Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH JENIS – JENIS

PERAWATAN MESIN

Diajukan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi mata kuliah Teknik


Perawatan Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Singaperbangsa Karawang

Dosen Pengampu :

Viktor Naubnome, ST.,MT.

Disusun Oleh :

Noviana Nurhikmat 1610631150106

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan mesin merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam
kegiatan produksi. Beberapa perusahaan biasanya melakukan perawatan
apabila fasilitas atau peralatan mengalami kerusakan. Perawatan mesin yang
baik dapat meningkatkan keandalan dan peformasi mesin. Kendala utama
dalam aktivitas perawatan mesin adalah menentukan waktu penjadwalan
perawatan mesin secara teratur.
Dengan berkurangnya tingkat kerusakan mesin dan peralatan kerja, kualitas,
produktivitas dan efisiensi produksi akan meningkat dan menghasilkan
profitabilitas yang tinggi bagi perusahaan. Pada dasarnya Maintenance atau
Perawatan Mesin/Peralatan kerja memerlukan beberapa kegiatan seperti
dibawah ini :
– Kegiatan Pemeriksaan/Pengecekan
– Kegiatan Meminyaki (Lubrication)
– Kegiatan Perbaikan/Reparasi pada kerusakan (Repairing)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah perawatan mesin itu ?
2. Apa saja jenis – jenis perawatan mesin ?
3. Bagaimana cara pencegahan kerusakan mesin ?
4. Bagaimana cara yang baik dalam perwatan mesin ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui cara pengaplikasian perawatan mesin yang benar
2. Untuk mecegah semaksimal mungkin terjadinya kerusakan mesin
3. Untuk membantu proses manufactur yang menggunakan mesin, agar bisa
berjalan tanpa hambatan kerusakan mesin
4. Untuk memudahkan perusahaan dalam merawat mesin produksi.
1.4 Sistematika Penulisan
1. Bab 1 berisi tentang : latar belakang, rumusan masalah, tujauan dan manfaat
dan sistematika penulisan.
2. Bab 2 berisi tentang : definisi perawatan mesin, pelayanan perawatan mesin
dan sistem perawatan.
3. Bab 3 berisi tentang : dasar – dasar utama dalam perawatan mesin, tujuan
perawatan mesin dan jenis – jenis perawatan mesin.
4. Bab 4 berisi tentang : penutup dan saran.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Perawatan Mesin


Perawatan mesin (Maintenance) jika diartikan dalam bahasa Indonesia ialah
pemeliharaan. Namun sampai saat ini masih banyak orang yang meganggap
maintenance itu adalah perawatan. Karena banyak yang menganggap
perawatan dengan pemeliharaan itu sama, namun pada kenyataannya sangatlah
berbeda antara perawatan dan pemeliharaan.
Pemeliharaan dan perawatan tidaklah sama, dimana pengertian dari
pemeliharaan yaitu tindakan yang dilakukan terhadap suatu alat atau produk
agar produk tersebut tidak mengalami kerusakan, tindakan yang dilakukan
yaitu meliputi penyetelan, pelumasan, pengecekan pelumas dan penggantian
spart-spart yang tidak layak lagi. Sedangkan pengertian perawatan yaitu suatu
tindakan perbaikan yang dilakukan terhadap suatu alat yang telah mengalami
kerusakan agar alat tersebut dapat digunakan kembali. Kesimpulannya yaitu
pemeliharaan dilakukan sebelum suatu alat/produk mengalami kerusakan dan
mencegah terjadinya kerusakan, sedangkan perawatan yaitu dilakukan setelah
suatu alat mengalami kerusakan(perbaikan).

2.2 Pelayanan Perawatan Mesin


Pelayanan jasa perawatan mesin terdiri dari berbagai pekerjaan dan tugas
yang harus dilakukan untuk menjaga kegiatan perawatan dengan penanganan
berjalan aman dan efisien. Setiap bagian yang terlibat dengan fungsinya
masing-masing saling berkomunikasi dengan intensif dalam pekerjaan
pelayanan jasa perawatan mesin.
Beberapa tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh staf perawatan mesin
adalah:
1) Pembuatan laporan.
2) Menjaga tren grafik kehandalan sistem kerja mesin.
3) Mengatur dan menjalankan daftar pustaka, serta data yang berhubungan
dengan perawatan mesin.
4) Mengeluarkan perintah kerja dan merilis formulir.
5) Menjalankan tugas administrasi seperti dokumetasi dan pencetakan.
6) Pembuatan laporan hasil perawatan mesin dan korespondensi.
7) Mempertahankan mesin dan catatan yang terkait agar mudah dilakukan
perawatan.

2.3 Sistem Perawatan


Sistem adalah kumpulan elemen – elemen dan bekerja sama untuk
memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem tersebut dan
mengolah input tersebut sampai menghasilkan keluaran atau output yang
diinginkan. Adapun penjelasan tentang elemen – elemen dari sistem adalah:
1. Tujuan, sistem dapat berupa tujuan usaha, kebutuhan pemecahan masalah,
dan lain sebagainya.
2. Batasan, merupakan batasan – batasan yang ada dalam mencapai tujuan
dari sistem, yang dapat berupa peraturan – peraturan, permasalahan yang
dibahas, peralatan, personil, dan lain sebagainya.
3. Penghubung, penghubung merupakan media antara satu subsistem dengan
subsistem lain sehingga output (keluaran) dari subsistem akan dapat
menjadi input (masukan) bagi subsistem lain.
4. Input (masukan), merupakan bagian yang bertugas untuk menerima data
masukan, frekuensi pemasukan data dan jenis pemasukan data.
5. Proses, merupakan bagian yang memproses masukan data menjadi
informasi yang sesuai dengan keinginan penerima.
6. Output (keluaran) merupakan keluaran atau tujuan akhir dari sistem yang
dapat berupa laporan, tabel atau grafik.

Tujuan umum dari suatu system perawatan adalah menghubungkan


berbagai bagian dari sistem tersebut. Meskipun tiap bagian berfungsi secara
independen dari yang lainnya, semua bagian tersebut melakukan tujuan yang
sama. Jika komponen tertentu tidak memberikan kontribusinya pada tujuan
bersama, maka komponen tersebut bukanlah bagian dari system perawatan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Dasar – Dasar Utama Dalam Perawatan Mesin


1. Membersihkan (Cleaning)
Pekerjaan pertama yang paling mendasar dalam maintenance adalah
membersihkan (cleaning) peralatan/mesin dari debu maupun kotoran-
kotoran lain yang mengganggu. Pekerjaan ini sering diabaikan orang
karena dianggap tidak penting, dan hanya dianggap sebagai kotoran yang
mengganggu tampak luarnya saja. Padahal sebenarnya debu yang
menempel pada permukaan mesin merupakan inti bermulanya proses
kondensasi dari uap air yang berada di udara sebagai awal terjadinya
korosi. Dalam melaksanakan pekerjaan cleaning perlu ada petunjuk tentang
:
1) Bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut
2) Kapan pekerjaan tersebut harus dilakukan
3) Alat bantu apa saja yang diperlukan

Hal-hal apa saja yang harus dihindari dalam melakukan pekerjaan tersebut.

1) Cleaning meliputi peralatan/mesin utama dalam industri, peralatan


bantu serta fasilitas pendukung lainnya termasuk lingkungan
sekitar peralatan dan lingkungan pabrik.
2) Cleaning sangat baik dilakukan secara berkala dan disiplin, dengan
menyesuaikan waktu operasi peralatan/mesin yang bersangkutan.
3) Cleaning dilakukan dengan menyesuaikan kondisi lapangan dan
jenis kotoran yang timbul. Apabila kotoran berupa debu cukup di
lap atau dengan menggunakan vacuum cleaner. Tapi apabila
kotoran banyak mengandung serbuk metal atau sejenisnya, cukup
dilap saja dan jangan menggunakan semprotan angin.
Dengan kebersihan lingkungan yang terjaga, akan menumbuhkan
semangat kerja operator dan menjaga kondisi peralatan/mesin, yang secara
tidak langsung akan meningkatkan produktivitas dan menumbuhkan rasa
memiliki.

2. Memeriksa (Inspection)
Pemeriksaan terhadap bagian unit instalasi peralatan/mesin perlu
dilakukan secara teratur mengikuti pola jadwal yang sudah diatur. Jadwal
dibuat atas dasar pertimbangan-pertimbangan antara lain :
1) Berdasarkan pengalaman yang lalu dalam suatu jenis pekerjaan
yang sama, diperoleh informasi mengenai selang waktu/frekuensi
untuk melaksanakan pemeriksaan seminimal mungkin dan
seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko kerusakan unit
instalasi yang bersangkutan.
2) Berdasarkan sifat operasinya yang dapat menimbulkan kerusakan
setelah unit instalasi peralatan produksi beroperasi dalam selang
waktu tertentu.
3) Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat mesin produksi
(manual book).

3. Memperbaiki (Repair)
Apabila terdapat kerusakan pada bagian unit instalasi peralatan
produksi hingga kinerjanya tidak mencapai standar yang dapat diterima,
maka perlu dilakukan perbaikan (repair). Repair bertujuan untuk
mengembalikan fungsi peralatan kembali pada kondisi standar semula,
dengan usaha dan biaya yang wajar.
3.2 Tujuan Perawatan Mesin (Maintenance)
Tujuan-tujuan melakukan maintenance diantaranya adalah :
1. Mesin dapat menghasilkan Output sesuai dengan kebutuhan yang
direncanakan.
2. Kualitas produk yang dihasilkan oleh Mesin dapat terjaga dan sesuai
dengan harapan.
3. Mencegah terjadinya kerusakan berat yang memerlukan biaya perbaikan
yang lebih tinggi.
4. Untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang menggunakan mesin yang
bersangkutan.
5. Tingkat Ketersediaan Mesin yang maksimum (berkurangnya downtime)
6. Dapat memperpanjang masa pakai mesin atau peralatan kerja.

3.3 Jenis – Jenis Perawatan Mesin


1. Breakdown Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)
Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika
sudah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin
tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya operasional
secara total dalam kondisi mendadak. Breakdown Maintenance ini harus
dihindari karena akan terjadi kerugian akibat berhentinya Mesin produksi
yang menyebabkan tidak tercapai Kualitas ataupun Output Produksi.
Sifat Breakdown dapat di bedakan menjadi:
1) Sporadic, yatu breakdown yang terjadi mendadak, dramatis atau
kerusakan – kerusakan alat yang yang tidak terduga, breakdown
maintenance jenis ini bisa terjadi dan mudah di tanggulangi.
2) Kronis, yaitu minor breakdown tetapi frekuensi kejadiannya tinggi.
Breakdown jenis ini sering di abaikan atau di lupakan setelah
beberapakali usaha pengulangan yang gagal. Breakdown akan
menyebabkan beberapa kerugian baik yang langsung maupun yang
tidak langsung:
3) Kerugian langsung mencangkut biaya perbaikan, biaya
pencegahan, kerugian cacat produk, dan lain sebagainya.
4) Kerugian tidak langsung mencakup penurunan produksi,
merosotnya moral karyawan, menurunkan atau merusak citra
perusahaan.

2. Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)


Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative
Maintenance adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh
Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan
(inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian suku cadang
secara rutin dan berkala.
Jenis-jenis preventive maintenance dapat dikelompokkan atas:
1) Oiling
Oiling adalah tindakan pemberian oli terhadap komponen-
komponen bergerak, penggunaan oli pada umumnya untuk bagian-
bagian peralatan yang tertutup seperti gearbox. Pemberian oli terdiri
dari penggantian dan penambahan. Jenis oli yang digunakan setiap
peralatan tidak ada yang sama tergantung pada kondisi kerja
peralatan tersebut.
Untuk kondisi kerja dengan temperatur tinggi seperti turbin
digunakan oli Turbo T46, sedangkan untuk hydrolic power pack
dan hydrolic system lainnya menggunakan oli Turalik 52 atau Oli
Meditran SAE 10.

2) Greasing
Merupakan proses penambahan dan penggantian grease,
biasanya menggunakan alat berupa pompa grease (pispot). Grease
digunakan untuk bearing, bushing dan poros.

3) Penggantian
Penggantian spare part rutin dilakukan sesuai dengan
rancangan awal peralatan tersebut, sesuai dengan usia pakainya.
Penggantian spare part tersebut untuk menjamin optimalisasi kerja
unit secara keseluruhan. Seperti penggantian filter pada mesin
diesel.

4) Penyetelan
Penyetelan dilakukan untuk mengembalikan peralatan ke
kondisi semula, sehingga kerja peralatan tersebut tetap optimal.
Seperti penyetelan kerenggangan rotor bar dengan ripple plate pada
unit ripple mill sesuai dengan efisiensi peralatan tersebut,
penyetelan damper separating colomb, secondary separating
colomb dan LTDS.

Preventive Maintenace terdiri dua jenis, yakni :


1) Periodic Maintenance (Perawatan berkala)
Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan
berkala yang terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin,
Inspeksi mesin, meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang
yang terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara
mendadak yang dapat menganggu kelancaran produksi. Periodic
Maintenance biasanya dilakukan dalam harian, mingguan, bulanan
ataupun tahunan.
2) Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif)
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan
untuk mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total.
Predictive Maintenance ini akan memprediksi kapan akan
terjadinya kerusakan pada komponen tertentu pada mesin dengan
cara melakukan analisa trend perilaku mesin/peralatan kerja.
Berbeda dengan Periodic maintenance yang dilakukan berdasarkan
waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih menitikberatkan
pada Kondisi Mesin (Condition Based).
3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)
Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan dengan
cara mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian memperbaikinya
sehingga Mesin atau peralatan Produksi dapat beroperasi normal kembali.
Corrective Maintenance biasanya dilakukan pada mesin atau peralatan
produksi yang sedang beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat
beroperasi tetapi tidak optimal).

4. Running Maintenance ( Perawatan berjalan )


Running Manintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang
dilakukan dengan tujuan hanya memperbaiki peralatan yang rusak saja
dalam suatu unit dan unit terasebut tetap melakukan kegiatan.
Pemeliharaan berjalan diterapakan pada peralatan - peralatan yang harus
beroperasi terus dalam melayani proses produksi. Contoh: inspeksi,
penyetelan sistem pelumasan, dll.

5. Emergency Maintenance ( Perawatan Darurat )


Emergency Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan
apabila mesin mati sama sekali karena terjadinya kerusakan atau kelainan
yang menyebabkan mesin tidak dapat dioperasikan. Perawatan ini tidak
direncanakan sebelumnya dan perbaikannya dilaksanakan untuk mencegah
terjadinya akibat yang lebih serius. Contoh : korosi.

6. Total Productive Maintenance (TPM)


Total Productive Maintenance atau disingkat dengan TPM adalah
suatu sistem yang digunakan untuk memelihara dan meningkatkan kualitas
produksi melalui perawatan perlengkapan dan peralatan kerja seperti
Mesin, Equipment dan alat-alat kerja. Fokus utama Total Productive
Maintanance atau TPM ini adalah untuk memastikan semua perlengkapan
dan peralatan Produksi beroperasi dalam kondisi terbaik sehingga
menghindari terjadinya kerusakan ataupun keterlambatan dalam proses
produksi. Total Productive Maintenance (TPM) merupakan konsep inovatif
Jepang yang berawal dari penerapan Preventive Maintanance pada tahun
1951. Konsep Preventive Maintenance ini sendiri merupakan konsep yang
diadopsi dari Amerika Serikat. Nippondenso yang merupakan pemasok
Toyota adalah perusahaan pertama yang memperkenalkan konsep TPM
pada tahun 1960 dengan slogan “Productivity Maintenance with total
Employee Participation”. Seiichi Nakajima yang saat itu menjabat sebagai
Vice Chairman JIOPM (Japan Institute of Plant Maintenance) kemudian
dikenal sebagai bapak TPM.
Tujuan Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) adalah
untuk meningkatkan produktivitas pada perlengkapan dan peralatan
produksi dengan Investasi perawatan yang seperlunya sehingga mencegah
terjadi 6 kerugian besar yaitu :
1) Breakdown
Kerugian akibat Rusaknya Mesin (Peralatan dan Perlengkapan
Kerja)
2) Setup and Adjustments
Kerugian yang diakibatkan perlunya Persiapan ulang peralatan dan
perlengkapan kerja
3) Small Stops
Kerugian akibat terjadinya gangguan yang menyebabkan mesin
tidak dapat beroperasi secara optimal
4) Slow Running
Kerugian yang terjadi karena mesin berjalan lambat tidak sesuai
dengan kecepatan yang diinginkan.
5) Startup Defect
Kerugian yang diakibatkan terjadi cacat produk saat Startup (saat
awal mesin beroperasi)
6) Production Defect
Kerugian yang terjadi karena banyaknya produk yang cacat dalam
proses produksi.

Tahapan penerapan Total Productive Maintenance (TPM) adalah


tahapan-tahapan yang diperlukan untuk menerapkan TPM dalam sebuah
perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Melakukan Evaluasi awal terhadap tingkat TPM saat ini.
2) Memperkenal konsep TPM dan mempromosikannya.
3) Membentuk Komite TPM.
4) Menetapkan Kebijakan, Tujuan dan sasaran TPM.
5) Merumuskan Master Plan untuk pengembangan TPM.
6) Menyelenggarakan pelatihan (training) terhadap semua karyawan
dan pihak yang berkepentingan (stakeholder) terutama yang
berkaitan dengan 8 pilar TPM.
7) Menerapkan proses-proses persiapan.
8) Menjalankan semua program dan kebijakan TPM guna untuk
mencapai Tujuan dan Sasaran TPM yang telah ditetapkan.

7. Improve maintenance
Improve maintenance adalah suatu perawatan peningkatan dipakai
bila dilakukan modifikasi pada peralatan sehingga kondisinya meningkat
dengan tujuan agar kerusakan tersebut tidak terulang dan mampu
beroperasi sampai masa kerjanya (lifetime) tercapai

8. Predictive Maintenance
Predictive maintenance bertujuan untuk mengetahui lebih dini
kemungkinan terjadinya kerusakan pada suatu unit. Dengan diketahuinya
kondisi peralatan tersebut dapat dilakukan tindakan untuk mencegah
peralatan tersebut breakdown pada saat beroperasi yang dapat
menyebabkan terjadinya stagnasi proses produksi. Predictive maintenance
terdiri dari :
1) Merger tester digunakan untuk mengetahui tahanan isolasi dari
electromotor, bila tahanan isolasi electromotor rendah perlu
dilakukan serlak ulang, hal ini akan dapat mencegah electromotor
terbakar.
2) Vibro tester berfungsi untuk mengetahui getaran suatu peralatan
seperti bearing, jika getarannya telah melebihi standar maka perlu
dilakukan penggantian atau penambahan grease jika masih
memungkinkan.
3) Thickness meter berfungsi untuk mengetahui ketebalan suatu unit
dan laju keausan suatu peralatan sehingga dapat direncanakan
penggantiannya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari data diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa, perawatan
mesin itu sangat penting karena melalui cara itu kita dapat meminimalisir
kemungkian terjadinya kerusakan dan memaksimalkan umur mesin untuk
pengoprasian lebih panjang atau lebih lama lagi.

4.2 Saran
Perawatan mesin harus dilakukan sesering mungkin atau dalam
jangka waktu berkala, agar kerusakan atau kendala dapat dicegah dan
performa mesin dapat berjalan sesuai standarnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. WIN. (2012). Dasar-dasar Utama Dalam Maintenance. Diunduh Maret 2,


2018, dari https://winaryo.wordpress.com/category/bahan-kuliah/perawatan-
mesin/
2. Ilmu manajemen industry. (2012). Jenis – jenis perawatan mesin. Diunduh
Maret 2, 2018, dari http://ilmumanajemenindustri.com/
3. Urip Widodo. (2011). Sedikit tentang Perawatan dan Perbaikan Mesin.
Diunduh Maret 2, 2018, dari
https://www.kompasiana.com/urip_widodo21/sedikit-tentang-perawatan-dan-
perbaikan-mesin_5500aad7a333115d6f511b5b
4. Ilmu manajement industri. (2018). Pengertian Total Productive Maintenance
(TPM). Diunduh Maret 2, 2018, dari
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-total-productive-maintenance-
tpm/
5. SYAMARIANTO. (2012). macam-macam maintenance. Diunduh Maret 2,
2018, dari http://teknikmesinpnup.blogspot.co.id/2012/08/macam-macam-
maintenance.html

Anda mungkin juga menyukai