Penyusun
DAFTAR ISI
LAMAN SAMPUL........................................................................... I
KATA PENGANTAR...................................................................... II
DAFTAR ISI................................................................................... III
BAB I. PENDAHULUAN........................................................... 1
BAB II. TEORI DASAR.............................................................. 2
BAB III PROSEDUR PERENCANAAN PERAWATAN........... 8
BAB IV. REPAIR COMPLEXITY.............................................. 19
PENUTUP........................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen perawatan mesin adalah suatu manajemen perawatan mesin yang
mengulas tentang tata cara melakukan kegiatan maintenance mesin mesin dalam suatu pabrik
secara simple,terstruktur dan praktis.
Pelatihan ini sangat cocok sekali bagi seorang teknisi pemula yang berkecimpung
dalam kegiatan maintenance atau suatu perusahaan yang mulai concern terhadap perawatan
mesin atau bahkan suatu perusahaan yang bingung terhadap apa yang terjadi/apa yang akan
dilakukan terhadap mesin mesin yang merongrong kegiatan produksi.Pelatihan ini juga
sangat baik sebagaibahan bench marking terhadap implementasi kegiatan maintenance yang
telah dijalankan.
Maintenance manajemen ini telah diaplikasikan didalam sebuah industry dan sanggup
menurunkan break down machine sampai 50%,mengurangi personel maintenance sampai
40%,menjawab permasalahan persediaan spare part sampai dengan penurunan biaya
maintenanace hingga50%.
A. PERAWATAN MESIN
Perawatan mesin adalah suatu kombinasi dari semua tindakan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau mengembalikan suatu peralatan (mesin) pada kondisi yang dapat
diterima.
1. Agar semua mesin selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal
sehinggamenjamin kelangsungan produksi.
2. Agar semua mesin dan peralatan selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal
sehingga dapat menjamin kelangsungan produksi.
3. Memperpanjang masa penggunaan barang investasi (terutama pada negara
berkembang yang cenderung memakai daripada merawat).
4. Menjamin keselamatan personil dalam menggunakan fasilitas sehingga operator
mesin dapat bekerja secara optimal dengan aman dan nyaman.
5. Menjaga agar mesin selalu dalam kondisi stabil,sehingga dapat mempermudah
perencanaan operasi.
6. Mengetahui kerusakan sedini mungkin,maka kerusakan yang mendadak dan fatal
dapat dihindari.
Bagian perawatan mesin merupakan satu kesatuan dengan bagian lain dalam menjalankan
fungsinya masung – masing.Ketergantungan bagian produksi (operasi) terhadap bagian
perawatan mesin dirasakan semakin besar dengan semakin rumitnya mesin
– mesin/peralatan produksi yang dipakai di dalam industry – industry yang mutahir.Sehingga
untuk dapat membayar kembali modal yang diinvestasikan,maka seluruh bagian yang
berkepentingan dengan mesin harus bekerja sama dengan bagian perawatan mesinuntuk
menjaga agar mesin selalu dalam kondisi stabil,sehingga dapat mempermudah perencanaan
operasi.
Pada suatu awal perkembangan industri, perawatan hanya diperhatikan dan dilaksanakan
apabila terjadi kerusakan, kelainan atau penyetelan ulang. Akan tetapi industri yang telah
modern tidak menghendaki adanya kerusakan yang mengakibatkan produksinya terhambat.
Oleh karena itu diterapkanlah sistem perawatan pencegahan (preventive maintenance).
Preventive maintenance dilakukan menurut jadwal dan jangka waktu tertentu sehingga kita
dapat mengetahui kerusakan sedini mungkin, maka kerusakan yang mendadak dan fatal dapat
dihindarkan.
Dasar perawatan:
1. Kebersihan mesin
2. Pelumasan mesin
Kedua poin di atas adalah salah satu tindakan perawatan paling dasar yang harus dilaksanakan
sebelum dan sesudah menggunakan mesin, karena hal tersebut dapat mencegah terjadinya keausan dan
korosi. Keausan dan korosi adalah faktor utama penyebab kerusakan elemen-elemen mesin oleh karena
itu pelumasan yang semestinya dan penggantian serta penambahan secara berkala memegang peranan
utama di dalam perawatan kepresisian dan mencegah terjadinya keausan.
Yang dikerjakan oleh perawatan mesin adalah:
2. Memeriksa bagian yang cukup kritis secara teratur mengikuti jadwal yang telah
ditentukan, dasar pemeriksaan berdasar pertimbangan-pertimbangan:
a. Pengalaman tentang frekwensi pemeriksaan
b. Sifat operasi dalam selang waktu tertentu
c. Rekomendasi pabrik pembuatan mesin
Pekerjaan selanjutnya adalah memperbaiki bila terjadi kerusakan pada bagian unit
instalasi sewaktu melaksanakan. Pemeriksaan pekerjaan memperbaiki ini, harus sedemikian
rupa sehingga mencapai standar semula dengan usaha dan biaya yang wajar.
1) Running Maintenance
Adalah perawatan yang dilakukan sementara saat mesin dalam kondisi
digunakan.
Impeksi
Penyetelan
Pemberian pelumas
Contoh:
1) Mengganti semua bola lampu listrik dalam bengkel setelah beroperasi dalam
waktu tertentu.
2) Mengganti semua bantalan (roller bearing) yang berada pada satu poros
walaupun diketahui hanya satu buah saja yang mengalami kerusakan.
2. Perawatan Tidak Terencana
Adalah perawatan yg bersifat perbaikan terhadap kerusakan yang belum diperkirakan
sebelumnya,perawatan ini dilakukan apabila mesin mati dan tidak mungkin dapat
terus dioperasikan.
C. UMUR MESIN
1. Phase 1 atau penyesuaian ( running – inrijden )
Phase ini menjadi acuan untuk menentukan periodeumur mesin yang sebenarnya.jika
phase ini dilaksanakan dengan waktu yang sangat panjang (lama) maka umur mesin
akan menjadi lama jika diikuti dengan perawatan yang baik.
Karena permukaan bidang kerja mempunyai lapisan kekerasan dengan ketebalan yang
terbatas,maka laju keausan akan meningkat dengan cepat jika lapisan tersebut telah
hilang karena aus.
BAB III
PROSEDUR PERENCANAAN PERAWATAN
Kebanyakan dari kepala bagian perawatan dan personil perawatan telah cukup mengenal
atau mendengar tentang perencanaan perawatan dan tahu mengenai masalahnya. Dan juga
dengan tidak ragu-ragu mengadakan perbaikan pada mesin-mesin yang harus
dilayani/diperbaiki. Untuk satu bagian kecil memang terlihat jelas, akan tetapi bagaimana
jalur dalam prosedur perawatan terencana.
LAPORAN LAPORAN
PERAWATAN WORK
ORDER
STAFF WORK STAFF
PERAWATAN ORDE PRODUKS
R I
PELAKSANAA
N
PERAWATAN
Langkah pertama menetukan terlebih dahulu apa yang akan dirawat.Hal ini amat
tergantung persiapan segala fasilitas.Jadwal perawatan harus disiapkan untuk setiap bagian
pabrik atau peralatan/mesin yang akan dirawat.Mencangkup pula keterangan keterangan
bagaimana perawatan itu dilakukan.
Bagi yang belum melaksanakann perawatan pencegahan, mungkin lebih baik memulainya
dengan mesin-mesin utama dulu, karena tidak mungkin merubah tipe emergency
maintenance menjadi preventive maintenance dalam waktu singkat.
Jadwal ini harus disampaikan kepada staff perawatan dan staff produksi yang
dikoordinasikan untuk menentukan urutan kerja. Jadwal perawatan mesin juga memuat
spesifikasi kerja yang merupakan alat komunikasi dengan pelaksana perawatan untuk
mengarahkan dalam menjalankan kegiatan perawatan mesin baik yang sudah terjadwal
maupun pekerjaan mendadak. Spesifikasi kerja harus dijelaskan kepada pelaksana perawatan
baik secara tertulis maupun lisan.
Keuntungan spesifikasi
kerja:
1. Inspeksi (I)
a. Memeriksa fungsi mekanisme kecepatan
b. Memeriksa dan menyetel kopling, roda gigi, poros, bantalan dan rem
c. Membersihkan filter oli
d. Mengencangkan mur dan baut pengikat
Tanggung jawab untuk siapa yang akan mengerjakan tergantung dari foreman atau
supervisor yang bersangkutan, yang tentu sangat mengetahui siapa yang sepantasnya
melakukan pekerjaan tersebut.
Walaupun sudah mempercayai kemampuan dari mekanik, laporan hasil inspeksi tetap
diperlukan sebagai usaha untuk menyimpan data dari tindakan perawatan (History Record).
B-I1-K1-I2-K2-I3-M1-I4-
BAK RODA
CRAM DEMAG K3-I5-K4-I6-M2-I7-K5- 4 TONNA 15 12
E GIGI 33
I8- K6-I9
CACING
Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak antara B ke I1, atau atau
dari I1 ke k1, atau dari K1 ke I1, dan seterusnya dari I9 ke B1.
Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1 yang pada siklus ini
berjumlah 18 kali berarti apabila periode antara dua masa perawatan mesin adalah 6 bulan
berarti periode antara B ke b1 adalah 18x 6 bulan = 9 tahun.
Periode antara dua masa perawatan dan periode antara bongkara total dapat berubah
untuk proses tipe produksi yang berbeda, seperti :
a) Tipe produksi masal/berantai/satuan
b) Jenis material yang dikerjakan, baja/besi tuang/aluminium tuang/perunggu
c) Shift atau giliran kerja perhari, 1 shift / 2 shift/ 3 shift yang biasanya 1 shift adalah 8
jam kerja perhari
d) Memakai pendingin alat potong atau tidak menggunakan pendinginan alat potong.
Siklus perawatan untuk mesin-mesin penunjang seperti crane atau pemadam kebakaran
harus lebih padat dan tidak perlu banyak dibongkar sehingga perawatan hanya cukup
dengan inspeksi dan reparasi kecil saja. Jarak antara bongkar total dengan bongkar total
harus benar-benar diperhitungkan,karena terlalu singkat tidak baik dan terlalu lama juga
tidak baik.
Data diatas dipakai apabila mesi terus-menerus dipakai selama 8 jam perhari, yaitu :
Semua jenis minyak pada sebuah mesin penggantinya dilaksanakan dalam waktu yang
bersamaan pada waktu melaksanakan perawatan preventive, karena sangat tidak
menguntungkan apabila dilaksanakan diluar jadwal perawatan.
Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan yang sama harus dibagi merata selama
setahun, untuk menghindari beben kerja perawatan yang tidak merata. Jumlah jam kerja
orang (man hour) setiap bulanya harus seimbang dan sesuai dengan waktu kerja dari
perusahaan sehingga tidak terjadi kelebihan waktu kerja (over time) yang seharusnya
tidak usah terjadi.
Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan mesin jangka pendek,
Jangka menengah dan perawatan mesin jangka panjang.
Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan mesin harian yang
berupa pelumasan pada waktu mesin akan dipakai dan pelumasan mesin pada waktu
mesin selesai digunakan.
Perawatan ini dapat dilakukan oleh operator dari mesin yang bersangkutan. Petunjuk-
petunjuk tentang perawatan ini harus dijelaskandengan baik sehingga tidak terjadi
kesalahan pemberian pelumas. Simbol-simbol pelumasan harus di tempelkan dekat mesin
tersebut.
Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan pelumasan sentral, harus
diberikan petunjuk umtuk melaksanakan pekerjaan pelumassan tersebut.
Jadwal perawatan mesin jangka sedang ( menengah) adalah perawatan mesin bulanan
yang disusun dari perawatan mesin tahunan yang dalam penyusunanya harus disesuaikan
dengan jadwal operasi produksi pada bulan yang bersangkutan sehingga tidak terjadi
bentrokan.
Jadwal perencanaan bulanan merencanakan kapan, berapa lama dan berapa hari
perawatantersebut akan dilaksanakan sehingga jam kerja orang ( man hour ) untuk
kegiatan tersebut dapat direncanakan. Jadwal perawatan mesion jangka sedang juga
berupa pemeriksaan kualitas dan timgkat pelumasan seluruh mesin yang berupa
penambahan,perbaikan, pemeriksaan tingkat pelumasan, dan kebersihan peluncur-
peluncur.
Waktu yang dibituhkan untuk perawatan , pemeriksaan, harus dibatasi sedikit mungkin,
karena :
Dimasukkan pada
Waktu Tanggal
No. Jenis Waktu Kartu Mesin
No. Mesin Model Perawatan dalam
Letak Reparasi
Hari Mulai Selesai Tanggal Paraf
Grazioli
1. Bubut BU 17 K1 30 5
Dania 180
Schaublin
2. Frais FR 14 I2 15 2.5
53 N
Demag B
3. Crane CR 1 I7 10 1.5
20
C. Tingkat Kerumitan Perawatan
Tingkat kerumitan perawatan digunakan untuk menentukan periode Antara dua masa
siklus dan dua masa bongkar total dalam buku instruksi pemeliharaan tentang penentuan
siklus
Nilai kerumitan perawatan adalah nilai relative dari kerumitan yang tergantung dari
ukuran dan kemampuan departemen perawatan mesin untuk menangani sebuah mesin
tertentu yang dibandingkan dengan mesin mesin lain yang ada dibengkel tersebut.
Konsep dasar dari nilai kerumitan mesin,ditentukan oleh aspek- aspek seperti :
a. Harga mesin
b. Kebutuhan suku cadand per tahun
c. Biaya perawtan per – tahun
d. Tingkat kepresisian mesin
e. Prioritas penggunaan
f. Tingkat kesulitan perawatan
g. Frekwensi kerusakan
h. Situasi dan kondisi operasi
i. Waktu operasi tiap bulan
j. Biaya operasional per – tahun
k. Faktor keselamatan kerja
Seluruh jenis mesin didaftar seperti tabel data, lalu dibandingkan satu demi satu menurut
aspek - aspek yang kita tentukan seperti diatas untuk menentukan nilai total hasil nilai
penjumlahan nilai – nilai yang kita tentukan pada waktu membandingkan.
Seperti contoh berikut :
BAB IV
REPAIR COMPLEXITY
A. Indeks Kerumitan
Dalam perencanaa, penjadwalan dan pengendalian kegiatan maintenance sering dijumpai
kesulitan kesulitan terutama tidak diperolehnya informasi data yang pasti dan benar.
Data tersebut sering diasumsikan terlebih dahulu agar program-program perencanaan dan
penjadwalan untuk sementara dapat dibuat dan dikoreksi sambil program-program
tersebut dilaksanakan.
Sering terjadi program-program tersebut sama sekali tidak dapat dilaksanakan karena
data yang diasumsikan tidak akurat atau tidak benar sama sekali.
Salah satu data yang dianggap penting adalah tingkat kerumitan suatu alat. Makin rumit
alat tersebut diperbaiki maka makin lama waktu yang diperlukan. Makin tinggi biaya
yang diperlukan dan mungkin makin banyak pekerja yang diperlukan.
Oleh karena itu perlu adanya usaha-usaha untuk mengatasi hal ini mengingat demikian
banyak peralatan atau mesin-mesin yang harus ditangani dalam kegiatan maintenance ini
dengan tingkat kerumitan yang berbeda.
Tingkat kerumitan ini perlu dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk index untuk
memudahkan dalam perencanaan dan penjadwalan.
Tiap peralatan / mesin akan memiliki suatu index yang dapat memberikan gambaran
tingkat kerumitannya terhadap alat yang lain.
Repair Complexity adalah suatu index relatif yang memberikan gambaran derajat
kerumitan dari suatu mesin / peralatan dimana didalamnya sudah termasuk ada roda gigi,
unit hidrolik dan pneumatik, peluncur dan unit transmisi lainnya.
Meskipun belum ada ukuran mutlak kerumitan perbaikan perlatan, tetapi untuk tujuan-
tujuan perencanaan maka beberapa index angka relatif ini dapat dilihat pada tabel.
Angka-angka dalam tabel merupakan angka-angka yang diambil berdasarkan hasil
pengamatan di perusahaan-perusahaan besar di dunia.
Untuk menerapkan angka-angka ini di Indinesia perlu penelitian lebih lanjut untuk
penyesuaian. Setidaknya angka-angka ini dapat dipakai sebagai referenci dalam
perencanaan maintenance.
No. Indeks
Jenis Peralatan
Uru Kerumitan
Produksi
t Rata – Rata
1 Rolling Mills (Steel) 15
3 Boilers5 12
7 Tractors 9.5
Cycle, Tractor, Spare Parts, Machine For Chemical Industries, Wood Pulp
12 8.5
Machines
16 Gas Apparatus 7
18 Weghting Balances 7
19 Electrical Instrument 6
Untuk menentukan berapa jumlah jam orang (man hours) untuk masing masing kategori
pekerja dan jenis pekerjaannya dalam maintenance adalah sangat sulit.Untuk sekedar
membantu dalam perencanaan ini dipakai sebagai pegangan.
TABEL 2
C. Waktu Perbaikan
Dalam melaksanakan pekerjaan diperlukan suatu pegangan mengenai jumlah hari yang
diperlukan untuk masing masing jenis pekerjaan perbaikan yang dipengaruhi oleh tingkat
atau index kerumitan dari mesin yang bersangkutan. Harga harga dalam table berikut ini
dapat sebagai patokan :
TABEL 3
Contoh :
Hitung jumlah hari dan orang yang diperlukan untuk memperbaiki (Overhoul) suatu
kompresor.
Jawab :
Menurut table 1 diperoleh angka index kerumitan (repair complexity) = 8 untuk suatu
kompresor. Menurut table 3 untuk overhaul jumlah hari yang diperlukan per index
kerumitan adalah = 1
Jadi, jumlah hari yang diperlukan :
8 x 1 =8 hari
Jumlah pekerjaan tingkat I yang diperlukan dapat dihitung berdasarkan tabel 2 jumlah
jam orang yang diperlukan untuk kategori pekerjaan overhoul yaitu 30 jam orang per
unit index kerumitan.
Jadi, jumlah jam orang yang diperlukan adalah :
Bila sehari kerja selama 7 jam maka jumlah orang yang di perlukan adalah :
SH
Sekrap 2 6 12 6 10 4 6 6 6 4 6 11 77
-
625
SH
Sekrap 3 4 14 4 8 2 4 4 4 2 4 9 59
-
350
Gerinda HT
3 20 8 20 16 14 16 16 18 12 18 12 170
Silinder G
400
Gerinda MH
1 18 10 16 18 20 14 14 20 14 16 13 173
Datar P
500
Jig
KF-2 2 10 6 10 14 16 18 12 10 16 14 12 138
Borin
g
Copy
NF-2 1 16 16 14 20 12 20 18 8 6 17 10 152
Millin
g
Bor GT- 7 2 2 2 4 8 2 2 2 10 2 8 44
16
PENUTUP
Proses perawatan mesin produksi tidak mungkin dihindari oleh suatu perusahaan,
karena hal ini berkaitan erat dengan kelancaran proses produksi. Perawatan mesin yang
biasanya dilakukan oleh perusahaan hanya berupa corrective maintenance yaitu mengganti
komponen jika terjadi kerusakan.
Tanpa disadari tindakan tersebut justru mengakibatkan peningkatan biaya produksi karena
penggantian komponen dilakukan pada saat proses produksi sedang berjalan. Berbeda dengan
preventive maintenance, yang dapat memperkecil kemungkinan kerusakan mesin produksi
sehingga proses dapat berjalan dengan lancar. Selain itu umur teknis dari mesin-mesin
produksi akan lebih lama. Untuk itu akan dibuat sistem penjadwalan preventive maintenance
yang diharapkan dapat menekan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA