Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
APA ITU KEGIATAN CRUSHING PLANT
Pada dasarnya proses peremukan material oleh crusher berlangsung karena adanya
gaya tekan atau kompresi dan gaya geser yang berlangsung silih berganti. Crushing dimaksud
untuk memperkecil ukuran material agar dapat digunakan pada proses berikutnya. Crushing
plant memerlukan beberapa peralatan, yaitu hopper, ban berjalan (belt conveyor), ayakan
(screen), mesin peremuk (crusher) dan peralatan tambahan lain yang saling berkaitan.
Mula-mula material hasil penambangan diangkut ke stockpile yang berada di port lalu
dimuat ke alat angkut FAW FD 336 DT dan HINO 500 FM 260 TI untuk di angkut
ke hopper oleh alat muat KOMATSU PC 300, setelah masuk melalui hopper yang kemudian di
bawa oleh conveyor ke mesin peremuk (crusher). Hasil dari peremukan akan diteruskan dan di
muat ke ponton.
PERSIAPAN CRUSHING PLANT
1 Hopper
Hopper adalah alat pelengkap pada rangkaian unit peremuk yang berfungsi sebagai
tempat penerima material umpan yang berasal dari lokasi penambangan sebelum
material tersebut masuk ke dalam alat peremuk. Ukuran hopper 6m x 6m dengan
kapasitas desain ± 18 ton/menit.
Pada gambar 3.1 terdapat dua tempat penerima material umpan tetapi pada
kegiatan crushing yang sesungguhnya hanya satu tempat yang digunakan karena belt
conveyor tidak sanggup membawa material yang ada jika dua tempat digunakan sekaligus, maka
pada saat crushing hanya satu tempat yang digunakan.
2 Chain feeder
Merupakan susunan batang-batang baja yang tersusun sejajar. Chain feeder berfungsi sebagai
pengumpan mesin peremuk, juga untuk memisahkan material umpan yang sudah memenuhi
ukuran yang diharapkan. Dengan adanya alat ini maka material umpan yang telah memenuhi
ukuran produk tidak perlu dilakukan pengecilan ukuran lagi.
3 Vibrating Screen
Adalah alat yang digunakan untuk memisahkan ukuran material hasil proses
peremukan berdasarkan besarnya bukaan pada screen tersebut yang dinyatakan
dengan mesh. Pengertian mesh adalah jumlah lubang bukaan yang terdapat dalam 1
inchi panjang. Ukuran screen panjang 5,5 cm dengan lebar 90 cm dan tinggi 5 m
dengan kapasitas ± 700 ton/jam.

4. Crusher
Crusher merupakan salah satu alat mekanis terpenting yang terdapat pada unit coal
processing plant, alat inilah yang berfungsi untuk mengecilkan ukuran batubara. Yang
digunakan double roll crusher (gambar 3.3) dengan diameter drum 30 in dengan
panjang drum 120 cm.
Produktivitas/kapasitas crusher dibedakan menjadi dua macam yaitu kapasitas
desain dan kapasitas nyata. Kapasitas desain adalah kemampuan produksi yang
seharusnya dapat di capai oleh crusher dan dapat diketahui dari spesifikasi yang
dibuat oleh pabrik, sedangkan kapasitas nyata merupakan kemampuan produksi
sesungguhnya yang didasarkan pada sistem produksi yang diterapkan.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi crusher adalah sebagai
berikut :
- sifat fisik mineral yang di reduksi
- lubang bukaan dan keluaran crusher
- kecepatan jumlah feed yang dimasukkan

5 Ban berjalan ( Belt Conveyor )


Terdapat 5 belt conveyor pada rangkaian crusher dengan ukuran BC I memiliki panjang 8 m,
tebal 10 mm/4ply, BC II memiliki panjang 30 m dan tebal 10 mm/4ply, BC III memiliki panjang 75 m
dan tebal 10 mm/4ply, BC IV memiliki panjang 150 m dan tebal 10 mm/4ply, BC V memiliki panjang
70 m dengan tebal 10 mm/4ply dan belt conveyor di rakit pada tahun 2009. Conveyordigerakkan
oleh motor penggerak yang dipasang pada head pulley. Conveyorakan kembali ke tempat semula
karena di belokkan oleh pulley awal dan pulleyakhir. Material yang didistribusikan melalui
pengumpan akan dibawa oleh ban berjalan dan berakhir pada head pulley. Pada saat proses kerja di
unit peremuk dimulai, conveyor harus bergerak lebih dulu sebelum alat peremuk bekerja. Hal ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya kelebihan muatan (over load) pada conveyor.
ALAT – ALAT MEKANIS PADA CRUSHING PLANT
1. Alat Muat
Pada kegiatan crushing terdapat 2 alat muat yang digunakan dalam kegiatan pemuatan
material. Alat muat yang muat yang digunakan adalah KOMATSU PC 300 dengan kapasitas
bucket 1,8 m³.
Gerakan - gerakan yang dilakukan oleh KOMATSU PC 300 merupakan waktu edar (Cycle time),
yang terdiri dari :
• Waktu mengisi bucket (load bucket), terdiri dari menurunkan bucket dan mengisi bucket.
• Waktu angkut (swing load) dalam keadaan berisi meterial, yaitu gerakan memutar bucket dalam
keadaan berisi material menuju bak Dump Truck.
• Waktu pemuatan (dump bucket) kedalam Dump Truck.
• Waktu mengayun kembali (swing empty), yaitu gerakan menuju tumpukan material untuk
pengisian kembali.
Besar kecilnya waktu yang dibutuhkan oleh suatu alat muat, tergantung dari
kapasitas bucket alat muat, keadaan material, dalamnya penggalian, keserasian kerja antara alat
muat dan alat angkut, kondisi lapangan kerja dan sudut putar (swing angle)
2 Alat Angkut
Kegiatan pengangkutan dari stockpile menuju hopper dilakukan dengan menggunakan alat angkut
Dump Truck FAW FD 336 DT dengan kapasitas bak 20 m³ dimana yang beroperasi tiap harinya dua
unit, kedua alat tersebut akan mengangkut material dari stockpile atau tempat pengambilan yang
telah diatur oleh pengawas agar tidak terjadi kekosongan pada Hopper tiap harinya.
Pengamatan waktu edar alat angkut Dump Truck FAW FD 336 DT dan HINO 500 FM 260 TI
dilapangan meliputi :
- Memuat (loading) terdiri dari gerakan pemuatan material ke dalam bak Dump Truck.
- Mengangkut (hauling), merupakan gerakan dari tempat pengambilan material ke tempat
pembuanganmaterial.
- Membelok (manuver) terdiri dari gerakan membelok dan kemudian mundur.
- Membuang muatan (dumping), terdiri dari gerakan menaikan bak dan mencurahkan material.
- Kembali kosong (return), yaitu kembali ke tempat atau lokasi pengisian (loading area).
- Berbelok untuk dimuat (manuver), yaitu menempatkan posisi dump truck untuk diisi oleh alat
muat.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ALAT MEKANIS

Faktor-faktor yang mempengaruhi pekerjaan dari alat-alat mekanis baik secara


langsung maupun tidak langsung adalah sebagai berikut :
a. Sifat fisik material
Kemampuan alat-alat mekanis untuk bekerja, baik itu alat angkut maupun alat muat
sangat dipengaruhi oleh sifat fisik material seperti faktor pengembangan ( Swell Factor ).
b. Faktor pengisian ( fill factor )
Faktor pengisian merupakan perbandingan antara kapasitas nyata suatu alat dengan
kapasitas teoritis alat tersebut. Besarnya faktor pengisian suatu alat muat sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain : ukuran butir material, kondisi material dan
jumlah stock material yang sedang dikerjakan (angle of refuse), keterampilan dan
pengalaman operator.
c. Keadaan jalan angkut
Keadaan jalan yang dimaksud meliputi kekerasan dan kehalusan permukaan jalan
yang bagus dan terpelihara dengan baik, untuk mewujudkan kondisi jalan seperti itu perlu
dirancang sebuah jalan angkut tambang yang terpelihara dengan baik harus memenuhi dua
syarat, yaitu:
Secara keseluruhan harus mampu menahan beban dari kendaraan beserta muatanya.
Apabila syarat ini tidak terpenuhi, maka kondisi jalan tersebut akan mengalami penurunan
dan penggeseran baik pada bagian perkerasan jalan maupun pada tanah dasarnya (sub
grade), sehingga akan mengakibatkan jalan menjadi bergelombang, berlubang bahkan
berakibat rusak berat.
Permukaan jalan harus mampu menahan gesekan roda kendaraan, air limpasan (run
off) maupun air hujan. Apabila syarat kedua ini tidak terpenuhi, maka permukaan jalan (road
surface) akan mengalami kerusakan yang diawali dengan lubang-lubang kecil, makin lama
semakin membesar dan akhirnya rusak berat
d. Perawatan alat mekanis.
Peralatan mekanis harus selalu dijaga dan dirawat agar selalu dalam kondisi yang baik dan
dapat bekerja dengan maksimal. Perawatan tersebut meliputi pemeriksaan mesin, roda, pelumasan
yang dilakukan secara rutin sebelum dan setelah alat-alat mekanis tersebut dioperasikan.

e. Effisiensi kerja
Waktu produktif yang digunakan kadang - kadang di bawah kondisi ideal dari waktu yang
tersedia, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor penghambat dan tidak dapat
dihindari yang akan mempengaruhi efisiensi kerja alat muat dan alat angkut, seperti kondisi
lapangan kerja, persiapan kerja alat, pindah posisi kerja, pengisian bahan bakar, service harian,
keterlambatan kerja dan lain-lain.
Sedangkan efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan waktu kerja
yang tersedia. Dari pengamatan di lapangan pekerja atau mesin tidak mungkin selamanya bekerja
60 menit dalam satu jam, hal ini disebabkan oleh faktor - faktor penghambat kerja seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya, sehingga efisiensi kerja jarang dapat mencapai lebih dari 85 %
f. Keadaan cuaca.
Sebagai negara yang beriklim tropis, Indonesia hanya mengenal dua musim, yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Pengaruh iklim dan cuaca terhadap aktivitas
penambangan sangat besar.

Bila musim kemarau maka pada muka penambangan dan jalan angkut akan berdebu
sehingga akan menghalangi pandangan operator Dump Truckterhadap keadaan jalan di
depannya dan dapat mengurangi kecepatan pengangkutan material, sedangkan pada
musim hujan muka penambangan dan jalan angkut akan berlumpur dan menjadi lengket,
sehingga Dump Truck tidak dapat bekerja dengan baik. Untuk mengatasi kondisi jalan yang
buruk pada musim hujan maka perlu dibuatkan suatu sistem penirisan tambang (drainage
system) yang baik.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai