Anda di halaman 1dari 124

PENGARUH CORPORATE IMAGE PENANG BISTRO TERHADAP

MINAT BELI CUSTOMER DI CENTRAL PARK MALL JAKARTA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1)

Komunikasi Bidang Studi Public Relations

Disusun Oleh:

Nurhasanah

44216110030

BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2020
Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Mercu Buana

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nurhasanah

NIM : 44216110030

Konsentrasi : Public Relations

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir dengan judul: Pengaruh


Corporate Image Penang Bistro Terhadap Minat Beli Customer di Central
Park Mall Jakarta

Adalah murni hasil karya yang telah saya buat untuk melengkapi salah satu
persyaratan menjadi Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana. Skripsi tersebut bukan merupakan tiruan atau duplikasi
dari skripsi atau penelitian yang sudah ada, baik yang dipublikasikan atau tidak,
kecuali ada beberapa bagian kutipan yang sumber informasinya telah saya
cantumkan sebagaimana mestinya.

Bila terbukti saya melakukan tindakan plagiarism, maka saya bersedia menerima
sanksi yaitu pembatalan kelulusan saya sebagai Sarjana Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana dan melakukan kembali semua proses penyusunan
skripsi dari awal.

Jakarta,

Yang Membuat Pernyataan,

(Nurhasanah)

i
Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Mercu Buana

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Pengaruh Corporate Image Penang Bistro terhadap

Minat Beli Customer di Central Park Mall Jakarta

Nama : Nurhasanah

Fakultas : Ilmu Komunikasi

Bidang Studi : Public Relations

Jakarta,

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

(Drs. Gufroni Sakaril, MM)

i
Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Mercu Buana

LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI

Judul : Pengaruh Corporate Image Penang Bistro Terhadap

Minat Beli Customer di Central Park Mall Jakarta

Nama : Nurhasanah

NIM : 44216110030

Fakultas : Ilmu Komunikasi

Bidang Studi : Public Relations

Jakarta, 17 Agustus 2020

Ketua Sidang
Anindita, M.Ikom
(……………………………….)

Penguji
Drs. Marwan Mahmudi, M.Si
(……………………………….)

Pembimbing
Drs. Gufroni Sakaril, MM
(……………………………….)

i
Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Mercu Buana

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI

Judul : Pengaruh Corporate Image Penang Bistro Terhadap

Minat Beli Customer di Central Park Mall Jakarta

Nama : Nurhasanah

NIM : 44216110030

Fakultas : Ilmu Komunikasi

Bidang Studi : Public Relations

Jakarta, 17 Agustus 2020

Disetujui dan diterima oleh,

Pembimbing Ketua Bidang Studi Public Relations

(Drs. Gufroni Sakaril, MM) (Dr. Elly Yuliawati, M.Si)

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

(Ponco Budi Sulistyo, M.Comm, Ph.D) (Dr. Farid Hamid, M.Si)

i
Universitas Mercu Buana
Fakultas Ilmu Komunikasi
Bidang Studi Public Relations
Nurhasanah
44216110030

Pengaruh Corporate Image Penang Bistro terhadap Minat Beli Customer di


Central Park Mall Jakarta
(5 Bab, 100 Halaman, 20 Bibliografi buku, 5 Jurnal)

ABSTRAK
Corporate Image (citra) positif suatu organisasi/perusahaan dapat tercapai
apabila Public Relations dalam organisasi/perusahaan tersebut mampu melakukan
komunikasi timbal balik dengan pihak lain secara baik. Hal ini sesuai yang
diungkapkan oleh Ruslan bahwa aktivitas public relations sehari-hari adalah
menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communication) antara
perusahaan atau suatu lembaga.
Corporate image menjadi salah satu strategi yang dilakukan banyak
perusahaan untuk menarik konsumen dan meyakinkan mereka untuk melakukan
pembelian. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
corporate image penang bistro terhadap minat beli customer di Central Park Mall.
Dalam penelitian ini menggunakan paradigma positivisme dengan tipe
penelitian eksplanatif dan metode penelitian survey. Konsep yang diambil adalah
Corporate Image (Kotler) dan Minat Beli (Durianto, dkk).
Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil pengujian Pengaruh
Corporate Image Penang Bistro terhadap Minat Beli Customer di Central Park
Mall adalah variabel corporate image pada dimensi corporate credibility
mendapatkan nilai 78% sangat signifikan sedangkan pada variable minat beli pada
dimensi minat referensial mendapatkan nilai 70% sangat signifikan dengan
demikian menunjukkan ada pengaruh positif variabel Pengaruh Corporate Image
Penang Bistro terhadap Minat Beli Customer di Central Park Mall. Jika dilihat
dari dampaknya, ada efek komunikasi massa, yaitu: kognitif. Hasilnya
menunjukan bahwa responden mengalami efek yang beragam, namun, sebagian
besar sudah sampai kognitif karena sebagaian besar responden setuju bahwa
corporate image penang bistro membuat pengaruh terhadap minat beli.

Kata Kunci: Komunikasi, Corporate Image, Minat Beli

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah

melimpahkan berkat dan anugerah-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Pengaruh Corporate Image Penang

Bistro Terhadap Minat Beli Customer di Central Park Mall Jakarta”. Tugas

Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Tugas Akhir.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, saya banyak mendapat bimbingan,

dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga

tugas akhir ini akhirnya dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Teriring saya

ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu saya,

diantaranya:

1. Bapak Drs. Gufron Sakaril, MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir,

Universitas Mercu Buana.

2. Ibu Dr. Elly Yuliawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Public Relations,

Universitas Mercu Buana.

3. Bapak Dr. Farid Hamid, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi, Universitas Mercu Buana.

4. Bapak Ponco Budi Sulistyo, M. Com, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu

Komunikasi, Universitas Mercu Buana.

5. Kedua orang tua tercinta, Bapak Hidayatullah dan Ibu Eva Sudiar yang

selalu memberikan doa tiada henti, motivasi, saran positif yang membangun

dan dukungan baik secara moral maupun materil, juga kepada adik saya

i
dahlia, fahmi, fahri, adit dan seluruh keluarga yang selalu memberikan

semangat.

6. Bapak Henry Setiawan selaku General Manager Penang Bistro dan Bapak

Timbul sebagai Manager Penang Bistro Central Park Mall yang telah

memberikan izin untuk penelitian saya, sehingga saya bisa menyelesaikan

penelitian ini.

7. Toiroh, Rezi, Nadya dan Rafi teman-teman seperjuangan yang telah

memberikan support, saran dan dukungan dalam menulis Tugas Akhir

sehingga dapat berjalan dengan lancar.

8. Gondho Anditia, Aditya Riera, Yulia Putri, Shinta Felencia teman-teman

kerja saya yang sudah memberikan support dalam penyelesaian Tugas Akhir

ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan kelancaran

dalam setiap permasalahan yang sedang dihadapi. Untuk menuju kesempurnaan

tugas akhir ini dimasa yang akan datang, peneliti mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini dapat

memberikan wawasan bagi pembaca sekalian khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, 17 Agustus 2020

Nurhasanah

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA.....................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.............................................................ii

LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI...........................................iii

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN TUGAS AKHIR........................iv

ABSTRAK..........................................................................................................v

KATA PENGANTAR.......................................................................................vi

DAFTAR ISI...................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

1.1 Latar Belakang Penelitan...............................................................................1

1.2 Perumusan Masalah.......................................................................................8

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................9

1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................10

2.1 Penelitian Terdahulu....................................................................................10

2.2 Komunikasi Organisasi................................................................................13

2.3 Public Relations...........................................................................................16

2.4 Image............................................................................................................21

2.5 Proses Pembentukan Image.........................................................................23

2.6 Corporate Image..........................................................................................26

2.7 Perilaku Konsumen......................................................................................30

2.7.1 Minat.................................................................................................33

i
2.8 Hipotesis Teori.............................................................................................38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................39

3.1 Paradigma Penelitian...................................................................................39

3.2 Tipe Penelitian.............................................................................................40

3.3 Metodologi Penelitian..................................................................................42

3.4 Populasi dan Sampel....................................................................................43

3.4.1 Populasi..............................................................................................43

3.4.2 Sampel................................................................................................44

3.5 Teknik Penarikan Sampel............................................................................45

3.6 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep............................................47

3.6.1 Definisi Konsep..................................................................................47

3.6.2 Operasionalisasi Konsep....................................................................48

3.7 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................50

3.7.1 Data Primer.........................................................................................50

3.7.2 Data Sekunder....................................................................................51

3.7.3 Validitas dan Reliabilitas....................................................................52

3.7.3.1 Validitas................................................................................52

3.7.3.2 Reliabilitas............................................................................54

3.8 Teknik Analisa Data....................................................................................56

3.8.1 Analisa Statistika Inferensial..............................................................56

3.8.2 Uji Normalitas Data ...........................................................................57

3.8.3 Uji Korelasi........................................................................................57

3.8.4 Uji Regresi Linier Sederhana.............................................................58

i
3.8.4.1 Koefisien Determinasi...........................................................58

3.9 Uji Hipotesis................................................................................................58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................60

4.1 Gambaran Umum Penang Bistro.................................................................60

4.1.1 Sejarah Singkat Penang Bistro...........................................................60

4.1.2 Visi dan Misi Penang Bistro...............................................................61

4.1.3 Penghargaan yang telah didapat.........................................................61

4.1.4 Struktur Organisasi.............................................................................61

4.2 Hasil Peneltian.............................................................................................62

4.2.1 Karakteristik Responden....................................................................63

4.2.1.1 Jenis Kelamin........................................................................63

4.2.1.2 Usia........................................................................................63

4.2.1.3 Pekerjaan...............................................................................64

4.2.1.4 Analisis Variabel X (Pengaruh Corporate Image) ...............65

4.2.1.5 Analisis Variabel Y (Minat Beli Customer) .........................76

4.2.2 Uji Asumsi Klasik..............................................................................81

4.2.2.1 Uji Normalitas.......................................................................81

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas..........................................................83

4.2.2.3 Uji Korelasi...........................................................................84

4.2.2.4 Uji Regresi Linear Sederhana................................................86

4.2.3 Uji Hipotesis.......................................................................................90

4.2.3.1 Uji t........................................................................................90

4.2.3.2 Uji Simultan (Uji F) .............................................................90

i
4.3 Pembahasan..................................................................................................91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.................................................................96

5.1 Simpulan......................................................................................................96

5.2 Saran............................................................................................................97

5.2.1 Saran Akademis..................................................................................97

5.2.2 Saran Praktis.......................................................................................98

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................99

LAMPIRAN....................................................................................................100

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi saat ini perusahaan-perusahaan dan individu-indvidu

dituntut untuk berfikir global supaya bisa berkembang pesat atau sekurang-

kurangnya bertahan hidup sehingga perkembangan dan kecanggihan teknologi

kian meningkat dan membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan

bermasyarakat seperti tiada lagi batasan-batasan yang menghalangi antara Negara

satu ke Negara lainnya. Selain memberikan dampak positif, globalisasi juga

memberikan dampak negatif terhadap perubahan nilai-nilai masyarakat Indonesia

yaitu munculnya pola hidup konsumtif modernisasi dan globalisasi mendorong

perkembangan industri yang pesat untuk penyediaan barang kebutuhan

masyarakat sehingga tingkat konsumsi masyarakat turut meningkat.

Persaingan dalam dunia bisnis antar perusahaan menghadapi era persaingan

yang sangat hebat. Menyadari saat ini adanya pasar global yang semakin hari

semakin berkembang pesat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku

bisnis untuk terus melakukan inovasi – inovasi baru untuk bisa mempertahankan

produknya di dalam dunia pemasaran supaya tetap eksis.

Saat ini, kecanggihan teknologi mempermudah perusahaan-perusahaan baik

manufaktur, dagang dan jasa berupaya menjual nama dan citra perusahaan

tersebut ke masyarakat luas. Di sisi lain semakin berkembangnya teknologi juga

i
membuat tingkat persaingan antar perusahaan kian ketat. Oleh karena itu

perusahaan-perusahaan memerlukan srategi pemasaran yang khusus agar dapat

menghadapi persaingan tersebut. Salah satu asset penting dalam suatu organisasi

adalah merek.

Brand are more than just name and symbols, they are a key element in the

company’s relationship with consumers atau merek lebih dari sekedar nama dan

symbol, merek adalah elemen kunci dalam hubungan antara perusahaan dengan

pelanggan1. Pemberian merek yang unik dan kreatif sehingga membangun citra

merek atau brand image yang positif juga merupakan salah satu strategi untuk

bersaing2.

Kotler & Fox dalam Sutisna menambahkan bahwa citra adalah jumlah dari

keyakinan-keyakinan, gambar-gambar dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang

pada suatu objek. Salah satu strategi agar suatu perusahaan mampu bersaing

adalah dengan membangun image atau citra dapat mempegaruhi persepsi

konsumen maupun publik, sehingga citra dapat mempengaruhi proses pembelian

suatu produk atau jasa3.

Kotler menambahkan bahwa citra merupakan cara individu maupun kelompok

memandang suatu fenomena4. Definisi citra perusahaan yang diungkapkan oleh

Jefkins adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya

citra atas produk maupun pelayanannya. Citra perusahaan merupakan sekumpulan

1
Kotler dan Amstrong Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid I (Jakarta,Erlangga2006)Hal 276.
2
Sangadji,E.M.,&Sopiah,2013. Cunsumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran
Jilid2. (Jakarta, Erlangga 2013) Hal 327.
3
Kotler & Fox dalam Sutisna Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. (Bandung:Rosda
2002) Hal 28.
4
Kotler, Philip Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas (Jakarta: Indeks kelompok
Gramedia2003).

i
persepsi orang terhadap sebuah organisasi. Citra dalam perepsi terbentuk melalui

indera: penglihatan, suara, aroma, sentuhan, citra rasa, dan perasaan berdasarkan

pengalaman memakai produk, pelayanan lingkungan usaha maupun komunikasi

perusahaan5.

Aaker menyatakan bahwa citra merek adalah seperangkat asosiasi unik yang

ingin diciptakan atau dipelihara oleh pemasar 6. Tjiptono mengatakan bahwa brand

image atau brand description adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan

konsumen terhadap merek tertentu7. Citra merek menjadi hal yang sangat penting

yang harus diperhatikan oleh perusahaan selaku pelaku pasar, karena melalui citra

merek yang baik akan menimbulkan nilai-nilai emosional pada diri konsumen8.

Sangadji dan Sopiah mengatakan bahwa citra merek dapat positif maupun

negatif, tergantung pada persepsi seseorang terhadap merek 9. Menurut The British

Institute of Public Relations, Newsom, Turk & Kruckebeng bahwa public

relations harus menjalankan upaya yang terencana untuk mempengaruhi opini

publik di luar perusahaan melalui kegiatan komunikasi yang efektif. Opini yang

diharapkan adalah reputasi organisasi atau perusahaan yang positif (Corporate

Image).

Selanjutnya Smith menguraikan bahwa citra perusahaan meliputi berbagai

aktivitas perusahaan mulai dari kesan visual, logo, kop dokumen, stempel, poster,

dan proses keramahan pelayanan, tata letak kantor, pilihan warna dan corak
5
Jefkins Periklanan Edisi 3 Jakarta Erlangga.
6
Sangadji, E.M.,& Sopiah, Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran
Jilid 2. (Jakarta, Erlangga 2013) Hal 327.
7
Tjiptono, Fandy Manajemen & Strategi Merek Yogyakarta Penerbit Andi 2012.
8
Maunaza Pengaruh brand image terhadap Minat Beli Konsumen Jakarta, 2012 Universitas
Indonesia.
9
Sangadji & Sopiah Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian
Yogyakarta 2013: C.V Andi Offset.

i
seragam, karpet, wallpaper, penyejuk ruangan, aroma kantor, desaign interior

hingga masalah yang langsung berkaitan dengan kualitas bisnis perusahaan baik

barang maupun jasa. Berdasarkan uraian tersebut, bisa dikatakan bahwa corporate

image adalah bagaimana suatu perusahaan dipersepsikan dan dilihat oleh

masyarakat atau publik, dalam hal ini konsumen, pesaing, supplier, pemerintah

dan masyarakat umum10.

Kotler menjelaskan bahwa “corporate image is the consumer’s response to

the total offering and is defined as a sum the belief, ideas, and impressions that a

public has an organization.“ Artinya citra perusahaan adalah respon konsumen

pada keseluruhan penawaran yang diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai

sejumlah kepercayaan, ide-ide, dan kesan masyarakat pada suatu organisasi11.

Sedangkan Nguyen dan Leblanc mengungkapkan bahwa citra perusahaan

sebagai “Corporate image is described as overall impression made on the minds

of the public about organization. It is related to business name, architecture,

variety of product/services, tradition, ideology, an to the impression of quality

commuicated by each employee interacting with the organization’s clients“.

Artiya citra perusahaan merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak

masyarakat tentang perusahaan12. Dimana citra tersebut berhubungan dengan

nama bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan kesan pada

kualitas komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan yang berinteraksi

dengan klien organisasi.

10
Smith, R, Chemical Process Design, McGraw Hill International Book Company, Singapure.
11
Kotler dan Amstrong Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid I (Jakarta,Erlangga2006)Hal 276.
12
Nguyen, N. & Leblanc, G. Corporate image and corporate reputation in customers’ retention
decisions in services. Journal of Retailing and Consumer Services. Hal 227-36.

i
Corporate Image, image (citra) positif suatu organisasi/perusahaan dapat

tercapai apabila Public Relations dalam organisasi/perusahaan tersebut mampu

melakukan komunikasi timbal balik dengan pihak lain secara baik. Hal ini sesuai

yang diungkapkan oleh Ruslan bahwa aktivitas public relations sehari-hari adalah

menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communication) antara

perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk

menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan

tertentu, kebijakan kegiatan produksi barang atau pelayanan jasa dan sebagainya

demi kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga bersangkutan13.

Corporate Image terbentuk dari kontak dengan perusahaan tersebut dan

dengan menginterpretasikan informasi mengenai perusahaan tersebut. Informasi-

informasi ini dapat didapatkan dari produk-produk dan iklan-iklan dari

perusahaan tersebut. Corporate image menjadi salah satu strategi yang dilakukan

banyak perusahaan untuk menarik konsumen dan meyakinkan mereka untuk

melakukan pembelian.

Begitu juga yang dilakukan oleh salah satu restoran yang ada di Jakarta, yaitu

Penang Bistro. Corporate image menjadi salah satu strategi yang dilakukan oleh

restoran khas Asia Tenggara dan Indonesia ini dalam meningkatkan minat beli

para customernya.

Penang Bistro didirikan pada tahun 2002 dengan 7 brand antara lain Seribu

Rasa, Hongkong Café, Miyagi, Maison Tatsuya, Greyhound, Menya Musasih

Bukotsu dengan total keseluruhan 28 cabang di Indonesia. Penang Bistro adalah

Ruslan, Rosadi Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Edisi Revisi (Jakarta: PT Raja
13

Grafindo Persada).

i
Restoran yang menyajikan makanan khas melayu peranakan , makanan tradisional

dari daerah malting pot selat malaka, menu yang menawarkan berbagai macam

resep terbaik daerah yang disiapkan dengan bahan-bahan segar membedakan diri

dengan terus meningkatkan menu, menyajikan penawaran berkualitas dengan

keramahan yang hangat dilingkungan yang nyaman dan intim dengan hidangan

seafood segar dan hidup, restoran Penang Bistro bisa menjadi pilihan tepat untuk

bermakan makan dengan keluarga, rekan kerja, dan teman. Penang Bistro

memiliki tempat yang membuat nyaman karna memiliki taman serta langit –

langit ruangannya yang instagrammable. Selain itu, Penang Bistro juga

mempunyai ruang makan serbaguna yang mengembuskan suasana nyaman,

dirancang khusus untuk memenuhi berbagai jenis acara dan pertemuan dari pesta

ulang tahun, wedding yang menyenangkan hingga pertemuan bisnis yang nyaman,

peluncuran produk yang sukses dan memiliki layanan khusus untuk mengurus

kebutuhan catering.

Salah satu cara dalam membangun corporate image penang bistro, Public

Relations menanamkan dan memperoleh pengertian, jasa baik, kepercayaan dan

penghargaan kepada public khususnya masyarakat umum, Public Relations dari

berbagai badan perusahaan, atau pun instansi-instansi dalam masyarakat mendapat

tugas untuk senantiasa mengikuti dan menganalisa masalah-masalah yang timbul

baik dalam badan itu sendiri maupun publiknya. Usaha Public Relations ditujukan

bagi terwujudnya hubungan yang harmonis antara badan atau perusahaan untuk

memperoleh opini publik yang menyenangkan, positif dan menguntungkan bagi

kelangsungan hidup perusahaan dengan cara bersikap simpatik, terbuka dalam

i
menerima saran, kritik ataupun opini publik dengan melakukan pengembangan

opini public yang menyenangkan dari sebuah lembaga social, ekonomi, dan

mengutamakan cita rasa khas melayu yang tetap sama sampai sekarang,

memberikan pelayanan yang terbaik, menyajikan produk yang berkualitas tinggi,

memberikan kenyamanan saat menyantap menu makanan yang dipesan dengan

design restoran interior yang mewah, autentik khas melayu yang berbeda-beda

setiap cabang, seperti penang bistro central park mall yang belokasi di lantai 1,

dimana saat pertama kali masuk mata disambut dengan lukisan yang indah dan

harus melewati lorong gelap yang panjang dan dihiasi oleh bunga dan interior-

interior yang unik, dan begitu sampai di dining area dapat melihat luasnya penang

bistro berbatasan dengan wine rack yang menjadikan perpaduan antara modern

dan malaysia style interior, begitu sampai kedalam disambut dengan staff yang

ramah dan langsung mempersilahkan duduk dan aktif merekomendasikan menu

recommended yang ada di penang bistro seperti roti canai curry, ayam goreng

terasi, mango chicken, malay mie goreng, penang char kway teow, deep fried with

nyonya sauce, ambula juice, teh tarik , menu yang ditawarkan menjadi ciri khas

penang bistro.

Penang bistro salah satu restoran khas melayu yang mempunyai reviuw

dengan rata – rata rating tinggi, membuktikan bahwa restoran ini mempunyai

penilaian yang baik terhadap customer yang datang, setiap berkunjung ke penang

bistro customer yang sudah selesai makan akan ditanyakan oleh staff dengan

kepuasan customer dengan kualitas produk minuman & makanan yang dipesan

serta pelayanan yang diberikan, dengan memberikan penilaian melalui aplikasi

i
zomato. Customer yang datang bukan saja memberikan penilaian melewati

aplikasi zomato melainkan bisa memposting foto makanan yang di pesan, selfie

bersama teman di penang bistro dan bisa ditag ke instagram penang bistro dengan

akun @penangbistro_id yang nantinya akan di repost setiap foto yang

instagrammable dan unik. Mengapa penelitian ini dilakukan karna peneliti ingin

mengetahui pengaruh corporate image penang bistro terhadap minat beli customer

di central park mall jakarta dan peneliti tertarik untuk memilih tenant penang

bistro, karna pengunjung yang datang ke penang bistro setiap harinya selalu ramai

untuk bersantap, apalagi saat hari weekend selalu waiting list untuk customer

yang ingin bersantap di penang bistro dan hal ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa banyak minat beli customer yang datang ke penang bistro central park

mall sehingga untuk mengembangkan suatu usaha secara global dan

meningkatkan reputasi usaha khususnya untuk kemajuan penang bistro

kedepannya dan meningkatkan minat beli customer sehingga dalam membentuk

corporate image yang baik dan hubungan antar customer yang loyal dalam minat

customer, penang bistro harus meningkatkan daya beli customer untuk kembali

mengunjungi penang bistro dan menentukan strategi untuk meningkatkan

corporate image yang baik pada customer.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti ingin melakukan

penelitian mengenai Pengaruh Corporate Image Penang Bistro Terhadap Minat

Beli Customer di Central Park Mall, sehingga dapat dirumuskan masalah seberapa

i
besar pengaruh corporate image penang bistro terhadap minat beli customer di

central park mall?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh corporate image

penang bistro terhadap minat beli customer di central park mall.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis / Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi kalangan akademis

dalam penelitian-penelitian berikunya yang relevan serta diharapkan dapat

diperbaiki dan disempurnakan kelemahan - kelemahan yang muncul dalam

penelitian ini pada penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran atau masukan bagi

organisasi/perusahaan tersebut berdasarkan image yang dipandang konsumen.

Hasil survey kepuasaan konsumen dan minat beli dalam penelitian ini dapat juga

dipakai untuk mengetahui bobot dari corporate image yang dihargai konsumen.

i
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan sebagai pendukung dalam melakukan

penelitian. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah mengkaji tentang

corporate image dan minat beli yang berkaitan dengan variabel penelitian.

Penelitian terdahulu dengan penelitian yang saya teliti saat ini mempunyai

perbedaan diantaranya penelitian terdahulu memakai tipe penelitian explanatory

survey method, eksplanatory research dan tipe penelitian deskriptif dan memakai

uji multikolinieritas, sedangkan penelitian saya memakai penelitian casual

explanations dan uji regresi linier sederhana.

Metode
No Jurnal Judul Penelitian Hasil Review
Penelitian
1 ERLITA KURNIAWATY PENGARUH CITRA Kuantitatif Kesimpulan
2017 PERUSAHAAN Tipe dari penelitian
https://scholar.google.com/sc DAN TARIF PREMI penelitian ini terdapat
holar? TERHADAP bersifat pengaruh citra
start=70&q=pengaruh+corpor MINAT BELI explanatory perusahaan dan
ate+image+terhadap+minat+ YANG survey tarif premi
beli&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs BERDAMPAK method terhadap minat
_qabs&u=%23p PADA KEPUASAN beli yang
%3Duqus50UJEX0J PELANGGAN DI PT berdampak
ASURANSI CIGNA pada
JAKARTA kepuasaan
pelanggan di
PT Asuransi
Cigna Jakarta
Adalah citra
perusahaan
berada dalam
kreteria baik,

i
reputasi yang
baik sebagai
perusahaan
asuransi
terpercaya,
setiap produk
asuransi dinilai
layak dan
terjangkau
sehingga minat
beli pelanggan
meningkat
sehingga
meningkatkan
pula
pemasaran
produk
asuransinya
untuk
kepuasaan
pelanggan.
2 MIKI AMBARWATI (2015) PENGARUH CITRA Kuantitatif Kesimpulan
https://scholar.google.com/sc MEREK Tipe dari penelitian
holar? TERHADAP penelitian tentang
start=70&q=pengaruh+corpor MINAT BELI bersifat pengaruh citra
ate+image+terhadap+minat+ (Survei Pada Eksplanator merek terhadap
beli&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs Mahasiswa y research minat beli
_qabs&u=%23p Universtas Brawijaya (Survei Pada
%3Duqus50UJEX0J Yang Menggunakan Mahasiswa
Pasta Gigi) Universtas
Brawijaya
Yang
Menggunakan
Pasta Gigi)
Produk
mempunyai
pengaruh yang
dominan dalam
mempengaruhi
minat beli
salah satunya
dengan
meningkatkan
inovasi dan
kreatifitas
dalam

i
mengembangk
an produk-
produk baru
selanjutnya.

3 INDRA JAYA KRISNA PENGARUH CITRA Kuantitatif Kesimpulan


GEDE PRABOWO MEREK, Tipe dari penelitian
(2016) KUALITAS penelitian pengaruh citra
https://scholar.google.com/sc PRODUK, bersifat merek, kualitas
holar? PERSEPSI HARGA deskriptif produk,
start=70&q=pengaruh+corpor DAN WORD OF persepsi harga
ate+image+terhadap+minat+ MOUTH dan word of
beli&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs TERHADAP mouth
_qabs&u=%23p MINAT BELI terhadap minat
%3Duqus50UJEX0J (Studi pada beli (Studi
Mahasiwa Fakultas pada
Ekonomi UNY Mahasiwa
Pengguna iPhone) Fakultas
Ekonomi UNY
Pengguna
iPhone) citra
merek, kualitas
produk,
persepsi harga
terhadap minat
beli, word of
mouth, semua
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap minat
beli
smartphone
iPhone.
4 STEPHEN WILKINS CORPORATE Kuantitatif Kesimpulan
2014 IMAGES’ IMPACT dari penelitian
http://www.sciencedirect.com ON CONSUMERS’ ini memastikan
PRODUCT sejauh mana
CHOICES: THE citra konsumen
CASE OF tentang unit
MULTINATIONAL bisnis asing,
FOREIGN dan presepsi
SUBSIDIARIES mereka
terhadap citra
perusahaan
yang dipegang

i
oleh pemangku
kepentingan
lain dalam
mempengaruhi
perilaku
pembelian
mereka.
5 Lucia Madleňákováa The image of the Kuantitatif Kesimpulan
2019 postal company as a dari penelitian
https://reader.elsevier.com key attribute of the ini bahwa citra
customer's dapat
purchasing behavior dilakukan
untuk
menentukan
faktor mana
yang
memainkan
peran dominan
mengingat
kekhasan pasar
atribut dapat
memiliki
dampak
signifikan pada
presepsi citra
positif, juga
dengan ikatan
termasuk
loyalitas
pelanggan dan
reputasi bisnis.

i
2.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi merupakan nafas dari keberlangsungan sebuah organisasi. Suatu

organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya komunikasi dimana komunikasi

organisasi sendiri merupakan suatu jaringan komunikasi antar manusia yang

saling bergantung satu sama lainnya dalam konteks organisasi berasal dari bahasa

Latin organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu

sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu

sistem, ada juga yang menamakannya sarana. Everet M. Rogers dalam bukunya

Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem

yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama,

melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas14. Robert Bonnington dalam

buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai

sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya

manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

14
Rogers, Everett M Communication In Organization. (New York: The Free Prees) 1976.

i
Menurut Arnold dan Feldman komunikasi organisasi adalah suatu proses

pertukaran informasi diantara orang-orang dalam suatu organisasi. Dimana

didalamnya terdapat empat tahapan komunikasi yang meliputi15:

a. attention (Atensi/Perhatian)

b. comprehension (Komprehensi)

c. acceptance as true (Kebenaran/Fakta)

d. retention (Retensi)

Pendapat lain dikemukakan oleh Pace dan Faules mereka berpendapat bahwa

komunikasi organisasi merupakan perilaku pengatur organisasi yang terjadi

diantara orang-orang dalam organisasi. Dan juga bagaimana mereka yang terlibat

dalam proses itu berinteraksi dan memberi makna atas apa yang terjadi16.

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada

peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam

mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk

15
Arnold, Hugh J., dan Daniel C. Feldman. Individual in Organizations. New York: McGraw Hill,
Series in Management, 1986.
16
Pace R. Wayne and Faules, Don F, “Komunikasi Organisasi”, Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan. Editor: Dedy Mulyana. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

i
komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang

dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa

yang menjadi penghambat, dan sebagainya.

Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telah

untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi

tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi

dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan

organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi

Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri

dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam

organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam

organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat

resmi17. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara

17
Wiryanto Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Grasindo, 2005).

i
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara

individual.

Conrad mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut:

fungsi perintah, fungsi relasional, fungsi manajemen ambigu18.

1. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak

dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu

perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota

yang bergantung dalam organisasi tersebut.

2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota -

anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal

dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi

kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja

aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan

tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik

18
Tubbs dan Moss, Conrad, Ilmu Komunikasi, Buku Pertama, Edisi Bahasa Indonesia, (Jakarta
:PT. Gramedia, 2005).

i
lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang

perlu dilakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi,

sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati.

3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi

sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu.

Misal: Motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan

mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri, tujuan

organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut

adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk

mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam

organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan

dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.

i
2.3 Public Relations

Dalam Public Relations komunikasi merupakan suatu proses penyampaian

pesan dari suatu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi

diantara keduannya sehingga komunikasi Public Relations tetap harus membina

hubungan yang baik. Public Relations kata ‘image’ atau ‘citra’ punya banyak arti

yang mungkin merupakan penyebab ia menjadi satu dari sekian banyak kata yang

digunakan secara berlebihan. Banyak orang menganggap citra sebagai lawan dari

kenyataan juga bisa berbeda-beda, sehingga tidak dapat diandalkan sepenuhnya.

Citra adalah hasil gabungan dari semua kesan yang didapat baik itu dengan

cara melihat nama, mengamati perilaku, mendengar atau membaca suatu aktivitas

atau melalui bukti material lainnya. Pendapat lain mengatakan kalau citra

merupakan gambaran tentang mental: ide yang dihasilkan oleh imajinasi atau

kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh seorang, organisasi, dan

sebagainya.

Jadi, citra merupakan nilai dari hasil pandangan seseorang terhadap suatu

individu atau organisasi dimana pandangan tersebut terbentuk dari hasil kasat

mata seperti penampilan, nama, aktivitas yang dilakukan dan sebagainya. Dalam

membangun citra sangatlah mudah namun citra tidak dapat bertahan lama.

Citra adalah suatu pemikiran mengenai sebuah realitas dan tidak harus selalu sama

dengan realitas yang ada. Citra dibentuk bedasarkan apa yang diterima oleh

khalayak19. Sedangkan Reynolds dikutip dalam The Journal of Tourism Studies

mendefinisikan citra sebagai the development of a mental construt based upon a

19
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakaya, 2012) Cet Ke 28

i
few impression choosen from flood information. Dengan kata lain, Reynolds

berpendapat bahwa citra itu ialah pengembangan gagasan mental yang

dipengaruhi oleh informasi yang ada20.

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan

pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno, dalam laporan

penelitian tentang tingkah laku konsumen, seperti yang dikutip Danasaputra

sebagai berikut:

Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini

adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan

output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan

melalui persepsi kognisi-motivasi-sikap.

Berdasarkan pemahaman mengenai pembentukan persepsi atau pencitraan,

maka seringkali pembentukan citra lebih bersifat subyektif dan tidak sesuai

dengan realitas yang ada. Oleh karena itu, banyak organisasi kemudian tidak

cukup menjalankan program komunikasinya untuk pembentukan citra, melainkan

lebih kepada pembentukan reputasi organisasi. Reputasi yang berasal dari kata

bahasa Inggris Reputation memiliki arti nama baik. Tujuan program komunikasi

Public Relations pada akhirnya tidak hanya membangun atau menciptakan

image/citra positif namun juga membangun kepercayaan terhadap public sehingga

mereka percaya dengan apa yang dilakukan organisasi adalah yang terbaik dan

mengharumkan namanya. Reputasi pada akhirnya dibentuk dari pembuktian yang

20
Charlotte M. Echtner and J.R Brent Ritchi, The Meaning and Measurement of Destination
Image, ( THE JOURNAL OF TOURISM STUDIES VOL.14 NO.1, 2003) Hlm 38.

i
kuat mengenai apa yang dilakukan organisasi adalah memberikan yang terbaik

bagi public sasarannya.

Citra dikenal sebagai gambaran mengenai suatu hal. Penggambaran tersebut

juga memiliki proses dalam pembentukkannya. Proses dalam tersebut terjadi

dalam 4 tahap yakni21:

a. Persepsi: persepsi disini ialah mengenai memaknakan atau mengartikan suatu

rangsangan berdasarkan pengalamannya terhadap rangsangan itu sendiri.

b. Kognisi: setelah suatu individu sudah dapat mengartikan suatu rangsangan

berdasarkan pengalamannya. Maka selanjutnya terjadi kognisi, dimana

individu akan merasa yakin terhadap stimulus.

c. Motif: motif disini bias diartikan sebagai dorongan seorang individu untuk

melakukannya suatu hal tertentu untuk memenuhi tujuannya.

d. Sikap: sikap yang dimaksudkan disini berarti sebuah kecondongan dalam diri

untuk berpikir, bertindak dalam menghadapi suatu masalah, mengeluarkan

suatu itu atau nilai-nilai yang ada dimasyarakat.

Proses – proses tersebut menunjukkan stimulus yang berasal dari luar

diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus atau rangsangan yang

diberikan pada individu dapat diterima atau ditolak. Jika rangsangan ditolak, maka

proses selanjutnya tidak akan berjalan. Hal ini menunjukkan bahwa rangsangan

tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi individu karena tidak adanya perhatian

dari individu tersebut. Sebaliknya, jika rangsangan itu diterima oleh individu

21
Ibid, hlm 116.

i
berarti terdapat komunikasi dan perhatian dari organisme, dengan demikian proses

selanjutya dapat berjalan.

Secara keseluruhan tujuan dari Public Relations adalah untuk menciptakan

citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap

produk yang ditawarkan oleh perusahaan 22. Selain itu Public Relations bertujuan

untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan

bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan

komunikasi yang harmonis dan timbal balik23. Jadi tujuan Public Relations secara

umum adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian, maksudnya adalah

untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain

yang berkepentingan.

Dengan adanya kata ‘saling’ maka organisasi pun harus dapat memahami

publiknya.

Fungsi Public Relations24:

Cutlip & Center and Canfield merumuskan fungsi Public Relations sebagai

berikut:

- Menjungjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama

(fungsi

melekat pada manajemen lembaga atau organisasi)

- Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya

22
Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Bandung : Remaja Rosdakarya 2007).
23
Assumta, Sr Maria Rumanti Dasar-Dasar Public Relations : Teori dan Praktik (Jakarta: PT
Grasindo 2002).
24
Cutlip, M. Scott, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations (Jakarta: Kencana,
Edisi ke-9, 2016)

i
sebagai khalayak sasaran.

- Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan

masyarakat

terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.

- Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada

pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.

- Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi,

publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atas terjadi sebaliknya

demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.

2.4. Image

Citra perusahaan merupakan persepsi dari suatu organisasi yang direkam di

memori konsumen dan bekerja sebagai filter yang mempengaruhi presepsi

terhadap perusahaan. Citra menunjukan sebuah kesan suatu objek terhadap objek

lain yang terbentuk dengan memperoses informasi setiap waktu dari berbagai

sumber terpercaya. Menurut Kotler citra adalah: “persepsi masyarakat terhadap

perusahaan atau produknya”25. Sedangkan citra perusahaan menurut Nicholas Ind

yang dikutip dalam sutisna : gambaran singkat yang dimiliki dari sebuah

organisasi yang dihasilkan melalui akumulasi pesan-pesan yang diterima 26.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa citra perusahaan adalah

gambaran singkat mengenai sebuah organisasi atau perusahaan yang diciptakan

Philip Kotler Manajemen Pemasaran Edisi Millenium, Jilid 2 (Jakarta: PT Prenhallindo 2002)
25

Sutisna Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung :Penerbit PT Remaja


26

Rosdakarya Cetakan I 2001).

i
melalui akumulasi pesan-pesan yang diterima melalui pengalaman yang dirasakan

oleh seluruh indera.

Citra adalah realitas oleh karena itu jika komunikasi pasar tidak cocok dengan

realitas, secara normal realitas akan menang. Jika masalah citra adalah problem

yang nyata, hanya tindakan nyata pulalah yang akan menolong. Masalah-masalah

nyata yang berkaitan dengan kinerja organisasi yaitu kualitas teknis atau

fungsional yang sebenarnya menyebabkan masalah citra. Tindakan internal yang

memperbaiki kinerja organisasi dibutuhkan jika citra yang buruk ingin diperbaiki.

Bahkan Buchari Alma menyatakan bahwa: ”citra ini adalah kesan yang diperoleh

sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang sesuatu”. Citra

terbentuk dari bagaimana perusahaan melaksanakan kegiatan operasionalnya,

yang mempunyai landasan utama bagi segi layanan27. Oleh sebab itu, untuk dapat

menghasilkan citra/kesan positif dimata konsumen, maka hal yang harus

diperbaiki dan ditingkatkan adalah dari segi kualitas pelayanan yang diberikan

oleh sebuah organisasi atau perusahaan.

Keuntungan terciptanya citra positif:

Apabila suatu perusahaan telah berhasil dalam membentuk citra yang positif

dibenak konsumen, maka akan mendapat keuntungan seperti:

1. Memperpanjang hidup produk itu sendiri. Ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi, yaitu

Alma, Buchari Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa Edisi Revisi Cetakan Keempat
27

Bandung: Penerbit Alfabeta 2000 . Hal 316.

i
a. Kesadaran diantara manajer perusahaan tentang tujuan perusahaan jangka

panjang.

b. Menetapkan lebih jelas tujuan dari perusahaan dan pimpinannya.

c. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai posisi pesaing dan kondisi

pasar yang dihadapinya.

d. Meningkatkan komunikasi internal dan eksternal.

e. Mengetahui lebih terperinci mengenai perusahaan, tujuan, karyawan, pemasok,

pimpinan dan media.

2. Citra yang positif akan memberikan keutungan terciptanya loyalitas/kesetiaan

konsumen, kepercayaan terhadap produk dan kerelaan konsumen dalam mencari

produk/jasa tersebut apabila membutuhkannya.

3. Dapat memperoleh konsumen yang baru, hal ini dikarenakan konsumen yang

merasa puas dengan produk/jasa dari perusahaan akan menceritakan pengalaman

mereka kepada orang lain sehingga orang lain tersebut untuk membeli produk/jasa

yang sama.

2.5. Proses Pembentukan Image

Citra adalah kesan, perasaan gambaran dari public terhadap perusahaan atau

organisasi, kesan yang dengan sengaja di ciptakan dari suatu objek, orang atau

organisasi. Citra juga bisa diartikan sebagai gambaran tentang mental, ide yang

di hasilkan oleh imajinasi atau kepribadian yang di tunjukkan kepada publik oleh

seseorang, organisasi dan sebagainnya suatu citra bisa sangat kaya makna atau

sederhana saja. Citra dapat berjalan stabil dari waktu ke waktu atau

i
sebaliknya bisa berubah dinamis, diperkaya oleh jutaan pengalaman dan

berbagai jalan pikiran asosiatif. Setiap orang bisa melihat citra suatu objek

benda-benda, tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya mengenai

objek tersebut atau sebaliknya citra bisa di terima opini publik.

Citra perusahaan (lembaga) yang baik merupakan sebuah asset bagi

kebanyakan perusahaan (lembaga), karena citra perusahaan (lembaga)

memiliki suatu dampak terhadap persepsi pelanggan/masyarakat dari komunikasi

dan operasi perusahaan yang sangat memperhatikan produknya. Citra dalam

suatu perusahaan atau lembaga itu tidak bisa direkayasa karena citra positif

akan terbentuk dengan sendirinya melalui kualitas dari lembaga atau

perusahaan itu sendiri.

Citra itu kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan.

Pemahaman itu sendiri muncul karna adanya informasi, dan citra itu di

bentuk oleh praktisi Public Relations atau humas yang bertujuan untuk

menegakkan citra organisasi atau perusahaan yang di wakilinya agar tidak

menimbulkan kesalahpahaman dan tidak melahirkan isu-isu yang dapat

merugikan. Citra yang baik di maksudkan agar organisasi dapat tetap hidup

dan orang-orang di dalamnya dapat terus mengembangkan kreativitasnya

dan bahkan dapat memberi manfaat dengan lebih berarti bagi orang lain.

Dalam menciptakan sebuah citra merek yang positif mengambil program

pemasaran yang memiliki asosiasi yang kuat, menguntungkan, dan unik untuk

merek dalam memori.

Faktor Pembentukan Citra (brand image)

i
Jadi intinya pembentukan citra itu adalah proses yang

memberikan/mengarahkan kesan dan persepsi positif dalam benak (diri)

seseorang, pembentukan citra adalah salah satu tugas dari Public Relations

karena Public Relations sendiri berfungsi menjalankan fungsi manajemen yang

salah satu tugasnya adalah membentuk citra. Manfaat citra bagi organisasi itu

sendiri dapat dibagi menjadi 2, antara lain yaitu :

Pertama, manfaat citra bagi internal public :

a. Mampu membangun rasa bangga bagi karyawan.

b. Dapat mendorong munculnya motivasi mereka untuk lebih produktif.

c. Pertumbuhan lembaga atau perusahaan meningkat.

Kedua, manfaat citra bagi eksternal publik :

a. Relatif lebih di terima dan di ingat oleh masyarakat atau konsumen.

b. Mampu membangun dan memelihara tingkat kepercaayaan masyarakat

terhadap perusahaan atau lembaga.

c. Menghasilkan reputasi yang baik terhadap perusahaan atau lembaga.

d. Meningkatkan daya saing dan kinerja perusahaan atau lembaga diantara

kompetisi dengan perusahaan atau lembaga lain.

Ada beberapa macam citra, di antaranya28 :

Pertama, citra cermin atau bayangan (Mirror Image). Citra ini melekat

pada orang dalam atau anggota organisasi, biasanya adalah pimpinanya,

mengenai anggapan dari pihak luar tentang organisasi, biasanya adalah

pimpinannya, mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam

28
Frank Jefkins Public Relations 2003. Hal 177.

i
kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang di anut oleh orang dalam

mengenai pandangan luar terhadap organisasinya.

Kedua, citra yang berlaku (Current Image). Kebalikan dari citra bayangan,

citra yang berlaku ini adalah suatu citra atau pandangan yang di anut oleh pihak-

pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan,

citra tidak berlaku selamanya, bahkan jarang sesuai kenyataan karena semata-

mata terbentuk dari pengalaman dan pengetahuan orang-orang luar yang

biasanya serba terbatas.

Ketiga, Citra harapan (Wish Image) adalah suatu citra yang di inginkan oleh

pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya.

Biasanya citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan

daripada citra yang ada, walaupun dalam keadaan tertentu, citra yang terlalu

baik juga bisa merepotkan.

Keempat, citra perusahaan (Corporate Image). Citra perusahaan adalah citra

dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan sekedar citra atas produk atau

pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal seperti sejarah

atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas

keuangan, kualitas produk, keberhasilan eksport hubungan industri yang

baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul

tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan riset.

Kelima, citra majemuk (Multiple Image), banyaknya jumlah pegawai

(individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat

i
memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi

atau perusahaan tersebut secara keseluruhan jumlah citra yang di miliki

suatu perusahaan boleh di katakan sama banyaknya dengan jumlah

pegawai yang di miliki.

2.6. Corporate Image

Setiap perusahaan mempunyai citra yang disadari atau tidak telah melekat

pada perusahaan tersebut. Tidak sedikit barang atau jasa yang dihasilkan

perusahaan begitu kuat citranya di benak konsumennya. Artikel maketing kali ini

akan menyampaikan berbagai hal berkaitan dengan citra perusahaan atau

corporate image.

Kotler menjelaskan bahwa “corporate image is the consumer’s response

to the total offering and is defined as a sum the belief, ideas, and impressions that

a public has an organization.“

Artinya citra perusahaan adalah respon konsumen pada keseluruhan penawaran

yang diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai sejumlah kepercayaan, ide-

ide, dan kesan masyarakat pada suatu organisasi29.

Sedangkan Nguyen dan Leblanc mengungkapkan bahwa citra perusahaan

sebagai:

“Corporate image is described as overall impression made on the minds of the

public about organization. It is related to business name, architecture, variety of

product/services, tradition, ideology, an to the impression of quality commuicated

by each employee interacting with the organization’s clients“.

29
Kotler, dan Keller Manajemen Pemasaran. Edisi 12 (Jakarta:Erlangga 2012).

i
Artiya citra perusahaan merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak

masyarakat tentang perusahaan. Dimana citra tersebut berhubungan dengan nama

bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas

komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan yang berinteraksi dengan klien

organisasi30.

Dowling menyatakan bahwa, “corporate image is a set of beliefs and feeling

about an organizations“.

Dapat diartikan bahwa citra perusahaan merupakan sekumpulan kepercayaan dan

perasaan tentang suatu organisasi.

Citra dapat dikatakan sebagai persepsi masyarakat dari adanya pengalaman,

kepercayaan, perasaan, dan pengetahuan masyarakat itu sendiri terhadap

perusahaan, sehingga aspek fasilitas yang dimiliki perusahaan, dan layanan yang

disampaikan karyawan kepada konsumen dapat mempengaruhi persepsi

konsumen terhadap citra.

Dengan demikian citra merupakan salah satu aset terpenting dari perusahaan atau

organisasi yang selayaknya terus menerus dibangun dan dipelihara. Citra yang

baik merupakan perangkat kuat, bukan hanya untuk menarik konsumen dalam

memilih produk atau perusahaan, melainkan juga dapat memperbaiki sikap dan

kepuasan pelanggan terhadap perusahaan.

Citra perusahaan tidak bisa direkayasa, artinya citra tidak datang dengan

sendirinya melainkan dibentuk oleh masyarakat, dari upaya komunikasi dan

keterbukaan perusahaan dalam usaha membangun citra positif yang diharapkan.

30
Nguyen, N. & Leblanc, G Corporate image and corporate reputation in customers retention
decisions in service 2001

i
Upaya membangun citra tidak bisa dilakukan secara serampangan pada saat

tertentu saja, tetapi merupakan suatu proses yang panjang. Karena citra

merupakan semua persepsi atas objek yang dibentuk oleh konsumen dengan cara

memproses informasi dari berbagai sumber sepanjang waktu.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa citra perusahaan adalah

gambaran singkat mengenai sebuah organisasi atau perusahaan yang diciptakan

melalui akumulasi pesan-pesan yang diterima melalui pengalaman yang dirasakan

oleh seluruh indera.

Dimensi Corporate Image :

Menurut Veljkovic mempergunakan teori menurut Keller yang mengemukakan

dimensi citra perusahaan dari empat asosiasi penting, yaitu31:

1. Common Product, Attributes, Benefists or Attitudes

Nama atau merek perusahaan dapat menarik pelanggan pada asosiasi

yang tinggi mengenai atribut suatu produk dan inovasi-inovasi pemasaran

yang dilakukan oleh pemasar.

2. People and Relationship

Citra perusahaan dapat terlihat dari karakteristik karyawannya seperti

pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.

3. Value and Programs

Citra perusahaan dapat dilihat dari nilai-nilai dan program-program dari

perusahaan yang tidak harus berhubungan dengan produk yang dijual,

31
Keller, Kevin Lane, Strategi Brand Management, Building, Measuring, Managing Brand Equity.
Prentice Hall, New Jersey 2003.

i
misalnya bentuk kepedulian sosial, kepedulian terhadap lingkungan

sekitar.

4. Corporate Credibility

Citra perusahaan dapat berupa pendapat, atau pernyataan mengenai

perusahaan, juga sikap percaya terhadap perusahaan yang kompeten

dalam menjual produk dan menyampaikan jasanya, serta besarnya tingkat

kesukaan juga ketertarikan bagi pelanggan kepada perusahaan.

2.7 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam

pemerolehan, pengonsumsian, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses

yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Menurut Mowen dan Minor,

perilaku konsumen adalah studi unit-unit dan proses pembuatan keputusan yang

terlibat dalam penerimaan, penggunaan dan pembelian, dan penentuan barang,

jasa, dan ide32.Schiffman dan Kanuk mendefinisikan perilaku konsumen sebagai

perilaku yang diperlihatkan konsumen untuk mencari, membeli, menggunakan,

mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan

memuaskan kebutuhan mereka33.

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi unit pembelian dan proses

pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuatan barang, jasa,

32
C. Mowen, John dan Michael Minor Perilak Konsumen (Jakarta: Erlangga 2002)
33
Schiffman, Leon, G.,Leslie Lazar Kanuk, Consumer Behavior Edisi Tujuh Prentice-Hall, New
Jersey 2000.

i
pengalaman serta ide Selanjutnya Kotler menjelaskan perilaku konsumen sebagai

suatu studi tentang unit pembelian bisa perorangan, kelompok atau organisasi34.

Masing- masing unit tersebut akan membentuk pasar sehingga muncul pasar

individu atau pasar konsumen, unit pembelian, kelompok, dan pasar bisnis yang

dibentuk organisasi. Pada kenyataannya, dalam hidup ini manusia sering

dihadapkan pada berbagai pilihan guna memenuhi kebutuhannya. Pilihan-pilihan

ini terpaksa dilakukan karena kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan alat

untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangat terbatas. Banyak faktor dan alasan

yang mendorong manusia untuk melakukan suatu pembelian. Pemahaman tentang

perilaku mereka sangat penting karena dapat dijadikan modal penting bagi

perusahaa untuk mancapai tujuannya.

Sebuah prinsip pemasaran mengatakkan bahwa pencapaian tujuan organisasi

tergantung pada seberapa mampu organisasi memahami kebutuhan dan keinginan

pelanggan, dan memenuhi secara lebih efisien dan efektif dibangdingkan

pesaingnya. Menurut Griffin “ Perilaku konsumen adalah semua kegiatan,

tindakan serta proses prikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat

sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa

setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi” 35. Sementara

menurut Ariely dan Zauberman “perilaku konsumen merupakan tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan,

menggunakan barang-barang, atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi


34
Philip Kotler Manajemen Pemasaran Jilid I dan II (Jakarta: PT Indeks 2010).
35
Griffin, Jill Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan,
Jakarta: Erlangga) 2015.

i
lingkungan. Dari pengertian yang dikemukakan para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan konsumen

guna mencapai dan memenuhi kebutuhannya baik untuk menggunakan,

mengonsumsi, maupun menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan yang menyusul. Hal ini sejalan dengan pendapat

Engel et al36.

Dari pengertian perilaku konsumen di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah:

1. Disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok, atau organisasi

dan proses-proses yang digunakan konsumen untuk menyeleksi, menggunakan

produk, pelayanan, pengalaman (ide) untuk memuaskan kebutuhan dan keiginan

konsumen, dan dampak dari proses-proses tersebut pada konsumen dan

masyarakat.

2. Tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi

kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengonsumsian, maupun penghabisan

barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan yang menyusul.

3. Tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan

merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian berusaha mendapatkan

produk yang diinginkan, mengonsumsi produk tersebut, dan berakhir dengan

tindakan-tindakan pascapembelian, yaitu perasaan puas atau tidak puas.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dijabarkan tahap-tahap perilaku

konsumen yang meliputi:

Engel, James et al Consumer Behavior, Mason: Permissions Departement, Thomas Business and
36

Economics 2006.

i
1. Tahap untuk merasakan adanya kebutuhan dan keinginan.

2. Usaha untuk mendapatkan produk mencari informasi tentang produk, harga

dan saluran distribusi.

3. Pengonsumsian, penggunaan dan pengevaluasian, produk setelah digunakan.

Tindakan pasca pembelian yang berupa perasaan puas atau tidak puas.

Dalam perjalanannya disiplin ilmu perlaku konsumen juga dipengaruhi

oleh atau mendapatkan sumbangan dari disiplin ilmu yang lain seperti perilaku

organisasi, pemasaran, psikologi, sosiologi, antrapologi, dan ekonomi.

2.7.1 Minat

Minat beli konsumen pada dasarnya merupakan faktor pendorong dalam

pengambilaan keputusan pembelian terhadap suatu produk. Menurut Yamit

minat beli konsumen merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi

setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya37.

Menurut Durianto, dkk minat beli merupakan sesuatu yang

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu,

serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu38.

Minat beli (willingness to buy) merupakan bagian dari komponen

perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Minat beli konsumen adalah tahap

dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang

tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu

37
Yamit, Zulian, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa Yogyakarta Ekonosia 2001 Hal 77.
38
Durianto, dkk, Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif : Strategi, Program dan Teknik Pengukur.
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama). Hal 109.

i
pembelian pada suatu altenatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui

konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam

pertimbangan39.

Minat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan

rencana pembelian suatu produk dengan merek terntentu pengetahuan

tentang niat beli konsumen terhadap produk perlu diketahui oleh para

pemasar untuk mendeskripsikan perilaku konsumen pada masa yang akan

datang. Minat beli terbentuk dari sikap konsumen terhadap suatu produk hal

tersebut berasal dari keyakinan konsumen terhadap kualitas produk. Semakin

rendah keyakinan konsumen terhadap suatu produk akan menyebabkan

menurunkan minat beli konsumen.

Minat (Interest) digambarkan sebagai situasi dimana konsumen belum

melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi

perilaku atau tindakan tersebut. Minat merupakan perilaku yang muncul sebagai

respon terhadap suatu objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk

melakukan pembelian40.

Pengertian minat beli menurut Kotler dan Keller “Minat beli merupakan

perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan

keinginan konsumen untuk melakukan pembelian”41. https://www.enkosa.com

Menurut Durianto dan Liana“Minat beli merupakan sesuatu yang

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta

39
AG.Suyono, Sri Sukmawati, Pramono Pertimbangan Dalam Membeli Produk Barang Maupun
Jasa (Jakarta: Intidayu Press 2012) Hal 136.
40
Philip Kotler Manajemen Pemasaran Jilid I dan II (Jakarta: PT Indeks 2010) Hal 15.
41
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi ke 13 (Jakarta: Erlangga 2009) Hal 15.

i
berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu”. Suatu

produk dikatakan telah dikomsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah

diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Karakteristik pribadi konsumen yang

dipergunakan untuk memproses rangsangan sangat komplek, dan salah satunya

adalah asanya dorongan atau motivasi konsumen untuk membeli. Dari

beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah

kesungguhan hati untuk memiliki sesuatu pengorbanan dimana minat beli itu

timbul karena konsumen merasa puas terhadap kualitas produk yang diberikan

oleh perusahaan. Perilaku seseorang sangat tergantung pada minatnya,

sedangkan minat berperilaku sangat tergantung pada sikap dan norma subyektif

atas perilaku. Keyakinan atas akibat perilaku sangat mempengaruhi sikap dan

norma subyektifnya. Sikap individu terbentuk dari kombinasi antara keyakinan

dan evaluasi tentang keyakinan penting seseorang konsumen, sedangkan

norma subyektif ditentukan oleh keyakinan dan motivasi42.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen:

Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan sebuah

keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian. Dimana konsumen

akan membandingkan atau mempertimbangkan satu barang dengan barang

yang lainnya untuk mereka konsumsi. Beberapa faktor yang membentuk minat

beli konsumen yaitu43 :

42
D, Durianto dan Liana Analisi efektivitas iklan televise softener & fresh di Jakarta dan
sekitarnya dengan menggunakan cunsomen decision model Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.
Hal.44
43
Kotler dan Keller, Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi ke 13 (Jakarta: Erlangga 2009)

i
a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang

disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif

orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen

untuk menuruti keinginan orang lain.

b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat

mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut

tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam

memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.

Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen tersebut dapat membuat

lima sub keputusan pembelian sebagai berikut:

a. Keputusan merk

b. Keputusan pemasok

c. Keputusan kuantitas

d. Keputusan waktu

e. Keputusan metode pembayaran

Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut

sesuai dengan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu produk,

berdasarkan hal tersebut maka analisa mengenai bagaimana proses minat dari

dalam diri konsumen sangat penting dilakukan, maka cara terbaik untuk

mempengaruhi adalah mempelajari apa yang difikirkannya, dengan demikian akan

didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentu lebih bagaimana proses informasi

i
itu dapat berjalan dan bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan

“The Buying Process” (proses pemebelian).

Proses pemebelian meliputi 5 hal yaitu :

a. Need (kebutuhan) Proses pembelian berawal dari adanya kebutuhan yang

tak harus dipenuhi atau kebutuhan yang muncul pada saat itu dan

memotivasi untuk melakukan pembelian.

b. Recognition (pengenalan) Kebutuhan belum cukup untuk merangsang

terjadinya pembelian karena mengenali kebutuhan itu sendiri untuk dapat

menetapakan sesuatu untuk memenuhinya.

c. Search (pencarian) Merupakan bagian aktif dalm pembelian yaitu mencari

jalan untuk mengisi kebutuhan tersebut.

d. Evaluation (evaluasi) Suatu proses untuk mempelajari semua yang

didapat selama proses pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan.

e. Decision (keputusan) Langkah terakhir dari suatu proses pemebelian

untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima.

Menurut Ferdinand minat beli diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai

berikut44:

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

Ferdinand, Agusty Metode Penelitian Manajemen Semarang: Badan Penerbit Universitas


44

Diponegoro 2018.

i
3) Minat preferensial, yaitu minat yangmenggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat digantikan jika terjadi sesuatu dengan produk

preferensinya.

4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencariinformasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari

informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran

yang membentuk suatu persepsi. Minat beli yang muncul menciptakan suatu

motivasi yang terus terekam dalam benaknya, yang pada akhirnya

ketika seseorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan

mengaktualisasikan apa yang terdapat dalam benak konsumen.

2.8. Hipotesis Teori

Menurut Sugiyono, hipotesis dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis

terhadap rumusan penelitian, belum jawaban yang empirik.

Berdasarkan rumusan masalah maka dirumuskan sebuah hipotesis yaitu dapat

diduga pengaruh corporate image penang bistro terhadap minat beli customer di

central park mall.

Adapun hipotesis statistiknya, yaitu

H0 : Tidak ada pengaruh corporate image penang bistro terhadap minat beli

customer di central park mall.

i
Ha : Ada pengaruh corporate image penang bistro terhadap minat beli customer di

central park mall.

Berdasarkan konsep di atas, maka peneliti memiliki asumsi bahwa corporate

image penang bistro terbukti baik dan sangat berperan terhadap minat beli

customer.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Paradigma Penelitian

Paradigma, ide yang dibuat terkenal oleh Thomas Kuhn, berarti orientasi

dasar terhadap teori dan penelitian. Secara umum, paradigma ilmiah

merupakan keseluruhan sistem berfikir. Paradigma, kerangka penyusunan

i
umum untuk teori dan penelitian yang mencangkup asumsi dasar, persoalan

inti, model dari penelitian kualitas, dan metode untuk menjawab pertanyaan45 .

Untuk dapat mencapai tujuan penelitian, maka paradigma yang digunakan

dalam penelitian ini adalah positivisme. Ilmu sosial positivis (PSS) digunakan

secara luas, dan positivisme, didefinisikan secara luas, adalah pendekatan

terhadap ilmu-ilmu alam. Pada kenyataannya, kebanyakan orang

mengasumsikan bahwa pendekatan positivis adalah sains. Positivisme

berkaitan dengan beberapa teori sosial serta kerangka structural-fungsional,

pilihan rasional, dan pertukaran-teori. Peneliti PSS lebih menyukai data

kuantitatif akurat dan sering menggunakan eksperimen, survai, dan statistic 46.

Mereka mencari ketelitian, ukuran yang tepat dan penelitian “objektif”.

Mereka menguji hipotesis kausal dengan cara menganalisis secara cermat

45
Metode Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, W. Lawrence Neuman, Tim
Indeks, 2013, hal 108.
46
Ibid Hal 108-109.

i
angka-angka dari ukuran tersebut. Para peneliti dalam berbagai bidang

(administrasi kesehatan masyarakat, peradilan pidana, penelitian pasar,

analisis kebijakan, evaluasi program) bergantung pada ilmu sosial positivis.

Ilmu sosial positivis adalah metode yang terorganisir yang menggabungkan

logika deduktif dengan pengamatan empiris yang tepat dari prilaku individu

agar bisa menemukan dan menegaskan seperangkat hukum sebab-akibat

(kausal) probabilistik, yang dapat digunakan untuk memprediksi pola umum

dari aktivitas manusia.

Alasan peneliti menggunakan paradigma positivisme, karena ingin

mencari tahu bagaimana pengaruh corporate image penang bistro terhadap

minat beli customer di central park mall.

3.2. Tipe Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

pendekatan Causal explanations bertujuan untuk menjelaskan tentang apa

penyebab dari beberapa peristiwa atau fenomena dengan sedalam-dalamnya

melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian dengan format

eksplanasi dimaksud untuk menggambarkan suatu generalisasi atau menjelaskan

hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain, karena itu penelitian

eksplanasi menggunakan hipotesis dan untuk menguji hipotesis digunakan

statistik infrensial47. Beberapa pakar mengatakan bahwa untuk pengembangan dan

penyempurnaan teori, penelitian eksplanasi memiliki kredibilitas lebih baik dan

47
Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Prof. Dr. H.M Burhan Bugin, M.Si. PT Fajar
Interpratama Mandiri, Maret 2013, Hal 51.

i
deskriptif, yaitu kredibilitas dalam mengukur, menguji hubungan sebab akibat

dari dua atau beberapa variabel dengan menggunakan analisis statistik infrensial

itu.

Penelitian dengan format eksplanasi ini dapat dilakukan melalui survey.

Dengan demikian, ada format eksplanasi survei dan format eksplanasi. Eksplanasi

survei berlainan dengan deskriptif survei walaupun sama survei. Deskriptif survei

tidak menggunakan hipotesis penelitian, tetapi menggunakan hipotesis dalam

kegiatan pengumpulan data merupakan suatu keharusan. Kemudian deskriptif

survei tidak bermaksud mencari hubungan atau sebab akibat dari variabel dan

kerena itu tidak menggunakan statistik inferensial. Pada eksplanasi survei,

hipotesis merupakan keharusan penggunanya dan karena bertujuan mencari

hubungan sebab akibat dari variabel – variabel yang di teliti, maka kedua survei

i
ini terletak pada keduanya memusatkan perhatian pada persoalan – persoalan yang

tidak mendalam di sini sifat pemairannya ditonjolkan.

Pada penelitian eksplanatif, metode yang digunakan untuk menjelaskan

hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut

Kriyanto peneliti perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan

awal (hipotesis) antar variabel satu dengan yang lainnya48.

Pendekatan eksplanatif kuantitatif dipilih karena peneliti ingin mengetahui

mengenai kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan penyebaran kusioner

dilakukan langsung ke tenant Penang Bistro, metode penelitian eksplanatif

kuantitatif ini digunakan karena dengan maksud ingin mengetahui pengaruh

corporate image penang bistro terhadap minat beli customer di central park mall.

3.3 Metode Penelitian

Dalam penelitan kuantitatif ini, peneliti menggunakan survei. Survei adalah

sebagai jenis penelitian yang terbilang paling popular dalam bidang sosial

48
Teknis Praktis Riset Komunikasi, Rachmat Kriyantono, Kencana Prenada Media Group, Malang
2009, Hal 68.

i
kemasyarakatan. Biasanya survei melibatkan subjek atau responden yang banyak,

bisa sebagian, bisa pula seluruh populasi (sensus). Bila digunakan respon tertutup

(pilihan), proses analisis datanya akan sangat cepat meskipun melibatkan subjek

analisis datanya akan sangat cepat meskipun melibatkan subjek yang sangat

banyak dan mencangkup wilayah yang luas karena sekarang ini olah data dapat di

bantu dengan sistem Automated Data Processing. Contoh survei paling akrab di

telinga kita adalah polling pendapat melalui siaran televisi dan surat kabar.

Survei mencangkup penelitian-penelitian yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi factual guna mendeskripsikan fenomena yang ada. Ia

mencangkup penelitian-penelitian yang menjelaskan hubungan-hubungan,

membuat prediksi, komparasi, dan evaluasi.

Survei adalah teknik pengumpulan data ilmu sosial yang paling banyak

digunakan. Survei memiliki banyak kegunaan dan memiliki banyak bentuk telpon,

wawancara, jajak pendapat internet, dan berbagai jenis kuesioner. Semua

bergantung pada prinsip-prinsip survei penelitian professional sosial. Meskipun

menggunakan secara luas dan popular, tanpa perlu perawatan survei dapat dengan

mudah memberikan hasil yang menyesatkan. Pendekatan survei tumbuh dalam

pendekatan positivis untuk ilmu sosial. Pengertian survei pada umumnya dibatasi

pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk

mewakili seluruh populasi. Dengan demikian, penelitian survei adalah penelitian

yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

alat pengumpulan data yang pokok49.

49
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, ( Jakarta: LP3ES, 2008)

i
Proses pengumpulan data dalam suatu survei dilakukan dengan metode

angket atau sering disebut dengan kuesioner (daftar pertanyaan). Metode angket

merupakan daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis kemudian dikirimkan

kepada responden untuk diisi dan menyajikan data survei dalam bentuk bagan,

grafik, atau table dan menganalisisnya dengan statistik50.

Metode penelitian survei dipilih karena peneliti ingin mengetahui jawaban

seberapa banyak respondens menanggapi tentang pengaruh corporate image

penang bistro terhadap minat beli customer di central park mall.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah

penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan

menghubungkannya dengan masalah-masalah kepedudukan. Hal tersebut ada

benarnya juga, karena itulah makna populasi yang sebenarnya. Kemudian pada

perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat popular, dan digunakan

diberbagai disiplin ilmu51.

Dalam metedologi penelitian kata populasi juga amat popular, digunakan

untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran

penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan

(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-

50
Metode Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Edisi 7, W. Lawrence
Neuman, Tim Indeks, 2013, hal 55.
51
Metodologi Sosial dan Ekonomi, Edisi pertama, Prof. Dr. H. M. Burhan Bugin, M.Si, PT. Fajar
Interpratama Mandiri, 2013, Hal 101.

i
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga

objek-objek ini dapat menjadi sumber penelitian.52

Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah yang dihitung dari populasi

pada pelanggan yang datang ke Penang Bistro Central Park Mall dihitung dalam

3bulan (Desember - February 2020) sebanyak 5.639 orang yang datang pada

restoran Penang Bistro Central Park Mall. Peneliti mengambil 100 responden

untuk penelitian ini.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan

sampel53. Untuk memperoleh besarnya jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian dan untuk memudahkan proses penelitian, penulis menggunakan

perhitungan dengan bantuan rumus Yamane dimana mengacu pada tingkat

kepercayaan 90% dan dari hasil perhitungan menggunakan rumus54:

n= N

N (d) 2 + 1

n : jumlah sampel yang dicari

N : jumlah populasi

52
Bungin, Burhan Metode penelitian sosial & ekonomi: format-format kuantitatif dan kualitatif
untuk studi sosiologi, kebijakan publik, komunikasi, manajemen, dan pemasaran edisi pertama,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group) hlm 101.
53
Sujarweni, V. Wiratna, Metodelogi Penelitian Komunikasi, Pustaka Baru Press, Yogyakarta,
2014, Hal 69.
54
Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung 2000.

i
d : nilai presisi (ditentukan misal sebesar 90% atau α : 0,1)

Sehingga perhitungannya sebagai berikut :

n : jumlah sampel yang dicari

N : jumlah populasi yang datang pada penang bistro (3bln)

d : nilai presisi (ditentukan missal sebesar 90% atau a :0,1)

jadi :

sehingga perhitungannya sebagai berikut :

n= 5.639

5.639 (0,1) 2 + 1

n= 5.639

57,39

n= 98,257 dibulatkan jadi 100

3.5 Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian kuantitatif ini peneliti menggunakan teknik penarikan

sampel “Accidental Sampling”. Teknik sampling ini adalah teknik yang paling

meragukan akan menghasilkan sampel yang reperesentatif, hal ini disebabkan

oleh sifat kebetulan dalam menentukan sampel. Peneliti yang biasanya

menggunakan teknik sampling ini adalah penelitian yang populasinya adalah

individu-individu yang sukar ditemui dengan alasan sibuk, tidak mau diganggu,

tidak bersedia menjadi respondens atau alasan lainnya55.

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Prof. Dr. Sugiyono, ALFABETA, cv, 2010
55

Bandung, Hal 126.

i
Siapa saja yang ingin ditemui dan masuk dalam kategori populasi, dapat

diiterviuew sebagai sampel atau responden. Contoh dalam penelitian kali ini

meneliti pengaruh corporate image penang bistro terhadap minat beli customer di

central park mall, untuk memperoleh respondens dari penilitian ini, peneliti

menggunakan customer yang datang ke penang bistro sebagai sampel dan

respondens penelitian, dalam penelitian ini mungkin mengalami kesukaran,

karena tidak menggenalnya customer yang datang ke penang bistro, dengan

incidental sampling peneliti menyebarkan kusionernya melalui datang ke tenant

penang bistro dan bertemu langsung dengan customer yang datang setiap harinya

peneliti mendapatkan responden yang mengisi kuesioner memerlukan waktu

sekitar satu bulan, dalam penyebaran kuesioner peneliti dalam sehari bisa

mendapatkan responden sebanyak 20 customer perhari, kuesioner di sebar mulai

siang hari sampai sore hari untuk mendapatkan jumlah responden yang diinginkan

dan seberapa banyak dari customer yang mau menjadi responden. Responden-

responden tersebut itulah penelitian sampel yang sesungguhnya dari teknik

incidental sampling.

Mengapa dalam penelitian kuantitatif peneliti menggunakan incidental

sampling, karena sampel dan responden yang datang ke tenant penang bistro

setiap harinya.

i
3.6 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep

3.6.1 Definisi Konsep

Untuk lebih memahami dalam menafsirkan data-data yang ada di dalam

penelitian ini, terdapat definisi yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

a. Corporate Image (Variabel X (Independen))

Menurut Kotler Corporate Image menjelaskan bahwa “corporate image is the

consumer’s response to the total offering and is defined as a sum the belief, ideas,

and impressions that a public has an organization.“

Artinya citra perusahaan adalah respon konsumen pada keseluruhan penawaran

yang diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai sejumlah kepercayaan, ide-

ide, dan kesan masyarakat pada suatu organisasi56.

Sedangkan Nguyen dan Leblanc mengungkapkan bahwa citra perusahaan

sebagai 57:

“Corporate image is described as overall impression made on the minds of the

public about organization. It is related to business name, architecture, variety of

56
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Erlangga 2009 Edisi
Jilid 2).
57
Nguyen, N. & Leblanc, G Corporate image and corporate reputation in customers retention
decisions in service 2001.

i
product/services, tradition, ideology, an to the impression of quality commuicated

by each employee interacting with the organization’s clients“.

Artiya citra perusahaan merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak

masyarakat tentang perusahaan. Dimana citra tersebut berhubungan dengan nama

bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas

komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan yang berinteraksi dengan klien

organisasi.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan Corporate Image adalah salah satu asset

terpenting dari perusahaan atau organisasi yang selayaknya terus menerus di

bangun dan dipelihara untuk membangun kepercayaan, perasaan dan pengetahuan

masyarakat itu sendiri terhadap perusahaan.

b. Minat Beli (Variabel Y (Dependen))

Minat Menurut Durianto, minat beli merupakan sesuatu yang

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu,

serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu58.

Sedangkan menurut Menurut Yamit minat beli konsumen merupakan evaluasi

purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan

dengan harapannya59.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan Minat beli adalah kecenderungan konsumen

untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan

pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan

pembelian.
58
Durianto, Brand Equity ten, Strategi memimpin pasar (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)Hal
109.
59
Yamit, Zulian Manajemen Kualitas Produk dan Jasa Yogyakarta: Ekonosia 2001.

i
3.6.2 Operasionalisasi Konsep

Operasionalisasi konsep diperlukan untuk membatasi parameter atau

indikator yang diinginkan peneliti dalam penelitian ini, sehingga apapun

variabel yang digunakan akan muncul dari konsep tersebut.

Operasionalisasi konsep merupakan penjabaran dari konsep-konsep yang ada

dalam penelitian ini, dimana konsep-konsep tersebut harus diukur sehingga

memiliki nilai.

Operasionalisasi konsep yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel Operasionalisasi Konsep


Variabel Dimensi Indikator Skala
Corporate Image 1.Common 1.Produk Best Likert
(X) Product seller Perusahaan Sangat setuju= 5
Attributes, 2. Logo Setuju= 4
Benefists or Perusahaan Netral= 3
Attitudes 3. Prestasi Tidak setuju = 2
Perusahaan Sangat tidak
setuju= 1
1.Layanan
2.People and Perusahaan
Relationship 2.Produk yang
berkualitas

1.Program
3.Value and Perusahaan
Programs 2.Produk yang
bermanfaat

1.Mempunyai
4.Corporate keunggul
Credibility an dibandingkan
merek lain

2.Model yang
variatif dan bagus

3.Mempunyai

i
reputasi yang baik
Minat Beli 1.Minat 1.Informasi tentang Likert
(Y) transaksional produk yang Sangat setuju= 5
diinginkan Setuju= 4
2.Membeli Produk Ragu-Ragu= 3
Tidak setuju = 2
2.Minat referensial 1.Mereferensikan Sangat tidak
produk kepada setuju= 1
orang lain
2.Menilai
kebutuhan produk

3.Minat 1.Kepuasan pada


preferensial produk
2.Keputuasan
dalam membeli

4.Minat eksploratif 1.Keinginan


mengenai produk
yang diminati
2.Manfaat yang
yang ada diproduk
memiliki sifat
positif

Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka skala likert yang

digunakan untuk mengukur dalam penelitian ini adalah :

1. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

2. Tidak Setuju (TS) skor 2

3. Netral (N) skor 3

4. Setuju (S) skor 4

5. Sangat Setuju (SS) skor 5

3.7 Teknik Pengumpulan Data

i
3.7.1 Data Primer

Menurut Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, data primer merupakan sumber

data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui

media perantara). Dalam penelitian skripsi ini peneliti menggunakan metode

survei yang menggunakan kuesioner/angket menggunakan skala Linkert dalam

pengumpulan data primer.

1. Kuesioner/ angket

Menurut Sandjaja & Heriyanto. Angket adalah cara pengumpulan daya

denganmempergunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis tersebut dinamakan

kuesioner60. Dalam penelitian ini, untuk penyebaran kuesioner penulis

menggunakan skala likert. Dimana menurut Rosady Ruslan, skala likert sering

disebut sebagai method od summated ratings, yang berarti ini peringkat setiap

jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan sehingga mencapai niai total. Penulis

menggunakan skala likert dalam instrument kuesioner ini untuk mengukur

ekspresi pendapat individu terhadap pernyataan yang diajukan pada kuesioner,

skala likert secara umum menggunakan peringkat 5 (lima) angka penilaian, Untuk

keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya61:

a.Sangat Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5

b. Setuju/sering/positif diberi skor 4

c.Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3

d. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative diberi skor 2

60
Albertus Heriyanto, B,Sandjaja Panduan Penelitian( Jakarta: Prestsi Pustaka 2006)
61
Ruslan, Rosady Manajemen Public Relations & Media Komunikasi (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada).

i
e.Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah pengambilan data dengan melakukan analisa

terhadap pengaruh corporate image penang bistro terhadap minat beli customer di

central park mall penelitian dari sumber-sumber yang telah ada seperti customer

yang berhubungan dengan organisasi. Penulis juga melakukan observasi dengan

langsung melihat dan mengamati serta mencatat informasi-informasi yang di

dapatkan dalam minat beli customer yang datang.

3.7.3 Validitas dan Reliabilitas

3.7.3.1 Validalitas

Validitas menunjukan sejauh mana ketetapan alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Seperti peneliti menggunakan data

kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian. Hasil penelitian yang

valid bila terdapat kesamaan antara dua data yang terkumpul dengan

data yang sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti. Kalau

missal objek warna merah, sedangkan data yang terkumpul

memberikan data warna putih maka hasil penelitian tidak valid 62.

Validalitas digunakan mengetahui kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya yang terjadi pada subjek

yang diteliti, sehingga dapat diperoleh data yang valid. Intrumen

dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan

mampu mengungkap data yang diteliti secara tepat.

62
Ibid. Dr Sugiyono, Alfabeta, cv. Cetakan ke 5, Februari 2014, hal 168.

i
Oleh karena itu untuk mengukur validaliatas peneliti

menggunakan rumus korelasi sebagai berikut :

r xy =N ∑ xy−¿ ¿

Keterangan :

r xy : koefisien kolerasi antara variabel X dan variabel Y.

∑ xy : jumlah perkalian antara variabel X dan Y.

∑2 : jumlah dari kuadrat nilain X.


x

∑2 : jumlah dari kuadrat Y.


x

( ∑ x )2 : jumlah nilai X kemudian dikuadratkan.

¿ : jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan.

Tabel 3.1
Uji Validitas Corporate Image (Variabel X)
No r hitung Syara Keterangan
. t
1 0,582 0,197 Valid
2 0,451 0,197 Valid
3 0,474 0,197 Valid
4 0,546 0,197 Valid
5 0,353 0,197 Valid
6 0,531 0,197 Valid
7 0,615 0,197 Valid
8 0,467 0,197 Valid
9 0,726 0,197 Valid
10 0,598 0,197 Valid
11 0,642 0,197 Valid
12 0,625 0,197 Valid
13 0,483 0,197 Valid
14 0,571 0,197 Valid
15 0,651 0,197 Valid
16 0,547 0,197 Valid
17 0,709 0,197 Valid
18 0,608 0,197 Valid
19 0,599 0,197 Valid

i
20 0,613 0,197 Valid
21 0,443 0,197 Valid
22 0,556 0,197 Valid
23 0,453 0,197 Valid
24 0,538 0,197 Valid
25 0,450 0,197 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan output yang di tunjukan di atas peneliti melakukan

pengujian validitas yang dilakukan terhadap 100 responden yang tidak lain

adalah customer Penang Bistro Central Park. Pada pengujian untuk variabel

corporate image berdasarkan pengujian yang dilakukan untuk tiap-tiap

indikator butir pertanyaan pada variabel corporate image memberikan hasil

yang valid.

Tabel 3.2
Uji Validitas Minat Beli (Variabel Y)
No r hitung Syara Keterangan
. t
1 0,461 0,197 Valid
2 0,517 0,197 Valid
3 0,378 0,197 Valid
4 0,426 0,197 Valid
5 0,612 0,197 Valid
6 0,466 0,197 Valid
7 0,638 0,197 Valid
8 0,658 0,197 Valid
9 0,581 0,197 Valid
10 0,648 0,197 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan output yang di tunjukan di atas peneliti melakukan

pengujian validitas yang dilakukan terhadap 100 responden yang tidak lain

adalah customer Penang Bistro Central Park. Pada pengujian untuk variabel

i
minat beli berdasarkan pengujian yang dilakukan untuk tiap-tiap indikator

butir pertanyaan pada variabel minat beli memberikan hasil yang valid.

3.7.3.2 Reliabilitas

Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak

berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap (consisten).

Dengan konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali

oleh peneliti yang sama atau peneliti yang lainnya63.

Reliabilitas menunjukan konsisten satu alat ukur dalam mengukur

gejala yang sama, pada penelitian ini penguji reablitas yang dilakuan

yaitu pengujian data dengan menggunakan program SPSS 20 dan

dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan kaidah

keputusan yaitu:

n : jika nilai Cronbach’s Alpha >0.60 maka pernyataan dapat dikatakan

reliable. Dan berikut rumusnya :

r 11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan.

∑ 2: jumlah varians
∂b

α 1 : varians total.

Tabel 3.3
Uji Reliabilitas Corporate Image (Variabel X)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarat Kencana Pranada Media Group) hal
63

143.

i
.926 25
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan ouput SPSS yang diperoleh oleh peneliti, menunjukan

nilai cronbach alpha untuk variabel corporate image adalah 0,926 yang mana

hasilnya lebih besar dari 0,70, maka dapat disimpulkan variabel corporate

image bersifat Reliabel sehingga item-item dalam variabel corporate image

layak digunakan sebagai alat ukur. (0,926 > 0,70)

i
Tabel 3.4
Uji Reliabilitas Minat Beli (Variabel Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.845 10
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2020

Berdasarkan ouput SPSS yang diperoleh oleh peneliti, menunjukan

nilai cronbach alpha untuk variabel minat beli adalah 0,845 yang mana

hasilnya lebih besar dari 0,70, maka dapat disimpulkan variabel minat beli

bersifat Reliabel sehingga item-item dalam variabel minat beli layak

digunakan sebagai alat ukur. (0,845 > 0,70)

3.8 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic

infrensial. Statistic infrensial digunakan untuk riset eksplanatif yang bertujuan

menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel 64. Statistic ini akan cocok

digunakan bila sampel dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel

dari populasi itu dilakukan secara random65.

3.8.1 Analisa Statistika Inferensial

Statistika inferensal (sering juga disebut statistik induktif atau statistic

probabilitas) adalah teknik statistic yang digunakan untuk menganalisis data

sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini disebut statistic

probabilitas, karena kesimpulan yang berlakukan untuk populasi berdasarkan data


64
Rachmat Kriyanto, S.Sos., M.Si., Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contok Praktik
Riset Media, Public Realations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Hal 170
65
Prof Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung, Alfabeta, 2014), Hal 201.

i
sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari

data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang

kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk

persentase66. Statistik infrensial yang digunakan adalah (pearson’s C).

3.8.2 Uji Normalitas Data

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris,

antara lain dengan menggunakan t-test untuk satu sampel, kolerasi dan regresi,

analisis varian dan t-test untuk dua sampel, Penggunaan statistic parametris

mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisa harus bedistribusi

normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih

dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data67.

3.8.3 Uji Korelasi

Menurut Walpole uji korelasi adalah metode statistic yang digunakan untuk

mengukur besarnya hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Nilai korelasi

populasi (p) berkaisar pada interval -1 < p < 1. Jika nilai signifikan < 0,05 maka

terdapat korelasi, sebaliknya jika nilai singnifikan > 0,05 maka tidak terdapat

korelasi. Jika korelasi bersifat positif maka hubungan antara dua variabel bersifat

searah

66
Prof Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung, Alfabeta, 2014), Hal 201.
67
Prof Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),
(Bandung, Alfabeta, 2014), Hal 228.

i
3.8.4 Uji Regresi Linier Sederhana

Jika dapat data dari dua variabel yang sudah diketahui yang mana variabel

bebas X dan yang mana variabel terikat Y, sedangkan nilai-nilai Y lainnya dapat

dihitung atu diprediksi berdasarkan suatu nilai X tertentu.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah :

Y=a+bX

Keterangan:

Y: Variabel bebas (Minat Beli)

X: Variabel terikat (Corporate Image)

a : Intersep (Nilai Konstanta apabila X=0)

b : Koefisien Regresi

3.8.4.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase besarnya

perubahan variabel terkait yang disebarkan oleh variabel bebasnya.

Setelah melakukan uji validitas, realibilitas, normalitas, dan korelasi, maka

untuk menguji hipotesis dilakukan uji regresi sederhana menggunakan aplikasi

computer SPSS. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan terhadap hipotesis

statistik menggunakan uji t dan uji f.

3.9 Uji Hipotesis

1. Uji T

Tujuan dari uji t adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari

variabel bebas (X) Corporate Image Penang Bistro terhadap variabel terikat (Y)

i
Minat Beli. Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikan sebesar a= 0,05 tingkat kepercayaan 95% Hipotesis dirumuskan sebagai

berikut:

Ho = tidak adanya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terkait.

Jadi dapat disimpulkan tidak adanya pengaruh antara variabel bebas corporate

image penang bistro terhadap minat beli customer terkait.

Ha = adanya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terkait.

Jadi dapat disimpulkan adanya pengaruh antara variabel bebas corporate image

terhadap variabel minat beli penang bistro terkait.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji t:

- Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung < t table atau jika nilai Sig > 0,05.

Uji t ini, akan di uji menggunakan bantuan aplikasi pada computer yaitu SPSS.

2. Uji F

Uji f adalah pegujian pengujian secara simultan (bersama-sama) untuk

pengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas Pengaruh Corporate Image

Penang Bistro Terhadap Minat Beli Customer di Central Park Mall Jakarta.

Pengajian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar a = 0,05 tingkat kepercayaan 95%.

Dasar pengembalian keputusan dalam uji F dikatakan variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terkait jika F dihitung >F table atau jika Sig<0,05.

Uji f ini, akan di uji menggunakan bantuan aplikasi pada computer yaitu SPSS.

i
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penang Bistro

4.1.1 Sejarah Singkat Penang Bistro (PT Arena Gourmet)

Penang Bistro didirikan pada tahun 2002 dengan 7 brand antara lain

Seribu Rasa, Hongkong Café, Miyagi, Maison Tatsuya, Greyhound, Menya

Musasih Bukotsu dengan total keseluruhan 28 cabang di Indonesia. Penang Bistro

Restoran yang menyajikan makanan khas melayu peranakan , makanan tradisional

dari daerah malting pot selat malaka, menu yang menawarkan berbagai macam

resep terbaik daerah yang disiapkan dengan bahan-bahan segar membedakan diri

dengan terus meningkatkan menu, menyajikan penawaran berkualitas dengan

keramahan yang hangat dilingkungan yang nyaman dan intim.

Penang Bistro memiliki beberapa cabang di Jakarta yang bisa kita temukan

dengan melihat web penang bistro (arenacorp.com), instagram Penang Bistro

dengan akun (@penangbistro_id) sangat lengkap menyajikan informasi yang

diberikan untuk mengetahui letak Penang Bistro yang terdekat untuk dikunjungi,

menu makanan favorit yang sering di pesan dan roti canai yang terkenal dengan

gurih dan renyah sehingga wajib untuk dicoba di beberapa cabang antara lain

Pakubowo, Kebon Sirih, Mega Kuningan, Central Park, Grand Indonesia, Kota

Kosablanka, Pasific Place, South Quarter, sehingga konsumen yang ingin

menyantap makanan khas melayu peranakan mudah untuk menemukan letak

Penang Bistro.

i
4.1.2 Visi dan Misi Penang Bistro

Visi

- Memberikan pelayanan yang terbaik

- Mengolah dan Menyajikan produk yang berkualitas tinggi

- Ruangan dan perlengkapan yang bersih serta terawat

- Suasana yang nyaman

Misi

- Kepuasan Mata ( Interior, Grooming)

- Kepuasan Hidung ( Aromatherapy, Aroma Makanan)

- Kepuasan Telinga ( Music, Volume Sound System)

- Kepuasan Mulut ( Cita Rasa Makanan & Minuman)

- Kepuasan Kulit ( Suhu Ruangan)

4.1.3 Penghargaan yang telah di dapat :

- INDONESIA’ S BEST RESTAURANTS 2012 - 2017

- JAKARTA BEST EATS 2019

4.1.4 Struktur Organisasi

Restaurant Asistant
Supervisor
Manager Manager

Junior Senior
Waiter Waiter

i
4.2 Hasil Penelitian

Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

diperoleh dari data hasil penelitian. Data hasil penelitian merupakan data yang

diperoleh dari hasil angket/kuesioner yang telah disebarkan kepada 100 orang

responden. Data yang diperoleh dari hasil angket terdiri dari dua macam, yaitu

data responden dan data penelitian. Data responden adalah data mengenai

hasil profil masing-masing responden meliputi jenis kelamin, usia, dan

pekerjaan responden. Sedangkan data penelitian adalah data yang diperoleh

dari jawaban responden atau pernyataan mengenai kedua variabel penelitian,

yaitu variabel X (Pengaruh Corporate Image Penang Bistro) dan variabel Y

(Minat Beli Customer di Central Park). Di dalam angket yang dibuat oleh

peneliti terdapat 35 data pernyataan mengenai data penelitian.

Sampel penelitian sebanyak 100 responden, penetapan banyaknya

sampel menggunakan accidental sampling, karena secara kebetulan customer

yang datang ke Penang Bistro Central Park menjadi responden penelitian ini

dan sebanyak 100 orang yang mengunjungi Penang Bistro perhari, sehingga

hasil penelitiannya merupakan data yang sebenarnya.

Untuk mengukur kedua variabel yang diteliti, yaitu variabel variabel X

(Pengaruh Corporate Image Penang Bistro) dan variabel Y (Minat Beli

Customer di Central Park), digunakan kuesioner dengan menggunakan Skala

Likert. Sistem penilaian skala dalam penelitian ini menggunakan gradasi dari

sangat positif sampai sangat negatif, mulai dari “Sangat Setuju”, “Setuju”,

“Ragu-Ragu”, “Tidak Setuju”, sampai dengan “Sangat Tidak Setuju”.

i
4.2.1 Karakteristik Responden

Analisa kelompok data ini bertujuan untuk memberikan gambaran

identitas responden dari sisi jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Dalam

penelitian ini disebarkan kuesioner untuk mengetahui bagaimana pengaruh

corporate image Penang Bistro terhadap minat beli customer di Central Park

Mall Jakarta.

4.2.1.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil kuesioner yang diolah, data responden berdasarkan

jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
.
1 Laki-laki 48 48%
2 Perempuan 52 52%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Identitas Responden No.1
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden

terdiri dari laki-laki dengan persentase sebanyak 48% atau 48 responden dan

perempuan dengan persentase sebanyak 52% atau 52 responden.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah

berjenis kelamin perempuan dengan perolehan persentase sebanyak 52% atau

52 responden, dan minoritas responden berjenis kelamin laki-laki dengan

perolehan persentase sebanyak 48% atau 48 responden.

4.2.1.2 Usia

i
Berdasarkan hasil kuesioner yang diolah, data responden berdasarkan

usia dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Usia Responden
No Usia Frekuensi Persentase
.
1 20-30 Tahun 74 74%
2 31-40 Tahun 24 24%
3 41-50 Tahun 2 2%
Total 100 100%

i
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa usia responden terdiri dari

20-30 tahun dengan persentase sebanyak 74% atau 74 responden, 31-40 tahun

dengan persentase sebanyak 24% atau 24 responden, dan 41-50 tahun dengan

persentase sebanyak 2% atau 2 responden.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah

usia 20-30 tahun dengan persentase sebanyak 74% atau 74 responden, dan

minoritas responden adalah usia 41-50 tahun dengan persentase sebanyak 2%

atau 2 responden.

4.2.1.3 Pekerjaan

Berdasarkan hasil kuesioner yang diolah, data responden berdasarkan

pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Pekerjaan Responden
No Pekerjaan Frekuensi Persentase
.
1 Wirausaha 17 17%
2 Pegawai Swasta 72 72%
3 Pelajar/Mahasiswa 7 7%
4 Ibu Rumah Tangga 4 4%
Total 100 100%
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan responden

terdiri dari wirausaha dengan persentase sebanyak 17% atau 17 responden,

pegawai swasta dengan persentase sebanyak 72% atau 72 responden,

pelajar/mahasiswa dengan persentase sebanyak 7% atau 7 responden, dan ibu

rumah tangga dengan persentase sebanyak 4% atau 4 responden.

i
Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang

bekerja sebagai pegawai swasta dengan persentase sebanyak 72% atau 72

responden, dan minoritas responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga

dengan persentase sebanyak 4% atau 4 responden.

4.2.1.4 Analisis Variabel X (Pengaruh Corporate Image)

Pada bagian ini, peneliti menjelaskan mengenai tanggapan responden

di Penang Bistro Central Park Mall Jakarta terkait corporate image yang

didapat dari hasil pengolahan kuesioner.

Tabel 4.4
Penang bistro adalah merek restoran malaysia yang paling terkenal diantara
merek lain
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 1 1%
4 Setuju 22 22%
5 Sangat Setuju 77 77%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.1
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 77% atau 77

responden, jawaban setuju sebanyak 22% atau 22 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 1% atau 1 responden.

Tabel 4.5
Penang bistro adalah restoran yang sangat menjamin kualitas produknya
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%

i
3 Ragu-ragu 0 0%
4 Setuju 26 26%
5 Sangat Setuju 74 74%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.2
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 74% atau 74

responden, dan jawaban setuju sebanyak 26% atau 26 responden.

Tabel 4.6
Penang bistro mendapatkan penghargaan indonesia's best restaurants
2012/2013 karena inovasi-inovasi pemasaran yang menarik
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 4 4%
4 Setuju 25 25%
5 Sangat Setuju 71 71%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.3
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 71% atau 71

responden, jawaban setuju sebanyak 25% atau 25 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 4% atau 4 responden.

Tabel 4.7
Logo penang bistro berpengaruh terhadap corporate image perusahaan
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 2 2%
4 Setuju 46 46%
5 Sangat Setuju 52 52%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.4
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

i
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat di lihat dari 100 responden, mayoritas

menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 52% atau 52 responden,

jawaban setuju sebanyak 46% atau 46 responden, dan jawaban ragu-ragu

sebanyak 2% atau 2 responden.

Tabel 4.8
Staff penang bistro lengkap menggunakan atribut dalam melayani customer
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 2 2%
4 Setuju 35 35%
5 Sangat Setuju 65 65%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.5
Sumber : Olah data (SPSS 2020)
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 65% atau 65

responden, dan jawaban setuju sebanyak 35% atau 35 responden.

Tabel 4.9
Atribut yang digunakan staff penang bistro bersih dan rapih
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 0 0%
4 Setuju 34 34%
5 Sangat Setuju 66 66%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.6
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 66% atau 66

responden, dan jawaban setuju sebanyak 34% atau 34 responden.

Tabel 4.10
Atribut yang digunakan staff penang bistro menunjukan ciri khas restoran

i
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 0 0%
4 Setuju 36 36%
5 Sangat Setuju 64 64%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.7
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 64% atau 64

responden, dan jawaban setuju sebanyak 36% atau 36 responden.

Tabel 4.11
Apakah variasi menu yang ditawarkan penang bistro cukup beragam
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 4 4%
4 Setuju 33 33%
5 Sangat Setuju 63 63%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.8
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 63% atau 63

responden, jawaban setuju sebanyak 33% atau 33 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 4% atau 4 responden.

Tabel 4.12
Apakah ada produk baru setiap kali anda berkunjung ke penang bistro
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 12 12%
4 Setuju 51 51%

i
5 Sangat Setuju 37 37%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.9
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 37% atau 37

responden, jawaban setuju sebanyak 51% atau 51 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 12% atau 12 responden.

Tabel 4.13
Pelayanan di restoran penang bistro mengunakan SOP yang baik
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 0 0%
4 Setuju 40 40%
5 Sangat Setuju 60 60%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.10
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.13 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 60% atau 60

responden, dan jawaban setuju sebanyak 40% atau 40 responden.

Tabel 4.14
Pelayanan di restoran penang bistro sangat cepat dalam melayani dan
mengantarkan pesanan
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 1 1%
4 Setuju 42 42%
5 Sangat Setuju 57 57%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.11
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

i
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 57% atau 57

responden, jawaban setuju sebanyak 42% atau 42 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 1% atau 1 responden.

Tabel 4.15
Pelayanan Staff penang bistro sopan dan ramah dalam melayani customer
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 1 1%
4 Setuju 35 35%
5 Sangat Setuju 64 64%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.12
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 64% atau 64

responden, jawaban setuju sebanyak 35% atau 35 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 1% atau 1 responden.

Tabel 4.16
Penang bistro memberikan jaminan kenyamanan ruangan dan perlengkapan
yang bersih serta terawat
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 0 0%
4 Setuju 33 33%
5 Sangat Setuju 67 67%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.13
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 67% atau 67

responden, dan jawaban setuju sebanyak 33% atau 33 responden.

i
Tabel 4.17
Penang bistro memberikan perhatian kepada setiap kebutuhan customer
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 2 2%
4 Setuju 41 41%
5 Sangat Setuju 57 57%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.14
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat di lihat dari 100 responden, mayoritas

menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 57% atau 57 responden,

jawaban setuju sebanyak 41% atau 41 responden, dan jawaban ragu-ragu

sebanyak 2% atau 2 responden.

Tabel 4.18
Penang bistro mengelola dan menyajikan produk yang berkualitas tinggi
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 2 2%
4 Setuju 30 30%
5 Sangat Setuju 68 68%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.15
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 68% atau 68

responden, jawaban setuju sebanyak 30% atau 30 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 2% atau 2 responden.

Tabel 4.19
Produk yang di tawarkan penang bistro sangat mempengaruhi konsumen
untuk membeli
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase

i
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.16
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 61% atau 61

responden, dan jawaban setuju sebanyak 39% atau 39 responden.

Tabel 4.20
Respon penang bistro terhadap keluhan atau complaint pelanggan cukup
cepat
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 1 1%
4 Setuju 42 42%
5 Sangat Setuju 57 57%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.17
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 57% atau 57

responden, jawaban setuju sebanyak 42% atau 42 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 1% atau 1 responden.

Tabel 4.21
Solusi terhadap keluhan atau complaint cukup memuaskan pelanggan
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 1 1%
4 Setuju 44 44%
5 Sangat Setuju 55 55%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.18
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 55% atau 55

i
responden, jawaban setuju sebanyak 44% atau 44 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 1% atau 1 responden.

Tabel 4.22
Penang bistro mempunyai program-program yang menarik untuk customer
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 3 3%
4 Setuju 37 37%
5 Sangat Setuju 60 60%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.19
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.22 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 60% atau 60

responden, jawaban setuju sebanyak 37% atau 37 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 3% atau 3 responden.

Tabel 4.23
Penang bistro mempunyai member card untuk customer menikmati promosi
khusus eksklusif untuk pemegang kartu
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 5 5%
4 Setuju 32 32%
5 Sangat Setuju 63 63%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.20
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 63% atau 63

responden, jawaban setuju sebanyak 32% atau 32 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 5% atau 5 responden.

Tabel 4.24

i
Kerjasama penang bistro untuk memberikan program discount cukup
beragam mulai dari kerjasama Bank, E-commerce & Fintech (OVO, Dana,
Cashbac)
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 1 1%
4 Setuju 30 30%
5 Sangat Setuju 69 69%

i
Tabel 4.25
Penang bistro mempunyai beberapa signature menu (menu khas) yang
cukup banyak dan berbeda dari restoran-restoran makanan Malaysia pada
umumnya
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 0 0%
4 Setuju 27 27%
5 Sangat Setuju 73 73%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.22
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.25 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 73% atau 73

responden, dan jawaban setuju sebanyak 27% atau 27 responden.

Tabel 4.26
Penang bistro mempunyai interior yang mewah dengan ciri khas melayu
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 0 0%
4 Setuju 22 22%
5 Sangat Setuju 78 78%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.23
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.26 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 78% atau 78

responden, dan jawaban setuju sebanyak 22% atau 22 responden.

Tabel 4.27
Penang bistro menyediakan pelayanan dengan staff yang professional dalam
bidangnya
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 0 0%

i
4 Setuju 32 32%
5 Sangat Setuju 68 68%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.24
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.27 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 68% atau 68

responden, dan jawaban setuju sebanyak 32% atau 32 responden.

Tabel 4.28
Penang bistro memberikan fasilitas Vip room, meeting facilitas dan sound
system untuk customer yang ingin meeting atau mengadakan corporate
gathering dan catering diluar restoran mereka
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 1 1%
4 Setuju 26 26%
5 Sangat Setuju 73 73%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.25
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.28 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 73% atau 73

responden, jawaban setuju sebanyak 26% atau 26 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 1% atau 1 responden.

4.2.1.5 Analisis Variabel Y (Minat Beli Customer)

Pada bagian ini, peneliti menjelaskan mengenai tanggapan responden

di Penang Bistro Central Park Mall Jakarta terkait minat beli yang didapat dari

hasil pengolahan kuesioner.

Tabel 4.29
Saya mengetahui penang bistro dari iklan, sosmed, teman, keluarga
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%

i
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 0 0%
4 Setuju 35 35%
5 Sangat Setuju 65 65%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.26
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.29 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 65% atau 65

responden, dan jawaban setuju sebanyak 35% atau 35 responden.

Tabel 4.30
Saya tertarik untuk membeli menu-menu penang bistro dalam waktu dekat
ini
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 2 2%
4 Setuju 41 41%
5 Sangat Setuju 57 57%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.27
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.30 di atas dapat di lihat dari 100 responden, mayoritas

menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 57% atau 57 responden,

jawaban setuju sebanyak 41% atau 41 responden, dan jawaban ragu-ragu

sebanyak 2% atau 2 responden.

Tabel 4.31
Berdasarkan pengalaman bersantap, saya akan merekomendasikan penang
bistro kepada teman, keluarga dan orang terdekat saya
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 0 0%
4 Setuju 34 34%
5 Sangat Setuju 66 66%
Total 100 100%

i
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.28
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.31 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 66% atau 66

responden, dan jawaban setuju sebanyak 34% atau 34 responden.

Tabel 4.32
Saya akan merekomendasikan penang bistro melalui media sosial pribadi
yang saya miliki
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 1 1%
4 Setuju 29 29%
5 Sangat Setuju 70 70%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.29
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.32 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 70% atau 70

responden, jawaban setuju sebanyak 29% atau 29 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 1% atau 1 responden.

Tabel 4.33
Saya akan menjadikan penang bistro sebagai prioritas pilihan pertama
dalam daftar restoran terbaik dibandingkan merek lainnya
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 4 4%
4 Setuju 38 38%
5 Sangat Setuju 58 58%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.30
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.33 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 58% atau 58

i
responden, jawaban setuju sebanyak 38% atau 38 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 4% atau 4 responden.

Tabel 4.34
Penang bistro lebih menarik perhatian saya untuk membeli menu-menu
makanan melayu
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 1 1%
4 Setuju 38 38%
5 Sangat Setuju 61 61%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.31
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.34 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 61% atau 61

responden, jawaban setuju sebanyak 38% atau 38 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 1% atau 1 responden.

Tabel 4.35
Saya menanyakan informasi produk lain penang bistro kepada orang lain
yang sudah membeli
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 1 1%
3 Ragu-ragu 5 5%
4 Setuju 37 37%
5 Sangat Setuju 57 57%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.32
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.35 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 57% atau 57

responden, jawaban setuju sebanyak 37% atau 37 responden, jawaban ragu-

i
ragu sebanyak 5% atau 5 responden, dan jawaban tidak setuju sebanyak 1%

atau 1 responden.

Tabel 4.36
Saya akan mencari tahu tentang harga-harga menu penang bistro yang lain
selain yang saya santap hari ini
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 1 1%
3 Ragu-ragu 2 2%
4 Setuju 38 38%
5 Sangat Setuju 59 59%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.33
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.36 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 59% atau 59

responden, jawaban setuju sebanyak 38% atau 38 responden, jawaban ragu-

ragu sebanyak 2% atau 2 responden, dan jawaban tidak setuju sebanyak 1%

atau 1 responden.

Tabel 4.37
Saya akan mencari tahu tentang bermacam-macam pilihan menu penang
bistro termasuk set menu dan menu lainnya bila ada
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 0 0%
3 Ragu-ragu 2 2%
4 Setuju 41 41%
5 Sangat Setuju 57 57%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.34
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.37 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 57% atau 57

i
responden, jawaban setuju sebanyak 41% atau 41 responden, dan jawaban

ragu-ragu sebanyak 2% atau 2 responden.

Tabel 4.38
Saya akan mencari tahu tentang pengalaman saat bersantap di penang bistro
melalui review di media sosial instagram , facebook, twitter & zomato
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Sangat Tidak Setuju 0 0%
2 Tidak Setuju 1 1%
3 Ragu-ragu 1 1%
4 Setuju 35 35%
5 Sangat Setuju 63 63%
Total 100 100%
Sumber Kuesioner: Pernyataan No.35
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan tabel 4.38 di atas dapat di lihat dari 100 responden,

mayoritas menjawab sangat setuju dengan persentase sebanyak 63% atau 63

responden, jawaban setuju sebanyak 35% atau 35 responden, jawaban ragu-

ragu sebanyak 1% atau 1 responden, dan jawaban tidak setuju sebanyak 1%

atau 1 responden.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali, Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Uji normalitas data dapat diketahui dengan melihat penyebaran data

pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Regression Standarized

Residual atau dengan uji “One Sample Kolmogorov Smirnov” pada program

IBM SPSS. Untuk mengukur normalitas pada penelitian, ketentuan yang dapat

digunakan ialah sebagai berikut:

Adapun dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:

i
a. Jika nilai sig < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal

b. Jika nilai sig > 0,05, maka data berdistribusi normal

Tabel 4.39
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Corporate Image .130 100 .000 .930 100 .000
Minat Beli .136 100 .000 .913 100 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

H0: Data corporate image dan minat beli berdistribusi normal.

Ha: Data corporate image dan minat beli tidak berdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan:

Nilai sig > 0,05, maka data berdistribusi normal (H0 diterima)

Nilai sig < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal (H0 ditolak)

Keputusan:

Corporate Image 0,000 < 0,05 H0 ditolak

Minat Beli 0,000 < 0,05 H0 ditolak

Kesimpulan:

Di dalam kasus ini peneliti menggunakan Responden sebanyak

100 orang yang mengartikan hasil pengujian normalitas dilihat dari

One Sample Kolmogorov Smirnov, yakni corporate image (0,000) dan

minat beli (0,000), berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan

terhadap tiap-tiap variabel di dapatkan hasil nilai sig < 0,05, maka data

dapat disimpulkan data tidak berdistribusi normal.

i
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali, tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang

homoskesdastisitas, yakni variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain bersifat tetap.

Cara mendeteksi ada tidaknya masalah Heterokedestisitass adalah

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara

SRESID dan ZPRED, dimana sumbuY adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu x adalah residual (Y prediksi – Ysesungguhnya) yang telah di-

standardized.

Tabel 4.40
Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Corporate Minat
Image Beli
Spearman's rho Corporate Image Correlation 1.000 .781**
Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 100 100
Minat Beli Correlation .781** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan pengujian Heterokedestisitas yang telah dilakukan dengan

∂ (0,05), peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut:

Hipotesis:

H0: Tidak terdapat masalah Heterokedestisitas

i
Ha: Terdapat masalah Heterokedestisitas

Dasar pengambilan keputusan:

Sig ≥ 0.05 (H0 Diterima)

Sig ≤ 0.05 (H0 Ditolak)

Keputusan:

Minat Beli = 0,000 ≤ 0.05 (H0 Ditolak)

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil pengujian Heterokedestisitas yang di lakukan

peneliti mendapatkan kesimpulan akhir bahwa variabel minat beli

terdapat masalah Heterokedestisitas.

4.2.2.3 Uji Korelasi

Menurut Priyatno, korelasi pearson merupakan analisis untuk

mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai distribusi

data normal. Jika ada maka perlu diketahui seberapa kuat hubungan yang

dimiliki antara variabel tersebut. Analisis Korelasi Menuurut Ghozali,

bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua

variabel.Korelasi tidak menunjukan hubungan fungsional atau dengan kata

lain analilsis korelasi tidak membedakan variabel dependen dan variabel

independen. Keeratan suatu hubungan dalam suatu variabel dapat dinyatakan

dalam koefisien korelasi yang nilainya dapat bersifat positif maupun negatif

untuk menunjukan seberapa kuat tingkat hubungan yang dimiliki oleh

hubungan antar variabel serta koefisien korelasi juga dapat mengetahui arah

hubungan dari 2 variabel acak.

i
Tabel 4.41
Uji Korelasi
Correlations
Corporate Minat
Image Beli
Corporate Image Pearson 1 .767**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
Minat Beli Pearson .767** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Hipotesis:

H0: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara marketing

corporate image terhadap minat beli

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara marketing corporate

image terhadap minat beli

Dasar pengambilan keputusan:

Sig > α (H0 diterima) atau (r) > 0.5  Kuat (+) searah

Sig < α (H0 diterima) atau (r) < 0.5  Lemah (-) berlawanan arah

Keputusan:

0,000 < 0,05 atau 0,767 > 0.5 (korelasi kuat) H0 ditolak

Kesimpulan:

Berdasarkan uji korelasi bivariant yang dilakukan untuk

variabel independent terhadap variabel dependent maka dapat

diketehui dari hasil keputusan bahwa variabel corporate image

memiliki hubungan yang signifikan secara parsial dengan tingakat

i
hubungan yang kuat dan searah terhadap variabel minat beli. Jadi

apabila nilai variabel Independent tinggi maka nilai variabel

Dependent akan tinggi pula.

4.2.2.4 Uji Regresi Linear Sederhana

Menurut Suyoto yang dikutip oleh Yudiaatmaja tujuan dari analisis

regresi adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh sigifikan antara satu

atau lebih variabel bebas dengan variabel. Jika pengukuran pengaruh ini

melibatkan satu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) maka dinamakan

analisis regresi sederhana (simple linier regression).

Pengambilan keputusan dalam uji regresi sederhana depat di lihat

dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, atau dengan

membandingkan nilai signifikansi dengan nilai probabilitas 0,05.

Hipotesis:

H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X)

dengan variabel terikat(Y).

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X)

dengan variabel terikat(Y).

Dasar pengambilan keputusan:

(Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, a = 0.05)

Uji t

1) Jika nilai Sig > 0.05,atau t hitung > t tabel maka terdapat

pengaruh antara variable X terhadap variabel Y ( H0 di tolak).

i
2) Jika nilai Sig < 0.05 ,atau t hitung < t tabel maka tidak terdapat

pengaruh antara variable X terhadap variabel Y (H0 di terima)

t tabel = t ( a / 2 ; n – k – 1 ) = t ( 0.025 ; 98 ) = 2,365

Berikut adalah Output beserta penjelasan analisis uji Regresi sederhana

untuk variabel marketing public Tabel


relations:
4.42

i
Model Summary Regresi Corporate Image (X)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .767 .589 .585 2.262
a. Predictors: (Constant), Corporate Image
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Berdasarkan output model summary yang dihasilkan untuk analisis

regresi corporate image terhadap minat beli dihasilkan nilai (R) nilai korelasi

sebesar 0,767 dengan koefisien determinasi (R square) sebesar 0,589, yang

dimana mengandung arti pengaruh coroporate image terhadap minat beli

58,9% atau dapat disimpulkan terdapat pengaruh coroporate image terhadap

minat beli secara parsial.

Tabel 4.43
Uji ANOVA atau Uji F
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 718.522 1 718.522 140.474 .000b
Residual 501.268 98 5.115
Total 1219.790 99
a. Dependent Variable: Minat Beli
b. Predictors: (Constant), Corporate Image
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Dari hasil uji ANOVA atau F-test terdapat nilai F hitung sebesar

140,474. Nilai probabilitasnya (sig) sebesar 0.000 < 140,474. Maka model

regresi linier sederhana diterima atau dapat disimpulkan bahwa persamaan

regresi linier sederhana Y = a+bx sudah dapat dipertanggungjawabkan.

Tabel 4.44
Regresi Corporate Image terhadap Minat Beli
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.

i
1 (Constant) 5.048 3.453 1.462 .147
Corporate .353 .030 .767 11.852 .000
Image
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

Hipotesis:

H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara corporate image

Penang Bistro terhadap minat beli customer Central Park Mall Jakarta

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara corporate image Penang

Bistro terhadap minat beli customer Central Park Mall Jakarta

Dasar Pengambilan Keputusan:

1) Jika nilai Sig > 0.05, atau t hitung > t tabel maka terdapat

pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y ( H0 di tolak).

2) Jika nilai Sig < 0.05, atau t hitung < t tabel maka tidak terdapat

pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y (H0 di terima)

t tabel = t ( a / 2 ; n – k – 1 ) = t ( 0.025 ; 98 ) = 2,365

Keputusan:

0,000 < 0,05 H0 ditolak (sig)

11,852 > 2,365 H0 ditolak (uji t)

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan uji regresi sederhana di atas bahwa

dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara corporate

image terhadap minat beli secara parsial.

i
Berdasarkan tabel 4.36 maka persamaan regresi sederhana

untuk variabel corporate image adalah sebagai berikut:

Y = 5,048 + 0,353 X

Dimana:

Y = Minat Beli

X = Corporate Image

Dalam kolom Unstandardized coefficient menunjukan nilai

constan (a) sebesar 5,048 dan nilai corporate image (X) sebesar 0,353,

yang dimana persamaan tersebut dapat di terjemahkan bahwa nilai

konstanta variabel minat beli adalah sebesar 5,048, sedangkan

koefisien regresi X sebesar 0,353 yang di mana menyatakan setiap

penambahan 1% nilai corporate image, maka nilai interaksi bertambah

sebesar 0,353. Koefisien regresi tersebut bersifat positif sehingga dapat

di katakan bahwa arah pengaruh variabel x terhadap variabel Y adalah

searah.

i
4.2.3 Uji Hipotesis

4.2.3.1 Uji t

Uji t ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial

(individu) variabel independen (corporate image) atau menguji signifikansi

konstanta dan variabel terikat. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel

4.44.

Tes hipotesis corporate image (X) terhadap minat beli (Y)

dikemukakan hipotesis:

H0: Tidak ada pengaruh antara Corporate Image Penang Bistro

terhadap Minat Beli Customer Central Park Mall Jakarta.

Ha: Terdapat pengaruh antara Corporate Image Penang Bistro terhadap

Minat Beli Customer Central Park Mall Jakarta.

Dari hasil perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 11,852 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000. Apabila dilihat dari nilai signifikansi yang

kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan Ha diterima, artinya bahwa ada

pengaruh variabel antara Corporate Image Penang Bistro terhadap Minat Beli

Customer Central Park Mall Jakarta.

4.2.3.2. Uji Simultan (Uji F)

Uji Simultan mengetahui apakah terdapat pengaruh corporate

image Penang Bistro (X) terhadap minat beli customer Central Park Mall

Jakarta (Y).

Hasil uji signifikan secara simultan dapat dilihat pada Tabel

4.43, Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variable

i
Corporate Image terhadap Minat Beli Customer secara simultan. Nilai

Sig. sebesar 0,000 menunjukkan untuk tingkat signifikansi alpha sebesar

0,05 two tailed pasti signifikan. Sedangkan untuk pengujian dengan uji F

adalah dengan membandingkan antara nilai F tabel dengan F hitung. Nilai

F hitung sebesar 140,474, F tabel adalah 3,939 (lihat pada Tabel F),

dengan demikian didapat hasil F hitung (140,474) > F tabel (3,939) maka

H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa Corporate Image

Pinang Bistro secara simultan berpengaruh terhadap Minat Beli Customer

Central Park Mall Jakarta.

Tabel 4.45
Rekapitulasi Hasil Pengujian
No Hipotesis Uji Statistik Keputusan H0 Kesimpulan
1 Corporate Image H0 : β y₁ ≤ 0 H0 ditolak Berpengaruh positif
Ha : β y₁ > 0
2 Minat Beli H0 : β y₁ ≤ 0 H0 ditolak Berpengaruh positif
Ha : β y₁ > 0
Sumber : Olah data (SPSS 2020)

4.3 Pembahasan

Sesuai dengan judul yang digunakan peneliti yaitu : “Pengaruh Corporate

Image Penang Bistro Terhadap Minat Beli Customer Di Central Park Mall

Jakarta” (Periode Desember 2020 – February 2020)”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui Pengaruh Corporate Image Penang Bistro Terhadap Minat Beli

Customer Di Central Park Mall Jakarta.

Penelitian ini menggunakan landasan teori Corporate Image Menurut Kotler

yang menjelaskan bahwa corporate image perusahaan adalah respon konsumen

i
pada keseluruhan penawaran yang diberikan perusahaan dan didefinisikan sebagai

sejumlah kepercayaan, ide-ide, dan kesan masyarakat pada suatu organisasi.

Sedangkan Nguyen dan Leblanc mengungkapkan bahwa citra perusahaan

sebagai citra perusahaan merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak

masyarakat tentang perusahaan. Dimana citra tersebut berhubungan dengan nama

bisnis, arsitektur, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas

komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan yang berinteraksi dengan klien

organisasi.

Pada variabel Corporate Image ada 4 dimensi (Common Product, Attributes,

Benefit or Attitudes), (People and Relationship), (Value and Programs),

(Corporate Credibility). Pada ke empat dimensi tersebut hampir seluruh responden

memberikan tanggapan positif. Sebagian besar responden terpengaruh signifikan.

Dalam 4 dimensi tersebut yang menyatakan sangat positif pada dimensi corporate

credibility dengan pernyataan “penang bistro mempunyai interior yang mewah

dengan ciri khas melayu” dengan nilai 78% dan yang menyatakan netral pada

dimensi common product (Attributes, Benefit or Attitudes) dengan nilai 1% pada

pernyataan “penang bistro adalah merek restoran malaysia yang paling terkenal

diantara merek lain”, yang memilih netral dengan nilai 4% dengan pernyataan

“mendapatkan penghargaan Indonesia best restoran 2012 – 2013 dengan inovasi

– inovasi pemasaran yang menarik”, yang memilih netral dengan nilai 2% dengan

pernyataan “logo penang bistro berpengaruh terhadap corporate image

perusahaan”, dan yang menyatakan netral dengan nilai 4% terletak pada

i
pernyataan “varian menu yang ditawarkan” dan 12% terletak pada pernyataan

“selalu ada produk baru setiap kali berkunjung”.

Pada dimensi people and relationship yang menyatakan netral pada

pernyataan “pelayanan yang cepat di restoran penang bistro dalam mengantarkan

pesanan” dengan nilai 1%, dengan pernyataan “ pelayanan staff penang bistro

sopan dan ramah dalam melayani customer” dengan nilai 1%, dengan pernyataan

“penang bistro memberikan perhatian kepada setiap kebutuhan customer dengan

nilai 2%, pada pernyataan “ penang bistro mengelola dan menyajikan produk yang

berkualitas tinggi dengan nilai 2%, pada pernyataan “ respon penang bistro

terhadap keluhan atau complaint pelanggan cukup cepat dengan nilai 1%, pada

pernyataan “solusi terhadap keluhan atau complaint cukup memuaskan pelanggan

dengan nilai 1%.

Pada dimensi value and programs yang menyatakan netral pada pernyataan

“penang bistro mempunyai program – program yang menarik untuk customer”

dengan nilai 3%, pada pernyataan “ penang bistro mempunyai member card untuk

customer menikmati promosi khusus eksklusif untuk pemegang kartu” dengan

nilai 5%, pada pernyataan kerjasama penang bistro untuk memberikan program

discount cukup beragam mulai dari kerjasama bank, E-commerce & Fintech (Ovo,

Dana, Cashback) dengan nilai 1%. Pada dimensi corporate credibility yang

menyatakan netral pada pernyataan “ penang bistro memberikan fasilitas vip

room, meeting fasilitas dan sound system untuk customer yang ingin meeting atau

mengadakan corporate gathering dan catering diluar restoran mereka dengan nilai

1%.

i
Pengertian minat beli menurut Kotler dan Keller “Minat beli merupakan

perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan

keinginan konsumen untuk melakukan pembelian.

Menurut Durianto dan Liana “Minat beli merupakan sesuatu yang

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta

berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu”.

Pada variabel Minat Beli terdapat 4 dimensi di dalamnya yaitu Minat

Transaksional, Minat Refrensial, Minat Prefensil, Minat Eksploratif. Pada 4

dimensi tersebut hampir seluruh responden memberikan tanggapan positif

sebagian besar responden berpegaruh signifikan yang menyatakan positif pada

dimensi minat refrensial dengan pernyataan “yang akan merekomendasikan

penang bistro melalui sosial media pribadi dengan nilai 70%. Dan dalam

pernyataan ini juga 1% menyatkan netral. Pada dimensi minat transaksional yang

menyatakan netral pada pernyataan “tertarik untuk membeli menu – menu penang

bistro dalam waktu dekat dengan nilai 2%, dimensi minat prefensial yang

menyatakan netral pada pernyataan “ akan menjadikan penang bistro sebagai

prioritas pilihan dalam restoran terbaik” dengan nilai 4% dan nilai 1% dengan

pernyataan “penang bistro menarik perhatian untuk membeli menu – menu

makanan melayu”.

Pada dimensi minat eksploratif yang menyatakan netral pada penyataan “

menanyakan informasi produk lain penang bistro kepada customer lain” dengan

nilai 1% menyatakan tidak setuju, 5% menyatakan ragu – ragu, 37% menyatakan

setuju dan 57% menyatakan sangat setuju. Pada pernyataan “pencarian harga –

i
harga menu penang bistro yang lain selain yang telah di santap “ dengan nilai 1 %

menyatakan tidak setuju, 2% menyatakan ragu – ragu, 38% menyatakan setuju

dan 59% menyatakan tidak setuju. Pada pernyataan “mencari tahu macam –

macam menu dan termasuk set menu lainnya di penang bistro” dengan nilai 2%

ragu – ragu dan pernyataan “ akan mencari tahu pengalaman saat bersantap di

penang bistro melalui media sosial “ dengan nilai 1% menyatakan tidak setuju,

1% menyatakan ragu – ragu, 35% menyatakan setuju dan 63% menyatakan sangat

setuju.

Dari pembuktian secara empirik yang telah peneliti lakukan, ditemukan bahwa

Corporate Image merupakan variabel yang penting dan berpengaruh positif

signifikan terhadap Minat Beli Customer pada Restoran Penang Bistro Central

Park Mall. Dengan penelitian ini maka penting bagi public relations untuk

mengetahui seberapa pentingnya corporate image terhadap minat beli, semakin

baik nilai coporate image penang bistro maka semakin meningkat minat beli

customer.

i
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, maka simpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Corporate image berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli

customer pada penang bistro central park. Artinya semakin baik corporate image

yang dimiliki oleh penang bistro, maka minat beli customer tersebut akan semakin

meningkat.

2. Informasi produk penang bistro, harga menu penang bistro dan

pengalaman saat bersantap di penang bistro melalui reviuw di media sosial

berpengaruh negatif dengan nilai rata – rata 1% dan tidak signifikan terhadap

minat beli customer. Artinya kelengkapan informasi, harga menu, dan

pengalaman bersantap di penang bistro tidak menjadi faktor seseorang untuk

datang ke penang bistro.

3. Minat beli berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian

pada penang bistro. Artinya semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi

secara instan, maka keputusan pembelian customer akan meningkat dan customer

akan merekomendasikan penang bistro dengan menggunakan sosial media dan

juga kepada teman , keluarga dan orang terdekat.

i
5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan perhitungan dan

pengujian, sehingga menghasilkan kesimpulan yang cukup akurat di atas, adapun

peneliti memberikan saran yang mungkin dapat berguna sebagai berikut:

5.2.1 Saran Akademis

1. Dengan adanya hasil penelitian ini, peneliti menyarankan kepada

peneliti lainnya yang ingin mengadakan penelitian dengan topik yang

sama agar mengombinasikan dengan teori lain yang tidak digunakan

dalam penelitian ini. Seperti yang ada didalam komunikasi khususnya

yang berhubungan dengan bidang studi Public relations yang bisa

dijadikan objek penelitian. Peneliti berharap penelitian ini bisa bermanfaat

bagi dunia komunikasi public relations khususnya.

2. Disarankan bagi peneliti berikutnya untuk menggunakan

variabel lain seperti “Pengaruh corporate image terhadap minat

berkunjung” yang mungkin lebih berpengaruh dan tidak terdapat dalam

penelitian ini dan bisa dikembangkan secara lanjut tentang penelitian –

penelitian yang menyangkut Corporate Image dan Minat Beli yang

mengacu kepada metode penelitian kualitatif.

3. Saran berikutnya untuk peneliti selanjutnya adalah meneliti

tentang aspek pengembangan dalam Corporate lainnya seperti “Corporate

Branding” atau “Corporate Identity”, dan pemanfaatan perspektif teoritis

yang berbeda.

i
5.2.2 Saran Praktis

Berdasarkan penelitian yang sudah ada, dapat dilihat dari masing –

masing jawaban di atas pernyataan hampir semua responden memberikan

respon setuju hingga sangat setuju. Namun ada beberapa hal yang

responden menjawab ragu – ragu dan tidak setuju, dari penelitian ini,

peneliti akan memberikan saran – saran sebagai berikut:

1. Corporate Image pada penang bistro diharapkan dapat lebih

ditingkatkan dengan cara mendasar yakni dengan membuat inovasi –

inovasi program yang menarik dengan member card yang ada, produk

baru setiap bulannya dan menu yang beragam serta meningkatkan

pelayanan yang diberikan.

2. Informasi produk penang bistro, harga menu penang bistro dan

pengalaman saat bersantap di penang bistro melalui reviuw di media sosial

seperti zomato harus lebih di perhatikan untuk meningkatkan kualitas

produk agar customer yakin dan percaya bahwa produk yang dibeli di

restoran penang bistro memiliki kualitas tinggi dan harga menu yang

sesuai dengan kualitas makanan yang disajikan.

3. Minat Beli pada restoran penang bistro diharapkan dapat terus

meningkatkan informasi produk penang bistro terhadap customer dan

harga – harga menu yang ada, serta dapat memberikan pengaruh yang

positif saat pengalaman bersantap sehingga reviuw yang diberikan pada

media sosial berpengaruh relative baik untuk corporate image penang

bistro.

i
DAFTAR PUSTAKA

AG.Suyono, Sri Sukmawati, Pramono. 2012. Pertimbangan Dalam Membeli


Produk Barang Maupun Jasa. Jakarta: Intidayu Press, hh 136.
Albertus Heriyanto, B, Sandjaja. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Cutlip, M. Scott, Allen H. Center, Glen M. Broom. 2016. Effective Public
Relations Jakarta: Kencana, Edisi ke-9.
Ferdinand, Agusty. 2018. Metode Penelitian Manajemen Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Griffin, Jill. 2015. Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan
Kesetiaan Pelanggan, Jakarta: Erlangga.
Jalaludin Rakhmat. 2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakaya, Cet hh. 28.
Kotler dan Keller 2009. Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi ke 13 Jakarta:
Erlangga .
Lawrence, Neuman. 2013. Metode Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, Edisi 7, W, Tim Indeks.
Maunaza. 2012. Pengaruh brand image terhadap Minat Beli Konsumen Jakarta:
Universitas Indonesia.
Mulyana, Deddy. 2018. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Prof. Dr. H.M Burhan Bugin, M.Si. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan
Ekonomi, PT Fajar Interpratama Mandiri.
Prof. Dr. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Prof. ALFABETA, cv, Bandung.
Prof. Dr. H. M. Burhan Bugin, M.Si. 2013. Metodologi Sosial dan Ekonomi, Edisi
pertama, PT. Fajar Interpratama Mandiri, hh.101.
Philip Kotler. 2010. Manajemen Pemasaran Jilid I dan II. Jakarta: PT Indeks.
Rachmat Kriyantono. 2009. Teknis Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada
Media Group, Malang.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), Bandung, Alfabeta.
Sangadji,E.M.,&Sopiah,2013. Cunsumer Behavior: Perilaku Konsumen dan
Strategi Pemasaran Jilid2. Jakarta, Erlangga.
Sujarweni, V. Wiratna, 2014. Metodologi Penelitian, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta, hh 69.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2008 Metode Penelitian Survei, Jakarta:
LP3ES.
Sugiyono 2014, Alfabeta, cv. Cetakan ke 5, Februari.

i
Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

PETUNJUK PEGISIAN ANGKET

1. Bacalah sejumlah pertanyaan di bawah ini dengan teliti.

2. Anda dimohon untuk memberikan penilaian mengenai Pengaruh Corporate

Image Penang Bistro Terhadap Minat Beli Customer Di Central Park Mall

Jakarta.

3. Didalam angket ini ada beberapa pertanyaan yang harus anda jawab.

Berilah tanda ( X ) atau (√) pada jawaban yang anda anggap paling tepat

dan paling sesuai dengan diri anda.

4. Dalam setiap peryataan tidak ada jawaban yang benar maupun salah, jadi sebisa

mungkin anda pilih adalah jawaban yang paling tepat dan yang paling

sesuai dengan Saudara.

5. Adapun jawaban tersebut terdiri dari :

1. (STS) : Sangat Tidak Setuju

2. (TS) : Tidak Setuju

3. (N) : Netral

4. (S) : Setuju

5. (SS) : Sangat Setuju

6. Jawaban yang anda berikan terjamin kerahasiaannya. Jawaban anda merupakan

informasi yang sangat berarti, oleh karena itu kelengkapan pengisian angket dan

i
kejujuran dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sangat peneliti harapkan.

Kerjakan setiap pernyataan dengan teliti dan jangan ada yang tertinggal.

7. Terimakasih banyak atas kesediaannya meluangkan waktu dan berkenan

memberikan jawaban pada angket yang telah disediakan.

Variabel: Corporate Image


Dimensi : Common Product (Attributes, Benefit or Attitudes)
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1 Apakah variasi menu yang ditawarkan penang bistro
cukup beragam.
2 Apakah ada product baru setiap kali anda
berkunjung ke penang bistro.
3 Logo penang bistro berpengaruh terhadap corporate
image perusahaan.
4 Penang bistro adalah restoran yang sangat menjamin
kualitas produknya.
5 Penang bistro mendapatkan penghargaan
indonesia’s best restaurants 2012/2013 karna
inovasi - inovasi pemasaran yang menarik
6 Staff penang bistro lengkap menggunakan atribut
dalam melayani customer.
7 Atribut yang digunakan staff penang bistro bersih
dan rapih.
8 Atribut yang digunakan staff penang bistro
menunjukan ciri khas restoran.
9 Penang bistro adalah merek restoran malaysia yang
paling terkenal diantara merek lain.
Dimensi : People and Relationship
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1 Pelayanan di restoran penang bistro mengunakan
SOP yang baik.
2 Pelayanan di restoran penang bistro sangat cepat
dalam melayani dan mengantarkan pesanan.
3 Pelayanan Staff penang bistro sopan dan ramah
dalam melayani customer.
4 Penang bistro memberikan jaminan kenyamanan
ruangan dan perlengkapan yang bersih serta terawat.
5 Penang bistro memberikan perhatian kepada setiap
kebutuhan customer.
6 Penang bistro mengelola dan menyajikan produk
yang berkualitas tinggi.

i
7 Produk yang di tawarkan penang bistro sangat
mempengaruhi konsumen untuk membeli.
8 Respon penang bistro terhadap keluhan atau
complaint pelanggan cukup cepat.
9 Solusi terhadap keluhan atau complaint cukup
memuaskan pelanggan.
Dimensi: Value and Programs
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1 Penang bistro mempunyai program - program yang
menarik untuk customer.
2 Penang bistro mempunyai member card untuk
customer menikmati promosi khusus eksklusif untuk
pemegang kartu.
3 Kerjasama penang bistro untuk memberikan
program discount cukup beragam mulai dari
kerjasama Bank, E-commerce & Fintech (OVO,
Dana, Cashbac)
Dimensi : Corporate Credibility
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1 Penang bistro mempunyai beberapa signature menu
(menu khas) yang cukup banyak dan berbeda dari
restoran-restoran makanan Malaysia pada umumnya
2 Penang bistro mempunyai interior yang mewah
dengan ciri khas melayu
3 Penang bistro menyediakan pelayanan dengan staff
yang professional dalam bidangnya
4 Penang bistro memberikan fasilitas Vip room,
meeting facilitas dan sound system untuk customer
yang ingin meeting atau mengadakan corporate
gathering dan catering diluar restoran mereka

Variabel : Minat Beli


Dimensi : Minat Transaksional
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1. Saya mengetahui penang bistro dari iklan, sosmed,
teman, keluarga
2 Saya tertarik untuk membeli menu – menu penang
bistro dalam waktu dekat ini.
Dimensi : Minat Refrensial
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1. Berdasarkan pengalaman bersantap, saya akan
merekomendasikan penang bistro kepada teman,
keluarga dan orang terdekat saya.
2 Saya akan merekomendasikan penang bistro
melalui media sosial pribadi yang saya miliki

i
Dimensi : Minat Prefensial
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1. Saya akan menjadikan penang bistro sebagai
prioritas pilihan pertama dalam daftar restoran
terbaik dibandingkan merek lainnya.
2. Penang bistro lebih menarik perhatian saya untuk
membeli menu – menu makanan melayu.
Dimensi : Minat Eksploratif
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1. Saya menanyakan informasi produk lain penang
bistro kepada orang lain yang sudah membeli.
2. Saya akan mencari tahu tentang harga – harga menu
penang bistro yang lain selain yang saya santap hari
ini.
3 Saya akan mencari tahu tentang bermacam –
macam pilihan menu penang bistro termasuk set
menu dan menu lainnya bila ada.
4 Saya akan mencari tahu tentang pengalaman saat
bersantap di penang bistro melalui review di media
sosial instagram , facebook, twitter & zomato.

i
CURRICULUM VITAE

Data Pribadi:
Nama : Nurhasanah
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 1 Januari 1995
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl Srengseng RT 09/ RW 05 No. 37, Kembangan, Jakarta
Barat
No Handphone : 087782706554
Email : luvly_ana@icloud.com
Hobby : Traveling dan Kuliner

Riwayat Pendidikan :
- SDN 06 Pagi jakarta 2001
- SMPN 207 jakarta 2007
- SMKN 45 jakarta 2010
- Mercu Buana University Public Relations 2016

Pengalaman
- PT Citasamit Indonusa sebagai Reseptionist 2013 – 2015
- PT Central Mall Kelola sebagai Customer Relations 2015 – 2020

Keahlian
- Ms word, Ms excel, Ms Power Point
- Time management
- Team work
- Photoshop

i
i

Anda mungkin juga menyukai