Backhoe
Disusun Oleh :
3 D4 JALAN TOL
4112110016
Laman : http://www.pnj.ac.id
2014
1
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Excavator
2
3.4.2 Produksi Komatshu .................................................. 29
Bab V Penutup
3
DAFTAR GAMBAR
4
Gambar 2.19 Clamshell Bucket ............................................................................ 18
5
DAFTAR TABEL
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
karunianya penulis dapat menyelesaikan Makalah Alat Berat ini. Dimana
pembuatan Makalah Alat Berat ini dimaksudkan sebagai hasil observasi
mahasiswa terhadap penggunaan alat berat di pekerjaan konstruksi sipil yang ada
di lapangan, khususnya penggunaan Alat berat EXCAVATOR.
Selain itu, pembuatan makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi
penulis untuk mempelajari kegunaan dan produktivitas alat berat dalam suatu
pekerjaan.
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan orang-orang yang
terlibat didalamnya. Karena itu, penulis senantiasa mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ir. Kusumo Dradjat S, Msi. Selaku dosen pengajar sekaligus
pembimbing.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
serta ketidaksempurnaan, untuk itu penulis harapkan kritik dan saran yang
membangun untuk karya selanjutnya.Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua rekan mahasiswa.
Penulis
7
BAB I
PENDAHULUAN
Alat alat berat yang dikenal didalam ilmu Teknik Sipil adalah alat yang
digunakan untuk membantu manusia dalam melakukanpekerjaan pembangunan
suatu struktur. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama
proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alat alat
berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya
sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu
yang relatif lebih singkat.
Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek konstruksi antara lain
dozer, alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; alat
pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; alat pemadat tanah seperti
roller dan compactor dan lain - lain.
Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat
yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai
merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat
yang dipilih haruslah tepat sehingga proyek berjalan lancar. Kesalahan di dalam
pemilihan alat berat dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak lancar. Dengan
demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan
biaya akan membengkak.
Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk
pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya
yang lebih besar.
Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik sipil adalah alat yang
digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan
suatu struktur. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah di tentukan, atau
8
kerugian perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan
tipe dan jumlah peralatan dan attachmentnya, haruslah dipahami fungsi dan
aplikasinya.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II EXCAVATOR
9
Berisikan tentang pengertian backhoe, tipe backhoe, cara kerja backhoe,
produksi alat berat.
10
BAB II
EXCAVATOR
11
1. Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit)
2. Bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit)
3. Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai
pekerjaanyang akan dilaksanakan.
Bagian bawah excavator ini ada yang digunakan roda rantai (track/crawler)
dan ada yang dipasang di atas truk (truck mounted). Umumnya
excavator mempunyai tiga pasang mesin pengerak pokok yaitu:
1. Penggerak untuk mengendalikan attachment, misalnya untuk gerakan
menggali mengangkat dan sebagainya.
2. Penggerak untuk memutar revolving unit berikut attachment yang
dipasang.
3. Penggerak untuk menjalankan excavator pindah dan satu tempat ke tempat
lain.
12
c. Bucket
d. Cylinder
e. Arm Cylinder
f. Bucket Cylinder
2. Upper Structure
13
Gambar 2.7. Upper Structure
3. Operator Cab
4. Center Frame
14
Gambar 2.11. Lain lain
15
2. Ripper Bucket
Cocok untuk digunakan menggali lapisan bebatuan atau tanah liat yang
keras. Bucket jenis ini memiliki penetrasi yang cukup dalam.
3. Trapezoidal Bucket
Digunakan untuk membuat saluran atau kanal irigasi.
16
Gambar 2.15 Slope Finishing Bucket
17
Gambar 2.17 Single Shank Ripper
7. Three Shank Ripper
Menggunakan alat yang efisien untuk menggali batu pada lereng,
menghancurkan dan mengangkat pondasi beton, dan juga untuk mencabut
akar atau batang pohon.
8. Clamshell Bucket
Digunakan untuk memindahkan material.
18
Gambar 2.20 Coal Bucket dan Chip Bucket
19
Gambar 2.22 Grapple
20
14. Magnet Fork Excavator
Yang didasarkan pada lifting magnet dan fork yang memberikan performa
pengoperasian dalam penanganan potongan-potongan material yaitu
dengan mengkombinasikan gaya magnet dan gaya penekanan fork.
21
BAB III
BACKHOE
22
3.2 Tipe Backhoe
Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendalidan
undercarriage nya:
Menurut Alat Kendalinya
1. Dengan kendali kabel
2. Dengan Kendali Hidrolis
23
Gambar 3.3 Backhoe roda karet
2. Roda Rantai
24
A : Jangkauan maksimal
C : Dalam gali maksimal
G : Tinggi buang maksimal
25
Tabel 3.1 Jangkauan dan Kapasitas Bucket Backhoe Caterpillar
26
PC 200-1 6,24 5,84 9,19 0,70 0,75
PC 220-1 6,54 6,64 10,00 0,90 1,00
PC 300-1 7,00 6,54 10,42 1,20 1,30
PC 400-1 7,51 7,55 11,55 1,60 1,80
PW 60-16 3,73 3,48 5,925 0,25 0,28
PW 60N-1 3,73 3,48 5,925 0,25 0,28
60
Produksi : m3/jam (LM)
Dengan :
Karena ada dua contoh backhoe yang dikemukakan di sini, yaitu caterpilar
dan komatsu, maka untuk menghitung cycle time digunakan cara-cara
tersendiri sesuai petunjuk pabrik pembuatnya.
27
kecil dari40% kemampuan alat maksimal, sudut swing kurang dari
300. Tidak ada gangguan buang/muat pada truk atau stock pile,
operator baik.
2. Sedang
Adalah keadaan penggalian yang sedang, misalnya lempung
kering,tanah dengan kandungan batuan kurang dari 25%.
Kedalaman galiansampai dengan 50% kemampuan alat maksimal,
sudut swing sampai dengan 600, ada sedikit gangguan.
3. Agak sulit
Adalah keadaan penggalian pada batu-batuan, lapisan tanah
keras,kedalaman galian diatas 90% dari kemapuan alat, swing
lebih dari1200. Kondisi galian sempit, tempat buang/muat sempit
dengan jangkauan maksimal, ada gangguan pekerja pada tempat
kerja.
4. Sulit
Adalah keadaan penggalian agak sulit, lapisan tanah keras
yangkompak, tanah dengan kandungan batuan 50%, kedalaman
galian 70% dari kemampuan alat maksimal, sudut swing sampai
dengan 900, dan pemuatan ke truk dengan jumlah banyak.
5. Sangat sulit
Adalah keadaan penggalian pada batu-batuan, lapisan tanah
keras,kedalaman galian di atas 90% dari kemampuan alat,
swing lebih dari 1200. Kondisi galian sempit, buang/muat sempit
dengan jangkauanmaksimal, ada gangguan pekerja pada tempat
kerja.
28
Tabel 3.3 Fill Factor untuk Caterpillar
Bahan Fill Factor
1. Tanah Lempung Kepasiran 100 - 110%
2. Pasir atau kerikil 95 - 100%
3. Lempung Keras, tanah keras 80 - 90%
4. Batu pecah apik 60 75%
5. Batu pecah jelek 40 50%
29
Sedang Gali dan muat material dari stock pile yang 0,6 0,8
memerluksn tenaga yang cukuo, kapasitas
bucket kurang dapat munjung. Misal : pasir
kering, tanah lempung lunak, kerikil.
Agak sulit Sulit untuk mengisi bucket pada jenis 0,5 0,8
material yang digali. Misal : batu-batuan,
lempung keras, kerikil brpasir, tanah
berpasir, lumpur.
sulit Menggali pada batu-batuan yang tidak 0,4 -0,5
beraturan bentuknya yang sulut diambil
dengan bucket. Misal : batu pecah dengan
gradasi jelek.
Untuk menghitung cycle time yang diperlukan ungtuk menggali swing dua
kali dan buang/ mmuatkan ke truk dapat menggunakan tabel-tabel berikut :
T = t1 + 2t2 +t3
Keterangan :
T = cycle time (menit)
t1 = waktu menggali
t2 = waktu swing
t3 = waktu membuang
30
Tabel 3.6 waktu untuk swing (detik)
Swing (derajat) waktu
450 - 900 4-7
900 > 5-8
31
BAB IV
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
32
2.1 Fungsi
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-
partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda kecil,
panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun
yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau
benda tajam.
2.2 Jenis
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman
(spectacles), goggles, tameng muka (face shield), masker selam, tameng muka
dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face masker).
33
Underwater Breathing Apparatus /SCUBA), Self-Contained Breathing Apparatus
(SCBA), dan emergency breathing apparatus.
6.1 Fungsi
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas
atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia
berbahaya dan jasad renik, tergelincir.
6.2 Jenis
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan,
pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi
bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin, bahan kimia
dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain.
7. Pakaian pelindung
7.1 Fungsi
34
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau
seluruh bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim,
pajaman api dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan
logam panas, uap panas, benturan (impact) dengan mesin, peralatan dan bahan,
tergores, radiasi, binatang, mikro-organisme patogen dari manusia, binatang,
tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur.
7.2 Jenis
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek
(Apron/Coveralls), Jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau
seluruh bagian badan.
9. Pelampung
9.1. Fungsi
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau
dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur
keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam
(negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di dalam air.
9.2. Jenis
35
Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi
keselamatan (life vest), rompi pengatur keterapungan (Bouyancy Control Device).
36
BAB V
PENUTUP
37
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/97361702/4/Definisi-Excavator
https://adjisutama.files.wordpress.com/2014/02/ptm.pdf
http://www.pusat-definisi.com/2012/11/excavator-adalah.html
http://excavatormechanic.blogspot.com/2012/11/pengertian-excavator.html
38