
Starbucks
Saya akan mencari informasi mengenai promo
7
yang diadakan oleh Starbucks
57