Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 02 : METODE DAN PERALATAN KONSTRUKSI

NAMA : ZULKARNAEN JAHJA


NIM : 002 709192020
PROGRAM STUDI : MAGISTER TEKNIK SIPIL

Telah disadari bahwa peranan alat berat sebagai tenaga bantu

konstruksi sangat besar, tetapi pengadaan,operasi, pemeliharaan cukup

besar untuk berapa Proyek tidak dapat mencapai 25% dari nilai proyek.

Ditanyakan jelaskan dimana titik-titik rawan dalam pengelolaannya dan

bagaimana usaha memperbaikinya.

Pembahasan :

 Perusahaan tertentu biasanya banyak mempergunakan alat berat


dalam proses produksinya untuk memaksimalkan proses operasi
produksi. Hal tersebut secara tidak langsung memerlukan pengetahuan
mendalam terkait dengan alat-alat berat yang digunakan dilapangan.
Oleh sebab itu diperlukan manajemen pengelolaan dan penanganan
yang khusus dalam menggunakan dan merawat peralatan tersebut
untuk memaksimalkan fungsi manajemen dan pengawasan yang baik
sehingga meminimalisisr kerugian yang mungkin bisa ditimbulkan.
 Setidaknya ada 4 bagian dalam pengelolaan alat berat yang harus
bekerja sama dengan baik, sehingga alat berat dapat terjaga
kondisinya, ke 4 bagian itu, yaitu : (gambar skema)
1. Bagian perencanaan
2. Operator dan pengawasan peralatan
3. Mekanik dan pelaksana peralatan
4. Logistik
 Kempat bagian ini mempunyai peran dan fungsi masing-masing, baik
dalam pemilihan, aplikasi, pengelolaan dan penunjang yang bermuara
pada alat berat itu sendiri, yaitu : agar mempunyai daya guna tinggi,
kondisi bagus, selalu siap operasi, dan biaya pemeliharaan hemat
 Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemeilihan alat
berat perlu diperhatikan agar tidak terajdi kesalahan dalam pemilihan
alat. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan
berdasarkan fungsinya, seperti untuk menggali, mangangkut,
meratkan permukaan dan lain-lain.
2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan atas
volume total atau berat material yang harus diangkut atau
dikerjakan.Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai sehi gga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan
3. Cara Operasi.Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal
maupun vertikal) dan jarak gerakan, kecepatan,frekuensi gerakan
dan lain-lain.
4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang
mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan
lalulintas, biaya dan pembongkaran.Selain itu metode konstruksi
yang dipakai dapat membuat pemilihan alat berubah.
5. Ekonomi. Sealin biaya invenstasi atau biaya sewa peralatan
biaya operasi dan pemeliharan merupakan factor penting dalam
pemilihan alat berat
6. Jenis Proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya
menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain
Proyek Gedung, pelabuhan, Jalan, jembatan, Irigasi, Pembukaan
Hutan, Dam , dan lain-lain.
7. Lokasi Proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan alat berat.
8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah dilokasi proyek dan
jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi jenis alat
yang akan digunakan. Tanah dilokasi dapat dalam kondisi padat,
lepas, keras atau lembek
9. Kondisi Lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan
yang baik merupakan factor lain yang mempengaruhi pemilohan
alat berat.
 4 bagian penting dlam pengelolaan alat berat :

ALAT BERAT

- MEMPUNYAI DAYA GUNA TINGGI


- KONDISI BAGUS,SELALU SIAP OPERASI
- BIAYA PEMELIHARAAN HEMAT

PEMILIHAN APLIKASI PENGELOLAAN PENUNJANG

1. Type pekerjaan 1. Utilitas alat-alat 1. Pemeliharaan 1. BBM


2. Medan kerja berat maksimal -PMS 2. Suku cadang
3. Kapasitas alat 2. Pengoperasian 3. Minyak pelumas
4. Waktu tersedia -Corrective
& pemeliharaan
5. Biaya (Cost) maintenance
secara benar
2. Overhaul
3. Produktivitas
tinggi

BAGIAN OPERATOR DAN MEKANIK DAN


PENGAWAS PELAKSANA LOGISTIK
PERENCANAAN
PERALATAN PERALATAN

Guna menjaga alat jangan sampai rusak selama dipakai untuk penyelesaian
suatu pekerjaan agar pelaksanaan proyek tepat waktu sesuai yang ditetapkan
dan menjamin kontinuitas alat, alat berat berat harus dijaga kondisinya selalu
siap operasi sepanjang waktu dengan menerapkan Preventive Maintenance
Schedule (PMS) atau jadwal pemeliharaan pencegahan. Sistem ini hanya
dapat berhasil dengan baik, jika petuga (termasuk manajemennya)
mempunyai kesadaran terhadap pemeliharaan alat.

Alat berat konstruksi bisa menjadi investasi yang sangat mahal bagi
kontraktor sehingga diperlukan pengelolaan yang tepat untuk pengembalian
modal yang maksimal. Downtime yang diakibatkan oleh kerusakan dapat
menyebabkan ketidakpuasan pada klien dan kesulitan untuk memenangkan
proyek di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi
pengelolaan yang baik untuk memperpanjang masa pemakaian peralatan
konstruksi dan mengoptimalkan produktivitasnya. Berikut ini adalah lima cara
efektif yang dapat implementasikan.

1. . Ketahui Kapasitas Alat Berat Konstruksi Anda

Setiap alat berat konstruksi dirancang dengan fungsi yang


berbeda dan untuk digunakan dengan alat tambahan atau suku
cadang tertentu. Ketika operator menggunakan peralatan untuk
pekerjaan yang tidak sesuai dengan fungsinya, memperbaikinya
dengan suku cadang yang tidak tepat, atau menggunakan alat
tambahan yang tidak cocok, mereka dapat menyebabkan kerusakan
pada peralatan tersebut.

Oleh karena itu, penting untuk mematuhi rekomendasi pabrik


tentang bagaimana alat berat konstruksi harus digunakan dan
diperbaiki. Perlu diketahui bahwa beberapa mesin juga diproduksi
untuk mengangkat dan mengangkut barang dengan berat tertentu,
dan operator harus mengetahui batasan tersebut.

Peralatan yang digunakan melebihi spesifikasi kinerja dan


batasannya dapat mengurangi efisiensi dan efektivitasnya sehingga
pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan yang dapat
membahayakan pekerja. Kelebihan muatan, pemakaian yang terlalu
sering, atau perjalanan mesin yang terlalu jauh dapat berkontribusi
pada masalah mekanis dan masalah keselamatan.
2. . Lakukan Inspeksi Setelah Pemakaian

Melakukan pemeriksaan pada alat berat konstruksi setiap


sehabis pemakaian penting untuk mengetahui apakah peralatan
tersebut masih dalam kondisi yang baik dan bisa digunakan untuk
proyek selanjutnya. Mesin-mesin mungkin terlihat baik-baik saja
setelah kembali dari pemakaian, namun bisa saja sudah mengalami
penurunan kinerja atau kerusakan yang tidak terlihat.

Jadi, penting untuk melakukan inspeksi sesegera mungkin


setelah alat berat konstruksi kembali dari lokasi kerja. Jika misalnya
mesin-mesin mengalami kerusakan setelah disewakan kepada klien,
maka boleh meminta ganti rugi kepada mereka untuk penghentian
mesin. Agar lebih mudah mencatat dan melihat riwayat kondisi
peralatan secara detail, pertimbangkan untuk menggunakan sistem
manajemen aset otomatis.

3. Berikan Operator Anda Pelatihan yang Tepat

Operator yang terlatih dengan baik dapat membuat perbedaan


yang signifikan dalam masa pemakaian alat berat konstruksi. Operator
yang terlatih akan mengurangi risiko kerusakan pada peralatan, karena
ia akan memahami kemampuan dan keterbatasan peralatan sekaligus
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada peralatan.

Program pelatihan yang baik untuk operator alat berat harus


mencakup tinjauan manual untuk peralatan tertentu, demonstrasi
sistem dan kontrol, tinjauan rutin pemeliharaan preventif untuk mesin,
dan pengujian untuk memastikan bahwa operator telah memperoleh
keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Untuk peralatan
tertentu, sertifikasi khusus mungkin diperlukan sebelum operator dapat
mulai bekerja.
4. Lakukan Pemeliharaan Rutin

Langkah pertama dalam melakukan pemeliharaan dengan


benar adalah menetapkan jadwal rutin untuk memeriksa dan merawat
peralatan. Setiap peralatan harus diperiksa setiap hari untuk
mengidentifikasi masalah seperti tingkat cairan, pemompaan ban yang
tepat, kebocoran pada saluran oli, dan kelonggaran, keretakan atau
kehilangan pada bagian-bagian penting.

Kebutuhan perawatan rutin, seperti penggantian oli atau rem


baru, harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi pabrik dan dijadwalkan
sebelumnya. Namun, jika alat berat konstruksi terpapar dengan kondisi
lingkungan yang sangat keras, maka akan menyesuaikan rekomendasi
pabrik. Misalnya, di daerah dengan banyak debu, penggantian
saringan udara mungkin diperlukan lebih sering.

Untuk memastikan agar pemeliharaan rutin berjalan dengan


baik, sebaiknya menggunakan sistem manajemen aset otomatis.
Sistem ini memudahkan untuk menentukan jadwal pemeliharaan,
menugaskan operator untuk melakukan inspeksi, dan mengakses
riwayat servis, semuanya hanya melalui satu sistem.

5. Manfaatkan Downtime dengan Sebaik Mungkin

Ketika seluruh tim sudah berusaha sekeras mungkin,


namun downtime tetap terjadi, maka tidak ada hal lain yang dapat di
lakukan kecuali memanfaatkannya dengan baik. Beberapa hal yang
dapat dilakukan selama downtime adalah menangani dan menyiapkan
dokumen, memindahkan peralatan dari satu lokasi ke lokasi lain,
mengirimkan material tertentu, mengecek kondisi peralatan yang lain,
dan merawat secara total kendaraan termasuk mengganti gas atau oli.
Selain itu faktor-faktor dalam pemilihan alat berat juga sangat
Mengelola alat berat konstruksi dapat menghemat waktu dan uang,

yang pada akhirnya akan menghasilkan peluang yang lebih baik untuk

memenangkan proyek di masa depan dan mempertahankan reputasi

positif bisnis.

Anda mungkin juga menyukai