Anda di halaman 1dari 37

TUGAS PERAWATAN MESIN

“MANAJEMEN PERAWATAN DAN


PEMELIHARAAN MESIN INDUSTRI”
        Disusun Oleh :  
Nama              :  M. Agung Prasetya Usman 
N.I.M   
:  18022014006 
Jurusan 
:  TeknikMesin  
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.


Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang atas kuasa-Nya sehingga kami bisa menyusun dan
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Manajemen Perawatan dan Pemeliharaan Mesin Industri ”.
Tugas Makalah ini merupakan kelengakapan Mata Kuliah Perawatan Mesin yang dapat menambah wacana dan
pengetahuan tentang bagaimana metoda atau cara dalam pemeliharaan dan perawatan mesin-mesin pada industri
yang ada di Indonesia.
Pada kesempatan ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Jamaluddin, ST,MT sebagai
Dosen pengampu mata kuliah Perawatan Mesin pada Progam Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Islam Makassar yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, arahan, motivasi dan dorongan kepada kami
sehingga dapat membuat dan mempelajari makalah tentang manejemen perawatan dan pemeliharaan mesin
industri yang bermanfaat bagi kami khususnya rekan – rekan mahasiswa Teknik Mesin.
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak
kekurangan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga dapat
menyempurnakan makalah ini dan sebelumnya diucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu`alaikum. Wr.Wb

Maros, Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

LAMAN SAMPUL........................................................................... I
KATA PENGANTAR...................................................................... II
DAFTAR ISI................................................................................... III
BAB I. PENDAHULUAN........................................................... 1
BAB II. TEORI DASAR.............................................................. 2
BAB III PROSEDUR PERENCANAAN PERAWATAN........... 8
BAB IV. REPAIR COMPLEXITY.............................................. 19

PENUTUP........................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen perawatan mesin adalah suatu manajemen perawatan mesin yang
mengulas tentang tata cara melakukan kegiatan maintenance mesin mesin dalam suatu pabrik
secara simple,terstruktur dan praktis.

Pelatihan ini sangat cocok sekali bagi seorang teknisi pemula yang berkecimpung
dalam kegiatan maintenance atau suatu perusahaan yang mulai concern terhadap perawatan
mesin atau bahkan suatu perusahaan yang bingung terhadap apa yang terjadi/apa yang akan
dilakukan terhadap mesin mesin yang merongrong kegiatan produksi.Pelatihan ini juga
sangat baik sebagaibahan bench marking terhadap implementasi kegiatan maintenance yang
telah dijalankan.

Maintenance manajemen ini telah diaplikasikan didalam sebuah industry dan sanggup
menurunkan break down machine sampai 50%,mengurangi personel maintenance sampai
40%,menjawab permasalahan persediaan spare part sampai dengan penurunan biaya
maintenanace hingga50%.

Manajemen perawatan bertujuan untuk mempelajari,mengidentifikasi,mengukur dan


menganalisa serta memperbaiki kerusakan fungsi operasional suatu system dengan
meningkatkan umur pakainya,mengurangi probabilitas kerusakan dan mengurangi down time
yang pada akhirnya akan meningkatkan ketersediaan sistem tersebut untuk operasi.

Manajemen perawatan selalu berhubungan dengan reliability,dan reliability pun


selalu berhubungan dengan failure,karena walau suatu system atau komponen telah di
desain,diproduksi dan dioperasikan secara benar,tetapi kemungkinanan kerusakan
fungsional akan tetap ada.
BAB II
TEORI DASAR

A. PERAWATAN MESIN
Perawatan mesin adalah suatu kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau mengembalikan suatu peralatan (mesin) pada kondisi yang dapat
diterima.

Tujuan perawatan mesin :

1. Agar semua mesin selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal
sehinggamenjamin kelangsungan produksi.
2. Agar semua mesin dan peralatan selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal
sehingga dapat menjamin kelangsungan produksi.
3. Memperpanjang masa penggunaan barang investasi (terutama pada negara
berkembang yang cenderung memakai daripada merawat).
4. Menjamin keselamatan personil dalam menggunakan fasilitas sehingga operator
mesin dapat bekerja secara optimal dengan aman dan nyaman.
5. Menjaga agar mesin selalu dalam kondisi stabil,sehingga dapat mempermudah
perencanaan operasi.
6. Mengetahui kerusakan sedini mungkin,maka kerusakan yang mendadak dan fatal
dapat dihindari.

Bagian perawatan mesin merupakan satu kesatuan dengan bagian lain dalam menjalankan
fungsinya masung – masing.Ketergantungan bagian produksi (operasi) terhadap bagian
perawatan mesin dirasakan semakin besar dengan semakin rumitnya mesin
– mesin/peralatan produksi yang dipakai di dalam industry – industry yang mutahir.Sehingga
untuk dapat membayar kembali modal yang diinvestasikan,maka seluruh bagian yang
berkepentingan dengan mesin harus bekerja sama dengan bagian perawatan mesinuntuk
menjaga agar mesin selalu dalam kondisi stabil,sehingga dapat mempermudah perencanaan
operasi.

Pada suatu awal perkembangan industri, perawatan hanya diperhatikan dan dilaksanakan
apabila terjadi kerusakan, kelainan atau penyetelan ulang. Akan tetapi industri yang telah
modern tidak menghendaki adanya kerusakan yang mengakibatkan produksinya terhambat.
Oleh karena itu diterapkanlah sistem perawatan pencegahan (preventive maintenance).
Preventive maintenance dilakukan menurut jadwal dan jangka waktu tertentu sehingga kita
dapat mengetahui kerusakan sedini mungkin, maka kerusakan yang mendadak dan fatal dapat
dihindarkan.

Dasar perawatan:

1. Kebersihan mesin
2. Pelumasan mesin
Kedua poin di atas adalah salah satu tindakan perawatan paling dasar yang harus dilaksanakan
sebelum dan sesudah menggunakan mesin, karena hal tersebut dapat mencegah terjadinya keausan dan
korosi. Keausan dan korosi adalah faktor utama penyebab kerusakan elemen-elemen mesin oleh karena
itu pelumasan yang semestinya dan penggantian serta penambahan secara berkala memegang peranan
utama di dalam perawatan kepresisian dan mencegah terjadinya keausan.
Yang dikerjakan oleh perawatan mesin adalah:

1. Pekerjaan pertama yang paling mendasar dalam perawatan adalah membersihkan


peralatan dari debu maupun kotoran, meliputi:
a. Cara melakukan pekerjaan pembersihan
b. Waktu pembersihan
c. Alat bantu yang digunakan
d. Mengetahui pekerjaan yang harus dipertahankan dan harus dihindari

2. Memeriksa bagian yang cukup kritis secara teratur mengikuti jadwal yang telah
ditentukan, dasar pemeriksaan berdasar pertimbangan-pertimbangan:
a. Pengalaman tentang frekwensi pemeriksaan
b. Sifat operasi dalam selang waktu tertentu
c. Rekomendasi pabrik pembuatan mesin

Pekerjaan selanjutnya adalah memperbaiki bila terjadi kerusakan pada bagian unit
instalasi sewaktu melaksanakan. Pemeriksaan pekerjaan memperbaiki ini, harus sedemikian
rupa sehingga mencapai standar semula dengan usaha dan biaya yang wajar.

Faktor-faktor pendukung keberhasilan:

1. Kemampuan personil perawatan


2. Ketersediaan data mesin
3. Kedisiplinan personil perawatan
4. Kemampuan dan kemauan membuat rencana perawatan
5. Kejelasan perintah kerja
6. Ketelitian kerja
7. Kelengkapan fasilitas kerja
8. Keselamatan dan keamanan kerja
9. Kelancaran arus informasi
10. Kesesuaian sistem dan prosedur kerja
11. Kesadaran setiap personil perawatan bagi kepentingan perusahaan secara
keseluruhan
12. Ketersediaan standar pengerjaan
Tantangan perawatan mesin:

1. Tantangan dari luar


Kesadaran bagian-bagian di luar perawatan tentang pentingnya perawatan mesin,
terutama bagian produksi.
2. Tantangan dari dalam
Kesadaran bagian perawatan dalam melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan
ketentuan yang seharusnya dilaksanakan.

Tantangan-tantangan yang dihadapi,yaitu:

1. Dampak kemajuan teknologi


a. Meningkatkan kemampuan mekanik
b. Kebijakan suku cadang bagi mesin lama dan mesin baru

2. Adanya anggaran terbatas


a. Meningkatkan efektifitas kerja
b. Mencari subtitusi bahan/ suku cadang
c. Mengatur rencana perawatan

3. Belum dimilikinya angka-angka standar perawatan


a. Kurang berfikir dan bekerja secara kuantitatif
b. Data tidak terlalu tersedia
c. Belum adanya rasio-rasio perawatan

4. Sumber daya manusia


a. Belum ada klasifikasi mekanik
b. Kecenderungan untuk tidak disiplin
c. Komunikasi kurang lancer antara mekanik dan penyadia

5. Persoalan suku cadang


a. Belum adanya suku cadang/ sulitnya suku cadang
b. Kesulitan menentukan minimum stock
c. Asas pareto belum diterapkan.
B. JENIS – JENIS PERAWATAN
1. Perawatan Terencana
Adalah perawatan yang dilakukan dengan rencana, diorganizir, dilaksanakan,
dikendalikan dan dicatat sesuai dengan jadwal yang dibuat.
a. Perawatan Pencegahan
Adalah perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu dengan tujuan
meniadakan kemungkinan terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan.

Diperlukan koordinasi antara bagian produksi dengan bagian perawatan,


sehingga :
 Kerugian waktu opersi/produksi diperkecil
 Biaya perbaikan diperkecil
 Interupsi terhadap jadwal perawatan dapat dikurangi

Orang – orang bagian produksi biasanya mengoperasikan peralatan mesin selama


mungkin untuk dapat melampaui target produksiyang telah ditetapkan (bonus).
Sampai – sampai peralatan produksi tersebut mengalami kerusakan dan kemudian
secara tergesa – gesa diperbaikinya,untuk dapat dioperasikan lagi.Pada saat ini para
manajer telahsadar untuk menjamin kelangsungan produksi maka harus dilakukan
perencanaandan penjadwalan kegiatan perawatan mesin dengan interupsi sekecil
mungkin pada bagian produksi demi menjamin kelangsungan produksi.

Perawatan pencegahan terbagi menjadi :

1) Running Maintenance
Adalah perawatan yang dilakukan sementara saat mesin dalam kondisi
digunakan.
 Impeksi
 Penyetelan
 Pemberian pelumas

2) Shut down Maintenance


Adalah perawatan yang hanya dilakukan bila mesin tersebut sengaja dihentikan
sementara.
b. Perawatan Koreksi
Adalah perawatan yang memperbaiki dengan cara mempelajari sebab – sebab
terjadinya kerusakan serta cara mengatasi dengan cepat,tepat dan benar sehingga
tercegah terulangnya kerusakan yang serupa.

Tindakan - tindakan untuk mencegah terulangnya kerusakan yang serupa :


1) Merubah system produksi
2) Mengganti jenis material komponen yang rusak
3) Merubah konstruksi menjadi lebih baik
4) Mengganti seluruh mesin dengan mesin baru
5) Memperbaiki jadwal perawatan
6) Melatih operator agar dapat mengoperasikan secara benar
7) mengurangi beban padaunit tersebut

Perawatan koreksi terbagi menjadi :

1) Reparation Maintenance (perawatan reparasi)


Adalah setelah terjadi kerusakan diadakan penyetelan bagian – bagian mesin.
2) Break down maintenance
Adalah perawatan yang dilakukan jika mesin benar - benar mati karena
rusak,tetapi kerusakan tersebut sudah diperkirakan sebelumnya.

c. Perawatan Ramalan (Predictive Maintenance)


Adalah perawatan dan penggantian komponen/suku cadang yang dilakukan lebih
awal dari waktu terjadinya kerusakan, karena terjadinya kerusakan sudah
diperkirakan lebih dulu.
Perawatan ini cocok diterapkan pada industri-industri besar dan berproduksi
berantai seperti industri kimia, pengecoran logam, industri makanan, obat- obatan,
dll.
Jenis perawatan ini sangat menguntungkan karena jika terhentinya proses
produksi beberapa menit saja akan menimbulkan kerugian yang besar.

Contoh:
1) Mengganti semua bola lampu listrik dalam bengkel setelah beroperasi dalam
waktu tertentu.
2) Mengganti semua bantalan (roller bearing) yang berada pada satu poros
walaupun diketahui hanya satu buah saja yang mengalami kerusakan.
2. Perawatan Tidak Terencana
Adalah perawatan yg bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang belum diperkirakan
sebelumnya,perawatan ini dilakukan apabila mesin mati dan tidak mungkin dapat
terus dioperasikan.

Untuk dapat memDiagnosaerbaikinya harus menguasai prinsip kerja dari


mesin.Dugaan (Diagnosa) terhadap kerusakan mesin dapat diketahui menggunakan
pengalaman yang lalu dan catatan mesin tersebut.

C. UMUR MESIN
1. Phase 1 atau penyesuaian ( running – inrijden )

Phase ini menjadi acuan untuk menentukan periodeumur mesin yang sebenarnya.jika
phase ini dilaksanakan dengan waktu yang sangat panjang (lama) maka umur mesin
akan menjadi lama jika diikuti dengan perawatan yang baik.

2. Phase 2 atau umur berguna ( useful life periode )

Karena permukaan bidang kerja mempunyai lapisan kekerasan dengan ketebalan yang
terbatas,maka laju keausan akan meningkat dengan cepat jika lapisan tersebut telah
hilang karena aus.
BAB III
PROSEDUR PERENCANAAN PERAWATAN
Kebanyakan dari kepala bagian perawatan dan personil perawatan telah cukup mengenal
atau mendengar tentang perencanaan perawatan dan tahu mengenai masalahnya. Dan juga
dengan tidak ragu-ragu mengadakan perbaikan pada mesin-mesin yang harus
dilayani/diperbaiki. Untuk satu bagian kecil memang terlihat jelas, akan tetapi bagaimana
jalur dalam prosedur perawatan terencana.

Berikut adalah skema yang menjelaskan sistem perawatan:

DATA RENCANA JADWAL


PERAWATAN PERAWATAN
MESIN MESIN TAHUNAN

SPESIFIK JADWAL PERAWATAN


KARTU RIWAYAT MESIN
A MESIN
BULANAN/MINGGUAN
SI
KERJA

LAPORAN LAPORAN
PERAWATAN WORK
ORDER
STAFF WORK STAFF
PERAWATAN ORDE PRODUKS
R I

PELAKSANAA
N
PERAWATAN

Langkah pertama menetukan terlebih dahulu apa yang akan dirawat.Hal ini amat
tergantung persiapan segala fasilitas.Jadwal perawatan harus disiapkan untuk setiap bagian
pabrik atau peralatan/mesin yang akan dirawat.Mencangkup pula keterangan keterangan
bagaimana perawatan itu dilakukan.

Bagi yang belum melaksanakann perawatan pencegahan, mungkin lebih baik memulainya
dengan mesin-mesin utama dulu, karena tidak mungkin merubah tipe emergency
maintenance menjadi preventive maintenance dalam waktu singkat.
Jadwal ini harus disampaikan kepada staff perawatan dan staff produksi yang
dikoordinasikan untuk menentukan urutan kerja. Jadwal perawatan mesin juga memuat
spesifikasi kerja yang merupakan alat komunikasi dengan pelaksana perawatan untuk
mengarahkan dalam menjalankan kegiatan perawatan mesin baik yang sudah terjadwal
maupun pekerjaan mendadak. Spesifikasi kerja harus dijelaskan kepada pelaksana perawatan
baik secara tertulis maupun lisan.

Spesifikasi kerja mencakup beberapa hal, yaitu:

1. Instruksi dasar yang harus dilaksanakan


2. Metoda kerja dan alat-alat yang digunakan
3. Standar kerja

Keuntungan spesifikasi

kerja:

1. Dapat dilaksanakan oleh siapapun dengan cara yang sama


2. Pekerjaan lebih cepat
3. Keselamatan kerja terjamin
4. Intsruksi lebih mudah dan sederhana
5. Batasan perawatan lebih jelas

Berikut adalah batasan perawatan:

1. Inspeksi (I)
a. Memeriksa fungsi mekanisme kecepatan
b. Memeriksa dan menyetel kopling, roda gigi, poros, bantalan dan rem
c. Membersihkan filter oli
d. Mengencangkan mur dan baut pengikat

2. Reparasi Kecil (K)


a. Mengerjakan semua tindakan inspeksi
b. Membongkar semua bagian-bagian yang akan aus dan membersihkanya
c. Mengadakan perbaikan yang telah dicatat pada inspeksi

3. Reparasi Medium (M)


a. Mengerjakan semua tindakan reparasi kecil
b. Mengecat permukaan mesin
c. Mengerjakan kalibrasi ulang

4. Reparasi Berat (membongkar mesin) (B)


a. Mengerjakan semua tindakan reparasi medium
b. Memeriksa fondasi mesin
c. Mengecat semua permukaan mesin
Bagian perawatan sebaiknya merencanakan program perawatan berkala dalam jangka
waktu tertentu. Dan secara ideal memang dijabarkan dalam waktu satu tahun, tetapi biasanya
perusahaan-perusahaan sulit untuk melakukanya karena banyak faktor yang akan
mempengaruhi produksi dan kubutuhan pabrik/perusahaan secara keseluruhan. Sebagian ada
yang menjabarkan bilanan namun ada pula yang menjabarkan mingguan. Kegiatan ini
memerlukan hubungan yang erat dengan bagian produksi/operasi untuk saling
mengumpulkan informasi.

Tanggung jawab untuk siapa yang akan mengerjakan tergantung dari foreman atau
supervisor yang bersangkutan, yang tentu sangat mengetahui siapa yang sepantasnya
melakukan pekerjaan tersebut.

Walaupun sudah mempercayai kemampuan dari mekanik, laporan hasil inspeksi tetap
diperlukan sebagai usaha untuk menyimpan data dari tindakan perawatan (History Record).

Data-data yang diperlukan untuk menyusun perawatan mesin tahunan:

1. Data rencana perawatan mesin tahunan


2. Kartu riwayat mesin
a. Laporan perawatan
b. Laporan urutan kerja
A. Mempersiapkan Jadwal Tahunan.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mempersiapkan jadwal tahunan, diantaranya
adalah sebagai berikut.

a. Menyiapkan data-data masing-masing jenis mesin

Contoh tabel data jenis-jenis mesin :

SIKLUS PERAWATAN PELUMASA


N
MESIN MODEL PERIODE PERIODE
ANTARA 2 BANYA PENGGANTIA
SIKLUS BAK OLI JENIS
MASSA K N DALAM
PREPARASI OLI
DALAM (LITE BULAN,
BULAN,1GILIR R) 1GILIRAN
AN
BAK RODASGIGI
B-I1-K1-I2-K2-I3-M1-I4-
GRAZOLI KEPALA
BUBU K3-I5-K4-I6-M2-I7-K5- 12 TELLUS 7 12
DANIA TETAPPEMAKANA
T I8- K6-I9 33
180 N
KECEPATAN
ERETAN
SISTEM HIDROLIK
B-I1-K1-I2-K2-I3-M1-I4- TURBO 11 12
GERIND POROS ULIR
TRIPEL MHP K3-I5-K4-I6-M2-I7-K5- 2 TELLUS 15 15 24
A HIDROLIK
500 I8- K6-I9 TONNA 33 2
DATAR PENGARAH
MEJA
POROS ULIR
TELLUS 11 12
GERIND KELLEN GERINDA OLI 10
B-11-I2-K1-I3 12 TELLUS 33 15
A BERGER HIDROLIK 65
TONNA 33 12
SILINDE 600 UR PENGARAH MEJA
R
POROS ULIR
TONNA 33 2.3
B-I1-K1-I2-K2-I3-M1-I4- VERTIKAL BAK
TELLUS 27 2.5
FRAIS SCHAUBLIN 53 K3-I5-K4-I6-M2-I7-K5- 12 RODA GIGI 12
N TONNA 33 3
I8- K6-I9 SPINDEL
TONNA 33 0.5
PEMAKANAN
POROS
ULIR
MEMANJANG

B-I1-K1-I2-K2-I3-M1-I4-
BAK RODA
CRAM DEMAG K3-I5-K4-I6-M2-I7-K5- 4 TONNA 15 12
E GIGI 33
I8- K6-I9
CACING

b. Menyiapkan tabel siklus perawatan


Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode perawatan
preventive, diklasifikasikan sebagai berikut :
 Inspeksi I
 Reparasi kecil K
 Reparasi medium M
 Bongkar total B
Contoh siklus perawatan :

TABEL SIKLUS PERAWATAN


SIKLUS
PERIODE ANTARA DUA PERIODE
REPAIR PERAWATAN
COMPLEXITY MASA (BULAN) ANTARA B KE
SIKLU I K M B (TAHUN)
S

B, I1, K1, I2, K2, I3, M1, I4,


0 S/D 30 K3, 9 6 2 6 9
I5, K4, I6, M2,I7, K5, I8, K6,
I9, B1 .............

Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak antara B ke I1, atau atau
dari I1 ke k1, atau dari K1 ke I1, dan seterusnya dari I9 ke B1.
Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1 yang pada siklus ini
berjumlah 18 kali berarti apabila periode antara dua masa perawatan mesin adalah 6 bulan
berarti periode antara B ke b1 adalah 18x 6 bulan = 9 tahun.

Periode antara dua masa perawatan dan periode antara bongkara total dapat berubah
untuk proses tipe produksi yang berbeda, seperti :
a) Tipe produksi masal/berantai/satuan
b) Jenis material yang dikerjakan, baja/besi tuang/aluminium tuang/perunggu
c) Shift atau giliran kerja perhari, 1 shift / 2 shift/ 3 shift yang biasanya 1 shift adalah 8
jam kerja perhari
d) Memakai pendingin alat potong atau tidak menggunakan pendinginan alat potong.

Siklus perawatan untuk mesin-mesin penunjang seperti crane atau pemadam kebakaran
harus lebih padat dan tidak perlu banyak dibongkar sehingga perawatan hanya cukup
dengan inspeksi dan reparasi kecil saja. Jarak antara bongkar total dengan bongkar total
harus benar-benar diperhitungkan,karena terlalu singkat tidak baik dan terlalu lama juga
tidak baik.

c. Menyiapakan penggantian minyak pelumas


Didalam mempersipkan jadawal tahunan data masing- masing jenis atau tipe mesin
didaftar dan dicatat. Siklus reparasi dan periode antara dua masa perawatan mesin
dibuat seuai instruksi dari pabrik pembuat mesin pada buku petunjuk pemeliharaan
dan dikombinasikan dengan pengalaman yang pernah didapat dilapangan.
Periode penggantian dan minyak hidrolik harus dilakukan menurut buku instruksi
pemeliharaan.
Bila tidak memiliki buku tersebut maka dapat menggunakan dasar pedoman sebagai
berikut :

KAPASITAS MINYAK MASA PENGGANTIAN

HINGGA 10 LITER 8 BULAN

10-50 LITER 12 BULAN

LEBIH DARI 50 LITER 18-24 BULAN

Data diatas dipakai apabila mesi terus-menerus dipakai selama 8 jam perhari, yaitu :

 Kapasitas s/d 10 liter,masa penggantian 8 bulan


 Kapasitas 10-50 liter, masa penggantian 12 bulan
 Kapasitas lebih dari 50 liter, masa penggantoan 18-24 bulan

Semua jenis minyak pada sebuah mesin penggantinya dilaksanakan dalam waktu yang
bersamaan pada waktu melaksanakan perawatan preventive, karena sangat tidak
menguntungkan apabila dilaksanakan diluar jadwal perawatan.

B. Jadwal Perawatan Mesin Tahunan dan Bulanan

Perencanaan penjadwalan disusun dengan bertitik tolak dari perencanaan operasi


perusahaansecara keseluruhan secara keseluruhan, sebelum menetapkan rencana harus
dilakukan analisis terlebih dahulu untuk menetapkan sejauh mana posisi kita sekarang.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mempertimbangkan untuk menetapkan


jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut :
a. Tingkat kerumitan perawatan
b. Jadwal perkiraan produksi
c. Tingkat perawatan yang harus dilakukan
d. Kartu riwayat mesin
e. Kemampuan personil melakukan perawatan mesin

Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan yang sama harus dibagi merata selama
setahun, untuk menghindari beben kerja perawatan yang tidak merata. Jumlah jam kerja
orang (man hour) setiap bulanya harus seimbang dan sesuai dengan waktu kerja dari
perusahaan sehingga tidak terjadi kelebihan waktu kerja (over time) yang seharusnya
tidak usah terjadi.

Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan mesin jangka pendek,
Jangka menengah dan perawatan mesin jangka panjang.
Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan mesin harian yang
berupa pelumasan pada waktu mesin akan dipakai dan pelumasan mesin pada waktu
mesin selesai digunakan.

Perawatan ini dapat dilakukan oleh operator dari mesin yang bersangkutan. Petunjuk-
petunjuk tentang perawatan ini harus dijelaskandengan baik sehingga tidak terjadi
kesalahan pemberian pelumas. Simbol-simbol pelumasan harus di tempelkan dekat mesin
tersebut.
Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan pelumasan sentral, harus
diberikan petunjuk umtuk melaksanakan pekerjaan pelumassan tersebut.

Jadwal perawatan mesin jangka sedang ( menengah) adalah perawatan mesin bulanan
yang disusun dari perawatan mesin tahunan yang dalam penyusunanya harus disesuaikan
dengan jadwal operasi produksi pada bulan yang bersangkutan sehingga tidak terjadi
bentrokan.

Jadwal perencanaan bulanan merencanakan kapan, berapa lama dan berapa hari
perawatantersebut akan dilaksanakan sehingga jam kerja orang ( man hour ) untuk
kegiatan tersebut dapat direncanakan. Jadwal perawatan mesion jangka sedang juga
berupa pemeriksaan kualitas dan timgkat pelumasan seluruh mesin yang berupa
penambahan,perbaikan, pemeriksaan tingkat pelumasan, dan kebersihan peluncur-
peluncur.
Waktu yang dibituhkan untuk perawatan , pemeriksaan, harus dibatasi sedikit mungkin,
karena :

Efisiensi = Waktu pemakaian


Waktu pemakaian + perawatan mesin
Contoh jadwal perawatan mesin tahunan, bulanan , harian, dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Berikut ini jadwal preventive “BULANAN”bulan IV tahun 20…

Dimasukkan pada
Waktu Tanggal
No. Jenis Waktu Kartu Mesin
No. Mesin Model Perawatan dalam
Letak Reparasi
Hari Mulai Selesai Tanggal Paraf

Grazioli
1. Bubut BU 17 K1 30 5
Dania 180

Schaublin
2. Frais FR 14 I2 15 2.5
53 N

Demag B
3. Crane CR 1 I7 10 1.5
20
C. Tingkat Kerumitan Perawatan
Tingkat kerumitan perawatan digunakan untuk menentukan periode Antara dua masa
siklus dan dua masa bongkar total dalam buku instruksi pemeliharaan tentang penentuan
siklus

Nilai kerumitan perawatan adalah nilai relative dari kerumitan yang tergantung dari
ukuran dan kemampuan departemen perawatan mesin untuk menangani sebuah mesin
tertentu yang dibandingkan dengan mesin mesin lain yang ada dibengkel tersebut.

Konsep dasar dari nilai kerumitan mesin,ditentukan oleh aspek- aspek seperti :

a. Harga mesin
b. Kebutuhan suku cadand per tahun
c. Biaya perawtan per – tahun
d. Tingkat kepresisian mesin
e. Prioritas penggunaan
f. Tingkat kesulitan perawatan
g. Frekwensi kerusakan
h. Situasi dan kondisi operasi
i. Waktu operasi tiap bulan
j. Biaya operasional per – tahun
k. Faktor keselamatan kerja

Seluruh jenis mesin didaftar seperti tabel data, lalu dibandingkan satu demi satu menurut
aspek - aspek yang kita tentukan seperti diatas untuk menentukan nilai total hasil nilai
penjumlahan nilai – nilai yang kita tentukan pada waktu membandingkan.
Seperti contoh berikut :
BAB IV
REPAIR COMPLEXITY
A. Indeks Kerumitan
Dalam perencanaa, penjadwalan dan pengendalian kegiatan maintenance sering dijumpai
kesulitan kesulitan terutama tidak diperolehnya informasi data yang pasti dan benar.
Data tersebut sering diasumsikan terlebih dahulu agar program-program perencanaan dan
penjadwalan untuk sementara dapat dibuat dan dikoreksi sambil program-program
tersebut dilaksanakan.

Sering terjadi program-program tersebut sama sekali tidak dapat dilaksanakan karena
data yang diasumsikan tidak akurat atau tidak benar sama sekali.

Salah satu data yang dianggap penting adalah tingkat kerumitan suatu alat. Makin rumit
alat tersebut diperbaiki maka makin lama waktu yang diperlukan. Makin tinggi biaya
yang diperlukan dan mungkin makin banyak pekerja yang diperlukan.

Oleh karena itu perlu adanya usaha-usaha untuk mengatasi hal ini mengingat demikian
banyak peralatan atau mesin-mesin yang harus ditangani dalam kegiatan maintenance ini
dengan tingkat kerumitan yang berbeda.

Tingkat kerumitan ini perlu dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk index untuk
memudahkan dalam perencanaan dan penjadwalan.

Tiap peralatan / mesin akan memiliki suatu index yang dapat memberikan gambaran
tingkat kerumitannya terhadap alat yang lain.

Repair Complexity adalah suatu index relatif yang memberikan gambaran derajat
kerumitan dari suatu mesin / peralatan dimana didalamnya sudah termasuk ada roda gigi,
unit hidrolik dan pneumatik, peluncur dan unit transmisi lainnya.

Kegunaan index kerumitan perbaikan adalahuntuk menentukan :


1. Ukuran dari bagian maintenance,syarat – syarat yg diperlukan bagi staff dan
pekerjanya.
2. Material dan suku cadang yang dipersyaratkan untuk pekerjaan maintenance.
3. Perkiraaan biaya perbaikan tahunan dari mesin mesin
4. Prosentase kerusakan dan yang dapat dicapai oleh suatu mesin
Index kerumitan perbaikan mesin ini memainkan peran yang sangat penting dalam
maintenance dalam menentukan lama waktu perbaikan dan siklus perbaikan
Demikian pula persediaan suku cadang, biaya perbaikan dan perencanaan sumber daya
manusia sangat tergantung pada jumlah index kerumitan dari masing – masing kategoti
peralatan.

Meskipun belum ada ukuran mutlak kerumitan perbaikan perlatan, tetapi untuk tujuan-
tujuan perencanaan maka beberapa index angka relatif ini dapat dilihat pada tabel.
Angka-angka dalam tabel merupakan angka-angka yang diambil berdasarkan hasil
pengamatan di perusahaan-perusahaan besar di dunia.

Untuk menerapkan angka-angka ini di Indinesia perlu penelitian lebih lanjut untuk
penyesuaian. Setidaknya angka-angka ini dapat dipakai sebagai referenci dalam
perencanaan maintenance.

Sebaiknya beberapa perusahaan di Indosesia sudah mulai melakukan langkah-langkah


untuk membuat tabel semacam ini untuk memudahkan perencanaan dikemudian hari.

Langkah langkah yang perlu dilakukan adalah :

1. Bentuk asosiasi perusahaan perusahaan sejenis


2. Masing masing perusahaan melakukan pencatatan (recording) terhadap peralatan
peralatan yang dimiliki,khususnya mengenai lamanya perbaikan dan jumlah orang
yang diperlikan serta catatan catatan lain mengenai kesulitan perbaikan
3. Lakukan pengumpulan data
4. Lakukan pengolahan data statistic
5. Lakukan analisa
6. Buatkesimpulan dan table hasil analisis
TABEL 1

TABEL INDEKS KERUMITAN RATA-RATA DARI


BERBAGAI JENIS PERALATAN PRODUKSI

No. Indeks
Jenis Peralatan
Uru Kerumitan
Produksi
t Rata – Rata
1 Rolling Mills (Steel) 15

2 Turbines (Steam & Hydro) 14

3 Boilers5 12

4 Steam Turbine (For Ships) 11.5

5 Awiation Engines, Heavy Diesel Enginers, Heavy Machine Tools 11

6 Automobile, Heavy Tractors, Ship Air Craft 10

7 Tractors 9.5

8 Rail Way Wagor (Good & Pasengers) 9

9 Machine Thools (Medium Size) 9

10 Ball/Roller Bearing, Motor Cycle 8.5

11 Heavy Electrical Machine, Electric Train, Precision Insruments 8.5

Cycle, Tractor, Spare Parts, Machine For Chemical Industries, Wood Pulp
12 8.5
Machines

13 Compressor, Hydraulic Machines, Light Machines Tools 8

14 Tools and Cutter 7.5

15 Textile, Food Industries, Leather, Fire Protection Equipment 7

16 Gas Apparatus 7

17 Low Voltage Apparatus 7

18 Weghting Balances 7

19 Electrical Instrument 6

20 Earth Moving Machineries (Showels, Buldozer, Etc) 5.5

21 Watches & Light Instrument 5.5


B. Sumber Daya Manusia
Misalkan ada tiga kategori pekerja yang dikenal dalam maintenance adalah :
1. Pekerja tingkat I
2. Pekerja tingkat II
3. Pekerja tingkat III

Untuk menentukan berapa jumlah jam orang (man hours) untuk masing masing kategori
pekerja dan jenis pekerjaannya dalam maintenance adalah sangat sulit.Untuk sekedar
membantu dalam perencanaan ini dipakai sebagai pegangan.

TABEL 2

Jam Orang Per Unit Tingkat Kerumitan


Tingkat Pekerjaan
Dalam Pekerja Pekerja Pekerja
Maintenance Tingkat Tingkat Tingkat
I II III
Inspeksi 1.0 0.5 0.5

Perbaikan Ringan 5.0 4.0 1.0

Perbaikan Sedang 18 10 2.0

Perbaikan Sedang (Overhoul) 30 20 4.0

C. Waktu Perbaikan

Dalam melaksanakan pekerjaan diperlukan suatu pegangan mengenai jumlah hari yang
diperlukan untuk masing masing jenis pekerjaan perbaikan yang dipengaruhi oleh tingkat
atau index kerumitan dari mesin yang bersangkutan. Harga harga dalam table berikut ini
dapat sebagai patokan :
TABEL 3

Jenis pekerjaan Jumlah hari yang diperlukan per


tingkat
index kerumitan
Inspeksi Beberapa jam saja
Perbaikan ringan 0.25 hari
Perbaikan sedang 0.60 hari
Perbaikan berat (overhoul) 1.00 hari

Contoh :
Hitung jumlah hari dan orang yang diperlukan untuk memperbaiki (Overhoul) suatu
kompresor.

Jawab :
Menurut table 1 diperoleh angka index kerumitan (repair complexity) = 8 untuk suatu
kompresor. Menurut table 3 untuk overhaul jumlah hari yang diperlukan per index
kerumitan adalah = 1
Jadi, jumlah hari yang diperlukan :
8 x 1 =8 hari

Jumlah pekerjaan tingkat I yang diperlukan dapat dihitung berdasarkan tabel 2 jumlah
jam orang yang diperlukan untuk kategori pekerjaan overhoul yaitu 30 jam orang per
unit index kerumitan.
Jadi, jumlah jam orang yang diperlukan adalah :

30 X 8 = 240 jam orang

Bila sehari kerja selama 7 jam maka jumlah orang yang di perlukan adalah :

240 (jam orang) =4.28 orang = 4 0rang


8X7

Dari jawaban diatas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :


1. Jika yang bekerja 4 orang maka dalam bekerja butuh waktu lama dan pekerja harus
bekerja lebih keras, tetapi biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerjalebih
sedikit.
2. Jika yang bekerja 5 orang maka dalam bekerja butuh waktu yang lebih sedikit dan
pekerja dalam bekerja lebih ringan, tetapi biaya yang dikeluarkan untuk membayar
gaji pekerjalebih banyak.
CONTOH NILAI KERUMITAN

NAM ASPEK – ASPEK PEMBANDING


TIPE JM (CONTOH)
A
L 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JM
MESI
L
N
Sch
Bubut 3 12 18 12 6 18 10 10 14 20 10 10 140
150

Frais F-3 8 14 20 18 12 10 12 20 16 18 20 12 172

SH
Sekrap 2 6 12 6 10 4 6 6 6 4 6 11 77
-
625
SH
Sekrap 3 4 14 4 8 2 4 4 4 2 4 9 59
-
350
Gerinda HT
3 20 8 20 16 14 16 16 18 12 18 12 170
Silinder G
400
Gerinda MH
1 18 10 16 18 20 14 14 20 14 16 13 173
Datar P
500
Jig
KF-2 2 10 6 10 14 16 18 12 10 16 14 12 138
Borin
g
Copy
NF-2 1 16 16 14 20 12 20 18 8 6 17 10 152
Millin
g
Bor GT- 7 2 2 2 4 8 2 2 2 10 2 8 44
16
PENUTUP

Proses perawatan mesin produksi tidak mungkin dihindari oleh suatu perusahaan,
karena hal ini berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi. Perawatan mesin yang
biasanya dilakukan oleh perusahaan hanya berupa corrective maintenance yaitu mengganti
komponen jika terjadi kerusakan.
Tanpa disadari tindakan tersebut justru mengakibatkan peningkatan biaya produksi karena
penggantian komponen dilakukan pada saat proses produksi sedang berjalan. Berbeda dengan
preventive maintenance, yang dapat memperkecil kemungkinan kerusakan mesin produksi
sehingga proses dapat berjalan dengan lancar. Selain itu umur teknis dari mesin-mesin
produksi akan lebih lama. Untuk itu akan dibuat sistem penjadwalan preventive maintenance
yang diharapkan dapat menekan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Garg, HP. Industrial Maintenance. S. Chand & Company Ltd, 1997.


2. Higgins, LR., PE. And LC. Morrow. Maintenance Engineering Handbook,
3 rdedition. Mc. GrawHill Book Company.
3. Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganeca Exact Bandung.

Anda mungkin juga menyukai