OLEH:
EKA DWI AFRIANSYAH
200502080
Halaman
DAFTAR ISI.......................................................................................... i
DAFTAR TABEL.................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................... 15
1.3 Tujuan Penelitian........................................................ 16
1.4 Manfaat Penelitian...................................................... 16
i
2.6.1 Pengertian Social Media Marketing................ 32
2.6.2 Dimensi Social Media Marketing................... 34
ii
3.10 Teknik Analisis Data................................................... 57
3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif............................ 57
3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda................... 58
3.11 Uji Asumsi Klasik....................................................... 58
3.11.1 Uji Normalitas................................................. 58
3.11.2 Uji Heterokedastisitas..................................... 60
3.11.3 Uji Multikolinearitas....................................... 60
3.12 Uji Koefisien Determinasi (R2)................................... 61
3.13 Uji Hipotesis............................................................... 61
3.12.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F).................... 61
3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)........................... 62
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 63
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... 71
iii
DAFTAR TABEL
1.1 Aplikasi kategori perjalanan & lokal unggulan App Store dan
Google Play Store (Juni 2022).................................................... 3
1.2 Tabel penilaian dan ulasan pelanggan Traveloka.com................ 6
1.3 Hasil Prasurvei E-Word of Mouth............................................... 12
1.4 Hasil Prasurvei E-Service Quality............................................... 12
1.5 Hasil Prasurvei Social Media Marketing..................................... 13
1.6 Hasil Prasurvei Keputusan Pembelian Online............................. 14
2.1 Penelitian Terdahulu.................................................................... 39
3.1 Operasionalisasi Variabel............................................................ 50
3.2 Instrumen Skala Likert................................................................ 52
3.3 Populasi Penelitian...................................................................... 52
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner Penelitian.................................................................... 71
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
marketing, yaitu We Are Social bersama salah satu platform manajemen media
sosial, yaitu Hootsuite menunjukkan bahwasanya terdapat peningkatan pengguna
internet dari seluruh dunia dari Januari 2021 hingga Januari 2022.
Sumber: www.wearesocial.com
Gambar 1.1
Pengguna internet dari seluruh dunia (Januari 2021 – Januari 2022)
Melalui Gambar 1.1, dapat dilihat bahwasanya kenaikan jumlah yang pesat
pada pengguna internet dunia dalam jangka waktu 1 tahun dapat membawa
dampak yang sangat besar, khususnya pada penggunaan aplikasi maupun website
perjalanan.
3
1 Traveloka
2 Tiket.com
4 Pegipegi
5 Booking.com
1 Traveloka
2 Tiket.com
4 Airbnb
5 Booking.com
4
pelanggan akan lebih efisien melakukan transaksi baik dalam hal waktu maupun
biaya.
E-Service Quality didefinisikan Oktari (2018) sebagai perluasan dari
kemampuan suatu situs untuk memfasilitasi kegiatan belanja, pembelian, dan
distribusi secara efektif dan efisien. Pada intinya, E-Service Quality lebih
memudahkan bagi konsumen untuk membeli barang atau produk secara online lebih
efektif dan efesien. Salah satu kualitas pelayanan yang dibuat oleh Traveloka.com
adalah menyediakan customer service untuk para konsumen Traveloka.com jika
ingin memberikan kritik atau saran. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwasanya
electronic service quality memiliki kaitan dengan terciptanya keputusan pembelian
online.
Merujuk dari Tabel 1.2, dapat dilihat bahwasanya dibalik pelayanan yang
sudah baik dan diberikan bintang lima pada penilaiannya, namun masih banyak
pengguna yang mengeluhkan mengenai pelayanan dari Traveloka.com. Beberapa
diantaranya : tidak adanya refund, customer service yang tidak memberikan solusi
juga kompeten dalam menangani pelanggan yang bermasalah, banyaknya biaya
tak terduga yang dikenakan ke pelanggan. Dikutip dari Detik.com,
Traveloka.com sempat beberapa kali tersandung masalah rumitnya proses refund
yang dilakukan oleh konsumennya, dua diantaranya pada 2018 dan 2020. Meski
sudah berstatus terselesaikan pada laman Detik.com dan telah ditanggapi lebih
lanjut oleh pihak Traveloka.com, harusnya hal seperti ini tidak sampai dapat
terjadi, karena akan menambah keraguan pelanggan untuk melakukan keputusan
pembelian.
Saat ini Brand Ambassador menjadi salah satu strategi pemasaran produk
yang penting, Daya tarik, kharisma dan penggemar (fans) yang dimiliki brand
ambassador menjadi keuntungan tersendiri dalam mempromosikan suatu produk..
Berkembangnya strategi pemasaran digital tidak lain karena tingkat efektifitas
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan strategi pemasaran tradisional.
Menurut Purwaningwulan et al. (2018) salah satu teknik digital marketing yang
kerap digunakan adalah penggunaan selebriti atau orang terkenal sebagai brand
ambassador suatu produk, hasil yang diperoleh bahwa brand ambassador
9
Pada saat yang sama, perusahaan dapat memilih untuk melihat media sosial hanya
sebagai saluran komunikasi lain, di mana mereka dapat mendorong informasi
kepada pelanggan (ketika mereka bertindak sebagai pembela) (Felix, dkk., 2017).
Hadirnya t-man pada pertengahan Januari 2019 bersamaan dengan slogan
“Mau kemana? Semua ada tiketnya!” juga telah melekat dan menjadi sesuatu
yang tidak dapat tertinggal oleh Traveloka.com dalam melakukan social media
marketing. Menurut Godey, dkk. (2016), konsumen cenderung lebih mempercayai
informasi yang diperoleh melalui media sosial daripada dari iklan dalam kegiatan
pemasaran atau promosi. Sebagian besar konsumen memilih pakaian misalnya
berdasarkan penampilan orang lain yang mengenakan pakaian yang sama. Namun,
social media marketing yang terlalu konstan juga tidak akan mengangkat
eksistensi dari Traveloka.com yang selalu menjadi peringkat kedua dari
kompetitor Online Travel Agent (OTA) lainnya.
Social media marketing merupakan salah satu alat dari promosi penjualan
yang mempunyai peranan penting dalam menyampaikan informasi mengenai
produk perusahaan kepada konsumen. Pemasar harus mengembangkan suatu
pengertian bagaimana konsumen dalam kenyataan membuat keputusan mereka
pada waktu membeli sesuatu. Jadi, semakin menarik promosi penjualan melalui
social media marketing ini, maka konsumen akan menyadari keberadaan
produknya. Hal ini penting bagi perusahaan karena dengan promosi melaui social
media marketing konsumen dapat memutuskan membeli dan menggunakan
produk tersebut dan tujuan perusahaan pun akan dapat tercapai. Dengan begitu,
dapat disimpulkan bahwasanya social media marketing memiliki kaitan dengan
terciptanya keputusan pembelian online.
Dibalik eksistensi Traveloka.com, strategi social media marketing yang
diterapkannya sudah cukup efisien. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah
pengikut akun sosial medianya dan penyuka konten videonya. Namun, sekedar
banyak penikmat visual tidak akan mencapai konsumen ke keputusan
pembeliannya. Terlihat pada semua akun media sosial Traveloka.com (Tiktok,
Instagram, Facebook, Twitter), warga net yang mengomentari mengenai konten
11
mereka hanya sedikit, bahkan ada beberapa postingan konten yang tidak memiliki
komentar apapun.
Gambar 1.2
Komentar keluhan konsumen Traveloka.com via Instagram
N YA TIDAK
Pernyataan
o F % F %
N YA TIDAK
Pernyataan
o F % F %
N YA TIDAK
Pernyataan
o F % F %
Tabel 1.5
TIDAK
N SETUJU
Pernyataan SETUJU
o
F % F %
Anda
Tabel 1.6
Hasil Prasurvei Social Media Marketing
N YA TIDAK
Pernyataan
o F % F %
Tabel 1.6
Hasil Prasurvei Keputusan Pembelian Online
N YA TIDAK
Pernyataan
o F % F %
18
19
membayar dalam mata uang yang berbeda. Hal ini juga didukung oleh hasil
penelitian Krisnawati, dkk. (2019), yaitu digital marketing merupakan strategi
yang digunakan untuk mempromosikan produk secara digital dan dapat
menghasilkan pendapatan yang tinggi.
membaca informasi tentang produk atau layanan dan melakukan pembelian secara
online dan memberikan umpan balik. Maryanto (2017) juga menyatakan bahwa
Digital Marketing adalah promosi produk atau merek melalui satu atau lebih
bentuk media elektronik. Digital Marketing sering disebut juga online marketing,
internet marketing, atau web marketing. Meskipun dibuat dengan komputer dan
bentuknya elektronik, promosi melalui radio, televisi, dan cetak digital dalam
bentuk baliho atau spanduk tidak termasuk digital marketing karena tidak
menawarkan umpan-balik dan laporan secara instan. Promosi iklan digital, dapat
dilakukan melalui internet dan perangkat bergerak (mobile devices) seperti
handphone dan tablet (tablet pc) dalam bentuk halaman web, pengiriman e-mail,
video-streaming, dan komunikasi melalui media sosial dengan aplikasi
(applications atau apps) Facebook, Twitter, Instagram, Line, dan lain-lain.
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan serta inginkan dengan cara
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk jasa yang bernilai
dengan pihak lain. Secara manajerial adalah proses perencanaan, pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan tentang produk jasa
untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.
Sedangkan menurut Lovelock & Wright (2005), pemasaran jasa adalah
suatu bagian sistem jasa yang mencakup keseluruhan dimana penyedia jasa
mempunyai bentuk kontak kepada pelanggannya, mulai dari pengiklanan hingga
penagihan, saat dilakukannya hal yang mencakup kontak penyerahan atau
penyampaian jasa. Kemudian menurut Manullang & Hutabarat (2016), pemasaran
jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah/tidak terwujud, yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat menghasilkan benda-benda
berwujud atau tidak berwujud.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan
pemasaran jasa adalah suatu bagian dari sistem jasa yang mencakup keseluruhan,
yang dapat diidentifikasi secara terpisah/tidak terwujud, guna menciptakan
pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi. Dimana proses yang
dilalui pemasaran jasa ialah perencanaan, pelaksanaan pemikiran, penetapan
harga, promosi, dan penyaluran gagasan tentang produk jasa. Pemasaran jasa juga
merupakan suatu tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen,
dalam arti jasa yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau diraba
sebelum dikonsumsi.
tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan
dikonsumsi.
2. Bervariasi (Variability)
Jasa sangat variabel, karena merupakan non-standardized output, artinya,
terdapat banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa,
kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.
3. Tidak Terpisahkan (Inseparability)
Barang biasanya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual, lalu
dikonsumsi. Sedangkan jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
4. Dapat Musnah (Perishability)
Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk
pemakaian ulang diwaktu datang, dijual kembali, atau dikembalikan.
Selain itu, berdasarkan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade
Organization-WTO), sesuai dengan GATS/WTO-Central Product Classification/
MTN.GNS/W/120, klasifikasi berbagai ruang lingkup bisnis jasa meliputi:
1. Jasa bisnis
2. Jasa distribusi
3. Jasa komunikasi
4. Jasa kesehatan dan jasa sosial
5. Jasa pendidikan
6. Jasa kontruksi dan jasa keahlian teknik terkait
7. Jasa linkungan hidup
8. Jasa pengangkutan
9. Jasa keuangan
10. Jasa kepariwisataan dan jasa yang terkait dengan perjalanan
11. Jasa rekreasi, budaya, dan olahraga
12. Jasa lainnya yang belum termasuk kategori manapun.
Sedangkan menurut Tjiptono (2019), menyebutkan tujuh kriteria dalam
klasifikasi jasa meliputi:
1. Segmen pasar
23
2. Tingkat keberwujudan
3. Keterampilan penyedia jasa
4. Regulasi
5. Tingkat intensitas karyawan
6. Tujuan organisasi jasa
7. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan.
4. Promosi (Promotion)
Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.
5. Orang (People)
People adalah proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian karyawan yang
nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam memenuhi
kepuasan pelanggan.
6. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik adalah bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan
kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik
merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun calon
pelanggan.
7. Proses (Process)
Proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dengan
mana jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa.
Proses merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memasarkan produk
barang atau jasa kepada calon pelanggan.
pemasaran. Pemasaran viral menular seperti virus adalah bentuk lain berita dari
mulut ke mulut atau berita dari satu klik mouse ke klik berikutnya, yang
mendorong konsumen menceritakan produk dan jasa yang dikembangkan
perusahaan dalam bentuk audio, video, dan tulisan kepada orang lain secara
online.
Menurut Latief (2018), word of mouth (WOM) atau komunikasi dari mulut
ke mulut merupakan sarana untuk bertukar pendapat mengenai berbagai barang dan
jasa yang ditawarkan di pasar. WOM telah menunjukkan kefektifannya dalam
mempengaruhi perilaku konsumen. Konsumen beranggapan bahwa word of mouth
merupakan sarana komunikasi pemasaran yang bebas oleh perusahaan, karena
penyebaran informasi dilakukan oleh pelanggan kepada pelanggan lainnya, namun
menguntungkan pihak perusahaan, produk atau jasa yang menjadi objek
komunikasi.
Sedangkan Ismagilova, dkk. (2017) mendefinisikan eWOM sebagai suatu
proses bertukar informasi antara pelanggan potensial, aktual, atau mantan
pelanggan tentang suatu produk, merek, layanan, maupun perusahaan yang
disediakan untuk orang banyak dan institusi lewat internet serta bersifat dinamis
dan berkesinambungan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa e-word
of mouth adalah proses word of mouth dengan menggunakan media internet
(komunikasi online tidak langsung), dimana pengirim dan penerima informasi
dapat berinteraksi tanpa batasan waktu dan lokasi. Pernyataan yang dibuat oleh
konsumen ialah mengenai suatu produk, jasa, maupun perusahaan yang tersedia
bagi banyak orang melalui komunikasi online. Ketika isi pesan (content)
electronic word of mouth tersebut berisi kejujuran dalam segi mengungkapkan
pengalaman baik maupun pengalaman buruk, maka setiap orang akan
menganggapnya sebagai sesuatu yg menyenangkan, tidak menimbulkan kerugian,
mendorong diri mereka untuk layak menceritakan kepada orang lain. Dengan
begitu pula intensi e-word of mouth dapat terwujud.
Brand ambassador adalah pendukung iklan atau disebut juga juru bicara
produk yang dipilih dari orang terkenal atau orang tidak dikenal yang memiliki
penampilan atau pribadi menarik untuk menarik perhatian dan ingatan konsumen
(Kotler & Keller, 2016, hlm. 181). Biasanya seorang BA atau brand ambassador
dipilih dari kalangan selebriti atau orang-orang populer lainnya yang sudah banyak
mendapatkan sponsor dari pihak lain.
ciptakan dan keterkaitan personanya sendiri pada produk, bukan keterkaitan dengan
produk.
1. Visibility (Popularitas)
• popularitas,
• prestasi,
• dikenal oleh masyarakat sebagai artis dan brand ambassador, dan
• menarik.
2. Credibility (Kredibilitas)
opini dan perilaku konsumen melalui berbagai mekanisme daya tarik. Daya tarik
kepada brand ambassador memiliki beberapa atribut yakni sebagai berikut.
4. Power (Kekuasaan)
Power merupakan unsur terakhir dalam model viscap hal ini memberitahukan
bahwa seseorang selebriti yang digunakan dalam iklan harus memiliki kekuasaan
untuk “memerintahkan” target audiens untuk membeli produk yang dipromosikan.
Power adalah sejauh mana kemampuan seorang brand ambassador untuk dapat
membujuk konsumen dan mempertimbangkan produk yang sedang diiklankan
untuk dibeli oleh konsumen.
dikeluarkan tidak terlalu besar dan tidak ada batasannya waktu selama tersambung
dengan internet. Media sosial berperan saat pemasaran kegiatan perusahaan
membentuk hubungan individu dengan pelanggan dan memberi perusahaan
peluang untuk mengakses pelanggan Kelly, dkk. (2010).
Menurut Felix, dkk. (2017), pemasaran media sosial (social media
marketing) adalah konsep interdisipliner dan lintas fungsi yang menggunakan
media sosial (seringkali dikombinasikan dengan saluran komunikasi lain) untuk
mencapai tujuan organisasi dengan menciptakan nilai bagi pemangku
kepentingan. Kim & Ko (2012) dalam penelitiannya mendefinisikan social media
marketing adalah komunikasi dua arah yang mencari empati dengan pengguna,
dan aktivitas media sosial dari sebuah merek memberikan peluang untuk
mengurangi kesalahpahaman dan prasangka terhadap merek, serta untuk
meningkatkan nilai merek (brand value) dengan membuat platform untuk
bertukar ide dan informasi dengan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Social
Media Marketing adalah salah satu strategi pemasaran (komunikasi pemasaran
interaktif) yang menggunakan media sosial sebagai mediator untuk memasarkan
produk atau jasa dengan memanfaatkan produsen dan konsumen yang menjadi
partisipan dan komunikator dua arah. Social Media Marketing juga merupakan
salah satu strategi untuk mencapai tujuan organisasi dengan menciptakan nilai,
kesadaran hingga tindakan terhadap penyedia produk/jasa.
2. Interaksi (Interaction)
Menurut Muntinga, dkk. (2011), interaksi sosial mendeskripsikan pengguna
yang berkontribusi pada platform media sosial untuk bertemu dengan orang
yang berpikiran sama, berinteraksi, dan berbicara dengan mereka tentang
produk atau merek yang spesifik. Indikator dari dimensi interaction adalah
sebagai berikut:
a. Sosial media brand tersebut memungkinkan untuk berbagi informasi
dengan pengguna yang lain.
b. Sosial media brand tersebut memungkinkan percakapan dan pertukaran
dengan pengguna lain.
c. Kemudahan untuk memberikan pendapat melalui sosial media brand
tersebut.
3. Trendi (Trendiness)
Maryati (2010) menyatakan tren adalah suatu gerakan (kecenderungan)
naik atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata–rata
perubahan dari waktu ke waktu. Terdapat 2 (dua) indikator untuk
mengukur dimensi trendiness, yaitu:
a. Konten media sosial brand tersebut adalah informasi terbaru.
b. Penggunaan media sosial brand tersebut sangat kekinian.
4. Kustomisasi (Customization)
Martin & Todorov (2010) mengatakan bahwa oleh personalisasi situs mereka,
merek dapat menyesuaikan dan mengekspresikan individualitas, membangun
persamaan dan loyalitas merek yang lebih kuat. Di dunia media sosial,
customization mengacu pada pengunjung yang dituju dari pesan yang
diposting. Sedangkan indikator untuk dimensi customization adalah sebagai
berikut:
a. Media sosial brand tersebut menawarkan pencarian informasi yang
disesuaikan.
b. Media sosial brand tersebut menyediakan layanan yang disesuaikan.
keputusan itu sendiri, dimana dalam hal ini tujuan akhir yang dicapai oleh
pengguna produk atau layanan perdagangan online ialah pada saat ia memutuskan
untuk menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Dalam
memasuki tahap keputusan pembelian, sebelumnya konsumen sudah dihadapkan
pada beberapa pilihan alternatif, sehingga pada tahap ini konsumen akan
melakukan aksi untuk memutuskan membeli atau tidak dari produk/jasa
berdasarkan pilihan yang ditentukan.
Variabel
Intervening
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Firdaus & Jumhur (2021), Chandra
(2019), dan Nurmalasari (2021) menunjukkan bahwa social media marketing
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian online.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka konseptual yang diajukan
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
48
49
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Social Social media marketing adalah 1. Konten yang menarik dari Likert
Media salah satu strategi pemasaran sosial media
Marketing (komunikasi pemasaran 2. Kemudahan pengguna
(X3) interaktif) yang menggunakan membagikan informasi sosial
media sosial sebagai mediator media brand terkait kepada
untuk memasarkan produk pengguna lain
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
Populasi dapat memberikan informasi atau data yang berguna bagi suatu
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Universitas
Sumatera Utara tahun berjalan yang berasal dari empat fakultas teratas dengan
peminatan terbanyak pada tahun terakhir tercatat oleh Lembaga Tes Masuk
Perguruan Tinggi (LTMPT) Indonesia (2021):
Tabel 3.3
Populasi Penelitian
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2017).
Dalam penelitian ini sampel diambil dengan rancangan non probability
sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2017). Teknik pengambilan sampel yang
54
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden yang
terpilih dalam penelitian. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan
cara memberikan kuesioner dengan mengajukan sejumlah pertanyaan dan
pernyataan mengenai e-word of mouth, e-service quality, dan social media
marketing terhadap keputusan pembelian online Traveloka.com pada
mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumen yang dipelajari
melalui studi pustaka, website internet, penelitian terdahulu, dan jurnal-jurnal
yang mendukung penelitian ini.
lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengematan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas. Dan jika berbeda, disebut heteroskedastisitas (Ghozali,
2016). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas,
yaitu dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen).
Selain itu, dapat juga digunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel independen di atas tingkat kepercayaan 5%,
maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.
Agichtein, E., Castillo, C., Donato, D., & Gionis, A. (2008). Finding High-Quality
Content in Social Media. Proceedings of the International Conference on
Web Search and Web Data Mining (pp. 1-11). Palo Alto: Research Gate.
doi:10.1145/1341531.1341557
Amanah, D., Hurriyati, R., Gaffar, V., Wibowo, L. A., Harahap, D. A., Agustini,
F., & Saragih, Y. D. (2017). Which is More Influential in Online
Purchasing Decisions: Price or Trust? Proceedings of the 1st International
Conference on Islamic Economics, Business, and Philanthropy (ICIEBP
2017). 1, pp. 798-803. Bandung: SCITEPRESS – Science and Technology
Publications. doi:10.5220/0007090107980803
Ardhiansyah, A. N., & Marlena, N. (2021). Pengaruh Social Media Marketing dan
E-WoM Terhadap Minat Beli Produk Geoffmax. Akuntabel: Jurnal
Ekonomi dan Keuangan, 18(3), 379-391.
doi:http://dx.doi.org/10.29264/jakt.v18i3.9704
Arif, M. (2021, Agustus 25). Pengaruh Social Media Marketing, Electronic Word
Of Mouth (EWOM) Dan lifestyle Terhadap Keputusan Pembelian Online.
Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial dan Humaniora (SinTESa). 1,
pp. 111-122. Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
(CERED). doi:https://doi.org/10.53695/sintesa.v1i1.298
Brzozowska, A., & Bubel, D. (2015, October 9). E-business as a New Trend in
the Economy. Procedia Computer Science, 65, 1095-1104.
doi:https://doi.org/10.1016/j.procs.2015.09.043
Chaffey, D., & Smith, P. R. (2017, April 7). Digital Marketing Excellence:
Planning, Optimizing and Integrating Online Marketing. London:
Routledge. doi:https://doi.org/10.4324/9781315640341
63
(Studi Kasus Pada Remaja di Indonesia. [Thesis]. Surakarta (ID): IAIN
Surakarta.
Diana, A. (2018). Analisis Faktor e-service quality dan nilai yang diterima
terhadap loyalitas pelanggan dalam pembelian online melalui shopee.co.id
(studi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta). [Skripsi]. Surakarta (ID): Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Fawaid. (2017, Juni). Pengaruh Digital Marketing System, Terhadap Daya Saing
Penjualan Susu Kambing Etawa. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah,
4, 105-119. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/91608-ID-pengaruh-digital-
marketing-system-terhad.pdf
Febiana, D., Kumadji, S., & Sunarti. (2014). Pengaruh Word of Mouth terhadap
Minat Beli serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) UB, 1-6. Retrieved from
https://www.neliti.com/id/publications/84966/pengaruh-word-of-mouth-
terhadap-minat-beli-serta-dampaknya-pada-keputusan-pembel
Felix, R., Rauschnabel, P. A., & Hinsch, C. (2017, January). Elements of Strategic
Social Media Marketing: A Holistic Framework. Journal of Business
Research, 70, 118-126. doi:https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2016.05.001
64
Firdaus, A., & Jumhur, H. M. (2021). Pengaruh Social Media Marketing Melalui
Instagram Terhadap Keputusan Pembelian pada Aplikasi Tokopedia (Studi
Kasus di Kota Depok). e-Proceeding of Management Telkom University.
8, pp. 8090-8104. Bandung: Telkom University. Retrieved from
https://123dok.com/document/yd74e39j-issn-e-proceeding-management-
vol-desember-page.html
Godey, B., Manthiou, A., Pederzoli, D., Rokka, J., Aiello, G., Donvito, R., &
Singh, R. (2016, December). Social Media Marketing Efforts of Luxury
Brands: Influence on Brand Equity and Consumer Behavior. Journal of
Business Research, 69(12), 5833-5841.
doi:https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2016.04.181
Goyette, I., Ricard, L., Bergeron, J., & Marticotte, F. (2010, March). e-WOM
Scale: Word-of-Mouth Measurement Scale for e-Services Context.
Canadian Journal of Administrative Sciences, 27(1), 5-23.
doi:10.1002/cjas.129
65
(Studi Pada Mahasiswa Universitas Batanghari Jambi). Jurnal Manajemen
Pendidikan dan Ilmu Sosial, 1(1), 337-348. doi:10.38035/JMPIS
Hardani, Ustiawaty, J., Andriani, H., Istiqomah, R. R., Sukmana, D. J., Fardani,
R., . . . Utami, E. F. (2020). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
CV. Pustaka Ilmu Group (Research Gate). Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/340021548_Buku_Metode_Pene
litian_Kualitatif_Kuantitatif
Ismagilova, E., Dwivedi, Y. K., Slade, E., & Williams, M. D. (2017). Electronic
Word of Mouth (eWOM) in the Marketing Context; A State of the Art
Analysis and Future Directions. New York: Springer International
Publishing. doi:10.1007/978-3-319-52459-7
Kelly, L., Kerr, G., & Drennan, J. (2010). Avoidance of Advertising in Social
Networking Sites: The Teenage Perspective. Journal of Interactive
Advertising, 10(2), 16-27. doi:10.1080/15252019.2010.10722167
Kemp, S. (2021, February 11). Data Reportal. Retrieved from We Are Social:
https://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia
Kemp, S. (2022, February 11). Data Reportal. Retrieved from We Are Social:
https://wearesocial.com/uk/blog/2022/01/digital-2022-another-year-of-
bumper-growth-2/
Kim, A. J., & Ko, E. (2012, October). Do Social Media Marketing Activities
Enhance Customer Equity? An Empirical Study of Luxury Fashion Brand.
Journal of Business Research, 65(10), 1480-1486.
doi:https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2011.10.014
66
Kotler, P., & Armstrong, G. (2017). Principles of Marketing. Essex: Pearson
Education. Retrieved from
https://www.google.co.id/books/edition/Principles_of_Marketing/xOz0DQ
AAQBAJ?hl=id
Kotler, P., & Armstrong, G. (2017). Principles of Marketing (16 ed.). Harlow,
Essex, England: Pearson Education Limited.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran (13 ed.). Jakarta:
Erlangga. Retrieved from http://kin.perpusnas.go.id/DisplayData.aspx?
pId=14293&pRegionCode=SIPERBANG&pClientId=637
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Management. Bergen, New Jersey,
USA: Pearson Education. Retrieved from
https://onesearch.id/Record/IOS3774.JAKPU000000000123151
Kotler, P., Kartajaya, H., & Setiawan, I. (2019). Marketing 4.0 Bergerak dari
Tradisional ke Digital. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Krisnawati, I., Ubaidi, I. A., Rais, H., & Batu, R. L. (2019, Desember). Strategi
Digital Marketing dalam Perdagangan Hasil Tani untuk Meningkatkan
Pendapatan Kabupaten Karawang. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa
Kini, 10, 70-75. doi:http://dx.doi.org/10.36982/jiegmk.v10i2.838
67
Kristiawan, T. A., & Keni, K. (2020, September). Pengaruh Packaging, Social
Media Marketing Dan Electronic Word Of Mouth Terhadap Keputusan
Pembelian Busana Brand Lokal. DeReMa (Development Research of
Management) Jurnal Manajemen, 15(2), 244.
doi:10.19166/derema.v15i2.2445
Martin, K., & Todorov, I. (2010, March). How Will Digital Platforms be
Harnessed in 2010, and How Will They Change the Way People Interact
with Brands? Journal of Interactive Advertising, 10(2), 61-66.
doi:10.1080/15252019.2010.10722170
68
Maryati. (2010). Statistika Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Yogyakarta (UPP)
AMPYKPN.
Musnaini, Wijoyo, H., Junita, A., & Indrawan, I. (2020). Digital Business.
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia: Research Gate. Retrieved from
penapersada.com
69
Parasuraman, A. P., Zeithaml, V. A., & Malhotra, A. (2005, February). E-S-Qual:
A Multiple-Item Scale for Assessing Electronic Service Quality. Journal
of Service Research, 7(3), 213-233. doi:10.1177/1094670504271156
Pearson, A., Tadisina, S., & Griffin, C. (2012, June). The Role of E-Service
Quality and Information Quality in Creating Perceived Value: Antecedents
to Web Site Loyalty. Information Systems Management, 29(3), 201-215.
doi:10.1080/10580530.2012.687311
Purwana, D., Rahmi, & Aditya, S. (2017, Juli). Pemanfaatan Digital Marketing
Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Di Kelurahan Malaka
Sari, Duren Sawit. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM), 1,
1-17. doi:doi.org/10.21009/JPMM.001.1.01
Rahman, A., Hamid, A. A., Abir, T., Yazdani, D. N.-A., Khan, R. H., & Supty, S.
A. (2020). Electronic Word of Mouth (e-WOM) and consumers’ purchase
decisions: Evidences from Bangladesh. Journal of Xi'an University of
Architecture & Technology, 12(4), 367-382. doi:10.37896/JXAT12.04/782
Ratnasari, N., Susandy, G., & Apriandi, D. W. (2019, September 30). The
Influence Of Social Media Marketing And Online Consumer Behavior In
The City Of Subang On The Brand Story Of The Instant Messenger Line
Application. Diskursus Ilmu Manajemen STIESA (Dimensia), 16(2), 1-10.
Retrieved from https://ojs.stiesa.ac.id/index.php/dimensia/article/view/109
70
Sa'ait, N., Kanyan, A., & Nazrin, M. F. (2016). The Effect of E-WOM on
Customer Purchase Intention. International Academic Research Journal of
Social Science, 2(1), 73-80. Retrieved from
https://www.semanticscholar.org/paper/The-Effect-of-E-WOM-on-
Customer-Purchase-Intention-Sa%E2%80%99ait-Kanyan/
8db8a6a5c57569c2c420708d4b2c938199cba4ce
Seo, E.-J., & Park, J.-W. (2018, Januari). A Study on the Effects of Social Media
Marketing Activities on Brand Equity and Customer Response in the
Airline Industry. Journal of Air Transport Management, 66, 36-41.
doi:https://doi.org/10.1016/j.jairtraman.2017.09.014
71
Supramono, & Sugiarto. (2003). Statistika. Yogyakarta: Andi Offset.
Tjiptono, F., & Diana, A. (2016). Pemasaran Esesi dan Aplikasi. Yogyakarta:
Andi Offset. Retrieved from
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1176110
Tree, S. (2020, November 20). Sky Tree DGTL. Retrieved from Sky Tree:
https://www.skytreedgtl.com/insight/articles/pendekatan-digital-tiket-com-
untuk-tingkatkan-penjualan
Ulum, F., & Muchtar, R. (2018, Agustus). Pengaruh E-Service Quality Terhadap
E-Customer Satisfaction Website Start-Up Kaosyay. Jurnal Tekno
Kompak, 12(2), 68-72. doi:10.33365/jtk.v12i2.156
Umar, H. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Rajawali.
Wirtz, J., & Lovelock, C. (2016). Services Marketing (8th ed.). Toh Tuck Link,
Sinagpore: World Scientific Publishing Co. Inc. Retrieved from
http://lccn.loc.gov/2016003724
Wulandari, D. (2015, March 17). Mix. Retrieved from People of the Week:
https://mix.co.id/people-of-the-week/people/from-zero-to-hero-tiket-com/
72
com-e273a978f3e0
Zeithaml, V. A., & Bitner, M. J. (2003). Service Marketing. New York: McGraw
Hill Inc. Retrieved from http://kin.perpusnas.go.id/DisplayData.aspx?
pId=10005&pRegionCode=UNTAR&pClientId=650
73
DAFTAR LAMPIRAN
I. Identitas Responden
Nama Lengkap Responden :
Jenis Kelamin : ( ) Laki-Laki ( )
Perempuan
Nomor Induk Mahasiswa (NIM) :
Fakultas – Jurusan :
Pernah bertransaksi pada Traveloka.com : ( ) Ya ( )
Tidak
Memiliki akun Instagram yang aktif : ( ) Ya ( ) Tidak
Memiliki aplikasi Traveloka.com : ( ) Ya ( )
Tidak
74
II. Petunjuk Pengisian Kuesioner
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang paling sesuai dengan
pendapat Anda. Setiap responden hanya diperbolehkan memilih 1 jawaban di
setiap pertanyaan.
Keterangan dari skor penilaian:
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
75
yang disediakan Traveloka.com.
76
menarik.
77
Traveloka.com.
78