Anda di halaman 1dari 38

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Alat Berat

Alat-alat berat yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil merupakan alat
yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan
suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama
proyek-proyek konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala
yang besar. Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat
tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat ( Rochmanhadi,
1985 ). Setiap perusahaan atau organisasi dalam menjalankan aktivitas / usahanya,
pasti dihadapkan pada teknologi yang akan mencerminkan kekuatan perusahaan dalam
mencapai tujuan. Maka dari itu setiap perusahaan berlomba-lomba dalam hal teknologi
salah satunya penggunaan alat berat guna mencapai sasaran. Menurut Ir. Susy Fatena
Rostyanti Msc dalam bukunya Alat Berat Untuk Proyek konstruksi (2008) menyebutkan
bahwa bonafiditas suatu perusahaan konstruksi tergantung dari aset-aset teknologi yang
dimiliknya, salah satunya adalah alat berat. Alat berat yang dimiliki sendiri oleh
perusahaan konstruksi akan sangat menguntungkan dalam memenangkan tender
proyek konstruksi secara otomatis hal tersebut akan mencerminkan kekuatan
perusahaan tsb. Menurut ( Rohman, 2003 ) melaksanakan suatu proyek konstruksi
berarti menggabungkan berbagai sumber daya untuk menghasilkan produk akhir yang
diinginkan, pada proyek konstruksi kebutuhan untuk peralatan antara 7 – 15 % dari
biaya proyek, Peralatan konstruksi yang dimagsud adalah alat/perlalatan yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi secara mekanis. Artinya pemanfaatan
alat berat pada suatu proyek konstruksi dapat memberikan insentif pada efisiensi dan
efektifitas pada tahap pelaksanaan maupun hasil yang dicapai.

1.2 Fungsi Alat Berat

Alat berat terdiri dari beberapa fungsi diantaranya : - Alat Pengolah Lahan 5 - Alat
Penggali - Alat pengangkut material - Alat pemindahan material - Alat pemadat - Alat
pemroses material Dari ke Tujuh fungsi dasar alat berat tersebut yakni akan
menganalisa pada jenis fungsi alat untuk penggali, pemindah dan pengangkut, pada
jenis alat penggali jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah , Front Shovel, Dragline, dan Clamshell. Secara umum alat
excavator terdiri atas struktur bawah, struktur atas, sistem dan bucket .Struktur bawah
alat adalah berupa penggerak yang dapat berupa roda ban atau Crawler, alat gali
mempunyai as ( Slewing ring ) diantara alat penggerak dan badan mesin sehingga alat
berat tersebut dapat melakukan gerakan memutar walaupun tidak ada gerakan pada
alat penggerak atau mobilisasi. Kemudian sistem pada alat gali ada dua macam yaitu
sistem hidrolis dan sistem kabel. Backhoe dan Power Shovel disebut alat penggali
dengan sistem hidrolis karena bucket digerakan dengan sistem pompa minyak hidrolis.
Sistem hidrolis ini selain menggerakan bucket juga menggerakan boom dan arm. Pada
backhoe terdiri dari enam bagian utama, yaitu struktur atas yang dapat berputar, boom ,
lengan ( arm ), bucket, Slewing ring, dan struktur bawah boom, lengan dan bucket
digerakan oleh sistem hidrolis.

1.2.1 Excavator

Excavator atau sering disebut dengan Backhoe termasuk dalam alat penggali
hidrolis memiliki bucket yang dipasangkan di depannya. Alat penggeraknya traktor
dengan roda ban atau crawler. Backhoe bekerja dengan cara menggerakkan bucket ke
arah bawah dan kemudian menariknya menuju badan alat. Sebaliknya front shovel
bekerja dengan cara menggerakkan bucket ke arah atas dan menjauhi badan alat.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa backhoe menggali material yang berada di
bawah permukaan di mana alat tersebut berada, sedangkan front shovel menggali
material di permukaan dimana alat tersebut berada. Pengoperasian backhoe umumnya
untuk penggalian saluran, terowongan, atau basement. Backhoe beroda ban biasanya
tidak digunakan untuk penggalian,

tetapi lebih sering digunakan untuk pekerjaan umum lainnya. Backhoe digunakan pada
pekerjaan penggalian di bawah permukaan serta untuk penggalian material keras.
Dengan menggunakan backhoe maka akan didapatkan hasil galian yang rata. Pemilihan
kapasitas bucket backhoe harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

Gambar 2. 1 Backhoe

Sumber: www.twentywheels.com
Backhoe terdiri dari enam bagian utama, yaitu struktur atas yang dapat berputar, boom,
lengan (arm), bucket, slewing ring, dan struktur bawah. Boom, lengan dan bucket
digerakkan oleh sistem hidrolis. Struktur bawah adalah penggerak utama yang dapat
berupa roda ban atau roda crawler. Ada enam gerakan dasar yang mencakup gerakan
24 gerakan pada masing-masing bagian, yaitu :

a) Gerakan boom : merupakan gerakan boom yang mengarahkan bucket menuju


tanah galian.

b) Gerakan bucket menggali : merupakan gerakan bucket saat menggali material.

c) Gerakan bucket membongkar : adalah gerakan bucket yang arahnya berlawanan


dengan saat menggali.

d) Gerakan lengan : merupakan gerakan mengangkat lengan dengan radius sampai


100°. e) Gerakan slewing ring : gerakan pada as yang bertujuan agar bagian atas
backhoe dapat berputar 360°.

f) Gerakan struktur bawah : dipakai untuk perpindahan tempat jika area telah selesai
digali.

Cara kerja backhoe pada saat penggalian adalah sebagai berikut :

a) Boom dan bucket bergerak maju.

b) Bucket digerakkan menuju alat.

c) Bucket melakukan penetrasi ke dalam tanah.

d) Bucket yang telah penuh diangkat.

e) Struktur atas berputar

. f) Bucket diayun sampai material di dalamnya keluar.

1.2.2 Dump Truck

Seperti yang telah diketahui bahwa truk sangat efisien untuk pengangkutan jarak jauh.
Kelebihan truk dibanding alat lain :

a) Kecepatan lebih tinggi.

b) Kapasitas besar.

c) Biaya operasional kecil


. d) Kebutuhannya dapat disesuaikan dengan kapasitas alat gali.

Gambar 2. 2 Dump Truck Sumber: www.hargahino.com

Namun, alat ini juga memiliki kekurangan dibanding alat lain karena truk memerlukan
alat lain untuk pemuatan. Dalam pemilihan ukuran dan konfigurasi truk ada beberapa
faktor yang mempengaruhi, yaitu material yang akan diangkut dan excavator atau loader
pemuat. Truk tidak hanya digunakan untuk pengangkutan tanah tetapi 40 juga material-
material lain. Untuk pengangkutan material tertentu, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan, yaitu :

a) Untuk batuan, dasar bak dialasi papan kayu agar tidak mudah rusak. 8

b) Untuk aspal, bak dilapisi oleh solar agar aspal tidak menempel pada permukaan bak.
c) Untuk material lengket seperti lempung basah, pilih bak bersudut bulat. Dalam
pengisian baknya, truk memerlukan alat lain seperti excavator dan loader. Karena truk
sangat tergantung pada alat lain, untuk pengisian material tanah perlu memperhatikan
hal-hal berikut :

a) Excavator merupakan penentu utama jumlah truk, sehingga tentukan jumlah truk agar
excavator tidak idle.

b) Jumlah truk yang menunggu jangan sampai lebih dari 2 unit.

c) lsi truk sampai kapasitas maksimumnya.

d) Untuk mengangkutan material beragam, material paling berat diletakkan di bagian


belakang (menghindari terjadinya kerusakan pada kendali hidrolis).

e) Ganjal ban saat pengisian. Volume material yang diangkut harus sesuai dengan
kapasitas truck. Jika pengangkutan material oleh truk dilaksanakan melampaui batas
kapasitasnya maka hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi, seperti :
a) Konsumsi bahan bakar bertambah.

b) Umur ban berkurang.

c) Kerusakan pada bak.

d) Mengurangi produktivitas. Kapasitas dan ukuran truk sangat bervariasi. Oleh karena
itu, pemilihan ukuran truk sangat penting karena truk besar atau kecil akan memberikan
beberapa keuntungan dan kerugian.

1. Kelebihan truck kecil terhadap truk besar :

a) Bergerak lebih leluasa dan kecepatan lebih tinggi.

b) Kerugian dalam produktivitas akan lebih kecil jika salah satu truk tidak dapat
beroperasi.

c) Kemudahan dalam memperhitungkan jumlah truck untuk setiap alat pemuat.

2. Kerugian truck kecil terhadap truck besar :

a) Kesulitan bagi alat pemuat dalam memuat material. 9

b) Jumlah truck yang banyak maka waktu antrean (ST) akan besar.

c) Memerlukan lebih banyak supir.

d) Meningkatkan investasi karena jumlah truck yang banyak.

3. Keuntungan truk besar terhadap truk kecil :

a) Jumlah truck yang sedikit menyebabkan investasi berkurang (bensin, perbaikan, dan
perawatan).

b) Kebutuhan supir yang tidak banyak.

c) Memudahkan alat pemuat dalam memuat material.

d) Waktu antre (ST) akan berkurang.

4. Kerugian truck besar terhadap truck kecil :

a) Bila alat pemuat kecil maka akan memperbesar waktu muat (LT).

b) Beban yang besar dari truk dan muatannya akan mempercepat kerusakan jalan.

c) Jumlah truck yang seimbang dengan alat pemuat akan sulit didapat.
d) Larangan pengangkutan di jalan raya dapat diberlakukan pada truck besar.

1.2.3 Bulldozer

Dozer merupakan traktor yang dipasangkan pada blade dibagian depannya.


Blade berfungsi untuk mendorong atau memotong material yang ada didepannya. Jenis
pekerjaan yang biasanya menggunakan dozer atau bulldozer adalah :

a. Mengupas top soil dan pembersihan lahan dari pepohonan.

b. Pembukaan jalan baru.

c. Pemindahan material pada scraper.

d. Menyebarkan material.

e. Mengisi kembali saluran. Ada dua macam alat penggerak dozer, yaitu roda crawler
dan roda ban. Jenis dozer beroda crawler terbagi menjadi ringan, sedang dan berat.
Jenis ini digunakan untuk menarik dan mendorong beban berat serta mampu bekerja
pada permukaan kasar dan berair. Sedangkan dozer beroda ban daoat bergerak lebih
cepat sehingga lebih ekonomis. Pemakaian alat ini pada umumnya pada permukaan
seperti aspal dan beton. (Susy Fatena Rostiyanti, 2008). 10 Pisau atau blade berfungsi
untuk mendorong material ke depan dan mendorong material ke samping. Ada beberapa
macam jenis pisau yang dipasangkan pada dozer, pemilihan jenisnya tergantung pada
jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Jenis-jenis pisau yang ada adalah:

a. Straight blade ( S-blade)

b. Angle blade (A-blade)

c. Universal blade (U-blade)

d. Cushion blade (C-blade)


Gambar 1. 3 Gambar macam-macam blade
Sumber : Susy Fatena Rostiyanti (2008)

Gambar 1. 4 Gambar bulldozer


Sumber : Proyek Stok Yard Suzuki Negara (10/05/2015)

2.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat

Kemampuan alat dalam manghasilkan produksi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Ketelitian dalam menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi
alat akan memberikan nilai atas faktor-faktor tersebut. Diantaranya yakni akan
menghasilkan ketepatan perhitungan produksi peralatan sekaligus memberikan
ketepatan waktu penyelesaian dan ketepatan biaya produksi . Berikut merupakan faktor-
faktor tersebut.

2.2.1 Faktor Kondisi Peralatan


Produksi suatu peralatan sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dari alat
tersebut, hal ini terjadi akibat penurunan kondisi mesin akibat dari adanya
keausan komponen mesin. Semakin tinggi jumlah jam operasional maka,
potensi terjadinya kerusakan komponen-komponen mesin. Kondisi
peralatan layak operasi ditinjau dari aspek ekonomi yakni sebagai berikut:

K = 100% sebagai kondisi umum

K = 60 % sebagai kondisi minimum

Pada pengoperasian normal 2000 jam per tahun, maka penurunan


kondisi peralatan per jam secara garis lurus ( straight Line ) yakni :

∆K = ( 100 – 60 ) / UE……( % jam )

(2.1) Jadi kondisi peralatan saat penilaian sesuai dengan jam


operasi yang

sudah dicapai adalah :

K = 100 -∆K.t (%)

(2.2) = 100-((100-60)UE) x t (%)

(2.3) Dimana :
UE = Umur ekonomis alat dalam jam
t = Jam operasi yang sudah tercapai
Tabel 2.1 Klasifikasi kondisi peralatan

No Klasifikasi Kondisi Nilai Kondisi (%)


1 Prima 100 - 90
2 Baik 90 – 80
3 Cukup 80 – 70
4 Sedang 70 – 60
Sumber :
2.2.2 Faktor Kondisi Medan dan Faktor Material

Kemampuan alat untuk memproduksi secara optimal akan sangat dipengaruhi oleh
kondisi medan di lapangan. Salah satunya yakni kondisi tanah, yakni meliputi : -
Keadaan asli yakni :

keadaan tanah sebelum diadakan pengerjaan, dinyatakan dalam ukuran alam Bank
measure (BM) - Kondisi lepas, yakni :

keadaan tanah setelah diadakan pengerjaan, yag dinyatakan dengan istilah Loose
Measure ( LM) - Kondisi padat, yaitu keadaan tanah setelah ditimbun kembali dan
dipadatkan, dimana volume tanah setelah dipadatkan mungkin lebih besar atau
sebaliknya lebih kecil dari volume keadaan Bank Measure (BM), hal ini sangat
dipengaruhi oleh usaha dalam pemadatan tersebut. Faktor tanah berikutnya yang dapat
mempengaruhi produktifitas alat berat diantaranya :

1. Berat material, per M3 yakni berpengaruh terhadap volume yang diangkut,


hubungannya terhadap alat adalah tenaga tarik alat tersebut.

2. Kekerasan yakni makin keras tanah akan makin sukar untuk dikerjakan oleh alat,
sehingga sangat berpengaruh terhadap produktifitas alat tersebut, dilain sisi alat
tersebut akan bekerja ekstra dan akan berdampak pula terhadap kebutuhan biaya
penggunaan alat tersebut.

3. Kohesivitas / daya ikat, yakni merupakan kemampuan ikat butir tanah tersebut, tiap-
tiap jenis tanah mempunyai kohesivitas yang berbeda pula, sehingga akan berdampak
kembali terhadap produktifitas alat tersebut.

4. Bentuk butir / Material, yakni besar kecilnya rongga, sehingga akan berpengaruh
terhadap pengembangan dan penyusutan tanah yang pada akhirnya akan
mempengaruhi produktifitas alat. Jadi suatu medan disebut Ideal, Ringan, Sedang dan
berat bergantung pada jenis peralatan yang dioperasikan dilapangan. Berikut adalah
daftar kondisi klasifikasi kondisi lapangan.

Klasifikasi Kriteria
- Lapangan datar kering
IDEAL - Jalan hantar lurus, keras / aspal ,datar

- Ruang gerak luas

- Lapangan datar lembab


RINGAN - Jalan hantar lurus

- Ruang gerak luas

- Lapangan kering bergelombang


SEDANG - Jalan hantar tidak lurus, bergelombang

- Ruang gerak luas

- Lapangan bergelombang dan becek


BERAT - Jalan hantar berbelok-belok tajam

- Ruang gerak sempit

Kondisi Kondisi Alat


D
No Medan Prima Baik Cukup Sedang
ari
1 Ideal 0,95 0,90 0,85 0,80
2 Ringan 0,90 0,852 0,805 0,757
gab
3 Sedang 0,85 0,805 0,760 0,715
4 Berat 0,80 0,715 0,715 0.673
ung

an Faktor alat dan Medan yakni sebagai berikut


Tabel 2.4 Faktor material (Em)
Tingkat
Agak sulit 0,90Faktor KondisiKondisi
alam dan
tanahjenis
pasir, dengan
Pekerjaan kesulitan material Material
kerikil
Sulit 0,80 Onggokan batu hasil peledakan,
Dapat digusur secara sempurnapenuh
blade,kadar air rendah, bukan tanah pasir
Mudah 1,10 dipadatkan,
batuan tanah
karang atau biasa,
kapur, onggokan
dan lumpur
material.

Loading Mudah 1,00- Onggokan material, pasir, tanah

Tanah lepas tapi tidak digusursepenuh


1,10 berpasir, tanah liat
blade, tanah dengan kadar
kerikil,pasir batu airpecah
sedang
Sedang 0,90 halus.
Dozing Sedang 0,85- Onggokan tanah material dengan

Kadar air tinggi,liat lengket, tanah liat keras


0,95 proses pengambilan
kering,pasir kerikil. diforsir , pasir kering,
Agak Sulit 0,70
batu pecah dan kerikil halus
Agak sulit 0,80- Batu pecah halus, tanah liat keras,
Batu hasil ledakan atau batu berukuran
kasar dan lumpur.
Sulit 0,60
0,85 sirtu, tanah pasir dan lumpur
Sulit 0,75- Batu pecah kasar, hasil peledakan,
Kondisi alam, tanah biasa, atau
Excavating Mudah 1,20
0,80 batu kali, sirtu, tanah pasir, tanah liat legit
tanah lunak
Kondisi
dan alam tanah liat, tanah liat,
lumpur
Sedang 1,10
tanah pasir atau pasir kering.

2.2.3 Faktor Manajemen

Manaejemen merupakan seni untuk mendapatkan seluruh kegiatan dalam suatu


sistem agar dapat berjalan lancar, sesuai arah / tujuan, efektif, ekonomis, aman,
dan terkoordinir. Manajemen yang baik tergantung dari sistem yang dilakukan
dengan kebijakan dari seorang manajer. Sejak tahap awal atau tahap kegiatan
belum dimulai sudah ada kepercayaan bahwa seluruh kegiatan akan terlaksana
dengan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.
Klasifikasi Curiculum Vitae Nilai
faktor

Pendidikan,

a. Formal : S1-Teknik b.
Informal :

Sangat Baik 1.Large Projec tManagemet 0.95

2. Management Audit

3. Project Administration

Pengalaman
Pendidikan,
a.Formal S1Teknik

b. Informal :
0,90
1.CotractionManagement
Baik
2.Engineering Management

3.Similiar Project Management

Pengalaman

Pendidikan,
a.Formal S1Teknik b.
Informal : 0,85
Cukup
1.Large Project Managemet

2.Similar Project Managemnt


2.2.4 Koefisien Traksi

Koefisien traksi adalah suatu faktor yang harus dikalikan pada berat total kendaraan
untuk mendapatkan tenaga maksimum yang boleh dikerahkan agar roda tidak terjadi
selip. Tenaga atau traksi yang boleh dikerahkan agar roda tidak selip disebut traksi
kritis , besarnya traksi tersebut adalah sebagai berikut :
NO Type dan Jenis Alat Jenis Roda
Ban Karet Roda Kelabang
1 Lempung 0,55 0,90

2 Liat Lempung 0,55 0,90

3 Tanah Kering 0,55 0,90

4 Jalan Datar tanpa perkerasan 0,56 0,90

5 Lempung liat basah 0,45 0,70

6 Lempung liat becek 0,45 0,70

7 Tanah pertanian basah 0,45 0,70

8 Tempat pengambilan batu 0,65 0,55

9 Pasir basah 0,40, 0,50

10 Jalan kerikil gembur 0,36 0,50

11 Pasir kering gembur 0,20 0,30

12 Tanah basah berlumpur 0,20 0,25


2.2.5 Faktor Operator dan Mekanik

Prestasi kerja suatu peralatan sangat tergantung pada kemampuan operator


dalam menggunakan alat dan mekanik sebagai teknisi yang berperan aktif dalam
mengontrol kondisi alat agar dapat bekerja secara optimal. Untuk klasifikasi
operator dan mekanik akan dibagi dalam 4 klasifikasi berdasarkan Curriculum
Vitae (CV) yakni : 18 - Terampil yakni pendidikan STM / sederajat, memiliki
sertifikat SIMP/ SIPP (III) dan pengalaman kerja lebih dari 6000 jam - Baik yakni
Pendidikan STM /sederajat / memiliki sertifikat SIMP/SIPP (II) dan pengalaman
kerja 4000-6000 jam - Cukup yakni pendidikan STM/ sederajat, memiliki sertifikat
SIMP/SIPP (I) dan pengalaman kerja 2000 – 4000 jam - Sedang yakni pendidikan
STM/sederajat , pengalaman kerja kurang dari 3000 jam Mengingat tugas yang
dilaksanakan oleh operator dengan menggunakan peralatan, maka secara tidak
langsung owner maupun rekanan harus mampu menentukan klasifikasi operator
dan mekanik, ini dapat ditinjau dari tingkat kesulitan dan resiko keamanan di lokasi
pekerjaan.

2.2.6 Faktor Cuaca

Cuaca merupakan suatu dampak yang tidak dapat diprediksi, secara tidak
langsung cuaca akan berpengaruh terhadap kondisi operator itu sendiri, seperti
waktu untuk istirahat sementara makin banyak untuk keperluan pemulihan stamina
dari operator itu sendiri. Untuk setiap 1 Jam kerja yang tersedia akan terdapat
waktu yang hilang sebagai akibat dari cuaca. Prestasi operator akibat dari
pengaruh cuaca dapat diukur dalam satuan menit/jam atau % yakni perbandingan
antara waktu efektif kerja dari tiap jam kerja dengan tiap jam waktu yang tersedia.
Untuk keperluan perhitungan, faktor pengaruh cuaca terhadap prestasi operator
perlu ditetapkan seperti matrik sebagai berikut :

Operator dan Mekanik


Cuaca Terampil Baik Cukup Sedang
1 Terang, cerah 0,90 0,85 0,80 0,75
2 Terang Panas, berdebu 0,83 0,783 0,737 0,691
3 Dingin, mendung, gerimis 0,75 0,708 0,666 0,624
4 Gelap 0,666 0,629 0,592 0,555

2.2.7 Job Faktor

Job faktor merupakan job efisiensi yang sebenarnya. Job efisiensi dapat diartikan
perbandingan antara besaran sumber daya yang dikerahkan dengan keluaran
sember daya yang nilainya baru dapat diketahui setelah pekerjaan selesai.
Sebagai penggantinya digunakan Job Faktor ( ETOT) yang artinya kombinasi dari
faktor-faktor yang telah diuraikan secara bersama-sama dan saling terikat
mempengaruhi produksi perlalatan. Besarnya nilai gabungan tersebut dapat
dinyatakan dengan : Etotal = Eam + Eco + Em + EM (2.4) dimana : Eam = Faktor
gabungan alat dan medan Eco = Faktor gabungan cuaca dan operator Em =
Faktor sifat dan kondisi material EM = Faktor kondisi manajemen

2.2.8 Pengaruh Kelandaian ( Grade Resisten )

Pada saat alat berat bergerak di permukaan yang menanjak, maka selain tahanan
gelinding terdapat gaya yang menahan alat tersebut. Gaya tersebut dinamakan tahanan
kelandaian. Yang dimaksud dengan kenaikan permukaan sebanyak 1 % adalah
kenaikan sebanyak 1 m untuk setiap 100 m jarak horizontal. Untuk kenaikan 1 %
diperlukan tahanan sebesar 10 kg untuk setiap 1 ton berat alat agar alat tersebut dapat
bergerak naik . Rumus : GR = 10 Kg x 1% x Berat Kendaraan ( ton).

2.2.9 Pengaruh Ketinggian ( Altitude )

Makin tinggi suatu tempat , maka akan berpengaruh terhadap kepadatan lapisan
oksigen, dimana hal ini akan berdampak langsung terhadap kinerja mesin alat berat.
Pada mesin 4 langkah akan mengalami pengurangan tenaga mesin sebesar 3 % pada
setiap kenaikan 100 m diatas ketinggian 750 m diatas permukaan air laut. Jadi sebelum
diatas 750 m diatas permukaan air laut tenaga 20 atau torsi mesin masih belum
berkurang. Pengaruh ketinggian tersebut dapat dinyatakan dengan rumus : [ 3% x
Tenaga Mesin Hp x ((3000 -750)/100)

3..3ESTIMASI PRODUKSI INDIVIDU BERBAGAI JENIS ALAT BERAT KONSTRUKSI

Jenis peralatan untuk pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis ada berbagai
macam. Baik ditinjau dari segi kelas horse powernya, fungsi dan kegunaan serta
manfaat khusus. Oleh karena itu cara perhitungan taksiran produktivitas alatpun
beraneka ragam tergantung fungsi kegunaan alat tersebut. Walaupun demikian pada
dasarnya adalah sama, yaitu :

Dengan diketahuinya kapasitas produksi peralatan, berarti jumlah peralatan yang


digunakan akan diketahui juga. Untuk mendapatkan nilai yang sesuai dengan hasil yang
nyata di lapangan, maka dalam perhitungan secara teoritis harus dimasukkan faktor
koreksi yang diperkenankan dan layak diterapkan sesuai dengan kondisi yang ada.

Kapasitas Produksi Bulldozer (Dozing) :

Keterangan :

KPD = Produksi Dozing (m3 /jam)

KB = Kapasitas Blade (m3 )

FK = Faktor Koreksi

J = Jarak Dorong (meter)

F = Kecepatan Maju (meter/menit)


R = Kecepatan Mundur (meter/menit)

Z = Waktu Tetap (menit)

Kapasitas blade umumnya sudah dicantumkan oleh pabrik pembuat alat dalam “Hand
Book”, atau brosur-brosur teknis atau dapat pula dihitung : berdasarkan standar SAE
J1285, cara menentukan kapasitas blade adalah sebagai berikut : Untuk jenis straight
dan single blade = 0.80 x LH2

berikut : Untuk jenis straight dan single blade = 0.80 x LH2

Keterangan : L = Panjang blade (meter)

H = Tinggi blade (meter)

Waktu t etap (Z)


tergantung daripada jenis transmisi dan jumlah tangkai transmisi. Untuk produk Komatsu
dapat dilihat pada tabel berikut :

Contoh Kasus :

Hitunglah kapasitas produksi bulldozer D155A – 2 dengan data sebagai berikut :


Kapasitas blade = 11,9 m3 (Semi U-tilt dozer), dengan faktor blade = 0,90 Jarak Dorong
= 30 meter dengan kec. maju = 3,7 km/jam, kec. mundur = 8,2 km/jam Faktor Koreksi =
0,63 yang terdiri dari :
- Faktor kesiapan mesin = 0.90

- Faktor efisiensi waktu = 0,83

- Faktor ketrampilan operator = 0,85

Selain faktor koreksi di atas, kecepatan kerja juga harus dikoreksi, karena transmisi jenis
torqflow, kecepatan kerja selalu berubah sesuai beban kerja yang diterima. Oleh karena
itu umumnya dalam kalkulasi teoritis kecepatan kerja dikoreksi seperti berikut :

- Kecepatan maju dikoreksi 75%

- Kecepatan mundur dikoreksi 85%

Jawab :

KPD = (11,9 x 0,9) x 60 x 0,63 X 3 /jam

30/46,25 + 30/116,17 + 0,05

KPD = 427.21 m3 /jam

Kapasitas Produksi Bulldozer (Ripping) :

Untuk estimasi / taksiran produksi hasil ripping, disarankan mendapatkan hasil test
seismic wave velocity sebab produktivitas ripping sangat dipengaruhi oleh jenis ripper
maupun tipe alatnya. Setelah mendapatkan hasil test seismic wave velocity, bisa dibaca
di spesifikasi dan applikasi hand book sehingga produksi ripping dapat di estimasikan.
Cara menghitung taksiran produksi ripping oleh bulldozer bisa dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :

Taksiran Produksi Ripping dengan Multi Shank Ripper.

Taksiran Produksi Ripping dengan Giant Ripper.


Contoh Kasus :

Sebuah bulldozer D375A digunakan untuk pekerjaan ripping. Jarak ripping rata-rata 30
meter. Data teknis bulldozer dan ripping adalah :

- Attachment yang digunakan adalah Giant ripper

- Kedalaman Penetrasi = 0,90 meter

- Faktor kesiapan mesin = 0.90

- Faktor efisiensi waktu = 0,83

- Efisiensi ketrampilan operator = 0,85

Berapakah produktivitas ripping dari bulldozer tersebut ?

Jawab :

- LK = Lebar kerja = P = 0,90 meter

- P = Kedalaman Penetrasi = 0,90 meter

- J = Jarak Kerja = 30 meter

- F = Kecepatan maju gigi 1 terkoreksi = 0,75 x 3,80 = 2,85 km/jam = 47,5 m/menit

- R = Kecepatan mundur gigi 1 terkoreksi = 0,85 x 5,10 = 4,33 km/jam = 72,17 m/menit

- Z = Waktu tetap = 0,05 menit

- FK = Faktor koreksi total (efisiensi kerja)

0,90 x 0,83 x 0,85 = 0,63 1/2 x 0,90 x 90 x30x 60 x 0,63 KPR

/30/47,5 + 30/72,17 + 0,05


= 417,27 m3/jam

Kapasitas Produksi Gabungan Ripping – Dozing

Pada prakteknya pekerjaan ripping merupakan pekerjaan bantu terhadap dozing. Jadi
setelah material itu di ripping pasti selanjutnya dilakukan dozing. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ripping tidak berdiri sendiri melainkan selalu berpasangan dengan
dozing. Untuk mengetahui taksiran produksi gabungan ripping – dozing, digunakan
rumus sebagai berikut :

Dimana :

KPD = Taksiran Produksi Dozing (m3 /jam)

KPR = Taksiran Produksi Ripping (m3 /jam)

KAPASITAS PRODUKSI MOTOR GRADER

Motor grader dapat digunakan diberbagai jenis pekerjaan, misalnya : untuk perawatan
jalan, penggalian parit, pemotongan tanah, dan lai-lain. Maka dari itu kapasitas produksi
motor grader dapat bervariasi tergantung dari jenis pekerjaannya. Untuk menghitung
kapasitas produksinya, dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Contoh hitungan :
Sebuah motor grader GD621R digunakan untuk membentuk badan jalan di daerah
perkebunan. Hitunglah kapasitas produksi motor grader tersebut (km/jam) apabila
diketahui lebar jalan = 8 meter, kecepatan kerja = 2,6 km/jam, jumlah passing = 2.

- Faktor efisiensi waktu = 0.83

- Faktor ketrampilan operator = 0.85

- Faktor ketersediaan mesin = 0.90

- Sudut kerja blade = 60

Jawab :

KP = (Le-Lo) x F x 1000 x FK m2/jam

KP = (3,2m – 0,3m) x 2,8 x 1000 x 0,63 m2/jam

KP = 5115,6 m2/jam atau

KP = (Le-Lo) x F x 1000 x FK m2/jam

WXn

= 5115,6 / 8 x 2 x 1000

= 0,32 km/jam

KAPASITAS PRODUKSI HYDRAULIC EXCAVATOR

Untuk menghitung estimasi kapasitas produksi hydraulic excavator dapat menggunakan


rumus sbb :

CYCLE TIME

Perhitungan cycle time hydraulic excavator tergantung dari :

a. Ukuran alat (ukuran yang kecil mempunyai siklus yang lebih cepat dibanding dengan
yang lebih besar) b. Kondisi kerja (dengan kondisi kerja yang baik excavator memiliki
siklus yang lebih cepat dibandingkan dengan kondisi kerja yang lebih berat) Karena
banyaknya variable yang dapat mempengaruhi kerja hydraulic excavator maka tidaklah
mudah untuk menunjukkan dengan tepat berapa besar cycle time dari hydraulic
excavator tersebut. Cycle time hydraulic excavator terdiri dari :

a. Excavating time (digging time)

b. Swing time (loaded)

c. Dumping time

d. Swing time (empty)

Berdasarkan Komatsu Spesification Hand Book, maka standar dari cycle time komatsu
hydraulic excavator adalah sebagai berikut :
Contoh kasus :

Tentukan kapasitas produksi galian tanah berpasir yang bercampur kerikil (gravel) ,
attachment yangmenggunakan Hydraulic excavator PC 200, sudut swing 180
digunakan adalah standar bucket dengan kapasitas 0,93 (bucket factor = 0,85)

Jawaban :
KB = KB x bf x 3600 x FK= 0.93 x 0.85 x 3600 x 0.

Ct 19

= 94.36 m3/jam (LCM)

Catatan : Faktor koreksi terdiri dari ,

- efisiensi waktu = 0,83

- kesiapan mesin = 0.90

- ketrampilan operator = 0,85

KAPASITAS PRODUKSI DUMP TRUCK

Perhitungan estimasi kapasitas produksi dump truck dipengaruhi juga oleh kapasitas
produksi dari alat muatnya. Apakah menggunakan excavator, wheel loader, shovel
loader atau alat muat lainnya. Hubungan itu dapat dilihat dari rumus yang digunakan
untuk perhitungan kapasitas produksi dump truck dibawah ini.

Cycle Time Dump Truck (CT)

Secara garis besar cycle time dump truck ialah total waktu yang diperlukan oleh truck
tersebut dalam satu siklus produksi., yang terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut :

a. Loading Time (LT) Adalah waktu yang diperlukan oleh loader (excavator, wheel
loader, shovel loader) untuk memuat material ke atas vessel dump truck, hingga
kapasitas vessel tertentu. Bentuk persamaannya adalah :

b. Hauling Time (HT) dan Returning Time (RT) Hauling time adalah waktu yang
diperlukan ole truk untuk mengangkut material dari lokasi pemuatan ke tempat
pembongkaran. Returning time adalah waktu yang diperlukan oleh truk kembali dari
lokasi pembongkaran ke tempat pemuatan (dalam kondisi kosong).
c. Dumping Time (DT) Adalah waktu yang diperlukan truk untuk membongkar muatan
(dumping). Cara mendapatkan datanya dapat dilakukan pencatatan langsung di
lapangan atau dengan melihat data dari tabel di bawah ini :

Tabel 16. Dumping Time

d. Spot & Delay Time (SDT) Adalah waktu yang dibutuhkan dump truck untuk
menempatkan pada posisi tertentu dan waktu menunggu alat muat untuk melakukan
pemuatan. Cara mendapatkan datanya dapat juga langsung melakukan pengamatan di
lapangan atau dengan bantuan tabel seperti di bawah ini :

Tabel 17. Spot & Delay Time

e. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Hauling atau Returning Time


KAPASITAS PRODUKSI LOADER

Produktivitas alat untuk pekerjaan pemuatan (loading) yang diuraikan disini adalah
pemuatan dengan menggunakan wheel loader atau crawler loader (Dozer Shovel)
Besarnya produktivitas loading tergantung dari :

a. Kapasitas kerja

b. Cycle Time
c. Beban Kerja (Rated Load)

Kapasitas kerja sangat dipengaruhi oleh nilai Static Tipping Load yang dimiliki alat
tersebut. Makin besar nilai Static Tipping Load , makin besar kapasitas kerja alat
tersebut. Batas aman beban kerja berdasarkan standar SAE J 818 adalah sebagai
berikut :

- Beban kerja Doser


Shovel (track loader) = 35 % x besarnya nilai Static

Tipping Load

- Beban kerja Wheel Loader = 50 % x besarnya nilai Full

Turn Static Tipping Load

Static Tipping Load adalah beban minimal yang diangkat oleh loader dimana kondisi
loader mulai terjungkit. Kondisi loader pada saat mengangkat adalah :

- Bucket pada posisi maximum tilt back

- Arm pada posisi mengangkat dan pada jangkauan maximum ke depan

- Berat operasi dan peralatannya sesuai dengan spesifikasi

- Articulated steer
loader dalam posisi full turn

Full Turn Static Tipping Load adalah nilai static tipping load pada posisi wheel loader
membelok penuh kekiri atau kekanan. Pada umumnya nilai full turn static tipping load ini
lebih kecil dari nilai static tipping load pada posisi straight.

Formula perhitungan
produktifitas loading adalah sbb :

Kapasitas Bucket Dalam memperhitungkan kapasitas bucket, kapasitas heaped bucket


dikalikan dengan bucket faktor yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 21. Bucket Factor Loader


Nilai Z

Nilai Z (waktu tetap) selain dipengaruhi oleh metode pemuatan material ke atas dump
truck, juga dipengaruhi oleh jenis transmisi yang digunakan pada loader / shovel (lihat
tabel dibawah ini)

Tabel 22. Nilai waktu tetap (Z).

b.Cycle Time

Dalam memperhitungkan cycle time perlu diperhatikan terlebih dahulu tentang metode
loading wheel loader terhadap dump truck.

Ada 2 metode yaitu V shape loading dan Cross loading .

Apabila terdapat lebih dari satu loader ,metode cross loading dapat dikombinasi dengan
memposisikan loader sejajar dan truck setelah diisi oleh loader pertama , bergerak maju
lagi untuk diisi oleh loader kedua sehingga akan mempercepat cycle time. Metode ini
disebut pass loading dan biasa dipakai pada perusahaanperusahaan yang besar.

Untuk mengetahui cycle time dapat juga menggunakan tabel seperti di bawah ini :
Contoh Kasus :

Hitung produktivitas loading D75S –5 apabila diketahui nilai static tipping loadnya = 14
ton, kapasitas bucket 2,2 m3 dengan sistem Cross Loading. Data-data lain yang
digunakan adalah sbb :

- Kecepatan maju F1 = 0 - 3,3 km/jam

- Kecepatan mundur R1 = 0 - 4,3 km/jam

- Waktu tetap Z = 0,6 menit


- Jarak muat J = 7,5 meter

- Faktor koreksi FK = 0,63

- Bucket factot BF = 0,90

- Berat jenis material BJ = 2,45

Perhitungan :

Dimana :

Kapasitas kerja = 35% x 14 ton

= 4,9 ton Kapasitas bucket = 2,2 m3

Beban kerja = Kb x Bf x Bj

= 2,2 x 0,90 x 2,45 = = 4,85ton

Beban kerja < kapasitas kerja (memenuhi syarat)

J = 7,5 meter

F = (0,8 x 3,3 x 1000)/60 = 44,00 m/menit

R = (0,8 x 4,3 x 1000)/60 = 57,33 m/menit

Z = 0,6 menit

Metode Load & Carry

Selain metode V shape loading dan Cross loading ada juga metode Load & Carry
dimana Wheel loader berfungsi juga sebagai alat angkut dengan ketentuan jarak angkut
(hauling distance) tidak boleh lebih dari 150 meter. Untuk menghitung kapasitas
produksinya dapat menggunakan rumus sbb:

KAPASITAS PRODUKSI LOGGING TRUK (TRANSPORTING)


Produktivitas logging truck dengan muatan berupa logs (kayu gelondongan) dapat
menggunakan rumus sbb:

a. Kapasitas muat tergantung kepada besarnya pay load atau kemampuan


angkut logging truck.

b. Kecepatan angkut dipengaruhi oleh kondisi jalan .

c. Waktu muat dapat dihitung dengan cara sbb :

d. Spot time adalah waktu yang terpakai untuk keperluan :

- Menurunkan trailer dan memasang pada hook prime mover (jika alat pengangkutnya
berupa pole trailer

- Atur posisi di loading area untuk dimuati kembali Spot time biasanya berkisar antara 4
– 6 menit

e. Waktu bongkar muatan tergantung dari cara menurunkan muatannya , apakah


memakai bantuan alat atau tidak , bila menggunakan loader waktu bongkar muatan
biasanya berkisar antara 3 – 4 menit.

Contoh perhitungan :

Untuk mengangkut kayu (log) dari TPK (Tempat Penumpukan Kayu) ke Log pond yang
berjarak 30 km digunakan logging trailler dengan pay load 35 ton. Alat untuk memuat
digunakan wheel loader dengan kapasitas kerja 6,5 ton dan cycle time 0,9 menit.

Kecepatan angkut truck bermuatan 30 km/jam.

Kecepatan kembali kosong 45 km/jam

Waktu bongkar 3 menit

Spot time 5 menit

Faktor koreksi 0,63


Hitung taksiran produksi dari logging trailler tersebut, jika data-data kayu sebagai berikut
: Panjang kayu rata 15 m, diameter rata-rata 0,80 m, dan berat jenis kayu 0,85 ton/m3.

Perhitungan :

KP = KM x 60 x FK / J/V1 + J/V2 + Wm + Wb + Z

Dimana : Km = 35 ton

FK = 0,63

J = 30 Km

V1 = 30 Km/jam = 0,50 km/menit

V2 = 45 Km/jam = 0,75 km/menit

Berat kayu per batang = 0,785 x 0,85 x 0,85 x 15 x 0,85 = 6,40 ton

Jumlah batang kayu yang dapat diangkut = 35 ton/6,4 ton = 5 batang

Wm = 5 x 0,9 = 4,50 menit

Wb = 3 menit

Z = 5 menit KP = 6,4 x 5 x 60 x 0,63/ 30/0,5 + 30/0,75 + 4,50 + 3 + 5

= 1209,6/112,50

= 10,75 ton/jam

KAPASITAS PRODUKSI COMPACTOR

Contoh Kasus :

Tentukan kapasitas produksi pemadatan untuk pekerjaan penimbunan badan jalan. Alat
yang digunakan adalah compactor BW 212 PD . Data-data pekerjaan adalah sbb :
Berdasarkan penyelidikan pekerjaan tanah telah dipelajari tebal lapisan tanah timbunan
setelah dipadatkan = 30 cm, dan diperlukan 6 lintasan untuk dapat mencapai kepadatan
tanah yang diperlukan. Sedangkan faktor pengembangan volume material tanah adalah
sebagai berikut :

Berdasarkan tabel di atas maka tebal lapis pemadatan = 30 cm x 1,59 = 48 cm

KP = LK x F x H x 1000 x FK/ N
= (2,1 – 0,2) x 1,5 x 0,48 x 1000 x 0,63 6

= 143.64 m3 /jam (lcm/jam) atau 90,49 ccm/jam

Catatan , Faktor koreksi terdiri dari : - ketersediaan mesin = 0,90

- effisiensi waktu = 0,83

- ketrampilan operator = 0,85

0,90 x 0,83 x 0,85 = 0,63

KAPASITAS PRODUKSI WHEEL TRACTOR

Kapasitas produksi wheel tractor yang dimaksud ialah wheel tractor yang digunakan
untuk pengolahan tanah, seperti membajak atau menggaru. Produktivitasnya
dipengaruhi oleh kecepatan kerja dan lebar kerja implement yang ditarik. Dan umumnya
kapasitas kerjanya dinyatakan dalam satuan luasan (Ha/Jam). Secara teori dapat
menggunakan rumus sbb :

 Lebar kerja adalah lebar dari peralatan pertanian (attachment)

 Kecepatan maju merupakan kecepatan rata-rata dari operasinya

 Efisiensi merupakan ratio antara kapasitas kerja efektif (aktual) di banding

 kapasitas kerja teoritis. Hal ini merupakan indikator berapa banyak waktu hilang
karena membelok, ketrampilan operator, performance alat, dan faktor-faktor lainnya.

KAPASITAS PRODUKSI SKIDDING / PENYARADAN

Tarik Alat berat yang akan dipakai untuk menyarad log memiliki sejumlah tenaga yang
bersumber dari tenaga engine, dan tenaga ini disebut tenaga tarik (drawbar pull).
Apabila alat tersebut digunakan untuk menyarad log (kayu gelondongan), tenaga yang
tersedia tidak dapat Kapasitas dimanfaatkan seluruhnya, karena ada faktor-faktor yang
membatasinya.
Contoh Perhitungan :

Hitung kapasitas tarik Bulldozer D65E-8 (jungle spec. + Winch), apabila diketahui berat
operasi = 18.090 Kg, Koefisien traksi 0,85, kelandaian bukit 20 %, rata-rata berat log
8.125 Kg, metode penyaradan ground skidding, densitas kayu/log 0.85. Jarak skidding
500 m, dan kecepatan kembali kosong menggunakan transmisi F2 : 6,80 km/jam

Jawab :

KT = W (ct – K) / batang BK (f + K)

KT= 18.090 (0,85 – 0,20) / 8.125 (0,90 + 0,2)

=1,31 batang

Dengan mengadakan pembulatan ke bawah, maka kita dapatkan KT = 1 batang

atau 1 x 8.125 Kg = 8.125 Kg. Jika density kayu 0,85 maka KT = 9,56 m3

Jadi kapasitas tarik D60E-6 = 9,56

4.4 Biaya Operasional

Biaya operasional adalah merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan agar alat
dapat bekerja, berikut adalah biaya yang harus dikeluarkan :

a. Biaya bahan bakar

BBM = ( 0,80 .N .S / E) x H bbm ( Rp/jam ) (2.25)

Dimana :

N = Tenaga alat

S = kebutuhan spesifik bahan bakar


 S = 0,22 Liter /HP .jam Untuk mesin Bensin

 S= 0.55 Liter /Hp. Jam Untuk mesin solar

Hbbm = Harga BBM non subsidi, harga industry

E = job faktor alat yang dipengaruhi pengoperasian alat, nilainya sama dengan job
faktor yang ditetapkan pada perhitungan produksi.

b. Biaya Oli pelumas

-Untuk Mesin

BB. Om = [ (C/T) + ( S / E) ] N x Hbop ( Rp / jam ) (2.26)

Dimana :

C = 0,13 liter / HP

T = Pergantian minyak pelumas = 250 jam operasi

S = kehilangan karena penguapan dan rembesan melalui seal dengan besaran 0,0005
liter / Hp jam

 Untuk Transmisi, meliputi Tarque Converter, main cluth, stering cases, differential,
final drive. BBOt = [(C/T) + ( S / E)] x N.Hbop ( Rp / jam ) (2.27)

Dimana :

C = Kapasitas transfer sesuai spesifikasi alat, C = 0.223 liter /Hp T = interval waktu
penggantian minyak pelumas = 1000 jam

S = Hilangnya penguapan atau rembesan pada seal = 0,0003 liter / Hp

E = faktor pengaruhi beban dan jam operasional, dimana nilainya sama dengan job
faktor yang ditetapkan pada perhitungan produksi.

N = Tenaga yang tersedia pada spesifikasi alat ( HP ).

Hbop = Harga bahan pelumas ( Rp / liter )

c. Biaya bahan hidroulic

Dimana ditentukan sebagai berikut :


BBH = [(C/T) + (S/E)] x N.Hbbh ( Rp/jam ) (2.28) Dimana, C adalah Kapasitas tangki
persediaan bahan hydraulic dengan nilai seperti pada tabel berikut
No. Jenis Alat C (liter/HP)

1 Excavator 2,875

2 Dump Truck 0.62

T = interval waktu pergantian = 2000 jam operasional

S = Spesifik penggantian minyak yang hilang akibat penguapan atau kebocoran seal
dengan nilai sebagai berikut :

0,0003 liter / HP untuk alat Dump Truck

= 0,00064 liter / HP untuk ekskavator

E = Job faktor mempengaruhi beban dan jam operasi

N = Tenaga mesin HP Hbbh

= Harga bahan hidrolik ( Rp / Liter )

d. Biaya bahan gemuk

Ditentukan sebagai berikut :

BBG = S/E x N x Hbbg ( Rp/ Jam ) (2.29)

e. Biaya filter – filter

Ditentukan berdasarkan biaya – biaya bahan bakar, pelumas dan Hidraulic serta grease
yaitu :

BBF =0,50 ( BBM + BBO + BBH + BBG ) ( Rp / jam ) (2.30)

f. Biaya bahan pokok

Yang dimaksudkan disini biaya ban, selang, atau pipa - pipa Biaya bahan pokok
ditentukan sebagai berikut :

BBP = Hbbp / T ( Rp / jam ) (2.31)


Dimana :

Hbbp = harga bahan pokok ( Rp ) (2.32)

T = umur ekonomis bahan pokok ( Jam ) (2.33)

Untuk jenis alat Dump truck pada kondisi sedang dalam satuan T ( jam ) adalah 2500
jam.

g. Biaya operator

Untuk biaya operator mengikuti hasil survey.

h. Biaya pemeliharaan

perbaikan yang dimagsud disini adalah untuk pemeliharaan, biaya pemeliharaan /


perbaikan ditentukan sebagai berikut :

BPP = f x [(Hp – Hbbp) / UE ] ( Rp / jam ) (2.34

) Dimana :

HP = Harga pokok peralatan ( Rp )

Hbbp = Harga ban ( Rp

) UE = Umur ekonomis alat

i. Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi

Biaya mobilisasi dan demobilisasi adalah biaya yang harus dibayarkan untuk
mendatangkan alat dan mengembalikan kembali alat apabila tidak digunakan, biasanya
pengangkutan ini menggunakan truk Lowbed Trealer mengenai biaya mengikuti hasil
survey untuk wilayah Denpasar.

4.4.5 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Alat

Hasil kerja atau produksi peralatan adalah equivalen dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan dalam penggunaan peralatan. Maka dari itu harga hasil kerja per satu –
satuan volume yang disebut Harga Satuan Pekerjaan ( HSP ) alat adalah hasil bagi
antara biaya penggunaan alat dengan hasil kerja atau produksi alat.

HSP .A = B / Q ( Rp / jam ) (2.35)

Dimana :
B = Biaya penggunaan alat ( Rp / jam)

Q = Produksi alat ( m3 / jam )

Anda mungkin juga menyukai