A. Latar Belakang
Dalam pekerjaan konstruksi baik itu membangun suatu gedung, jalan, jembatan
ataupun Pekerjaan konstruksi lainnya sangat membutuhkan alat-alat yang dapat
mendukung pekerjaan tersebut. Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi
tidak hanya alat-alat ringan yang sudah biasa digunakan dalam membangun konstruksi
sederhana tetapi untuk konstruksi yang dirancang tidak sederhana sangat memerlukan
alat-alat berat.Alat-alat berat mempunyai faktor efektifitas dan efisiensi yang lebih
besar dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara manual. Alat-alat berat ini
tidak dapat begitu saja didistribusikan ke lapangan karena membutuhkan alat berat
lainnya yang berfungsi sebagai alat pengangkut.
Tidak hanya alat-alat berat saja yang perlu diangkut ke lapangan tetapi bahan-
bahan bangunan ataupun material memerlukannya. Pemilihan alat angkut sangat
berpengaruh terhadap barang yang akan diangkutnya, kondisi medan yang akan dilalui
ke lapangan, dan juga tergantung pada fungsi dari alat angkut tersebut. Dalam
pekerjaan konstruksi, alat berat dibedakan berdasarkan beberapa klasifikasi, salah
satunya berdasrkan klasifikasi fungsional dan klasiikasi operasional alat berat.
Berdasarkan klasifikasi fungsional alat berat dibedakan sebagai alat pengolahan
lahan, alat penggali, alat pengangkut material, alat pemindah material, alat pemadatan,
alat pemroses material, dan alat penempatan akhir material. Sedangkan berdasarkan
klasifikasi operasional alat berat dibedakan menjadi: alat dengan penggerak dan alat
statis. Contoh alat berat yaitu : excavator, Dump Truck, Trailer, bulldozer, scaper ,
Dumper, dan alat-alat lain. Alat angkut khusus tersebut mempunyai fungsi, kelebihan,
dan kekurangan yang berbeda-beda. Adapun yang dijelaskan dalam makalah ini adalah
mengenai excavator/Backhoe.
A. Tujuan
- Memahami jenis – jenis alat berat.
- Mengetahui fungsi apa saja yang terdapat di alat berat tersebut.
- Memahami kegunaan dari alat berat.
B. Batasan Masalah
- Pada pembahasan kali ini hanya membahas alat berat excavator / backhoe.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Excavator / backhoe adalah alat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
galian tanah. serta meratakan dinding tebing tanah/menggaruk terutama pada perbukitan.
Sebagian besar excavator dilengkapi dengan arms hidrolik dan kabel yang terdapat dibagian
depan lengan berfungsi untuk menggerakan bucket agar dapat mengangkat, meletakan dan
mengeruk material . Kebanyakan pompa hidrolik dikendalikan dari gearbox power
Struktur bawah adalah penggerak utama yang dapat crawler (rantai) atau wheel
mounted (roda karet) merupakan bagian untuk berjalan. Khusus pada excavator wheel
mounted dimaksudkan agar memiliki kecepatan gerak atau berpindah dari suatu
tempat ketempat lain dengan relative lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan
crawler excavator, sehingga wheel excavator besar memiliki dua mesin penggerak, yang
pertama sebagai mesin penggerak travelling unit kendaraannya (truck) dan lainnya
merupakan mesin penggerak alat excavator seperti revolving unit maupun penggerak
attachment unit dalam melakukan fungsinya sebagai alat penggali, pengangkat maupun
pemuat. Sedang bagian revolving unit merupakan bagian untuk berputar mendatar.
1. Pengendali attachment
Pengendalian attachment unit dari excavator dapat dibedakan dengan dua macam cara,
yaitu :
a. Pengendalian dengan Cable controlled
b. Pengendalian dengan Hydraulic controlled
Operating cost adalah biaya operasi alat yaitu biaya-biayayang dikeluarkan selama
alat tersebut digunakan. Biaya operasi ini meliputi:
- Bahan bakar : Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya
mesin yang digunakan disamping kondisi medan yang ringan atau berat yang
menentukan. Pabrik alat biasanya memberikan prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai
daya mesin alat yang dinyatakan dalam liter/jam atau gallon/jam. Perlu diperhatikan
bahwa selama pengoperasian alat mesin tidak selalu bekerja 100% misalnya saja pada
alat gali, pemakaian tenaga mesin 100% hanya pada waktu menggali dan mengangkat
tanah saja, sedang pada waktu bucket kosong mesin tidak menggunakan tenaga penuh.
Efisiensi kerja operator dalam satu jam kerja juga tidak penuh 100% misalnya hanya 50
menit/jam saja, hal ini disebut dengan operating factor, yang semakin besar operating
factor maka makin besar pula tenaga mesin bekerja untuk lebih jelasnya, maka rumus
penggunaan bahan bakar perjam adalah:
- Minyak Pelumas : Kebutuhan minyak pelumas dan minyak hidrolis tergantung pada
besarnya bak karter (crank case) dan lamanya periode pengganti minyak pelumas,
biasanya antara 100 sampai 200 jam pemakaian. Untuk kebutuhan minyak pelumas,
minyak hidrolis, gemuk dan filter biasanya pembuat memberikan prakiraan yang
dinyatakan dalam liter/jam tergantung kondisi medan. Kondisi medan terbagi menjadi
3 yaitu :
· Ringan : Gerakan – gerakan teratur dan banyak istirahat, tidak membawa muatan penuh
· Sedang : Gerakan-gerakan teratur muatan tidak penuh
· Berat : Bekerja terus menerus dengan tenaga mesin penuh.
Apabila dari pabrik tidak memberikan prakiraan konsumsi minyak maka dapat dihitung
dengan rumus:
- Biaya ban : Biaya ban tergantung dari harga ditempat alat yang bersangkutan
dioperasikan dan prakiraan umur ban menurut pengalaman atau menuurut
rekomendasi pabrik pembuatnya. Besarnya biaya penggantian ban ditentukan dengan
rumus berikut:
- Penggantian suku cadang : Suku cadang yang dimaksud adalah bajak, ujung mata
pisau pada buldoser dan alat-alat khusus lainnya yang kerusakannya lebih cepat
disbanding suku cadang yang lain, waktu kerusakan tidak tentu, tergantung pemakaian
dan medan kerja. Untuk menghitung biaya suku cadang khusus ini tidak termasuk
dalam pos perbaikan dan pemeliharaan tapi dihitung dalam pos tersendiri.
- Gaji Operator : Untuk menghtung gaji atau upah operato, factor yang mempengaruhi
adalah kecakapan dan pengalaman operator, kemampuan pemilik alat dan kondisi
social Negara yang bersangkutan.
menujutanah galian.
Gerakan bucket menggali: merupakan gerakan bucket saat menggali material
Gerakan bucket membongkar: merupakan gerakan bucket yang arahnya
sampai 100°
Gerakan slewing ring : gerakan pada as yang bertujuan agar bagian atas
Kapasitas pengangkatan
dimana : Q = Produksi per-jam (m3/jam)
q = Produksi per siklus (m3)
Cm = Watu siklus (detik)
E = Efisiensi kerja
Produksi per-siklus (q) = q1 x K
Dimana : q1 = Kapasitas ujung menurut spesifikasi
K = Faktor bucket, lihat tabel
1. Waktu siklus
Cm = Waktu gali + (Waktu putar x 2) + waktu buang
a. Waktu Siklus
Waktu siklus = Waktu perapihan + waktu travel
a. Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja berkisar antara 0.2 – 0.4
Faktor Koreksi :
Efisiensi kerja = 50 min/jam = 0,84
Kondisi kerja & tata laksana sedang = 0,65
Faktor swing dan kedalaman galian, tanah biasa = 9,7 feet
Kedalaman optimum = 6,0/9,7 x 100% = 60%
Swing 90 derajat = 0,91
Faktor pengisian = 0,85
Faktor koreksi total = Fk: 0,84 x 0,65 x 0,91 x 0,85 = 0,42
Sehingga produksi perjam = 166,8 BCY/jam x 0,42 = 70,06 BCY/jam
2. Pekerjaan tanah dengan menggunakan Type Backhoe : PC 200-6 (Komatsu) tanah biasa
dengan sweel 20,5 %.
— Data cycle time :
1. Kedalam galian : 3 m
2. Kondisi galian : sedang
3. Sudut swing bucket : 90 – 180 derajat
4. Tempat pembuangan : Dump Truck
— Efisiensi Pekerjaan :
1. Keadaan alat : Sangat baik
2. Pemeliharaan alat : Baik sekali
3. Operator : Terampil
4. Keadaan cuaca : Terang, segar
— Bucket Factor
1. Tanah biasa : (0.8 s/d 0.9) diambil 0.8
— Cycle Time
1. Waktu gali : 11 detik
2. Waktu putar : 6 detik
3. Waktu buang : 5 detik
— Efisiensi Pekerjaan :
1. Keadaan alat : 0.83
2. Operator : 0.80
3. Keadaan cuaca : 0.90
P = 3600/C x S x V x B x E