Anda di halaman 1dari 34

Penyusunan Anggaran

Disusun Oleh :
Siti Nur Halimah 15.05.52.0231
Lutvi Denti Firmani 16.05.52.0041
PM Angelica Rahayaan 16.05.52.0228

Buku Referensi :
Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Pertama – Buku 2
Karya Dr. R.A. Supriyono
Definisi Anggaran dan Penyusunan
Anggaran

Anggaran

Penyusunan
Anggaran

Karakteristik
Anggaran
Perbedaan Penganggaran dengan
Perencanaan Strategis dan Peramalan
Anggaran Ramalan
1. Dinyatakan dalam ukuran moneter 1. Dapat dinyatakan dalam ukuran
2. Umumnya berjangka waktu satu tahun moneter atau bukan moneter.
3. Berisi kesanggupan atau komitmen 2. Dapat sembarang jangka waktu.
manajemen untuk mencapainya. 3. Peramal tidak bertanggung jawab atas
4. Ditelaah dan disetujui oleh penguasa yang tercapainya ramalan.
lebih tinggi dari pada penyusun usulan 4. Tidak selalu di setujui oleh penguasa
anggaran. yang lebih tinggi.
5. Stelah disahkan tidak dapat diubah kecuali 5. Segera diperbaharui jika ada
pada kondisi khusus. informasi baru yang menunjukkan
6. Secara periodik realisasi dibandingkan perubahan kondisi.
dengan anggarannya dan penyimpangan 6. Penyimpangan terhadap ramalan
dianalisis dan dijelaskan. tidak dianalisis secara formal atau
periodik
Fungsi Anggaran

Fungsi Perencanaan

Fungsi Koordinasi

Fungsi Komunikasi

Fungsi Motivasi

Fungsi Pengendalian & Evaluasi

Fungsi Pendidikan
Keunggulan Perencanaan Anggaran
 Pendekatan Disiplin
 Membantu Mempelajari Masalah
 Memformalisasi Usaha Perencanaan
 Menutup Potensial Kemacetan
 Memaksimalkan Sumber Perusahaan
 Mengkoordinasikan dan Mengintegrasikan
Perencanaan Operasi Bagian
 Meninjau Kembali secar Sistematis
 Mengarahkan Investasi
 Mendorong Standar Prestasi
 Menentukan Tujuan dan Sasaran
Kelemahan Perencanaan Anggaran

 Estimasi dan Proyeksi Tidak Tepat


 Kondisi dan Asumsi Berubah
 Tidak ada Kerjsama dan Koordinasi
 Dipandang sebagai Pengganti
Pertimbangan Manajemen
Jenis Anggaran

Anggaran
Anggaran
Pengeluaran
Operasi
Modal

Anggaran Anggaran
Kas Neraca
Elemen Anggaran Operasi

Anggaran Anggaran
Biaya Laba
Proses Penyusunan Anggaran
Langkah- langkah di dalam penyusunan
anggaran biasanya sebagai berikut :
 Menentukan pedoman perencanaan
 Menyiapkan anggaran penjualan
 Menyiapkan komponen anggaran lainnya
 Perundingan untuk menyesuaikan rencana
final setiap komponen anggaran
 Mengkoordinasi dan menelaah komponen –
komponen anggaran
 Pengesahan anggaran final
 Pendistribusian anggaran yang telah disahkan
Revisi Anggaran
 Revisi anggaran dilakukan secara
sistematis, misalnya setiap triwulan
 Revisi anggaran hanya dilakukan jika
kondisi yang mendasari penyusunan
anggaran menyimpang dari yang
diasumsikan semula.
Tahap Penyusunan Anggaran
 Memahami SWOT
 Memahami Perumusan Strategi dan Perencanaan
Strategi
 Mengkomunikasikan Tujuan, Strategi Pokok, dan
Program
 Memilih Taktik, Mengkoordinasikan dan Mengawasi
Operasi
 Menyusun Usulan Anggaran
 Menyarankan Revisi Usulan Anggaran
 Menyetujui Revisi dan Merakit menjadi Anggaran
Perusahaan
 Revisi dan Pengesahan Anggaran Perusahaan
Hal yang Perlu di Perhatikan saat Menyusun
Anggaran – Perilaku Manusia
 Partisipasi dalam Proses Penganggaran
 Tingkat Kesulitan
 Keterlibatan Manajemen Puncak
 Kewajaran dan Keadilan
 Laporan yang Teliti dan Tepat Waktu
Menjual Anggaran
 Kenali Pendengar Anda
 Buat Penyajian yang Profesional
 Mengkuantitaskan Bahan Usulan Anggaran
 Menghindarkan Keheranan
 Menentukan Prioritas
Menyusun Anggaran Induk
 Anggaran Penjualan
 Anggaran Persediaan
 Anggaran Produksi
 Anggaran Biaya Bahan Baku (BBB)
 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
 Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP)
 Anggaran Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok
Penjualan (HPPr dan HPP)
 Angagran Biaya NonProduksi
 Anggaran Rugi-Laba
 Anggaran Kas
 Anggaran Neraca
Anggaran Penjualan
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam membuat
ramalan penjualan adalah :
 Pengalaman masa lalu dalam ukuran volume penjualan
 Prospektif kebijaksanaan harga jual
 Banyaknya pesanan penjualan yang belum terpenuhi
 Studi penelitian pasar
 Kondisi ekonomi umum
 Kondisi ekonomi industri
 Pergeseran indikator ekonomi
 Promosi dan advertensi produk
 Persaingan dalam industri
 Bagian (pangsa) pasar
Anggaran Persediaan
Anggaran Persediaan akhir bertujuan agar persediaan tidak
berkelebihan atau terlalu kecil.
Sebab jika Anggaran Persediaan berkelebihan dapat
mengakibatkan :
 Dana yang terikat pada persediaan terlalu besar
 Biaya Penyimpanannya juga terlalu besar
 Barang yang terlalu lama disimpan kemungkinan dapat
menjadi rusak
Sebaliknya jika Persediaan terlalu kecil dapat menyebabkan :
 Kemungkinan kehilangan kesempatan untuk menjual produk
 Dapat menghambat usaha produksi pada periode
berikutnya
Anggaran Produksi
Anggaran Biaya Bahan Baku (BBB)
Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Langsung (BTKL)
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
(BOP)
Anggaran BOP digolongkan menurut :
 Perilaku BOP yaitu ke dalam BOP Tetap
dan BOP Variabel
 Biaya Kas dan Biaya bukan Kas

Anggaran HPPr dan HPP


Disusun berdasarkan Pendekatan Laba
Kontribusi
Anggaran Biaya Nonproduksi
Anggaran Biaya Nonproduksi digolongkan
menjadi :
 Anggaran Biaya Pemasaran
 Anggaran Biaya Administrasi dan Umum
 Anggaran Biaya Bunga

Anggaran Rugi-Laba
Disusun dari Anggaran Penjualan, Anggaran
Harga Pokok Perjualan dan Anggaran Biaya
Non Produksi
Anggaran Kas
 Anggaran Penerimaan Kas
 Anggaran Pengeluaran Kas
 Anggaran Kelebihan atau Kekurangan Kas
 Anggaran Pembelanjaan

Anggaran Neraca
 Berdasarkan Neraca Awal Periode dengan
data pada berbagai Anggaran Periode
bersangkutan
Teknik Kuantitatif Penganggaran
 Simulasi
 Estimasi Probabilitas
 Anggaran Kontingensi
Contoh Penghitungan Anggaran
Anggaran Penjualan dan Penerimaan Kas dari Penjualan
PT A Anggaran Penjualan Tahun 2XX1
Triwulan
Keterangan Satu Tahun
1 2 3 4
Unit Dijual 2000 3000 4000 3000 12.000 Unit
Harga Jual per Unit 150 150 150 150 Rp150
Total Penjualan 300.000 450.000 600.000 450.000 Rp1.800.000
Skedul Penerimaan Kas dari Penjualan
Tahun Lalu (Piutang Awal) 96.000 96.000
Triwulan I (Rp 300.000) 120.000 180.000 300.000
Triwulan II (Rp 450.000) 180.000 270.000 450.000
Triwulan III (Rp 600.000) 240.000 360.000 600.000
Triwulan IV (Rp 450.000) 180.000 180.000
Jumlah 216.000 360.000 510.000 540.000 1.626.000
PT.A

Anggaran Penjualan,Tahun 2XX1 (Dalam Unit)

Triwulan
Keterangan Satu Tahun
1 2 3 4

Taksiran Penjualan 2000 3000 4000 3000 12.000

Persediaan Akhir 300 400 300 220 220

Keperluan Total 2300 3400 4300 3220 12.220

Persediaan Awal 200 300 400 300 200

Anggaran Produksi 2100 3100 3900 2920 12.020


PT.A
Anggaran Biaya Bahan Baku, Tahun 2XX1
Triwulan
Keterangan Satu Tahun
1 2 3 4
Unit Diproduksi (Dari Anggaran
2100 3100 3900 2920 12.020
Produksi)
Kebutuhan Bahan per unit (Kg) 2 2 2 2 2
Kebutuhan Produksi (Kg) 4200 6200 7800 5840 24.040
Anggaran Pembelian
Kebutuhan Produksi (Kg) 4200 6200 7800 5840 24.040
Persediaan Akhir Bahan Baku (Kg) 1240 1560 1168 920 290
Kebutuhan Total (Kg) 5440 7760 8968 6760 24960
Persediaan Awal Bahan Baku (Kg) 840 1240 1560 1168 840
Anggaran Pembelian (Kg) 4600 6250 7408 5592 24120
Harga per Kg (Rp) 10 10 10 10 10
Anggaran Pembelian 46.000 62.500 74.080 55.920 241.200
Anggaran Pengeluaran Kas untuk Pembelian
Tahun Lalu (Utang Awal) 24.000 24.000
Triwulan 1 (Rp 46.000) 23.000 23.000 46.000
Triwulan 2 (Rp 65.200) 32.600 32.600 65.200
Triwulan 3 (Rp 74.080) 37.040 37.040 74.080
Triwulan 4 (Rp 55.920) 27.960 27.960
Total Pengeluaran Kas 47.000 55.600 69.640 65.000 237.240
PT.A
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung (Tahun 2XX1)
Triwulan
Keterangan Satu Tahun
1 2 3 4
Unit Produksi 2.100 3.100 3.900 2.920 12.020
JKL per unit 5 5 5 5 5
Jumlah JKL 10.500 15.500 19.500 14.600 60.100
Tarif Upah per JKL 8 8 8 8 8
Anggaran BTKL 84.000 124.000 156.000 116.800 480.800

PT.A
Anggaran Biaya Overhead Pabrik (Tahun 2XX1)
Anggaran JKL 10.500 15.500 19.500 14.600 60.100
Tarif BOP Variabel 4 4 4 4 4
Total BOP Variabel 42.000 62.000 78.000 58.400 240.400
Tarif BOP Tetap 60.000 60.000 60.000 60.000 240.000
Total Anggaran BOP 102.000 122.000 138.000 118.400 480.400
BOP Tetap Bukan Kas 15.000 15.000 15.000 15.000 60.000
Total BOP Kas 87.000 107.000 123.000 103.400 420.400
PT.A
Anggaran Harga Pokok Per Unit
(Pendekatan Laba Kontribusi)
Tahun 2XX1
Elemen Kuantitas Harga Pokok Total
Biaya Bahan Baku 2Kg 10 per Kg Rp20
per
Biaya Tenaga Kerja Langsung 5 Jam 8 Rp40
Jam
per
Biaya Overhead Pabrik 5 Jam 4 Rp20
Jam
Jumlah Harga Pokok Variabel per Unit Produk Rp80
PT.A
Anggaran Harga Pokok Produksi Variabel dan Harga Pokok Penjualan Variabel
Tahun 2XX1
Triwulan
Keterangan Satu Tahun
1 2 3 4
Biaya Produksi
Bahan Baku 42.000 62.000 78.000 58.400 240.400
BTKL 84.000 124.000 156.000 116.800 480.800
BOP Variabel 42.000 62.000 78.000 58.400 240.400
Total Harga Pokok Produksi 168.000 248.000 312.000 233.600 961.600
Persediaan Awal 16.000 24.000 32.000 24.000 16.000
Harga Pokok Produk Siap Dijual 184.000 272.000 344.000 257.600 977.600
Persediaan Akhir 24.000 32.000 24.000 17.600 17.600
Harga Pokok Penjualan 160.000 240.000 320.000 240.000 960.000
PT.A
Anggaran Biaya Nonproduksi
Tahun 2XX1
Triwulan
Keterangan Satu Tahun
1 2 3 4
Anggaran Penjualan 2000 3000 4000 3000 12.000
Biaya Pemasaran
Variabel (@Rp6) 12000 18000 24000 18000 72000
Tetap 20.000 20.000 20.000 20.000 80.000
Jumlah Biaya Pemasaran 32000 38000 44000 38000 152000
Biaya Non Kas 2.500 2.500 2.500 2.500 10.000
Biaya Pemasaran Kas 29.500 35.500 41.500 35.500 142.000
Biaya Administrasi
Variabel (@Rp4) 8000 12000 16000 12000 48000
Tetap 30.000 30.000 30.000 30.000 120.000
Jumlah Biaya Administrasi 38.000 42.000 46.000 42.000 168.000
Biaya Non Kas 5.000 5.000 5.000 5.000 20.000
Biaya Administrasi Kas 33.000 37.000 41.000 37.000 148.000
Biaya Bunga 2.700 14.400 17.100
PT.A
Anggaran Rugi Laba
Tahun 2XX1
Triwulan
Keterangan Satu Tahun
1 2 3 4
Penjualan 300.000 450.000 600.000 450.000 Rp1.800.000
Biaya Variabel & HPP 160.000 240.000 320.000 240.000 960.000
Pemasaran 12.000 18.000 24.000 18.000 72.000
Administrasi 8.000 12.000 16.000 12.000 48.000
Total Biaya Variabel 180.000 270.000 360.000 270.000 1.080.000
Laba Kontribusi 120.000 180.000 240.000 180.000 720.000
Biaya Tetap Usaha BOP 60.000 60.000 60.000 60.000 240.000
Pemasaran 20.000 20.000 20.000 20.000 80.000
Administrasi 30.000 30.000 30.000 30.000 120.000
Total Biaya Tetap Usaha 110.000 110.000 110.000 110.000 440.000
Laba Usaha 10.000 70.000 130.000 70.000 280.000
Biaya Bunga 0 0 2.700 14.400 17.100
Laba Bersih sebelum PPh 10.000 70.000 127.300 55.600 262.900
PPh 2.500 17.500 31.825 13.900 65.725
Laba Bersih setelah PPh 7.500 52.500 95.475 41.700 197.175
PT.A
Anggaran Neraca Per 31 Desember 2XX1
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas 50.735
Piutang Dagang 270.000
Persediaan Bahan Baku 9.200
Persediaan Produk Selesai 17.500
Jumlah Aktiva Lancar 347.435
Aktiva Tetap
Tanah 100.000
Bangunan dan Peralatan 380.000
Akumulasi Depresiasi -250.000
Jumlah Aktiva Tetap 230.000

Jumlah Aktiva 577.435


UTANG DAN MODAL
Utang Lancar
Utang Dagang 27.960
Modal
Modal Saham (Nominal) 160.000
Laba ditahan 389.575
Jumlah Modal 549.575

Jumlah Utang dan Modal 577.535

Anda mungkin juga menyukai