TERHADAP
BRAND IMAGE DAN DAMPAKNYA PADA
PURCHASE DECISION
(Survei pada Konsumen Starbucks Pengguna Official Tumbler (Botol
Minum) di Kota Malang)
PROPOSAL SKRIPSI
Menempu
ANISSA YUNINGTYAS
NIM. 155030207111097
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
KONSENTRASI MANAJEMEN PEMASARAN
MALANG
2019
DAFTAR ISI
i
b. Pengertian Brand Image ............................................................................. 37
c. Komponen Brand Image ............................................................................. 37
d. Faktor Pembentuk Brand Image ................................................................. 40
3. Keputusan Pembelian .................................................................................... 41
a. Pengertian Keputusan Pembelian................................................................ 41
b. Struktur Keputusan Pembelian ................................................................... 42
c. Proses Keputusan Pembelian ...................................................................... 43
C. Hubungan Antar Variabel ............................................................................... 46
1. Hubungan Green Marketing dan Brand Image ............................................. 46
2. Hubungan Green Marketing dan Keputusan Pembelian ............................... 47
3. Hubungan Brand Image dan Purchase Decision .......................................... 48
D. Model Konseptual dan Model Hipotesis ......................................................... 49
1. Model Konseptual ......................................................................................... 49
2. Model Hipotesis ............................................................................................ 50
ii
3. Skala Pengukuran .......................................................................................... 64
F. Uji Instrumen ................................................................................................... 65
1. Uji Validitas .................................................................................................. 65
2. Uji Reliabilitas............................................................................................... 66
G. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 69
1. Analisis Deskriptif......................................................................................... 69
2. Analisis Jalur (Path Analysis) ....................................................................... 69
iii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Tabel 1.1 Data Peringkat Negara Pembuang Sampah Plastik ke Laut ......
3
2. Tabel 2.1 Mapping Penelitian Terdahulu................................................. 23
3. Tabel 3.1 Variabel, Indikator dan Item Penelitia ..................................... 62
iv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perputaran dalam dunia ekonomi secara global sangatlah cepat, beberapa faktor
yang mempengaruhi seperti mode, style, trend, figure dan lain sebagainya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam sebuah artikel yang berjudul
2018 dibandingkan dengan periode yang sama 2017 sebesar 5,01%. Dalam artikel
tersebut menyebutkan beberapa bisnis yang menjanjikan hingga akhir 2018 yaitu
salah satunya bisnis makanan dan minuman. Peluang bisnis kuliner sangat
Dapat dipastikan bahwa bisnis dibidang kuliner meningkat, sama halnya dimana
limbah bekas makanan yang diproduksi juga akan meningkat tiap tahunnya. Namun
untuk dalam hal bisnis pengusaha atau para perusahaan tidak hanya melihat
packaging yang digunakan atau sebuah wadah yang digunakan. Konteks logistik,
produk, namun juga dapat berfungsi sebagai pengepakan sekunder pada saat
digunakan untuk menyatukan, dan sekaligus sebagai pengepakan tertier pada saat
1
2
(supplychainindonesia.com, 2017)
Pada era sekarang ini manusia tidak dapat terlepas dari plastik. Plastik selalu
membungkus makanan, tempat berbelanja dan masih banyak lagi. Plastik dipakai
karena ringan, tidak mudah pecah, harganya murah, dan mendapatkanya juga
sangat mudah. Banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa bahaya yang
sekali plastik yang direkomendasikan hanya untuk sekali pakai saja. Hal Ini
semakin banyak sehingga pentingnya kini mencari solusi akan masalah lingkungan
yang timbul.
day, solar day, dan pendirian Badan Perlindungan Lingkungan Hidup di Amerika
Serikat.
menjadi penyumbang terbesar kedua sampah plastik yaitu sebanyak 3,2 juta ton
sampah plastik yang di buang setiap tahun. Hal ini telah dibuktikan dengan survei
yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Jambeck et al, yang telah mengeluarkan
laporan mengenai data peringkat negara dengan jumlah sampah yang paling banyak
dibuang ke laut. Pada data laporan Tabel 1, Indonesia menduduki peringkat kedua,
3
memiliki waktu lama untuk terurai yaitu sekitar sepuluh hingga 12 tahun lamanya,
sedangkan botol plastik lebih lama lagi karena polimernya lebih kompleks dan lebih
tebal, botol plastik membutuhkan waktu 20 tahun untuk hancur. Maka sangat
menanggulangi sampah plastik yang memiliki angka tinggi tersebut adalah ada yang
dengan me-recycle, atau adapula dengan cara yang tidak ramah lingkungan.
Umumnya penduduk Indonesia lebih memilih dengan cara yang tidak ramah yaitu
penumpukan sampah, dan cara lainnya adalah membakar sampah plastik tersebut,
sedangkan cara ini adalah cara yang sangat tidak dianjurkan karena saat plastik
terbakar asap dari plastik tersebut akan menghasilkan racun dan mengakibatkan
4
polusi udara. Namun tidak sedikit juga kini banyak konsumen yang mulai sadar
konsumen pada awal sudah puas terhadap konsumsi barang dan jasa yang
barangbarang yang akan mereka konsumsi atau gunakan terkait dengan isu
lingkungan hidup. Konsumen cenderung memilih barang atau jasa yang diproduksi
(Ottman,
1922; Peattie, 1992,1995; Vandermerwe and Oliff, 1990 pada Chen 2010:308).
Pada situasi seperti ini akan muncul yang disebut dengan Green Consumerism.
Menurut (Wu and Chen: 2014) Green Costumers, yaitu konsumen yang melakukan
pembelian dan mengkonsumsi atau menggunakan produk yang baik bagi tubuh dan
juga ramah lingkungan atau memiliki dampak yang positif bagi lingkungan.
Seorang Green Costumers yakin akan adanya masalah yang terjadi pada
pelanggan khawatir tentang kemasan plastik, aksi tersebut bernama “plastic attack”
atau “Serangan Plastik”, yang dimulai sejak awal 2018 di Inggris, kini gerakan
tersebut sudah mendunia. Sekarang, ada lebih dari 100 aksi serangan plastik di
dunia seperti beberapa negara Eropa, Hong Kong, Korea Selatan, Kanada, Peru, dan
lingkungan dapat merubah cara pandang dan pola hidup manusia. Hal ini dapat
mendukung pula perubahan pola pendekatan bisnis yang mulai memperhatikan atau
menurut AMA (American Marketing Association) pada Kotler dan Keller (2008:5)
sebagai berikut:
Dapat di pahami marketing yang di jelaskan oleh AMA itu bertujuan untuk
jasa yang perusahaan produksi serta memberikan nilai kepada pelanggan untuk
menciptakan suatu hubungan yang bermanfaat bagi perusahaan atau pihak yang
terdiri dari semua kegiatan yang dirancang untuk menghasilkan dan memfasilitasi
menerapkan empat elemen utama, yaitu think green, act green, sell green, convey
lingkungan serta meningkatkan citra baik bagi perusahaan, namun perusahaan juga
pemasaran hijau tersebut, dimana perusahaan memiliki green product, green price,
green place, dan juga green promotion. Hal utama dari bauran pemasaran ramah
‘hijau’ (green product) adalah produk yang tidak mencemari lingkungan, tidak
membuang sumber daya atau yang dapat didaur ulang. Produk hijau ini adalah
lingkungan ini adalah dengan membuat konten yang mengajak konsumen untuk
peduli lingkungan sebagai contohnya mencantumkan akan slogan cinta alam, peduli
Promotional messages that may appeal to the needs and desires of environtmentally
concerned consumers”. artinya iklan ramah lingkungan adalah sebuah iklan yang
peduli akan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka akan
pada bahan baku namun juga dinilai dari produksi sampai dengan cara perusahaan
menyediakan produk tanpa merusak lingkungan. Salah satu tujuan green marketing
menurut John Grant (2007) yaitu Green bertujuan ke arah untuk berkomunikasi
bahwa merek atau perusahaan adalah peduli lingkungan hidup. Tahapan ini
company atau green brand (Dahlstrom, 2011:132). Perusahaan yang konsisten tidak
menjalankan produksi, distribusi, dan daur ulang yang tidak merusak lingkungan
bahkan melindungi lingkungan hidup akan menciptakan citra yang baik. Strategi ini
konsumen.
marketing jika dikembangkan dengan baik dapat menjadi metode pemasaran yang
efektif untuk membangun citra yang baik. Citra yang baik dapat membentuk
persepsi konsumen terhadap citra merek (brand image) suatu produk. Menurut
Kotler & Koller (2009:403) Citra Merek adalah persepsi dan keyakinan yang
dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam
ingatan konsumen, yang selalu diingat pertama kali saat mendnegar slogan dan
persepsi merek dalam pikiran seseorang. Citra merek adalah cerminan kepribadian
8
merek atau bentuk produk dan merupakan sesuatu yang seseorang yakini tentang
tersebut dapat dinyatakan bahwa citra merek adalah pemikiran, persepsi, dan
kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Citra merek yang positif dapat
akhirnya dapat memicu terjadinya pembelian produk oleh konsumen. Hal ini
dikarenakan citra perusahaan yang positif cenderung akan memicu pembeli atau
pilihan produk yang akan dibeli dan mencari informasi akan produk tersebut.
Beberapa hal yang diperhatikan konsumen meliputi kualitas produk, harga, maupun
merek. Pembeli bukan saja memakai harga sebagai tolak ukur kualitas, namun juga
produk yang dibeli beserta keguanaan produk tersebut. Dari hal inilah dapat
dari merek ataupun kualitas yang ditawarkan dari sebuah perusahaan. Menurut
membeli merek yang mereka sukai. Tidak hanya melihat dari sebuah merek yang
terkenal konsumen juga akan mempertimbangkan berbagai hal dari keputusan dari
jenis produk yang akan dibeli hingga keputusan dari cara pembayaran. Jika
keputusan pembelian.
Salah satu perusahaan yang menerapkan green marketing sebagai salah satu
strategi perusahaan adalah Starbucks, seperti yang terdapat pada website dari
9
adalah sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal Amerika
Indonesia pertama kali pada tahun 2002 dimana gerainya pertamanya dibuka di
Jakarta dan Surabaya. Kini Starbucks sudah memiliki 326 gerai di 22 kota berbeda,
namun starbucks tidak hanya membuka sebuah kedai kopi biasa starbucks juga
memiliki 2 gerai kedai kopi yang menyediakan biji kopinya yang istimewa dan
langka. Di Indonesia sendiri kopi yang berasal dari Sumatra sudah menjadi salah
satu Green Bean atau pembuatan biji kopi khusus yang melewati banyak proses
Starbucks. Seperti misi yang dinyatakan starbucks “Our mission: to inspire and
nurture the human spirit – one person, one cup and one neighborhood at a time.”
Dimana Starbucks memiliki tujuan untuk menjadi inspirasi dan menjaga jiwa
manusia, dimana satu orang satu cangkir dan satu lingkungan pada satu waktu.
(www.starbucks.co.id, 2019).
Pada tahun 2016 lalu dikabarkan gerai starbucks resmi dibuka disalah satu kota di
Indonesia yaitu Kota Malang, dimana konsep gerai yang disajikan di Kota Malang
berbeda dengan konsep gerai lainya. Dimana gerai Starbucks Malang menyajikan
lokasi indoor dan outdoor lokasi outdoor yang bisa di nikmati meminum kopi
sambil menghirup udara segar kota Malang. Starbucks tidak hanya menawarkan
konsumen saat di gerai, dirumah, atau diperjalanan. Salah satu produk yang
lingkungan serta kegiatan green marketing yang dijalankanya serta kampanye yang
produknya, yaitu produk Merchandise sebuah mugs atau cangkir dan tumbler atau
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
dicapai adalah:
Image.
Purchase Decision.
Decision.
11
D. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai dan manfaat, baik secara
1. Kontribusi Teoritis
citra merek yang terdapat di benak konsumen dan dapat berpengaruh untuk
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau informasi bagi pihak
2. Kontribusi Praktis
terkait dengan strategi Green Marketing agar terciptanya Brand Image dan
lingkungan
12
E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan pada penelitian ini terdiri dari tiga bab, yang dalam
setiap babnya akan dijelaskan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
diharapkan dapat menjadi pedoman atau acuan dan dasar pertimbangan dalam
penelitian ini. Kajian empiris juga berfungsi sebagai dasar perbandingan untuk
dan objek penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini. Berikut
14
adalah analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemasaran Hijau
meningkatkan Pemasaran Hijau yang diterapkan saat ini, dan bagi penelitian
image dan struktur keputusan pembelian pada produk Pertamax series. Data
green product dan green pricing, terlebih lagi melalui promotion dan
distribution sehingga dapat terbentuk brand image yang positif dan konsumen
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh green marketing terhadap citra merek
dan keputusan pembelian pada konsumen The Body Shop Mall Olympic
Analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Product, Price, dan Place memiliki pengaruh yang positif
positif tetapi tidak signifikan terhadap Asosiasi Merek dan Struktur Keputusan
Pembelian.
4. Penelitian Kusnandar dan Rinandiyana (2014)
telah merubah cara pandang dan pola hidup dari manusia dan para pelaku
usaha. Hal ini ditunjukkan pada perubahan pola pendekatan bisnis yang mulai
peduli lingkungan dan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
digunakan alat analisis Structural Equation Modelling (SEM). Alat analisis lain
yang digunakan antara lain AMOS 21.0, SPSS 16.0 dan Microsoft Excel 2007.
dimensi dari strategi pemasaran yaitu green product, green price, green place
brand image, serta brand image sebagai mediasi pengaruh dimensi strategi
analisis deskriptif dan analisis jalur (path analisis). Hasil analisis jalur (path
terhadap citra merek (Z) dan keputusan pembelian (Y), citra merek (Z)
informasi yang lebih detail dan akurat mengenai produk yang ditawarkan
untuk menguji pengaruh green marketing terhadap citra merek dan keputusan
pembelian pada produk ramah lingkungan Lampu Philips LED. Data diperoleh
produk ramah lingkungan Lampu Philips LED. Jumlah sampel sebanyak 102
dengan cara purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis
inovasi baru terhadap produk Lampu Philips LED agar harganya lebih
marketing tidak hanya pada produk dan harga tapi juga saluran distribusi dan
promosi.
keputusan pembelian pada produk Nike (Studi Kasus pada Warga Kota
di Bandung dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang responden. Tujuan dari
secara signifikan dengan persentase sebesar 18,6% dan sisanya sebesar 81,4%
pеnеlitian ada tiga, yaitu Grееn Markеting, Brand Imagе dan Kеputusan
mеlakukan pеmbеlian di gеrai Starbucks Coffее lеbih dari satu kali dalam tiga
adalah analisis dеskriptif dan analisis jalur (path analysis). Hasil pеnеlitian
tеlah dilakukan dan mеmpеrkuat brand imagе sеbagai pеrusahaan yang ‘hijau’.
tujuan untuk (1) menjelaskan pengaruh Pemasaran Hijau terhadap Citra Merek
konsumen dengan usia 18-35 tahun, (2) Pelanggan Starbucks Ubud atau pernah
dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pemasaran Hijau
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Citra Merek, (2) Pemasaran Hijau
1. Silvia (2014) untuk mengetahui dan Sampel pada Independen: Pemasaran 1. Pemasaran Hijau
“Pengaruh menganalisis pengaruh penelitian Hijau (X) mempunyai pengaruh
Dependen: yang signifikan terhadap
Pemasaran pemasaran hijau terhadap sebanyak 100 orang responden
Keputusan Pembelian Citra Merek (Z).
Hijau citra merek serta
Intervening: Citra Merek 2. Citra Merek (Z)
Terhadap dampaknya pada mempunyai pengaruh yang
Citra Merek keputusan pembelian signifikan terhadap
dan pada Konsultan Keputusan Pembelian (Y).
Dampaknya 3. Pemasaran Hijau
Independen di Oriflame
pada (X) mempunyai pengaruh
Cabang Surabaya. yang signifikan terhadap
Keputusan
Pembelian” Keputusan Pembelian (Y).
4. Pemasaran Hijau
(X) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
Keputusan Pembelian (Y)
melalui Citra Merek (Z).
Keputusan
Pembelian” Product Struktur
(X1) Keputusan
Pembelian
Asosiasi (Y)
Price (X2) Merek (Z)
Place (X3)
Promotion
(X4)
Lanjutan Tabel 2.1
4. Kusnandar Hal ini ditunjukkan pada Sampel pada penelitian Independen: Green Secara keseluruhan hasil
dan perubahan pola sebanyak 140 orang responden Marketing penelitian ini
Rinandiyana Dependen: menunjukkan adanya
pendekatan bisnis yang
Purchase Decision pengaruh green product,
(2014) “The mulai mengarahkan usaha
Intervening: Brand Image green price, green place,
Influence dengan pendekatan green promotion, brand
of aktivitas bisnis berbasis image terhadap
Green kelestarian lingkungan keputusan pembelian
Marketing on
Purchase
Decision Brand Image (Z)
with Brand
Image as
Purchase
Mediate
Decision (Y)
Variable”
Green
Marketing Mix
(X)
Lanjutan Tabel 2.1
5. Aldoko Penelitian ini bertujuan Responden sebanyak Independen: Green 1. Green marketing terbukti
(2016) untuk 100 Marketing memiliki pengaruh signifikan
(1) menjelaskan dengan instrumen Intervening: Citra Merek terhadap citra merek.
“Pengaruh
pengaruh green marketing penelitian kuesioner. Dependen: Keputusan 2. Green marketing terbukti
Green memiliki pengaruh signifikan
terhadap citra merek, Pembelian
Marketing terhadap keputusan pembelian.
(2) pengaruh green
Terhadap 3. Citra merek terbukti
marketing terhadap memiliki pengaruh signifikan
Citra Merek
dan keputusan pembelian, keputusan pembelian
Dampaknya (3) pengaruh citra merek
pada terhadap keputusan
pembelian.
Keputusan
Pembelian”. Citra Merek (
Keputusan
Pembelian
Green ( Y)
Marketing (X) Z)
Lanjutan Tabel 2.1
6. Istanti. untuk menguji pengaruh Sampel pada Independen: Green 1. Green Marketing (X)
(2016) green marketing terhadap penelitian Marketing berpengaruh secara langsung serta
“Pengaruh sebanyak 102 orang Dependen1: signifikan terhadap Citra Merek
citra merek dan keputusan
Green responden menggunakan Citra Merek (Y1)
pembelian pada produk
Marketing purposive sampling Dependen2: Keputusan 2. Green Marketing (X)
ramah lingkungan Lampu Pembelian berpengaruh secara langsung serta
Terhadap Philips LED. signifikan terhadap
Keputusan Pembelian (Y2)
7. Paysal (2016) Bertujuan untuk mengetahui Sampel Independen: Green 1. green marketing menghasilkan
“Pengaruh pengaruh Green Marketing penelitian Marketing 83,5% dan berada dalam kategori
Green terhadap keputusan sebanyak 100 Dependen: Keputusan sangat baik karena berada dalam
Marketing pembelian pada produk responden Pembelian rentang 81,25% - 100% diukur melalui
Nike (Studi Kasus pada keempat sub variabel yaitu green
Terhadap
Warga Kota Bandung).
Lanjutan Tabel 2.1
Keputusan produk, green price, green place, dan
Pembelian Keputusan green promotion.
Pembelian (Y) 2. Keputusan Pembelian secara
Pada Produk
Green keseluruhan menghasilkan nilai
Nike di sebesar 80,85% yang pada akhirnya
Marketing (X)
Bandung masuk ke dalam kategori baik karena
Tahun 2016”. berada dalam rentang 62,5% - 81,25%
atau konsumen setuju green marketing
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian jersey Nike.
8. Naila (2017). Untuk mеnjеlaskan pеngaruh Sampel sebanyak Independen: Green 1. Grееn Markеting Kеputusan
mеmiliki
Pengaruh grееn markеting tеrhadap 108 orang Marketing Dependen: pеngaruh signifikan tеrhadap Brand
Green brand imagе, pеngaruh grееn rеspondеn dengan Keputusan Pembelian Imagе
Marketing markеting tеrhadap menggunakan Intervening: Brand Image Kеputusan
2. Grееn Markеting mеmiliki
terhadap kеputusan pеmbеlian produk teknik purposivе pеngaruh signifikan tеrhadap
Brand Image dan pеngaruh brand imagе sampling. Pеmbеlian
dan tеrhadap kеputusan 3. Brand Imagе mеmiliki
Dampaknya pеmbеlian produk.
pada pеngaruh
Keputusan signifikan tеrhadap Pеmbеlian
Pembelian Produk
Lanjutan Tabel 2.1
Brand
Image (Z)
Keputusan
Pembelian
Green (Y)
Marketing
(X)
9. Dwipamurti. Penelitian ini memiliki Sampel Independen: Green 1. Pemasaran ramah lingkungan yang
berjudul “The tujuan untuk penelitian Marketing ditawarkan kepada konsumen telah
effect of (1) menjelaskan pengaruh sebanyak 118 Intervening: Brand Image mampu menciptakan Citra Merek yang
Green Pemasaran Hijau terhadap Responden. Dependen: Purchase Positif untuk Starbucks, dimana
Marketing on Citra Merek Decision konsumen
NO Judul Tujuan Sampel Variabel Hasil
Green Purchase
Marketing (X) Decision (Y)
B. Kajian Teoritis
1. Green Marketing
Istilah green marketing (pemasaran hijau) sebagai salah satu usaha strategis
dalam menciptakan usaha yang berbasis lingkungan dan kesehatan telah dikenal
pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an. Terdapat banyak istilah
lingkungan tеrdiri dari sеmua kеgiatan yang dirancang untuk mеnghasilkan dan
gеnеrasi masa dеpan yang mеmiliki dampak positif pada kеamanan lingkungan,
ekologis. Stern and Ander (2008:40) mengatakan bahwa green marketing memiliki
empat elemen utama dalam aplikasinya, yaitu think green (memiliki visi yang
‘hijau’), act green (melakukan bisnis dengan sarana dan prasarana yang ‘hijau’),
sell green (menjual produk ‘hijau’), dan convey green (mengajak konsumen untuk
ikut ‘hijau’).
perusahaanya. Act green disebut sebagai sebuah tindakan atau proses produksi yang
hemat energi, misalnya penghematan air atau listrik, dan seperti yang sekarang
sedang menjadi pembicaraan less plastic dimana terus membawa botol minum
reuseable atau yang dapat digunakan terus menurus. Elemen ke tiga yaitu sell green
produk-produk yang ramah lingkungan, atau yang dikenal juga dengan green
products. Pada elemen terakhir, convey green berarti juga mengajak seluruh pihak
terkait untuk terlibat dan merasakan program green marketing yang dijalankan
perusahaan. Semakin besar dampak yang ditimbulkan maka semakin efektif pula
penetapan harga, pemilihan rantai distribusi dan promosi yang bertujuan untuk
elemen green marketing yaitu, think green, act green, sell green, dan convey green.
konsumen.
marketing mix konvensional. Green marketing mix yang diterapkan oleh perusahaan
marketing mix mengacu pada cara perusahaan untuk menciptakan produk atau jasa
yang ramah lingkungan ke dalam pasar. Marketing mix terdiiri dari empat
komponen yang disebut dengan 4P yaitu Product (produk), Price (harga), Place
(tempat), dan Promotion (promosi). Dalam konteks green marketing, marketing mix
harus responsif terhadap masalah lingkungan dan harus memiliki pandangan ‘hijau’
Produk dalam green marketing sering juga disebut dengan produk ‘hijau’
(green product) adalah produk yang tidak mencemari lingkungan, tidak membuang
sumber daya atau yang dapat didaur ulang. Produk hijau membantu menjaga
lingkungan dari polusi atau limbah sebuah perusahaan. Produk ‘Hijau’ (green
efisien tidak hanya menghemat sisi sumber daya alam, energi dan baiya namun juga
33
Harga merupakan elemen yang penting dalam marketing mix, terlebih ketika
elemen ‘green’ dimasukan. Biasanya sebuah green product memiliki harga yang
mahal atau premium price. Faktor yang membuat harga green product lebih mahal
adalah karena biaya yang dikeluarkan perusahaan yang melakukan green marketing
lebih tinggi karena untuk memperoleh sertifikasi tersebut perusahaan tidak hanya
Yazdanifard, 2014).
yang dapat dijual perusahaan. Serta konsumen peduli dengan lingkungan juga akan
bersedia membayar harga tinggi untuk produk ‘hijau’ ketika mereka mengerti nilai
tambah atau manfaat dari produk tersebut selain itu konsumen yakin akan kualitas
produk tersebut.
Perusahaan harus tepat memilih sebuah lokasi atau tempat pembuatan sebuah
produk hijau. Karena dimana dampak yang ditimbulkan dalam proses pembuatan
pembuatan produk, namun tempat penjualan produk pun harus sesuai dengan citra
perusahaan. Tempat ‘Hijau’ (Green Place) mengacu pada Green product bagaimana
34
lingkungan.
“green Advertising as Promotional messages that may appeal to the needs and
sebuah iklan yang mempromosikan produk hijau untuk menarik minat konsumen
untuk peduli akan lingkungan daam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka
lingkungan, atau melakukan sebuah diskon yang berhubungan produk hijau yang
dimilki oleh perusahaan. Contohnya umum dari promosi ‘hijau’ ini adalah peralihan
promosi cetak menjadi promosi digital melalui surat eletronik atau social media.
Tujuan dari green marketing tidak hanya melihat profit sebagai satu-satunya
John Grant (2007) membagi tujuan green marketing ke dalam 3 tahap, yaitu:
ramah lingkungan (Rahbar dan Wahid, 2011). Eco-label itu sendiri adalah alat yang
produknya sebagai produk ramah lingkungan. Konsumen yang tertarik akan produk
ramah lingkungan biasanya lebih memilih produk yang sudah memiliki eco-label.
Sedangkan eco-brand adalah nama atau symbol yang menunjukan bahwa sebuah
sebuah merek atau brand yang menjalankan startegi ramah lingkungan hingga akan
tema lingkungan yang dibuat oleh perusahaan tujuan Promosi tersebut agar
perusahaan tersebut.
Alat-alat green marketing ini sangat penting bagi konsumen untuk membedakan
tertentu.
36
Menurut (Wu and Chen: 2014) ada empat komponen-komponen didalam green
marketing, yaitu:
2. Brand Image
a. Pengertian Brand
Brand jika dia artikan dalam bahasa indonesia yang berarti Merek. American
lambing, atau desain maupun kombinasinya. Menurut Kotler & Koller (2009:258)
Merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut
dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk
memuaskan kebutuhan yang sama. Tjiptono (2008:104) merek adalah janji penjual
untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa spesifik secara konsisten
kepada pembeli. Merek dapat menyampaikan enak tingkat arti yaitu atribut,
bagi perusahaan dalam kegiatan pemasar supaya produk yang di pasarkan dapat
37
diingat oleh konsumen. Merek juga bisa membedakan perusahaan dengan pesainya
atau antar kelompok penjual produk atau jasa. Merek dapat dibedakan dengan
pesaing baik dari nama, istilah, tanda, lambing, atau desain, hingga sifat dan
Brand Image atau Citra Merek merupakan komponen yang dapat diingat dalam
benak konsumen pada saat melakukan pembelian pada suatu produk atau jasa merek
tertentu. Menurut Kotler & Koller (2009:403) Citra Merek adalah persepsi dan
keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang
tertanam dalam ingatan konsumen, yang selalu diingat pertama kali saat mendnegar
produk, sumber informasi (iklan, kemasan, word of mouth), dan hubungan dengan
entitas lain.
having three contributing sub images: the image of provider of the product or
service, or corporation image, the image of user, and the image of the product or
service itself. Memiliki arti citra suatu merek dapat digambarkan memiliki tiga sub
citra yang berkontribusi: citra penyedia produk atau jasa, atau citra perusahaan, citra
pengguna, dan citra produk atau jasa layanan itu sendiri. Berikut merupakan
membuat suatu produk atau jasa. Menurut Simamora (2004:65) Citra perusahaan
popularitas perusahaan.
a) Popularitas Perusahaaan
b) Kredibilitas
c) Jaringan Perusahaan
Citra pengguna mengacu pada bagaimana merek suatu perusahaan, sudah sesuai
atau belum dengan kebutuhan konsumen itu sendiri. Citra merek dipersepsikan
oleh konsumen pemakai produk atau jasa tersebut. Saat melakukan pembelian
konsumen akan membeli suatu produk atau merek, konsumen memilih tipe yang
Kotler & Keller (2009:175) citra pengguna meliputi gaya hidup atau status
Kotler & Keller (2009:175) menyatakan gaya hidup adalah pola seseorang
didunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup
sehari-harinya.
yang diberikan oleh masyarakat, status sosial juga sering disebut sebagai
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:125) citra peroduk adalah persepsi atau
dibandingkan dengan citra produk yang tidak menyenangkan atau netral. Citra
a) Kualitas Produk
produk di dalam pasar. Kualitas termasuk bagian dari produk itu sendiri.
Kualitas yang baik akan sangat mudah diingat oleh konsumen, dibandingkan
Manfaat produk bagi pelanggan adalah nilai pribadi konsumen lekatkan pada
c) Jaminan Kualitas
merekmerek yang terkenal lebih baik dan pantas dibeli karena adanya
Keller (1993:5) menyatakan tentang bagaimana brand image yang baik dapat
kekuatan asosiasi merek, hingga keunikan asosiasi merek. Seperti yang dijabarkan
dibawah ini:
yang unggul, yaitu ketika konsumen percaya pada suatu merek memiliki
yang positif terhadap sebuah merek karena produk tersebut memiliki daya
Kekuatan asosiasi merek diukur ketika informasi tentang merek dapat masuk
ke dalam benak konsumen dan dapat dipertahankan sebagai bagian dari citra
Perusahaan dalam hal ini akan menguatkan aktivitas promosi produk untuk
yang diberikan sebuah produk pada konsumen dan peningkatan nilai sebuah
produk sehingga dapat menjadi pembeda dengan produk lain yang berada di
dalam pasar.
3. Keputusan Pembelian
menerima informasi dari berbagai aspek dan cara. Konsumen akan melakukan
pembelian.
terjadi jika keinginan konsumen untuk membeli suatu barang sudah bulat yang
42
meliputi mengenai barang apa yang akan dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan
dapat dipahami bahwa keputusan pembelian akan terjadi jika konsumen sudah
menemukan suatu barang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dan dapat
Menurut Swasta dan Handoko (2011) berpendapat bahwa lima peran individu
kumpulan dari sejumlah tahapan keputusan. Struktur ini adalah dimana konsumen
dapat memilih produk yang akan dibelinya melalui berbagi jenis keputusan dari
keputusan akan jenis produk hingga keputusan bagaimana cara membayar produk.
oleh faktor internal dan eksternal. Sebuah proses yang sudah dialami oleh konsumen
adalah proses dimana mereka akan memutuskan untuk membeli atau tida membeli
pembelian dilakukan oleh konsumen melalui beberapa tahapan. Kotler dan Keller,
(2009:184) menyatakan bahwa proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap,
dimulai saat konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan yang seharusnya
megalami pasca pembelian, akankah mendapatkan nilai yang positif akan produk
yaitu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan
keadaan sebenarnya terjadi. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh rangsangan internal
maupun eksternal. Pada tahap ini perusahaan harus mamahami apa yang
dibutuhkan konsumen.
2. Pencarian Informasi
konsumen aka keberadaan merek-merek yang ada akan semakin bertambah pula
Kotler and Keller (2009:185) sumber informasi utama yang dapat diperoleh
3. Evaluasi Alternatif
Evaluasi Alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan
4. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler and Keller (2009:189) terdapat dua faktor umum yang dapat
orang lain dan faktor situasional yang tidak diantisipasi. Kedua faktor ini dapat
konsumen. Dan dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dapat terjadi ketika
konsumen sudah memilih dari alternatif yang ada. 5. Perilaku Pasca Pembelian
suatu produk dinilai dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen, maka
konsumen akan merasa puas. Jika konsumen sudah merasa puas maka konsumen
merasa tidak puas maka mereka akan memilih alternatif produk lain.
tantangan bagi perusahaan untuk melakukan inovasi yang lebih baik. Perusahaan
haru mampu memanfaatkan peluang dan bersaing dengan efektif untuk menjaga
eksistensi perusahaan.
dimana kini masyarakat sudah mulai memilih produk yang ramah lingkungan atau
produk yang memiliki dampak postif bagi alam. Sehingga perusahaan akan mulai
satu tujuan green marketing yaitu green, yang memiliki tujuan untuk berkomunikasi
bahwa merek atau perusahahaan adalah peduli lingkungan hidup, dengan itu akan
memunculkan citra postif kepada konsumen. Citra yang baik dapat membentuk
persepsi konsumen terhadap citra merek suatu merek produk. Kotler & Koller
(2009:403) Citra Merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh
konsumen, yang selalu diingat pertama kali saat mendnegar slogan dan tertanam
dibenak konsumennya.
Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Silva (2014) jika Green marketing
dikembangkan dengan baik dapat menjadi metode pemasaran yang efektif untuk
membangun citra yang baik. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa Green
(Z)
konsumеn sеmakin pеduli tеrhadap lingkungan. Sеcara tidak langsung, hal ini
yang memiliki konsep green marketing biasanya memiliki persepsi postif dibenak
infomasi yang pas mengenai produk yang akan dibelinya. Green marketing merujuk
pada kepuasan kebutuhan, keinginan, dan hasrat pelanggan dalam hubungan dengan
awareness yang tinggi akan penggunaan produk ramah lingkungan akan secara
lingkungan.
pengaruh secara signifikan serta dapat dimediasi oleh Citra merek. Mengacu pada
tеrhadap. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dapat diambil dalam
Decision (Y)
Brand Image atau Citra Merek merupakan komponen penting bagi sebuah
perusahaan. Citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang tertanam didalam
informasi mengenai suatu merek. Menurut Kotler & Koller (2009:403) Citra Merek
adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang
dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen, yang selalu diingat
Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwipamurti
(2018), mengenai pengauh green marketing terhadap brand image dan dampaknya
pada purchase decision pada konsumen Starbucks ubud bali. Hasil penelitian
Purchase Decision. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dapat diambil
(Y)
1. Model Konseptual
Model konseptual atau kerangka konseptual suatu penelitian adalah suatu model
Berdasarkan landasan teori yang dijelaskan, maka dapat disusun model konseptual
untuk menilite pengaruh Green Marketing terhadap Brand Image dan dampaknya
50
pada Purchase Decision. Pada penelitian ini model konseptual tergambar pada
Gambar 2.1.
Brand Image
pertanyaanpertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah dan akan diuji untuk
Brand Image dan dampaknya pada Keputusan Pembelian. Pada penelitian ini model
Image (Z).
Decision (Y).
52
A. Jenis Penelitian
research. Penelitian eksplanatori memiliki tujuan untuk menguji teori atau hipotesis
eksplanatori ini digunakan untuk memberikan penjelasan dan alasan dalam bentuk
yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji
mengapa suatu kejadian atau gejala dapat terjadi (Prasetyo dan Jannah, 2005: 43).
karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai
metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di gerai Starbucks yang ada di Malang, yang ber-alamat
di Malang City Point Lt. GF, Jalan Terusan Dieng No. 31, Pisang Candi, Sukun,
53
Kota Malang, Jawa Timur 65146 serta di daerah sekitaran Gerai starbucks malang.
merupakan salah satu merek gerai kopi yang terkenal. Starbucks juga menjalankan
strategi tersebut sejak lama dan terus mengupayakan untuk semakin peduli terhadap
lingkungan. Produk Tumbler Starbucks merupakan salah satu green produk yang
dimilikinya untuk peduli terhadap lingkungan. Hal tersebut terlihat dari banyaknya
1. Populasi
menjadi objek dan subjek yang dipelajari oleh peneliti dan diambil berdasarkan
kualitas atau karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian ditarik
undang tersebut, anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 tahun.
2. Sampel
karakteristik populasi yang dipilih untuk mewakili sebagian jumlah populasi yang
mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian populasi, satu redukasi
dari jumlah objek penelitian”. Dalam penelitian ini jumlah sampel tidak diketahui,
U ′𝜌 = 1n (1 +𝜌)
1−𝜌
2
𝑛=(
𝑍1−𝛼+𝑍12−β)2 + 3
(U𝜌)
b. Rumus Iterasi Kedua dan ketiga
U2 ρ = 1n (1+𝜌) + 𝜌 2
1−𝜌2(n−1)
(𝑍
n = 1−𝛼+𝑍1−β)2 + 3
U2 𝜌2
U1 ρ : Initial estimate of Uρ In
ukuran sampel
55
penelitian ini adalah ρ = 0,32; 1-α = 0,10 (10%) pada pengujian dua arah dan 1-β =
0,05 sehingga diperoleh n (minimum) = 101 (Pembulatan keatas). Jadi, sampel yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 101 responden yang memenuhi kriteria
populasi sehingga mewakili penelitian (perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 1).
melibatkan unsur peluang dalam pemilihan unit populasi yang akan dipilih menjadi
hasil yang representatif. Syarat sebagai responden harus terpenuhi untuk dapat
Starbucks Malang yang berlokasi di Malang City Point Lt. GF, Jalan Terusan Dieng
No. 31, Pisang Candi, Sukun, Pisang Candi, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur
65146, dan juga sekitaran lokasi tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan bertemu
dengan responden diluar lokasi tersebut agar kuisioner tersebar secara luas.
56
1. Sumber Data
primer dan sekunder.” Data yang digunakan dalam suatu penelitian harus
benarbenar valid dan reliable, oleh karena itu sumber data yang digunakan dalam
penelitian harus sesuai dengan data yang diperlukan. Data yang diambil adalah Data
primer merupakan sumber data atau informasi yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2016:308). Sumber data tersebut salah satunya
adalah melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau angket yang
akan dibagikan
yang ditujukan kepada responden yang memenuhi syarat sesuai dengan kriteria
tertulis. Responden dapat memilih jawaban atas pertanyaan penelitian pada kolom
Pada kuesioner offline, kuesioner akan disebarkan secara langsung di toko Resmi
Starbucks malang yang berlokasi di Malang City Point Lt. GF, Jalan Terusan Dieng
No. 31, Pisang Candi, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur 65146, dan juga sekitaran
lokasi tersebut. Hasil dari jawaban responden tersebut akan digunakan untuk
57
3. Instrumen Penelitian
penelitian dan dijadikan sebagau suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun social yang diamati serta dijadikan sebagai variabel
terstruktur dan disusun secara sistematis dengan harapan dapat mendapatkan data
menyebutkan bahwa kuisiner atau angket merupakan suatu dfatar yang berisikan
1. Variabel
berbentuk apapun yang digunakan peneliti untuk dikaji atau dipelajari secara
ditarik kesimpulan secara garis besar. Variabel pada penelitian ini terdiri dari
a) Variabel Independent
b) Variabel Intervening
dengan variabel terikat yang menjadi hubungan tidak langsung dan tidak
dapat diamati serta tidak dapat diukur. Variabel Intervening disebut juga
dengan variabel antara yang terletak di antara variabel bebas dan terikat.
c) Variabel Dependent
bebas”. Variabel terikat sering disebut juga variabel output, atau konsekuen.
2. Definisi Operasional
proses pengukuran sebuah konsep atau variabel. Proses ini melibatkan pengenalan
skala ukuran yang bertanggung jawab terhadap nilai-nilai dari sebuah variabel.
merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat membantu penelitian lain yang ingin
definisi spesifik sesuai kriteria, sehingga dapat diuji dan diukur. Definisi
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Green Marketing (X). Green
lingkungan.
‘Hijau’, yaitu:
Variabel Intervening dalam penelitian ini adalah Brand Image (Z). Brand
yang membuat suatu produk atau jasa. Adapun items dari Citra
Perusahaan, yaitu:
yaitu:
Variabel terikat dalam penilitian ini adalah Purchase Desicion Produk (Y).
konsumen dari berbabgai alternatif yang ada terhadap produk yang paling
dan items penelitian yang secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 3.1
3. Skala Pengukuran
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang adal dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pada penelitian ini hanya menggunakan
lima jenjang skor dengan harapan responden tidak akan mengalami kesulitan saat
memilih jawaban dengan pilihan jawaban yang memiliki perbedaan cukup jelas.
F. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
untuk dapat mengukur validitas variabel sehingga dalam penelitian ini peneliti
bahwa hasil penelitian akan dianggap valid apabila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti
serta instrument terdebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.
Korelasi Pearson merupakan suatu teknik statiska yang biasanya digunakan untuk
menguji hubungan antara dua variabel. Uji validitas menggunakan korelasi pearson
memiliki ketentuan bahwa batas harga korelasi yang dapat dikatakan valid adalah
0,30 (𝑟 ≥ 0,30). Apabila harga korelasi hasil pengujian kurang dari 0,30 maka
instrumen yang diuji tidak valid (Sugiyono, 2012:178). Dalam penelitian ini uji
𝑛(∑ 𝑥𝑦) − (∑ 𝑥 ∑ 𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√[𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2] [𝑛 ∑ 𝑦2 − (∑ 𝑦)2]
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara butir dengan jumlah skor
n = banyaknya populasi atau sampel
X = skor butir
Y = jumlah skor
Σx = Jumlah skor distribusi x
Σy = Jumlah skor distribusi y
Σx 2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x
Σy 2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y
2. Uji Reliabilitas
reliabilitas dalam artian bahwa suatu instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur ibyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Instrumen
tertentu merupakan instrumen yang berkriteria baik. Instrumen yang reliabel atau
sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Apabila
datanya benar sesuai kenyataan, maka jika beberapa kali data tersebut digunakan
maka hasilnya pun juga akan sama. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil
nilai lebih atau sama dengan nilai kritis yaitu sebesar 0,6 (𝑟 ≥ 0,60) (Arikunto,
Cronbach dilakukan untuk jenis data interval atau essay. yang dirumuskan sebagai
berikut:
67
𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
∝= ( ) (1 − )
𝑘 −1 𝜎1 2
Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel Green Marketing, Brand Image, dan
responden, maka telah diketahui hasil perhitungan pada Tabel Hasil Uji Validitas
bahwa semua item di setiap indikator mempunyai signifikansi r < 0,05 (α = 5%) dan
memiliki nilai r hitung ≥ r tabel yaitu sebesar 0,361. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa semua item tersebut valid dan dapat digunakan untuk mengukur
variabel penelitian.
Adapun hasil uji reliabilitas untuk masing–masing item variabel dalam penelitian
telah diketahui hasil perhitungan pada Tabel Hasil Uji Reliabilitas bahwa seluruh
variabel memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach ≥ 0,6. Oleh karena itu, dapat
1. Analisis Deskriptif
Analisis dekriptif adalah cara penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah
meliputi tendensi sentral dan variasi. Rata-rata, modus, mean, varian, dan standar
deviasi merupakan ciri dari statistic deskriptif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur atau path analysis.
Analisis jalur merupakan Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis pola
dari analisis regresi yang digunakan untuk melukiskan dan menguji hubungan antar
variabel yang disusun sebelum menggunakan analisis jalur. Diagram jalur disusun
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 8 Jilid
1. Alih Bahasa: Damos Sihombing. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid
2. Alih Bahasa: Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.
Kotler & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Narkubo, C., dan Achmadi, A. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Peter, Paul dan Jerry C, Olson. 2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan
Strategi pemasaran. Dialihbahasa oleh: Damos Sihombing. Jakarta: Erlangga
Sardin, 2015. Konsep Populasi dan Sampling serta Perhitungan Varians. Surabaya,
Tanpa Penerbit
Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS..
Yogyakarta: Penerbit: Andi.
Schiffman, Leon dan Kanuk, Leslie. 2008. Perilaku Konsumen. Terjemahan oleh:
Zoelkifli Kasip. Edisi Ketujuh. Jakarta: Indeks
Sernovitz, Andy. 2012. Word of Mouth Marketing. Austin: Greenleaf Book Group
Press.
Singarimbun, Masri dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Stern, Neil Z., and Ander, W, N. 2008. Greentailing and Other Revolutions in
Retail. Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons Inc
Sumarwan, Ujang. 2014. Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia
Jurnal:
Aldoko, Dicky. 2016. Pengaruh Green Marketing Terahadap Citra Merek Dan
Dampaknya Pada Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 40 No.2
Dwipamurti, I Gusti Agung. 2018. The Effect of Green Marketing on Brand Image
and Purchase Decision. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 61 No. 3
Firdaus, Naila Izzatul. 2017. Pengaruh Green Marketing terhadap Brand Image dan
Dampaknya pada Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),
Vol. 50 No. 3
Grant, J. 2007. The Green Marketing Manifesto. John Wiley & Sons, Ltd., West
Sussex, England. Journal of Business Ethics, Vol. 29.
Gwinner, Kevin. 1997. “A Model of Image Creation and Image Transfer in Event
Sponsorship.” International Marketing Review Vol.14, No. 3, pp. 145-158
Istanti, Sukma. 2016. Pengaruh Green Marketing Terhadap Citra Merek dan
Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 32 No. 1
Kusnandar, Deasy Lestary dan Rinandiyana, Lucky Radi. 2017. The Influence of
Green Marketing on Purchase Decision With Brand Image as Mediate
Variable. SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGE-7 (SCA-7) FEB
UNSOED
74
Rahbar, Elham & Wahid, Nasbiah Abdul. 2011. Investigation of Green Marketing
Tools’ Effect on Consumers’ Purchase Behavior. Business Strategi Series,
Vol. 12, No. 2
Romadon, Yusuf. 2014. Pengaruh Green Marketing terhadap Brand Image dan
Struktur Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 15
No. 1
Shabani, N., Ashoori, M., Taghinejad, M., Hamed Beyrami H., Fekri, M, N. 2013
The Study of Green Consumers’ Characteristics and Available and Basic
Science. Vol. 4(7), pp 1880-1883
Silvia, Fadilatul. 2014. Pengaruh Pemasaran Hijau Terhadap Citra Merek Serta
Dampaknya Pada Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 14 No. 1
Wu, Shwu-Ing and Chen, Yen-Jou. 2014. The Impact of Green Marketing and
Perceived Innovation on Purchase Intention for Green Product. International
Journal of Marketing Studies, Vol.6
Xianm Gou Li, Xia Wang, and Yu Juan Cai. 2011. “Corporate-, Product-, and
UserImage Dimension and Purchase Intentions.” Journal of Computers.
Vol.6, pp. 1875-1879
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180807153220-284-
320255/parapemberontak-penyerang-kantong-plastik. Diakses pada 15
Agustus 2018 pukul 10.50 WIB. https://www.cermati.com/artikel/ekonomi-
mulai-bangkit-bisnis-ini-diprediksimakin-moncer-di-2018. Diakses pada 20
November 2018 pukul 15.20 WIB.
http://www.starbucks.co.id/about-us/company-information/mission-statement.
Diakses pada 22 November 2018 pukul 11.20 WIB.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150314083106-255-
39061/jenissampah-dan-lama-proses-penghancurannya. Diakses pada 14
February 2018 pukul 11.47 WIB
https://www.malangtimes.com/baca/12593/20160511/173648/starbucks-hadir-
dimalang. Diakses pada 14 February 2018 pukul 12.04 WIB
LAMPIRAN
= 0,32
α = 10% = 0,10 (Z1-α = 1,645)
(Z1-β = 1,645)
β = 5% = 0,05
Perhitungan I:
U1 ρ = 1n (1 +𝜌)
1−𝜌
= 1n (1 +0,32)
1−0,32
= 1n (1 ,32)
0,68
= 0,33165
n=( 𝑍1−(𝛼U+𝜌𝑍)12−β)2 +3
n =( 1,(6450,33165+1,645)2)2 +3
= 98,40986 + 3
= 101,40986
Perhitungan II: U 𝜌 =
1n (1 +𝜌) +
1−𝜌 2(𝑛−1)
U𝜌 = 1n (1 +0,32) + 0,32
1−0,32 2(102,40986−1)
= 0,33165+ 0,00159
77
= 0,33324
n2 = ( 1,(6450,33324+1,645)2)2 +3
= 10 ,8241 +3
0,11105
= 100,47051 ≈ 101
Perhitungan III:
U𝜌 = 1n (1 +0,32) + 0,32
1−0,32 2(100,47051 −1)
= 0,33165 + 0,00161
= 0,33326
n2 = ( 1,(6450,33326+1,645)2)2 +3
= 100,46173
≈ 101
67
Green Marketing
X1.1 .524**
Pearson Correlation
.003
Sig. (2-tailed)
N 30
X1.2
.571**
Pearson Correlation
.001
Sig. (2-tailed)
N 30
X1.3
.663**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
X2.1
.667**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
X2.2
.586**
Pearson Correlation
.001
Sig. (2-tailed)
N 30
X3.1
.620**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
X3.2
.592**
Pearson Correlation
.001
Sig. (2-tailed)
N 30
X4.1
.565**
Pearson Correlation
.001
Sig. (2-tailed)
N 30
X4.2
Pearson Correlation .492**
Sig. (2-tailed)
.006
79
N
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Brand Image
.003
Sig. (2-tailed)
N 30
.558**
Z1.2
Pearson Correlation
.001
Sig. (2-tailed)
N 30
Z1.3
.728**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
Z2.1
.658**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
Z2.2
.568**
Pearson Correlation
.001
Sig. (2-tailed)
N 30
Z3.1
.800**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Purchase Decision
Y1.1 .777**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
Y1.2
.843**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
Y1.3
.740**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
Y1.4
.884**
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 30
Y1.5
.760**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
Y1.6
.729**
Pearson Correlation
.000
Sig. (2-tailed)
N 30
Sig. (2-tailed)
.000
N
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda
0 .0
82
Total
30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.741 10
N %
Cases
30 100.0
Valid
0 .0
Excludeda
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.763 8
N %
Cases
30 100.0
Valid
0 .0
Excludeda
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
83
Cronbach's
Alpha N of Items
.792 8