Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN PERAWATAN

PERALATAN DAN FASILITAS PELUMASAN


MESIN

Disusun oleh : Muhammad Rizal


Kelas : 5C

POLITEKNIK NEGRI JAKARTA


KATA PENGANTAR

Bismilahirahmanirahim.

Puji dan syukur kita panjatkan kekhadirat Allah Swt yang telah memberikan taufik dan
hidayahNya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam,
para sahabatnya, tabiuttabiin, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selau umatnya. Aamiin.

Seiring dengan berakhirnya penyusunan makalah ini, sepantasnyalah penulis mengucapkan


terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena
itu peyusun berharap adanya kritik dan saran yang membangun. Penyusun berharap kiranya makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca dan mudah-mudahan makalah ini dijadikan ibadah di
sisi Allah Swt. Aamiin.

Depok, 25 Desember 2016

(Muhammad Rizal )
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Teknik Perawatan Mesin Industri adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga,
memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari segala
sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang
ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.

Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana dan prasarana
dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan-
kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan
perlindungan dari segala macam kegiatan produksi, non produksi yang ada dalam lembaga,
intitusi,perusahaan tersebut.

Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin
dan perlengkapanya serta semua unit yang berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan
penggunaan sarana prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
b) Penggantian dan distribusi dari utilitas
c) Inspeksi dan pelumasan.

Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin yang berhubungan
dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-
data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan , sedangkan kegiatan pelumasan sudah
merupakan tindakan pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang
yang bergesekan dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas
tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.

Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar tugasnya guna
menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka perlu juga dibantu dengan:
(1) Penyimpanan persediaan bahan dan alat
(2) Penyimpanan barang yang tidak terpakai
(3) Perlindungan dari bahaya kebakaran
(4) Pengurangan suara dan polusi
(5) Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.
(6) Pelayanan perawatan
Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran pemakaian alat-alat produksi/mesin
perkakas dan perlengkapannya, keamanan instalasi, efisiensi dari beberapa unit produksi,
memperpanjang umur teknis mesin – gedung, alat-alat lain, untuk menciptakan kondisi kerja
sebaik-baiknya, sekaligus mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan berupa; alat-alat,
mesin dan perlengkapan agar pelaksanaan kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan dari
bagian-bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik. Kegiatan perawatan dapat
dibedakan yaitu:

(1) Perawatan rutin


Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap hari dan sifatnya terus
menerus dan sistematis.
(2) Perawatan periodic
Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan
harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
(3) Perawatan berencana
Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan
sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam waktu singkat.
(4) Perawatan pencegahan
Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum fasilitas mengalami
kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata telah direncanakan sebelumnya.
(5) Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami kerusakan, karena alat-alat yang
di pakai dalam perbaikan ini telah siap sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk kategori
perawatan.
(6) Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin
yang tingkat kerusakannya telah total.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Management
Perawatan Program studi Teknik Mesin (Maintenance), Selain itu, penulisan ini juga bertujuan untuk
mengingatkan pengetahuan penulis mengenai pentingnya sistem Management Fasilitas Dan Peralatan
Pelumasan Mesin pada suatu Industri.

1.3 BATASAN MASALAH

Pada makalah ini penulis membatasai pembahasan agar tidak terlalu luas, pembahasan kali ini
hanya membahas sistem Management Fasilitas Dan Peralatan Pelumasan Mesin pada suatu Industri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MANAGEMENT FASILITAS DAN PELUMASAN MESIN

Management fasilitas dan pelumasan pada mesin Industri merupakan suatu aktifitas
untuk melakukan pengaturan dan pengelolaan terhadap suatu minyak pelumas yang akan
digunakan pada mesin –mesin Industri, sehingga tidak terjadi kesalahan didalam melakukan
aktifitas pelumasan mesin.

Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dan sebagainya,
harus diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam
pemberian pelumas yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya,sifat pelumas, jumlah
pelumas, bagian yang diberi pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.

Jenis minyak pelumas untuk mesin-mesin industri:


1. Hydraulic Oil (Pelumas Hidrolik, berbahan dasar minyak mineral, sintetik dan water
glycol)

2. Compressor Oil (Pelumas Kompressor Udara, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)

3. Industrial Gear Oil (Pelumas Roda Gigi, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)

4. Automotive Gear Oil (Pelumas Roda Gigi Untuk Kendaraan, berbahan dasar minyak
mineral dan sintetik)

5. Diesel Engine Oil (Pelumas Mesin Diesel, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)

6. Gasoline Engine Oil (Pelumas Mesin Bensin, berbahan dasar minyak mineral dan sintetik)

7. High Temperature Grease (Minyak Gemuk Untuk Aplikasi Temperatur Tinggi)

8. EP Grease (Minyak Gemuk Untuk Kondisi beban kejut tinggi/Extreme Pressure)

9. Multi Purpose Grease ((Minyak Gemuk Serba Guna)

10. Chassis Grease (Minyak Gemuk Untuk Chassis kendaraan)

11. Moly Grease (Minyak Gemuk Dengan Molybdenum Disulfat, banyak digunakan untuk
alat2 berat dan kondisi beban kejut tinggi)
2.2 PERENCANAAN PELUMASAN

Perencanan Pelumasan adalah suatu aktivitas untuk melakukan pengaturan dan


pengelolaan terhadap Minyak pelumas baik dari segi waktu pelumasan maupun jenis
pelumasan yang akan dipakai ketika proses pelumasan pada mesin.

Perencanan Pelumasan sendiri memiliki langkah – langkah yg harus dilakukan, yaitu :

1. Harus mengetahui Daftar Mesin yang dipakai


2. Mengetahui Karakteristik Mesin yang dipakai
3. Mengetahui Titik – titik Pelumas pada setiap Mesin yabg dipakai
4. Memiliki Metode Pelumasan yang tepat
5. Pengadaan Minyak Pelumas

2.3 KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS

a. Menurut tingkat daya guna

Klasifikasi minyak mesin adalah tingkat daya guna yang dapat dicapai oleh minyak mesin
dengan membandingkan persyaratan resminya seperti A.P.I, S.A.E, A.S.T.M, US Military
Spesification, U.K. Defence Spesification dan sebagainya. Syarat-syarat ini menetapkan
beberapa macam standar kondisi mesin, jumlah karbon, endapan atau lapisan minyak rengas
atau pernis, pemakaian dsbnya yang dapat disepakati atau ditolerir pada saat memakai minyak
pelumas tersebut pada sebuah mesin.

Pada tahiun 1952, klasifikasi tersebut digantikan dengan membagi menjadi dua kelas:

1. Motor Bensi ML untuk pekerjaan ringan, MM untuk pekerjaan sedang dan MS untuk
pekerjaan berat.

2. Motor Diesel DC untuk pekerjaan ringan, DM untuk pekerjaan standar dn DS untuk


pekerjaan berat.

Sejak 1969, American Petroleum Institute API, American Society of Testing anda Materials
ASTM dan Society of Automotive Engineers (SAE) memutuskan bekerja sama memperkenalkan
suatu sistem yang baru untuk klasifikasi minyak pelumas motor. Klasifikasi tersebut dirancang
berdasarkan test motor (mesin) dan tingkt daya guna (performance levels) dengan daftar sebagai
berikut:

3. Motor Bensin SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG


S singkatan dari Service Station dan A s/d G menunjukkan tingkat daya guna bermacam-macam
tipe minyak pelumas yang dijual melalui service station.
4. Motor Diesel CA, CB, CC, CD, CE
C adalah singkatan dari Commercial Wholesalers atau pedagang besar dan A s/d E menunjukkan
tingkat daya guna dari bermacam-macam jenis minyak yang dijual melalui grosir-grosir
(Comemercial Wholesalers).

Untuk mengetahui tingkat daya gunanya, fungsinya dapat diterangkan secara singkat
sebagai berikut:

1) SA, minyak ini tidak berisi bahan tambahan dan dipakai untuk motor atau mesin yang
beroperasi di bawah kondisi ringan.

2) SB, minyak yang berisi anti oksidasi dan anti lecet yang dipakai pada motor atau
mesin yang beroperasi dengan perlindungan yang minimum.

3) SC, minyak ini memberikan kemampuan dalam mengontrol lapisan temperatur yang
rendah dan tinggi, ketahanan, karat dan korosi. Jenis ini juga dipakai pada mesin yang
dibuat tahun 196 sampai 1967.

4) SD, minyak ini memberikan perlindungan yang lebih banyak terhadap lapisan mesin,
temperatur tinggi dan rendah, ketahanan karat, korosi dan digunakan untuk mesin yang
dibuat antara tahun 1968 sampai tahun 1971.

5) SE, minyak ini memberikan perlindungan lebih terhadap oksidasi minyak, lapisan
mesin temperatur tinggi dan rendah, karat dan korosi dan dipakai untuk mesin-mesin buatan
1972 ke atas.

6) SF, minyak ini memberikan perlindungan pemakaian yang meningkat dan pencegahan
terhadap oksidasi yang lebih tinggi dibandingkan dengn SE dan dipakan pada motor atau mesin
yang dibuat tahun 1980 ke atas.

7) SG, minyak ini memberikan perlindungan yang baik terhadap oksidasi yang tinggi,
putaran mesin yang cepat dan dipakai untuk mesin yang dibuat pada tahun 1988 ke atas.

8) CA, minyak ini mencegah terjadinya korosi serta endapan temperatur tinggi serta
dipakai untuk mesin diesel yang beroperasi di dalam kondisi beban ringan dengan bahan bakar
yang berkualitas tinggi dan kadang-kadang untuk motor mesin bensin atau gasolin dalam
layanan lunak (mild service).

9) CB, minyak ini memberkan perlindungan atau mencegah terhadinya aus dan endapan.
Dipakai untuk mesin diesel yang beroperasi dengan beban ringan dan berat dengan bahan
bakar berkadar belerang tinggi.

10) CC, minyak ini bekerja untuk melindungi mesin dari endapan (lapisan) temperatur tinggi
pada mesin diesel yang dilengkapi dengan alat penambah tenaga yang ringan. Juga untuk
memberikan perlindungan terhadap karat, korosi serta endapan temperatur rendah pada
motor
bensin. Digunakan untuk mesin diesel dengan beban sedang sampai berat dan motor bensin
dengan beban berat menengah.

11) CD, minyak ini diperuntukkan guna melindungi korosi pada bantalan poros dan dari
endapan temperatur pada mesin diesel yang dilengkapi dengan alat penambah tenaga yang
menggunakan bahan bakar berbagai mutu. Mesin diesel tersebut adalah mesin yang
mempunyai kecepatan tinggi dan beban tenaga mesin yang tinggi, yang memerlukan kontrol
yang efektif terhadap keausan dan endapan.

b. Berdasarkan tempat minyak pelumas

Terdapat beberapa jenis pelumas yang digunakan pada sepeda motor, diantaranya:

1. Gemuk (grease) digunakan untuk melumasi rantai roda, bearing roda, gigi reduksi motor
starter, dan sebagainya. Terdapat 2 macam gemuk yang sering digunakan, yaitu:

a. Calsium soap grease. Digunakan pada pompa oli dan lain-lain. Mempunyai kemampuan
tahan panas dan tahan air, sehingga tidak terbawah air meskipun terkena air.

b. Lathium soap grease. Digunakan untuk bearing, dari bahan mineral dengan kekentalan
rendah, tahan panas, tahan pemperatur dingin, tahan air, stabilitas mekanis tinggi sehingga sesuai
untuk mesin kecepatan tinggi.

2. Pelumas mesin 2 tak (oli samping).

Digunakan khusus untuk melumasi poros engkol, batang piston, blok silinder, piston dan ring
piston pada motor 2 tak. Mempunyai viskositas lebih rendah dari pada oli mesin sehingga
tahanan pompa rendah, mudah bercampur dengan bensin, mudah dibakar dan mempunyai daya
lumas tinggi.

3. Pelumas mesin (oli mesin)

Pada sepeda motor 2 tak digunakan untuk pelumas gigi transmisi dan kopling, untuk motor 4 tak
digunakan untuk melumasi bagian-bagian mesin yaitu poros engkol, batang piston, blok silinder,
piston, ring piston, transmisi dan kopling.

c. Berdasarkan bahan dasar

a) Oli mineral yaitu oli yang bahan dasarnya dari proses penyulingan bahan mineral.

b) Oli Vegetebel yaitu oli yang diperoleh dari bahan tumbuh-tumbuhan yaitu minyak dari
tumbuhan jarak. Jenis ini mempunyai sifat pelumas yang baik sehingga sering digunakan
untuk recing, namum mempunyai kelemahan harga mahal dan tidak dapat digunakan dalam
waktu yang lama, karena proses oksidasi terjadi dengan cepat.
c) Oli Syntetic, yaitu oli yang dibuat dari bahan dasar produk petroleum seperti ettylene,
kemudian diproses secara kimiawi untuk menghasilkan viskositas yang stabil sesuai dengan
karakteristik yang diinginkan. Keunggulan oli jenis ini adalah karakteristik oli relative stabil,
mempunyai kemampuan pelumas yang sangat baik

d) Oli semi syntetic, merupakan paduan antara oli mineral dengan syntetic,
menghasilkan kemampuaan pelumas yang baik dengan harga lebih murah dari syntetic.

2.3 SIFAT MINYAK PELUMAS

1. Appearance. Rupa pelumas dengan melihat keadaan visualnya dan dapat

menunjukkan: · clear: Pelumas terlihat jernih.

· hazy: Pelumas terlihat tidak jernih/berkabut. Pada pelumas baru, hazy menunjukkan adanya
air atau uap air yang terdapat pada pelumas.

· dark: Bila appearance terlihat dark atau gelap, ini dapat menunjukkan adanya
kandungan produksi oksidasi dari pelumas atau bahan bakar.

2. Spesific Grafity (SG). Adalah perbandingan berat minyak dan air yang mempunyai volume
yang sama pada suhu tertentu. Pemeriksaannya dengan alat standar untuk tujuan tersebut.

3. Warna (color). Untuk mengetahui sifat visual pelumas sehingga dapat diinterprestasikan sifat
fisiknya secara cepat kemudian dapat dilakukan analisa keadaan sebenarnya dari pelumas.

4. Viscosity/kekentalan. Adalah besarnya tahanan aliran yang dimiliki setiap fluida termasuk
pelumas. tingkat kekentalan merupakan sifat fisik fluida yang berubah terhadap perubahan
temperaturnya, sehingga pengukuran kekentalan harus disertai dengan pengukuran suhu pada
waktu yang bersamaan. Metode pengukuran viskositas pelumas antara lain:

- Viscocity Kinematic (Centistokes-Cst).

- Derajat Engler, diukur pada suhu 20°C,50°C dan 100°C.

- Second Redwood, diukur pada suhu 70°F,140°F dan 200°F.

- Second Universal Saybolt, diukur pada suhu 100°F dan 210°F.

- Nomor SAE
5. Viscocity Index (VI). Merupakan besarnya angka index atau skala kekentalan pelumas
terhadap perubahan temperature tertentu.Standar temperature pada pengukuran ini adalah 100°F
dan 210°F. Pada umumnya menggunakan Kinematic Viscosity. Pelumas yang memiliki VI tinggi
tidak banyak mengalami perubahan kekentalan pada perubahan temperature.

6. Pour Point (titik tuang), menunjukkan temperature terendah dimana pelumas masih dapat
mengalir. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan mengalir pada
temperature rendah berhubung dengan daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan dari
pelumas tersebut.

7. Flash Point (titik nyala), merupakan temperature terendah dimana suatu minyak sudah
mampu terbakar oleh adanya letupan bunga api/flash. Maksud pengukuran titik nyala adalah
untuk safety precaution atau berhubungan dengan kondisi pemakaian pelumas. Dengan
mengetahui titik nyala, dapat diketahui banyak sedikitnya komponen yang menguap karena
titik nyala mempengaruhi jumlah pemakaian pelumas.

8. Total Base Number (TBN), adalah besarnya angka kebasaan pelumas yang
mengindikasikan bahwa pelumas tersebut mengandung additive terutama
jenis detergent dan dispersant. Angka TBN pada pelumas bekas akan lebih rendah dari pelumas
baru. Karena sebagian basa telah digunakan untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk
ataupun telah dipakai untuk menghancurkan kotoran. Jadi dengan mengukur besarnya angka
TBN dapat ditentukan apakah pelumas masih layak pakai.

9. Total Acid Number (TAN), besarnya angka keasaman pada pelumas yang terbentuk oleh
oksidasi pelumas atau karena pengaruh adanya air/uap air.

10. Oxidation Stability (ketahanan Oksidasi), sifat yang diperlukan pada pelumas untuk
melumasi mesin. Kombinasi panas dan udara bila ada kontak dengan pelumas akan
menyebabkan oksidasi. Oksidasi akan membentuk asam, pelumas menjadi kental dan
akhirnya membentuk lumpur korosif.

2. 4 TEKNIK PELUMASAN
Untuk mencegah atau mengurangi keausan diperlukan pelumasan yang baik.
Berdasarkan zat pelumas, pelumasan dibedakan menjadi :

Pelumas yang berbentuk cair disebut oli, sedangkan pelumas yang sangat kental
seperti pasta disebut gemuk. Gemuk bahan dasarnya adalah cair, kemudian dicampur dengan
zat lain higga menjadi kental seperti pasta.

Jenis gemuk yang ada dipasaran antara lain Gemuk Pertamina SG-NL (serba guna non
leaded), 2-NL, 3 –NL, EP 1-NL (extreme Preasure non leaded), EP2-NL, TS-2 dan lain-lainnya.
Gemuk SG-NL adalah jenis gemuk lumas yang digunakan untuk bantalan kendaraan
yang sifatnya serba guna. Gemuk 2,3 –NL gemuk lumas untuk industri dan dianjurkan untuk
0
bantalan peluru atau rol dengan temperatur kerja sampai 121 C dan tidak dianjurkan untuk
pabrik makanan. Gemuk EP 1-NL dan EP 2-NL digunakan untuk mesin industri dengan beban
0
sedang sampai berat, dapat digunakan pada temperatur kerja 107 C dan juga tidak dianjurkan
untuk mesin pabrik makanan.

Komponen-komponen Sistem Pelumasan :

Oil Pressure Switch

Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila
tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.

Oil Pump

Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa
oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.

Relief Valve

Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai
tekanan yang berlebihan.

Oil Strainer

Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan
partikel yang besar dari oli.

Oil Filter

Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin yang
secara bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.
2.5 Pengukuran/Pengujian Kekentalan Minyak Pelumas

minyak pelumas dapat diukur dengan berbagai metode dengan prinsip-prinsip yang
berbeda. Pengujian minyak pelumas biasanya
Alat untuk mengukur kekentalan minyak pelumas disebut dengan viskometer (viscometers).

1. Viskometer Bola Jatuh Yang Memenuhi Hukum Stokes

Menurut hukum Stokes, sebuah bola dengan jari-jari r yang bergerak dengan kecepatan rendah v
di dalam fluida akan mengalami gaya gesekan yang melawan arah gerakannya akibat kekentalan
fluida, dengan suhu dan tekanan konstan yang besarnya dirumuskan sebagai berikut:

Gb. Viskometer bola jatuh yang memenuhi hukum Stokes


2. Viskometer Bola Jatuh Menurut Hoeppler

Gb. Viskometer bola jatuh menurut Hoeppler

Viskometer bola jatuh menurut Hoeppler dapat dilihat pada gambar diatas. Salah satu
keuntungan viskometer bola jatuh menurut Hoeppler dibandingkan dengan menurut hukum
Stokes adalah peralatan yang relatif lebih kecil dan adanya kontrol temperatur, artinya
pengukuran dapat dilakukan dengan temperatur yang bervariasi
BAB III
KESIMPULAN

Sistem pelumasan merupakan salah satu elemen dasar dalam permesinan, karena apabila
telah terjadi kerusakan sistem pelumasan padamesin tersebut maka mesin tidak dapat
beroprasinal dengan baik. Sistem pelumasan ditujukan untuk mengurangi gesekan yang terjadi,
sehingga dapat mengurangi keausan yang di sebabkan oleh gesekan tadi. Sistem pelumasan juga
digunakan sebagai media pendingin dari panas yang di hasilkan dari gesekan yang terjadi dan
dari proses pembakaran. Minyak pelumas yang baik ialah minyak yang memenuhi setandart
yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/30258179/Perawatan-Dan-Pemeliharaan-Mesin-Industri.

Mahfudz, 2011, Makalah Presentasi Klasifikasi dan komposisi Minyak Pelumas.

Wikipedia, pelumasan

http://oli-industri.blogspot.com/2011/03/karakteristik-pelumas.

http://hermansyahemmank.blogspot.com/2013/01/pelumas-dan-pelumasan.

http://gerubakilme.blogspot.co.id/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo_11.html

http://ihsaanf.blogspot.co.id/2015/06/pelumas-memegang-peranan-penting-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai