Anda di halaman 1dari 102

PENERAPAN DISIPLIN KERJA DALAM MENINGKATKAN

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN


KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

REGINA ANNISA ATENG


105721106117

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022

i
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

PENERAPAN DISIPLIN KERJA DALAM MENINGKATKAN


KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PERTANIAN
KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh:


REGINA ANNISA ATENG
NIM : 105721106117

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022

ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN

Ku perembahkan karya ilmiah ini untuk kedua orang tuaku dan adikku yang senantiasa

memberikan semangat, dukungan dan doanya yang tanpa akhir serta nasehatnya yang

menjadi jembatan perjalanan hidupku.

MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya”

(QS. Al-Baqarah:286)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu


telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah urusan yang lain, dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

(QS. Al Insirah:6-8)

Lepaskan segala sesuatu yang membuatmu stres dan sedih

(Ali Bin Abi Thalib)

vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Disiplin Kerja

Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan teima kasih kepada

kedua orang tua penulis bapak Ateng dan ibu Nurkhatifah yang senantiasa

memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang, dan do’a tulus tanpa

pamrih. Dan saudara – saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan,

serta dukungan baik materil mapun moril dan do’a restu yang telah diberikan

demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka

berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupn di dunia

dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

vii
yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku rektor Universitas

Muhammdiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, S.E., M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh Nur Rasyid S.E., M.M selaku ketua Program Studi

Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, S.E., M.A selaku Pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga Skripsi ini selesai dengan baik.

5. Bapak Ismai Rasulong, S.E., M.M selaku Pembimbing II yang telah

berkenan membantu selama dalam penyusunan Skripsi hingga ujian

Skripsi

6. Ibu Asriati, S.E., M.Si selaku Penasehat Akademik yang senantiasa

memberikan motivasi dan nasehat selama penulis mengikuti

perkuliahan sampai penyelesaian studi.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf dan Karyawan di Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

8. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang beserta pegawainya atas

bantuan serta kerjasamanya selama penulis mengadakan penelitian.

9. Terima kasih kepada Ayahanda Ateng dan Ibunda Nurkhatifah terima

kasih sebanyak – banyaknya atas segala dukungan mengenai

penyelesaian skripsi baik secara moral maupun material. Semoga

ananda dapat membahagiakan dan membalas kebaikan kalian

viii
10. Sahabatku tersayang Nurheni, Yusnita, Nur Indah Sari, Sulistiyawati,

Febriana Sari, Rahmatia dan Haslina atas semangat dan dukungan

yang selalu diberikan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi.

11. Saudara – saudaraku Dio Almubaraq, Fauziah Al-Maqfirah, Dzakira

Thalita Azzahra semoga kita dapat membanggakan kedua orang tua

kita.

12. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi

ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senatiasa mengharapkan saran dan

kriikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb

Makassar, 31 Januari 2022

Regina Annisa Ateng

ix
ABSTRAK

REGINA ANNISA ATENG, 2022. Penerapan Disiplin Kerja Dalam


Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang,
Skripsi program studi manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Bapak Mahmud
Nuhung dan Pembimbing II Bapak Ismail Rasulong.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan


disiplin kerja dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pertanian
Kabupaten Enrekang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif yang digambarkan secara rinci lewat wawancara dengan para informan.
Penelitian ini menggunakan 2 macam sumber data yaitu sumber data primer dan
sumber data sekuder. Data tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu
dengan cara, data yang sudah diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi diolah dengan baik menjadi perangkat informasi yang bisa
memperoleh kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kedisiplinan pegawai cukup


baik. Terlihat dari indikator-indikator yang digunakan lewat wawancara mendalam
kepada para informan, menujukakan hasil positif meskipun tidak terlepas dari
beberapa kekurangan. Untuk kedepannya diharapkan kepada pimpinan agar
dapat memberikan sanksi yang tegas untuk memberikan efek jerah bagi pegawai
yang tidak disiplin.

Kata kunci : disiplin kerja, kinerja pegawai

x
ABSTRACT

REGINA ANNISA ATENG, 2022. Application of Work Discipline in Improving


Employee Performance at the Agriculture Service of Enrekang Regency,
Thesis on management study program Faculty of Economics and Business,
University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Mr. Mahmud
Nuhung and Supervisor II Mr. Ismail Rasulong.
This study aims to determine how the application of work discipline in
improving employee performance at the Agriculture Service of Enrekang
Regency. The method used in this research is qualitative which is described in
detail through interviews with informants. This study uses 2 kinds of data
sources, namely primary data sources and secondary data sources. The data
were analyzed descriptively qualitatively by means of the data that had been
obtained from the results of observations, interviews, and documentation properly
processed into information tools that could draw conclusions.
The results showed that the level of employee discipline was quite
good. It can be seen from the indicators used through in-depth interviews with
informants, showing positive results even though they are inseparable from
several shortcomings. In the future, it is hoped that the leadership will be able to
provide strict sanctions to provide a deterrent effect for employees who are not
disciplined.

Keywords : work discipline, employee performance

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................Error! Bookmark not defined.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................... x

ABSTRACT............................................................................................................ xi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 6

A. Tinjauan Teori ............................................................................................. 6


1. Manajemen Sumber Daya Manusia.......................................................... 6
2. Disiplin Kerja .............................................................................................. 8
B. Tinjauan Empiris ...................................................................................... 20
C. Kerangka Konsep..................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 30

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 30


B. Fokus Penelitian....................................................................................... 31
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 31
D. Sumber Data ............................................................................................. 32
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 33
F. Informan Penelitian .................................................................................. 34

xii
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 35
H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 38

A. Gambaran Instansi/Perusahaan ............................................................. 38


B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 49
1. Karakteristik informan penelitian ........................................................... 49
2. Disiplin Kerja ............................................................................................ 50
3. Kinerja Pegawai........................................................................................ 55
C. Pembahasan ............................................................................................. 59
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 63

A. Kesimpulan ............................................................................................... 63
B. Saran.......................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 65

PEDOMAN WAWANCARA.................................................................................. 68

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 kerangka konsep..............................................................................29

Gambar 4.1 struktur organisasi............................................................................41

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris...................................................................................21

Tabel 3.1 Informan Penelitian..............................................................................35

Tabel 4.1 Profil Informan......................................................................................48

xv
1

BAB 1

PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan sehari-hari dimanapun manusia berada, dibutuhkan peraturan-

peraturan dan ketentuan-ketentuan yang akan mengatur dan membatasi

setiap kegiatan dan perilakunya. Namun peraturan-peraturan tersebut tidak

akan ada artinya bila tidak disertai dengan sanksi bagi para pelanggarnya.

Manusia sebagai individu terkadang ingin hidup bebas sehingga ia ingin

melepaskan diri dari segala ikatan dan peraturan yang membatasi kegiatan

dan perilakunya. Namun manusia juga merupakan makhluk sosial yang

hidup diantara individu-individu lain. Dimana ia mempunyai kebutuhan akan

perasaaan diterima oleh orang lain. Penyesuaian diri dari tiap individu

terhadap segala sesuatu yang ditetapkan kepadanya, akan menghasilkan

suatu masyarakat yang tertib dan bebas dari segala kekacauan-kekacauan.

Demikian juga kehidupan dalam suatu perusahaan akan sangat butuh

ketaatan dari anggota-anggotanya pada peraturan dan ketentuan yang

sudah ditetapkan di perusahaan tersebut. Dengan kata lain, disiplin kerja

pada pegawai sangat dibutuhkan karena apa yang menjadi tujuan

perusahaan akan sukar dicapai bila tidak ada disiplin kerja. Pegawai

merupakan penggerak kegiatan dalam suatu instansi. Dalam melakukan

kegiatan, pegawai memerlukan petunjuk kerja dari instansi agar

pelaksanaannya sesuai dengan perencanaan dan harus didukung dengan

peraturan kerja instansi sehingga menciptakan disiplin kerja. Pelaksanaan

disiplin kerja itu sendiri harus dikelola dengan baik oleh para pegawainya

1
2

karena dengan kurangnya disiplin maka para pegawai akan bekerja kurang

baik dan kurang maksimal yang mengakibatkan kinerja instansi menjadi

turun. Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati,

menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik

yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak

mengelak menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan

wewenang yang diberikan kepada pegawai (Sastrohadiwiryo, 2005 : 291).

Dalam hal ini ada hal lain yang harus diperhatikan oleh instansi, yaitu

mengenai kinerja pegawai. Kinerja pegawai sangatlah harus diperhatikan

karena merupakan salah satu kunci keberhasilan. Kinerja pegawai adalah

seseorang atau kelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil

seperti yang diharapkan. Sedangkan kinerja adalah hasil kerja yang dicapai

oleh seseorang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan instansi

secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral

atau etika.

Unsur pegawai sangat menentukan kinerja organisasi karena dalam

menentukan kinerja suatu organisasi seharusnya diukur dengan penampilan

kinerja pegawainya. Disiplin kerja dilaksanakan untuk mendorong para

pegawai agar mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga

penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong

disiplin diri para pegawai agar datang tepat waktu, dengan datang tepat

waktu dan melaksankan tugas sesuai dengan tugasnya maka diharapkan

kinerja akan meningkat, melalui disiplin akan mencerminkan kekuatan,


3

karena biasanya seseorang yang berhasil dalam karyanya adalah mereka

yang memiliki disiplin kerja yang tinggi. Untuk mewujudkan keberhasilan

organisasi maka yang harus dibangun dan ditegakkan adalah kedisiplinan

pegawai. Jadi kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi

untuk mencapai tujuan.

Dari uraian diatas jelas bahwa kedisiplinan itu sangat penting untuk

meningkatkan kinerja pegawai karena keberadaan pegawai merupakan

bagian yang penting demi menunjang kelancaran dan terpenuhinya tujuan

organisasi. Berdasarkan observasi dan pengamatan awal yang dilakukan

penulis pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang di dapatkan data bahwa

kinerja pegawai masih kurang efektif dikerenakan disiplin pegawai belum

sepenuhnya dijalankan karena ada beberapa pegawai yang tidak mengikuti

peraturan-peraturan yang berlaku. Ini bisa dilihat dari datang dan pulangnya

pegawai tidak tepat waktu. dalam penilaian kinerja pegawai dapat dilihat dari

kurang maksimalnya pemahaman terhadap tugas yang diberikan oleh

atasan, kurangnya pendekatan yang diberikan pimpinan dalam memberi

tugas dan tanggung jawab, absensi manual masih digunakan sehingga

absensi pegawai kurang terkontrol dan masih menggunakan jam istirahat

yang cukup lama.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Disiplin Kerja Dalam

Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang”.
4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengamatan masalah di atas, maka yang dijadikan rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Penerapan Disiplin

Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian

Kabupaten Enrekang?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan

disiplin kerja dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pertanian

Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

sumbangan pemikiran untuk menambah wawasan, khususnya tentang

penerapan disiplin kerja dalam meningkatkan kinerja pegawai, dapat

digunakan sebagai acuan pada penelitian yang sejenis, serta

memberikan informasi dan masukan pengembangan ilmu pengetahuan

terutama yang berkaitan dengan kedisiplinan pegawai

2. Secara Praktis

a) Bagi Perusahaan

Sebagai sumbang dan saran dalam mengatasi masalah tentang

penerapan disiplin kerja dalam meningatkan kinerja pegawai pada

Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang

b) Bagi Pegawai

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pegawai di kantor Dinas

Pertanian Kabupaten Enrekang dalam melakukan tugas dan


5

kewajibannya sehingga dapat memberikan kinerja yang optimal dan

baik
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

a) Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu

manajemen yang berarti suatu usaha untuk mengarahkan dan

mengelola sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan agar

mampu berpikir dan bertindak sebagaimana yang diharapkan

perusahaan. Perusahaan yang maju tentu dihasilkan oleh pegawai

yang dapat mengelola perusahaan tersebut ke arah kemajuan yang

diinginkan. Sebaliknya tidak sedikit perusahaan yang hancur dan

gagal karena ketidakmampuan dalam mengelola sumber daya

manusia.

Wilson Bangun (2012:7) mendefinisikan manajemen sumber daya

manusia adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan staf penggerakan dan pengawasan terhadap

pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaaan, dan pemisahan tenaga kerja untuk

mencapai tujuan organisasi.

Hasibuan (2014:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu

dan seni mengatur hubungan dan peranan pekerja dan pekerjaan

agar efektif dan efisien, membantu terwujudnya tujuan perusahaan.

Sedangkan menurut Henry Simamora (2004:4) manajemen sumber

6
7

daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian,

pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota atau

kelompok, juga menyangkut desain dan implementasi sistem

perencanaan, penyusunan, pengembangan, pengelolaan karir,

evalusi kinerja, kompensasi dan hubungan ketenagakerjaan yang

baik.

b) Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia mengatur dan menetapkan

tenaga kerja kepegawaian yang mencakup masalah-masalah

sebagai berikut:

1) Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja

yang efektif sesuai dengan kebutuhan organisasi berdasarkan

job description (uraian jabatan), job spesication (spesifikasi

jabatan), job reqruitment (syarat pekerjaan), dan job evaluation

(evaluasi jabatan).

2) Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan berdasarkan

asas the right man on the right place and the right man on the

right job (orang tepat di tepat yang tepat dan orang yang tepat

dipekerjaan yang tepat).

3) Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan,

promosi, dan pemberhentian.

4) Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya

manusia pada masa yang akan datang.

5) Memperkirakan keadaan ekonomi pada umumnya dan

perkembangan organisasi pada khususnya.


8

6) Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.

7) Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi

pegawai.

8) Mengatur mutasi pegawai baik vertikal maupun horizontal.

9) Mengatur pemberhentian dan pesangonnya.

2. Disiplin Kerja

Kedisiplinan merupakan suatu faktor penting dalam suatu organisasi.

Dikatakan sebagai faktor penting karena disiplin akan mempengaruhi

kinerja pegawai dalam organisasi. Semakin tinggi disiplin pegawai maka

semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai.

a) Pengertian Disiplin Kerja

Malayu S.P Hasibuan (2016) berpendapat bahwa disiplin kerja

diartikan bila mana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada

waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi

semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku, kedisiplinan merupakan fungsi operatif dari manajemen

sumber daya manusia bila mana prestasi kerja karyawan tinggi

maka hasil yang dicapai akan baik.

Disiplin kerja merupakan sikap kesediaan dan kerelaan

seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan

yang berlaku disekitarnya, sedangkan disiplin yang merosot akan

menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan

perusahaan. Singodimedjo (2002) dalam buku Edy Sutrisno

(2017:86).
9

Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai,

patuh dan taat terhadap peraturan–peraturan yang berlaku, baik

secara tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup

menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-

sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang

diberikan kepadanya. (Siswanto Sastrohadiwiryo 2003:291).

Berdasarkan berbagai pengertian disiplin kerja diatas maka

dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa disiplin kerja pegawai

merupakan sikap mental serta tingkah laku yang mencerminkan

ketaatan, ketertiban, kesadaran dan kesukarelaan terhadap

peraturan yang berlaku dari orang-orang yang tergabung dalam

suatu organisasi, sehingga ia dalam mengerjakan pekerjaannya

tertib dan bertanggung jawabdalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

b) Manfaat Disiplin Kerja

Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah

salah satu metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan

utama disiplin adalah untuk meningktatkan efisiensi semaksimal

mungkin dengan mencoba untuk mencegah dan mengoreksi

tindakan-tindakan individu dalam iktikad tidak baiknya terhadap

kelompok. Bagi oranisasi adanya disiplin kerja akan menjamin

terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas,

sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun bagi karyawan

akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga

menambah semangat kerja dalam melaksanakan pekerjaannya.


10

c) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Malayu S.P Hasibuan (2009:194) mengemukakan bahwa

kedisiplinan diartikan jika pegawai selalu datang dan pulang tepat

waktu, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi

semua peraturan organisasi dan norma-norma yang berlaku. Poin-

poin tersebut dalam penelitian ini akan dijadikan indikator

penelitian. Penjelasan dari ketiga poin tersebut yaitu:

1. Selalu datang dan pulang tepat waktu

Ketepatan pegawai dan pulang tepat waktu dapat dijadikan

ukuran disiplin kerja. Dengan selalu datang dan pulang

tepat waktu maka dapat mengindikasikan baik tidaknya

tingkat kedisiplinan dalam organisasi tersebut

2. Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik

Mengerjakan semua pekerjaan dengan baik menjadi salah

satu indikator kedisiplinan. Dengan hasil pekerjaan yang

baik dapat menunjukkan kedisiplinan pegawai suatu

organisasi dalam mengerjakan tugas yang diberikan

3. Mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-norma

yang berlaku

Mematuhi semua peraturan dan norma yang berlaku

merupakan salah satu sikap disiplin pegawai sehingga

apabila pegawai tersebut tidak mematuhi aturan dan

melanggar norma yang berlaku maka itu menunjukkan

adanya sikap tidak disiplin


11

Menurut Singodimedjo (Edy Sutrisno,2009) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi disiplin yaitu :

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi

Para pegawai akan mematuhi segala peraturan yag berlaku bila

dia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan

jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi perusahaan

2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan

Keteladanan pimpinan merupakan hal yang sangat penting karena

dalam perusahaan, semua pegawai akan selalu memperhatikan

bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dan bagaimana

dia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan

sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang telah ditetapkan

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan

bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan

pegangan bersama

4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

Dengan adanya tindakan terhadap pelanggaran disiplin sesuai

dengan sanksi yang ada, maka semua pegawai akan merasa

terlindungi dan dalam hatinya berjanji tidak akan berbuat hal yang

serupa

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada

pengawasan, yang akan mengarahkan pegawai agar dapat


12

melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang

telah ditetapkan

6. Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai

Pegawai adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter

antara satu dengan yang lain. Seorang pegawai tidak hanya puas

dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang

menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian

yang besar dari pimpinannya sendiri

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya

disiplin.

Kebiasaan-kebiasaan positif itu antara lain:

a) Saling menghormati bila bertemu dilingkungan pekerjaan

b) Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktu

sehingga para pegawai akan turut merasa bangga dengan

pujian tersebut

c) Sering mengikutsertakan pegawai dalam pertemuan-

pertemuan, apalagi pertemun yang berkitan dengan nasib dan

pekerjaan mereka

d) Memberitahu jika ingin meninggalkan tempat kepada rekan

sekerja, dengan menginformasikan kemana dan untuk urusan

apa,walaupun kepada bawahan sekalipun

Sedangkan menurut Bejo Siswanto (2005:291) bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi disiplin kerja yaitu:


13

1. Frekuensi kehadiran, salah satu tolak ukur untuk mengetahui

kedisiplinan pegawai. Semakin tinggi kehadirannya maka pegawai

tersebut juga memiliki disiplin kerja yang tinggi

2. Tingkat kewaspadaan, pegawai yang dalam melaksanakan

pekerjaannya selalu penuh perhitungan dan ketelitian memiliki

tingkat kewaspadaan yang tinggi terhadap dirinya maupun

pekerjaannya

3. Ketaatan pada standar kerja, dalam melaksanakan pekerjaannya,

pegawai diharusakan menaati semua standar kerja yang telah

ditetapkan sesuai dengan aturan dan pedoman kerja agar

kecelakaan kerja tidak terjadi atau dapat dihindari

4. Etika kerja, diperlukan oleh setiap pegawai dalam melaksanakan

pekerjaannya agar tercipta suasana yang harmonis, saling

menghargai antar pegawai

Dari beberapa pendapat para ahli diatas tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi disiplin kerja, maka dapat diketahui bahwa faktor yang

mempengaruhi kedisiplinan yaitu frekuensi kehadiran yang menyangkut

tentang izin pegawai, jam kerja serta absensi para pegawai sebagai

tolak ukur untuk mengetahui kedisiplinan pegawai.

d) Indikator dalam pendisiplinan

Adapun indikator disiplin menurut Alfred R.Lateiner (2002:72)

adalah:

1. Ketepatan waktu
14

Jika pegawai datang ke kantor tepat waktu, pulang tepat

waktu, serta pegawai dapat bersikap tertib maka dapat

dikatakan pegawai tersebut memiliki disiplin kerja yang baik

2. Pemanfaatan sarana

Pegawai yang berhati-hati dalam menggunakan peralatan

kantor untuk menghindari terjadinya kerusakan pada alat

kantor merupakan cerminan pegawai yang memiliki disiplin

kerja yang baik

3. Tanggung jawab yang tinggi

Pegawai yang selalu menyelesaikan tugas yang dibebankan

kepadanya sesuai prosedur dan bertanggung jawab terhadap

hasil kerjanya, dapat pula dikatakan memiliki kedisiplinan kerja

yang tinggi

4. Ketaatan terhadap aturan kantor

Pegawai yang memakai seragam kantor sesuai aturan,

mengenakan kartu tanda identitas dan izin apabila tidak masuk

kantor

e) Jenis – Jenis Disiplin Kerja

Disiplin kerja menurut Mangkunegara Prabu (2013 : 129)

mengemukakan bahwa terdapat dua tipe kegiatan pendisiplinan

yaitu:

1. Disiplin preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan

pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-

aturan yag telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya


15

adalah untuk menggerakkan pegawai dapat memelihara

dirinya terhadap peraturan perusahaan.

2. Disiplin korektif

Disiplin korektif adalah upaya untuk menggerakkan pegawai

dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk

tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang

berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai

yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah

untuk memperbaiki pegawai yang melnggar, memelihara

peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada

pelanggar.

f) Strategi Penerapan Disiplin Kerja

Adapun strategi penerapan disiplin kerja suatu perusahaan untuk

pegawainya yaitu sebagai berikut:

1. Motivasi

Motivasi pada dasarnya adalah sebuah kondisi mental yang

mendorong untuk melakukan suatu tindakan dan memberikan

kekuatan yang mengarah pada pencapaian kebutuhan,

memberikan kepuasan atau mengurangi ketidak seimbangan.

Kondisi mental seseorang atau seorang pegawai dalam

mengambil tindakan didorong oleh motivasi agar mau belajar

giat yang mengarah pada pencapaian kebutuhan sehingga

dapat melakukan tugas pekerjaannya dengan baik apabila

mereka mempunyai motivasi yang tinggi dalam melaksanakan


16

tugasnya yang pada akhirnya para pegawai dapat mencapai

tingkat disiplin yang tinggi.

2. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan adalah program yang yang mempunyai peranan

penting dalam memperoleh dan meningkatkan kualitas

kemampuan profesional individu, melalui pendidikan seseorang

dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal

dan mengembangkan metode berfikir secara sistematik agar

dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam

kehidupan dikemudian hari.

Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah

tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi,

pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai

untuk melaksanakan pekerjaan saat ini dan membantu pegawai

untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar lebih

berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.

3. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk

menggerakkan orang lain, untuk melakukan sesuatu agar

mencapai hasil yang diinginkan. Keberhasilan pegawai dalam

menyelesaikan tugasnya sebagai seorang pemimpin harus bisa

menggerakkan dan memotivasi semangat pegawai agar tujuan

organisasi tersebut dapat tercapai.

4. Kesejahteraan
17

Untuk menggerakkan disiplin tidak cukup dengan hanya sanksi

saja tetapi disiplin juga perlu imbalan kesejahteraan.

Kesejahteraan pegawai adalah balas jasa pelengkap (material

dan non material) yang diberikan berdasarkan kebijakan yang

bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi

fisik dan mental pegawai agar produktivitas kerjanya

meningkat.

5. Penegakan disiplin melalui hukum

Dalam hal ini disiplin menghendaki sanksi yaitu kepastian dan

keharusan. Kepastian dan keharusan disini dimaksudkan

bahwa barang siapa yang melanggar dan mengabaikan

peraturan yang telah ditetapkan maka akan menerima

tindakan. Akan tetapi, tindakan pendisiplinan yang diambil

bukan semata-mata memberikan hukuman tetapi yang bersifat

membangun.

3. Kinerja Pegawai

a) Pengertian Kinerja Pegawai

Kata kinerja merupakan singkatan dari kinetika energy kinerja

yang padanannya dalam bahasa inggris adalah performance, yang

sering di Indonesiakan menjadi kata penforma. Kinerja adalah

tingkat pencapaian hasil yang telah dicapai organisasi dalam

rangka mewujudkan tujuan organisasi.

Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier

(dalam As’ad, 1991:47) sebagai kesuksesan seseorang didalam


18

melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler and Poter

menyatakan bahwa kinerja adalah “succefull role achievment”

yang diperoleh seseorang dari perbuatannya (As’ad, 1991:46-47).

Dari batasan tersebut As’ad menyimpulkan bahwa “kinerja adalah

hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk

pekerjaan yang bersangkutan”.

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia istilah kinerja

diartikan sebagai sesuatu yang dapat dicapai. Dari penjelasan

tersebut maka dapat diperoleh pengertian bahwa kinerja adalah

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok

orang dalam suatu organisasi, sesuai wewenang dan tanggung

jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan

sesuai dengan moral maupun etika.

b) Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai menurut Toni

Listianto dan Bambang Setiaji dalam Kristiyanti (2009:13), salah

satunya adalah disiplin kerja. Kedisiplinan merupakan prosedur

yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar

peraturan atau prosedur.

Kinerja pegawai merupakan hasil sinergi dari beberapa faktor,

yaitu:

1. Faktor internal pegawai, yaitu faktor dalam diri pegawai yang

merupakan faktor bawaan lahir dan faktor yang diperoleh

ketika ia berkembang
19

2. Faktor-faktor lingkungan internal organisasi, dalam

melakukan tugasnya pegawai memerlukan dukungan

organisasi tempat ia bekerja

3. Faktor lingkungan eksternal organisasi, faktor-faktor

lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian,

atau situasi yang terjadi dilingkungan organisasi yang

mempengaruhi kinerja pegawai.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yaitu:

1. Faktor kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality

(knowledge+skill)

2. Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai

dalam menghadapi (situation) kerja. Motivasi merupakan

kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja)

c) Indikator-Indikator Kinerja Pegawai

Indikator kinerja pegawai menurut Mangkunegara (2017:75),

diantaranya adalah:

1. Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang pegawai

mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan


20

2. Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja

dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari

kecepaan kerja seorang pegawai

3. Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh pegawai mampu

melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada

kesalahan

4. Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan

kewajiban pegawai untuk melaksanakan pekerjaan yang

diberikan perusahaan

d) Tujuan Penilaian Kinerja Pegawai

Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil kerja yang akan

digunakan oleh pihak manajemen untuk memberikan informasi

kepada para pegawai secara individu, tentang mutu hasil

pekerjaannya dipandang dari sudut kepentingan perusahaan.

Dalam hal ini maka seorang pegawai harus diberitahu tentang

hasil pekerjaannya, dalam arti baik, sedang atau kurang. Penilaian

kinerja harus dilakukan secara teratur dan terus menerus.

Tujuan utama sistem penilaian kinerja yaitu menghasilkan

informasi yang akurat tentang perilaku dan kinerja anggota

organisasai. Semakin akurat informasi yang dihasilkan maka

semakin besar proyeksi nilai bagi organisasi tersebut.

B. Tinjauan Empiris

Sepanjang yang peneliti ketahui, penelitian tentang “Penerapan Disiplin

Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang” belum pernah dilakukan. Namun ada beberapa karya ilmiah atau
21

skripsi yang membahas masalah yang menyangkut tentang permasalahan

tersebut yang memiliki kemiripan pada penelitian ini yaitu:

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris

No Nama Judul Metode Analisis Hasil Penelitian


1 Olivia Ananda Penerapan Observasi, Hasil penelitian
Nona Ayu Disiplin Kerja Wawancara, menunjukan
Hayat (2019) Terhadap Kinerja dokumentasi bahwa PT. Bank
Karyawan Bank Syariah Mandiri
Syariah Mandiri Kantor Cabang
Kantor Cabang Teluk Betung
Betung telah
menerapkan
disiplin kerja,
tetapi kinerja
karyawan belum
memenuhi
standar
operasional
dikarenakan
disiplin
karyawan belum
sepenuhnya
dijalankan, ada
beberapa
karyawan yang
tidak mengikuti
peraturan-
peraturan yang
berlaku
2 Farhatullaili Implementasi Observasi, Hasil penelitian
(2017) Disiplin dan wawancara, ini menunjukkan
Pelatihan Kerja dokumentasi bahwa
Dalam penegakan
Peningkatan disiplin dan
Kinerja Pegawai pelatihan kerja
(Studi Kasus di Kantor
Pada Kantor Kecamatan
Kecamatan Arjasa
Arjasa Sumenep) Sumenep
berimplikasi
terhadap kinerja
pegawai yang
mengalami
peningkatan.
Penegakan
disiplin di Kantor
22

Kecamatan
Arjasa
Sumenep sudah
maksimal.
Kemudian
pegawai
mengikui
pelatihan guna
meningkatkan
kemampuan
dan
keterampilan,
dengan
mengikuti
pelatihan
tersebut
pegawai mampu
menyelesaikan
tugas yang
diembannya
dengan lebih
baik
3 Rusli (2018) Pengaruh Disiplin Observasi, Hasil penelitian
Kerja Terhadap kusioner, ini menunjukkan
Peningkatan wawancara bahwa
Kinerja Pegawai berdasarkan
Pada Kantor hasil pengujian
Desa Sipaenre Uji Parsial (Uji-t)
Kabupaten hipotesis
Bulukumba diperoleh bahwa
disiplin kerja
memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
pegawai
4 Septi Heri Pelaksanaan Observsi, Hasil penelitian
Wibowo (2016) Disiplin Kerja wawancara, menunjukkan
Pegawai Dalam dokumentasi, bahwa
Upaya dan kusioner pelaksanaan
Menngkatkan disiplin kerja
Kinerja Pada pegawai dalam
Dinas upaya
Bapermades meningkatkan
Kabupaten kinerja pada
Semarang Dinas
Bapermades
Kabupaten
Semarang
cukup baik,
23

namun masih
ada beberapa
kekurangan
dalam
mengoptimalkan
pelayanan
kepada publik
itu dikarenakan
masih adanya
ketidaktepatan
waktu
penyelesaian
pekerjaan.
5 Ani Liza (2019) Strategi Pimpinan Obserasi, Hasil penelitian
Dalam wawancara, diketahui bahwa
Meningkatkan dokumentasi strategi
Kinerja Pegawai pimpinan dalam
Melalui meningkatkan
Kedisiplinan kinerja pegawai
Absensi Pegawai melalui
Pada Dinas kedisiplinan
Pendidikan Dan absensi yaitu
Kebudayaan dengan cara
Kabupaten Tanah mendidik disiplin
Datar agar tepat
waktu dalam
bekerja,
memotivasi,
pegawai dengan
memberikan
pendekatan
personal dan
memberikan
reward kepada
pegwai yng
berprestasi.
6 Anggit Penerapan Observasi, Hasil penelitian
Satriawan Disiplin Kerja Di wawancara, diketahui bahwa
(2015) Bagian dokumentasi penerapan
Organisasi kedisiplinan
Sekretariat pada Bagian
Daerah (Setda) Organisasi
Kota Semarang Sekertariat
Daerah (Setda)
Kota Semarang
sudah baik
namun, dalam
kenyataan
pelaksaannya
masih kurang
24

maksimal
seperti masih
terdapat
pegawai
yang belum
menaati
peraturan yang
ada yaitu pada
kehadiran
pegawai yang
masih
ada pegawai
datang dan
pulang tidak
sesuai jam
kantor. Upaya
yang dapat
dilakukan pihak
Bagian
Organisasi
Sekertariat
Daerah (Setda)
adalah dengan
memberikan
hukuman atau
sanksi kepada
pegawai yang
melanggar
sesuai dengan
peraturan yang
diterapkan.

Perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dan sekarang:

1. Olivia Ananda Nona Ayu Hayat (2019) Penerapan Disiplin Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Betung

 Persamaan :

a. Membahas tentang disiplin kerja dan kinerja

b. Menggunakan metode penelitian kualitatif

c. Menggunakan indikator kinerja menurut Mangkunegara


25

 Perbedaan :

a. Penelitian terdahulu menggunakan indikator disiplin kerja menurut

Dharma sedangkan penelitian sekarang menggunakan indikator

disiplin kerja menurut Alfred R L Lateiner

b. Penelitian terdahulu menggunakan 3 orang informan sedangkan

penelitian sekarang menggunakan 4 orang informan

c. Penelitian terdahulu melakukan penelitian di Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Betung sedangkan penelitian sekarang melakukan

penelitian di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang

2. Farhatullaili (2017) Implementasi Disiplin dan Pelatihan Kerja Dalam

Peningkatan Kinerja Pegawai (Studi Kasus Pada Kantor Kecamatan

Arjasa Sumenep)

 Persamaan:

a. Membahas tentang disiplin kerja dan kinerja pegawai

b. Menggunakan metode penelitian kualitatif

 Perbedaan:

a. Penelitian terdahulu variabel bebasnya tentang disiplin dan

pelatihan kerja sedangkan penelitian sekarang variabel bebasnya

hanya disiplin kerja

b. Penelitian terdahulu menggunakan indikator disiplin kerja menurut

Rivai sedangkan penelitian sekarang menggunakan indikator

disiplin kerja menurut Alfred R Lateiner

c. Penelitian terdahulu menggunakan 5 orang informan sedangkan

penelitian sekarang menggunakan 4 orang informan


26

d. Penelitian terdahulu melakukan penelitian di Kantor Kecamatan

Arjasa Sumenep sedangkan penelitian sekarang melakukan

penelitian di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang

3. Rusli (2018) Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja

Pegawai Pada Kantor Desa Sipaenre Kabupaten Bulukumba

 Persamaan:

a. Membahas tentang disiplin kerja dan kinerja pegawai

 Perbedaan:

a. Penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian kuantitatif

dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan

kusioner sedangkan penelitian sekarang menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi,

wawancara, dan dokumentasi

b. Penelitian terdahulu menggunakan populasi dan sampel sebanyak

25 orang sedangkan penelitian sekarang menggunakan 4 orang

informan

c. Penelitian terdahulu melakukan penelitian di Kantor Desa Sipaenre

Kabupaten Bulukumba sedangkan penelitian sekarang melakukan

penelitian di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang

4. Septi Heri Wibowo (2016) Pelaksanaan Disiplin Kerja Pegawai Dalam

Upaya Menngkatkan Kinerja Pada Dinas Bapermades Kabupaten

Semarang

 Persamaan:

a. Membahas tentang disiplin kerja dan kinerja pegawai

b. Menggunakan metode penelitian kualitatif


27

 Perbedaan:

a. Penelitian terdahulu menggunakan metode analisis data

observasi, wawancara, dokumentasi dan kusioner sedangkan

penelitian sekarang menggunakan metode analisis data obsevasi,

wawancara, dan dokumentasi.

b. Penelitian terdahulu melakukan penelitian di Kantor Dinas

Baprmades Kabupaten Semarang sedangkan penelitian sekarang

melakukan penelitian di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang

5. Ani Liza (2019) Strategi Pimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai

Melalui Kedisiplinan Absensi Pegawai Pada Dinas Pendidikan Dan

Kebudayaan Kabupaten Tanah Datar

 Persamaan:

a. Membahas tentang disiplin dan kinerja pegawai

b. Indikator disiplin kerja yang digunakan menurut Mangkunegara

c. Menggunakan metode penelitian kualitatif

 Perbedaan:

a. Penelitian terdahulu membahas tentang strategi pimpinan

sedangkan peneltian sekarang tidak membahas

b. Penelitian terdahulu menggunakan 3 informan sedangkan

penelitian sekarang menggunakan 4 informan

c. Penelitian terdahulu melakukan penelitian di Kantor Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Datar sedangkan

penelitian sekarang melakukan penelitian di Kantor Dinas

Pertanian Kabupaten Enrekang


28

6. Anggit Satriawan (2015) Penerapan Disiplin Kerja di Bagian Organisasi

Sekretariat Daerah (setda) Kota Semarang

 Persamaan:

a. Membahas tentang disiplin kerja

b. Menggunakan metode penelitian kualitatif

 Perbedaan:

a. Penelitian terdahulu hanya membahas tentang disiplin kerja

sedangkan penelitian sekarang membahas tentang disiplin kerja

dan kinerja pegawai

b. Penelitian terdahulu menggunakan Indikator disiplin menurut

Soejono sedangkan penelitian sekarang menggunakan indikator

disiplin menurut Alfred R Lateiner


29

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sebuah model berupa konsep atau gambaran

biasanya dalam bentuk diagram atau skema hubungan antar variabel bebas

dan terikat atau hubungan indikator penelitian. Kerangka konsep ditunjukkan

sebagai berikut:

Penerapan Disiplin Kerja Dalam Meningkatkan

Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang

Disiplin Kerja Kinerja Pegawai

1. Disiplin dalam 1. Kualitas kerja


ketepatan waktu 2. Kuantitas kerja
2. Disiplin dalam 3. Pelaksanaan
menjaga dan tugas
pemanfaatan 4. Tanggung jawab
barang milik kantor terhadap
3. Disiplin dalam pekerjaan
melaksanakan
tanggung jawab
4. Disipin dalam
menaati aturan
Menurut Mangkunegara
Menurut Alfred R.Lateiner (2017:75)
(2002:72)

Mengetahui Bagaimana
penerapan disiplin kerja
dalam meningkatkan kinerja
pegawai pada Dinas
Pertanian Kabupaten
Enrekang

Gambar 2.1 Kerangka Konsep


30

BAB III

METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian

ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J Moleong (2004:50) penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain secara menyeluruh dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Kemudian menurut M. Junaidi Ghony Dan Fauan Almanshur (2014:25)

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang tidak dicapai dengan menggunakan prosedur statistik

dengan cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan

masyarakat, sejarah, tingkah laku, pergerakan sosial, dan hubungan

kekerabatan. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam memperoleh data, peneliti menggunakan metode kualitatif bersifat

deskriptif yang merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menyelidiki

keadaan, kondisi, peristiwa, situasi, kegiatan dan hasilnya akan dipaparkan

dalam bentuk laporan penelitian.

Penelitian ini bersifat deskriptif karena penelitian ini berupaya

mengumpulkan fakta yang ada. Penelitian deskriptif yang dimaksud dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan disiplin kerja dalam

meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang.

30
31

Sedangkan menurut Sugiyono (2017:17) penelitian deskriptif adalah jenis

penelitian yang memberikan gambaran atau uraian suatu keadaan pada

objek yang diteliti. Data yang terkumpul akan dianalisa secara kualitatif

dimana peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan

ditanyakan.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk membatasi

penelitian ini sendiri, sehingga lebih mengarah pada tema dalam

mengumpulkan data dan pembahasan. Menurut Moelong (2014:97) fokus

penelitian adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti

atau melalui pengetahuan yang diperoleh melalui kepustakaan ilmiah atau

kepustakaan lainnya.

Oleh sebab itu fokus dalam penelitian ini yaitu :

1. Jenis-jenis masalah pegawai

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja

3. Faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Nasution (2003) mengungkapkan bahwa lokasi penelitian adalah tempat

atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat,

dan kegiatan yang diobservasi. Dalam penelitian ini penulis melakukan

penelitian pada kantor Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang. Alasan

mengambil lokasi kantor ini karena masih ditemukan adanya permasalahan

kinerja pegawai yang diduga disebabkan oleh kurangnya disiplin kerja.


32

Kemudian letak kantor Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang yang berlokasi

di Jalan Poros Pinang-Rappang Km 3 Enrekang merupakan tempat yang

mudah dijangkau dari segi aksesbilitas pengambilan data. Dan penelitian ini

dilakukan selama kurang lebih 1 bulan

D. Sumber Data

Sumber data adalah segala bentuk informasi, fakta dan realita yang

terkait dengan apa yang diteliti atau dikaji. Sedangkan sumber data adalah

orang, benda atau objek yang dapat memberikan data, informasi, fakta dan

realita yang terkait dengan apa yang diteliti atau dikaji. Pada penelitian ini

sumber data dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung melalui

pengamatan langsung di tempat penelitian dengan mengambil data

yang dibutuhkan sesuai dengan penelitian yaitu tanya jawab langsung

dengan pegawai pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang.

Menurut Husein Umar (2013:42) data primer adalah data yang didapat

dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil

dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan

oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari suatu instansi dalam

bentuk yang telah disusun maupun diolah, dapat berupa tabel atau

laporan, seperti sejarah suatu instansi, struktur organisasi, serta

pembagian fungsi dan tugas masing-masing bidang.


33

Menurut Husein Umar (2013:42 )data sekunder adalah data primer

yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul

data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel atau

diagram yang bersumber dari buku, jurnal, laporan tahunan, dan

dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan berbagai

metode penelitian yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Oleh

karena itu diperlukan suatu alat sebagai alat bantu, alat-alat yang dimaksud

adalah:

1. Kamera

Digunakan untuk mengambil gambar atau video saat penulis sedang

mengamati dan merekam peristiwa penting di lapangan pada saat

sedang melakukan penelitian

2. Recorder

Digunakan untuk merekam suara melalui metode wawancara saat

sedang mengumpulkan data

3. Alat tulis

Digunakan untuk mencatat informasi data yang dianggap penting

pada saat sedang melakukan penelitian

4. Daftar-daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya untuk

mempermudah proses pengambilan data pada saat berada di

lapangan
34

F. Informan Penelitian

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan seorang informan untuk

memperoleh informasi tentang objek penelitian. Informan dalam penelitian

kualitatif merupakan orang yang memahami tentang objek penelitian. Maka

informan yang dipilih harus memenuhi kriteria agar informasi yang didapat

berguna untuk penelitian yang sedang dilakukan.

Menurut Spradley dalam Moelong (2004:165) mengatakan informan harus

memiliki beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan yaitu :

1. Informan yang menyatu dengan suatu kegiatan yang menjadi sasaran

penelitian

2. Informan yang masih aktif pada lingkungan dan kegiatan yang

menjadi sasaran peneliti

3. Informan memiliki waktu untuk dimintai informasi

4. Informan dalam memberikan informasi berdasarkan fakta dan tidak

diolah

Berdasarkan kriteria informan menurut Spradley di atas, maka peneliti

telah menentukan informan yang sudah memenuhi kriteria tersebut.

Informan yang peneliti telah temukan yaitu orang-orang yang masih terikat

penuh di kantor Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang.


35

Tabel 3.1. Informan Penelitian

No Informan Jumlah
1. Sekretaris pada Dinas Pertanian 1 orang
Kabupaten Enrekang
2. Kasi sarana dan prasarana bidang 1 orang
Hotikutulra

3. Staf di bidang sekretariat 1 orang


4. Staf di bidang hortikultura 1 orang
Jumlah 4 orang

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan mengamati yang dilakukan oleh

peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek

penelitiannya. Jadi observasi adalah mengamati apa yang dikerjakan oleh

seseorang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi

dalam aktivitas orang tersebut. Observasi merupakan metode

pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data penelitian melalui

pengamatan dan penginderaan dimana observer atau peneliti benar-

benar berada alam keseharian pelaku yang diteliti atau informan,

keberadaan peneliti dapat terlibat secara aktif maupun tidak aktif.

2. Wawancara

Menurut Lexy J. Meloeng (2010:186) wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Jenis wawancara yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah


36

wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawancara

yang dilakukan dengan terlebih dahulu membuat pertanyaan-pertanyaan

kemudian menyusun pertanyaan tersebut dalam bentuk daftar-daftar

pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Peneliti mewawancarai

dengan bertatap muka secara langsung dengan informan dengan

menggunakan daftar pertanyaan.

3. Dokumentasi

Sugiyono (2015:329) mendefinisikan bahwa dokumentasi

merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan

informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan, angka dan gambar

yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.

Dokumen tersebut akan ditelaah oleh peneliti

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

analisis data deskriptif, dimana tujuan dari analisis ini adalah untuk

menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta

serta hubungan fenomena yang diselidiki. Analisa dilakukan setelah data-

data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul.

Berdasarkan data yang telah terkumpul tersebut, proses analisa

penelitian ini dilakukan mulai dari membaca, mempelajari, dan menelaah

data diantaranya sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian

dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan

menentukan strategi pengumpulan data yang dianggap tepat dan


37

untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses

pengumpulan data berikutnya

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisa yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga diperoleh

kesimpulan akhir dan di ambil

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah tahap akhir dalam analisis data yang

dilakukan dengan melihat hasil reduksi data dan tetap mengacu pada

rumusan masalah serta tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah

disusun dibandingkan antara satu dengan yang lain untuk ditarik

kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.


38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Instansi/Perusahaan

1. Selayang Pandang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 5 Tahun

2008 tentang pembentukan susunan orrganisasi dan tata kerja Dinas –

Dinas Daerah Kabupaten Enrekang, adalah, maka Dinas pertanian

Kabupaten Enrekang adalah unsur pelaksana Pemerintahan Daerah yang

dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari Kepala Dinas dibantu oleh seorang

Sekretaris dan empat orang kepala bidang. Bekenaan dengan hal

tersebut, Dinas Pertanian mempunyai tugas pokok melaksanakan

kewenangan desentralisasi, dekosentralisasi dan tugas pembantuan serta

kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh

Kabupaten/Kota di bidang Pertanian sesuai peraturan dan Perundang-

undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,

Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Penyusunan kebijaksanaan teknis di bidang pertanian

b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di lintas

kabupaten/kota

c. Pelaksanaan tekhnis di bidang pertanian lints kabupaten/kota

d. Pelaksanaan urusan kesektariatan Dinas

38
39

2. Kondisi Geografi dan Administratif Wilayah

Kabupaten Enrekang dengan ibu kota Enrekang terletak ±235 km

sebelah utara Makassar. Secara geografis Kabupaten Enrekang terletak

pada koordinat antara 3° 14° 36° sampai 3° 50° 00° Lintang Selatan dan

119° 400° 53° sampai 120° 06° 33° Bujur Timur. Dengan luas wilayah

sebesar 1.786,01 km² atau sebesar 2,83% dari luas Provinsi Sulawesi

Selatan. Kabupaten Enrekang mempunyai batas-batas wilayah sebagai

berikut:

 Sebelah Utara: Kabupaten Tanah Toraja;

 Sebelah Selatan: Kabupaten Luwu;

 Sebelah Timur: Kabupaten Sidrap;

 Sebelah Barat: Kabupaten Pinrang;

3. Visi dan Misi Organisasi

a. Visi

Terwujudnya pertanian tangguh, berdaya saing dan berorientasi

agribisnis menuju enrekang maju, aman dan sejahtera (emas)

b. Misi

Misi Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang:

1) Meningkatkan produksi, produktivitas komoditi

pertanian/perkebunan.

2) Mendorong optimalisasi penggunaan air, sarana dan prasarana

produksi untuk berproduksi.

3) Meningkatkan kualitas produksi komoditi unggulan

pertanian/perkebunan.

4) Meningkatkan kesejahteraan petani yang berorientsi agribisnis.


40

5) Memantapkan sistem penyuluh pertanian terpadu dan

berkelanjutan.

6) Mengembangkan kelembagaan petani dan kelembagaan

penyuluh pertanian.

7) Meningkatkan sistem pendidikan, standarisasi dan sertifikasi

profesi pertanian.
41

4. Struktur Organisasi dan Job Description

a. Struktur Organisasi

KEPALA
DINAS
PERTANIAN

ADDI, SP, MM

SEKRETARIS

JABATAN
FUNGSIONAL Ir. MUHAMMAD
ARIEF, M.Si

KASUBAG KASUBAG KASUBAG


UMUM DAN PERENCAN KEUNGAN
KEPEGAWAI AAN DAN ASSET
AN

Hj. DARSIAH BASRI, S.IP SYAHDAWIAH


SYAM ANWAR,
S.TP.,M.Si

KEPALA KEPALA KEPALA KEPALA


BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG
HORTIKULT PERKEBUN PENYULUH TANAMAN
URA AN AN PANGAN
PERTANIAN
MUH. TARIN MUH IKBAR M.AMRI
ICSHAN, SP TEBBA, SP ASHADI,SP., RAHMAN, SP
MSi

KASI PEMBENIHAN DAN KASI PEMBENIHAN DAN KASI KASI PEMBENIHAN


PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN DAN PERLINDUNGAN
TANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN
KELEMBAGAAN
PENYULUHAN TANAMAN PANGAN
HORTIKULTURA

ERNA SURIANI, A. RESKI AMELIA, SP Hj. HASDA, SP BAHTIAR SIJA


S.TP

KASI SARANA DAN KASI SARANA DAN KASI METODE KASI SARANA DAN
PRASARANA PRASARANA DAN INFORMASI PRASARANA
HORTIKULTURA PERKEBUNAN PENYULUHAN TANAMAN
PANGAN
MARNI, SP MUCHSIN WAHYUNI, YUNUS GENO, SP
SYAHARUDDN, SP SP.,M.AP

Gambar 4.1 struktur organisasi


42

b. Job Description (Tugas dan Tanggung Jawab) Dinas Pertanian

Kabupaten Enrekang terdiri dari:

1) Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin Dinas dalam

menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang

pertanian. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas

mempunyai fungsi:

i. Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian

ii. Pembinaan perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum lintas

kabupaten/kota

iii. Penyelenggaraan pembinaan teknis di bidang pertanian

iv. Kebijakan perumusan bidang tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, dan penyuluhan pertanian

v. Pemantauan dan evaluasi dibidang pertanian

vi. Pelaksanaan administrasi dinas pertanian

2) Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi,

memberikan tugas, memberikan petunjuk, mengevaluasi dan

melaporkan pelaksanaan tugas kesektariatan. Untuk melaksanakan

tugas pokok tersebut, sekretaris mempunyai fungsi:

i. Penyusunan teknis administrasi umum dan kepegawaian,

administrasi keuangan dan perencanaan dinas

ii. Penyelenggaraan kebijakan administrasi umum dan

kepegawaian, keuangan dan perencanaan dinas


43

iii. Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan

program dan kegiatan sub bagian

iv. Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan lingkup dinas

v. Penataan organisasi dan tata laksana

vi. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara

3) Bidang Tanaman Pangan:

Kepala bidang tanaman pangan mempunyai tugas yaitu mengkaji

dan merumuskan rancangan rencana strategis dan rancangan

rencana kerja bidang tanaman pangan melalui hasil koordinasi

dengan kepala Dinas, sekretaris dan para kepala bidang lingkup

Dinas Pertanian, membina dan mengkoordinir para kepala seksi

lingkup bidang tanaman pangan; menyelenggarakan program

kegiatan pembenihan, peningkatan produksi dan konservasi dan

perlindungan tanaman pangan; menyelenggarakan pembinaan

dan pengembangan sistem di bidang tanaman pangan,

melaksanakan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas serta

membuat laporan secara berkala. Untuk melaksanakan tugas

pokok tersebut, bidang tanaman pangan mempunyai fungsi:

i. Penyelengaraan kegiatan pembenihan tanaman pangan

ii. Penyelengaraan kegiatan peningkatan produksi tananan

pangan

iii. Penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan benih

dibidang tanaman pangan

iv. Pengawasan mutu dan peredaran benih di bidang tanaman

pangan
44

v. Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi di

bidang tanaman pangan

vi. Pemberian bimbingan pasca panen, pengolahan dan

pemasaran di bidang tanaman pangan


45

4) Bidang Hortikutura

Kepala bidang hortikultura mempunyai tugas mengkaji dan

merumuskan rancangan rencana strategis dan rancangan rencana

kerja bidang hortikultura melalui hasil koordinasi dengan kepala

dinas, sekretaris dan para kepala bidang lingkup Dinas Pertanian,

membina dan mengkoordinir para kepala seksi lingkup bidang

hortikultura; menyelenggarakan program kegiatan pembenihan,

peningkatan produksi dan konservasi dan perlindungan tanaman

hortikutura; menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan

sistem di bidang hortikultura, melaksanakan pengawasan dan

evaluasi pelaksanaan tugas serta membuat laporan secara

berkala. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, bidang

hortikulturamempunyai fungsi:

i. Penyelengaraan kegiatan pembenihan

ii. Penyelengaraan kegiatan peningkatan produksi hortikultura

iii. Pengawasan mutu dan peredaran benih bidang hortikultura

iv. Penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan benih di

bidang hortikultura

v. Pengendalian dan penganggulangan hama penyakit,

penanggulangan bencana alam, dan dampak perubahan iklim

di bidang hortikultura

vi. Pemantauan dan evaluasi di bidang hortikultura

5) Bidang Perkebunan

Bidang perkebunan dipimpin oleh kepala dinas yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas melalui


46

sekretaris. Bidang perkebunan mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi,

koordinasi serta pembinaan teknis dibidang sarana, prasarana,

pembenihan dan perlindungan, produksi dan pengolahan, dan

pemasaran. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang

perkebunan mempunyai fungsi:

i. Penyusunan program kerja dibidang perkebunan

ii. Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan teknis dibidang

perkebunan

iii. Pengawasan mutu dan peredaran benih dibidang perkebunan

iv. Pemberian izin usaha rekomendasi teknis dibidang perkebunan

v. Pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran

hasil bidang perkebunan

vi. Pengkoodinasi kegiatan dibidang perkebunan

6) Bidang Bina Usaha dan Penyuluhan

Bidang penyuluhan mempunyai tugas penyusunan kebijakan,

program dan pelaksanaan penyuluhan pertanian. Untuk

melaksanakan tugas tersebut, bidang penyuluhan mempunyai

fungsi:

i. Pelaksanaan penyuluhan pertanian dan pengembangan

mekanisme, tata kerja, dan metode penyuluhan pertanian

ii. Pengelolaan kelembagaan dan ketenagakerjaan

iii. Penyusunan kebijakan dan program penyuluhan pertanian


47

iv. Pemberian fasilitas penumbuhan dan pengembangan

kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku utama dan

pelaku usaha

v. Pengumpulan, pengolahan, pengemasan, dan penyebaran

materi penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha

vi. Pemantauan dan evaluasi penyuluh pertanian

7) Kelompok jabatan penyuluh dan UPTD

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari:

i. Jabatan fungsional penyuluh pertanian

Tugas jabatan fungsional:

a. Melakukan program penyuluhan pertanian

b. Melakukan perencanaan dan penerapan penyuluhan

pertanian

c. Pengumpulan, pengolahan, pengemasan dan penyebaran

materi penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha

d. Melakukan kegiatan lain sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan

ii. Jabatan fungsional pengawas benih tanaman

Tugas jabatan fungsional pengawas benih tanaman:

a. Melakukan rencana pengawasan benih

b. Melakukan pengawasan peredaran dan sertifikasi benih

c. Melakukan kegiatan lain sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

udangan

iii. Jabatan fungsional pengawasan mutu hasil pertanian


48

Tugas jabatan fungsional pengawasan mutu hasil pertanian:

a. Melakukan pengendalian hama pengganggu tumbuhan

b. Melakukan pengendalian dan penanggungan bencana

alam

c. Melakukan pengendalian dan penanggulangan dampak

perubahan iklim

d. Melakukan kegiatan lain sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

udangan

iv. Jabatan fungsional analis pasar hasil pertanian

Tugas jabatan fungsional anais pasaar hasil pertanian:

a. Melakukan pengawasan mutu hasil pertanian

b. Melakukan pengujian mutu hasil pertanian

c. Melakukan kegiatan lain sesuai dengan jabatan fungsional

masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

udangan
49

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan jenis

data kualitatif, dimana data berdasarkan pada data yang ditanyakan dalam

bentuk uraian informasi yang bersifat kualitatif yang didapatkan dari hasil

wawancara mengenai “Penerapan Disiplin Kerja Dalam Meningkatkan

Kinerja Pegawai Pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang”.

Adapun sumber data yang digunakan adalah data primer yang diambil

secara langsung dari objek penelitian dengan cara observasi dan

wawancara kepada informan. Sedangkan data sekunder adalah data yang

dikumpulkan dari dokumen-dokumen instansi. Data ini berupa gambaran

umum instansi dan struktur organisasi

1. Karakteristik informan penelitian

Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 4 orang pegawai yang masih

aktif pada lingkungan dan kegiatan pada Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang.

Tabel 4.1 Profil Informan Penelitian

No Nama Agama Umur Jabatan


1 Ir. Muhammad Arief, Islam 52 Sekretaris Dinas
M.Si Pertanian Kabupaten
Enrekang
2 Marni, SP Islam 46 Kasi sarana dan
prasana bidang
hortikultura
3 Nofiana L, SP Islam 37 Staf di bidang
sekretariat
4 Rahmayani Tandangi, Islam 27 Staf di bidang
SP hortikultura
50

2. Disiplin Kerja

Untuk menggambarkan indikator disiplin kerja Menurut Alfred R.Lateiner

(2002:72) yaitu :

a. Kedisiplinan dalam ketepatan waktu

Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja merupakan salah satu

kewajiban bagi setiap pegawai untuk datang tepat waktu dan bersikap

tertib. Penetapan waktu kerja bertujuan agar pegawai dapat melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor

94 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil Pada Pasal 4 ayat f

yang mejelaskan bahwa salah satu kewajiban Pegawai Negri Sipil yaitu

“masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja”, artinya pegawai wajib

datang dan pulang tepat waktu, serta melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya, dan tidak berada ditempat umum bukan karena dinas. Hasil

wawancara peneliti dengan Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang mengatakan bahwa:

“Ketentuan jam kerja, istirahat, dan jam pulang sesuai dengan peraturan

pemerintah yaitu masuk kerja jam 07.30, istirahat jam 12.00-13.00, jam

13.00 sudah mulai masuk kantor kembali, dan pulang jam 16.00. namun

kalau masalah kehadiran, tidak semua pegawai hadir tepat waktu,

kadang-kadang ada juga yang terlambat, begitupun dengan jam istirahat

dan jam pulang dan kadang-kadang ada yang menggunakan jam

istirahat lebih cepat dari waktunya karena mau jemput anak dan lain

sebagainya, jadi semua kembali ke individu pegawai”.

Kemudian wawancara peneliti dengan staff dibidang Sekretariat

menjelaskan bahwa :
51

“Ketentuan jam kerja mengacu pada peraturan yang dikeluarkan oleh

nasional, dengan jadwal 5 hari kerja dimana jam masuk kerja dimulai

pada pukul 07.30, istirahat jam 12.00-13.00, dan pulang jam 16.00.

tetapi seperti yang dilihat secara umum bahwa tidak semua pegawai

pauh terhadap aturan kantor, atinya masih ada pegawai yang datang

dan pulang tidak tepat waktu, masih menggunakan ja istirahat yg cukup

lama dan lain sebagainya.”

Mengenai ketetapan waktu pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang

mengacu pada peraturan pusat yaitu masuk jam 07.30 dan pulang jam

16.00. ketentuan jam kerja tersebut dibuat dan ditujukan kepada pegawai

agar patuh dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Kemudian

melihat hasil kehadiran pegawai berdasarkan rekapitulasi absen tahun

2020 memperlihatkan bahwa kehadiran pegawai secara keseluruhan pada

Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang tergolong baik, walaupun masih ada

beberapa pegawai yang tidak hadir beberapa kali.

b. Kedisiplinan dalam pemanfaatan sarana

Kegiatan memelihara, menjaga, serta mempertahankan agar

barang/alat kantor tetap dalam keadaan baik untuk dipakai sampai batas

waktu yang optimal merupakan salah satu indikator disiplin pegawai.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin

Pegawai Negri Sipil Pada Pasal 4 ayat g yang mejelaskan bahwa

menggunakan dan memelihara barang milik negara dengan sebaik-

baiknya.

Pemanfaatan sarana merupakan hal penting dalam menunjang

keberhasilan pegawai dalam bekerja, pemanfaatan sarana ini artinya


52

pegawai harus berhati-hati dalam menggunakan peralatan maupun fasilitas

kantor untuk menghindari kerusakan pada fasilias kantor. Hasil wawancara

dengan kasi sarana dan prasarana bidang hortikultura mengenai fasilitas

kantor, beliau mengatakan bahwa:

“Fasilitas kantor otomatis dijaga dengan baik, karena kalau tidak dijaga

maka akan jadi kendala kalau sudah tidak bisa dipakai lagi. Biasanya

peralatan kantor itu dipakai dan diberi tanggung jawab kepada

sekelompok orang maupun perorangan. Dan apabila pegawai merusak

alat kantor dengan sengaja dan atau rusak karena digunakan diluar

kantor untuk kepentingan pribadi maka pegawai tersebut akan

diberikan sanksi oleh pimpinan”.

Kemudian staf bidang hortikultura juga mengatakan bahwa :

“Berbicara masalah aset kita dituntut untuk menjaga. Walaupun itu

aset negara tetapi kita harus menjaga seperti komputer,printer,dll

karena fasilitas ini akan menunjang hasil kerja pegawai, jadi dengan

menjaga alat kantor dengan baik maka kita juga akan dapat

menggunakannya lagi disaat kita butuh sehingga pekerjaan kita juga

lebih mudah dan hasilnya juga baik, tapi kalau misalnya ada yang

menggunakan alat kantor dan tiba-tiba rusak, maka itu tidak akan

diberikan sanksi selama dalam proses kerja tapi kalau merusak

dengan sengaja maka itu akan diberikan sanksi”

Dari hasil wawancara tersebut maka dapat dipahami bahwa setiap pegawai

diwajibkan untuk memelihara dan menjaga fasilitas kantor dengan sebaik

mungkin dan apabila kedapatan merusak alat kantor dengan sengaja maka

akan diberikan sanksi. Jadi, dengan menjaga alat kantor dengan baik juga
53

dapat meningkatkan hasil kerja pegawai, ketika pegawai membutuhkan

maka dapat digunakan kembali sehingga membantu pegawai dalam

mengerjakan pekerjaannya.

c. Kedisiplinan dalam melaksanakan tanggung jawab

Tanggung jawab yang tinggi sangat diperlukan dari setiap pegawai,

seorang pegawai harus mampu menyelesaikan tugasnya sesuai prosedur

dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Tanggung jawab yang tinggi

juga dibahas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

Tentang Disiplin Pegawai Negri Sipil Pada Pasal 13 ayat 12 “mencapai

sasaran kerja pegawai yang ditetapkan” artinya, tanggung jawab pegawai

dapat dilihat dari bagaimana seorang pegawai menjalankan tugasnya dan

menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Berdasarkan hasil wawancara

dengan staf pada bidang sekretariat yang mengataka bahwa:

“Dalam mengerjakan pekerjaan kadang kita bisa menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu tergantung dengan pekerjaan yang diberikan.

Kadang-kadang ada pekerjaan yang membutuhkan waktu 2 hari atau 3

hari jadi tidak mungkin selesai dalam jangka waktu 1 hari, kadang-

kadang juga lewat jangka waktu yang telah diberikan, tergantung jenis

pekerjaan yang diberikan”

Hal ini didukung juga oleh sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang yang mengatakan bahwa:

“Dalam mengerjakan pekerjaan tidak semua pekerjaan dapat

diselesaikan tepat waktu, ada juga yang terlambat tapi tidak fatal

sekali”
54

Dilingkungan Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang pegawai sudah

melaksanakan tugasnya, namun tidak selalu dapat selesai tepat waktu

karena disebabkan oleh ada pekerjaan yang membutuhkan waktu sedikit

lebih lama dan hal tersebut masih wajar dan tidak fatal sehingga tidak

berdampak buruk bagi kinerja pegawai.

Jadi tanggung jawab adalah hal yang sangat penting dalam

penerapan disiplin, dimana pegawai telah dibebankan tugas dan

kewajibannya agar dilaksanakan dengan baik dan dapat diselesaikan

tepat waktu serta dapat dipertanggung jawabkan. Apabila pegawai dapat

menyelesaikan tugasnya tepat waktu sesuai dengan prosedur dan dapat

bertanggung jawab terhadap hasilnya maka ia dianggap memiiliki

kedisiplinan kerja yang tinggi dan memperoleh hasil kerja yang bagus.

d. Kedisiplinan dalam menaati aturan

Taat terhadap aturan kantor ini dartikan bahwa pegawai harus

mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, memakai seragam kantor

sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dan meminta izin apabila

tidak masuk kantor. Ketaatan terhadap aturan kantor telah dijelaskan

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin

Pegawai Negri Sipil Pada Pasal 3 ayat c yang berbunyi “melaksanakan

kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah yang berwenang”.

Artinya setiap pegawai wajib menaati segala peraturan yang ada tentang

disiplin.

Hasil wawancara dengan kasi sarana dan prasarana bidang

hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:


55

“Di lingkungan Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang sudah

dikeluarkan surat edaran tentang peraturan disiplin pegawai,

mengenai jam kerja, absen, tata cara penggunaan seragam, tata cara

minta izin apabila tidak hadir, dll. Kemudian bagi yang melanggar akan

diberikan sanksi sesuai dengan yang telah ditetapkan”

Dari hasil wawancara dengan sekretaris di Dinas Pertanian

Kabupaten Enrekang juga mengatakan bahwa:

“Dalam menaati peraturan tergantung pada pribadi masing-masing

pegawai, kita sebagai pegawai harus tau apa kewajiban kita dan

tanggung jawab kita sebagai pegawai harus mematuhi peraturan

yang telah ditetapkan, contohnya seperti menggunakan seragam

kantor sesuai dengan jadwal yang ditentukan yaitu hari senin-selasa

menggunakan pakaian PDH warna khaki, hari rabu menggunakan

pakaian hitam putih, hari kamis mnggunakan pakaian batik dan hari

jumat menggunakan pakaian bebas asal rapi dan sopan”

3. Kinerja Pegawai

Untuk menggambarkan indikator-indikator kinerja pegawai Menurut

Mangkunegara yaitu :

a. Kualitas kerja

Kualitas kerja yaitu kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil kerja

dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan. Kualitas kerja berkaitan

dengan hasil yang dicapai seorang pegawai ketika melaksanakan

tugasnya. Kualitas yang dimaksud adalah seberapa baik proses atau

hasil yang diacapai dalam menjalankan tugasnya. Hasil wawancara


56

peneliti dengan Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang

mengatakan bahwa:

“Pada dasarnya tugas yang diberikan sudah sesuai dengan tugasnya

dan pegawai juga mampu menyelesaikan tugas dengan baik

meskipun kadang-kadang biasa tidak tepat waktu dikarenakan

tergantung jenis pekerjaannya tapi itu masih wajar dan tidak fatal

sehingga tidak berdampak buruk bagi kinerja pegawai”

Dari hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa kualitas kerja yaitu

seberapa baik seorang pegawai mengerjakan tugasnya. Dilingkungan Dinas

Pertanian Kabupaten Enrekang pegawai sudah melaksanakan tugasnya,

namun tidak selalu dapat selesai tepat waktu karena disebabkan oleh ada

pekerjaan yang membutuhkan waktu sedikit lebih lama dan hal tersebut masih

wajar dan tidak fatal sehingga tidak berdampak buruk bagi kinerja pegawai.

b. Kuantitas kerja

Kuantitas berkaitan dengan jumlah yang dihasilkan atau seberapa

banyak kegiatan yang telah diselesaikan. Kuantitas kerja menunjukkan

banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu sehingga

efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan organisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris Dinas Pertanian

Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa:

“Ya mereka sudah melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik

namun itu tadi tidak semua pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan tapi saya yakin mereka sudah
57

berusaha sebaik mungkin agar bisa mengejar target dan

penyelesaiannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan “

Dari hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa kuantitas kerja berarti

pegawai harus berupaya sekuat tenaga untuk mencapai hasil kerja yang

sesuai dengan target. Kuantitas kerja mengukur sejauh mana seorang

pegawai dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan dengan baik dan

sesuai target.

c. Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh pegawai mampu melakukan

pekerjaannya dengan akurat dan tidak ada kesalahan. Berdasarkan hasil

wawancara dengan kasi sarana dan prasarana bidang hortikultura

mengatakan bahwa:

“Ya kami selalu bekerja menyelesaikan tugas sesuai dengan yang telah

ditentukan dan dibagi pada saat rapat sehingga kerjasama kami adalah

menyelesaikan tugas secara bersama dan sesuai dengan tugas masing-

masing”

Dari hasil wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa Dinas

Pertanian Kabupten Enrekang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan

kerja sama dan kekompakan dalam mengerjakan suatu pekerjaan agar

pekerjaan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan tidak terjadi

kesalahan”
58

d. Tanggung jawab terhadap pekerjaan

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban

pegawai untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.

Dari hasil wawancara dengan Kasi sarana dan prasarana di bidang

hortikultura mengatakan bahwa:

“Ya sudah bertanggung jawab, ketika diberikan tugas oleh pimpinan,

pimpinan pasti akan selalu mengontrol sampai sejauh mana kami dalam

melaksanakan tugas yang telah diberikan, dan kami para pegawai juga

memiliki tanggung jawab yang besar dalam menyelesaikan tugas agar

mampu menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu”

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa tanggung jawab

merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah lembaga. Tanggung

jawab seorang pimpinan adalah bagaimana ia bisa memimpin dan

mengarahkan bawahannya, sedangkan tanggung jawab seorang bawahan

adalah bagaimana ia bisa menyelesaikan tugas yang diberikan pimpinan

kepadanya dengan baik.


59

C. Pembahasan

1. Penerapan disiplin kerja

Hasil wawancara menunjukkan bahwa unsur manusia merupakan

urutan teratas dan merupakan faktor terpenting yang sangat menentukan

dalam rangka peningkatan kinerja pegawai, terutama berkaitan dengan

sikap mental produkif, yaitu sikap mental yang mengutamakan kerja dan

menghargai waktu sebagai bagian dari kebiasaan hidup yang baik karena

faktor manusia merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan kinerja

pegawai karena apabila suatu organisasi ingin mencapai tingkat kinerja

yang optimal maka salah satu unsur yang sangat menentukan adalah

dengan meningkatkan disiplin kerja dari pegawai itu sendiri.

Hasil penelitan dilapangan menunjukkan bahwa jenis-jenis masalah

pegawai adalah:

a. Pelanggaran terhadap ketentuan jam kerja

b. Keterlambatan menyelesaikan tugas pekerjaan

c. Pelanggaran aturan-aturan kepegawaian

Dalam melaksanakan tindakan disiplin pegawai pada Dinas Pertanian

Kabupaten Enrekang, maka digunakanlah pedoman-pedoman sebagai

berikut:

a. Pelanggaran yang membutuhkan suatu peringatan lisan, yaitu

kelalaian dalam melaksanakan tugas, keterlambatan jam kerja dan

ketidakhadiran tanpa alasan yang jelas, kurang efektif dan efisien

dalam melaksanakan tugas, merusak alat kantor dengan sengaja

b. Pelanggaran yang membutuhkan suatu peringatan tertulis, yaitu

tidak masuk kantor dalam waktu yang cukup lama tanpa alasan
60

yang jelas, tidak menyelesaikan tugas dalam waktu yang cukup

lama dan berulang-ulang tidak menyelesaikan laporan tugas yang

diberikan, pegawai akan disurati apabila sudah ada peringatan

secara lisan tapi masih saja belum ada perubahan pada pegawai

tersebut

c. Pelanggaran yang membutuhkan pemecatan, diantaranya

melakukan pencurian atau mengambil hak yang bukan milik dan

merugikan banyak orang

Dalam kaitannya dengan penjelasan diatas maka faktor-faktor yang

mempengaruhi kedisiplinan kerja adalah:

a. Tingkat absensi, tingkat absensi pegawai yang tinggi akan

mempengaruhi kelancaran dari jalannya suatu organisasi dan akan

berpengaruh pada pegawai yang lain.

b. Motivasi kerja, motivasi kerja sangat penting karena hal ini

menyebabkan pegawai mau bekerja giat, dengan ini maka prestasi

kerja pegawai akan meningkat

c. Sifat kepemimpinan, pimpinan yang baik dan ramah terhadap

pegawai akan menimbulkan suasana yang menyenangkan dikantor

dan menambah semangat kerja pegawai dalam bekerja, tetapi

pimpinan yang tertutup kepada para pegawainya akan dapat

menimbulkan hubungan yang tidak aman dikantor

d. Komunikasi, komunikasi yang baik antar sesama pegawai dengan

pimpinan akan membuat pekerjaan dapat cepat selesai. Tetapi

apabila tidak ada hubungan atau komunikasi yang baik dan jelas

maka pekerjaan akan tertunda


61

e. Lingkungan kerja, lingkungan kerja yang aman akan menimbulkan

semangat kerja pegawai sehingga akan meningkatkan prestasi

kerja. Tetap apabila tempat kerja yang tidak aman mungki karena

tempatnya, pimpinan, fasilitas, dan teman kerja yang kurang

menyenangkan maka secara otomatis prestasi kerja pegawai akan

menurun dan hasil kerja pasti tidak optimal.

Karena faktor-faktor diatas maka Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang membuat solusi dengan cara:

1) Memberikan gaji yang cukup

2) Perlu adanya suasana santai

3) Tempatkan pegawai pada posisi yang tepat

4) Selalu menciptakan suasana aman dalam kantor

5) Menciptakan komunikasi yang baik pada semua pegawai

Adapun usaha-usaha yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai yaitu:

1) Disiplin disesuaikan dengan tingkat kesejahteraan yang diberikan

2) Pemberian insentif

3) Pemberian motivasi dan dorongan kepada pegawai

4) Melakukan liburan bersama

2. Kinerja pegawai kantor Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang

Dilihat dari pembahasan sebelumnya dapat diketahui adanya

hubungan antara disiplin dengan kinerja pegawai. Hal ini dapat ditelusuri

dari beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja:


62

a. Motivasi kerja, yaitu dorongan mempengaruhi tenaga kerja untuk

berusaha meningkatkan keberhasilan kerja karena adanya

keyakinan bahwa peningkatan kinerja mempunyai manfaat bagi

dirinya

b. Disiplin kerja, yaitu sikap atau tingkah laku berupa kepatuhan dan

ketaatan secara sadar terhadap aturan yang berlaku dalam

lingkungan karena adanya keyakinan bahwa dengan aturan-

aturan itu tujuannya dapat dicapai

c. Etika kerja, yaitu seperangkat nilai atau norma yang diterima

sebagai pedoman pola tingkah laku tenaga kerja.


63

BAB V

PENUTUP

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Penerapan disiplin kerja pada kantor Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang penerapannya masih sering terjadi pelanggaran disiplin

terutama pada ketetapan waktu, masih banyak pegawai yang datang

tidak tepat waktu, serta menggunakan jam istirahat yang cukup lama

dan kurangnya kesadaran pegawai untuk menerapkan kedisiplinan

dilingkungan kerjanya

2. Jenis-jenis masalah pegawai pada Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang yaitu: pelanggaran terhadap ketentuan jam kerja,

keterlambatan menyelesaikan tugas pekerjaan, dan pelanggaran

aturan-aturan kepegawaian.

3. Faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai pada Dinas

Pertanian Kabupaten Enrekang yaitu: tingkat absensi, motivasi kerja,

sifat kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan kerja.

63
64

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Penerapan disiplin kerja pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang

harus ditingkatkan yaitu dengan memberikan arahan akan pentingnya

kedisiplinan.

2. Pemberian motivasi melalui pemberian pengharaan bagi pegawai

yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.

3. Pengadaan finger print absensi untuk mendukung penerapan disiplin

pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang yang bertujuan

mengurangi peluang manipulasi dan kehadiran.


65

DAFTAR PUSTAKA

AA. Anwar Prabu Mangkunegara. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya

AA. Anwar Prabu Mangkunegara. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia


Perusahaan, Bandung: Remaja Rosdakarya

Alfred R.Lateiner. 2002. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, Terjemahan


Imam Soedjono. Jakarta: Bumi Aksara

As’ad. 1991. Psikologi Industri, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Jakarta: Liberty

Bejo, Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan


Administratif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Edy Sutrisno. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: PT Bumi Aksara

Hasibuan. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Husein Umar. 2013. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis(Edisi
Kedua). Jakarta: Rajawali Pers

Lexy J Moelong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

M. Junaidi Ghory dan Fauzan Almanshur. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Malayu S.P. Hasibuan. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara

Moelong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Bosdakarya

Moelong. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nasution. 2003. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Sastrohadiwiryo. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi


Aksara

Setiaji, Bambang. 2009. Jalan Mudah Ke Analisis Kuantitatif. Solo: Al – es’af


Press
66

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:


Yayasan Keluarga Pahlawan Negara

Siswanto Sastrohadiwiryo. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:


Bumi Aksara

Sugiyono. 2015. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuntitatif,Kualitatif,R&D. Bandung: Alfabeta

Sutrisno, Edy. 2009. Sumber Daya Manusia Edisi pertama. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group

Wilson Bangun. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga

Sumber lain:

Salinan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai


Negri Sipil

Lampiran keputusan Bupati Enrekang tentang pengesahan perubahan rencana


strategis Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang Tahun 2014-2018
67

N
68

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bila ada pegawai yang tidak disiplin, adakah sanksi yang diberikan kepada

pegawai tersebut? Sanksinya seperti apa?

2. Adakah sanksi yang diberikan jika pegawai merusak alat kantor baik yang di

sengaja maupun tidak disengaja?

3. Apakah pegawai menggunakan pakaian dinas sesuai dengan jadwal yang

ditentukan?

4. Ketepatan waktu pulang, Apakah banyak yang meninggalkan kantor

sebelum jam kantor selesai?

5. Apakah ada ketetapan jam kerja yang dibuat pada Dinas Pertanian

Kabupaten Enrekang? Ketetapannya seperti apa

6. Apakah keteladanan pimpinan sangat berpengaruh bagi pegawai Dinas

Pertanian Kabupaten Enrekang?

7. Apakah pimpinan sudah berlaku adil kepada pegawainya? Contohnya

seperti apa?

8. Apakah penerapan disiplin kerja sudah sesuai dengan Standard Operating

Procedure (SOP) yang berlaku?

9. Kendala apa saja yang dirasakan dalam menerapkan kedisiplinan para

pegawai?

Tambahan pertanyaan untuk Pak Arief (Sekertaris di Dinas Pertanian Kabupaten

Enrekang)

1. Apakah pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu?

2. Apakah pegawai mematuhi peraturan disiplin yang telah ditetapkan?


69

3. Apakah pegawai sudah melaksanakan tugasnya dengan baik dan apakah

pekerjaan yang dilakukan sudah mencapai hasil yang maksimal?

4. Apakah pegawai mengerjakan tugasnya sesuai dengan jangka waktu

yang telah ditentukan?

Tambahan pertanyaan kepada Ibu Marni, SP (Kasi sarana dan prasarana bidang

Hortikultura)

1. Bagaimana sikap pegawai dalam menggunakan peralatan kantor, apakah

dijaga dengan baik atau acuh terhadap barang kantor?

2. Apakah pegawai mematuhi peraturan disiplin yang telah ditentukan?

3. Apakah pegawai sudah melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

tugasnya masing-masing?

4. Apakah pegawai sudah bertanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan?

Tambahan pertanyaan kepada Ibu Rahmayani Tandangi, SP (Staf bidang

Hortikultura)

1. Bagaimana sikap pegawai dalam menggunakan peralatan kantor, apakah

dijaga dengan baik atau acuh terhadap barang kantor?

Tambahan pertanyaan kepada Ibu Nofiana L, SP (Staf bidang sekretariat)

1. Apakah pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu?


70

Transkip wawancara tanggal 1 November 2021 antara peneliti

dengan bapak Ir. Muhamad Arief, Msi sebagai Sekertaris pada Dinas

Pertanian Kabupaten Enrekang

No Pewawancara Hasil wawancara

1. Bila ada pegawai yang tidak Ya ada. Kalau kami disini, itu sudah
disiplin, adakah sanksi yang ada ketentuan setiap kali tidak masuk
diberikan kepada pegawai kantor itu harus ada pemberitahuan ke
tersebut? Sanksinya seperti kantor dengan alasan apakah yang
apa? bersangkutan izin atau sakit. Kalau
misalnya hanya 1–3 hari itu izinnya
melalui kepala bidang sedangkan kalau
lewat dari 3 hari itu izinnya melalui
kepala dinas dan kalau lewat dari 3
hari itu izinnya melalui bupati
2. Adakah sanksi yang diberikan selama ini belum ada sanksi yang
jika pegawai merusak alat diterapkan tapi kita hanya menghimbau
kantor baik yang di sengaja kepada pegawai bahwa semua
maupun tidak disengaja? peralatan kantor/aset dinas yang
digunakan itu harus dipelihara baik-
baik kalaupun misalnya dia sengaja
merusak saya kira tidak ada yang
begitu. Tapi kalau misalnya ada yang
menggunakan alat kantor dan tiba-tiba
rusak, itu biasanya diperbaiki sendiri
atau kalau misalnya masih ada dana
perbaikan alat kantor itu bisa dibantu
untuk memperbaiki, tapi kalau motor
biasanya perbaiki sendiri
3. Apakah pegawai iya sudah tertentu. Hari senin & selasa
menggunakan pakaian dinas menggunakan pakaian khaki, hari rabu
sesuai dengan jadwal yang menggunakan pakaian hitam putih, hari
ditentukan? kamis menggunakan pakaian batik dan
hari jumat menggunakan pakaian
bebas asal sopan
4. Ketepatan waktu pulang, ya kadang-kadang karena di Dinas
Apakah banyak yang Pertanian Kab Enrekang ada yang
meninggalkan kantor sebelum tugas lapangan jadi walaupun jam
jam kantor selesai? kantor belum selesai, tetapi ada tugas
ke lapangan maka dia meninggalkan
kantor untuk menuju ke lapangan
71

(dinas luar) dan itu waktunya bisa


sampai malam. Kalau untuk sengaja
pulang kantor sebelum jam kantor
selesai, itu hampir tidak ada kecuali
ada keperluan keluarga yang
mendesak maka dia minta izin lisan
kepada atasannya
5. Apakah ada ketetapan jam Ketentuan jam kerja, istirahat, dan jam
kerja yang dibuat pada Dinas pulang sesuai dengan peraturan
Pertanian Kabupaten pemerintah yaitu masuk kerja jam
Enrekang? 07.30, istirahat jam 12.00-13.00, jam
13.00 sudah mulai masuk kantor
kembali, dan pulang jam 16.00. namun
kalau masalah kehadiran, tidak semua
pegawai hadir tepat waktu, kadang-
kadang ada juga yang terlambat,
begitupun dengan jam istirahat dan jam
pulang dan kadang-kadang ada yang
menggunakan jam istirahat lebih cepat
dari waktunya karena mau jemput anak
dan lain sebagainya, jadi semua
kembali ke individu pegawai
6. Apakah keteladanan pimpinan sangat berpengaruh, keteladanan
sangat berpengaruh bagi pimpinan itu memang dari pimpinan
pegawai Dinas Pertanian turun kebawah tapi jangan karena
Kabupaten Enrekang? pimpinan sering meninggalkan kantor
untuk melaksanakan dinas luar kita
seenaknya untuk hadir atau tidak hadir
maupun bekerja atau tidak bekerja
7. Apakah pimpinan sudah sudah, contohnya seperti jika ada
berlaku adil kepada salah satu bidang yang sedang
pegawainya? Contohnya menjalankan dinas luar dan kebetulan
seperti apa? masih dana perjalanan dinas yang
tersisa maka dana itu dibagikan
kepada anggota-anggota bidang yang
bersangkutan, jumlahnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
8. Apakah penerapan disiplin itu belum sepenuhnya karena
kerja sudah sesuai dengan kehadiran pegawai belum disiplin
Standard Operating Procedure karena tidak semua pegawai tinggal di
(SOP) yang berlaku? ibu kota/kabupaten
9. Kendala apa saja yang kendalanya yaitu tentang kehadiran
dirasakan dalam menerapkan para pegawai ada yang tidak tepat
72

kedisiplinan para pegawai? waktu dan masih menggunakan jam


istirahat yang cukup lama kadang-
kadang ada yang terlambat masuk dan
ada yang kadang-kadang
menggunakan jam istirahat yang cepat
karena mau jemput anak
10. Apakah pegawai mampu dalam mengerjakan pekerjaan tidak
menyelesaikan pekerjaan semua pekerjaan dapat diselesaikan
tepat waktu? tepat waktu, ada juga yang terlambat
sedikit tapi tidak fatal sekali
11. Apakah pegawai mematuhi dalam menaati peraturan tergantung
peraturan disipin yang telah pada pribadi masing-masing pegawai,
ditetapkan kita sebagai pegawai harus tau apa
kewajiban kita dan tanggung jawab kita
sebagai pegawai harus mematuhi
peraturan yang telah ditetapkan,
contohnya seperti menggunakan
seragam kantor sesuai dengan jadwal
yang ditentukan yaitu hari senin-selasa
menggunakan pakaian PDH warna
khaki, hari rabu menggunakan pakaian
hitam putih, hari kamis mnggunakan
pakaian batik dan hari jumat
menggunakan pakaian bebas asal rapi
dan sopan
12. Apakah pegawai sudah pada dasarnya tugas yang diberikan
melaksanakan tugasnya sudah sesuai dengan tugasnya dan
dengan baik dan apakah pegawai juga mampu menyelesaikan
pekerjaan yang dilakukan tugas dengan baik meskipun kadang-
sudah mencapai hasil yang kadang biasa tidak tepat waktu
maksimal? dikarenakan tergantung jenis
pekerjaannya tapi itu masih wajar dan
tidak fatal sehingga tidak berdampak
buruk bagi kinerja pegawai
13. Apakah pegawai mengerjakan ya mereka sudah melaksanakan tugas
tugasnya sesuai dengan yang diberikan dengan baik namun itu
jangka waktu yang telah tadi tidak semua pekerjaan dapat
ditentukan? dilaksanakan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan tapi saya yakin
mereka sudah berusaha sebaik
mungkin agar bisa mengejar target dan
penyelesaiannya sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan
73

Transkip wawancara tanggal 2 November 2021 antara peneliti dengan ibu


Nofiana L, SP selaku staf pada bidang Sekertariat di Dinas Pertanian
Kabupaten Enrekang

No Pewawancara Hasil wawancara

1. Bila ada pegawai yang tidak ada, sanksi yang diberikan berupa
disiplin, adakah sanksi yang surat teguran
diberikan kepada pegawai
tersebut? Sanksinya seperti
apa?

2. Adakah sanksi yang diberikan kalau merusak dengan sengaja,


jika pegawai merusak alat sanksinya yaitu disuruh ganti tapi kalau
kantor baik yang di sengaja pas digunakan dan tiba-tiba rusak
maupun tidak disengaja? seperti laptop/komputer yang rusak
akibat keseringan dipakai, itu kita tidak
disuruh untuk menggantinya kecuali
kalau dibawa keluar kantor untuk
kepentingan pribadi dan tiba-tiba rusak
nah itu kita diwajibkan untuk
memperbaiki
3. Apakah pegawai ya sudah sesuai dengan jadwal yang
menggunakan pakaian dinas telah ditentukan, itupun kalau ada yang
sesuai dengan jadwal yang tidak menggunakan maka dia
ditentukan? melaporkan alasan kenapa tidak
memakai pakaian dinas sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan
4. Ketepatan waktu pulang, sebenarnya hampir tidak ada, itupun
Apakah banyak yang kalau ada itu karena ada urusan
meninggalkan kantor sebelum keluarga atau hal mendadak lainnya
jam kantor selesai? yang mengharuskan dia untuk
meninggalkan kantor tapi sebelum
meninggalkan dia terlebih dahulu harus
meminta izin kepada atasan
5. Apakah ada ketetapan jam ketetuan jam kerja mengacu pada
kerja yang dibuat pada Dinas peraturan yang dikeluarkan oleh
Pertanian Kabupaten nasional, dengan jadwal 5 hari kerja
Enrekang? Ketetapannya dimana jam masuk kerja dimulai pada
seperti apa? pukul 07.30, istirahat jam 12.00-13.00,
dan pulang jam 16.00. tetapi seperti
yang dilihat secara umum bahwa tidak
semua pegawai pauh terhadap aturan
kantor, atinya masih ada pegawai yang
74

datang dan pulang tidak tepat waktu,


masih menggunakan ja istirahat yg
cukup lama dan lain sebagainya.
6. Apakah keteladanan pimpinan sangat berpengaruh karena pimpinan
sangat berpengaruh bagi di jadikan teladan bagi para
pegawai Dinas Pertanian bawahannya tapi jangan karena
Kabupaten Enrekang? pimpinan tidak sedang berada di kantor
misalnya ada keggiatan dinas luar, kita
juga seenaknya untuk tidak masuk
kantor
7. Apakah pimpinan sudah alhamdulillah sudah adil, contohnya
berlaku adil kepada tidak membeda-bedakan antar sesama
pegawainya? Contohnya pegawai dan kalau ada uang
seperti apa? perjalanan yang lebih biasanya dibagi
kepada pegawai lainnya
8. Apakah penerapan disiplin belum sepenuhnya sesuai karena
kerja sudah sesuai dengan masih ada pegawai yang datang tidak
Standard Operating Procedure tepat waktu karena itu tadi tidak semua
(SOP) yang berlaku pegawai tinggal di ibu kota/kabupaten
jadi kita maklumi kalau terlambat
sedikit atau jam pulangnya cepat. Jadi
SOP belum sepenuhnya berlaku
sesuai dengan ketentuan yang
sebenarnya
9. Kendala apa saja yang kendalanya hanya pada saat jam
dirasakan dalam menerapkan istirahat, biasa ada pegawai yang
kedisiplinan para pegawai? masih mengunakan jam istirahat yang
cukup lama, kadang-kadang juga ada
yang menggunakan jam istirahat lebih
awal karena mau jemput anak dan lain
sebagainya. Pokoknya semua kembali
kepada individu masing-masing
10. Apakah pegawai mampu dalam mengerjakan pekerjaan kadang
menyelesaikan pekerjaan kita bisa menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu? tepat waktu tergantung dengan
pekerjaan yang diberikan. Kadang-
kadng ada pekerjaan yang
membutuhkan waktu 2 hari atau 3 hari
jadi tidak mungkin selesai dalam
jangka waktu 1 hari, kadang-kadang
juga lewat jangka waktu yang telah
diberikan, tergantung jenis pekerjaan
yang diberikan lah
75

Transkip wawancara tanggal 2 November 2021 antara peneliti dengan

ibu Marni, SP selaku kasi sarana dan prasarana pada bidang

Hortikultura

No Pewawancara Hasil wawancara

1. Bila ada pegawai yang tidak ada, kalau ada pegawai yang tidak
disiplin, adakah sanksi yang disiplin maka akan dipanggil oleh
diberikan kepada pegawai kepala dinas (panggilan dan
tersebut? Sanksinya seperti pemberitahuan) kemudian yang kedua
apa? yaitu persuratan
2. Adakah sanksi yang diberikan ada, bukan sanksi tapi ada
jika pegawai merusak alat pemberitahuan yang bersangkutan
kantor baik yang di sengaja akan dipanggil oleh kepala dinas untuk
maupun tidak disengaja? dimintai keterangan dan yang berhak
memberikan sanksi yaitu kepala dinas
3. Apakah pegawai iya sudah sesuai, setiap hari senin-
menggunakan pakaian dinas selasa menggunakan PDH warna
sesuai dengan jadwal yang khaki, hari rabu menggunakan pakaian
ditentukan? batik dan kamis-jumat menggunakan
pakaian batik
4. Ketepatan waktu pulang, jarang, itupun biasa ada yang
Apakah banyak yang meninggalkan jam kantor karena ada
meninggalkan kantor sebelum keperluan mendadak seperti ada
jam kantor selesai? urusan keluarga dan atau tiba-tiba
sakit. Tapi sebelum meninggalkan
kantor harus ada pemberitahuan/minta
izin kepada atasan
5. Apakah ada ketetapan jam ada, masuk kantor jam 07.30 dan
kerja yang dibuat pada Dinas pulang kantor jam 04.00 sore sesuai
Pertanian Kabupaten dengan peraturan yang telah
Enrekang? Ketetapannya ditentukan
seperti apa?
6. Apakah keteladanan pimpinan sangat berpengaruh karena
sangat berpengaruh bagi
kepemimpinan sangat berperan dalam
pegawai Dinas Pertanian
menentukan kedisiplinan pegawai
Kabupaten Enrekang? karena pimpinan dijadikan teladan dan
panutan oleh para bawahannya
7. Apakah pimpinan sudah sudah berlaku adil contohnya seperti
berlaku adil kepada tidak ada diskriminasi gender,
pegawainya? Contohnya mendapat sarana pelatihan dan
seperti apa? pengembangan kemampuan yang
76

sama dll
8. Apakah penerapan disiplin belum sepenuhnya sesuai karena
kerja sudah sesuai dengan masih ada pegawai yang tidak datang
Standard Operating Procedure tepat waktu di karenakan tidak semua
(SOP) yang berlaku? pegawai tinggal di ibu kota/kabupaten
dan pulang sebelum jam kantor selesai
9. Kendala apa saja yang kendalanya itu tadi karena tidak semua
dirasakan dalam menerapkan pegawai tinggal di ibu kota/kabupaten
kedisiplinan para pegawai? makanya ada beberapa pegawai yang
datang tidak tepat waktu
10. Bagaimana sikap pegawai fasilitas kantor otomatis dijaga dengan
dalam menggunakan peralatan baik, karena kalau tidak dijaga maka
kantor, apakah dijaga dengan akan jadi kendala kalau sudah tidak
baik atau acuh terhadap bisa dipakai lagi. Biasanya peralatan
barang kantor? kantor itu dipakai dan diberi tanggung
jawab kepada sekelompok orang
maupun perorangan. Dan apabila
pegawai merusak alat kantor dengan
sengaja dan atau rusak karena
digunakan diluar kantor untuk
kepentingan pribadi maka pegawai
tersebut akan diberikan sanksi oleh
pimpinan
11. Apakah pegawai mematuhi di lingkungan Dinas Pertanian
peraturan disiplin yang telah Kabupaten Enrekang sudah
ditentukan? dikeluarkan surat edaran tentang
peraturan disiplin pegawai, mengenai
jam kerja, absen, tata cara
penggunaan seragam, tata cara minta
izin apabila tidak hadir, dll. Kemudian
bagi yang melanggar akan diberikan
sanksi sesuai dengan yang telah
ditetapkan
12. Apakah pegawai sudah ya kami selalu bekerja menyelesaikan
melaksanakan pekerjaan tugas sesuai dengan yang telah
sesuai dengan tugasnya ditentukan dan dibagi pada saat rapat
masing-masing? sehingga kerjasama kami adalah
menyelesaikan tugas secara bersama
dan sesuai dengan tugas masing-
masing
13. Apakah pegawai sudah ya sudah bertanggung jawab, ketika
bertanggung jawab terhadap diberikan tugas oleh pimpinan,
tugas yang diberikan? pimpinan pasti akan selalu mengontrol
77

sampai sejauh mana kami dalam


melaksanakan tugas yang telah
diberikan, dan kami para pegawai juga
memiliki tanggung jawab yang besar
dalam menyelesaikan tugas agar
mampu menyelesaikannya dengan
baik dan tepat waktu
78

Transkip wawancara tanggal 2 November 2021 antara peneliti dengan

ibu Rahmayani Tandangi, SP selaku kasi sarana dan prasarana pada

bidang Hortikultura

No Pewawancara Hasil wawancara

1. Bila ada pegawai yang tidak ada, sanksinya yaitu sanksi


disiplin, adakah sanksi yang administrasi sampai sanksi penundaan
diberikan kepada pegawai kenaikan pangkat
tersebut? Sanksinya seperti
apa?
2. Adakah sanksi yang diberikan tidak ada sanksi selama penggunaan
jika pegawai merusak alat alat kantor dalam proses kerja
kantor baik yang di sengaja
maupun tidak disengaja?
3. Apakah pegawai sudah sesuai jadwal yang telah
menggunakan pakaian dinas ditentukan
sesuai dengan jadwal yang
ditentukan?
4. Ketepatan waktu pulang, jarang itupun karena ada tugas dinas
Apakah banyak yang luar dan atau karena ada urusan yang
meninggalkan kantor sebelum mendadak
jam kantor selesai?
5. Apakah ada ketetapan jam Ya ada yaitu masuk jam 07.30, istirahat
kerja yang dibuat pada Dinas jam 12.00-13.00 dan pulang jam 16.00
Pertanian Kabupaten
Enrekang? Ketetapannya
seperti apa?
6. Apakah keteladanan pimpinan sangat berpengaruh karena
sangat berpengaruh bagi kepemimpinan itu adalah tentang
pegawai Dinas Pertanian bagaimana mempengaruhi orang lain,
Kabupaten Enrekang? bawahan atau pengikut agar mau
mencapai tujuan yang diingin dicapai
oleh sebuah organisasi
7. Apakah pimpinan sudah ya sudah berlaku adil, contohnya tidak
berlaku adil kepada membeda-bedakan antar sesama
pegawainya? Contohnya pegawai dan misalnya kalau ada dana
seperti apa? perjalanan dinas yang lebih maka itu
akan dibagikan kepada para pegawai
lainnya
8. Apakah penerapan disiplin “keberhasilan penerapan peraturan
kerja sudah sesuai dengan disiplin belum mencapai hasil yang
79

Standard Operating Procedure maksimal karena berbicara masalah


(SOP) yang berlaku? disiplin merupakan hal yang
berhubungan dengan sikap dan
perilaku yang harus dibentuk dan harus
dibiasakan. Apabila kebiasaan di
rumah tidak disiplin maka akan sulit
sekali dirubah dan butuh waktu yang
lama untuk membentuk sikap disiplin
jadi tergantung pribadi masing-masing
9. Kendala apa saja yang kendalanya jika tiba-tiba ada urusan
dirasakan dalam menerapkan keluarga yang mendadak dan harus
kedisiplinan para pegawai? meninggalkan kantor
10. Bagaimana sikap pegawai berbicara masalah aset kita dituntut
dalam menggunakan peralatan untuk menjaga. Walaupun itu aset
kantor, apakah dijaga dengan negara tetapi kita harus menjaga
baik atau acuh terhadap seperti komputer,printer,dll karena
barang kantor? fasilitas ini akan menunjang hasil kerja
pegawai, jadi dengan menjaga alat
kantor dengan baik maka kita juga
akan dapat menggunakannya lagi
disaat kita butuh sehingga pekerjaan
kita juga lebih mudah dan hasilnya juga
baik, tapi kalau misalnya ada yang
menggunakan alat kantor dan tiba-tiba
rusak, maka itu tidak akan diberikan
sanksi selama dalam proses kerja tapi
kalau merusak dengan sengaja maka
itu akan diberikan sanksi
80

Gambar 1

Saat penulis mewawancarai sekretaris di Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang

Gambar 2

Saat penulis mewawancarai kepala seksi sarana dan prasarana bidang


hortikultra pada Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang
81

Gambar 3

Saat penulis mewawancarai staf dibidang skretariat pada Dinas Pertanian


Kabupaten Enrekang

Gambar 4

Saat penulis mewawancarai staf dibidang hortikultura pada Dinas Pertanian


Kabupaten Enrekang
82

82
83
84
85
86
87

BIOGRAFI PENULIS

Regina Annisa Ateng di lahirkan di Sossok

Kelurahan Mataran Kecamatan Anggerja

Kabupaten Enrekang pada tanggal 14 November

1998 dari pasangan Ayahanda Ateng dan Ibunda

Nurkhatifah. Penulis merupakan anak pertama dari

4 bersaudara. Pendidikan yang ditempuh oleh

penulis yaitu dimulai dari TK Pertiwi Sossok pada tahun 2003 dan tamat

pada tahun 2005. Melanjutkan Sekolah Dasar di SDN 33 Sossok pada

tahun 2006 dan tamat pada tahun 2011. Kemudian pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Anggeraja dan tamat

pada tahun 2014. Penulis melanjutkan pedidikan di SMA Negeri 1

Anggeraja dan tamat pada tahun 2017. Kemudian pada tahun yang sama

penulis melanjutkan pendidikan strata satu (S1) pada program studi

Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai pada

tahun 2022

87

Anda mungkin juga menyukai