Anda di halaman 1dari 28

BAB VII

MANAJEMEN PERALATAN

7.1. MANAJEMEN PERALATAN

Pada perusahaan tambang selalu memerlukan peralatan dalam jumlah


yang besar. Agar penggunaan peralatan dapat maksimal perlu adanya
suatu proses manajemen. Ruang lingkup yang harus diperhatikan pada
manajemen peralatan meliputi :

7.1.1. Sistematika Manajemen Peralatan

Salah satu tahapan penting dalam perencanaan adalah manajemen


peralatan. Manajemen peralatan diperlukan agar penggunaan peralatan
dapat efektif dan efisien. Sistematika manajemen peralatan terdiri dari :
1. Seleksi
Hal-hal yang mempengaruhi pemilihan alat berat adalah :
a. Kondisi medan kerja
b. Sifat fisik dan mekanik material yang meliputi :
- pengembangan dan penyusutan material
- berat material
- bentuk material
- kohesivitas material
- kekerasan material
- daya dukung material
c. Jarak angkut material
d. Kuantitas pekerjaan
e. Kapasitas alat
f. Teknologi

VII-1
g. Dana yang tersedia
h. Peraturan pemerintah
i. Dan lain-lain
2. Penggantian suku cadang (spare parts)
3. Perawatan
4. Pembelanjaan (anggaran)
5. Operasi kegiatan

7.1.2. Manajemen Peralatan Pada Tambang Batubara

7.1.2.1. Seleksi

Dalam melakukan pengupasan tanah penutup, bisa dilakukan dengan


beberapa kombinasi peralatan misalnya scrapers dengan bulldozers.
Penggabungan peralatan biasanya lebih disukai daripada menggunakan
alat tunggal berkapasitas yang besar karena peralatan besar biasanya
membutuhkan modal awal yang besar. Ada beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam memilih peralatan stripping yaitu :
a. Sifat dan karakteristik material yang akan ditambang
b. Tingkat produksi yang diinginkan
c. Kemampuan alat stripping terhadap keseluruhan proses
penambangan (mining and mineral handling).

Peralatan yang dapat dipilih :


1. Power Shovel
Power shovel merupakan alat pengupas dan pemuat (stripping and
loading), biasanya dipakai untuk material yang sulit untuk diberaikan
karena alat ini memiliki breakout force yang besar. Tapi alat ini dapat
juga dipakai untuk memuat loose material ataupun yang berbentuk
blok. Waktu edar (cycle time) yang dibutuhkan biasanya rendah karena
material yang dimuat berada di sekitar alat angkut berada. Posisi

VII-2
shovel biasanya berada di atas deposit batubaranya sehingga tidak
memerlukan working bench. Shovel dilengkapi dengan crawler
sehingga cocok untuk medan yang berbatu. Shovel juga dapat dipakai
untuk memuati truk. Kelemahan dari shovel adalah kurang fleksibel
dan manufernya lambat. Tumpahan material (spoil) dan rembesan air
dapat menghambat operasinya.
Jika digunakan pada kondisi yang tepat, secara umum shovel dapat
mengurangi operating cost jika dibandingkan dengan dragline atau
BWE karena dapat mengurangi biaya untuk power dan wire rope untuk
tiap yd3 kedalaman penggalian, mengurangi jumlah operator, faktor
availability yang lebih tinggi. Jadi secara umum keuntungan
penggunaan shovel jika dibandingkan dengan dragline adalah dapat
dioperasikan pada daerah dengan stripping ratio yang rendah,
kombinasi truk dan shovel dapat memindahkan overburden lebih jauh,
mengurangi peledakan, mobilisasinya lebih mudah.

2. Dragline
Hal terpenting yang membedakan power shovel dari dragline adalah
alat penggeraknya. Dragline bergerak dengan menggunakan
sepasang retracable pontoons yang memungkinkan dragline
berpindah pada arah tertentu dengan ketepatan yang tinggi. Untuk
mengoperasikannya dibutuhkan operator yang trampil.
Keuntungan penggunaan dragline :
1. Dapat digunakan di daerah yang materialnya basah dan lunak
karena pembebanannya yang rendah (low bearing pressure)
2. Dapat digunakan untuk pengupasan maupun reklamasi
3. Sangat efektif jika digunakan dalam pembuatan jalan dan parit
(ditch)
4. Dapat mengurangi masalah bank slides, water runoff dan rembesan
karena medan kerjanya berada di atas overburden

VII-3
3. Bucket Wheel Excavator
BWE cocok digunakan untuk memindahkan material yang tidak
kompak (uncosolidated) yang tidak memerlukan peledakan. BWE
bekerja secara kontinu dan dilengkapi dengan stacker yang
memungkinkan material untuk dipindahkan dalam jarak yang cukup
jauh dengan penggunaan daya yang rendah untuk tiap meter kubik
material yang dipindahkan.
Keuntungan penggunaan BWE :
1. Sangat efisien (daya rendah, jangkauan jauh, tidak memiliki waktu
edar)
2. Dapat dipakai untuk memuati berbagai alat angkut
3. Dapat digunakan di daerah yang daya dukung materialnya rendah
Kerugian penggunaan BWE :
1. Mesinnya sangat rumit sehingga mengurangi kemampuannya
2. Kurang fleksibel dalam bergerak
3. Tidak dapat dipakai untuk material yang kompak dan keras
4. Memerlukan perawatan yang mahal
5. Hanya cocok digunakan untuk lapisan batubara yang tebal (minimal
0,7 kali diameter roda/wheel)

4. Bulldozers
Bulldozer dapat digunakan untuk clearing, pembuatan jalan angkut,
pembuatan jenjang, mengupas tanah penutup, melakukan reklamasi
dan dapat bekerja di daerah yang berbukit. Ada dua jenis bulldozer
yaitu track type dan rubber-tired front-end loader.
Track-type tractor tidak cocok untuk digunakan pada kemiringan yang
terjal dan pada material lepas (loose) ataupun berlumpur. Jarak
angkutnya tidak boleh melebihi 91 m. Kecepatannya dapat mencapai
32 – 48 km/jam pada daerah yang materialnya cukup keras.

VII-4
5. Hydraulic Excavators
Cocok digunakan untuk membongkar material yang keras karena daya
penetrasinya yang dihasilkan secara hidrolik cukup tinggi dan dapat
dipakai untuk memindahkan material yang berada di jenjang yang lebih
rendah. Alat ini juga dapat mengurangi biaya kapital sehingga dapat
digunakan pada unit operasi yang kecil dan dipadukan dengan
bulldozer maupun front –end loader.

7.1.2.2. Penggantian suku cadang

Penggantian peralatan biasanya didasarkan pada pertimbangan kapasitas


alat yang ada sudah tidak memadai, alat mengalami kerusakan sehingga
memerlukan perawatan yang berlebihan dan mengurangi efisiensi.

Ada dua jenis penggantian suku cadang :


a. Penggantian yang direncanakan
Penggantian yang direncanakan ini diakibatkan oleh habisnya umur
pakai suatu peralatan misalnya penggantian ban truk setelah umur
pakainya habis.
b. Penggantian yang tidak direncanakan
Penggantian yang tidak direncanakan ini diakibatkan oleh kerusakan
atau tidak berfungsinya suatu peralatan sebelum umur pakainya
berakhir.

Pengambilan keputusan untuk mengganti peralatan harus berdasarkan


pada analisis ekonomi dengan menggunakan teknik ROR, NPV, PVR,
annual worth, present worth, future worth, breakeven analysis dan
pertimbangan pajak.

VII-5
7.1.2.3. Perawatan

Tujuan utama dari perawatan adalah untuk mengoptimumkan kemampuan


alat dengan biaya yang minimum dan tanpa mengabaikan faktor
keamanan dan efisiensi energi yang tinggi juga pengaruhnya terhadap
profit keseluruhan. Dari seluruh tahapan manajemen peralatan,
manajemen perawatan peralatan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keuntungan perusahaan. Dalam manajemen perawatan terdapat
7 (tujuh) metode utama (CAT Equipment management system), yaitu :

a. Perawatan Preventif (preventive management)

Tujuan dari perawatan preventif adalah mempertahankan agar peralatan


tetap dalam unjuk kerja yang terbaik. Dari 7 metode manajemen
perawatan peralatan, preventif merupakan metode yang mempunyai cost-
effective paling besar.
Keuntungan dari adanya perawatan preventif adalah :
- membantu mencegah kerusakan fatal mesin dan komponennya
- memaksimalkan penggunaan komponen mesin
- menghemat biaya (perbaikan sebelum kerusakan terjadi akan lebih
murah dibandingkan perbaikan setelah terjadi kerusakan)
- memaksimalkan umur peralatan dan mempertahankan alat tetap dapat
terus siap bekerja
- meningkatkan nilai jual peralatan

Beberapa contoh aksi dari preventif manajemen adalah : (1) mencek dan
mengganti komponen secara berkala, misalnya air filter tiap 250 atau 500
jam operasi, (2) melumasi komponen secara berkala, (3) membersihkan
komponen secara berkala, (4) memeriksa peralatan secara menyeluruh
secara berkala, misalnya setiap 1000 atau 2000 jam operasi.

VII-6
b. Sampling oli secara terjadwal (scheduled oil sampling, S-O-S)

Tujuan dari sampling oli secara terjadwal adalah untuk mengetahui kondisi
mesin suatu peralatan. Keuntungan dari adanya perawatan preventif
adalah :
- kerusakan mesin yang minor dapat dideteksi lebih dini sebelum terjadi
kerusakan fatal
- umur komponen dapat diprediksi lebih akurat
- menghindari perbaikan yang tidak perlu dan mengurangi waktu
perbaikan
- downtime mesin dapat dijadwalkan

Beberapa contoh aksi dari sampling oli secara terjadwal adalah : (1)
tapping oli dari mesin secara periodic, (2) menghitung jumlah partikel yang
ada dalam oli yang diambil dari mesin, (3) mendeteksi adanya material
non metal dari oli yang diambil dari mesin.

c. Inspeksi periodic (inspections)

Tujuan dari inspeksi periodic adalah mendeteksi permasalahan yang


potensial sebelum terjadi kerusakan fatal. Keuntungan dari inspeksi
periodik adalah :
- perbaikan dan perawatan peralatan dapat dijadwalkan dengan baik
- merencanakan dan mengontrol biaya dan downtime

Beberapa contoh aksi dari inspeksi periodic adalah : (1) pengamatan


visual dan uji operasi mesin, termasuk juga S-O-S, (2) merecord kondisi
mesin dan komponennya secara periodic, (3) inspeksi komponen yang
terkategori dalam suatu checklist.

VII-7
d. Pelatihan (training)

Tujuan dari pelatihan adalah membantu karyawan dalam


mengembangkan kebiasaan kerja yang lebih baik, mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan peralatan.
Keuntungan dari adanya pelatihan adalah mengurangi resiko kerusakan
mesin akibat pola kerja yang tidak benar.

Beberapa contoh aksi dari pelatihan adalah : (1) pelatihan dalam bentuk
pertemuan ataupun seminar, (2) penyediaan material pelatihan dalam
bentuk booklet, videotape, atau buku, (3) pelatihan rutin dalam hal teknis
perawatan rutin dan teknik operasi mesin.

e. Manajemen perbaikan (repair management)

Tujuan utama dari manajemen perbaikan adalah untuk mengontrol biaya


perbaikan dan mengurangi biaya downtime dan perawatan. Manajemen
perbaikan meliputi dua bentuk, yaitu perbaikan sebelum kerusakan dan
perbaikan setelah kerusakan. Dengan adanya perbaikan sebelum adanya
kerusakan maka : akan mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan
fatal mesin dan komponennya, menghemat biaya perbaikan, dapat
merencanakan downtime mesin.

Dengan adanya perbaikan peralatan setelah terjadi kerusakan maka


mesin dapat bekerja segera mungkin.

f. Penyimpanan catatan (record keeping)

Tujuan dari penyimpanan catatan adalah memudahkan untuk memperoleh


informasi histories dari suatu mesin. Keuntungan dari penyimpanan
catatan adalah :

VII-8
- menganalisis problem yang mempunyai biaya besar dan downtime
lama
- melacak alur kerja dan biaya dari suatu mesin ; hal ini akan sangat
berguna untuk pelatihan

Beberapa contoh aksi dari penyimpanan catatan adalah : (1) membuat


booklet untuk mencatat biaya dan waktu perbaikan, (2) menyusun manual
kerja, (3) membuat basis data peralatan.
Perencanaan suatu sistem perawatan biasanya berdasarkan asumsi
bahwa kemungkinan terjadinya kerusakan pada suatu alat tergantung
pada lamanya pemakaian alat. Berdasarkan asumsi tersebut maka sistem
perawatan dibuat sesuai umur ekonomi suatu alat. Jika umur pakainya
sudah habis maka alat tersebut harus diganti.

Sistem perawatan yang efektif berdasarkan pemantauan kondisi


fungsional dari mesin yang dipraktekkan di Sishen Iron Ore Mine telah
terbukti berhasil dengan meningkatnya produktivitas. Sishen Iron Ore
Mine adalah salah satu tambang terbuka di Afrika Selatan yang
menggunakan teknik opencast. Ore dan waste yang telah ditambang
diangkut menuju ke crushers dan waste dumps oleh rear dump trucks
berkapasitas 154 ton.

Program perawatan yang dilakukan oleh Sishen untuk truk meliputi :


1. Mengidentifikasi komponen peralatan yang memiliki pengaruh paling
besar secara ekonomi maupun kriteria keamanan. Teknik yang
paling populer adalah prinsip Pareto (20-80 rule)
2. Melakukan pemantauan dan proteksi terhadap performa utama
dengan cara instalasi alat yang dapat memantau dan melakukan
proteksi secara kontinu terhadap komponen-komponen yang sangat
vital. Alat ini berupa sensor yang dihubungkan ke operator untuk

VII-9
memberikan peringatan dan juga secara otomatis dapat mematikan
mesin jika peringatan diabaikan.
3. Laporan operator pada setiap shift didokumentasikan dan dianalis.
Tindakan akan segera dilakukan tergantung pada keseriusan
masalah yang terjadi.
4. Pemeriksaan visual secara eksternal dan internal harian, hasilnya
dicatat dan digunakan untuk penjadwalan perawatan.
5. Back-up analysis digunakan untuk pemantauan jangka panjang,
terdiri dari spectographic oil analysis, load bank testing, dan vibration
analysis. Pengambilan conto oli dilakukan setiap interval waktu
tertentu kemudian dianalisis di laboratorium. Contoh laporan hasil
analisisnya dapat dilihat pada lampiran. Laporan ini dibandingkan
dengan kondisi standar untuk setiap jenis mesin.
Load bank test digunakan untuk mengetahui efisiensi mesin pada
kondisi operasi yang kontinu dengan menggunakan alat tertentu
yang dapat menghitung power yang dihasilkan dan efisiensi bahan
bakar. Jika terjadi penyimpangan maka dilakukan diagnosis dan
perbaikan alat di lapangan. Contoh hasil laporan load bank test
dapat dilihat pada lampiran.
Vibration analysis dilakukan untuk mengetahui lokasi terjadinya
getaran dan besarnya getaran yang terjadi yang diakibatkan oleh alat
yang berputar sehingga dapat diketahui karakteristik getarannya
yang menunjukkan perubahan yang berarti terhadap data awal.
Program perawatan ini juga cocok untuk diterapkan pada peralatan yang
lainnya.

7.1.2.4. Pembelanjaan (anggaran)

Untuk menjalankan aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan oleh


perusahaan tentu tidak terlepas dari anggaran yang akan dikeluarkan.
Oleh karena itu perlu dibuat suatu perencanaan anggaran dengan

VII-10
memaksimalkan penggunaan sumber daya manusia ataupun sumber
daya lainnya yang dimiliki dalam jumlah yang terbatas.

Profitabilitas suatu rencana investasi ditentukan oleh perkiraan aliran


dananya (cash flow) karena aliran dana menyatakan jumlah pengeluaran
biaya tunai (cash cost) suatu rencana investasi atau suatu kegiatan usaha
yang disusun dengan mempertimbangkan semua elemen pemasukan
tunai (cash income) dan semua elemen biaya tunai (cash cost) pada
setiap periode selama umur investasi tersebut.

7.1.2.5. Operasi Kegiatan

Keberhasilan suatu rencana kegiatan ditentukan oleh implementasinya


dalam operasi dengan cara mengerahkan semua elemen untuk mencapai
tujuan.

7.1.3. Manajemen Penggunaan Ban Pada Alat-alat Berat dalam


Operasi Penambangan

7.1.3.1. Seleksi

Pemilihan ban ditentukan oleh :


a. Jenis kendaraan :
- working machine (loader, grader, wheel dozer, wheel
excavator)
- transport machine (Rigid Dump, Scraper, Articulated Dump)
- industrial equipments (Fork Lift, Tugs and Carts, Straddle
Carrier, Mobile Cranes)
- underground vehicles (LHD, U/G Hauler)
b. Kondisi operasi :
- kondisi permukaan (lempung, batubara, pasir)

VII-11
- lebar jalan
- kemiringan jalan
- kecepatan
- jarak, dll
Secara ideal, ban yang akan digunakan sebaiknya dapat memenuhi
kriteria berikut :
 memiliki daya cengkeram yang baik
 mampu membawa beban yang berat (high load carrying capacity)
 menghasilkan umur pakai yang panjang
 tidak mudah rusak
 memiliki daya apung yang baik (tidak mudah terbenam)
 tidak menimbulkan panas yang berlebihan (low heat generation)
 meredam getaran dengan baik (shock absorbtion)
 nyaman dioperasikan dengan kecepatan tinggi
 stabil
 jenis kembangan bersih dari lumpur dengan sendirinya (self
cleaning)
 non-directional tread pattern
 tahanan gelinding (rolling resistance) rendah
 tidak merusak permukaan jalan (minimal ground disturbance)
 mudah diperbaiki jika rusak
 mudah divulkanisir (retreadability)

Pada kenyataannya semua persyaratan di atas tidak dapat dipenuhi oleh


satu jenis ban saja karena itu pemilihan ban ini harus dilakukan oleh orang
yang profesional yang dapat memahami kebutuhan yang sesungguhnya
sesuai dengan kondisi kerja (berdasarkan pertimbangan teknis dan
pengalaman) sehingga akan menghasilkan umur pakai ban yang panjang
dan menekan biaya.

VII-12
7.1.3.2. Penggantian suku cadang

Setiap penggantian suku cadang baik yang diakibatkan oleh habisnya


umur pakai maupun karena terjadinya kerusakan harus dilaporkan.
Contoh laporan penggantian ban dapat dilihat pada lampiran.

7.1.3.3. Perawatan

Perawatan ban terdiri dari :


a. Daily maintenance (pressure, rim, physic, valve)
Tekanan angin yang sesuai ditentukan oleh besarnya beban yang
ditanggung setiap ban, kecepatan maksimum kendaraan, ambient
temperature. Apabila tekanan angin dalam ban kurang maka
pelenturan (flexing) menjadi terlalu besar sehingga panas yang
ditimbulkan akan merusak ban dan mengurangi umur pakai.
Apabila tekanan angin berlebihan maka ban akan mudah pecah
apabila terkena benda tajam, benturan, dan juga kemungkinan
terkelupasnya kembangan ban (tread chunking).
b. Tyre fitmen and removal
Kesalahan prosedur dalam memasang dan melepas ban akan
mengakibatkan kerusakan yang merugikan. Oleh karena itu perlu
dilakukan pelatihan bagi para pegawai yang terlibat langsung
dengan masalah perawatan ini.
c. Tyre storage and transportation
d. Tyre matching
Mismatching adalah penggunaan ban dengan tebal kembangan
yang berbeda sehingga mengakibatkan beban muatan akan
tertumpu pada ban yang kembangannya lebih tebal dan
berdiameter lebih besar.

VII-13
e. Tyre repair
Perbaikan ban yang rusak harus dilakukan sesegera mungkin untuk
menghindari terjadinya kerusakan yang lebih parah.
f. House keeping
g. Rim maintenance
h. Safety awareness

7.1.3.4. Pembelanjaan (anggaran)

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan anggaran dan realisasi yang
dilakukan oleh PT. INCO dalam rangka perbaikan pemakaian ban.
ban.
Tabel 7.1. Anggaran Perbaikan Pemakaian Ban PT. INCO
BIAYA PENGGUNAAN BAN
TAHUN ( x 1000 US $) PENGHEMATAN TERHADAP
ANGGARAN ANGGARAN REALISASI PENGELUARAN THN 1996

1996 1,590 2,100 -


1997 1,500 1,045 1,055
1998 1,516 1,310 790
1999 1,938 1,380 720

7.1.3.5. Operasi kegiatan

Pengoperasian ban meliputi :


1. Monitoring TKPH (tonnes kilo per hours)
TKPH menyatakan kemampuan ban untuk membawa beban
dengan kecepatan rata-rata tertentu.
2. Tyre pressure recommendations
3. Monitoring load
Kelebihan beban (over load) dapat disebabkan oleh jenis material,
modifikasi unit dan distribusi beban yang tidak merata. Kelebihan
beban yang ditanggung oleh ban bisa berupa beban statis maupun

VII-14
beban dinamis (akibat kontur permukaan jalan yang kurang baik,
efek pengereman, dan percepatan kendaraan).
4. Monitoring vehicle condition
5. Monitoring road condition
Perawatan jalan merupakan bagian yang penting dalam rangka
memperpanjang umur pakai ban yang meliputi perataan muka jalan
dengan grader, membersihkan tumpahan material (spillage),
penyiraman dan menjaga drainage jalan.
6. Monitoring tyre environment
7. Driver skills
Kemampuan operator dalam mengoperasikan unit akan
menentukan pajang-pendeknya umur pakai ban. Penggunaan
engine power yang berlebihan pad alat berat akan menyebabkan
perputaran yang berlebihan (spinning) sehingga mengakibatkan
terkelupasnya kembangan. Hal ini sering terjadi pada
pengoperasian wheel loader.
Selain itu, operator juga harus memperhatikan batasan maksimum
kecepatan yang dapat ditanggung oleh ban agar umur pakai ban
tidak berkurang.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam operasi adalah :


- jarak angkut dan kecepatan rata-rata
alat yang dioperasikan dengan kecepatan rata-rata yang tinggi dan
jarak angkut yang jauh akan memiliki umur pakai ban yang lebih
pendek
- jam kerja alat
panjang-pendeknya jam kerja berhubungan dengan panas yang
ditimbulkan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap umur pakai
ban
- radius putar

VII-15
semakin cepat unit melaju pada tikungan, semakin besar pula
beban yang ditanggung oleh ban pada salah satu sisi unit. Oleh
karena itu harus diperhatikan batas kecepatan maksimum pada
tikungan dengan radius putar tertentu. Untuk mengimbangi gaya
sentripetal yang terjadi pada kendaraan maka dibuat pula batasan
superelevasi pada permukaan jalan di tikungan
- iklim setempat
tingkat keausan ban pada musim hujan akan lebih tinggi
dibandingkan dengan musim kemarau
- posisi ban pada kendaraan
pada umumnya umur pakai ban bagian depan akan lebih rendah
25% dibandingkan dengan ban belakang.

7.1.4. Faktor Ekonomi Alat-alat Berat

7.1.4.1. Biaya kepemilikan dan operasi (owning and operating cost)

Owning and operating cost adalah estimasi perhitungan yang dibuat untuk
mengetahui besarnya biaya kepemilikan (owning cost) dan biaya operasi
(operating cost) alat (mesin) untuk suatu masa dimana umur ekonomi atau
umur kegunaan suatu unit sudah habis.

Operation cost terdiri dari :


a. Biaya bahan bakar / fuel
b. Biaya minyak pelumas / oil (oli mesin, oli transmisi, oli hidrolis, oli final
drive, gemuk)
c. Biaya saringan (filter)
d. Biaya perawatan dan perbaikan / repair & maintenance
e. Biaya ban / tyres
f. Biaya operator / operator wage

VII-16
g. Biaya khusus (biaya perbaikan untuk suku cadang yang lebih cepat
aus, misalnya ripper point, ripper shank, dll)

Owning cost terdiri dari :


a. Biaya penyusutan (depreciation)
b. Biaya bunga modal (interest)
c. Biaya pajak (taxes)
d. Biaya asuransi (insurance)

Faktor-faktor yang mempengaruhi owning & operating cost adalah :


1. Tipe pekerjaan
2. Harga bahan bakar dan pelumas di lokasi kerja
3. Nilai suku bunga pinjaman bank dan faktor-faktor lainnya

Besarnya biaya penyusutan dapat dihitung sebagai berikut :

Keterangan :
Nilai sisa alat berat = 20% dari harga baru mesin
Pada alat yang menggunakan roda karet,
Nilai pernyusutan = Harga mesin baru – Nilai sisa – Harga ban

Perhitungan bunga modal dan asuransi

Keterangan : n = Umur alat (tahun)


Ins = Asuransi
Int =Bunga modal

Perhitungan biaya bahan bakar :

VII-17
Biaya bahan bakar per jam = konsumsi bahan bakar per jam x
harga bahan bakar setempat

Perhitungan biaya pelumas dan filter :


Biaya pelumas = konsumsi pelumas per jam x harga pelumas
setempat
Biaya filter = harga filter yang dimaksud dibagi interval waktu
penggantian filter
Biaya filter biasanya diperhitungkan sebesar 50% dari biaya pelumas
diluar biaya bahan bakar.

Perhitungan biaya khusus :

7.1.4.2. Populasi dan keseragaman alat-alat berat

Besarnya populasi alat berat pada suatu daerah akan mempermudah


penyediaan suku cadang maupun sumber daya manusia yang terampil
dalam mengoperasikannya. Hal ini dapat mengakibatkan harga suku
cadang maupun jasa manusia yang mengoperasikannya menjadi lebih
bersaing, kualitas pekerjaan akan lebih baik, perbaikan alt-alat berat akan
lebih cepat sehingga produksi tidak terhambat.

Keseragaman alat akan memudahkan dalam penyediaan suku cadang


dan tenaga terampil yang menangani alat tersebut.

7.1.4.3. Mobilisasi alat-alat berat

VII-18
Untuk proyek yang lokasinya mudah dicapai oleh segala jenis kendaraan,
mobilisasi alat berat tidak menjadi pertimbangan penting dalam pemilihan
alat berat. Tetapi untuk lokasi yang transportasinya sangat minim maka
pemilihan alat berat akan memperhitungkan faktor ini karena biaya
mobilisasinya akan tinggi. Dalam hal ini terdapat kecenderungan bahwa
semakin kecil alat, maka mobilisasinya akan semakin mudah dan murah.

7.1.5. Medan Kerja dan Sifat Material

Deskripsi medan kerja pada perusahaan tambang adalah berbatu,


bergelombang, lunak berlumpur, kering, dan lain-lain.
Adapun sifat material yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Pengembangan dan penyusutan material (swell factor)
2. Berat material
3. Bentuk material
4. Kohesivitas material
5. Kekerasan material
6. Daya dukung tanah
7. Jarak angkut

7.1.6. Pertimbangan Pemilihan Alat Besar

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1) Iklim dan curah hujan


2) Waktu penyelesaian
3) Volume pekerjaan
4) Persyaratan pekerjaan
5) Tenaga kerja lokal

7.1.7. Faktor-faktor Ekonomis Pemilihan Peralatan

VII-19
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan :

1) Biaya pemilikan dan operasi peralatan


2) Populasi dan keseragaman alat
3) Mobilisasi alat

7.1.8. Kajian

1. Sebutkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan jika kita akan


membeli dump truck yang akan dioperasikan di tambang batubara.

2. Diketahui data-data sebagai berikut :


Factors in haulage unit tire life (to be multiplied by 6,000 hours)

Tabel 9.6. Data Umur Ban untuk Unit Pengangkutan


N CONDITIONS FACTOR
O
A Mintenance includes
inflation : 1.1
Excellent 1.0
Average 0.7
Poor
B. Maximum speed :
10 miles/hr 1.2
20 miles/hr 1.0
30 miles/hr 0.8
40 miles/hr 0.5
C. Curves :
None 1.1
Moderate 1.0
Severe, single wheels 0.8
Severe, dual wheels 0.7
D. Surface :
Sand 1.0
Gravel 0.9
Mud 0.8
E. Loads :
50% underload 1.2
20% underload 1.1
10% overload 1.0

VII-20
20% overload 0.8
F. Wheel position :
Trailing 1.0
Front (non-driving) 0.9
Driving 0.8
G. Grades, drive tires only :
6% maximum 0.6
10% maximum 0.6
15% maximum 0.4
H. Miscellaneous conditions
and combinations :
None 1.0
Unfavorable 0.8
Favorable 1.5

Kondisi yang ada di lapangan :


A. Average
B. 30 mph
C. No curves
D. Gravel road
E. 10% overload
F. Driving
G. 10% maximum
H. None
Hitunglah umur pakai ban tersebut (dalam jam)

3. Hitunglah berapa besar estimated operating cost CS 563.

HOURLY OWNING AND OPERATING COST ESTIMATE

Estimated annual usage hours 2,000


Estimated ownership period (years) 5
Ownership usage (total hours) ……………….
Operating condition medium
Depreciation value

VII-21
a. Delivered price $132,140
b. Tyres replacement cost $3,900
c. Delivered price less tyres ……………….
d. Estimated resale value (25%) ……………….
e. Net value for depreciation ……………….

I. OWNING COSTS

Depreciation
Net depreciation value ………………..
Depreciation period ……………….
Hourly depreciation cost ……………….
Interest
Annual interest cost (12%) ……………….
Estimated annual usage hours ……………….
Hourly interest cost ……………….
Insurance
Annual insurance cost (1.00%) ……………….
Estimated annual usage hours ……………….
Hourly insurance cost ……………….

Total hourly owning cost ……………….

II. OPERATING COSTS

Fuel
Consumption (ltr/hr) 18.0
Price/ltr $0.17
Cost/hr ……………….
Engine oil

VII-22
Consumption (ltr/hr) 0.06
Price/ltr $1.02
Cost/hr ……………….
Transmission oil
Consumption (ltr/hr) 0
Price/ltr $1.02
Cost/hr ……………….
Final drive oil
Consumption (ltr/hr) 0.008
Price/ltr $1.12
Cost/hr ……………….
Hydraulic oil
Consumption (ltr/hr) 0.066
Price/ltr $1.02
Cost/hr ……………….
Others oil
Consumption (ltr/hr) 0.055
Price/ltr $1.02
Cost/hr ……………….
Grease
Consumption (ltr/hr) 0.01
Price/ltr $1.94
Cost/hr ……………….

Filters
Filter cost /hr $0.05
Local cost correction factor 1.5157
Cost/hr ……………….
Tyres
Replacement cost $3,900
Estimated tyre life (hrs) 4,000

VII-23
Cost/hr ……………….
Repair
Percentages 0.50
Delivered price $132,140
Depreciation period (hrs) ……………….
Cost/hr ……………….
Wearing parts
Percentages (12%) 0.12
Repair cost $6.61
Cost/hr ……………….

Special items cost/hr


Cost/hr -

Total hourly operating cost ……………….


Operator hourly wages $1.00

Total hourly owning and operating cost ……………….

7.2. MANAJEMEN MATERIAL

Manajemen material merupakan fungsi manajemen dari perencanaan dan


kontrol aliran material, persediaan, dan pelayanan untuk mendukung
penambangan dan proses operasi.

Ruang lingkup dari manajemen material meliputi 5 (lima) fungsi, yaitu :


1) Kebijakan dan perencanaan kebutuhan material
2) Pembelian
3) Gudang
4) Kontrol inventaris

VII-24
5) Penerapan pada dukungan kebijakan dan prosedur

Beberapa operasi tambang utama yang mempunyai pengaruh langsung


dengan manajemen material, dideskripsikan sebagai :
 Lokasi terpencil
 Kerugian waktu besar
 Penggunaan jarang
 Operasi multi-shift
 Lingkungan produksi
 Perhatian manajemen
 Siklus ekonomi

Perencanaan persoalan material dapat didelegasikan dengan berbagai


cara , yaitu :
1) Definisi kebijakan
2) Pemeliharaan catatan
3) Perencanaan mengatur waktu
4) Alternatif penaksiran

Sedangkan fungsi sasaran pembelian :


1) Mendefinisikan kebijakan dan prosedur
2) Sumber kompetitif
3) Kontrak pembelian
4) Informasi persediaan dan permintaan
5) Ekspedisi
6) Rencana pemuatan

Pergudangan terdiri dari elemen fisik penerimaan material, penanganan


material, penyimpanan dan pelaporan. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam permasalahan pergudangan adalah sebagai berikut :
1) Identifikasi, pengalokasian, dan pemesanan

VII-25
2) Katalog
3) Layout
4) Lokasi persediaan
5) Pemuatan dan penerimaan
6) Pelaporan
7) Staffing

Sedangkan elemen kontrol inventaris yang perlu diperhatikan, adalah :


1) Kontrol teknik
2) Persediaan barang yang berlebih dan usang (tidak terpakai)
3) Pengecekan persediaan

Secara umum pada manajemen tambang untuk menjaga performa


manajemen material diperlukan suatu manajemen informasi sistem yang
baik. Pertimbangan organisasi juga harus diperhatikan.

Sasaran dan keuntungan potensial didiskusikan untuk mencari beberapa


alternatif penyelesaian. Sasaran untuk perbaikan penanganan material
yang pada prinsipnya mengurangi permasalahan dengan pelayanan yang
lebih baik pada biaya yang rendah.

Prinsip-prinsip pada manajemen inventaris :


1) Tipe inventaris dan fungsinya
2) Investasi biaya trade-off
3) Pemilihan kontrol inventaris
4) Karakteristik dari proses inventaris
5) Aturan keputusan kontrol inventaris EQQ/ROP
7.3. DAFTAR PUSTAKA

1. Argyris, Chris, “Personality and Organization”, Harper & Row,


Publishers, Inc., New York, 1957

VII-26
2. CAT Equipment Management System, Caterpilar, 1992, USA
3. Caterpillar Performance Handbook
4. Douglas A Sloan, Mine Management, Chapman & Hall Ltd, 1983
5. Dr Yasuo Itami, “Management And Control of Heavy Equipment”,
ITB, 1977
6. Flippo, Edwin B., “Personnel Management”, 6 th edition, McGraw-Hill
Book Company, 1984, San Jose
7. Herzberg, Frederick, et al., “The Motivation to Work”, John Wiley &
Sons, Inc., New York, 1959
8. Herzberg, Frederick, “Work and the Nature of Man”, The World
Publishing Company, Cleveland, 1966
9. Jack R Meredith & Samuel J Mantel, Jr, Project Management, A
th
Managerial Approach, 2 ed, University of Cincinnati, Ohio, John
Willey & Sons.Inc, 1999
10. Kosmo, Richard and Behling, Orlando, “Single Continuum Job
Satisfaction vs. Duality : An Empirical Test”, Personnel Psychology,
vol.22, 1969
11. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat, Laporan Akhir
“Penyusunan Pola Dasar Berkelanjutan untuk Mendukung
Kompetensi Jabatan pada Industri Pertambangan”, Institut
Teknologi Bandung, 2001
12. Manajemen Alat-alat Besar, PT United Tractors, 1984
13. Maslow, Abraham H., “A Theory of Human Motivation”,
Psychological Review, vol. 50, no. 4, Juli 1943
14. McGregor, Douglas, “The Human Side of Enterprise”, McGraw-Hill
Book Company, New York, 1960
15. MICHELIN, Seminar Sehari Direktorat Jenderal Pertambangan
Umum, PPTP, “Pemahaman atas Faktor-faktor yang Berpengaruh
terhadap Umur Pakai Ban sebagai Upaya Awal untuk Mencapai
Umur Pakai Ban secara Optimum”, Bandung, 27 Juli 2000

VII-27
16. Pfeleider, Eugene P., “Surface Mining”, Society of Mining Engineers
of The American Institute of Metalurgical and Petroleum Engineers,
Inc., New York, 1968
17. PT INCO, “Peluang dan Tantangan Penggunaan Ban pada Alat-
alat Berat Tambang”, Bandung, 27 Juli 2000
18. PT PAMAPERSADA NUSANTARA, Seminar Sehari Direktorat
Jenderal Pertambangan Umum, PPTP, “Manajemen Penggunaan
Ban pada Alat-alat Berat dalam Operasi Penambangan”, Bandung,
27 Juli 2000
19. Robert Stefanko, “Coal Mining Technology – Theory and Practice”,
Society of Mining Engineers of The American Institute of
Metalurgical and Petroleum Engineers, Inc., New York, 1968
20. Siregar, Ali Basyah, “Manajemen”, Institut Teknologi Bandung,
1988
21. Sloan, Douglas A., “Mine Management”, Chapman and Hall, 1983,
USA
22. Stephen P Robbin & Marry Coulter, Management, Sixth Edition,
Prentice Hall, 1999
23. Sunaryo, Indryati, “Manajemen Sumberdaya Manusia dan
Motivasi”, modul pendidikan dan pelatiha “Mine Management”,
1999
24. Suryadi, Kadarsyah, Dr. Ir., “Manajemen dan Komunikasi”, Jurusan
Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung, 1996

VII-28

Anda mungkin juga menyukai