Anda di halaman 1dari 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum Pada zaman sekarang ini, pada pekerjaan pembangunan konstruksi sipil yang cukup besar, pemakaian alat berat sangat diperlukan sebagai sumber daya penunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan pembangunan itu sendiri.

Penggunaan alat berat dalam membantu pekerjaan manusia antara lain adalah : a. Mempercepat dan memperbesar daya kerja b. Mendapatkan ketelitian dan kerapian hasil kerja yang lebih baik c. Menyederhanakan pengawasan. d. Mengurangi biaya pelaksanaan (gaji buruh) terutama didaerah yang sukar mendapatkan tenaga kerja.ungkan daripada nt Dalam hal penyediaan peralatan untuk menyelesaikan proyek harus memikirkan mempertimbangkan cara yang harus ditempuh , apakah perlu membeli suatu jenis peralatan, atau cukup meyewa saja. Sebab dalam kondisi tertentu, meyewa bisa lebih menguntungkan daripada membeli, Tetapi dalam kondisi lain, membeli mungkin lebih menguntungkan daripada menyewa. Untuk pekerjaan yang waktu penyelesaiannya panjang, pembelian alat-alat berat akan lebih menguntungkan, apalagi bila perusahaan mendapatkan pekerjaan yang membutuhkan peralatan yang sama pada masa-masa yang akan datang. Untuk pekerjaan yang waktu pekerjaannya relatif singkat, membeli alat berat tidak ekonomis karena modal akan menumpuk pada alat berat itu sendiri, kecuali bila sudah dipastikan akan mendapat pekerjaan lain yang memerlukan peralatan yang sama setelah proyek tersebut selesai. Di Indonesia kadang-kadang proyek dianjurkan memakai tenaga buruh dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kerja yang seluas-luasnya dan menambah penghasilan kepada penduduk setempat.Kadang-kadang ditentukan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan tenaga buruh diusahakan tidak memakai tenaga alat berat. serta memudahkan pengurusan organisasi

Untuk mendapatkan efisiensi alat dan efektifitas kerja yang optimum dari alat berat, perlu dipertimbangkan beberapa faktor berikut ini: 1. Kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan 2. Kondisi lapangan tempat kerja 3. Tenga mesin 4. Jarak angkut

2.2 Jenis dan Fungsi Alat-Alat Berat a. Backhoe Backhoe sering juga disebut excavator.Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.. Backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekakuan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuatkan hasil galian ke truk. Untuk menghitung produksi backhoe, faktor yang mempengaruhi adalah kapasitas bucket, dalam galian, jenis material yang digali, sudut swing dan keadaan manajemen/medan. Kita dapat menghitung cycle time yang diperlukan untuk setiap kali menggali dan membuang. Waktu yang diperlukan antar lain: 1. Meluncurkan bucket ke tempat galian, 2. Menggali tanah, 3. Mengangkat dan menarik bucket, dan 4. Membuang Besarnya cycle time ini tergantung pada keterampilan operator, kondisi medan, dan ukuran bucket yang digunakan.

b. Loader Loader adalah alat pemuat material hasil galian alat lain yang tidak dapat langsung dimuatkan kedalam ankut, misalnya bulldozer,grader, dll. Pada prinsipnya loader adalah alat pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke kendaraan angkut atau alat-alat lain, disamping dapat juga berfungsi untuk

pekerjaan awal yang umumnya, misalnya clearing ringan, menggusur bongkaran, menggusur tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement. Untuk menghitung produksi loader, faktor yang mempengaruhi adalah ukurun bucket, cycle time dan kondisi kerja/efisiensi kerja.seperti halnya pada alat lain, cycle time untuk loader terdiri atas fixed time (waktu teap) dan variable time (waktu tidak tetap), waktu tetap yang diperlukan ialah untuk gerakan-gerakan berikut: 1 Raise time, ialah waktu yang diperlukan untuk menurunkan bucket dari posisi dasar ke atas permukaan tanah. 2 Lower time, ialah waktu yang diperlukan untuk menurunkan bucket kosong dari posisi tertinggi pada posisi dasar. 3 Dump time, ialah waktu yang diperlukan untuk menggerakkan bucket dari posisi muat maksimal untuk membuang muatan.

c. Grader Grader adalah alat untuk keperluan perataan permukaan, dalam membentuk permukaan secara mekanis. Dapat dipergunakan berbagai jenis pekerjaan, misalnya: untuk perawatan jalan, penggalian parit, pemotongan tanah, pemotongan tebing dan lain-lain. Maka dari itu kapasitas produksi motor grader bervariasi sesuai jenis pekerjaannya Untuk menghitung produksi motor grader pada pekerjaan tahap akhir (finishing) dipengaruhi oleh bahan yang dikerjakan, kelincahan operator dan kondisi medan. . d. Kompresor Dalam melaksanakn berbagai jenis konstruksi, maka orang memakai kompresor yang memanfaatkan udara bebas sehingga takanannya menjadi tinggi. Tekanan yang tinggi ini dapat digunakan sebagai tenaga untuk membersihkan badan jalan yang akan dilapisi dengan lapisan hotmix. Tujuannya adalah untuk menyingkirkan debu-debu dan material-material kecil yang mungkin ada di badan jalan, yang dapat menghalangi pengikatan antara lapisan aspal dengan badan jalan.

e. Asphalt Sprayer Asphalt sprayer adalah alat untuk penyemprotan bahan bitumen ringan (prime coat atau tack coat) pada jalan yang akan dilapisi. Untuk penyemprotan prime coat, asphalt sprayer ini dihubungkan dengan boiler sebagai alat pemanas bitumen, yang bahan bakarnya dapat berupa minyak atau gas. Untuk penyemprotan tack coat, alat pemanas tidak dibutuhkan, karena bahan yang dipergunakan sebagai tack coat tersebut adalah aspal emulsi, yaitu bahan perekat untuk lapisan permukaan asphalt atau base course yang terdiri dari asphalt cair ditambah bahan kimia. Asphalt sprayer tidak mempunyai alat penggerak sendiri, oleh sebab itu harus dibantu dengan alat lain, misalnya dengan tenaga manusia.

f. Asphalt Fnisher Asphalt finisher digunakan untuk menghamparkan material yang telah diproses. Ketebalan lapisan dan lebar hamparan dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan. Material yang akan dihampar langsung dituangkan dari dump truck ke dalam alat penampung asphalt finisher (hopper), kemudian asphalt finisher melakukan penghamparan. Waktu melakukan penghamparan, asphalt finisher yang telah menerima material di dalam hopper meengarahkan campuran kebelakang melalui control gate ke sekrup penyebar (spreading screw).

g. Three Sheel Roller Three sheelroller merupakan alat penggilas yang digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan pemampatan.Three sheel roller digunakan untuk usaha-usaha pemampatan lapisan yang terdiri dari bahan-bahan yang berbutir kasar.

h. Tandem Roller Alat ini biasanya digunanakan untuk penggilasan akhir,misalnya untuk pekerjaan penggilasan aspal beton agar diperoleh hasil akhir permukaan yang rata.

Jenis dari tandemroller ada dua macam,adalahtwo axle tandemroller(dengan dua as) dan three axle tandem roller (tiga as).

i. Dump Truck Dalam mekanis pemindahan tanah memerlukan jarak angkut yang cukup jauh atau dalam memobilisasi alat-alat berat dan berfungsi untuk

memidahkan,mengangkut material galian,material pasir,agregat beton dan material lainnya maka dibutuhkan alat angkut seperti dump truck. Syarat utama agar dump truck dapat bekerja secara efektif,adalah bila jalan yang keras dan relative rata. Untuk mengangkut bahan-bahan yang sifatnya lengket dipilih bak truk yang pertemuan sudutnya tidak tajam, hal ini untuk menghindari sulitnya membuang muatan.Kemampuan truk untuk memuat dinyatakan dalam berat muatan.Misal nya ton.Atau dalam kapasitas bak. Misalnya meter kubik. Untuk menyatakan kapasitas masih dibedakan dalam kapasitas peres (struck) atau kapasitas munjung (heaped). Kapasitas munjung sangat dipengaruhi oleh keadaan jalan angkut yang dilewati. Karena bahan yang diangkut akan mudah tercecer jika jalan angkut kurang baik, sehingga kapasitas munjung akan menjadi lain.

J. Bulldozer Bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai tempat dudukan dengan penggerak utamanya, jadi berupa attachment. Tetapi yang menjadi kebiasaan umum bila kita menyebut bulldozer,yang kita ketahui adalah traktor yang di lengkapi dengan dozer attachment. Untuk menghitung produksi bulldozer, beberapa pabrik pembuat alat memeberikan table estemasi untuk model bulldozer tertentu. Apabila dari pabrik tidak ada grafik/table yang dapat membantu untuk estemasi produksi, maka produksi dapat ditentukan dengan cara teorits, dengan cara menghitung kapasitas blade, kemudian produksi rerata dihitung dengan estemasi jumlah lintasan perjamnya.

2.3 Manajemen Alat Berat Manajemen pemilihan dan pengendalian alat berat adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan alat berat untuk mencapai tujuan pekerjaan yang ditentukan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat, sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari, antara lain adalah: a. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan b. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan c. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horisontal maupun vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan d. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah e. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan merupakan faktor penting didalam pemilihan alat berat f. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antar lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam.

g. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alat berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek didataran rendah h. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek i. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.

Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana kerja alat berat antara lain: a. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu b. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah ditentukan harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. c. Dengan jenis dan jumlah alat berat yang tersedia, dapat ditentukan berapa volume yang dapat diselesaikan, serta waktu yang diperlukan

2.4 Efisiensi Kerja Produktifitas alat pada kenyataan di lapangan tidak sama jika dibandingkan dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu seperti topografi, keahlian operator, pengoperasian dan pemeliharaan alat. Produktifitas per jam alat yang harus diperhitungkan dalam perencanaan adalah produktifitas standart alat pada kondisi ideal dikalikan suatu faktor yang disebut efisiensi kerja.Besarnya nilai efisiensi kerja ini sulit ditentukan secara tepat tetapi berdasarkan pengalaman-pengalaman dapat

ditentukan efisiensi kerja yang mendekati kenyataan. Sebagai pendekatan dapat dipergunakan tabel sebagai berikut:

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi peralatan, ditetapkan sebagai berikut: a. Faktor peralatan 1) untuk peralatan yang masih baru 2) untuk peralatan yang baik (lama) 3) untuk peralatan yang rusak ringan b. Faktor operator 1) untuk operator kelas I 2) untuk operator kelas II 3) untuk operator kelas II c. Faktor material 1) faktor kohesif 2) faktor non kohesif d. Faktor manajemen dan sifat manusia 1) sempurna 2)baik = 1,00 = 0,92 = 0,75 1,00 = 0,60 1,00 = 1,00 = 0,80 = 0,70 = 1,00 = 0,90 = 0,80

3)sedang 4)buruk e. Faktor cuaca 1)baik 2)sedang f. Faktor kondisi lapangan 1)berat 2)sedang 3)ringan

= 0,82 = 0,75

= 1,00 = 0,80

= 0,70 = 0,80 = 1,00

2.5 Komponen Biaya Alat Berat 2.5.1 Biaya Kepemilikan Biaya kepemilikan adalah biaya kepemilikan alat yang harus diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut milik sendiri 2.5.2 Biaya Penyewaan Alat Dalam suatu proyek penggunaan alat berat selain menggunakan alat pribadi juga dengan menyewa. Sedangkan penetapan biaya menyewa telah diatur ketentuanketentuannya oleh Departemen Pekerjaan Umum

2.6 Jam Operasi atau Waktu Kerja 2.6 1 Jam Operasi Normal Jam operasi normal adalah waktu kerja pada setiap hari kerja senin sampai dengan sabtu ditetapkan selama 8 jam per hari dengan upah kerja sebesar upah kerja normals 2.6.1 Jam Operasi Lembur Waktu kerja lembur dihitung dari lama waktu kerja yang melebihi batas waktu kerja normal (8 jam/hari). Waktu kerja lembur dilaksanakan diluar jam operasi normal untuk setiap hari kerja atau penambahan jumlah hari kerja per minggu (hari minggu)

Anda mungkin juga menyukai