PROPOSAL SKRIPSI
TEGUH TRIYANDI
NIM. B1021181113
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 6
1.2.1 Pernyataan Masalah ......................................................... 6
1.2.2 Pertanyaan Penelitian ....................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian. ........................................................................ 8
1.4 Kontribusi Penelitian.................................................................... 8
1.4.1 Kontribusi Teoritis ........................................................... 8
1.4.2 Kontribusi Praktis ............................................................ 9
1.5 Gambaran Kontekstual Penelitian ................................................ 9
i
2.3.5 Hubungan E-Service Quality terhadap Minat Beli Ulang
......................................................................................... 32
2.3.6 Hubungan Customer Experiance terhadap Minat Beli
Ulang ............................................................................... 32
2.3.7 Hubungan Customer Satisfaction terhadap Minat Beli
Ulang ............................................................................... 32
2.3.8 Hubungan Discount terhadap Minat Beli Ulang melalui
Customer Satisfaction ..................................................... 33
2.3.9 Hubungan E-Service Quality terhadap Minat Beli Ulang
melalui Customer Satisfaction ........................................ 33
2.3.10 Hubungan Customer Experiance terhadap Minat Beli
Ulang melalui Customer Satisfaction .............................. 34
2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ........................... 35
2.4.1 Kerangka Konseptual ...................................................... 35
2.4.2 Hipotesis Penelitian ......................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 36
3.1 Bentuk Penelitian ........................................................................ 38
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 38
3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................ 38
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................. 38
3.3 Data .............................................................................................. 38
3.3.1 Data Primer ..................................................................... 38
3.3.2 Data Sekunder ................................................................. 38
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 39
3.4.1 Kuisioner ......................................................................... 39
3.4.2 Studi Kepustakaan ........................................................... 39
3.5 Populasi dan Sampel ................................................................... 40
3.5.1 Populasi ........................................................................... 40
3.5.2 Sampel ............................................................................. 40
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel ................ 40
3.6.1 Variabel Penelitian .......................................................... 41
ii
3.6.2 Definisi Oprasional Variabel ........................................... 41
3.7 Metode Analisis Data ................................................................. 42
3.7.1 Analisis Deskriptif........................................................... 50
3.7.2 Analisis Kuantitatif ......................................................... 53
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Hasil Riset yang dilakukan Tenggara Strategics, badan riset bagian
dari Centre for Strategic and International Studies dan Universitas Prasetiya
Mulya. ................................................................................................................... 2
Gambar 1.2 Vocher Discount Shopeefood ....................................................... 4
Gambar 1.3 logo ShopeeFood .......................................................................... 10
Gambar 1.4 Fitur-Fitur Shopeefood ................................................................. 11
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 36
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Variabel ........................................................................39
Tabel 3.2 Definisi Oprasional Variabel .....................................................................43
Tabel 3.3 Goodness of Fit Indices .............................................................................52
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang terjadi setiap tahun bahkan setiap saat ini
telah melahirkan berbagai inovasi, salah satunya adalah online food delivery
(OFD). Fenomena layanan pesan-antar makanan secara online atau online
food delivery (OFD) merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi
digital dan pergerakan perekonomian di tengah masyarakat. Riyadi Suparno,
Direktur Eksekutif Tenggara Strategics (2022), mengatakan bahwa layanan
pesan-antar makanan secara online atau online food delivery (OFD)
merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penggerak
perekonomian di tengah masyarakat. Saat pandemi, layanan OFD terbukti
menjadi penyelamat masyarakat yang harus beraktivitas dari rumah dan
1
2
Gambar 1.1. Hasil Riset yang dilakukan Tenggara Strategics, badan riset
bagian dari Centre for Strategic and International Studies dan Universitas
Prasetiya Mulya.
Menurut riset yang dilakukan oleh Centre for Strategic and International
Studies (CSIS) dan Universitas Prasetiya Mulya dengan menggunakan
metode wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih dengan responden
mencapai 1.200 orang tersebar di enam kota yang dilakukan pada 10-14
Januari 2022 dimana riset ini turut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen
3
dengan batas kesalahan MoE +/- 2.8% mengatakan bahwa hingga pasca
pandemic COVID-19 masyarakat tetap meminati layanan OFD karena
kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan katanya. Layanan pesan antar
makanan daring sudah tidak terpisahkan oleh keseharian masyarakat. Bahkan
OFD cenderung membantu masyarakat dalam meningkatkan produktivitas
mereka (Economic Research Lead, Tenggara Strategics Stella
Kusumawardhani, 2022).
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Centre for Strategic and
International Studies (CSIS) dan Universitas Prasetiya Mulya Shopeefood
merupakan salah satu dari 3 OFD yang paling diingat konsumen dengan
estimasi total jumlah transaksi Rp. 26,49 T mengalahkan pendahulunya Grab
Food dengan total jumlah transaksi Rp. 20,93 T dan menyayangi
pendahulunya Gofood dengan jumlah nilai transaksi Rp 30,65 T. Shopeefood
sendiri merupakan salah satu fitur OFD yang dimiliki oleh Shopee,
shopeefood berdiri pada April 2020 yang berarti baru berusia 2 tahun dan
hebatnya shopeefood berhasil menyaingi pendahulunya.
Menurut Thamrin dan Francis (2012), minat beli ulang merupakan minat
pembelian yang didasarkan atas customer experience yang telah dilakukan di
masa lalu. Minat beli ulang yang tinggi mencerminkan tingkat kepuasan yang
6
tinggi dari konsumen ketika memutuskan untuk membeli suatu produk atau
layanan yang artinya customer experience sangat berpengaruh terhadap minat
beli ulang dan customer satisfaction. Menurut Mulyono (2018)
mendefinisikan customer experience merupakan kejadian-kejadian yang
terjadi sebagai tanggapan stimulasi atau rangsangan yang diciptakan oleh
usaha-usaha sebelum dan sesudah pembelian, baik merupakan kenyataan,
angan-angan, maupun virtual. Customer experience menjadi pembelajaran
yang mempengaruhi perubahan perilaku seseorang dalam mengkonsumsi
barang atau jasa. Customer experience dalam e-commerce tidak hanya
dimaksudkan dalam mengkonsumsi produknya saja, tetapi juga dengan
bagaimana cara perusahaan dapat mempertahankan pelanggannya tersebut
melalui profesionalitas yang diberikan dan juga dalam sebuah kepercayaan.
Di masa ini internet sudah menjadi bagian dari kehidupan bagi sebagian
besar penduduk dunia mulai dari urusan mencari informasi, bekerja, belanja
maupun bersosial media untuk menyapa teman, kerabat maupun keluarga,
memasuki abad 21, era teknologi yang semakin maju mengiringi
7
perkembangan zaman yang pesat. Hal ini didukung oleh peran globalisasi
yang terbukti mengalami perkembangan dalam segala aspek, termasuk
perubahan pola gaya hidup masyarakat, penggunaan internet telah menjadi
suatu kebiasaan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, tidak
hanya itu perkembangan teknologi dan penyebaran internet di seluruh dunia
memainkan berbagai peran dalam aktivitas manusia, salah satunya adalah
aktivitas komersial salah satunya di bidang jasa antar jemput makanan atau
yang disebut Online Food Delivery (OFD), salah satu Online Food Delivery
yang baru-baru ini hadir meramaikan persaingan adalah shopeefood, di mana
shopeefood dengan promo dan pelayanannya mampu menarik perhatian dan
juga berhasil menyaingi para raksasa-raksasa pendahulunya di bidang Online
Food Delivery.
Berdasarkan pernyataan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti
“Pengaruh discount, e-service quality dan customer experience fitur
shopeefood, terhadap minat beli ulang dengan customer satisfaction sebagai
variabel intervening”
minuman yang terdiri dari aneka minuman dan kue seperti martabak,
roti dan lainnya, dan kelompok lain seperti khas nusantara, makanan
sehat, kuliner internasional, cepat saji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
15
b. Sosial
Faktor sosial terdiri dari kelompok acuan yang merupakan
sekelompok orang yang diasosiasikan oleh individu, lalu ada keluarga
yang berperan dalam kepribadian maupun pengambilan keputusan
individu, serta peran atau status yang membuat konsumen lebih sadar akan
produk yang dipakai
c. Ekonomi
Faktor ekonomi terdiri dari pemasukan individu maupun keluarga
serta ekspektasi pemasukan dan aset likuid yang pastinya akan sangat
berpengaruh dalam hal keputusan individu membeli atau tidak membeli
suatu produk
d. Pribadi
Faktor pribadi terdiri dari usia, pemasukan, pekerjaan, gaya hidup, dan
kepribadian yang pastinya akan mempengaruhi individu dalam
mengambil keputusan untuk membeli produk yang sesuai
e. Psikologis
Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,
keyakinan dan sikap faktor psikologis terdiri dari motivasi, motivasi
merupakan alasan dari sebuah perilaku terjadi, faktor psikologis lain ada
persepsi, persepsi terjadi saat individu dihadapkan dengan paparan berupa
stimulus seperti iklan papan reklame atau iklan saat sedang bermain game,
kemudian ada faktor pembelajaran yang didapatkan dari belajar atau
pengalaman sehingga mendapatkan stimulus baru yang masuk ke dalam
memori, terakhir ada faktor keyakinan dan sikap yang merupakan
merupakan cara seseorang berpikir, merasakan, dan bertindak terhadap
beberapa aspek dari lingkungannya (Mothersbaugh & Hawkins, 2016;
Ramya, N., & Ali, 2016)
2.1.2. Pengertian Minat Beli Ulang
Dalam bisnis konsumen memiliki tiga jenis pembelian, yaitu pembelian
percobaan, pembelian berulang, dan pembelian komitmen jangka panjang.
Ketika merek baru dibuat dalam suatu kategori produk dalam upaya untuk
16
lebih memuaskan atau lebih baik dari merek lain, konsumen biasanya
melakukan pembelian ulang. Menurut Tjiptono (2016) minat beli ulang dapat
didefinisikan sebagai kepuasan konsumen yang diukur secara behavioral
dengan jalan menanyakan apakah konsumen akan berbelanja atau
menggunakan jasa perusahaan kembali. Priansa (2017) menyatakan bahwa
minat beli ulang konsumen muncul sebagai respon terhadap objek yang
menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. Ketika
seorang konsumen mendapat respon positif atas tindakan masa lalu, akan ada
penguatan dari tindakan masa lalu, dan memiliki pemikiran positif tentang apa
yang telah diterimanya memungkinkan orang untuk berbelanja berulang kali.
Minat beli ulang merupakan tindakan konsumen pasca pembelian. Terjadinya
kepuasan dan ketidakpuasan pasca pembelian konsumen terhadap suatu
produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, maka
akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali
produk tersebut (Kotler & Keller, 2012). Dimensi minat beli ulang menurut
Ferdinand (Basrah dan Samsul ,2012) adalah
a. Transaksional
Adanya kecenderungan konsumen untuk selalu membeli kembali
produk yang telah dikonsumsinya.
b. Referensial
Bagaimana konsumen bersedia merekomendasikan produk yang telah
dikonsumsinya kepada orang lain untuk mengkonsumsi produk pada
perusahaan yang sama.
c. Preferensial
Perilaku konsumen yang menjadikan produk yang telah
dikonsumsinya sebagai pilihan utama.
d. Eksploratif
Merupakan tindakan yang dimana keinginan konsumen untuk selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya.
17
a. Besarnya potongan
b. Masa potongan harga.
c. Jenis produk yang mendapat discount.
setelah itu pengalaman ini dapat menjadi cara yang baik untuk melakukan
upaya pemikiran yang lebih baik.
d. Act (pengalaman secara tindakan)
Dalam pengalaman ini berkaitan dengan tindakan nyata dan gaya
hidup seseorang.
e. Relate (hubungan)
Dirancang untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang
berhubungan secara fisik dengan perilaku dan gaya hidup jangka panjang,
dan dengan pengalaman yang terjadi sebagai hasil interaksi dengan orang
lainnya.
Sedangkan menurut Nasermoadeli, Ling, & Maghnati (2013), terdapat
tiga dimensi customer experience, diantaranya:
a. Sensory Experience
Pengalaman indrawi yang dianggap sebagai persepsi estetis dan
sensorik terhadap lingkungan, suasana, produk dan layanan belanja. Lima
indera manusia (termasuk penciuman, pendengaran, penglihatan, rasa dan
sentuhan) berkontribusi pada pembentukan pengalaman. Semua indera
manusia berinteraksi dan bersama-sama membentuk dasar dari "sensory
experience". Pengalaman indrawi konsumen dapat membangun “logical
experience”. Dalam hal ini pengalaman logis dinyatakan sebagai
pengalaman indrawi dalam otak seseorang yang dapat mengembangkan
sikap behavioral, emosional, kognitif, relasional atau simbolik terhadap
produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Pengalaman logis
menggabungkan elemen emosional dan rasional di otak untuk membantu
membangun pengalaman sensorik dari sebuah merek. Tujuan yang lebih
besar dari pengalaman sensorik sendiri adalah untuk membantu individu
mewujudkan citra diri yang mengidentifikasi diri. Perusahaan dapat
menerapkan strategi pemasaran berdasarkan pengalaman indrawinya.
b. Emotional Experience
Mengarah pada suasana hati dan emosi yang berkembang selama
perjalanan berbelanja. Pengalaman emosional akan menghasilkan
23
pengalaman yang efektif mulai dari suasana hati yang positif dan bergerak
menuju emosi gembira yang mengarah pada kepuasan yang kuat bagi
merek. Peristiwa kritis saat berbelanja dapat menimbulkan reaksi
emosional dari konsumen. Sebuah perusahaan mampu menciptakan emosi
dan bagaimana menerapkannya melalui penerapan teori respon sentral,
kognitif dan arousal. Konsumen yang mengalami respon emosional
negatif cenderung memiliki perilaku beralih kearah yang dominan
terhadap merek. Sebaliknya, konsumen yang terikat secara emosional
cenderung berinvestasi besar-besaran untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Hubungan emosional konsumen dengan perusahaan lebih
berkaitan dengan niat beli konsumen dalam waktu dekat. Secara tak
disadari pengalaman konsumen dan niat pembelian jangka panjang
didasari noleh emosi yang dihasilkan selama periode berbelanja. Emosi
mempengaruhi penciptaan sikap, sehingga beberapa penelitian
menunjukkan bahwa emosi menciptakan dampak yang signifikan pada
perubahan pendekatan konsumen untuk mengkonsumsi produk dan jasa.
c. Social Experience
Hubungan dengan orang lain atau dengan masyarakat pada umumnya.
Setiap dampak sosial memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pikiran,
perasaan dan aktivitas konsumen. Misalnya, asosiasi dengan kelompok
sebaya memungkinkan individu untuk mendapatkan keuntungan dari
koneksi sosial dan menciptakan citra diri mereka sendiri. Selain kelompok
sebaya, media masa, televisi, radio, dan surat kabar memiliki dampak
yang lebih besar terhadap pembentukan perilaku individu melalui proses
sosialisasi. Dengan demikian, pengalaman sosial dapat membentuk
kemampuan individu untuk mengenali identitas dan mempengaruhi
perilaku berdasarkan kesesuaian perilaku diri serta mempengaruhi
perilaku dengan kesesuaian tingkah laku mereka sendiri.
2.2.Kajian Empiris
Beberapa Penelitian terdahulu yang menjadi bahan referensi dan
perbandingan dalam penelitian ini yaitu :
24
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rickson Chin James (2022) Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh
dari e-service quality, cashback promotion, dan social factor terhadap
customer loyalty yang dimediasi oleh customer satisfaction pada
pengguna Shopeepay di Indonesia. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik nonprobability sampling dengan jumlah sampel
sebesar 300 orang di Indonesia dan menggunakan kuesioner sebagai
instrumen pengumpulan data. Teknik analisis data yang digunakan adalah
metode SEM-PLS dengan bantuan aplikasi smartpls 3.0. Hasil penelitian
menunjukkan cashback promotion, dan social factor berpengaruh positif
dan signifikan terhadap customer satisfaction dan customer loyalty.
Sedangkan e-service quality memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap customer satisfaction, namun tidak berpengaruh signifikan
terhadap customer loyalty. Variabel customer satisfaction berhasil
memediasi hubungan antara e-service quality, cashback. dan social factor
terhadap customer loyalty secara positif dan signifikan. Sementara itu,
customer satisfaction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
customer loyalty.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ebriyanti Olga A.N (2022) Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui mengetahui pengaruh e-service quality, e-
trust dan costumer experience terhadap repurchase intention melalui
esatisfaction secara online di tokopedia.com. Penelitian ini merupakan
penelitian survei dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumennya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna
tokopedia.com di Kalimantan Barat. Sampel yang digunakan adalah
pengguna tokopedia.com yang pernah melakukan pembelian secara
online di tokopedia.com minimal 2 kali dan diambil sebanyak 100
responden dengan menggunakan metode purposive sampling. Rancangan
penelitian analisis jalur digunakan sebagai alat analisis untuk menentukan
arah variabel yang diteliti dan untuk menjustifikasi seberapa signifikan
pengaruh variabel bebas dan terikat baik secara langsung maupun tidak
25
6. Penelitian yang dilakukan oleh Cahyani, Gunadi, dan Mbulu (2019) yang
berjudul Pengaruh Customer Experience Terhadap Repurchase Intention
Pada PT Traveloka Indonesia. Variabel independen yang digunakan
adalah customer experience, sedangkan variabel dependen adalah
repurchase intention. Populasi dari penelitian adalah orang yang pernah
membeli produk Traveloka minimal sebanyak satu kali dengan sampel
berjumlah 100 orang. Teknik analisis data di penelitian ini adalah analisis
regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 22.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yaitu customer
experience berpengaruh positif dan signifikan terhadap repurchase
intention.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Dika Prawita dkk (2020) yang berjudul
Analisis price discount dan perceived usefulness terhadap minat
pembelian ulang menggunakan fintech melalui intervening customers
27
ditarik kesimpulan, bahwa diskon harga adalah suatu potongan harga atau
penurunan harga terhadap barang (produk) yang diberlakukan pada suatu
perusahaan/toko untuk menarik minat pelanggan dalam melakukan pembelian
barang, strategi tersebut biasanya dilakukan oleh perusahaan dalam waktu-
waktu tertentu.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Adzimah Silvia Khalimatul, (2021)
menyatakan terdapat pengaruh discount terhadap kepuasan pelanggan.
Semakin besar discount yang diberi semakin puas pelanggan, Harga Diskon
merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan
(Armstrong & Chen, 2020; Ilyas et al., 2020; Massoudi, 2020). Berdasarkan
uraian hasil penelitian sebelumnya maka peneliti menarik hipotesis sebagai
berikut:
H1: Discount berpengaruh positif signifikan terhadap customer satisfaction.
2.3.2. Hubungan E-Service Quality terhadap Customer Satisfaction
Menurut Tjiptono (2017) e-service quality merupakan usaha dalam
memenuhi kebutuhan, keinginan, serta ketepatan penyampaian dalam hal
menyeimbangkan harapan konsumen agar sesuai dengan ekspetasinya.
Kualitas pelayanan dianggap sebagai salah satu komponen yang perlu dicapai
perusahaan karena memiliki efek untuk memperkenalkan konsumen baru dan
dapat mengurangi kemungkinan pelanggan berpindah ke perusahaan lain.
Service quality yang dilakukan dalam e-commerce disebut e-service quality
(E-SERVQUAL). Menurut Tjiptono (2019) Service quality adalah salah satu
kunci utama untuk menentukan sukses tidaknya suatu perusahaan. Oleh
karena itu, penerapan eservice quality dalam sendiri memegang peran penting
dalam bisnis e-commerce dan merupakan salah satu penentu tingkat kepuasan
dan pengalamannya konsumen dalam belanja online. E-service quality
didefinisikan sebagai perluasan dari kemampuan situs web untuk
mempromosikan aktivitas belanja, pembelian, dan distribusi secara efektif
dan efisien (Jonathan, 2013). Dengan e-service quality yang berkualitas akan
membentuk e-satisfaction yang merupakan sebuah evaluasi dari pengalaman
yang dirasakan pelanggan terkait dengan kualitas pelayanan dari situs web.
30
berhasil membuat konsumen membeli ulang produk barang dan/ atau jasa
tertentu dari suatu korporasi. Sedangkan menurut Nurdiansah, A., &
Widyastuti, W. (2022), discount harga tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembelian kembali, berdasarkan penjelasan diatas, maka dibuat hipotesis
penelitian sebagai berikut
H4: Discount berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli ulang
2.3.5.Hubungan E-Service Quality terhadap Minat Beli Ulang
E-service quality didefinisikan sebagai perluasan dari kemampuan situs
web untuk mempromosikan aktivitas belanja, pembelian, dan distribusi secara
efektif dan efisien (Jonathan, 2013). Menurut Tjiptono (2019) Service quality
adalah salah satu kunci utama untuk menentukan sukses tidaknya suatu
perusahaan. Oleh karena itu, penerapan e-service quality dalam sendiri
memegang peran penting dalam bisnis e-commerce untuk mengetahui apakah
konsumen akan melakukan pembelian ulang atau hanya coba coba. Menurut
Tjiptono (2016) minat beli ulang dapat didefinisikan sebagai kepuasan
konsumen yang diukur secara behavioral dengan jalan menanyakan apakah
konsumen akan berbelanja atau menggunakan jasa perusahaan kembali. minat
beli ulang digunakan penilaian individu mengenai pembelian kembali layanan
atau jasa dari perusahaan yang sama dengan mempertimbangkan situasi saat
ini dan suasana baik dari individu tersebut. E-service quality yang berjalan
sesuai dengan mempertimbangkan situasi konsumen dan sesuai dengan sikap
yang dihadapi konsumen akan menciptakan konsumen yang akan melakukan
pembelian berulang. Berdasarkan hasil analisis diteliti oleh Kurniasari dan
Widyanto (2018), dan Wiryana (2019) mendukung bahwa terdapat pengaruh
positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Pengaruh tersebut
menandakan bahwa semakin tinggi e-service quality atau semakin baik
kualitas pelayanan, maka semakin tinggi pula menciptakan konsumen yang
akan melakukan pembelian berulang. Dari hasil penelitian terdahulu dapat
diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut
H5: e-service quality berpengaruh positif signifikan minat beli ulang.
33
Dilihat dari penelitian Qian M (2021) dan Shadilla Nafisa (2015) bahwa
costumer experience memiliki pengaruh terhadap minat beli ulang melalui
customer satisfaction dan berdasarkan penjelasan di atas, maka dibuat
hipotesis penelitian sebagai berikut:
Discount
(X1) H4
H1
H3
H6
Customer
Experience
(X3)
Review
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini berupa penelitian eksplanatori (Explanatory Research)
dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Singarimbun dan Effendi (2005)
Explanatory Research merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan
kausal antara variabel berdasarkan uji hipotesis yang telah dirumuskan.
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan proses
pengumpulan, analisa, dan penyajian data secara numerik.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti memperoleh informasi
mengenai data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, peneliti akan
melakukan penelitian di kota Pontianak, Kalimantan Barat.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 4 (empat) bulan dari
penyusunan proposal, pengumpulan data, serta penyusunan laporan hasil
penelitian (skripsi) yang berawal dari bulan September 2022 sampai dengan
bulan Januari 2023.
3.3. Data
Data merupakan bagian yang penting dalam sebuah penelitian sebagai alat
pembuktian hipotesis serta pencapaian tujuan penelitian. Data terdiri dari dua
jenis adalah sebagai berikut data primer dan data sekunder.
3.3.1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2018:456) Data primer yaitu sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh melalui hasil penyebaran kuesioner kepada konsumen
shopeefood di seluruh Indonesia mengenai discount (X1), e-service quality
(X2) dan customer experience (X3) terhadap minat beli ulang(Y) dengan
customer statisfaction (Z) sebagai variabel intervening.
41
45
46
2 E-Service E-service quality E- Service Quality 1. Information Quality, Informasi yang terdapat di layanan
Quality (X2) didefinisikan sebagai adalah tingkat website ShopeeFood terkini dan tepat
sejauh mana situs web ShopeeFood secara waktu
menyediakan efektif dan efisien Informasi yang terdapat di layanan
pembelanjaan dan memfasilitasi ShopeeFood mudah dimengerti
pengiriman secara efisien pengguna dalam
dan efektif. melakukan transaksi. 2. Service Reability, Ketika ShopeeFood berjanji untuk
(Tjiptono, 2016) melakukan sesuatu, ia memenuhi
janjinya
(Gupta dan Vajic dalam Layanan ShopeeFood
Nasermoadeli,2012:129). menunjukkan bahwa hak
pelayanan adalah hal yang utama
tersimpan dalam memori tersebut akan secara 4. Social experience. Saya merasa senang saat driver
pelanggan otomatis tersimpan mengantarkan dan bersikap ramah.
dalam memori (Nasermoadeli, Ling, &
(Gupta dan Vajic dalam pelanggan Maghnati, 2013:129) dan
Nasermoadeli,2012:129). shopeefood (Prastyaningsih et al.,
2014)
4 Customer customer satisfaction customer satisfaction 1. Kepuasan pelanggan Saya merasa puas dengan
Satisfaction (Z) adalah perasaan senang adalah perasaan keseluruhan pengalaman saya menggunakan
atau kecewa seseorang senang atau kecewa shopeefood mulai dari pemesanan,
yang muncul setelah dari pelanggan pengantaran hinga pembayaran dan
membandingkan antara shopeefood yang pengaduan
persepsi /kesan nya muncul setelah 2. Dimensi kepuasan Saya cukup puas menggunakan
terhadap ( kinerja atau membandingkan pelanggan fitur shopeefood
hasil ) suatu produk dan antara persepsi /kesan
harapan-harapannya nya terhadap ( kinerja
atau hasil ) suatu 3. Konfimasi harapan Pelayanan yang di berikan sesuai
(Kotler, 2017) produk dan harapan-
dengan harapan saya.
harapannya.
49
5 Minat beli Minat beli ulang dapat Minat beli ulang 1. Transaksional Saya merasa puas dan kemudian
ulang (Y) didefinisikan sebagai dapat didefinisikan hari akan melakukan pemesanan
kepuasan konsumen yang sebagai kepuasan kembali.
diukur secara behavioral konsumen 2. Referensial Saya akan merekomendasikan
dengan jalan shopeefood yang shopeefood kepada keluarga dan
menanyakan apakah diukur secara teman saya.
konsumen akan behavioral dengan 3. Preferensial Shopeefood terlintas pertama kali
berbelanja atau jalan menanyakan di pikitan saya saat mau memesan
apakah konsumen deliveri.
50
a. R-Square
Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai
R-square yang merupakan uji goodness-fit model. Perubahan nilai R-
Square dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten
eksogen tertentu terhadap variabel laten endogen apakah mempunyai
pengaruh yang substantive. Nilai RSquare 0,75, 0,50 dan 0,25 dapat
disimpulkan bahwa model kuat, moderate dan lemah (Ghozali & Latan,
2015).
b. F-Square
Uji f-square ini dilakukan untuk mengetahui kebaikan model. Nilai f-
square sebesar 0,02, 0,15 dan 0,35 dapat diinterpretasikan apakah
prediktor variabel laten mempunyai pengaruh yang lemah, medium, atau
besar pada tingkat struktural (Ghozali & Latan, 2015).
c. Estiomate
Estimate For Path Coefficients Uji selanjutnya adalah melihat
signifikansi pengaruh antar variabel dengan melihat nilai koefisien
parameter dan nilai signifikansi T statistik yaitu melalui metode
bootstrapping (Ghozali & Latan, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
53
54