Anda di halaman 1dari 140

i

ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI


PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KONVEKSI DI
DESA TAMBAKBOYO KECAMATAN PEDAN
KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang

Oleh :
Sinung Waluyanto
NIM. 7450406042

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia

ujian skripsi pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Rusdarti, M.Si Drs. S.T. Sunarto, M.S


NIP. 195904211984032001 NIP. 194712061975011001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si


NIP. 196812091997022001

ii
iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji Skripsi

Dra. Y. Titik Haryati, M.si


NIP.195206221976122001

Anggota I Anggota II

Prof. Dr. Rusdarti, M.Si Drs. S.T. Sunarto, M.S


NIP. 195904211984032001 NIP. 194712061975011001

Mengetahui :

Dekan,

Drs. S. Martono, M.Si


NIP. 196603081989011001

iii
iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi
ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, September 2011

Sinung Waluyanto
NIM. 7450406042

iv
v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya (QS. Al Baqarah {2} 286)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dengan urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,

dan hanya Tuhan-Mu lah hendaknya kamu berharap(QS. Al Insyirah:6-8)

PERSEMBAHAN:

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT,

atas segala karunia-Nya skripsi ini kupersembahkan

kepada:

Ibu dan Ayah tercinta.

Saudara-saudaraku tercinta.

Guru dan Dosenku.

v
vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis

Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Sentra Industri Konveksi Di Desa

Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Strata 1 (satu) guna meraih

gelar Sarjana Ekonomi. Penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan

dan dukungan yang telah diberikan kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dengan

segala kebijakannya .

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang dengan kebijaksanaanya memberikan kesempatan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi dan studi yang baik

3. Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun

skripsi.

4. Prof. Dr. Rusdarti, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran selama penyusunan skripsi.

5. Drs. S.T. Sunarto, M.S, Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan

memberikan masukan-masukan selama penyusunan skripsi.

vi
vii

6. Kepala Disperindagkop & UMKM Kabupaten Klaten dan kepala bagian industri

kecil, beserta staf dan karyawan yang telah memberikan informasi dan data yang

dibutuhkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kakakku (Priyanto, Setiyawan, Suryanti dan Setiyarto), atas doa dan motivasi

dalam penyelesaian skripsi

8. Teman-temanku seperjuangan EP06, kakak dan adik kelas, terima kasih atas

bantuan kalian selama ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih

sempurnanya skripsi ini dapat diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga

skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang telah membantu.

Semarang, September 2011

Sinung Waluyanto

vii
viii

SARI

Sinung Waluyanto. 2011. Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan


Sentra Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten
Klaten, Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Rusdarti, M.Si Pembimbing II Drs. ST.
Sunarto, M.S.

Kata Kunci: Kelayakan Usaha, Strategi Pengembangan dan Industri Konveksi

Industri konveksi di Desa Tambakboyo merupakan salah satu sentra dari


industri konveksi di Kabupaten Klaten. Industri konveksi di Desa Tambakboyo nilai
investasi dan nilai produksi yang naik turun menjadi masalah yang utama dalam
penelitian ini. Selain itu yang mengakibatkan naik turunnya nilai investasi dan nilai
produksi diakibatkan industri konveksi mengalami permasalahan mengenai
permodalan, pemasaran, teknologi, akses informasi, dan sebagainya. Adanya
permasalahan tersebut, industri konveksi di Desa Tambakboyo dapat mengalami
kegagalan bahkan kebangkrutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kelayakan usaha dan strategi pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
Populasi penelitian ini adalah semua unit-unit usaha industri konveksi di
Desa Tambakboyo berjumlah 63 unit usaha yang disebut dengan penelitian populasi.
Variable penelitian adalah profil industri konveksi, kelayakan usaha dan strategi
pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode dokumentasi, angket dan interview. Metode analisis
deskriptif, kuantitatif dan kualitatif dengan alat analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif, analisis kelayakan usaha dan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha industri konveksi di Desa
Tambakboyo menunjukkan kelompok industri Rumah Tangga nilai NPV sebesar
Rp37,634,077.10, BCR sebesar 1,16 dan IRR sebesar 37% dan kelompok industri
kecil NPV sebesar Rp88,446,732.08, BCR sebesar 1,15. dan IRR sebesar 37%.
Berdasarkan hasil analisis SWOT usaha industri konveksi mempunyai keunggulan
dalam produktivitas dan SDM, dan kelemahan dalam hal kurangnya promosi produk
sehingga pemasaran kurang maksimal. Industri konveksi Desa Tambakboyo
memiliki peluang pasar yang cukup tinggi dan perhatian yang baik pemerintah dan
ancaman dalam hal persaingan dengan industri konveksi wilayah lain. Kesimpulan
yang dapat ditarik adalah usaha indutri konveksi di Desa Tambakboyo masih layak
dilakukan.
Saran yang dapat diberikan adalah bagi industri konveksi di Desa
Tambakboyo harga produk diturunkan tanpa mengurangi kualitas produk agar
mampu bersaing dengan industri konveksi daerah lain yang lebih murah dengan cara
mencari alternatif bahan baku dan memperbanyak desain. Promosi produk industri
konveksi di Desa Tambakboyo masih perlu ditingkatkan agar pasar dapat diperluas
dan semakin banyak konsumen yang tertarik dengan cara memperluas media cetak
maupun elektronik. Pemerintah harus tetap memberi dukungan bagi industri
konveksi di Desa Tambakboyo agar dapat terus berjalan dan lebih berkembang
dengan cara pemberian modal, peralatan dan pelatihan.
viii
ix

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii
PERNYATAAN............................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
PRAKATA .................................................................................................... vi
SARI ............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 11
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 11
BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 12
2.1 Pembangunan ................................................................................ 12
2.2 Industri .......................................................................................... 14
2.2.1 Industri Kecil ........................................................................ 16
2.2.2 Industri Konveksi ................................................................. 17
2.3 Studi Kelayakan ............................................................................ 18
2.4 Strategi Pengembangan ................................................................ 22
2.5 Penelitian Terdahulu .................................................................... 25
2.6 Kerangka Berpikir ......................................................................... 27
2.6.1 Net Present Value ................................................................. 28
2.6.2 Internal Rate of Return ......................................................... 29
2.6.3 Benefit Cost ratio ................................................................. 30
2.6.4 SWOT ................................................................................... 30
BAB 3 METODE PENELITIAN............................................................... 31

ix
x

3.1 Populasi Penelitian ........................................................................ 31


3.2 Variabel Penelitian ....................................................................... 31
3.2.1 Profil Usaha Industri Konveksi ............................................ 31
3.2.2 Kelayakan Usaha Industri .................................................... 32
3.2.3 Strategi Pengembangan ........................................................ 32
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 33
3.3.1 Metode Dokumentasi ........................................................... 33
3.3.2 Metode Kuesioner atau Angket ............................................ 33
3.4 Metode Analisis Data ................................................................... 34
3.4.1 Analisis Diskriptif .................................................................. 34
3.4.2 Analisis Kelayakan Finansial ................................................. 34
3.4.3 Analisis SWOT ...................................................................... 36
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 41
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 41
4.1.1 Profil Industri Konveksi Desa Tambakboyo........................... 41
4.1.2 Analisis Kelayakan Usaha ...................................................... 69
a. Perhitungan Net Present Value .................................................. 69
b. Perhitungan Benefit Cost Ratio ................................................ 71
c. Perhitungan Internal Rate of Return ......................................... 73
4.1.3 Analisis SWOT ....................................................................... 76
a. Identifikasi Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal ........ 77
b. Matriks SWOT .......................................................................... 83
4.2 Pembahasan................................................................................... 87
4.2.1 Analisis Kelayakan Usaha ....................................................... 87
4.2.2 Analisis SWOT........................................................................ 88
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................ 90
5.1 Simpulan ..................................................................................... 90
5.2 Saran ........................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 96

x
xi

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

1.1 Perusahaan Industri dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Usaha di


Kabupaten Klaten Tahun 2008 ................................................................. 3
1.2 Sentra Industri Konveksi di Kabupaten Klaten Tahun 2008 .................... 5
1.3 Perkembangan Sentra Industri Konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Tahun 2006-2008 .......................... 7
3.1 Matriks SWOT .......................................................................................... 38
4.1 Tahun Berdiri dan Lama Usaha Industri Konveksi Kelompok Industri
Rumah Tangga .......................................................................................... 42
4.2 Tahun Berdiri dan Lama Usaha Industri Konveksi Kelompok Industri
Rumah Tangga .......................................................................................... 43
4.3 Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo.......................................... 44
4.4 Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi Desa Tambakboyo .... 46
4.5 Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo ............................ 48
4.6 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Jenis
Kelamin ..................................................................................................... 50
4.7 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Usia ......... 52
4.8 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Tingkat
Pendidikan................................................................................................. 54
4.9 Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 56
4.10 Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........................ 58
4.11 Rincan Upah Pekerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo .................... 60
4.12 Rata-Rata Produktivitas Tenaga Kerja Konveksi ..................................... 61
4.13 Jenis Produksi Kelompok Industri Rumah Tangga .................................. 62
4.14 Jenis Produksi Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil..................... 63
4.15 Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo .............................. 64
4.16 Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 66

xi
xii

4.17 Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri


RT Desa Tambakboyo .............................................................................. 68
4.18 Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri
Kecil Desa Tambakboyo .......................................................................... 69
4.19 Perhitungan Net Present Value Kelompok Industri RT ........................... 70
4.20 Perhitungan Net Present Value Kelompok Industri Kecil ........................ 70
4.21 Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Rumah Tangga ........ 71
4.22 Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Kecil ........................ 72
4.23 Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri RT.................... 74
4.24 Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri Kecil ................ 74
4.25 Faktor Strategi Internal Kelompok Industri RT ........................................ 77
4.26 Faktor Strategi Internal Kelompok Industri Kecil .................................... 78
4.27 Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri RT ..................................... 79
4.28 Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri Kecil.................................. 80
4.29 Matrik eksternal-internal ........................................................................... 82
4.30 Penentuan Strategi .................................................................................... 84

xii
xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.
1.1 Unit Industri dan Tenaga Kerja ................................................................ 8
1.2 Nilai Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo .............................. 9
2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................ 28
4.1 Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo ......................................... 45
4.2 Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi Desa Tambakboyo.... 47
4.3 Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo (dalam jutaan) ... 49
4.4 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut
Jenis Kelamin ............................................................................................ 52
4.5 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Usia ......... 53
4.6 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Tingkat
Pendidikan................................................................................................. 55
4.7 Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 57
4.8 Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........................ 59
4.9 Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo .............................. 64
4.10 Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 67

xiii
xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal.
1 Angket Penelitian .................................................................................... 97
2 Jumlah Tenaga Kerja Industri Konveksi .................................................. 105
3 Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2007 ................... 107
4 Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2008 ................... 108
5 Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2009 ................... 109
6 Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2010 ................... 110
7 Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2007 ................................... 111
8 Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2008 ................................... 112
9 Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2009 ................................... 113
10 Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2010 ................................... 114
11 Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga....................... 115
12 Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Kecil ...................................... 116
13 Analisis Finansial Industri Rumah Tangga .............................................. 117
14 Analisis Finansial Industri Kecil .............................................................. 118
15 SWOT Strategi Internal Industri Rumah Tangga ..................................... 119
16 SWOT Strategi Eksternal Industri Rumah Tangga .................................. 120
17 SWOT Strategi Internal Industri Kecil ..................................................... 121
18 SWOT Strategi Eksternal Industri Kecil .................................................. 122
19 Profil Industri Konveksi Desa Tambakboyo ............................................ 123
21 Produksi Industri Rumah Tangga Konveksi............................................. 125
22 Produksi Industri Kecil Konveksi ............................................................ 126
23 Permohonan Ijin Observasi ...................................................................... 127
24 Permohonan Ijin Penelitian ...................................................................... 128
25 Permohonan Ijin Penelitian dari BAPPEDA ............................................ 129

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor industri merupakan salah satu komponen utama pembangunan

ekonomi yang mampu memberikan kontribusi keluaran yang besar dalam

perekonomian nasional. Sektor ini juga memberikan kontribusi yang besar

dalam penyerapan tenaga kerja. Begitu pula dengan perekonomian di Kabupaten

Klaten.

Industri di Kabupaten Klaten dapat dibagi menjadi Industri Logam Mesin

Kimia dan Aneka (ILMKA) serta Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan

(IHPK). Dari data Klaten Dalam Angka tahun 2008 dan Data Sentra Industri

Kabupaten Klaten tahun 2008, tercantum jumlah perusahaan ILMKA sebanyak

33.347 perusahaan. Kondisi ini mengalami kenaikan sebesar 0.45 persen

dibandingkan tahun 2007.

Untuk jumlah tenaga kerja yang diserap sebesar 148.978 orang,

mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dari tahun 2007. Nilai produksi tahun

2008 mengalami peningkatan sebesar 18,80 persen dari tahun 2007. Hal ini

menunjukkan bahwa pada sektor industri ini mampu menyerap tenaga kerja

yang cukup besar dan mampu menopang dalam pembangunan di Kabupaten

Klaten.

1
2

Nilai produksi yang di sumbangkan dari sektor industri ini sebesar

5.636.923.046 pada tahun 2008. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan 18,80

persen yang sebelumnya sebesarr 4.744.952.192 pada tahun 2007. Dan

sumbangan terbesar dari sektor industri adalah pada sektor industri kecil Industri

Logam Mesin Kimia dan Aneka (ILMKA) yaitu sebesar 2.731.794,2 atau

sebesar 42,08% dari jumlah keseluruhan di sektor industri. Industri yang lain

yaitu industri kecil pada Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) sebesar

1.742.284.800 atau 30,91%, industri besar dan menengah ILMKA sebesar

739.475.036 atau 13,11% dan yang terakhir adalah industri besar menengah

hasil pertanian dan kehutanan sebesar 783.368.950 atau 13,9%.

Perkembangan industri di Kabupaten Klaten secara tahun ke tahun

menunjukkan peningkatan. Baik dilihat dari jumlah usaha, tenaga kerja, investasi

maupun nilai produksi. Peningkatan tersebut menunjukkan hal yang positif

bagi perkembangan industri di Kabupaten Klaten. Dan nantinya juga akan

meningkatkan pembangunan di kabupaten Klaten itu sendiri. Hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut yang menunjukkan jumlah industri dan tenaga kerja

menurut kelompak usahanya:


3

Tabel 1.1
Perusahaan Industri Dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Usaha Di
Kabupaten Klaten Tahun 2008
Jumlah Jumlah
No Kelompok Industri Investasi Nilai Produksi
Unit Tenaga Kerja
1 Industri

Besar/Menengah

Sub Jumlah 2008 126 12.543 588.936.000 1.522.843.986

2007 126 12.543 588.936.000 1.253.110.992

2006 126 12.543 588.936.000 1.113.255.992

2005 126 11.125 588.936.000 945.164.965

2004 126 11.125 585.936.000 510.483.599

2 Industri Kecil

Sub Jumlah 2008 33.221 136.435 1.156.956.500 4.114.079.060

2007 33.071 135.097 1.156.956.500 3.491.841.200

2006 35.802 145.270 1.156.961.500 3.309.370.450

2005 35.762 145.270 1.156.961.600 3.016.004.650

2004 35.791 145.263 1.156.961.500 2.851.693.363

Jumlah Total 2008 33.347 148.978 1.745.892.500 5.636.923.046

2007 33.197 147.640 1.745.892.500 4.744.952.192

2006 35.928 157.813 1.745.897.500 4.422.626.442

2005 35.888 156.395 1.745.897.600 3.961.169.615

2004 35.917 156.388 1.741.897.500 3.362.176.962

Sumber:BPS Jawa Tengah (Desperindagkop dan PM Kabupaten Klaten)

Salah satu industri yang berpotensi di Kabupaten Klaten untuk

dikembangkan adalah industri konveksi. Sentra industri konveksi di Kabupaten


4

Klaten menyebar di beberapa lokasi yaitu di Kecamatan Wedi, Ngawen, Pedan,

Ceper, Klaten Selatan dan Jogonalan. Kecamatan yang memiliki jumlah sentra

industri konveksi terbanyak adalah Kecamatan Wedi yang memiliki 3 sentra

industri konveksi, disusul kemudian Kecamatan Ngawen, Ceper, Jogonalan dan

Klaten Selatan masing-masing memiliki 2 sentra industri konveksi, sedangkan

Kecamatan Pedan hanya memiliki 1 sentra industri konveksi.

Melihat profil dan lokasi sentra industri konveksi di Kabupaten Klaten

tersebut tampak bahwa industri ini memiliki peran yang penting dalam

mendorong aktivitas perekonomian rakyat di Kabupaten Klaten. Kemampuan

menyerap tenaga kerja sebanyak 2.474 orang adalah jumlah yang cukup besar

dalam suatu sentra industri.

Jumlah unit usaha pada sentra industri konveksi di Kabupaten Klaten

pada tahun 2008 sebanyak 425 unit usaha. Total tenaga kerja yang dapat terserap

dalam sentra industri konveksi berjumlah 2.474 orang. Sedangkan jenis produksi

yang dihasilkan cukup beragam yaitu pakaian dalam, kaos, pakaian anak dan

celana/hem.
5

Tabel 1.2
Sentra Industri Konveksi di Kabupaten Klaten Tahun 2008
Nama Sentra Nilai Nilai Tenaga
Jmlh
No Produksi Investasi Kerja
Desa Kecamatan (unit)
(000) (000) (orang)
1 Tempursari Ngawen 24 1.260.000 480.000 126

2 Mayungan Ngawen 11 116.000 83.700 31

3 Tambakboyo Pedan 63 16.750.000 1.260.000 268

4 Ngawonggo Ceper 15 3.397.500 236.000 754

5 Kurung Ceper 9 1.100 22.000 22

6 Kajoran Klaten Selatan 35 9.765.000 375.000 117

7 Glodogan Klaten Selatan 11 2.835.000 1.460.000 44

8 Kalitengah Wedi 76 23.940.000 15.200.000 332

9 Pandes Wedi 56 21.420.000 1.375.000 276

10 Gadungan Wedi 10 3.330.000 250.000 44

11 Pakahan Jogonalan 66 28.800.000 13.200.000 260

12 Ngering Jogonalan 34 10.710.000 680.000 138

13 Delanggu Delanggu 7 1.700.000 640.000 34

14 Ringin Putih Karangdowo 8 240.000 70.000 28

Jumlah 425 124.264.600 34.755.700 425

Sumber:Disperindag Kabupaten Klaten

Industri konveksi di Desa Tambakboyo dibandingkan dengan industri

yang lain, pada industri konveksi di Desa Tambakboyo terdapat dua kelompok

industri yaitu industri rumah tangga dan industri kecil. Jika dibandingkan dengan

industri dari daerah lain, seperti di Wedi kebanyakan masuk kategori industri

kecil sudah paling maju dan besar di Kabupaten Klaten, sedangkan industri yang
6

lain terlalu sedikit dan kebanyakan pada industri rumah tangga. Jika di

Kabupaten Klaten perbandingan industri rumah tangga dan industri kecil relaitif

sama dan perbedaan jumlah tidak terlalu jauh.

Sentra industri konveksi di Kecamatan Pedan dibanding dengan

sentra industri konveksi lain masih di bawah seperti industri konveksi yang ada

di kecamatan Wedi. Dapat dilihat baik dari hal jumlah sentra, nilai investasi,

nilai produksi ataupun jumlah unitnya. Selain itu sentra industri konveksi di

Kecamatan Wedi merupakan industri konveksi yang terbesar di Kabupaten

Klaten dan memilik wilayah yang besar pula dan dalam undergraduate theses

oleh Beny Wahyu Pramono 05/185948/TK/30904, Teknik Arsitektur dan

Perencanaan FT UGM bahwa Sentra Konveksi Wedi memiliki sejumlah karakter

yang mampu mewakili hasil penelitian serupa terhadap barbagai sentra konveksi

di Indonesia.

Industri konveksi perlu dikembangkan tentunya sentra industri konveksi

di Desa Tambakboyo, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Nilai investasi

industri konveksi di Kabupaten Klaten menunjukkan tiap tahun mengalami

peningkatan. Di tahun 2006 menunjukkan nilai investasi sebesar Rp

1.275.000.000 dan mengalami peningkatan di tahun 2007 menjadi Rp

20.650.000.000 dan di tahun 2008 menjadi Rp 34.755.7000. dari nilai investasi

tersebut bahwa hal ini baik untuk dikembangkan.


7

Tabel 1.3
Perkembangan sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Tahun 2006-2008
Komoditi Tahun
Industri
2006 2007 2008
Konveksi
Unit 63 63 63

Tenaga Kerja 189 268 268

Nilai Investasi 189.000.000 3.150.000.000 1.260.000.000

Nilai Produksi 4.082.400.000 25.795.000.000 16.750.000.000

Sumber:Disperindag Kabupaten Klaten 2009

Berdasarkan tabel 1.3 di atas menunjukkan dari nilai investasi industri

konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan menunjukkan mengalami

penurunan di tahun 2008 dari Rp 3.150.000.000 menjadi Rp 1.260.000.000. Hal

ini tidak selaras dengan nilai investasi industri konveksi seluruh Kabupaten

Klaten. Di sentra industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan nilai

produksi juga mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar Rp25.795.000.000

menjadi Rp 16.750.000 di tahun 2008. Pengaruh dari turunnya nilai investasi ini

dan jumlah unit usaha dan tenaga kerja berdampak pada turunnya nilai produksi.

Perkembangan sentra industri Konveksi di desa Tambakboyo

Kecamatan Pedan menunjukkan bahwa unit usaha dari tahun ke tahun selalu

tetap. Akan tetapi nilai investasi dan nilai produksi selalu mengalami perubahan.
8

Grafik 1.1
Unit Industri dan Tenaga Kerja
Industri Konveksi Desa Tambakboyo

Grafik 1.1 di atas dapat dilihat jumlah unit usaha dan tenaga kerja dari

tahun 2006 sampai dengan 2008. Bahwa jumlah unit usaha dan jumlah tenaga

kerja tidak adanya peningkatan atau jumlahnya tetap yaitu unit usaha jumlahnya

selalu 63 unit usaha dan tenaga kerja pada tahun 2007 dan 2008 adalah sama

yaitu 268 tenaga kerja.

Pada grafik 1.2 di bawah ini menunjukkan tingkat nilai produksi

konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan pada tahun 2006 ke 2007

mengalami peningkatan akan tetapi mengalami penurunan dari tahun 2007 ke

2008. Dapat dilihat pada grafik berikut:


9

Grafik 1.2
Nilai Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo (dalam jutaan)

Berdasarkan grafik 1.1 dan grafik 1.2 bahwa unit usaha jumlahnya tetap

yaitu 63 unit dan tenaga kerja mengalami peningkatan dari tahun 2006 ke tahun

2007 dan tetap pada tahun 2008. Sedangkan pada nilai produksi mengalami

penurunan pada tahun 2008 sehingga hal ini menunjukkan bahwa adanya

ketimpangan antara jumlah unit usaha, tenaga kerja dan jumlah produksi.

Sehingga menyebabkan nilai investasi juga menurun.

Ketidakseimbangan ini dikarenakan adanya perbedaan skala unit usaha

yang dilakukan. Pada sentra industri ini sebagian besar adalah industri rumah

tangga dan industri kecil. Sehingga yang mempengaruhi jumlah nilai produksi

pada sentra industri ini tergantung pada pasar dan kemajuan masing-masing

industri.

Nilai investasi dan nilai produksi yang naik turun menjadi masalah yang

utama dalam penelitian ini. Selain itu yang mengakibatkan naik turunnya nilai

investasi dan nilai produksi juga diakibatkan sentra industri konveksi mengalami
10

permasalahan mengenai permodalan, pemasaran, teknologi, akses informasi,

dan sebagainya. Permasalahan tersebut dapat mengakibatkan adanya kegagalan

dalam industri konveksi di Kecamatan Pedan.

Berdasarkan uraian diatas maka analisa kelayakan usaha perlu dilakukan

guna meminimalisir besarnya resiko yang akan di tanggung para pelaku industri

atau masih layakkah industri konveksi tersebut dijalankan. Selain itu perlu dikaji

strategi pengembangan yang tepat untuk dapat meningkatkan usaha industri

konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Maka

penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Analisis Kelayakan Usaha dan

Strategi Pengembangan Sentra Industri Konveksi di Desa Tambakboyo

Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah di atas, dikemukakan

perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana profil industri konveksi di sentra industri konveksi di Desa

Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten?

2. Apakah industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan

Kabupaten Klaten layak secara finansial?

3. Bagaimana strategi pengembangan usaha sentra industri konveksi di Desa

Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten?


11

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Mendiskripsikan profil sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo

Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.

2. Menganalisis kelayakan finansial usaha sentra industri konveksi di Desa

Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.

3. Menganalisis strategi pengembangan usaha sentra industri konveksi di Desa

Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai sentra

industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten

Klaten.

b. Sebagai bahan acuan bagi penelitian sejenis dalam usaha pengembangan

lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan kajian tentang

pengembangan sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan

Pedan Kabupaten Klaten.

b. Sebagi bahan masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan

dengan pembangunan Kabupaten Klaten khususnya dalam hal

pengembangan sentra industri konveksi.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pembangunan

Pembangunan merupakan sebuah proses yang di dalamnya terjadi

perubahan menuju ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan semula.

Pembangunan daerah sebagai cerminan dari kegiatan pengembangan

kemampuan suatu daerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya

merupakan hal yang sangat penting dilakukan terutama dengan adanya

otonomi daerah sehingga tiap daerah diharuskan menentukan nasib daerahnya

sendiri.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

dan masyarakatnya mengelola sumber daya sumber daya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor

swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangang

perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah

tersebut (Arsyad, 1999:108).

Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses yang

mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri

alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan

produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu

pengetahuan dan pembangunan perusahaan-perusahaan baru. (Arsyad,

1999:109)

12
13

Menurut Arsyad (1999:122), strategi pembangunan daerah dapat

dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu :

a. Strategi Pengembangan Fisik atau Lokalitas

Dilakukan dengan program perbaikan kondisi fisik atau lokalitas daerah

untuk kepentingan pembangunan industri dan perdagangan. Tujunnya

untuk menciptakan identitas daerah atau kota, memperbaiki basis pesona

(amenity base) atau kualitas hidup masyarakat dan memperbaiki dunia

usaha daerah.

b. Strategi pengembangan dunia usaha

Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam

perencanaan pembangunan ekonomi daerah karena daya tarik, kreasi atau

daya perekonomian daerah yang sehat.

c. Strategi pengembangan sumber daya manusia

Sumber daya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam proses

pembangunan ekonomi.

d. Strategi pengembangan ekonomi masyarakat

Kegiatan pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang

ditujukan untuk pengembangan suatu kelompok masyarakat itu di suatu

daerah atau dikenal dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Tujuan

kegiatan ini adalah untuk menciptakan manfaat social, misalnya melalui

penciptaan proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup

atau memperoleh keuntungan dari usahanya.


14

2.2 Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah

atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai

tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan

juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa

barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Menurut Dumairy (1998:148) industri sebagai suatu sistem terdiri dari

unsur fisik dan dan unsur perilaku manusia. Unsur fisik yang mendukung

proses industri adalah komponen tempat meliputi pula kondisinya, peralatan,

bahan baku / bahan mentah dan beberapa hal yang memerlukan sumber

energi, sedangkan unsur perilaku manusia meliputi komponen tenaga kerja,

ketrampilan tradisi, transportasi dan komunikasi serta keadaan politik dan

pasar.

Pengertian menurut Sandi (1985:154) industri adalah usaha untuk

memproduksi barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui

penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh

dengan harga satuan yang serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi

mungkin.

Menurut Wibowo (1988:5) industri adalah jenis usaha yang terutama

bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan/barang menjadi

bahan/barang lain yang berbeda bentuk dan sifatnya dan mempunyai nilai

tambah.
15

Pembangunan industri disesuaikan dengan perkembangan masyarakat,

ilmu pengetahuan dan teknologi (Bintarto,1987:86). Industri adalah bagian

dari proses produksi di mana bagian ini tidak mengambil bahan bahan

langsung dari alam yang kemudian mengolahnya hingga menjadi barang yang

bernilai bagi masyarakat (Bintarto, 1987:87).

Penggolongan sektor industri dikelompokkan ke dalam empat

golongan yang didasarkan pada banyaknya tenaga kerja, yaitu:

1. Industri Besar tenaga kerja 100 orang/lebih

2. Industri Sedang tenaga kerja 20-99 orang

3. Industri Kecil tenaga kerja 5-19 orang

4. Industri Rumah Tangga tenaga kerja 1-4 orang

(BPS Jawa Tengah : Statistik Industri Sedang Kecamatan Trucuk

Tahun 2004)

Penggolongan industri hanya berdasarkan banyaknya tenaga kerja dan

tanpa memperhatikan apakah perusahaan ini menggunakan mesin atau tidak

serta tanpa memperhatikan besarnya modal. Pada penelitian ini menggunakan

kriteria tenaga kerja karena untuk mempermudah penggolongan dalam

menganalisis. Penelitian ini kriteria penggolongan dibedakan menjadi

kelompok industri rumah tangga dan kelompok industri kecil karena jumlah

tenaga paling sedikit di industri konveksi Desa Tambakboyo ada 2 orang dan

paling banyak 16 orang.


16

2.2.1 Industri Kecil

Industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga

kerja dan pemodalan kecil, menggunakan teknologi sederhana tetapi

jumlah keseluruhan tenaga kerja mungkin besar. Pada umumnya industri

kecil didirikan tanpa melalui atau mengenal ijin usaha, tanpa mengenal

prosedur resmi dan lain-lain sehingga perusahaan kecil tersebut

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Sering menghadapi kesulitan modal karena bentuknya yang informal

sehingga sulit dipercaya oleh lembaga perbankan untuk menerima

pinjaman modal.

b. Perputaran keuangannya lambat

c. Kegiatan pribadi pengusaha sangat besar

d. Keuntungan bersih dari pengusaha biasanya sulit dibesarkan jika

dibandingkan dengan gaji/upah yang diterima pengusaha bila bekerja

pada perusahaan lain.

e. Secara yuridis pengusaha mempunyai tanggung jawab yang tidak

terbatas dan hasrat pribadi terlibat untuk melunasi hutang perusahaan

jika mengalami kerugian (Subroto,1979).

Industri kecil juga merupakan salah satu penunjang

pembangunan di desa yang tidak dapat diragukan lagi. Industri kecil di

pedesaan mempunyai beberapa keunggulan yaitu :

a. Tenaga kerja murah

b. Biaya untuk pembelian peralatan relatif murah


17

c. Biaya penyelenggaraan gedung dan penggudangan relatif murah

d. Bebas dari pungutun, biaya keselamatan relatif murah, tanpa

pemadam kebakaran, masker, sarung tangan, pengaman dan

sebagainya.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, secara umum terdapat

kesamaan sifat dan karakter tentang industri kecil antara lain: memiliki

modal kecil, usaha dimiliki secara pribadi, menggunakan teknologi dan

peralatan sederhana, serta jumlah tenaga kerja relatif sedikit. Oleh

karena itu industri kecil cocok untuk dikembangkan didaerah pedesaan.

Industri kecil yang sedang berkembang diantaranya adalah industri

konveksi.

2.2.2. Konveksi

Industri konveksi adalah industri yang memproduksi pakaian jadi.

Konveksi termasuk dalam klasifikasi barang konsumen yaitu shopping

goods kelompok heterogeneus shopping goods. Konveksi termasuk dalam

kelompok heterogeneus shopping goods sebab aspek karakteristik atau

ciri-cirinya (features) dianggap lebih penting oleh konsumen dari pada

aspek harganya. (www.journal.uii.ac.id. 2004:97)

Industri konveksi merupakan suatu usaha yang dikerjakan dirumah

yang mengarah pada produksi kain atau pakaian jadi. Proses produksi

pakaian jadi harus ditunjang dengan mesin dan peralatan yang lengkap.

Alur proses produksi yang umumnya dilaksanakan oleh industri kecil

perusahaan konveksi adalah sebagai berikut.


18

a. Bahan baku

b. Pengukuran dan pemotongan kain

c. Penjahitan

d. Pembuatan lubang kancing

e. Pemasangan aksesoris

f. Produk jadi

(www.bi.go.id. 2007:17)

2.3 Studi Kelayakan

Studi kelayakan merupakan penilaian atas usaha suatu proyek dimana

untuk mengetahui layak atau tidak usaha tersebut dan membantu

pengembangan dan perencanaan usaha di masa yang akan datang. Selain itu

berguna membantu pengusaha dalam perencanaan usahanya untuk

peningkatan efisiensi dan produktivitas usahanya.

Suatu usaha akan memerlukan dana yang cukup besar untuk

keberlangsungan dan keberlanjutan usahanya. Baik itu dalam proses produksi

maupun investasinya. Namun banyak usaha yang setelah dijalankan sekian

lama ternyata tidak menguntungkan. Kegagalan usaha tersebut dapat

disebabkan karena kesalahan perencanaan, kesalahan dalam menafsir pasar,

kesalahan dalam memperkirakan kontinuitas bahan baku dan sebagainya.

Untuk itulah studi kelayakan usaha sangat penting dalam suatu usaha.

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara

mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,
19

dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.

Mempelajari mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan

informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung dan dianalisis hasil penelitian

tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Kelayakan artinya

penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk

menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat

yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. (Kasmir

dan Jakfar, 2006:10)

Yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis (SKB) adalah penelitian

tentang tidak dapatnya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan

pertimbangan mendapatkan manfaat financial (arti sempit). Studi kelayakan

bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu

penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya

merupakan proyek investasi itu dilaksanakan. Maksud layak (atau tidak layak)

di sini adalah prakiraan bahwa proyek akan dapat (atau tidak dapat)

menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan (Umar,

1997:7)

Analisis yang dilakukan dalam studi kelayakan bisnis mencakup

banyak faktor yang dikerjakan secara menyeluruh, meliputi aspek aspek

teknologi, pasar dan pemasaran, manajemen, hukum, lingkungan dan

keuangan (Umar, 1997:7). Sedangkan Studi kelayakan proyek menurut

Suwarsono dan Suad Husnan (1994:4) adalah penelitian tentang tidak


20

dapatnya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan

dengan berhasil.

Studi kelayakan juga disebut dengan feasibility study merupakan bahan

pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau

menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian

layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek

yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti

financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan

usaha/proyek dalam arti financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian

yang dilakukan. (Ibrahim, 2009:1)

Paling tidak ada lima tujuan mengapa perlu adanya studi kelayakan

bisnis sebelum usaha dilakukan (Kasmir dan Jakfar, 2006:20) yaitu:

a) Menghindari Resiko Kerugian

Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada semacam

kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau

memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini

fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita

inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat

dikendalikan.

b) Memudahkan Perencanaan

Perencanaan akan lebih mudah jika kita sudah dapat meramalkan apa yang

akan terjadi di masa yang akan datang, maka akan mempermudah kita
21

dalam malakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu

direncanakan.

c) Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan

Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat

memudahkan pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis

tersebut telah memiliki pedoman yang harus diikuti. Pedoman tersebut

telah tersusun secara sistematis, sehingga usaha yang dilaksanakan dapat

tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah tersusun.

d) Memudahkan Pengawasan

Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana yang

sudah disusun, maka akan memudahkan kita untuk melakukan

pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar

tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.

e) Memudahkan Pengendalian

Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka

jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat

dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian

adalah untuk mengendalikan pelaksanakan agar tidak melenceng dari rel

yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan kan

tercapai.

Studi kelayakan ini akan memakan biaya tetapi biaya tersebut relatif

kecil bila dibandingkan dengan resiko kegagalan suatu usaha yang

menyangkut investasi dalam jumlah besar, ada pula sebab lain yang
22

mengakibatkan suatu usaha ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan

atau gagal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan :

a) Ruang lingkup usaha

b) Cara kegiatan usaha

c) Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya suatu usaha

d) Hasil kegiatan usaha tersebut, serta biaya yang harus ditanggung untuk

memperoleh hasil tersebut

e) Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya usaha

tersebut.

Analisis kelayakan merupakan studi yang bertujuan untuk menilai

apakah suatu kegiatan investasi yang dijalankan tersebut layak atau tidak

layak dijlankan dilihat dari aspek finansial atau keuangan. Analisis finansial

lebih memusatkan penilaian usaha dari sudut pandang investor dan pemilik

usaha sehingga dapat dikatakan analisis finansial berorientasi pada profit atau

mencari laba atau keuntungan. Sasaran utama dari analisis finansial adalah

menemukan dan berusaha untuk mewujudkan besarnya penerimaan usaha.

2.4 Strategi Pengembangan

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam

perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Dalam

bukunya, Rangkuti (2006:56) mengutip pengertian atau definisi strategi

menurut beberapa pakar strategi yaitu:

Menurut Skinner (1978) strategi merupakan filosopi yang berkaitan

dengan alat untuk mencapai tujuan. Selain itu menurut Hayes dan

Wheel Wright (1978) strategi mengandung arti semua kegiatan yang


23

ada dalam lingkup perusahaan, termasuk di dalamnya pengalokasian

semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sedangkan menurut

Hill (1989) strategi merupakan suatu cara yang berkaitan dengan

kegiatan manufaktur dan pemasaran, semuanya bertujuan untuk

mengembangkan perspektif corporat melalui agregasi.

Konsep strategi menurut Rangkuti (2006:4) ada dua konsep yaitu:

1. Distinctive Competence

Distinctive Competence merupakan tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan

pesaingnya.

2. Competitive Advantage

Competitive Advantage kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh

perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

Tipe tipe strategi menurut Rangkuti (2006:7) dapat dikelompokkan

menjadi:

1) Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro,

misalnya strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga,

strategi pengembangan pasar strategi mengenai keuangan dan

sebagainya.
24

2) Strategi Investasi

Strategi yang berorientasi pada investasi, misalnya apakah

perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau

berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan dan sebagainya.

3) Strategi Bisnis

Strategi ini disebut juga dengan strategi bisnis secara fungsional

karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan menajemen,

misalnya strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi

organisasi dan strategi lain yang berhubungan dengan keuangan.

Dalam proses pengembangan strategi dimulai dari pengembangan

strategi korporat dengan fokus mempertahankan hidup atau disebut

survival. Berdasarkan strategi korporat ini , strategi unit bisnis dengan

fokus pada distinctive competence, kepemimpinan, biaya, diferensiasi

mengenai produkdan fokus pada biaya. Yang terakhir adalah

penyusunan strategi operasional dengan fokus pada prioritas persaingan,

biaya kualitas, fleksibilitas, dan pengiriman. Penetapan strategi

operasional ini berupa pengembangan struktur maupun infrastruktur

(Rangkuti, 2006:58)

Pengembangan struktur meliputi:

a. Desain organisasi

b. Evaluasi kapasitas

c. Strategi mengenai fasilitas

d. System desain operasional


25

Pengembangan infrastruktur meliputi:

a. Perencanaan operasional

b. Pengendalian kebutuhan bahan

c. Kualitas dan pelayanan kepada konsumen

d. Produktivitas dan tenaga kerja

e. Penggunaan teknologi manajemen

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengenai industri terutama tentang kelayakan

usaha telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Disini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian sebagai bahan acuan dan perbandingan dalam

penelitian ini, diantaranya adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh Hadi Arifin adalah Analisis Kelayakan

Usaha Industri Kecil pada tahun 2005. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui prospek usaha industri kecil kerajinan rotan di kecamatan Jeumpa

kabupaten Bireuen yang berkaitan dengan adanya gangguan keamanan yang

mengakibatkan berkurangnya pendapatan para pengusaha industri kecil dan

mengetahui faktor permasalahan yang sedang dihadapi oleh para pengusaha

kerajinan rotan di kecamatan Jeumpa. Analisis yang digunakan adalah analisis

kelayakan bisnis. Data yang digunakan data primer yaitu langsung wawancara

dari pemilik usaha. Berdsarkan hasil perhitungan analisis kelayakan usaha

maka kerajinan rotan memiliki PNV, IRR dan Net B/C memiliki prospek yang

cukup baik untuk dikembangkan walaupun usaha tersebut memiliki investasi

yang cukup kecil.


26

Penelitian yang dilakukan oleh Budi Raharjo tahun 2008 tentang

Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Industri. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha industri mebel di

kecamatan Suruh kabupaten Semarang. Hasil dari peneitian ini adalah

kelayakan usaha didapatkan hasil NPV = Rp 452.950.625,43, BCR=1,55 dan

IRR=18,7% serta hasil SWOT menunjukkan industri ini memiliki keunggulan

dalam produktivitas dan sumber daya dan memiliki kelemahan dalam hal

kurangnya peralatan, modal dan teknologi serta kurangnya promosi produk

sehingga pemasaran kurang maksimal.

Penelitian lainnya yaitu dilakukan oleh Nashrul Imam tahun 2010

tentang Profit dan Strategi Pengembangan Industri Mebel di Kecamatan Suruh

Kabupaten Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

mekanisme produksi dan pemasaran, kendala dalam produksi dan pemasaran

serta strategi pengembangan industri kecil mebel tersebut. Berdasarkan hasil

penelitian, usaha mebel di kecamatan Suruh memiliki keunggulan dan dalam

produktivitas dan sumber daya, dan memiliki kelemahan dalam hal kurangnya

peralatan, modal dan teknologi serta kurangnya promosi produk sehingga

pemasaran kurang maksimal. Industri mebel ini memiliki peluang pasar yang

cukup tinggi dan perhatian yang baik dari pemerintah dan memiliki ancaman

dalam hal persaingan dengan industri mebel wilayah lain.

Beberapa penelitian terdahulu kaitannya dengan penelitian ini adalah

penelitian terdahulu yang pertama mengenai kelayakan usaha kerajinan rotan,

yang kedua analisis kelayakan usaha dan strategi pengembangan industri


27

mebel dan yang ketiga tentang profil dan strategi pengembangan dibandingkan

dengan penelitian ini mencakup semua analisis yang ada pada ketiga

penelitian terdahulu yaitu mengenai profil, kelayakan usaha dan strategi

pengembangan dan sama-sama mengenai industri kecil.

2.6 Kerangka Berpikir

Industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga

kerja dan pemodalan kecil, menggunakan teknologi sederhana tetapi jumlah

keseluruhan tenaga kerja mungkin besar. industri kecil sangat berperan

penting dalam pembangunan suatu daerah tertentu karena dapat menyerap

tenaga kerja yang cukup besar dan memberi andil yang cukup besar pula

dalam mensejahterakan rakyat.

Sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan

Kabupaten Klaten dilakukan sudah dilakukan sejak bertahun tahun yang lalu.

Dalam menganalisis layak atau tidaknya industri konveksi tersebut

menggunakan analisis kelayakan finansial dan untuk menganalisis strategi

pengembangan sentra industri tersebut menggunakan analisis SWOT.

Untuk mempemudah penelitian yang akan dilaksanakan, maka perlu

adanya penyusunan kerangka pemikiran mengenai konsepsi tahap-tahap

penelitiannya. Kerangka pemikiran dibuat skema sederhana yang

menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalahnya. Skema

sederhana diharapkan memberi gambaran mengenai jalannya penelitian secara

keseluruhan yang dapat diketahui secara jelas dan terarah. Maka penulis

menggambarkan kerangka berfikir sebagai berikut:


28

Gambar. 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Analisis Kelayakan terdiri dari NPV, IRR, dan BCR yang akan di

teliti dalam penelitian ini. Sedangkan strategi pengembangan menggunakan

analisis SWOT.

2.6.1 Net Present Value (NPV)

Net Present Value merupakan nilai sekarang (present value)

dari suatu proyek dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost

(biaya) pada discount rate tertentu dan menunjukkan kelebihan benefit

dibandingkan dengan biaya.

Artinya bahwa suatu proyek itu dikatakan layak atau

menguntungkan jika value benefit lebih besar dari pada value cost.

Dengan kata lain, jika NPV > 0 dapat dikatakan bahwa proyek tersebut

layak atau menguntungkan dan jika NPV < 0 maka proyek tersebut

tidak layak untuk diusahakan.


29

Cara perhitungan NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan :

DF = Discount Factor

i = tingkat bunga yang berlaku

n = lamanya periode waktu

2.6.2 Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat diskon yang akan manyamakan nilai

sekarang dari arus kas bersih dari biaya awal proyek. Jika nilai

sekarang dari arus kas lebih besar dari biaya awal proyek, kita

menaikkan tingkat diskon dan mengulangi prosesnya. Sebaliknya

jika nilai sekarang dari arus kas lebih rendah dari biaya awal proyek

maka kita menurunkan tingkat diskon. Proses ini berlanjut sampai

tingkat diskon ditemukan menyamakan nilai sekarang arus kas bersih

dengan biaya awal proyek. Tingkat diskon yang ditemukan adalah

tingkat pengembalian internal (IRR) dari proyek (Salvatore, 2005 :

277).

-
30

Keterangan :

i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama dimana diperoleh

NPV positif.

i2 = Discount Factor (tingkat bunga) kedua dimana diperoleh NPV

negatif.

2.6.3 Benefit Cost Ratio (BCR)

Suatu usaha dapat dikatakan layak dilaksanakan apabila nilai

BCR lebih besar dari pada satu. Jika nilai BCR lebih kecil dari satu

maka usaha industri akan mendatangkan kerugian ekonomis apabila

dilaksanakan (Gasperzs, 2002 : 145)

Kriteria rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio=BCR) untuk

menganalisis investasi proyek industri yang memiliki umur ekonomis t

(t=1,2,3,,n) tahun dilakukan berdasarkan formula berikut:

BCR(i) = {DFt (Bt)}/{DFt (Ct)}

Disini t = 0,1,2,.,n

2.6.4 SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths). Hal ini disebut dengan

analisis situasi. Model yang popular untuk analisis situasi adalah

analisis SWOT (Rangkuti, 2006:18)


31

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek pemelitian (Suharsimi Arikunto,

2006:130). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto : Apabila

subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga penelitiannya

penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua unit-unit

usaha industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten

Klaten yang berjumlah 63 unit, sehingga penelitian ini adalah penelitian

populasi.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto, Suharsimi, 2006:118). Variabel dalam penelitian

ini adalah :

3.2.1 Profil Usaha Industri Konveksi

Profil sentra industri konveksi adalah deskripsi latar belakang

dari penelitian yang dilakukan dalam hal ini mencakup hal-hal yang

berkaitan dengan industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan

Pedan Kabupaten Klaten.

31
32

3.2.2 Kelayakan Usaha Industri Konveksi

Kelayakan usaha atau financial merupakan indikator yang

menunjukkan bahwa industri konveksi di desa Tambakboyo

Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten pelaksanaannya sudah layak

secara financial yang diukur dengan menggunakan analisis uji NPV,

IRR, dan BCR.

3.2.3 Strategi pengembangan industri konveksi

Strategi pengembangan industri konveksi Desa Tambakboyo

Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten adalah kebijakan pengembangan

yang dilakukan mengenai potensi industri yang cukup besar tersebut

akan tetapi masih perlu adanya pembinaan dan mengatur strategi yang

terkait dengan pengembangan terhadap masa depan industri konveksi

itu.

Pengembangan industri dapat dilakukan analisis terlebihi

dahulu dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yaitu

mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan

strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities),

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness)

dan ancaman (treaths). Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model

yang popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti,

2006:18)
33

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

3.3.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan pengumpulan data baik angka

maupun keterangan secara tertulis. Menurut Suharsini Arikunto

(2006,158) metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh

data atau informasi tentang hal-hal yang ada kaitannya dengan

penelitian, dengan jalan melihat kembali sumber tertulis yang lalu baik

berupa angka atau keterangan.

Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah

dengan mencatat data yang tersedia pada kelompok/masyarakat yang

terkait, seperti para pengusaha industri konveksi di Desa Tambakboyo

Kecamatan Pedan Klaten. Selain itu mengumpulkan informasi dari

sumber pusataka yang relevan dengan penelitian dan internet.

3.3.2 Metode Kuesioner (Angket)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang responden ketahui. (Arikunto, Suharsimi.

2006:151). Metode ini memperoleh data dengan cara memberi angket

atau daftar pertanyaan kepada responden. Dalam hal ini digunakan

untuk mengetahui profil usaha industri konveksi, tingkat keuntungan

dan biaya yang digunakan untuk industri konveksi di Desa

Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.


34

3.4. Metode Analisis Data

3.4.1 Analisis Diskriptif

Analisis deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk

menggambarkan variabel yang diteliti ( Arikunto, 1997: 212). Yaitu

hasil penelitian ini hanya untuk menggambarkan atau melukiskan

keadaan suatu obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-

fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Analisis ini untuk

mengetahui tentang profil industri konveksi di Desa Tambakboyo

Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.

3.4.2 Analisis Kelayakan Finansial

Aspek finansial sangat memegang peranan penting dalam

melakukan studi kelayakan bisnis. Ada beberapa metode yang biasa

dipertimbangkan dalam penilaian suatu investasi :

a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value merupakan nilai sekarang (present value)

dari suatu proyek dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost

(biaya) pada discount rate tertentu dan menunjukkan kelebihan

benefit dibandingkan dengan biaya.

Artinya bahwa suatu proyek itu dikatakan layak atau

menguntungkan jika value benefit lebih besar dari pada value cost.

Dengan kata lain, jika NPV > 0 dapat dikatakan bahwa proyek

tersebut layak atau menguntungkan dan jika NPV < 0 maka proyek

tersebut tidak layak untuk diusahakan (Abdul Choliq, 1999:33).


35

Cara perhitungan NPV adalah sebagai berikut :

Keterangan :

DF = Discount Factor

i = tingkat bunga yang berlaku

n = lamanya periode waktu

b. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat diskon yang akan manyamakan nilai

sekarang dari arus kas bersih dari biaya awal proyek. Jika nilai

sekarang dari arus kas lebih besar dari biaya awal proyek, kita

menaikkan tingkat diskon dan mengulangi prosesnya. Sebaliknya

jika nilai sekarang dari arus kas lebih rendah dari biaya awal

proyek maka kita menurunkan tingkat diskon. Proses ini berlanjut

sampai tingkat diskon ditemukan menyamakan nilai sekarang arus

kas bersih dengan biaya awal proyek. Tingkat diskon yang

ditemukan adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari proyek

(Salvatore, 2005 : 277).

IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengetahui

persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan IRR

juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam

mengembalikan bunga pinjaman. IRR itu pada dasarnya


36

menunjukkan Discount Factor (DF) sehingga tercapai NPV = 0

(Choliq, 1999:57)

Keterangan :

i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama dimana

diperoleh NPV positif.

i2 = Discount Factor (tingkat bunga) kedua dimana

diperoleh NPV negatif.

c. Benefit Cost Ratio (BCR)

Kriteria rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio=BCR)

untuk menganalisis investasi proyek industri yang memiliki umur

ekonomis t (t=1,2,3,,n) tahun dilakukan berdasarkan formula

berikut:

BCR(i) = {DFt (Bt)}/{DFt (Ct)}

Disini t = 0,1,2,.,n

Suatu usaha dapat dikatakan layak dilaksanakan apabila

nilai BCR lebih besar dari pada satu. Jika nilai BCR lebih kecil

dari satu maka usaha industri akan mendatangkan kerugian

ekonomis apabila dilaksanakan (Gasperzs, 2002 : 145)

3.4.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada

logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang


37

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths). Hal ini disebut dengan

analisis situasi. Model yang popular untuk analisis situasi adalah

analisis SWOT (Rangkuti, 2006:18)

Tahap pengumpulan data merupakan tahap pertama dalam

penyusunan analisis SWOT. Pada tahap ini data dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Model yang

digunakan dalam tahap ini adalah Matriks Faktor Strategi Eksternal

dan Matriks Faktor Strategi Internal.

Tahap selanjutnya adalah memanfaatkan informasi tersebut ke

dalam rumusan strategi. Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-

faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dari ancaman

eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan

dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan

empat set kemungkinan alternative strategis.


38

Tabel 3.1
Matriks SWOT
IFAS STRENGHT (S) WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 faktor- Tentukan 5-10 faktor-
EFAS faktor kekuatan faktor kelemahan
internal internal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor peluang menggunakan kekuatan meminimkan kelemahan
eksternal untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan
peluang peluang
TREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Tentukan 5-10 Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor ancaman menggunakan kekuatan meminimkan kelemahan
eksternal untuk mengatasi ancaman dan menghindari
ancaman
Sumber : Freddy Rangkuti, 2006:31

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan

untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Apabila di

dalam kajian terlihat peluang-peluang yang tersedia ternyata juga

memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor tersebut dianggap

memiliki keunggulan komparatif. Dua elemen sektor industri eksternal

dan internal yang baik ini tidak boleh dilepaskan begitu saja, tetapi akan

menjadi isu utama pengembangan. Meskipun demikian dalam proses

pengkajiannya tidak boleh dilupakan adanya berbagai kendala dan

ancaman perubahan, kondisi lingkungan yang terdapat di sekitarnya


39

untuk digunakan sebagai usaha untuk mempertahankan keunggulan

komparatif tersebut.

b. Strategi ST

Strategi ini mempertemukan interaksi antara ancaman atau

tantangan dari luar yang diidentifikasikan untuk memperlunak ancaman

atau tantangan tersebut, dan sedapat mungkin merubahnya menjadi

peluang bagi pengembangan selanjutnya. Ini adalah strategi dalam

menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini merupakan kajian yang menuntut adanya kepastian

dari berbagai peluang dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar di

sini akan dihadapi oleh kurangnya kemampuan sektor untuk

menangkapnya. Pertumbuhan harus dilakukan secara hati-hati untuk

memilih dan menerima peluang tersebut. Khususnya dikaitkan dengan

keterbatasan potensi kawasan. Strategi ini diterapkan berdasarkan

pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan

yang ada.

d. Strategi WT

Merupakan tempat menggali berbagai kelemahan yang akan

dihadapi sektor industri kecil dalam pengembangannya. Hal ini dapat

dilihat dari pertemuan antara ancaman dan tantangan dari luar dengan

kelemahan yang terdapat di dalam kawasan. Strategi yang harus

ditempuh adalah mengambil keputusan untuk mengendalikan kerugian


40

yang akan dialami dengan sedikit membenahi sumber daya internal

yang ada. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive

dan berusaha meminimalkan yang ada serta menghindari ancaman.


41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitin meliputi deskripsi profil industri konveksi, analisis

kelayakan usaha industri konveksi dan strategi pengembangan industri

konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.

4.1.1 Profil Industri Konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan

Kabupaten Klaten

Profil industri konveksi adalah deksripsi tentang latar belakang

yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan usaha industri konveksi

di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Profil

industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten

Klaten meliputi:

a. Berdirinya Industri Konveksi

Industri konveksi di Desa Tambakboyo sudah cukup lama

berkembang. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan diketahui

bahwa usaha industri konveksi ini berdiri sejak puluhan tahun yang

lalu. Akan tetapi pada waktu itu usaha yang dilakukan adalah

pembuatan karung dan kain tenun pada tahun 1980an dan dalam

perkembangannya usaha tersebut berubah menjadi industri konveksi

pada tahun 1990an.

41
42

Tabel 4.1
Tahun Berdiri dan Lama Usaha
Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga
No No. Responden Tahun Berdiri Lama Usaha (tahun)
1 R1 1989 21
2 R4 2006 4
3 R5 2004 6
4 R6 1996 14
5 R7 2003 7
6 R11 2000 10
7 R14 2001 9
8 R15 2002 8
9 R16 1997 13
10 R17 2000 10
11 R19 1993 17
12 R21 1994 16
13 R23 2001 9
14 R27 1990 20
15 R28 1994 16
16 R31 1992 18
17 R33 1996 14
18 R34 2001 9
19 R39 1995 15
20 R43 2002 8
21 R44 2000 10
22 R47 1991 19
23 R49 2003 7
24 R51 1995 15
25 R52 1994 16
26 R53 1995 15
27 R55 1990 20
28 R56 1991 19
29 R57 1989 21
30 R58 1989 21
31 R59 2000 10
32 R60 1990 20
33 R61 1995 15
34 R62 1993 17
35 R63 2002 8
Rata-Rata 13,62
Sumber:data diolah
43

Industri konveksi kelompok industri kecil tahun berdiri dan lama


usaha dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Tahun Berdiri dan Lama Usaha
Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga
No No. Responden Tahun Berdiri Lama Usaha (tahun)
1 R2 2004 6
2 R3 1991 19
3 R8 1994 16
4 R9 2002 8
5 R10 1998 12
6 R12 2005 5
7 R13 1989 21
8 R18 1994 16
9 R20 2001 9
10 R22 1995 15
11 R24 2006 4
12 R25 1992 18
13 R26 1998 12
14 R29 1996 14
15 R30 1998 12
16 R32 1994 16
17 R35 1993 17
18 R36 1990 20
19 R37 1995 15
20 R38 1994 16
21 R40 1991 19
22 R41 2003 7
23 R42 1992 18
24 R45 2004 6
25 R46 2000 10
26 R48 2004 6
27 R50 1995 15
28 R54 1994 16
Rata-Rata 13,14
Sumber:data diolah

Pada waktu itu hanya beberapa orang pengusaha yang membuka

usaha konveksi, kemudian masyarakat sekitar ikut bekerja setelah


44

beberapa lama kemudian mereka membuka usaha konveksi sendiri.

Usaha konveksi ini kemudian menjadi berkembang dan menjadi mata

pencaharian masyarakat. Rata-rata responden telah menjalankan

usahanya selama 13 sampai 14 tahun. Usaha yang dijalankan paling

lama telah berdiri selama 21 tahun sejak tahun 1989, sedangkan usaha

yang paling baru berdiri yaitu 4 tahun atau sejak tahun 2006.

b. Jenis Industri

Penggolongan jenis industri konveksi di Desa Tambakboyo

berdasarkan jumlah tenaga kerja. Industri konveksi di Desa

Tambakboyo masuk dalam kategori industri rumah tangga dan

industri kecil dan tidak ada yang masuk dalam kategori industri sedang

dan industri besar. Sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo

jumlah tenaga kerja paling sedikit 2 orang dan paling banyak 16 orang.

Pengelompokkan jenis industri dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3
Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo
No Jenis Industri Jumlah Persentase (%)

1 Industri Rumah Tangga 35 56

2 Industri Kecil 28 44

Total 63 100

Sumber : data primer diolah 2011


45

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah unit industri rumah tangga

sebanyak 35 unit industri dan kelompok industri kecil sebanyak 28 unit

industri. Hal ini menunjukkan kelompok industri rumah tangga lebih

banyak dari pada kelompok industri kecil. Perbandingan antara jenis

industri kelompok industri rumah tangga dan industri kecil dapat

dilihat pada grafik sebagai berikut:

Grafik 4.1
Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo

c. Status Pemilikan Izin Usaha

Sebuah industri harusnya memiliki izin usaha yaitu bentuk

pengesahan suatu usaha pada waktu pendirian yang dilakukan oleh

instansi pemerintah (instansi terkait) yang diperkuat dengan bukti

tertulis atau akta. Akan tetapi kebanyakan industri kecil tidak memiliki

izin usaha. Berikut ini merupakan tabel mengenai status kepemilikan

izin usaha industri konveksi dari Desa Tambakboyo.


46

Tabel 4.4
Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi
Di Desa Tambakboyo
No Jenis Status Kepemilikan Usaha Jumlah
Industri (unit)
Milik Izin Belum Izin
1 Industri RT 35 - 35 35

2 Industri Kecil 28 10 18 28

Total 10 53 63

Persentase 16% 84% 100%

Sumber : Data Primer diolah 2011

Tabel Status Kepemilikan Izin Usaha menunjukkan dari 63 unit

industri konveksi, sebanyak 53 unit industri konveksi (84%) belum

memiliki izin usaha dan dan hanya 10 unit industri konveksi (16%)

yang sudah memiliki izin usaha. Masih minimnya industri konveksi

yang belum memiliki izin usaha menandakan bahwa kesadaran pemilik

usaha masih kurang. Tidak ada konsekuensi bagi para pemilik industri

konveksi jika tidak memiliki izin usaha, karena tanpa memiliki izin

usaha merekapun masih tetap bisa berjalan.

Berdasarkan hasil penelitian, status kepemilikan izin usaha

kelompok indsutri rumah tangga belum memiliki izin usaha sebanyak

35 unit dan tidak ada yang memiliki izin usaha. Kelompok industri

kecil yang memiliki izin usaha sebanyak 18 unit dan yang memiliki

izin usaha sebanyak 10 unit. Hal ini menunjukkan rata-rata industri


47

konveksi di Desa Tambakboyo belum memiliki izin usaha. Dapat

dilihat pada grafik sebagai berikut:

Grafik 4.2
Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi
Desa Tambakboyo

d. Peralatan

Pada awalnya, dalam memproduksi usaha konveksi masih

menggunakan mesin yang kecil, akan tetapi dengan perkembangan

zaman yang semakin maju dan banyak alat-alat baru yang dijual

dipasaran pada tahun 1990an. Para pengusaha mulai menambah dan

mengganti alat-alat untuk memproduksi, seperti gunting diganti mesin

potong yang lebih mudah untuk memotong kain, mesin jahit kecil dan

mesin obras diganti mesin obras yang bisa langsung jahit tanpa dua

kali proses produksi walaupun mesin jahit masih digunakan untuk

produksi yang lain.


48

Alat-alat yang digunakan untuk memproduksi konveksi Desa

Tambakboyo antara lain : gunting, mesin potong, mesin jahit, mesin

obras, mesin itik, mesin overdeck dan lain-lain. Penggunaan mesin-

mesin baru bertujuan untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi

konveksi.

e. Modal Usaha

Industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten

Klaten merupakan kelompok industri rumah tangga dan industri kecil.

Untuk mengetahui modal yang dibutuhkan usaha konveksi dapat

dilihat tabel berikut.

Tabel 4.5
Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan
Pedan Kabupaten Klaten

No Jenis Industri Modal Usaha Jumlah


(dalam jutaan) (unit)

>40 31-40 20-30 < 20

1 Industri RT 35 - 3 16 16 35

2 Industri Kecil 28 14 8 6 - 28

Jumlah Total 14 11 22 16 63

Persentase 22% 18% 35% 25% 100%

Sumber : Data Primer diolah 2011

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah unit industri yang paling

banyak berdasarkan modal usahanya adalah Rp 20.000.000-Rp


49

30.000.000 dengan rincian kelompok industri rumah tangga sebanyak

16 unit dan kelompok industri kecil 6 unit. Sedangkan jumlah unit

yang paling sedikit berdasarkan besar modal adalah Rp31.000.000-Rp

40.000.000 dengan rincian kelompok rumah tangga 3 unit dan

kelompok industri kecil 8 unit. Modal industri yang paling besar yaitu

di atas Rp 40.000.000 pada kelompok industri kecil sebanyak 14 unit

dan modal paling kecil di bawah Rp 20.000.000 pada kelompok

industri rumah tangga sebanyak 16 unit. Rincian tersebut dapat dilihat

pada grafik 4.3. Semakin besar modal semakin besar skala industri

tersebut.

Grafik 4.3
Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan
Pedan Kabupaten Klaten (dalam jutaan)
50

f. Tenaga Kerja

Dari 63 unit industri konveksi yang diteliti, setidaknya mampu

menyerap 297 tenaga kerja. Rincian tenaga kerja menggunakan tenaga

kerja tetap saja tidak termasuk tenaga kerja sambilan, hal ini

dimaksudkan agar tidak terjadi perhitungan ganda, karena tenaga

sambilan sifatnya hanya sementara dan dapat berpindah-pindah kerja

dari industri konveksi yang satu ke industri konveksi yang lain. Tenaga

kerja sambilan biasanya dibutuhkan pada waktu tertentu saja.

Industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan

Kabupaten Klaten berjumlah 63 unit usaha, dapat menyerap tenaga

kerja sebanyak 297 orang.

1) Jenis Kelamin

Data yang diperoleh mengenai komposisi tenaga kerja industri

konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten

menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6
Tenaga Kerja Industri Konveksi Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Jenis Kelamin Jumlah Tenaga

Industri Laki-laki Perempuan Kerja

1 Industri RT 35 4 95 99

2 Industri Kecil 28 30 168 198

Total 63 34 263 297

Persentase 11% 89% 100%

Sumber : data primer diolah


51

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 297 tenaga

kerja yang terserap, 263 orang adalah tenaga kerja perempuan dan 34

orang adalah tenaga kerja laki-laki. Hal ini disebabkan tenaga kerja

perempuan sangat berperan besar dalam proses produksi konveksi

yaitu sebagai penjahit untuk menghasilkan suatu barang sedangkan

tenaga kerja laki-laki berperan sebagai tenaga kerja

pengguntingan/pemotongan dan pengepakan. Dapat dilihat pada grafik

berikut.

Kelompok industri rumah tangga jumlah tenaga kerja laki-laki

sebanyak 4 orang dan perempuan 95 orang, sedangkan kelompok

industri kecil jumlah tenaga kerja laki-laki sebanyak 30 orang dan

perempuan 168 orang. Kelompok indsutri kecil lebih banyak menyerap

tenaga kerja dibandingkan kelompok industri rumah tangga walaupun

industri rumah tangga jumlah unit industrinya labih banyak

dibandingkan jumlah unit industri kecil. Dapat dilihat pada grafik

sebagai berikut.
52

Grafik 4.4
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Menurut Jenis Kelamin

2) Usia Tenaga Kerja

Usia tenaga kerja yang bekerja pada industri konveksi di Desa

Tambakboyo dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Menurut Usia
No Jenis Usia (tahun) Jumlah
Industri (orang)
>40 31-40 21-30 20

1 Industri RT 35 8 29 44 18 99

2 Industri Kecil 28 23 28 82 65 198

Total 63 31 57 126 83 297

Persentase 11% 19% 42% 28% 100%

Sumber : data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa usia tenaga kerja

pada industri konveksi di Desa Tambakboyo paling tinggi terdapat


53

pada kelompok umur 21-30 tahun atau sebesar 42% hal ini

dikarenakan pada kelompok umur ini adalah tenaga yang produktif

dalam industri konveksi dan paling sedikit pada kelompok umur > 40

tahun atau sebesar 11% dikarenakan kebanyakan tenaga kerja adalah

wanita dan umur di atas 40 sudah tidak lagi produktif, sedangkan

kelompok umur 20 tahun sebesar 28% dan kelompok umur 31-40

tahun sebesar 19%.

Industri konveksi di Desa Tambakboyo jumlah tenaga kerja

berdasarkan usia paling banyak adalah 21-30 tahun untuk kelompok

industri rumah tangga sebanyak 44 orang dan kelompok industri kecil

sebanyak 82 orang. Sedangkan jumlah tenaga kerja berdasarkan usia

paling sedikit adalah usia di atas 40 tahun untuk kelompok industri

rumah tangga sebanyak 8 orang dan kelompok industri kecil sebanyak

31 orang. Dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.5
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Menurut Usia

90 82
80
70 65
60 >40
50 44
31-40
40 29 28 21-30
30 23
18 20
20
8
10
0
Industri Rumah Tangga Industri Kecil
54

3) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal

yang pernah ditempuh oleh tenaga kerja. Tingkat pendidikan tenaga

kerja pada industri konveksi di Desa Tambakboyo dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.8
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Menurut Tingkat Pendidikan
No Jenis Tingkat Pendidikan Jumlah
Industri (orang)
Tamat Tamat Tamat Tidak
SMA SMP SD Sekolah
1 Industri RT 35 24 38 24 13 99

2 Industri Kecil 28 47 64 62 25 198

Jumlah total 63 71 102 86 38 297

Persentase 24% 34% 29% 13% 100%

Sumber : data primer diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tenaga

kerja pada industri konveksi di Desa Tambakboyo adalah tidak sekolah

sebanyak 38 orang (13%) dengan rincian kelompok industri rumah

tangga sebanyak 13 orang dan kelompok industri kecil 25 orang,

Tamat SD sebanyak 86 orang (29%) kelompok industri rumah tangga

24 orang dan kelompok industri kecil 62 orang, Tamat SMP sebanyak

102 orang (34%) kelompok industri rumah tangga 38 orang dan

kelompok industri kecil 64 orang, dan Tamat SMA sebanyak 71 (24%)


55

kelompok industri rumah tangga 24 orang dan kelompok industri kecil

47 orang. Paling banyak pada tingkat pendidikan Tamat SMP dan

paling sedikit pada tingkat pendidikan tidak sekolah. Dapat dilihat

pada grafik di bawah ini.

Grafik 4.6
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Menurut Tingkat Pendidikan

Melihat data tersebut dapat kita simpulkan bahwa industri

konveksi di Desa Tambakboyo ternyata mampu membuka lapangan

kerja bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan cukup rendah. Hal

ini disebabkan karena proses produksi industri konveksi tidak

membutuhkan tingkat pendidikan tinggi, namun perlu keterampilan

yang memadai dan keahlian didapat secara turun temurun sehingga

tingkat pendidikan tidak terlalu diperhatikan.


56

4) Status Tenaga Kerja

Status tenaga kerja pada industri konveksi pada penelitian ini

menggunakan tenaga kerja tetap tanpa tenaga kerja sambilan yang

berjumlah 297 orang. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi

perhitungan ganda, karena tenaga kerja sambilan sifatnya hanya

sementara dan dapat berpindah-pindah kerja dari industri konveksi

yang satu ke industri konveksi yang lain. Tenaga kerja sambilan

biasanya dibutuhkan pada waktu tertentu saja.

Tabel 4.9
Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi
Desa Tambakboyo
No Jenis Industri Status Tenaga Kerja Jumlah
Tetap Sambilan TK
1 Industri RT 35 99 - 99

2 Industri Kecil 28 198 - 198

Total 63 297 - 297

Persentase 100% - 100%

Sumber : data primer diolah

Berdasarkan hasil penelitian, status tenaga kerja tetap industri

konveksi di Desa Tambakboyo adalah tenaga kerja tetap. Kelompok

industri rumah tangga sebanyak 99 orang dan kelompok industri kecil

sebanyak 198 orang. Indistri kecil lebih banyak menyerap tenaga kerja

dari pada industri rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa industri

konveksi menjadi mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan


57

hidupnya. Hal ini dikarenakan industri konveksi di Desa Tambakboyo

sudah merupakan sentra industri konveksi dan sulitnya mencari kerja

selain manjadi tenaga kerja di industri konveksi yang disebabkan

kebanyakan yang bekerja adalah perempuan dan tingkat usia masih

muda dan tingkat pendidikan kebanyakan Tamat SMP yang telah

dijelaskan sebelumnya. Status tenaga kerja industri konveksi Desa

Tambakboyo dapat dilihat pada grafik sebagai berikut.

Grafik 4.7
Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi
Desa Tambakboyo

5) Asal Tenaga Kerja

Asal tenaga kerja adala asal daerah tempat tinggal tenaga kerja.

Asal daerah tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu dalam daerah
58

dan luar daerah. Maksud dari dalam daerah adalah asal tenaga kerja

masih tergolong dari daerah sendiri yaitu Desa Tambakboyo,

sedangkan luar daerah yaitu luar dari Desa Tambakboyo. Asal tenaga

kerja industri konveksi di Desa Tambakboyo dapat dilihat pada table

berikut:

Tabel 4.10
Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
No Jenis Industri Asal Tenaga Kerja Jumlah
TK
Dalam Desa Luar Desa

1 Industri RT 35 62 37 99

2 Industri Kecil 28 114 84 198

Total 63 176 121 297

Persentase 59% 41% 100%

Sumbe : data primer diolah

Berdasarkan hasil penilitian asal tenaga kerja industri konveksi

di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan untuk kelompok industri

rumah tangga untuk asal dalam daerah sebanyak 62 orang dan luar

daerah 114 orang, sedangkan kelompok industri kecil untuk kelompok

industri rumah tangga sebanyak 37 orang dan kelompok industri kecil

84 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang terserap

kebanyakan dari dalam daerah. Dapat dilihat pada grafik 4.8 sebagai

berikut.
59

Grafik 4.8
Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo

g. Upah

Upah yang berlaku pada industri konveksi Desa Tambakboyo ada

dua jenis yaitu upah borongan dan upah harian menurut masing-

masing industri. Biasanya upah borongan untuk pekerja jahit dan upah

harian untuk pekerja potong dan pengepakan. Besar upah tenaga kerja

dapat dilihat pada tabel berikut :


60

Tabel 4.11
Rincan Upah Pekerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
No Proses Produksi Upah (Rp)
1 Pengguntingan/pemotongan 15.000 - 30.000 per hari
2 Jahit
a. Celana 300-500 per potong
b. Kaos 500-1000 per potong
c. Jaket / jamper 1000-2000 per potong
3 Pengepakan 15.000 - 20.000 per hari
Sumber : Data Primer diolah

Bagi tenaga kerja jahit upah yang diterima menurut output yang

mereka hasilkan. Rata-rata upah yang dihasilkan sebesar Rp15.000

sampai Rp 30.000 per hari. Pemberian upah yang diberikan yaitu

mingguan. Besar jumlah upah yang diterima berdasarkan output yang

dihasilkan selama satu minggu.

h. Produksi

Produksi konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan

Kabupaten Klaten terdapat dua jenis yaitu produksi massal dan

produksi pesanan. Produksi massal yaitu produksi yang dilakukan

setiap saat, sedangkan produksi pesanan merupakan produksi yang

dilakukan untuk memenuhi pesanan dari konsumen.

Bahan baku utama industri konveksi adalah kain yang diperoleh

dari dalam Kabupaten Klaten dan luar Kabupaten Klaten seperti Solo,

Bandung hingga Jakarta.


61

Tabel 4.12
Rata-Rata Produktivitas Tenaga KerjaKonveksi Desa Tambakboyo
No Indikator Jumlah
1 Jenis Produksi
a. Celana 30 unit/orang/hari
b. Kaos 25 unit/orang/hari
c. Jaket 15 unit/orang/hari
2 Hasil produksi 70 unit/hari

Sumber : data primer diolah

Jenis produksi kelompok industri rumah tangga ada 3 jenis yaitu

kaos, celana dan jaket. Jumlah produksi paling banyak adalah celana

sebesar 17.400, kaos sebesar 11.850 dan jaket 1.600. Sebagian besar

industri konveksi memproduksi jenis kaos dan celana. Jumlah unit

yang memproduksi jenis hasil produksi ini dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.
62

Tabel 4.13
Jenis Produksi Kelompok Industri Rumah Tangga
No Responden Jenis Jenis Industri
Usaha Kaos Celana Jaket
1 R1 Kaos, Celana 450 700
2 R4 Kaos, Celana 300 500
3 R5 Kaos, Celana, jaket 450 700 200
4 R6 Kaos, Celana 350 550
5 R7 Kaos, Celana 300 500
6 R11 Celana 350
7 R14 Kaos, Celana 250 350
8 R15 Kaos, Celana 250 350
9 R16 Kaos, Celana 350 450
10 R17 Kaos, Celana 350 450
11 R19 Kaos, Celana 350 450
12 R21 Kaos, Celana 350 450
13 R23 Kaos, Celana 350 450
14 R27 Kaos, Jaket 450 250
15 R28 Kaos, Celana 350 350
16 R31 Kaos, Jaket 450 250
17 R33 Kaos, Celana 250 300
18 R34 Kaos, Celana 450 700
19 R39 Celana 800
20 R43 Kaos, Celana 250 350
21 R44 Kaos, Celana 400 650
22 R47 Kaos, Celana 350 650
23 R49 Kaos, Celana 350 700
24 R51 Kaos, Celana, Jaket 400 700 200
25 R52 Kaos, Celana 250 350
26 R53 Kaos, Celana 300 550
27 R55 Kaos, Celana 250 300
28 R56 Kaos, Celana 400 700
29 R57 Kaos, Celana 400 700
30 R58 Kaos, Celana 450 750
31 R59 Kaos, Celana, Jaket 400 600 300
32 R60 Kaos, Celana 400 700
33 R61 Kaos, Jaket 450 400
34 R62 Kaos, Celana 350 600
35 R63 Kaos, Celana 400 700
Total 11.850 17.400 1.600
Sumber : Data Primer diolah
63

Sedangkan untuk kelompok industri kecil, jenis produk yang

dihasilkan adalah kaos, celana dan jaket dan dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 4.14
Jenis Produksi Industri Konveksi
Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo
No Responden Jenis Jenis Industri
Usaha Kaos Celana Jaket
1 R2 Kaos, Celana, Jaket 2000 3000 500
2 R3 Kaos, Celana 1000 1500
3 R8 Kaos, Celana, Jaket 2000 3000 500
4 R9 Kaos, Celana 800 1200
5 R10 Kaos, Celana, Jaket 700 1000 300
6 R12 Kaos, Jaket 900 500
7 R13 Kaos, Celana 1500 2500
8 R18 Kaos, Celana 900 1500
9 R20 Kaos, Celana, Jaket 1500 2500 1000
10 R22 Kaos, Jaket 900 700
11 R24 Kaos, Celana 900 1500
12 R25 Kaos, Celana 850 1200
13 R26 Kaos, Celana 900 1500
14 R29 Kaos, Celana, Jaket 1800 2500 600
15 R30 Kaos, Celana, Jaket 1200 2000 400
16 R32 Kaos, Celana 900 1300
17 R35 Kaos, Celana 1000 1800
18 R36 Kaos, Celana 450 700
19 R37 Kaos, Celana, Jaket 1500 2500 1000
20 R38 Kaos, Celana 850 1200
21 R40 Kaos, Celana 900 1500
22 R41 Kaos, Celana 800 1200
23 R42 Kaos, Celana 800 1200
24 R45 Kaos, Celana, Jaket 800 1100
25 R46 Kaos, Celana 800 1200
26 R48 Kaos, Celana, Jaket 1000 1500 800
27 R50 Kaos, Celana 800 1000
28 R54 Kaos, Celana, Jaket 2500 3500 1500
Total 30950 44600 7800
Sumber : Data Primer diolah
64

Jumlah produksi industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan

Pedan dalam satu bulan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.15
Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo
(dalam satu bulan)
No Jenis Industri Jenis Produk

Kaos Celana Jaket
1 Industri RT 35 11.850 17.400 1600

2 Industri Kecil 28 30.950 44.600 7800

Total 63 42.800 62.000 9400

Sumber : Data Primer diolah

Jumlah produksi industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan

Pedan dalam satu bulan dapat dilihat pada grafik sebagai berikut.

Grafik 4.9
Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo
(dalam satu bulan)

Berdasarkan tabel dan grafik di atas industri konveksi Desa

Tambakboyo rata-rata hasil produksi paling banyak celana sebanyak


65

62.000 potong, kaos 43.050 potong dan jaket 9400 potong per bulan.

Industri rumah tangga mampu menghasilkan 12100 kaos, 17400 celana

dan 1600 jaket. Industri kecil mampu menghasilkan 30950 kaos,

44600 celana dan 7800 jaket.

Banyaknya kendala yang dihadapi dalam proses produksi industri

konveksi seperti kendala mengenai kenaikan bahan baku,

keterbatasan peralatan dan persaingan harga industri konveksi

mempengaruhi jumlah hasil produksi. Tetapi rata-rata pekerja dapat

menghasilkan hasil seperti rincian pada tabel 4.10 diatas.

i. Pemasaran

Produk industri konveksi dari Desa Tambakboyo tidak hanya

dipasarkan di daerah Kabupaten Klaten saja tetapi juga sampai keluar

daerah bahkan ada yang sampai keluar pulau Jawa. Dalam hal

pemasaran, pengusaha industri konveksi tidak terlalu mengalami

kesulitan, karena biasanya telah memiliki pelanggan sendiri dari

daerah tertentu dan juga memiliki semacam makelar di daerah tertentu

yang datang sendiri ke tempat usaha mereka.

Daerah pemasaran produk industri konveksi Desa Tambakboyo

sudah cukup luas. Persentase daerah tersebut dapat kita lihat pada

tabel:
66

Tabel 4.16
Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
No Jenis Industri Daerah Pemasaran Produk Jumlah

Lokal Luar Daerah (unit)
1 Industri RT 35 24 11 35

2 Industri Kecil 28 2 26 28

Total 63 26 37 63

Persentase 41% 59% 100%

Sumber : Data Primer diolah

Berdasarkan tabel di atas dearah pemasaran menunjukkan lebih

banyak produk yang dipasarkan di luar daerah daripada di dalam

daerah sendiri. Dapat kita lihat bahwa produk industri konveksi dari

Desa Tambakboyo 40% dipasarkan di dalam daerah Kabupaten Klaten

dan sebanyak 60% telah dipasarkan di luar daerah, di luar yang

dimaksud juga termasuk di luar Propinsi Jawa Tengah dan luar Pulau

Jawa jadi jangkauan pemasaran industri cukup luas.

Hasil penelitian ini, daerah pemasaran produk industri konveksi

Desa Tambakboyo kelompok industri rumah tangga daerah pemasaran

produk lokal sebanyak 24 unit dan luar daerah 11 unit, sedangkan

kelompok industri kecil derah pemasaran produk lokal sebanyak 2 unit

dan luar daerah 26 unit. Dapat dilihat pada grafik 4.9 sebagai berikut.
67

Grafik 4.10
Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten

Pemasaran juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi para

pengusaha industri konveksi Desa Tambakboyo, selain dari sisi

teknologidan peralatan, jangkauan pemasaran hasil produksi industri

konveksi Desa Tambakboyo sudah cukup luas tetapi masih dapat lebih

dikembangkan. Sistem pemasaran yang masih menggantungkan

pelanggan dan makelar masih bisa dikembangkan dengan strategi

promosi lain seperti pemasaran melalui media cetak maupun media

elektronik, contohnya seperti koran, radio dan internet yang belum

banyak dilakukan.
68

j. Pendapatan dan Keuntungan

Berdasarkan hasil penelitian dari data primer didapat rata-rata

pendapatan dan biaya industri konveksi Desa Tambakboyo adalah

sebagai berikut:

Table 4.17
Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi
Kelompok Industri RT Desa Tambakboyo
No Keterangan 2007 2008 2009 2010
1 Pendapatan 88,506,300.00 90,745,871.43 92,265,871.43 92,863,728.57

2 Biaya Var.

-Upah Tenaga Kerja 15,638,071.43 15,718,900.00 15,940,428.57 16,311,628.57

-Bahan Baku 56,130,371.43 58,422,514.29 59,663,961.90 58,923,000.00

-Transportasi dll 2,222,000.00 2,224,571.43 2,314,000.00 2,329,571.43

Biaya Tetap

-Biaya penyusutan 1,455,714.29 1,456,285.71 1,453,428.57 1,462,000.00

-biaya perawatan 698,428.57 786,142.86 786,142.86 786,142.86

3 Profit (1-2) 12,137,457.14 12,107,909.52


12,361,714.29 13,051,385.71
Sumber : data primer diolah
69

Table 4.18
Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi
Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo
No Keterangan 2007 2008 2009 2010
1 Pendapatan 220,543,035.71 218,881,964.29 221,203,392.86 223,562,142.86

2 Biaya Var.

-Upah Tenaga Kerja 36,886,107.14 37,097,059.52 37,214,619.05 38,342,428.57

-Bahan Baku 147,120,500.00 148,769,309.52 148,325,119.05 150,320,514.29

-Transportasi dll 2,698,392.86 2,724,285.71 2,808,392.86 2,824,464.29

Biaya Tetap

-Biaya penyusutan 1,981,428.57 1,985,892.86 1,989,464.29 1,987,678.57

-biaya perawatan 1,140,357.14 1,235,357.14 1,231,785.71 1,246,071.43

3 Profit (1-2) 30,716,250.00 27,070,059.52 29,634,011.90 28,840,985.71

Sumber : data primer diolah

4.1.2 Analisis Kelayakan Usaha

a. Perhitungan Net Present Value

Net Present Value merupakan nilai sekarang dari selisih antara

benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. Net

Present Value (NPV) menunjukkan kelebihan benefit (manfaat)

dibandingkan dengan cost (biaya).

Apabila NPV > 0 berarti proyek tersebut menguntungkan.

Sebaliknya jika NPV < 0 berarti proyek tersebut tidak layak

diusahakan. Perhitungan NPV kelompok industri Rumah Tangga

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


70

Tabel 4.19
Perhitungan Net Present ValueKelompok Industri RT
Tahun Benefit Cost Net Benefit DF NPV
(Rp) (Rp) (1-2) 12% (4x5)
1 2 3 4 5 6

2007 88,506,300.00 76,144,585.71 12,361,714.29 0,893 11,039,010.86

2008 90,745,871.43 78,608,414.29 12,137,457.14 0,797 9,673,553.34

2009 92,265,871.43 80,157,961.90 12,107,909.52 0,712 8,620,831.58

2010 92,863,728.57 79,812,342.86 13,051,385.71 0,636 8,300,681.31

Jumlah 364,381,771.43 314,723,304.76 49,658,466.67 37,634,077.10

Sumber : data primer diolah

Sedangkan untuk perhitungan NPV kelompok industri kecil

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.20
Perhitungan Net Present Value Kelompok Industri Kecil
Tahun Benefit Cost Net Benefit DF NPV

(Rp) (Rp) (1-2) 12% (4x5)


1 2 3 4 5 6
2007 220,543,035.71 189,826,785.71 30,716,250.00 0,893 27,429,611.25

2008 218,881,964.29 191,811,904.76 27,070,059.52 0,797 21,574,837.44

2009 221,203,392.86 191,569,380.95 29,634,011.90 0,712 21,099,416.48

2010 223,562,142.86 194,721,157.14 28,840,985.71 0,636 18,342,866.91

Jumlah 884,190,535.71 767,929,228.57 116,261,307.14 88,446,732.08

Sumber : data primer diolah


71

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa Net Present

Value dari industri konveksi di Desa Tambakboyo Kelompok Industri

Rumah Tangga sebesar Rp 37,634,077.10 dan Kelompok Industri

Kecil sebesar Rp 88,446,732.08. Oleh karena nilai NPV kedua

kelompok industri tersebut lebih besar daripada nol, maka industri

konveksi di Desa Tambakboyo layak dilakukan.

b. Perhitungan Benefit Cost Ratio

Suatu proyek industri dikatakan memiliki keuntungan ekonomis,

layak dilaksanakan, apabila nilai Benefit Cost Ratio (BCR) lebih besar

daripada satu, jika nilai BCR lebih kecil daripada satu, maka proyek

industri akan mendatangkan kerugian ekonomis apabila dilaksanakan

(Gasperzs, 2002:145).

Tabel 4.21
Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Rumah Tangga
Tahun Benefit Cost DF PV (B) PC (C)
12% (2x4) (3x4)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
2007 88,506,300.00 76,144,585.71 0,893 79,036,125.90 67,997,115.04

2008 90,745,871.43 78,608,414.29 0,797 72,324,459.53 62,650,906.19

2009 92,265,871.43 80,157,961.90 0,712 65,693,300.46 57,072,468.88

2010 92,863,728.57 79,812,342.86 0,636 59,061,331.37 50,760,650.06

364,381,771.43 314,723,304.76 276,115,217.26 238,481,140.16

Sumber : data primer diolah


72

1,16

Tabel 4.22
Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Kecil
Tahun Benefit Cost DF PV (B) PC (C)
12% (2x4) (3x4)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6
2007 220,543,035.71 189,826,785.71 0,893 196,944,930.89 169,515,319.64

2008 218,881,964.29 191,811,904.76 0,797 174,448,925.54 152,874,088.10

2009 221,203,392.86 191,569,380.95 0,712 157,496,815.71 136,397,399.24

2010 223,562,142.86 194,721,157.14 0,636 142,185,522.86 123,842,655.94

884,190,535.71 767,929,228.57 671,076,195.00 582,629,462.92

Sumber : data primer diolah

1,15

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai BCR untuk

kelompok industri rumah tangga adalah 1,16 dan kelompok industri

kecil sebesar 1,15. Nilai BCR tersebut berarti bahwa nilai manfaat

yang diperoleh dalam kelompok industri rumah tangga adalah sebesar


73

1,16 kali lipat dari nilai biaya yang dikeluarkan pada tingkat bunga

sebesar 12% dan 1,15 kali lipat untuk kelompok industri kecil. Nilai

BCR lebih besar daripada satu maka industri konveksi di Desa

Tambakboyo layak diusahakan.

c. Perhitungan Internal Rate of Return

Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskon yang akan

menyamakan nilai sekarang dari arus kas bersih dengan biaya awal

proyek, jika nilai sekarang dari arus kas melebihi biaya awal proyek,

kita menaikkan tingkat diskon dan mengulangi prosesnya. Sebaliknya,

jika nilai sekarang arus kas bersih dari proyek lebih rendah dari biaya

awalnya, kita menurunkan tingkat diskon. Proses ini berlanjut sampai

tingkat diskon yang ditemukan menyamakan nilai sekarang arus kas

bersih dengan biaya awal proyek. Tingkat diskon yang ditemukan

adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari proyek (Salvatore,

2005:277).
74

Tabel 4.23
Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri RT
Tahun Arus Kas DF NPV1 DF NPV2
(Rp) 36% (2x3) 38% (2x5)
1 2 3 4 5 6
2007 12,361,714.29 0.735 9,085,860.00 0.725 8,962,242.86

2008 12,137,457.14 0.541 6,566,364.31 0.525 6,372,165.00

2009 12,107,909.52 0.398 4,818,947.99 0.381 4,613,113.53

2010 13,051,385.71 0.292 3,811,004.63 0.276 3,602,182.46

Jumlah 49,658,466.67 24,282,176.93 23,549,703.84

Sumber : data primer diolah

Tabel 4.24
Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri Kecil
Tahun Arus Kas DF NPV1 DF NPV2
(Rp) 36% (2x3) 38% (2x5)
1 2 3 4 5 6
2007 30,716,250.00 0.735 22,576,443.75 0.725 22,269,281.25

2008 27,070,059.52 0.541 14,644,902.20 0.525 14,211,781.25

2009 29,634,011.90 0.398 11,794,336.74 0.381 11,290,558.54

2010 28,840,985.71 0.292 8,421,567.83 0.276 7,960,112.06

Jumlah 116,261,307.14 57,437,250.52 55,731,733.09

Sumber : data primer diolah

Dimana :

i1 = tingkat bunga ke-1


75

i2 = tingkat bunga ke-2

N1 = NPV1 positif

N2 = NPV2 negatif

Maka, perhitungan Internal Rate of Return atau IRR berdasarkan

rumus interpolasi diatas adalah

a) Internal Rate of Return Kelompok Industri RT

= 0,36 + (0,51)(0,02)

= 0,36 + 0,01

= 0,37

= 37%

b) Internal Rate of Return Kelompok Industri Kecil

= 0,36 + (0,51)(0,02)

= 0,36 + 0,01

= 0,37

= 37%

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai IRR

sebesar 38% karena nilai ini lebih besar daripada tingkat bunga

bank yang berlaku pada saat dilaksanakannya penelitian sebesar

12% maka dapat disimpulkan bahwa usaha industri konveksi di


76

Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten layak

dilakukan.

4.1.3 Analisis SWOT

Strategi pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo

Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten menggunakan analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi

bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan

situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian

dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Alat analisa

ini bertujuan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi

atau yang mungkin akan dihadapi oleh industri.

Analisis SWOT mengurai tentang kekuatan dan kelemahan

eksternal dan internal suatu unit usaha. Lingkungan internal inilah

yang harus dipahami untuk lebih bisa memajukan sebuah

organisasi/perusahaan. Lingkungan internal adalah keadaan dari unit

usaha itu sendiri yaitu kelebihan dan kekurangan usaha tersebut,

sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan eksternal adalah

keadaan di sekitar unit usaha tersebut seperti pesaing, kondisi

ekonomi, pemerintahan dan lainya yang dapat mempengaruhi unit

usaha tersebut.

Analisis SWOT terdiri dari Strength (Kekuatan), Weakness

(Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman).


77

Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data pada industri

konveksi di Desa Tambakboyo, maka dapat disusun analisis SWOT

sebagai berikut.

a. Identifikasi Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal

Identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor

eksternal (peluang dan ancaman) dalam analisis SWOT, maka disusun

tabel faktor-faktor strategi internal dan eksternal yang bertujuan untuk

memperoleh rincian formula yang strategis sebagai berikut:

1) Faktor Strategi Internal

Tabel 4.25
Faktor Strategi Internal Kelompok Industri RT
Faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Skor
Kekuatan
a. Bahan baku yang mudah di dapat 0.103 3 0.309
b. Potensi SDM 0.108 3 0.324
c. Kualitas yang terjaga 0.098 3 0.294
d. Ciri khas produk dan segmentasi pasar 0.097 3 0.291
e. Produktivitas yang cukup tinggi 0.100 3 0.300
Kelemahan
a. Keterbatasan modal 0.109 3 0.327
b. Kurangnya kreativitas dalam desain 0.104 3 0.312
produk
c. Kurangnya kemampuan promosi dan 0.101 3 0.303
distribusi
d. Keterbatasan keterampilan dan teknologi 0.099 3 0.297
e. Kurangnya motivasi pelaku usaha 0.083 2 0.166
1 2.92
Sumber : data primer diolah
78

Tabel 4.26
Faktor Strategi Internal Kelompok Industri Kecil
Faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Skor
Kekuatan
a. Bahan baku yang mudah di dapat 0.106 3 0.318
b. Potensi SDM 0.110 3 0.330
c. Kualitas yang terjaga 0.105 3 0.315
d. Ciri khas produk dan segmentasi pasar 0.091 3 0.273
e. Produktivitas yang cukup tinggi 0.107 3 0.321
Kelemahan
a. Keterbatasan modal 0.105 3 0.315
b. Kurangnya kreativitas dalam desain 0.100 3 0.300
produk
c. Kurangnya kemampuan promosi dan 0.102 3 0.306
distribusi
d. Keterbatasan keterampilan dan teknologi 0.091 3 0.273
e. Kurangnya motivasi pelaku usaha 0.081 2 0.162
1 2.91
Sumber : data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa faktor-faktor strategi

internal, faktor kekuatan yang paling besar kelompok industri rumah

tangga adalah potensi SDM dengan skor 0.324 dan industri kecil

adalah potensi SDM sebesar 0.330 yang menggambarkan bahwa

produktivitas yang cukup tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa

produktivitas merupakan faktor utama yang dapat memberi pengaruh

positif terhadap pengembangan industri konveksi di Desa

Tambakboyo. Oleh karena itu, produktivitas industri konveksi di Desa

Tambakboyo perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar tetap menjadi


79

kekuatan bagi industri konveksi Desa Tambakboyo, sedangkan faktor

kelemahan yang paling tinggi untuk kelompok industri rumah tangga

adalah keterbatasan modal dengan skor 0.327 dan industri kecil

dengan skor 0.315. Modal yang terbatas membuat industri konveksi

di Desa Tambakboyo mengalami kesulitan untuk mengembangkan

usahanya. Kelemahan tersebut perlu diatasi dengan bantuan

pemberian modal dari pemerintah.

2) Faktor Strategi Eksternal

Tabel 4.27
Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri RT
Faktor Strategi Eksternal Bobot Peringkat Skor
Peluang
a. Dukungan dan perhatian pemerintah 0.111 3 0.333
b. Peluang pasar yang cukup tinggi 0.106 3 0.318
c. Pengembangan klaster industri konveksi 0.092 2 0.184
d. Kondisis sosial yang cukup kondusif 0.097 3 0.291
e. Meningkatkan pesanan untuk jenis 0.110 3 0.330
produk
Ancaman
a. Meningkatnya isu lingkungan 0.085 2 0.170
b. Meningkatnya persaingan regional dan 0.109 3 0.327
nasional
c. Pasar yang semakin selektif 0.110 3 0.330
d. Kontinuitas bahan baku 0.095 3 0.285
e. Perekonomian yang tidak stabil 0.086 2 0.172
1 2.74
Sumber : data primer diolah
80

Tabel 4.28
Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri Kecil
Faktor Strategi Eksternal Bobot Peringkat Skor
Peluang
a. Dukungan dan perhatian pemerintah 0.107 3 0.321
b. Peluang pasar yang cukup tinggi 0.107 3 0.321
c. Pengembangan klaster industri 0.094 3 0.282
konveksi
d. Kondisis sosial yang cukup kondusif 0.104 3 0.312
e. Meningkatkan pesanan untuk jenis 0.108 3 0.324
produk
Ancaman
a. Meningkatnya isu lingkungan 0.086 2 0.172
b. Meningkatnya persaingan regional 0.108 3 0.324
dan nasional
c. Pasar yang semakin selektif 0.099 3 0.297
d. Kontinuitas bahan baku 0.098 3 0.294
e. Perekonomian yang tidak stabil 0.091 3 0.273
1 2.92
Sumber : data primer diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa diantara faktor-faktor

strategi eksternal, faktor peluang paling besar kelompok industri

rumah tangga adalah dukungan dan perhatian pemerintah dengan skor

0.333 yang artinya industri konveksi memiliki kesempatan untuk

mengembangkan usahanya dengan menjalin kerjasama yang baik

dengan pemerintah. Bentuk kerjasama dapat berupa pelatihan,

bantuan modal, maupun publikasi dan promosi sedangkan peluang

kelompok industri kecil paling besar adalah meningkatkan pesanan


81

untuk jenis produk dengan skor 0.324 yang artinya industri ini

memiliki peluang dan bisa berkembang dengan cara memperbanyak

jenis produk industri agar konsumen dapat memilih produk apa yang

diinginkan.

Faktor ancaman yang paling tinggi untuk kelompok industri

rumah tangga adalah pasar yang semakin selektif dengan skor 0.330

dan ancaman untuk kelompok industri kecil adalah meningkatnya

persaingan regional dan nasional dengan skor 0.324. Hal ini

menunjukkan bahwa jika tidak dapat bersaing dengan konveksi lain,

maka industri konveksi dapat mengalami kegagalan. Oleh karena itu,

industri konveksi di Desa Tambakboyo perlu meningkatkan kualitas

dan kuantitas produk agar dapat bersaing dengan industri konveksi

yang lain.

Kelompok industri rumah tangga skor total faktor strategi

eksternal sebesar 2.74 lebih kecil dari skor total faktor strategi internal

sebesar 2.92. Nilai tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor strategi

internal lebih berpengaruh terhadap pengembangan industri konveksi

di Desa Tambakboyo dibanding dengan faktor-faktor strategi

eksternalnya. Pada kelompok industri kecil yaitu skor total faktor

eksternal sebesar 2.92 lebih besar dari skor total faktor strategi

internal yaitu 2.91 yang artinya bahwa faktor strategi eksternal lebih

berpengaruh terhadap pengembangan industri konveksi dibanding

dengan faktor internalnya.


82

Berdasarkan tabel di bawah ini matrik eksternal internal,

kelompok industri rumah tangga dan kelompok industri kecil dengan

nilai total skor dari faktor internal sebesar 2.92 dan 2.91 dan faktor

eksternal sebesar 2.74 dan 2.92. Strategi yang tepat bagi kedua

kelompok industri konveksi di Desa Tambakboyo adalah strategi

integrasi horizontal atau stabilitas.

Tabel 4.29
Matrik eksternal-internal
Kuat Rata-Rata Lemah
(3-4) (2-3) (1-2)
Kuat PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN PENCIUTAN
(3-4) Konsentrasi melalui Kosentrasi melalui Strategi turn-
integrasi vertical integrasi horizontal around
Rata-rata STABILITAS PERTUMBUHAN PENCIUTAN
(2-3) Kosentrasi melalui Strategi divestasi
integrasi horizontal
STABILITAS
Profit strategi
Lemah PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN LIKUIDASI
(1-2) Diversifikasi Diversifikasi
kosentrik konglomerat

Strategi integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk

memperluas usaha dengan cara membangun di lokasi yang lain dan

meningkatkan jenis produk serta jasa. Industri konveksi Desa

Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten dapat

meningkatkan kualitas produk dengan manambah desain produk

atau memperbanyak jenis produk dan memperluas pasar dengan cara

promosi pemsaran menggunakan media yang belum dipakai tetapi


83

sudah dipakai pada industri konveksi daerah lain yang telah efektif

yakni menggunakan media internet.

Sedangkan strategi stabilitas bersifat defensif, yaitu menghindari

kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Pada industri konveksi

Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten dapat

memperkuat kerjasama antar industri misalnya dengan pembentukan

Kelompok Usaha Bersama antar industri konveksi di Desa

Tambakboyo Kecamatan Pedan maupun di Kabupaten Klaten.

b. Matriks SWOT

Penentuan strategi yang digunakan untuk analisis strategi

pengembangan menggunakan Matriks SWOT, dapat dilahat pada

tabel berikut:
84

Tabel 4.30
Penentuan Strategi
Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)
a. Bahan baku yang mudah a. Keterbatasan modal
didapat b. Kurangnya kreatifitas
b. Potensi SDM dalam desain produk
c. Kualitas terjaga c. Kurangnya kemampuan
d. Cirri khas produk dan promosi dan distribusi
segmentasi pasar d. Keterbatasan keterampilan
Faktor Eksternal e. Produktivitas yang cukup dan teknologi
tinggi e. Kurangnya motivasi
pelaku usaha
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
a. Dukungan dan perhatian a. Memprioritaskan produksi a. Perhatian pemerintah
pemerintah massal dalam bentuk pemberian
b. Peluang pasar yang cukup b. Menjaga kualitas produk bantuan modal dan
tinggi untuk memelihara peralatan
c. Pengembangan klaster kesetiaan konsumen b. Meningkatkan promosi
industri konveksi c. Menambah desain baru untuk menjangkau pasar
d. Kondisis sosial yang agar calon pembeli yang lebih luas khususnya
cukup kondusif memiliki lebih banyak luar jawa yang semakin
e. Meningkatkan pesanan pilihan berkurang
untuk jenis produk
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
a. Meningkatnya isu a. Menjaga cirri khas a. Motivasi pelaku usaha
lingkungan produk agar mampu untuk dapat
b. Meningkatnya persaingan bersaing dengan industri mengembangkan
regional dan nasional konveksi yang lain usahanya
c. Pasar yang semakin b. Menjaga kontinuitas b. Meningkatkan
selektif bahan baku dengan kemampuan manajerial
d. Kontinuitas bahan baku mencari alternative bahan pemilik usaha
e. Perekonomian yang tidak baku yang lebih murah
stabil

Adapun yang menjadi alasan penentuan strategi-strategi SWOT

di atas. Keterangan prioritas penentuan strateginya adalah :


85

Strategi SO

a) Memprioritaskan produksi massal

Mengingat kemampuan karyawan dalam memproduksi produk

konveksi menjadi kekuatan produksi massal diharapkan menjadi

prioritas sehingga tidak harus menunggu pesanan untuk melakukan

proses produksi akan tetapi strategi ini juga harus didukung oleh modal

yang besar.

b) Menjaga kualitas produk

Hasil produksi sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo

Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten, sudah baik daripada produk

sejenis di sentra industri konveksi Kabupaten Klaten yang lain.

Tentunya dengan menjaga kualitas hasil produk akan dapat

memelihara kesetiaan konsumen agar konsumen tidak beralih ke

produk industri konveksi yang lain.

c) Menambah desain baru

Penambahan jenis produk dan desain produk seperti baju muslim atau

desain motif atau sablon yang bervariasi akan dapat menarik konsumen

dan akan lebih banyak pilihan.

Strategi ST

a) Menjaga cirri khas produk konveksi Desa Tambakboyo

Menjaga ciri khas produk konveksi Desa Tambakboyo yang sudah

menjadi unggulan produk dalam menghadapi persaingan pasar yang

semakin selektif.
86

b) Menjaga kelangsungan bahan baku

Perlu manjaga kontinuitas bahan baku dimaksudkan selain untuk

menjaga kualitas produk konveksi juga untuk menjaga biaya produksi

tinggi, kerena bahan baku cenderung tidak stabil.

Strategi WO

a) Perhatian pemerintah

Peran pemerintah sebagai dukungan terhadap industri kecil sangat

diperlukan karena biasanya dukungan pemerintah sangat efektif dalam

mengembangkan industri kecil.

b) Meningkatkan promosi

Memperluas promosi mengingat pemasaran sudah sampai keluar Jawa

Tengah, hanya saja belum optimalnya strategi pemasarannya. Seperti

belum optimal digunakannya media elektronik seperti radio dan

internet.

Strategi WT

a) Motivasi pelaku usaha

Motivasi pelaku usaha perlu ditingkatkan dengan memperluas akses

informasi pasar untuk mengetahui keadaan pasar guna menghadapi

perekonomian yang tidak stabil. Artinya bahwa pelaku usaha akan

lebih termotivasi jika mengatahui kondisi pasar, jadi mereka tahu

strategi apa dan bagaimana harus menghadapi persaingan pasar.


87

b) Meningkatkan kemampuan manajerial

Kemampuan manajerial pemilik usaha konveksi Desa Tambakboyo

masih kurang, terlihat dari belum adanya pembukuan yang rapi tentang

laporan rugi / laba, hanya perkiraan saja dalam merencanakan proses

produksi, sehingga tidak terlalu terperinci. Perlunya meningkatkan

kemampuan manajerial untuk meminimalisir kegagalan dalam proses

produksi.

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa hal yang dapat dibahas

untuk diketahui lebih lanjut :

4.2.1 Analisis Kelayakan Usaha

Suatu usaha dalam pelaksanaannya pada umumnya memerlukan

dana yang cukup besar untuk keberlangsungan dan keberlanjutan

usahanya, baik itu untuk proses produksi maupun investasi, namun banyak

usaha yang setelah dijalankan sekian lama ternyata tidak menguntungkan.

Oleh karena itu, perlu ada sebuah kajian untuk mengetahui layak atau

tidaknya suatu usaha dilaksanakan, yaitu dengan analisis kelayakan usaha.

Analisis kelayakan usaha menggunakan analisis Net Present Value

(NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR).

Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan usaha di sentra industri

konveksi Desa Tambakboyo didapatkan hasil NPV kelompok industri RT

sebesar Rp 37,634,077.10 dan kelompok industri kecil sebesar

Rp88,446,732.08 karena nilai NPV lebih besar daripada nol, maka industri
88

konveksi di Desa Tambakboyo layak dilaksanakan. Nilai BCR untuk

kelompok industri RT sebesar 1,16 dan kelompok industri kecil sebesar

1,15. Nilai BCR tersebut berarti bahwa nilai manfaat yang diperoleh dalam

usaha kelompok industri RT adalah sebesar 1,16 kali lipat dari nilai biaya

yang dikeluarkan pada tingkat bunga sebesar 12%, dan kelompok industri

kecil sebesar 1,15 karena nilai BCR lebih besar daripada satu maka

industri konveksi Desa Tambakboyo layak dilaksanakan. Nilai IRR

industri RT adalah sebesar 37% dan kelompok industri kecil 37% karena

nilai ini lebih besar daripada tingkat bunga bank sebesar 12% maka dapat

disimpulkan bahwa usaha industri konveksi Desa Tambakboyo layak

dilaksanakan.

Dari hasil penelitian analisis kelayakan usaha menggunakan

perhitungan NPV, BCR dan IRR dapat disimpulkan bahwa industri

konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten layak

dilaksanakan.

4.2.2 Analisis SWOT

Berdasarkan hasil analisis SWOT diketahui industri konveksi di

Desa Tambakboyo mempunyai kekuatan dalam hal potensi SDM dan

produktifitas yang tinggi yang cukup baik. Peluang yang dimiliki oleh

industri konveksi di Desa Tambakboyo antara lain adalah dukungan dari

pemerintah daerah dan peluang pasar yang cukup tinggi.


89

Kelemahan yang dimiliki industri konveksi adalah keterbatasan

modal. Selain itu promosi produk juga sangat kurang sehingga peluang

pasar yang ada tidak termanfaatkan dengan maksimal. Belum lagi

tingginya tingkat persaingan dengan industri konveksi dari wilayah lain

merupakan ancaman serius. Perlu disusun strategi untuk mengembangkan

usaha konveksi di Desa Tambakboyo. Adapun strategi pengembangan

yang bisa diterapkan adalah:

a. Menjalin kerjasama dengan pemeerintah untuk mendapatkan bantuan

baik berupa modal, peralatan maupun pelatihan.

b. Meningkatkan promosi agar mampu menjangkau pasar yang lebih luas

bisa dilakukan dari segi pemasaran seperti media elektronik radio dan

internet yang belum banyak dilakukan.

c. Meningktakan dan manjaga kualitas produk untuk memelihara

kesetiaan konsumen agar mampu bersaing dengan industri konveksi

dari daerah lain.

d. Meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan kemampuan

manajerial dan motivasi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan

usahanya.

e. Menjaga kontinuitas bahan baku dengan mencari alternatif bahan baku

yang lebih terjangkau harganya.

f. Menambah desain baru agar pembeli memiliki lebih banyak pilihan.


90

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Hasil penelitian mengenai analisis kelayakan usaha dan strategi

pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan

dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Profil industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten

Klaten berdiri sejak puluhan tahun yang lalu. Gambaran umum mengenai

industri konveksi di Desa Tambakboyo yaitu:

1) Kelompok industri ada 2 yaitu industri rumah tangga yang berjumlah

35 unit dan industri kecil berjumlah 28 unit dan sebagian besar belum

memiliki izin usaha.

2) Peralatan yang digunakan antara lain gunting, mesin potong, mesin

jahit, mesin obras, mesin itik, mesin overdeck dan lain-lain.

3) Kebanyakan modal yang dimiliki industri konveksi sekitar Rp

20.000.000 - Rp 30.000.000 sebanyak 22 unit.

4) Sentra industri konveksi Desa Tambakboyo terdapat 63 unit usaha

industri konveksi yang mampu menyerap 297 tenaga kerja dan

sebagian besar tenaga kerjanya adalah perempuan. Tenaga kerja

paling banyak pada usia antara 21-30 tahun sebanyak 126 orang,

tingkat pendidikan tamat SMP sebanyak 102 orang, status tenaga

90
91

kerja adalah tenaga kerja tetap dan asal tenaga kerja kebanyakan dari

dalam daerah sebanyak 176 orang.

5) Rata-rata upah yang diterima sebesar Rp 15.000 Rp 30.000

tergantung output yang dihasilkan. Hasil industri konveksi berupa

celana, kaos dan jaket.

6) Jangkauan pemasaran meliputi wilayah kabupaten Klaten hingga luar

Jawa Tengah.

7) Kendala-kendala yang dihadapi industri konveksi Desa Tambakboyo

antara lain keterbatasan modal dan peralatan, strategi pemasaran yang

kurang baik, kontinuitas harga bahan baku yang tidak stabil dan

ketatnya persaingan dengan industri konveksi dari daerah lain.

2. Analisis kelayakan usaha menunjukkan Net Present Value (NPV) dari

industri konveksi di Desa Tambakboyo pada kelompok industri RT

sebesar Rp37,634,077.10 dan kelompok industri kecil sebesar

Rp88,446,732.08. Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) kelompok industri RT

sebesar 1,16 dan kelompok industri kecil sebesar 1,15. Nilai Internal Rate

of Return (IRR) kelompok industri RT sebesar 37% dan kelompok

industri kecil 37%. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha industri

konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten layak

dilakukan.

3. Analisis SWOT menunjukkan bahwa usaha industri konveksi mempunyai

keunggulan dalam produktivitas dan sumber daya manusia, tetapi masih

mempunyai kelemahan dalam hal kurangnya peralatan, modal,


92

keterbatasan bahan baku dan teknologi serta kurangnya promosi

pemasaran produk sehingga pemasaran kurang maksimal. Peluang yang

dimiliki industri konveksi di Desa Tambakboyo memiliki peluang pasar

yang cukup tinggi dan perhatian yang baik dari pemerintah dan memiliki

ancaman dalam hal persaingan dengan industri konveksi yang lain

merupakan penghambat berkembangnya industri konveksi di Desa

Tambakboyo. Strategi yang bisa diterapkankan untuk pengembangan

industri konveksi Desa Tambkaboyo adalah

1) Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mendapatkan bantuan

baik berupa modal, peralatan maupun pelatihan.

2) Meningkatkan promosi agar mampu menjangkau pasar yang lebih luas

bisa dilakukan dari segi pemasaran seperti melalui media elektronik

seperti radio dan internet yang masih belum banyak dilakukan.

3) Meningkatkan dan menjaga kualitas produk untuk memelihara

kesetiaan konsumen agar mempu bersaing dengan industri konveksi

yang lain.

4) Meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan kemampuan

manajerial dan motivasi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan

usahanya.

5) Manjaga kontinuitas bahan baku dengan mancari alternatif bahan baku

yang harganya lebih terjangkau.

6) Menambah jenis dan desain baru agar calon pembeli memiliki lebih

banyak pilihan.
93

5.2. Saran

Hasil analisis dan pembahasan di atas, saran ynag dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Industri konveksi Desa Tambakboyo, dari kualitas produk sudah baik

dibanding produk sejenis, tetapi produk harus dapat meningkatkan daya

tarik bagi konsumen. Caranya dengan menambah desain produk dan jenis

produk agar pilihan menjadi banyak bagi konsumen.

2. Promosi produk industri konveksi di Desa Tambakboyo masih perlu

ditingkatkan agar pasar dapat diperluas dan semakin banyak konsumen

yang tertarik. Caranya dapat dengan memperluas media cetak dan

elektronik. Promosi lewat internet bisa melalui jasa pembuatan iklan

lewat internet. Cara promosi yang lain dengan menjalin kerjasama yang

baik dengan berbagai pihak seperti menjalin kerjasama dengan toko

busana atau distro.

3. Dukungan pemerintah sangat bermanfaat bagi industri konveksi di Desa

Tambakboyo untuk mengatasi keterbatasan modal. meningkatkan kualitas

dan kuantitas produk, menghadapi ancaman persaingan dengan industri

konveksi lain dan meningkatkan promosi sehingga dapat terus berjalan

dan lebih berkembang. Caranya dengan pemberian bantuan baik modal,

peralatan dan pelatihan.


94

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Choliq, A. Rivai dan Sumarno Hasan. 1999. Evaluasi Proyek. Bandung :
Pionir Jaya

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta:STIE YKPN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : Rineka Cipta

Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Industri Sedang Kecamatan Trucuk. Klaten.

Badan Pusat Statistik. 2009. Klaten Dalam Angka, Klaten.

Bank Indonesia. 2007. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah (PPUK-Syariah).


(online). (http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/B2F2B570-C0BA-48E3-B0FA-
661585303F28/16005/IndustriPakaianJadiSyariah.pdf)
Bintarto. 1987. Penentuan Geografi Desa. Yogyakarta:UP Sring.

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal. 2006. Data


Industri Kecil dan Potensi Sentra. Klaten : Pemerintah Kabupaten Klaten

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal. 2007. Data


Industri Kecil dan Potensi Sentra. Klaten : Pemerintah Kabupaten Klaten

Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal. 2008. Data


Industri Kecil dan Potensi Sentra. Klaten : Pemerintah Kabupaten Klaten

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Feriyanto, Nur. 2004. Profil Industri Kecil Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di
Kabupaten Klaten. (online). Hal 91-104. (http:www.uii.ac.id)

Gasperzs, Vinzent. 2002. Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis. Jakarta :


Gramedia

Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.

Kasmir dan Jakfar. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.


Jakarta:Gramedia.

Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat

Sandy, I Made.1985. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta : Dekdikbud

94
95

Subroto, Thomas. 1979. Pengantar Teknik Berusaha. Semarang: Ltd

Suwarsono dan S Husnan. 1994. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP


AMP YKPN.

Umar, Husein. 1999. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta:Gramedia.

Wibowo, S. 1988. Petunjuk Mnedirikan Industri Kecil. Jakarta : Swadaya.

Wibowo M.E.et al. 2009. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang :


Universitas Negeri Semarang.
LAMPIRAN
97

Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Konveksi Desa


Tambakboyo

No Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun


2007 2008 2009 2010
1 Pendapatan 88,506,300.00 90,745,871.43 92,265,871.43 92,863,728.57
2 Biaya Variabel:
Upah tenaga kerja 15,638,071.43 15,718,900.00 15,940,428.57 16,311,628.57
Bahan baku 56,130,371.43 58,422,514.29 59,663,961.90 58,923,000.00
Transportasi dll 2,222,000.00 2,224,571.43 2,314,000.00 2,329,571.43
Biaya Tetap:
Penyusutan 1,455,714.29 1,456,285.71 1,453,428.57 1,462,000.00
Perawatan 698,428.57 786,142.86 786,142.86 786,142.86
4 Total Biaya 76,144,585.71 78,608,414.29 80,157,961.90 79,812,342.86
3 Profit (1-2) 12,361,714.29 12,137,457.14 12,107,909.52 13,051,385.71
Sumber : data primer
diolah
98

Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa
Tambakboyo

No Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun


2007 2008 2009 2010
1 Pendapatan 220,543,035.71 218,881,964.29 221,203,392.86 223,562,142.86
2 Biaya Variabel:
Upah tenaga kerja 36,886,107.14 37,097,059.52 37,214,619.05 38,342,428.57
Bahan baku 147,120,500.00 148,769,309.52 148,325,119.05 150,320,514.29
Transportasi dll 2,698,392.86 2,724,285.71 2,808,392.86 2,824,464.29
Biaya Tetap:
Penyusutan 1,981,428.57 1,985,892.86 1,989,464.29 1,987,678.57
Perawatan 1,140,357.14 1,235,357.14 1,231,785.71 1,246,071.43
4 Total Biaya 189,826,785.71 191,811,904.76 191,569,380.95 194,721,157.14
3 Profit (1-2) 30,716,250.00 27,070,059.52 29,634,011.90 28,840,985.71
Sumber : data primer diolah
99

Produksi Industri Rumah Tangga Konveksi

No Responden Jenis produksi dalam 1 bulan


Usaha koas celana jaket
1 R1 kaos celana 450 700
2 R4 kaos celana 300 500
3 R5 kaos celana jaket 450 700 200
4 R6 kaos celana 350 550
5 R7 kaos celana 300 500
6 R11 celana 350
7 R14 kaos celana 250 350
8 R15 kaos celana 250 350
9 R16 kaos celana 350 450
10 R17 kaos celana 350 450
11 R19 kaos celana 350 450
12 R21 kaos celana 350 450
13 R23 kaos celana 350 450
14 R27 kaos jaket 450 250
15 R28 kaos celana 350 350
16 R31 kaos jaket 450 250
17 R33 kaos celana 250 300
18 R34 kaos celana 450 700
19 R39 celana 800
20 R43 kaos celana 250 350
21 R44 kaos celana 400 650
22 R47 kaos celana 350 650
23 R49 kaos celana 350 700
24 R51 kaos celana jaket 400 700 200
25 R52 kaos celana 250 350
26 R53 kaos celana 300 550
27 R55 kaos celana 250 300
28 R56 kaos celana 400 700
29 R57 kaos celana 400 700
30 R58 kaos celana 450 750
31 R59 kaos celana jaket 400 600 300
32 R60 kaos celana 400 700
33 R61 kaos jaket 450 400
34 R62 kaos celana 350 600
35 R63 kaos celana 400 700
Jumlah 11850 17400 1600
Rata-Rata 338.5714 497.1429 45.71429
Sumber : data primer diolah
100

Produksi Industri Kecil Konveksi

Responden Jenis Produksi dalam satu bulan


No
Usaha kaos celana jaket
1 R2 kaos celana jaket 2000 3000 500
2 R3 kaos celana 1000 1500
3 R8 kaos celana jaket 2000 3000 500
4 R9 kaos celana 800 1200
5 R10 kaos celana jaket 700 1000 300
6 R12 kaos jaket 900 500
7 R13 kaos celana 1500 2500
8 R18 kaos celana 900 1500
9 R20 kaos celana jaket 1500 2500 1000
10 R22 kaos jaket 900 700
11 R24 kaos celana 900 1500
12 R25 kaos celana 850 1200
13 R26 kaos celana 900 1500
14 R29 kaos celana jaket 1800 2500 600
15 R30 kaos celana jaket 1200 2000 400
16 R32 kaos celana 900 1300
17 R35 kaos celana 1000 1800
18 R36 kaos celana 450 700
19 R37 kaos celana jaket 1500 2500 1000
20 R38 kaos celana 850 1200
21 R40 kaos celana 900 1500
22 R41 kaos celana 800 1200
23 R42 kaos celana 800 1200
24 R45 kaos celana jaket 800 1100
25 R46 kaos celana 800 1200
26 R48 kaos celana jaket 1000 1500 800
27 R50 kaos celana 800 1000
28 R54 kaos celana jaket 2500 3500 1500
Jumlah 30950 44600 7800
Rata-Rata 1105.357
Sumber : data primer diolah
101

Industri Rumah Tangga


Strategi Internal
No No Analisis SWOT
Jumlah
Responden Kekuatan Kelemahan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 R1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 1 27
2 R4 3 4 2 3 2 3 4 3 2 3 29
3 R5 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 34
4 R6 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 29
5 R7 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 29
6 R11 3 3 3 4 2 4 3 2 4 3 31
7 R14 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 30
8 R15 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 32
9 R16 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 30
10 R17 4 3 2 3 3 3 3 3 1 2 27
11 R19 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 34
12 R21 4 3 4 3 4 3 4 3 2 2 32
13 R23 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 28
14 R27 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 31
15 R28 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 33
16 R31 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 26
17 R33 2 4 3 1 3 3 4 3 1 1 25
18 R34 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 33
19 R39 4 2 3 4 4 3 4 4 3 3 34
20 R43 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 24
21 R44 3 3 2 3 3 4 3 3 1 3 28
22 R47 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 24
23 R49 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 30
24 R51 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 30
25 R52 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 25
26 R53 4 4 2 4 3 4 3 3 4 2 33
27 R55 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 31
28 R56 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 29
29 R57 2 2 3 2 3 4 2 3 3 2 26
30 R58 2 3 4 3 2 2 3 2 2 3 26
31 R59 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 31
32 R60 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 30
33 R61 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 30
34 R62 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 26
35 R63 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 25
Jumlah 105 110 100 99 102 111 106 103 101 85 1022
Persentase 75.00 78.57 71.43 70.71 72.86 79.29 75.71 73.57 72.14 60.71
Ranking B B B B B B B B B K
Mean 3.000 3.143 2.857 2.829 2.914 3.171 3.029 2.943 2.886 2.429 29.20
Rating 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
Bobot 0.103 0.108 0.098 0.097 0.100 0.109 0.104 0.101 0.099 0.083 1
Skor 0.309 0.324 0.294 0.291 0.300 0.327 0.312 0.303 0.297 0.166 2.92
102

Industri Rumah Tangga


Strategi Eksternal
No No Analisis SWOT
Jumlah
Responden Peluang Ancaman
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 R1 3 3 2 2 4 1 3 3 2 3 26
2 R4 3 3 1 3 4 2 2 4 3 2 27
3 R5 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 22
4 R6 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 30
5 R7 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 26
6 R11 4 4 1 2 3 3 3 2 2 3 27
7 R14 3 4 4 4 3 2 3 2 2 2 29
8 R15 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 31
9 R16 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 27
10 R17 3 2 2 3 3 2 4 3 2 2 26
11 R19 2 3 3 2 4 3 4 4 3 2 30
12 R21 3 2 2 4 3 2 3 3 2 2 26
13 R23 3 4 4 1 3 2 3 4 3 2 29
14 R27 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 24
15 R28 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 30
16 R31 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 28
17 R33 3 3 1 2 4 3 3 3 2 2 26
18 R34 4 4 3 4 3 2 2 3 3 3 31
19 R39 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 30
20 R43 3 2 4 2 3 2 3 4 2 2 27
21 R44 3 2 3 2 3 4 4 3 2 2 28
22 R47 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 28
23 R49 3 2 2 4 4 2 3 3 2 3 28
24 R51 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 29
25 R52 4 4 2 2 3 2 3 3 2 2 27
26 R53 3 3 3 2 4 3 4 2 4 2 30
27 R55 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 30
28 R56 3 2 3 2 2 1 3 3 2 2 23
29 R57 2 2 1 3 2 3 2 3 2 3 23
30 R58 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 26
31 R59 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 26
32 R60 3 4 2 3 2 1 3 3 4 2 27
33 R61 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 22
34 R62 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 25
35 R63 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 25
Jumlah 105 101 87 92 104 81 103 104 90 82 949
Persentase 75.00 72.14 62.14 65.71 74.29 57.86 73.57 74.29 64.29 58.57
Ranking B B K B B K B B B K
Mean 3.000 2.886 2.486 2.629 2.971 2.314 2.943 2.971 2.571 2.343 27.11
Rating 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2
Bobot 0.111 0.106 0.092 0.097 0.110 0.085 0.109 0.110 0.095 0.086 1.00
Skor 0.333 0.318 0.184 0.291 0.330 0.170 0.327 0.330 0.285 0.172 2.74
103

Industri Kecil
Strategi Internal
No No Analisis SWOT
Jumlah
Responden Kekuatan Kelemahan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 R2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 29
2 R3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 2 29
3 R8 4 3 4 3 3 2 4 4 3 1 31
4 R9 4 3 4 3 4 3 2 3 4 1 31
5 R10 2 3 3 2 1 2 3 2 2 2 22
6 R12 4 4 3 3 4 3 3 3 1 2 30
7 R13 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 32
8 R18 2 2 4 2 2 3 3 3 2 3 26
9 R20 2 3 4 3 3 3 4 4 3 2 31
10 R22 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 31
11 R24 2 3 3 1 2 4 3 3 3 3 27
12 R25 4 3 3 3 4 3 3 4 4 1 32
13 R26 3 4 2 2 3 4 2 3 1 2 26
14 R29 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 26
15 R30 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 29
16 R32 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 33
17 R35 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 30
18 R36 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 24
19 R37 3 3 3 3 4 3 2 3 1 4 29
20 R38 3 4 4 3 3 3 2 3 4 1 30
21 R40 3 4 3 4 3 3 4 2 1 1 28
22 R41 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 31
23 R42 3 2 3 4 4 2 3 3 3 2 29
24 R45 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 27
25 R46 2 4 2 2 4 3 3 2 2 3 27
26 R48 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 31
27 R50 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 30
28 R54 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 29
Jumlah 86 89 85 74 87 85 81 83 74 66 810
Persentase 76.79 79.46 75.89 66.07 77.68 75.89 72.32 74.11 66.07 58.93
Ranking B B B B B B B B B K
Mean 3.071 3.179 3.036 2.643 3.107 3.036 2.893 2.964 2.643 2.357 28.93
Rating 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
Bobot 0.106 0.110 0.105 0.091 0.107 0.105 0.100 0.102 0.091 0.081 1.00
Skor 0.318 0.330 0.315 0.273 0.321 0.315 0.300 0.306 0.273 0.162 2.91
104

Industri Kecil
Strategi Eksternal
No No Analisis SWOT
Jumlah
Responden Peluang Ancaman
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 R2 2 3 3 2 4 4 4 3 2 2 29
2 R3 2 2 2 3 3 3 4 2 3 2 26
3 R8 2 4 2 3 3 4 3 4 1 3 29
4 R9 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 29
5 R10 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 25
6 R12 4 4 3 4 3 1 3 2 3 2 29
7 R13 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 28
8 R18 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
9 R20 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 31
10 R22 3 3 3 2 2 3 4 4 3 2 29
11 R24 3 4 4 1 4 1 2 2 2 3 26
12 R25 3 4 3 2 4 1 3 2 3 3 28
13 R26 4 3 1 4 3 3 2 3 3 2 28
14 R29 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 29
15 R30 4 4 3 4 3 2 4 3 2 3 32
16 R32 3 2 2 1 3 1 2 2 2 3 21
17 R35 2 3 2 3 2 3 4 2 2 2 25
18 R36 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 32
19 R37 4 2 2 3 3 1 3 2 2 3 25
20 R38 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 28
21 R40 2 1 3 2 2 1 4 3 2 2 22
22 R41 4 2 2 4 3 2 2 3 4 3 29
23 R42 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 30
24 R45 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 27
25 R46 2 2 2 4 2 1 3 3 2 2 23
26 R48 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 33
27 R50 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 28
28 R54 2 4 3 4 3 2 3 2 3 3 29
Jumlah 83 83 73 81 84 67 84 77 76 71 779
Persentase 74.11 74.11 65.18 72.32 75.00 59.82 75.00 68.75 67.86 63.39
Ranking B B B B B K B B B B
Mean 2.954 2.954 2.607 2.893 3.000 2.393 3.000 2.750 2.714 2.536 27.82
Rating 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
Bobot 0.107 0.107 0.094 0.104 0.108 0.086 0.108 0.099 0.098 0.091 1
Skor 0.321 0.321 0.282 0.312 0.324 0.172 0.324 0.297 0.294 0.273 2.92
Jumlah Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Tahun 2010
Status Tenaga Jenis
No Jenis Kelamin Usia Pendidikan Kerja Asal Jumlah Industri
Laki- 31- Tidak Tenaga
Responden Perempuan Laki <20 21-30 40 >40 Sekolah SD SMP SMA Tetap Sambilan Dalam Luar kerja RT Kecil
R1 2 1 1 2 0 0 0 0 2 1 3 0 3 0 3
R2 10 2 4 6 1 1 2 3 5 2 12 0 8 4 12
R3 4 1 2 2 0 1 1 1 2 1 5 0 3 2 5
R4 2 0 0 2 0 0 0 1 1 0 2 0 2 0 2
R5 4 0 1 0 2 1 1 0 0 3 4 0 2 2 4
R6 3 0 1 2 0 0 0 1 2 0 3 0 2 1 3
R7 2 0 0 0 2 0 0 1 1 0 2 0 0 2 2
R8 10 1 4 4 2 1 0 3 5 3 11 0 7 4 11
R9 4 1 0 3 1 1 1 2 2 0 5 0 2 3 5
R10 5 1 2 1 2 1 1 1 3 1 6 0 5 1 6
R11 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 1 1 2
R12 4 1 3 1 1 0 0 0 3 2 5 0 3 2 5
R13 6 1 4 2 0 1 0 3 2 2 7 0 2 5 7
R14 2 0 0 0 2 0 1 0 1 0 2 0 2 0 2
R15 2 0 1 0 1 0 0 1 0 1 2 0 2 0 2
R16 3 0 1 2 0 0 0 1 1 1 3 0 2 1 3
R17 3 0 0 2 1 0 0 0 2 1 3 0 3 0 3
R18 4 1 2 2 0 1 0 3 2 0 5 0 3 2 5
R19 3 0 1 1 1 0 1 1 0 1 3 0 1 2 3
R20 11 2 5 6 1 1 1 4 4 4 13 0 7 6 13
R21 3 0 1 2 0 0 0 0 2 1 3 0 3 0 3
R22 5 0 2 0 2 1 1 1 3 0 5 0 4 1 5
R23 2 0 0 2 0 0 1 1 0 0 2 0 0 2 2
R24 5 1 2 2 1 1 1 3 2 0 6 0 3 3 6
R25 4 1 2 3 0 0 0 0 1 4 5 0 2 3 5
R26 5 0 2 2 1 0 0 1 3 1 5 0 3 2 5
R27 4 0 1 3 0 0 0 0 2 2 4 0 2 2 4
R28 2 0 0 1 1 0 1 0 1 0 2 0 2 0 2
R29 10 3 3 6 2 2 2 4 4 3 13 0 8 5 13
R30 6 1 2 3 1 1 0 2 3 2 7 0 4 3 7
106

R31 3 0 0 0 2 1 0 1 2 0 3 0 3 0 3
R32 4 1 0 3 1 1 1 2 1 1 5 0 3 2 5
R33 2 0 0 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 2
R34 4 0 1 2 1 0 0 1 3 0 4 0 2 2 4
R35 6 0 2 2 1 1 1 3 0 2 6 0 4 2 6
R36 5 1 1 4 1 0 0 2 2 2 6 0 3 3 6
R37 8 2 4 4 1 1 2 2 3 3 10 0 8 2 10
R38 4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 5 0 2 3 5
R39 2 0 0 0 2 0 0 1 0 1 2 0 2 0 2
R40 7 0 2 3 2 0 1 3 0 3 7 0 3 4 7
R41 5 0 1 3 1 0 1 0 2 2 5 0 2 3 5
R42 4 1 2 2 0 1 0 3 1 1 5 0 3 2 5
R43 2 0 0 2 0 0 1 0 0 1 2 0 0 2 2
R44 3 0 1 0 2 0 0 2 1 0 3 0 3 0 3
R45 5 0 2 2 0 1 1 2 2 0 5 0 4 1 5
R46 4 1 1 3 1 0 1 1 2 1 5 0 2 3 5
R47 3 0 0 0 2 1 0 1 0 2 3 0 1 2 3
R48 7 1 3 3 1 1 2 4 0 2 8 0 2 6 8
R49 3 0 0 2 0 1 0 0 1 2 3 0 3 0 3
R50 4 1 1 2 1 1 1 2 2 0 5 0 4 1 5
R51 3 1 1 0 2 1 1 1 2 0 4 0 2 2 4
R52 2 0 0 2 0 0 1 1 0 0 2 0 2 0 2
R53 3 0 0 2 1 0 0 0 2 1 3 0 0 3 3
R54 12 4 6 6 2 2 3 5 4 4 16 0 10 6 16
R55 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 2 0 2
R56 3 0 1 2 0 0 1 0 1 1 3 0 2 1 3
R57 2 1 0 2 0 1 0 1 2 0 3 0 1 2 3
R58 4 0 2 0 1 1 1 2 1 0 4 0 0 4 4
R59 3 1 1 2 1 0 1 2 0 1 4 0 4 0 4
R60 3 0 0 1 1 1 1 0 1 1 3 0 2 1 3
R61 4 0 2 0 2 0 0 2 2 0 4 0 2 2 4
R62 2 0 0 2 0 0 0 0 1 1 2 0 2 0 2
R63 3 0 1 2 0 0 1 0 2 0 3 0 2 1 3
Jumlah 263 34 83 126 57 31 38 86 102 71 297 0 176 121 297 35 28
Sumber : data primer diolah
107

Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2007
Biaya Variabel Biaya Tetap
No Pendapatan Perawatan Biaya Total Pendapat Bersih
Responden
UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya Penyusutan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R1 101,570,000 17,595,000 65,450,000 2,500,000 2,000,000 650,000 88,195,000 13,375,000
2 R4 60,700,000 11,500,000 34,500,000 2,000,000 1,600,000 590,000 50,190,000 10,510,000
3 R5 123,325,000 20,550,000 82,200,000 2,200,000 2,450,000 1,000,000 108,400,000 14,925,000
4 R6 95,450,000 15,980,000 63,920,000 1,975,000 1,500,000 650,000 84,025,000 11,425,000
5 R7 61,050,000 11,600,000 34,800,000 2,000,000 1,250,000 570,000 50,220,000 10,830,000
6 R11 54,320,500 11,720,000 29,874,000 2,000,000 1,500,000 550,000 45,644,000 8,676,500
7 R14 59,000,000 11,160,000 33,603,000 2,000,000 1,250,000 600,000 48,613,000 10,387,000
8 R15 60,400,000 11,900,000 30,870,000 2,000,000 1,250,000 600,000 46,620,000 13,780,000
9 R16 97,550,000 16,250,000 61,560,000 2,150,000 1,400,000 700,000 82,060,000 15,490,000
10 R17 94,035,000 15,670,000 59,750,000 2,000,000 1,500,000 650,000 79,570,000 14,465,000
11 R19 100,320,000 16,720,000 66,880,000 2,300,000 1,500,000 700,000 88,100,000 12,220,000
12 R21 96,670,000 16,150,000 64,600,000 2,100,000 1,600,000 700,000 85,150,000 11,520,000
13 R23 59,635,000 12,105,000 34,450,000 2,000,000 1,250,000 630,000 50,435,000 9,200,000
14 R27 125,340,000 20,890,000 83,560,000 2,500,000 2,250,000 800,000 110,000,000 15,340,000
15 R28 70,120,000 14,686,000 42,800,000 2,000,000 1,500,000 610,000 61,596,000 8,524,000
16 R31 109,140,000 18,970,000 71,360,000 2,800,000 1,950,000 850,000 95,930,000 13,210,000
17 R33 60,150,000 11,800,000 35,400,000 2,000,000 1,000,000 550,000 50,750,000 9,400,000
18 R34 110,320,000 18,386,000 73,544,000 2,550,000 1,450,000 750,000 96,680,000 13,640,000
19 R39 57,410,000 11,058,000 33,174,000 2,000,000 1,000,000 600,000 47,832,000 9,578,000
20 R43 60,250,000 12,410,000 33,430,000 2,100,000 1,300,000 600,000 49,840,000 10,410,000
21 R44 95,355,000 15,892,500 63,570,000 2,250,000 1,500,000 650,000 83,862,500 11,492,500
22 R47 94,120,000 16,150,000 60,750,000 2,000,000 1,100,000 650,000 80,650,000 13,470,000
23 R49 93,150,000 15,525,000 62,100,000 2,150,000 1,400,000 650,000 81,825,000 11,325,000
24 R51 128,345,000 21,380,000 85,520,000 2,500,000 1,750,000 1,000,000 112,150,000 16,195,000
25 R52 59,150,000 11,992,000 32,998,000 2,000,000 1,000,000 600,000 48,590,000 10,560,000
26 R53 73,210,000 14,868,000 42,100,000 2,300,000 1,300,000 650,000 61,218,000 11,992,000
27 R55 57,350,000 11,391,000 33,135,000 2,000,000 1,000,000 600,000 48,126,000 9,224,000
28 R56 95,640,000 15,940,000 62,895,000 2,200,000 1,350,000 675,000 83,060,000 12,580,000
29 R57 98,250,000 16,375,000 64,670,000 2,150,000 1,500,000 650,000 85,345,000 12,905,000
30 R58 123,450,000 20,575,000 82,300,000 2,705,000 1,500,000 920,000 108,000,000 15,450,000
31 R59 121,130,000 21,750,000 80,215,000 2,550,000 1,500,000 900,000 106,915,000 14,215,000
32 R60 105,150,000 16,961,000 67,844,000 2,400,000 1,100,000 850,000 89,155,000 15,995,000
33 R61 132,250,000 22,042,000 88,168,000 2,750,000 1,700,000 950,000 115,610,000 16,640,000
34 R62 61,150,000 11,691,000 35,073,000 2,140,000 1,000,000 600,000 50,504,000 10,646,000
35 R63 103,265,000 17,700,000 67,500,000 2,500,000 1,750,000 750,000 90,200,000 13,065,000
Jumlah 3,097,720,500 547,332,500 1,964,563,000 77,770,000 50,950,000 24,445,000 2,665,060,500 432,660,000
Rata-Rata 88,506,300.00 15,638,071.43 56,130,371.43 2,222,000.00 1,455,714.29 698,428.57 76,144,585.71 12,361,714.29
Sumber : data primer diolah
108

Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2008
Biaya Variabel Biaya Tetap
Responden Pendapatan UpahTenaga Perawatan Biaya Total Pendapat Bersih
No Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya Penyusutan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R1 106,575,000 18,695,000 65,550,000 2,200,000 2,100,000 710,000 89,255,000 17,320,000
2 R4 78,500,000 12,575,000 48,045,000 1,925,000 1,720,000 650,000 64,915,000 13,585,000
3 R5 127,025,000 20,700,000 82,900,000 2,300,000 2,450,000 1,150,000 109,500,000 17,525,000
4 R6 97,450,000 16,380,000 59,021,000 2,025,000 1,500,000 1,000,000 79,926,000 17,524,000
5 R7 69,000,000 11,800,000 41,760,000 2,600,000 1,250,000 650,000 58,060,000 10,940,000
6 R11 65,320,500 10,820,000 41,087,000 2,100,000 1,500,000 750,000 56,257,000 9,063,500
7 R14 67,800,000 11,090,000 41,686,000 2,200,000 1,250,000 650,000 56,876,000 10,924,000
8 R15 62,700,000 11,400,000 38,800,000 2,100,000 1,250,000 600,000 54,150,000 8,550,000
9 R16 97,550,000 16,000,000 64,250,000 2,300,000 1,400,000 700,000 84,650,000 12,900,000
10 R17 94,535,000 15,770,000 63,220,000 2,000,000 1,500,000 705,000 83,195,000 11,340,000
11 R19 97,320,000 16,220,000 65,230,000 2,350,000 1,500,000 750,000 86,050,000 11,270,000
12 R21 94,670,000 16,350,000 63,600,000 2,100,000 1,600,000 700,000 84,350,000 10,320,000
13 R23 71,635,000 12,205,000 43,500,000 2,000,000 1,250,000 650,000 59,605,000 12,030,000
14 R27 126,340,000 21,056,667 84,726,667 2,500,000 2,250,000 900,000 111,433,333 14,906,667
15 R28 71,120,000 12,900,000 43,268,000 2,000,000 1,300,000 700,000 60,168,000 10,952,000
16 R31 108,040,000 18,006,667 72,426,667 2,800,000 1,950,000 900,000 96,083,333 11,956,667
17 R33 61,150,000 11,630,000 35,570,000 2,000,000 1,000,000 650,000 50,850,000 10,300,000
18 R34 109,320,000 18,586,000 74,544,000 2,650,000 1,450,000 900,000 98,130,000 11,190,000
19 R39 57,410,000 10,968,000 32,992,000 2,000,000 1,000,000 700,000 47,660,000 9,750,000
20 R43 62,250,000 11,941,000 36,762,000 2,400,000 1,300,000 800,000 53,203,000 9,047,000
21 R44 101,355,000 17,042,500 68,770,000 2,250,000 1,500,000 950,000 90,512,500 10,842,500
22 R47 95,020,000 16,350,000 64,300,000 2,105,000 1,100,000 950,000 84,805,000 10,215,000
23 R49 94,150,000 15,891,667 63,816,667 2,000,000 1,400,000 850,000 83,958,333 10,191,667
24 R51 129,355,000 21,630,000 86,870,000 2,600,000 1,750,000 1,000,000 113,850,000 15,505,000
25 R52 60,150,000 11,292,000 36,186,000 2,205,000 1,000,000 700,000 51,383,000 8,767,000
26 R53 80,210,000 14,868,000 41,700,000 2,350,000 1,300,000 775,000 60,993,000 19,217,000
27 R55 55,000,000 12,591,000 30,315,000 2,150,000 1,000,000 800,000 46,856,000 8,144,000
28 R56 97,640,000 16,523,000 66,192,000 2,350,000 1,350,000 775,000 87,190,000 10,450,000
29 R57 100,500,000 16,900,000 67,800,000 2,200,000 1,500,000 750,000 89,150,000 11,350,000
30 R58 123,440,000 21,731,000 80,180,000 2,000,000 1,500,000 800,000 106,211,000 17,229,000
31 R59 122,000,000 21,950,000 82,440,000 2,300,000 1,500,000 800,000 108,990,000 13,010,000
32 R60 98,150,000 17,116,000 65,650,000 2,300,000 1,100,000 780,000 86,946,000 11,204,000
33 R61 121,100,000 22,342,000 80,230,000 2,100,000 1,700,000 1,000,000 107,372,000 13,728,000
34 R62 71,770,000 11,891,000 45,570,000 2,300,000 1,000,000 650,000 61,411,000 10,359,000
35 R63 100,555,000 16,950,000 65,830,000 2,100,000 1,750,000 720,000 87,350,000 13,205,000
Jumlah 3,176,105,500 550,161,500 2,044,788,000 77,860,000 50,970,000 27,515,000 2,751,294,500 424,811,000
Rata-Rata 90,745,871.43 15,718,900.00 58,422,514.29 2,224,571.43 1,456,285.71 786,142.86 78,608,414.29 12,137,457.14
Sumber : data primer diolah
109

Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
2009
Biaya Variabel Biaya Tetap
NO Responden Pendapatan Biaya Total Pendapat Bersih
UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya Penyusutan Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R1 107,575,000 18,895,000 66,050,000 2,300,000 2,100,000 710,000 90,055,000 17,520,000
2 R4 78,800,000 12,549,000 48,555,000 1,975,000 1,720,000 650,000 65,449,000 13,351,000
3 R5 127,525,000 20,800,000 83,550,000 2,350,000 2,450,000 1,150,000 110,300,000 17,225,000
4 R6 97,850,000 16,480,000 59,971,000 2,075,000 1,500,000 1,000,000 81,026,000 16,824,000
5 R7 69,300,000 11,800,000 42,260,000 2,650,000 1,250,000 650,000 58,610,000 10,690,000
6 R11 66,320,500 10,945,000 41,587,000 2,150,000 1,500,000 750,000 56,932,000 9,388,500
7 R14 68,300,000 11,340,000 42,086,000 2,250,000 1,250,000 650,000 57,576,000 10,724,000
8 R15 63,200,000 11,400,000 39,200,000 2,150,000 1,250,000 600,000 54,600,000 8,600,000
9 R16 98,050,000 16,300,000 65,750,000 2,350,000 1,400,000 700,000 86,500,000 11,550,000
10 R17 96,035,000 16,070,000 64,720,000 2,050,000 1,400,000 705,000 84,945,000 11,090,000
11 R19 98,320,000 16,486,667 66,646,667 2,400,000 1,500,000 750,000 87,783,333 10,536,667
12 R21 95,170,000 16,600,000 63,800,000 2,150,000 1,600,000 700,000 84,850,000 10,320,000
13 R23 72,135,000 12,455,000 46,250,000 2,100,000 1,250,000 650,000 62,705,000 9,430,000
14 R27 127,340,000 21,500,000 86,900,000 2,650,000 2,250,000 900,000 114,200,000 13,140,000
15 R28 72,120,000 12,000,000 44,018,000 2,150,000 1,500,000 700,000 60,368,000 11,752,000
16 R31 109,040,000 18,200,000 73,400,000 2,850,000 1,950,000 900,000 97,300,000 11,740,000
17 R33 60,650,000 11,880,000 35,150,000 2,100,000 1,000,000 650,000 50,780,000 9,870,000
18 R34 108,320,000 18,836,000 71,400,000 2,700,000 1,450,000 900,000 95,286,000 13,034,000
19 R39 56,410,000 11,218,000 33,242,000 2,050,000 1,000,000 700,000 48,210,000 8,200,000
20 R43 63,750,000 12,341,000 36,862,000 2,520,000 1,100,000 800,000 53,623,000 10,127,000
21 R44 106,355,000 17,762,000 71,748,000 2,370,000 1,500,000 950,000 94,330,000 12,025,000
22 R47 97,020,000 16,500,000 66,700,000 2,205,000 1,100,000 950,000 87,455,000 9,565,000
23 R49 95,150,000 16,158,000 64,982,000 2,100,000 1,400,000 850,000 85,490,000 9,660,000
24 R51 130,105,000 21,830,000 87,870,000 2,750,000 1,750,000 1,000,000 115,200,000 14,905,000
25 R52 63,100,000 12,442,000 37,386,000 2,305,000 1,000,000 700,000 53,833,000 9,267,000
26 R53 81,710,000 15,068,000 50,950,000 2,450,000 1,300,000 775,000 70,543,000 11,167,000
27 R55 59,000,000 11,841,000 33,615,000 2,250,000 1,000,000 800,000 49,506,000 9,494,000
28 R56 103,140,000 17,640,000 67,730,000 2,500,000 1,350,000 775,000 89,995,000 13,145,000
29 R57 105,500,000 17,698,333 69,520,000 2,300,000 1,500,000 750,000 91,768,333 13,731,667
30 R58 123,940,000 21,831,000 80,330,000 2,140,000 1,500,000 800,000 106,601,000 17,339,000
31 R59 130,700,000 22,100,000 88,800,000 2,445,000 1,500,000 800,000 115,645,000 15,055,000
32 R60 102,950,000 17,316,000 67,320,000 2,350,000 1,100,000 780,000 88,866,000 14,084,000
33 R61 120,600,000 22,492,000 78,280,000 2,250,000 1,700,000 1,000,000 105,722,000 14,878,000
34 R62 72,470,000 12,041,000 44,770,000 2,355,000 1,000,000 650,000 60,816,000 11,654,000
35 R63 101,355,000 17,100,000 66,840,000 2,250,000 1,750,000 720,000 88,660,000 12,695,000
Jumlah 3,229,305,500 557,915,000 2,088,238,667 80,990,000 50,870,000 27,515,000 2,805,528,667 423,776,833
Rata-Rata 92,265,871.43 15,940,428.57 59,663,961.90 2,314,000.00 1,453,428.57 786,142.86 80,157,961.90 12,107,909.52
Sumber : data primer diolah
110

Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2010
Biaya Variabel Biaya Tetap
Responden Pendapatan Biaya Total Pendapat Bersih
No UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya Penyusutan Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R1 109,075,000 20,145,000 66,400,000 2,400,000 2,100,000 710,000 91,755,000 17,320,000
2 R4 79,800,000 14,799,000 48,555,000 1,975,000 1,720,000 650,000 67,699,000 12,101,000
3 R5 128,025,000 20,915,000 84,010,000 2,350,000 2,450,000 1,150,000 110,875,000 17,150,000
4 R6 98,450,000 16,780,000 59,971,000 2,075,000 1,500,000 1,000,000 81,326,000 17,124,000
5 R7 70,300,000 12,950,000 42,470,000 2,650,000 1,250,000 650,000 59,970,000 10,330,000
6 R11 67,820,500 12,170,000 41,087,000 2,150,000 1,500,000 750,000 57,657,000 10,163,500
7 R14 67,800,000 12,540,000 40,686,000 2,250,000 1,250,000 650,000 57,376,000 10,424,000
8 R15 62,850,000 12,540,000 36,850,000 2,150,000 1,250,000 600,000 53,390,000 9,460,000
9 R16 99,050,000 16,525,000 66,538,000 2,400,000 1,400,000 700,000 87,563,000 11,487,000
10 R17 94,285,000 16,320,000 61,282,000 2,050,000 1,500,000 705,000 81,857,000 12,428,000
11 R19 98,820,000 16,735,000 68,040,000 2,400,000 1,500,000 750,000 89,425,000 9,395,000
12 R21 95,670,000 16,700,000 60,900,000 2,285,000 1,600,000 700,000 82,185,000 13,485,000
13 R23 73,135,000 13,555,000 42,450,000 2,100,000 1,250,000 650,000 60,005,000 13,130,000
14 R27 126,840,000 21,620,000 87,680,000 2,860,000 2,250,000 900,000 115,310,000 11,530,000
15 R28 71,445,000 12,150,000 42,018,000 2,150,000 1,500,000 700,000 58,518,000 12,927,000
16 R31 112,540,000 18,325,000 74,100,000 2,850,000 1,950,000 900,000 98,125,000 14,415,000
17 R33 62,650,000 12,080,000 36,415,000 2,100,000 1,000,000 650,000 52,245,000 10,405,000
18 R34 111,820,000 19,081,000 73,589,000 2,700,000 1,450,000 900,000 97,720,000 14,100,000
19 R39 59,410,000 11,318,000 33,402,000 2,050,000 1,000,000 700,000 48,470,000 10,940,000
20 R43 65,750,000 10,506,000 36,962,000 2,520,000 1,300,000 800,000 52,088,000 13,662,000
21 R44 106,505,000 17,504,000 70,000,000 2,370,000 1,500,000 950,000 92,324,000 14,181,000
22 R47 98,020,000 16,700,000 67,640,000 2,205,000 1,100,000 950,000 88,595,000 9,425,000
23 R49 97,500,000 16,550,000 63,320,000 2,100,000 1,400,000 850,000 84,220,000 13,280,000
24 R51 132,655,000 21,930,000 88,510,000 2,750,000 1,750,000 1,000,000 115,940,000 16,715,000
25 R52 62,650,000 10,692,000 37,640,000 2,305,000 1,000,000 700,000 52,337,000 10,313,000
26 R53 86,110,000 15,318,000 42,050,000 2,450,000 1,300,000 775,000 61,893,000 24,217,000
27 R55 57,150,000 12,141,000 32,030,000 2,250,000 1,000,000 800,000 48,221,000 8,929,000
28 R56 103,640,000 19,450,000 67,975,000 2,500,000 1,350,000 775,000 92,050,000 11,590,000
29 R57 103,600,000 19,048,000 67,010,000 2,300,000 1,500,000 750,000 90,608,000 12,992,000
30 R58 124,940,000 21,931,000 80,430,000 2,140,000 1,500,000 800,000 106,801,000 18,139,000
31 R59 123,700,000 22,310,000 83,490,000 2,445,000 1,500,000 800,000 110,545,000 13,155,000
32 R60 99,950,000 17,416,000 65,300,000 2,350,000 1,100,000 780,000 86,946,000 13,004,000
33 R61 122,100,000 22,707,000 80,880,000 2,250,000 1,700,000 1,000,000 108,537,000 13,563,000
34 R62 73,570,000 12,141,000 46,060,000 2,405,000 1,000,000 650,000 62,256,000 11,314,000
35 R63 102,605,000 17,315,000 66,565,000 2,250,000 1,750,000 720,000 88,600,000 14,005,000
Jumlah 3,250,230,500 570,907,000 2,062,305,000 81,535,000 51,170,000 27,515,000 2,793,432,000 456,798,500
Rata-Rata 92,863,728.57 16,311,628.57 58,923,000.00 2,329,571.43 1,462,000.00 786,142.86 79,812,342.86 13,051,385.71
Sumber : data primer diolah
111

Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2007
Biaya Variabel Biaya Tetap
Pendapatan Biaya Biaya Total Pendapat Bersih
No Responden
UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Penyusutan Perawatan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R2 407,650,000 67,940,000 271,760,000 2,850,000 2,500,000 1,600,000 346,650,000 61,000,000
2 R3 171,340,000 29,220,000 116,880,000 2,500,000 1,900,000 1,000,000 151,500,000 19,840,000
3 R8 391,250,000 65,700,000 262,800,000 2,950,000 2,750,000 1,500,000 335,700,000 55,550,000
4 R9 177,400,000 29,500,000 118,000,000 2,500,000 2,000,000 1,000,000 153,000,000 24,400,000
5 R10 180,460,000 30,050,000 120,200,000 2,650,000 1,980,000 1,000,000 155,880,000 24,580,000
6 R12 170,560,000 28,420,000 113,680,000 2,450,000 2,000,000 1,000,000 147,550,000 23,010,000
7 R13 284,035,000 47,330,000 189,320,000 2,700,000 2,250,000 1,200,000 242,800,000 41,235,000
8 R18 175,400,000 29,200,000 116,800,000 2,450,000 2,000,000 1,000,000 151,450,000 23,950,000
9 R20 430,450,000 71,700,000 286,800,000 3,000,000 2,750,000 1,680,000 365,930,000 64,520,000
10 R22 157,440,000 26,240,000 104,960,000 2,750,000 2,250,000 1,000,000 137,200,000 20,240,000
11 R24 180,250,000 30,045,000 120,180,000 2,750,000 1,500,000 1,050,000 155,525,000 24,725,000
12 R25 149,450,000 24,980,000 100,850,000 2,800,000 1,500,000 1,000,000 131,130,000 18,320,000
13 R26 178,450,000 29,741,000 118,964,000 2,750,000 2,400,000 1,000,000 154,855,000 23,595,000
14 R29 304,700,000 50,783,000 203,132,000 2,750,000 2,500,000 1,500,000 260,665,000 44,035,000
15 R30 207,350,000 34,558,000 138,232,000 2,675,000 2,200,000 1,100,000 178,765,000 28,585,000
16 R32 162,560,000 27,095,000 108,380,000 2,850,000 2,000,000 1,000,000 141,325,000 21,235,000
17 R35 187,620,000 31,270,000 125,080,000 2,750,000 1,700,000 1,100,000 161,900,000 25,720,000
18 R36 66,000,000 12,400,000 38,400,000 2,000,000 1,200,000 600,000 54,600,000 11,400,000
19 R37 370,350,000 61,725,000 246,900,000 3,200,000 1,950,000 1,400,000 315,175,000 55,175,000
20 R38 144,330,000 24,055,000 96,220,000 2,860,000 1,500,000 1,000,000 125,635,000 18,695,000
21 R40 186,440,000 31,075,000 124,300,000 2,550,000 1,500,000 1,200,000 160,625,000 25,815,000
22 R41 152,100,000 25,350,000 101,400,000 2,150,000 1,700,000 1,000,000 131,600,000 20,500,000
23 R42 153,430,000 26,750,000 105,400,000 2,570,000 2,000,000 1,050,000 137,770,000 15,660,000
24 R45 134,400,000 22,400,000 89,600,000 2,550,000 1,650,000 900,000 117,100,000 17,300,000
25 R46 142,250,000 23,708,000 94,832,000 2,700,000 1,500,000 1,000,000 123,740,000 18,510,000
26 R48 235,500,000 39,250,000 157,000,000 2,900,000 2,000,000 1,250,000 202,400,000 33,100,000
27 R50 138,640,000 23,106,000 92,424,000 2,500,000 1,800,000 1,000,000 120,830,000 17,810,000
28 R54 535,400,000 89,220,000 356,880,000 3,450,000 2,500,000 1,800,000 453,850,000 81,550,000
Jumlah 6,175,205,000 1,032,811,000 4,119,374,000 75,555,000 55,480,000 31,930,000 5,315,150,000 860,055,000
Rata-Rata 220,543,035.71 36,886,107.14 147,120,500.00 2,698,392.86 1,981,428.57 1,140,357.14 189,826,785.71 30,716,250.00
Sumber : data primer diolah
112

Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
2008
Biaya Variabel Biaya Tetap
Responden Pendapatan Biaya Perawatan Biaya Total Pendapat Bersih
No
UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Penyusutan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R2 383,650,000 68,040,000 276,530,000 2,950,000 2,600,000 1,900,000 352,020,000 31,630,000
2 R3 177,840,000 29,320,000 117,380,000 2,100,000 1,975,000 1,290,000 152,065,000 25,775,000
3 R8 386,750,000 65,800,000 263,400,000 3,000,000 2,700,000 1,600,000 336,500,000 50,250,000
4 R9 177,500,000 29,400,000 117,750,000 2,600,000 2,000,000 1,000,000 152,750,000 24,750,000
5 R10 182,460,000 30,550,000 122,700,000 2,750,000 1,980,000 1,000,000 158,980,000 23,480,000
6 R12 173,560,000 28,820,000 115,980,000 2,500,000 2,000,000 1,050,000 150,350,000 23,210,000
7 R13 285,035,000 47,630,000 191,520,000 2,850,000 2,250,000 1,300,000 245,550,000 39,485,000
8 R18 173,400,000 29,400,000 118,100,000 2,500,000 2,000,000 1,000,000 153,000,000 20,400,000
9 R20 431,850,000 71,700,000 287,800,000 3,200,000 2,750,000 1,700,000 367,150,000 64,700,000
10 R22 154,940,000 26,700,000 106,900,000 2,750,000 2,250,000 1,000,000 139,600,000 15,340,000
11 R24 178,150,000 30,545,000 122,580,000 2,750,000 1,500,000 1,000,000 158,375,000 19,775,000
12 R25 148,450,000 25,000,000 100,600,000 2,800,000 1,500,000 1,000,000 130,900,000 17,550,000
13 R26 175,450,000 29,941,000 120,014,000 2,800,000 2,400,000 1,450,000 156,605,000 18,845,000
14 R29 303,700,000 50,973,000 204,492,000 2,750,000 2,500,000 1,500,000 262,215,000 41,485,000
15 R30 206,000,000 34,578,000 138,862,000 2,850,000 2,200,000 1,300,000 179,790,000 26,210,000
16 R32 161,560,000 27,595,000 110,730,000 2,850,000 2,000,000 900,000 144,075,000 17,485,000
17 R35 187,520,000 31,603,333 131,563,333 2,750,000 1,700,000 950,000 168,566,667 18,953,333
18 R36 66,500,000 11,600,000 40,230,000 2,000,000 1,200,000 800,000 55,830,000 10,670,000
19 R37 371,350,000 63,891,667 256,566,667 3,300,000 1,950,000 2,000,000 327,708,333 43,641,667
20 R38 145,330,000 24,521,667 98,186,667 2,060,000 1,500,000 1,500,000 127,768,333 17,561,667
21 R40 185,240,000 31,275,000 125,900,000 2,700,000 1,500,000 1,000,000 162,375,000 22,865,000
22 R41 150,150,000 25,175,000 101,500,000 2,150,000 1,700,000 1,200,000 131,725,000 18,425,000
23 R42 153,450,000 25,675,000 103,100,000 2,570,000 2,000,000 1,250,000 134,595,000 18,855,000
24 R45 130,500,000 21,950,000 88,350,000 2,550,000 1,650,000 1,000,000 115,500,000 15,000,000
25 R46 140,200,000 23,808,000 95,982,000 2,850,000 1,500,000 1,000,000 125,140,000 15,060,000
26 R48 236,100,000 39,500,000 156,650,000 3,000,000 2,000,000 1,150,000 202,300,000 33,800,000
27 R50 139,660,000 23,506,000 94,174,000 2,850,000 1,800,000 1,000,000 123,330,000 16,330,000
28 R54 522,400,000 90,220,000 358,000,000 3,500,000 2,500,000 1,750,000 455,970,000 66,430,000
Jumlah 6,128,695,000 1,038,717,667 4,165,540,667 76,280,000 55,605,000 34,590,000 5,370,733,333 757,961,667
Rata-Rata 218,881,964.29 37,097,059.52 148,769,309.52 2,724,285.71 1,985,892.86 1,235,357.14 191,811,904.76 27,070,059.52
Sumber : data primer diolah
113

Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten
Klaten 2009
Biaya Variabel Biaya Tetap
Pendapat
Pendapatan UpahTenaga Biaya Perawatan Biaya Total
No Responden Bersih
Kerja Bahan Baku Transportasi dll Penyusutan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R2 404,150,000 68,140,000 272,760,000 3,000,000 2,650,000 1,900,000 348,450,000 55,700,000
2 R3 188,340,000 29,420,000 117,930,000 2,150,000 1,975,000 1,290,000 152,765,000 35,575,000
3 R8 387,450,000 65,900,000 262,900,000 3,050,000 2,750,000 1,600,000 336,200,000 51,250,000
4 R9 177,900,000 29,550,000 118,750,000 2,650,000 2,000,000 1,000,000 153,950,000 23,950,000
5 R10 182,960,000 30,650,000 123,600,000 2,800,000 1,980,000 1,000,000 160,030,000 22,930,000
6 R12 174,060,000 29,220,000 117,980,000 2,550,000 2,000,000 1,050,000 152,800,000 21,260,000
7 R13 286,535,000 47,830,000 192,820,000 2,850,000 2,250,000 1,300,000 247,050,000 39,485,000
8 R18 173,900,000 29,600,000 119,400,000 2,550,000 2,000,000 1,000,000 154,550,000 19,350,000
9 R20 432,350,000 72,050,000 289,700,000 3,320,000 2,750,000 1,700,000 369,520,000 62,830,000
10 R22 155,440,000 26,106,667 104,826,667 2,870,000 2,250,000 1,000,000 137,053,333 18,386,667
11 R24 179,150,000 30,895,000 124,180,000 2,950,000 1,500,000 1,000,000 160,525,000 18,625,000
12 R25 149,950,000 25,400,000 102,450,000 2,900,000 1,500,000 1,000,000 133,250,000 16,700,000
13 R26 176,950,000 30,091,000 120,714,000 2,900,000 2,400,000 1,350,000 157,455,000 19,495,000
14 R29 305,200,000 51,123,000 200,500,000 2,800,000 2,500,000 1,500,000 258,423,000 46,777,000
15 R30 207,000,000 34,728,000 139,762,000 2,900,000 2,200,000 1,300,000 180,890,000 26,110,000
16 R32 162,060,000 27,895,000 112,130,000 2,950,000 2,000,000 900,000 145,875,000 16,185,000
17 R35 187,020,000 31,620,000 126,780,000 2,850,000 1,700,000 950,000 163,900,000 23,120,000
18 R36 67,000,000 11,300,000 39,230,000 2,050,000 1,200,000 800,000 54,580,000 12,420,000
19 R37 370,350,000 62,125,000 249,700,000 3,450,000 1,950,000 2,000,000 319,225,000 51,125,000
20 R38 146,330,000 24,700,000 99,000,000 2,110,000 1,500,000 1,500,000 128,810,000 17,520,000
21 R40 184,740,000 31,675,000 127,900,000 2,740,000 1,500,000 1,000,000 164,815,000 19,925,000
22 R41 149,650,000 25,191,667 101,766,667 2,250,000 1,700,000 1,200,000 132,108,333 17,541,667
23 R42 154,950,000 26,125,000 105,150,000 2,670,000 2,000,000 1,250,000 137,195,000 17,755,000
24 R45 132,000,000 22,400,000 89,600,000 2,625,000 1,650,000 1,000,000 117,275,000 14,725,000
25 R46 139,700,000 24,008,000 90,850,000 3,000,000 1,500,000 1,000,000 120,358,000 19,342,000
26 R48 236,600,000 39,790,000 156,950,000 3,150,000 2,000,000 1,150,000 203,040,000 33,560,000
27 R50 139,010,000 23,756,000 95,374,000 2,950,000 1,800,000 1,000,000 124,880,000 14,130,000
28 R54 542,950,000 90,720,000 350,400,000 3,600,000 2,500,000 1,750,000 448,970,000 93,980,000
Jumlah 6,193,695,000 1,042,009,333 4,153,103,333 78,635,000 55,705,000 34,490,000 5,363,942,667 829,752,333
Rata-Rata 221,203,392.86 37,214,619.05 148,325,119.05 2,808,392.86 1,989,464.29 1,231,785.71 191,569,380.95 29,634,011.90
Sumber : data primer diolah
114

Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2010
Biaya Variabel Biaya Tetap
Pendapatan Perawatan Biaya Total Pendapat Bersih
No Responden
UpahTenaga Kerja Bahan Baku Transportasi dll Biaya Penyusutan Peralatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 R2 405,150,000 78,265,000 257,100,000 3,100,000 2,600,000 2,000,000 343,065,000 62,085,000
2 R3 188,840,000 30,370,000 121,730,000 2,150,000 1,975,000 1,290,000 157,515,000 31,325,000
3 R8 389,450,000 66,050,000 265,375,000 3,050,000 2,750,000 1,600,000 338,825,000 50,625,000
4 R9 180,400,000 29,750,000 119,885,000 2,650,000 2,000,000 1,000,000 155,285,000 25,115,000
5 R10 185,110,000 30,900,000 125,050,000 2,900,000 1,980,000 1,000,000 161,830,000 23,280,000
6 R12 176,160,000 30,520,000 113,696,400 2,550,000 2,000,000 1,050,000 149,816,400 26,343,600
7 R13 287,535,000 48,980,000 197,920,000 2,850,000 2,250,000 1,300,000 253,300,000 34,235,000
8 R18 169,340,000 29,725,000 120,450,000 2,550,000 2,000,000 1,000,000 155,725,000 13,615,000
9 R20 431,950,000 72,275,000 291,100,000 3,320,000 2,750,000 1,700,000 371,145,000 60,805,000
10 R22 156,115,000 26,590,000 107,260,000 2,870,000 2,250,000 1,000,000 139,970,000 16,145,000
11 R24 179,825,000 31,120,000 125,380,000 2,950,000 1,500,000 1,000,000 161,950,000 17,875,000
12 R25 150,550,000 25,265,000 102,160,000 2,900,000 1,500,000 1,000,000 132,825,000 17,725,000
13 R26 177,405,000 30,166,000 121,134,000 2,900,000 2,400,000 1,450,000 158,050,000 19,355,000
14 R29 306,200,000 51,348,000 206,642,000 2,800,000 2,500,000 1,500,000 264,790,000 41,410,000
15 R30 209,450,000 35,878,000 144,662,000 2,900,000 2,200,000 1,300,000 186,940,000 22,510,000
16 R32 164,060,000 27,895,000 112,455,000 2,950,000 2,000,000 900,000 146,200,000 17,860,000
17 R35 190,020,000 32,265,000 129,480,000 2,850,000 1,700,000 950,000 167,245,000 22,775,000
18 R36 94,500,000 12,915,000 60,640,000 2,100,000 1,200,000 800,000 77,655,000 16,845,000
19 R37 372,900,000 63,407,000 259,048,000 3,500,000 1,950,000 2,000,000 329,905,000 42,995,000
20 R38 149,030,000 24,825,000 99,620,000 2,110,000 1,500,000 1,500,000 129,555,000 19,475,000
21 R40 186,740,000 31,925,000 129,200,000 2,740,000 1,500,000 1,000,000 166,365,000 20,375,000
22 R41 151,150,000 25,570,000 103,495,000 2,250,000 1,700,000 1,200,000 134,215,000 16,935,000
23 R42 156,450,000 26,475,000 106,750,000 2,670,000 2,000,000 1,250,000 139,145,000 17,305,000
24 R45 133,500,000 22,650,000 91,186,000 2,625,000 1,650,000 1,000,000 119,111,000 14,389,000
25 R46 141,850,000 24,158,000 97,682,000 3,000,000 1,500,000 1,000,000 127,340,000 14,510,000
26 R48 238,700,000 40,400,000 153,100,000 3,150,000 2,000,000 1,150,000 199,800,000 38,900,000
27 R50 142,210,000 23,856,000 96,024,000 2,950,000 1,800,000 1,000,000 125,630,000 16,580,000
28 R54 545,150,000 100,045,000 350,750,000 3,750,000 2,500,000 1,950,000 458,995,000 86,155,000
Jumlah 6,259,740,000 1,073,588,000 4,208,974,400 79,085,000 55,655,000 34,890,000 5,452,192,400 807,547,600
Rata-Rata 223,562,142.86 38,342,428.57 150,320,514.29 2,824,464.29 1,987,678.57 1,246,071.43 194,721,157.14 28,840,985.71
Sumber : data primer diolah
115

Profil Industri Kecil Konveksi


Jenis
No No Tahun Lama Usia Jumlah Modal Ijin Usaha Pemasaran Industri
Berdiri Usaha Pemilik Tenaga 20jt- 30jt-
Responden Usaha kerja <20jt 30jt 40jt >40jt Milik Belum Dalam Luar RT Kecil
1 R1 1989 21 45 3
2 R2 2004 6 30 12
3 R3 1991 19 50 5
4 R4 2006 4 24 2
5 R5 2004 6 29 4
6 R6 1996 14 55 3
7 R7 2003 7 40 2
8 R8 1994 16 38 11
9 R9 2002 8 28 5
10 R10 1998 12 36 6
11 R11 2000 10 38 2
12 R12 2005 5 31 5
13 R13 1989 21 58 7
14 R14 2001 9 29 2
15 R15 2002 8 29 2
16 R16 1997 13 37 3
17 R17 2000 10 37 3
18 R18 1994 16 51 5
19 R19 1993 17 48 3
20 R20 2001 9 44 13
21 R21 1994 16 47 3
22 R22 1995 15 52 5
23 R23 2001 9 40 2
24 R24 2006 4 39 6
25 R25 1992 18 56 5
26 R26 1998 12 59 5
27 R27 1990 20 47 4
28 R28 1994 16 45 2
29 R29 1996 14 38 13
30 R30 1998 12 46 7
31 R31 1992 18 46 3
116

32 R32 1994 16 49 5
33 R33 1996 14 44 2
34 R34 2001 9 40 4
35 R35 1993 17 33 6
36 R36 1990 20 52 6
37 R37 1995 15 50 10
38 R38 1994 16 50 5
39 R39 1995 15 32 2
40 R40 1991 19 47 7
41 R41 2003 7 39 5
42 R42 1992 18 50 5
43 R43 2002 8 29 2
44 R44 2000 10 30 3
45 R45 2004 6 39 5
46 R46 2000 10 40 5
47 R47 1991 19 54 3
48 R48 2004 6 29 8
49 R49 2003 7 28 3
50 R50 1995 15 35 5
51 R51 1995 15 40 4
52 R52 1994 16 55 2
53 R53 1995 15 43 3
54 R54 1994 16 47 16
55 R55 1990 20 47 2
56 R56 1991 19 45 3
57 R57 1989 21 44 3
58 R58 1989 21 44 4
59 R59 2000 10 41 4
60 R60 1990 20 51 3
61 R61 1995 15 43 4
62 R62 1993 17 33 2
63 R63 2002 8 26 3
Jumlah 845 2621 297 16 22 11 14 10 53 26 37 35 28
Rata-Rata 13.41269841 41.6031746
117

Analisis Finansial Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
DF DF DF
Tahun Benefit Cost Net Benefit 12% NPV PV(benefit) PV(cost) 36% NPV1 38% NPV2
(2-3) (4x5) (2x5) (3x5) (4x9) (4x11)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2007 88,506,300.00 76,144,585.71 12,361,714.29 0.893 11,039,010.86 79,036,125.90 67,997,115.04 0.735 9,085,860.00 0.725 8,962,242.86
2008 90,745,871.43 78,608,414.29 12,137,457.14 0.797 9,673,553.34 72,324,459.53 62,650,906.19 0.541 6,566,364.31 0.525 6,372,165.00
2009 92,265,871.43 80,157,961.90 12,107,909.52 0.712 8,620,831.58 65,693,300.46 57,072,468.88 0.398 4,818,947.99 0.381 4,613,113.53
2010 92,863,728.57 79,812,342.86 13,051,385.71 0.636 8,300,681.31 59,061,331.37 50,760,650.06 0.292 3,811,004.63 0.276 3,602,182.46
Jumlah 364,381,771.43 314,723,304.76 49,658,466.67 37,634,077.10 276,115,217.26 238,481,140.16 24,282,176.93 23,549,703.84
Sumber : data
primer diolah
118

Analisis Finansial Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
DF DF DF
Tahun Benefit Cost Net Benefit 12% NPV PV(benefit) PV(cost) 36% NPV1 38% NPV2
(2-3) (4x5) (2x5) (3x5) (4x9) (4x11)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2007 220,543,035.71 189,826,785.71 30,716,250.00 0.893 27,429,611.25 196,944,930.89 169,515,319.64 0.735 22,576,443.75 0.725 22,269,281.25
2008 218,881,964.29 191,811,904.76 27,070,059.52 0.797 21,574,837.44 174,448,925.54 152,874,088.10 0.541 14,644,902.20 0.525 14,211,781.25
2009 221,203,392.86 191,569,380.95 29,634,011.90 0.712 21,099,416.48 157,496,815.71 136,397,399.24 0.398 11,794,336.74 0.381 11,290,558.54
2010 223,562,142.86 194,721,157.14 28,840,985.71 0.636 18,342,866.91 142,185,522.86 123,842,655.94 0.292 8,421,567.83 0.276 7,960,112.06
Jumlah 884,190,535.71 767,929,228.57 116,261,307.14 88,446,732.08 671,076,195.00 582,629,462.92 57,437,250.52 55,731,733.09
Sumber : data primer
diolah
119

Instrumen Penelitian

A. Identitas Responden
1. Nomor Responden : .
2. Nama Responden : .
3. Usia
a. 20 tahun c. 31-40 tahun
b. 21-30 tahun d. > 40 tahun
4. Pendidikan
a. Tidak Sekolah d. Tamat SMA
b. Tamat SD e. Lainnya, ..
c. Tamat SMP
5. Tahun Berdiri
a. 1990 c. 2001-2010
b. 1991-2000 d. > 2010
6. Lama Berusaha
a. 5 tahun c. 11-15 tahun
b. 6-10 tahun d. > 15 tahun
7. Status Pemilikan Usaha
a. Memiliki izin usaha
b. Belum memiliki izin usaha

B. Modal
1. Dari manakah sumber modal yang digunakan?
a. Modal pribadi
b. Modal pinjaman
c. Modal pribadi dan modal pinjaman
d. Lainnya, ..
2. Berapakah modal awal yang dibutuhkan untuk usaha?
120

Sumber Modal Nilai (Rp)


1 Modal Sendiri = Rp .
2 Modal Pinjaman Rp .
- Pinjaman Bank = .
- Pinjaman Koperasi = .
3 Lain-lain = . Rp .
Total Jumlah Rp .

3. Berapa modal usaha saat ini?

Modal Nilai (Rp)


1 Kas Rp .
2 Persediaan Barang Usaha Rp .
3 Piutang Dagang Rp .
4 Peralatan dan Perlengkapan Rp .
5 Utang Dagang Rp .
Jumlah Rp .
4. Alokasi modal usaha di prioritaskan untuk apa?
a. Pengadaan bahan baku
b. Biaya pemasaran produk
c. Pengembangan produksi
d. Biaya pelatihan dan ketrampilan
e. Lainnya, yaitu ..

C. Tenaga Kerja
5. Berapa jumlah tenaga kerja yang dimiliki?

No Indikator Tenaga Kerja Jumlah Tenega Kerja

1 Jenis Kelamin a. Laki laki



b. Perempuan

2 Usia : a. 20 tahun

b. 21-30 tahun

c. 31-40 tahun
d. > 40 tahun

3 Pendidikan : a. Tidak Sekolah



b. Tamat SD

c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
121

4 Status Tenaga a. Tenaga Kerja Tetap


Kerja
b. Tenaga Kerja
Sambilan

5 Asal a. Dalam daerah


sendiri
b. Luar daerah

6. Berapa jam tenaga kerja dalam satu hari?


Jawab : ..
7. Adakah pelatihan kerja guna meningkatkan guna meningkatkan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja?
a. Ada
b. Tidak ada
8. Jika ada pelatihan kerja apa yang diberikan?

No Jenis Pelatihan Tujuan Peserta Penyelenggara


1 .. .. .. ..
2 .. .. .. ..
3 .. .. .. ..

D. Produksi
9. Berapa hasil produksi dan jenis produksinya?

Indikator Jumlah (unit/bulan)


1 Jenis Produksi ..
a. .. ..
..
b. .. ..
..
c. ..
..
d. ..
e. ..

2 Hasil Produksi ..

E. Pemasaran
10. Berapa rata-rata jumlah produk yang dapat dipasarkan dalam satu bulan
Jawab: . Unit
11. Berapa harga jual untuk masing-masing jenis produk?
122

Jenis produk Harga


a. .. ..
..
b. .. ..
..
c. ..
d. ..

12. Sifat pemasaran produknya?


a. Massal
b. Pesanan
c. Massal dan pesanan

13. Daerah manakah pemasaran produknya?


a. Luar Negeri
b. Luar Jawa Tengah
c. Luar Daerah Kabupaten Klaten
d. Di Daerah Kabupaten Klaten
14. Bagaimana mempromosikan produk?
a. Mengikuti Pameran
b. Membuat poster, pamphlet, spanduk, papan nama
c. Promosi secara lisan dari orang ke orang
d. Lainnya, ..
15. Bagaimana memasarkan hasil produksi?
a. Dijual sendiri
b. Dijual melalui agen
c. Dijual melalui koperasi
d. Lainnya, ..
16. Dalam pemasarannya apakah menjalin kemitraan/kerjasama?
a. Ya
b. Tidak
17. Jika ada dengan siapa menjalin kemitraan/kerjasama?
a. Kerjasama dengan pemerintah
123

b. Kerjasama dengan pengusaha konveksi


c. Kerjasama dengan koperasi
d. Tidak ada
18. Kendala apa yang dihadapi dalam pemasaran?
Jawab : ..

F. Peralatan dan Bahan Baku


19. Peralatan apa saja yang digunakan dalam kegiatan produksi?

No Peralatan Jumlah Harga (Rp) Umur Nilai sisa


ekonomis (Rp)
... .. . . .

20. Bahan baku apa saja yang anda gunakan dalam kegiatan produksi?

No Peralatan Jumlah Harga/satuan Total (Rp)


(Rp)
. .
124

G. Pendapatan
21. Berapa besar pendapatan usaha anda?

No Tahun Jenis Harga Penjualan Pendapatan


Produksi Satuan (unit) (Rp)
(Rp)
1 2007 a.
b.
c.
d.

2 2008 a.
b.
c.
d.

3 2009 a.
b.
c.
d.

4 2010 a.
b.
c.
d.

H. Profit/Keuntungan
22. Berapa besar keuntungan usaha anda?

No Keterangan 2007 2008 2009 2010


1 Pendapatan
2 Biaya
Beaya variabel
-upah tenaga kerja
-bahan baku
-transportasi
-lain-lain
Biaya tetap
-biaya penyusutan
-perawatan
peralatan
-pajak, retribusi
dan lain-lain
3 Profit (1-2)
125

I. Strategi Pengembangan
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths).
Hal ini disebut dengan analisis situasi. Tentukan rating dari masing-masing
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan
ancaman) berikut ini dengan dengan menggunakan tanda (x) pada pilihan
Saudara yang dianggap paling sesui.
Pilihan rating (untuk kekuatan dan peluang) pada isian berikut terdiri dari:
Rating 4 : sangat tinggi
Rating 3 : tinggi
Rating 2 : rendah
Rating 1 : sangat rendah
Pilihan rating (untuk kelemahan dan ancaman) pada isian beriktu teridri dari:
Rating 1 : sangat tinggi
Rating 2 : tinggi
Rating 3 : rendah
Rating 4 : sangat rendah

A. Rating Faktor Internal 4 3 2 1

1. Kekuatan

a. Bahan baku yang mudah didapat

b. Potensi SDM

c. Kualitas yang terjaga

d. Ciri khas produk dan segmentasi


pasar

e. Produktivitas yang cukup tinggi

2. Kelemahan

a. Keterbatasan modal

b. Kurangnya kreativitas dalam desain


produk

c. Kurangnya kemampuan promosi dan


distribusi

d. Keterbatasan keterampilan dan


teknologi

e. Kurangnya motivasi pelaku usaha


126

B. Rating Faktor Eksternal

1. Peluang

a. Dukungan dan perhatian

b. Peluang pasar yang cukup tinggi

c. Pengembangan klaster industri


konveksi

d. Kondisi social yang cukup kondusif

e. Meningkatkan pesanan untuk jenis


produk

2. Ancaman

a. Meningkatnya isu lingkungan

b. Meningkatnya persaingan regional


dan nasional

c. Pasar yang semakin selektif

d. Kontinuitas bahan baku

e. Perekonomian yang tidak stabil

Anda mungkin juga menyukai