Anda di halaman 1dari 23

Manajemen Operasional

“Pemeliharaan dan Keandalan”

Oleh :
Kelompok 8

Hiliyah Dahlia (09)


Ida Ayu Made Priska Sari (24)
Kadek Deva Narangga Restu (27)
Kadek Indra Aditya Priliantara (29)

Fakultas Ekonomi Universitas Mahasarawati Denpasar


Manajemen H Malam
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Pemeliharaan dan Keandalan” dengan baik.
Adapun Makalah ini dibuat agar para kerabat khususnya para pimpinan
perusahaan dapat mengetahui bagaimana menetapkan kebijakan pemeliharaan
dalam perusahaan, mengukur keandalan sistem, meningkatkan pemeliharaan,
evaluasi kinerja pemeliharaan, serta memperluas pengetahuan para pembaca
mengenai Makalah ini. Makalah ini juga berperan penting terhadap para
mahasiswa terutama mahasiswa fakultas ekonomi, karena dapat mewujudkan
keingintahuan mahasiswa mengenai teknik pemeliharaan dan keandalan di dunia
perusahaan.

Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
banyak masukan dan sumber – sumber yang ada, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, dan kami
menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Makalah ini. Oleh sebab itu,
kami memohon masukan dari segala pihak untuk lebih menyempurnakan
Makalah ini. Sehingga lebih bermanfaat bagi sekalian. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih.

I
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………….I
Daftar Isi……………………………………………………..II
Bab I………………………………………………………….1
Pendahuluan………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang…………………………………………...1
1.2 Tujuan Penelitian………………………………………...1
1.3 Rumusan Masalah………………………………………..1
1.4 Anggapan Dasar………………………………………….2
Bab II………………………………………………………....3
Isi……………………………………………………………..3
2.1 Tujuan dan Kebijakan Pemeliharaan………………….....3
2.2 Keandalan………………………………………………..4
2.3 Pemeliharaan…………………………………………….7
2.4 Pemeliharaan Produktif Total…………………………..12
2.5 Teknik Untuk Menetapkan Kebijakan Pemeliharan……16
Bab III……………………………………………………….19
Penutup……………………………………………………...19
3.1 Kesimpulan……………………………………………..19
3.2 Saran…………………………………………………….20

II
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hasil dari kegagalan dari suatu sistem dapat merusak seluruh komponen yang telah
dirancangkan dalam sebuah perusahaan, misalnya dari segi peralatan, yakni bisa merusak,
membuat rasa tidak nyaman, boros dan mahal dari nominalnya. Oeh sebab itu diperlukan suatu
sistem maupun strategi yang baik dalam suatu perusahaan untuk mencapai kualitas yang tinggi
pada perusahaan, seperti strategi pemeliharaan dan keandalan yang akan melindungi kinerja
dan investasi perusahaan. Setiap manajer harus menghindari hasil yang tidak diinginkan dari
kegagalan yang menjadi resiko dalam perusahaan.

I.2 Tujuan Penelitian


Kegagalan mesin dan produk dapat memiliki dampak yang sangat luas pada operasi,
reputasi dan keuntungan organisasi. Para manajer sebaiknya membuat rancangan yang baik
dalam mekanisme perusahaan, seperti memperhatikan seluruh keadaan teknologi yang
menjadi penggerak dalam menciptakan suatu produk yang berkualitas, sehingga tidak ada yang
mengalami kerusakan total yang berdampak pada produk. Teknik pemeliharaan dan keandalan
ini menjadi strategi yang sangat penting dalam menganalisis peralatan maupun teknologi yang
dipakai oleh suatu perusahaan, agar para manajer dapat meninjau dan mengantisipasi risiko
peralatan yang akan terjadi, sehingga dapat membuat suatu keputusan antisipasi dan tidak
terlalu berakibat fatal kepada para pekerja.

I.3 Rumusan Masalah


Dari makalah ini, munculah beberapa permasalahan dalam sistem pemeliharaan dan
keandalan di perusahaan yang akan dibahas melalui analisa kasus berikut :

a.       Bagaimana sistem pemeliharaan dan keandalan yang baik dalam suatu perusahaan.
1
b.      Apakah hubungan antara pemeliharaan dan keandalan.
c.       Bagaimana mengukur keandalan sistem perusahaan.
d.      Bagaimana meningkatkan pemeliharaan dalam perusahaan.
e.       Bagaimana mengevaluasi kinerja pemeliharaan dalam perusahaan

I.4 Anggapan Dasar


Dari beberapa kasus yang telah dirincikan pada perumusan masalah, maka dapat
dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

a.       Di dalam suatu perusahaan, sistem pemeliharaan dan keandalan yang baik cenderung kepada
kebijakan para manajer tentang menetapkan teknik yang baik dalam memelihara kualitas
teknologi atau peralatan yang dipakai dalam proses produksi, sehingga risiko kerusakan pada
peralatan dapat dicegah untuk menghemat biaya kerusakan.

b.      Pemeliharaan dan keandalan merupakan suatu sistem yang sangat berhubungan erat, dimana
suatu peralatan produksi yang dapat dirawat dengan baik akan memiliki keandalan dan kualitas
yang baik terhadap produk yang akan diciptakannya, serta memiliki kemampuan untuk
mencegah resiko kerusakan peralatan.

c.       Mengukur keandalan sistem perusahaan dapat dilihat dari tingkat kegagalan produk, dimana
perusahaan yang memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering menyediakan data tingkat
persentase kegagalan produk, maka dari persentase tersebut dapat diukur tingkat keandalan
sistem dalam suatu perusahaan.

d.      Pemeliharaan dalam perusahaan dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni pemeliharaan
pencegahan yang merujuk kepada pemeriksaan dan pemeliharaan rutin serta menjaga fasilitas
agar tetap baik, dan pemeliharaan kerusakan yang terjadi ketika peralatan gagal dan harus
diperbaiki pada kondisi darurat atau dengan dasar prioritas.

2
e.       Dalam hal analisis, evaluasi kinerja terhadap pemeliharaan dalam perusahaan dilihat dari
seberapa besar tanggung jawab pemeliharaan yang mampu dipegang dan dilaksanakan oleh
para karyawan. Dan apakah telah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajer
perusahaan. Apabila para karyawan telah melaksanakan aktivitas pemeliharaan dengan sangat
baik, maka manajer telah melangkah maju baik menuju ke arah pemberdayaan karyawan
maupun mempertahankan kinerja sistem.

BAB II
ISI

2.1 Tujuan dan Kebijakan Pemeliharaan

Pemeliharaan (Maintenance) meliputi 5 tujuan, yaitu :

1. Mempertahankan kemampuan alat atau fasilitas produksi guna memenuhi kebutuhan


yang sesuai dengan target serta rencana produksi.
2. Mengurangi pemakaian dan pemyimpanan diluar batas dan menjaga modal yang
diinvestasikan dalam perusahaan selama jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan.
3. Menjaga agar kualitas produk berada pada tingkat yang diharapkan guna memenuhi apa
yang dibutuhkan produk itu sendiri dan menjaga agar kegiatan produksi tidak
mengalami gangguan.
4. Memperhatikan dan menghindari kegiatan-kegiatan operasi mesin serta peralatan yang
dapat membahayakan keselamatan kerja.
5. Mencapai tingkat biaya serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance
secara efektif dan efisien untuk keseluruhnannya.

Terdapat 3 jenis Pemeliharaan (Maintenance), yaitu :

1. Breakdown Maintenance
Dimana peralatan yang telah rusak akan dibawa untuk dilakukan pemeliharaan dalam
bagian-bagiannya. Ini mungkin termasuk penggantian peralatan lengkap atau beberapa
bagian utama dari peralatan, hanya untuk meningkatkan waktu manfaat dari peralatan
tertentu yang pemeliharaan Preventif dan Corretive diikuti.

3
2. Preventif Maintenance

Dimana pemeliharaan dilakukan sebelum terjadi kerusakan. Jenis pemeliharaan ini


memiliki berbagai variasi dan berbagai subyek penelitian. Studi terbaru menunjukkan
bahwa perawatan pencegahan efektif dalam mencegah kegagalan terkait usia peralatan.
Untuk pola kegagalan acak yang sebesar 80% dari pola kegagalan, pemantauan kondisi
terbukti efektif. Maintenance jenis ini dilakukan untuk mencegah kerusakan selama
waktu operasional.

3. Corrective Maintenance
Dilakukan setelah terjadi kerusakan. Perawatan ini sering kali lebih mahal karena
peralatan dipakai dapat merusak bagian lain dan menyebabkan kerusakan ganda.
Pemeliharaan korektif berbeda dari perawatan gangguan karena selama pemeliharaan
rincian kami sengaja menjalankan peralatan untuk kegagalan / kerusakan sedangkan pada
pemeliharaan korektif kami hadir untuk masalah tertentu dan bertujuan untuk
mendapatkan kembali alat untuk menjalankan operasional di awal.

2.2 Keandalan
RELIABILITY (KEANDALAN)

Pemeliharaan akan menyebabkan keterandalan, keterandalan akan menyebabkan efisiensi dan


meningkatkan produktivitas. Untuk mengelola masing-masing komponen, maka teknik yang
digunakan adalah :

Meningkatkan komponen individual

Untuk mengukur keandalan di sebuah sistem di mana setiap komponen atau individu mungkin
hanya memiliki tingkat keandalan tersendiri, digunakan metode perhitungan keandalan sistem
(Rs) sangat sederhana. Perhitungan ini mencoba menemukan hasil kali dari keandalan individu
sebagai berikut:

Rs = R1 x R2 x R3 x … x Rn ..…(1)

Dengan asumsi bahwa keandalan sebuah komponen individu tidak bergantung pada keandalan
komponen yang lain (setiap komponen berdiri sendiri).
4
Keterandalan juga dapat diartikan sebagai peluang yang berfungsi dalam waktu yang telah
ditentukan. Ukuran keterandalan yang paling sering dilakukan adalah tingkat kegagalan produk
( product failure rate / FR). Perusahaan yang memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering
menyediakan data tingkat kegagalan produk mereka.

FR (%) = (Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit yang diuji) x 100% ..…(2)

atau

FR (N) = Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit-jam waktu operasi …..(3)

Juga menggunakan waktu rata-rata antara kegagalan ( mean time between failures / MTBF),
yaitu waktu yang diharapkan di antara perbaikan dan kegagalan komponen, mesin, proses, atau
produk yang berikutnya.

MTBF = 1 / FR (N) …..(4)

Menyediakan Redundancy
Redundancy merupakan suatu penggunaan komponen secara paralel untuk
meningkatkan keandalan. Teknik ini digunakan untuk menyokong komponen dengan
komponen tambahan. Redundancy diberikan untuk memastikan bahwa jika sebuah komponen
gagal, maka sistem memiliki sumber daya yang lain. Misalnya, keandalan sebuah komponen
ialah 0,80 dan komponen tersebut disokong dengan komponen lain dengan keandalan 0,80,
maka keandalan yang dihasilkan adalah :
0,80 + ( 0,80 x (1 - 0,80) ) = 0,80 + 0,16 = 0,96

Menetapkan Redundancy

Untuk meningkatkan keandalan system, maka ditambahkan redundancy. Teknik ini digunakan
untuk “menyokong” komponen dengan komponen tambahan ( cadangan). Hal ini dilakukan
dengan menempatkan unit secara paralel dan merupakan taktik manajemen operasi standar.
5
Redundancy diberikan untuk memastikan bahwa jika sebuah komponen gagal, maka system
memiliki sumber daya yang lain. Keandalan yang dihasilkan adalah kemungkinan komponen
pertama bekerja ditambah dengan kemungkinan dari komponen cadangan ( komponen
paralelnya) yang bekerja dikalikan dengan kemungkinan perlunya komponen cadangan.

Kepentingan Strategis Pemeliharaan dan Keandalan.

Pada pabrik yang kompleks, yang sangat termekanisasi, sebuah proses yang berada di
luar toleransi atau sebuah kerusakan mesin dapat berakibat menganggurnya karyawan dan

fasilitas, kehilangan pelanggan dan goodwill, serta keuntungan yang berubah menjadi kerugian.
Tujuan pemeliharaan dan keandalan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem, selagi
mengendalikan biaya. Sebuah sistem pemeliharaan yang baik menghilangkan variabilitas
sistem. Sistem harus didesain dan dipertahankan agar dapat mencapai kinerja dan standar
kualitas yang diharapkan.

Taktik keandalan :
- meningkatkan komponen individual
- memberikan redundancy

Tujuan pemeliharaan dan keandalan adalah untuk mempertahankan kemampuan system,


selagi mengendalikan biaya. Sebuah system pemeliharaan yang baik akan menghilangkan
variabilitas system.

Trade-off antara pemeliharaan yang dilakukan oleh karyawan dengan pemeliharaan yang
dilakukan oleh pemasok adalah dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga
arsip proses, mesin, atau peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang
berisi baik jenis pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan.
Sejarah pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah system
pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan mengenai waktu dan biaya perbaikan. Arsip
seperti ini juga memberikan informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu juga pemasok.

6
Seorang manajer dapat mengevaluasi efektivitas fungsi pemeliharaan.
Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus
ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
Factor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan,
keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai factor penguat motivasi dan
kekuatan sinergi yang perlu dilakukan.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, factor yang perlu diperhatikan adalah
prosedur pembersihan dan pelumasan, juga monitor dan penyesuaian.

Pada sebuah adu pendapat mengenai pemeliharaan pencegahan di Windsor Printers, pemilik
perusahaan bertanya, “Mengapa harus diperbaiki sebelum alat tersebut rusak?”, “Bagaimana
jika Anda sebagai direktur pemeliharaan menjawab pertanyaan tersebut?”

Seperti yang dijelaskan di atas, pemeliharaan pencegahan yang periodic dan terencana sangat
diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan “ Unit
Kritis” dikarenakan :

* Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses produksi.
* Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
* Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
* Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun
keselamatannya.

Oleh karena itu pemeliharaan sebelum mesin mengalami kerusakan sangat penting dilakukan.
Bagaimana pun, konsekuensi kerusakan harus benar-benar dipertimbangkan. Bahkan beberapa
kerusakan kecil dapat mengakibatkan malapetaka untuk produktivitas ke depannya.

2.3 MAINTENANCE (PEMELIHARAAN)

Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus
ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.

Factor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan,
keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai factor penguat motivasi dan
kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan
informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan pemeliharaan, maka pihak
manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
7
 Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya bank
data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan segala
jenis mesin dalam system manufaktur.

 Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang diharapkan,
perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang menawarkan
pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on the job training.

Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, factor yang perlu diperhatikan adalah
prosedur pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk menghindari korosi,
kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan secara rutin. Sedangkan
pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material mesin secara langsung, mendinginkan
panas mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang umur mesin.

Prosedur berikutnya adalah monitor dan penyesuaian. Monitor harus dilakukan secara kontinu
dengan jadwal yang sudah ditentukan. System monitor yang baik akan mampu melakukan
penyesuaian yang diperlukan.

Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan ( maintenance) antara lain :

1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen
operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan
mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.

2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak aka
nada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.

3. Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus
disiapkan untuk melakukan produksi ulang.

4. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan
yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah.
Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena
proses pengerjaan ulang.

8
5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus
produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar
(dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika output
semakin besar.

6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang
sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.

Terdapat dua jenis taktik pemeliharaan : pemeliharaan pencegahandan pemeliharaan


kerusakan.

(I) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan pencegahan sebuah rencana yang meliputi pemeriksaan rutin, pemeliharaan, dan
menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk mencegah kegagalan.
Sebuah tingkat kegagalan awal yang tinggi, dikenal sebagai tingkat kematian dini (infant
mortality), yang mungkin terjadi pada banyak produk. Yang dimaksud tingkat kematian dini
sendiri yaitu tingkat kegagalan di awal kehidupan sebuah produk atau proses.

Hasil yang cacat / gagal akan menyebabkan tambahan biaya karena harus diproses kembali dan
yang lebih besar resikonya adalah kurangnya kepercayaan konsumen kepada perusahaan akibat
produk gagal. Tambahan yang timbul menyebabkan biaya produksi membengkak ( tidak
minimal). Jika biaya produksi membengkak, maka harga barang menjadi tinggi.

Pemeliharaan yang periodic dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi,
jika tidak akan mengakibatkan kerusakan “ Unit Kritis” dikarenakan :

 Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses


produksi.

 Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.

 Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.

 Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun


keselamatannya.

9
Preventive maintenance ini dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba terjadi. Hal ini
dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan menangkap sinyal kapan suatu

system akan mengalami kerusakan serta menentukan kapan suatu system memerlukan service
( perbaikan).

Dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses, mesin, atau
peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang berisi baik jenis
pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan. Sejarah
pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah system
pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan mengenai waktu dan biaya perbaikan. Arsip
seperti ini juga memberikan informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu juga pemasok.

(II) Pemeliharaan Kerusakan / Perbaikan

Pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi ketika peralatan
gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan dasar prioritas.

Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin produksi, yaitu :

 Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai

 Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan yang tidak mendukung dalam


pegoperasian mesin produksi

 Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti kebersihan dan pelumasan

 Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus akibat gesekan, dan

 Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada saat beroperasi

10
Kerusakan yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :

1. Inefisiensi operasi, karena harus melakukan pemrosesan ulang.

2. Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara pandang konsumen terhadap produk.

3. Rendahnya profitability, karena berkurangnya permintaan konsumen dalam jangka


panjang.

4. Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain, karena produk yang gagal.

5. Menurunnya kualitas produk, karena produk yang gagal.

6. Karyawan menjadi tidak puas, karena menghasilkan produk yang gagal.

7. Keuntungan menjadi semakin rendah akibat menurunnya permintaan.

Karena itu perlu untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki. Memperbesar atau


meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan system bekerja secara lebih cepat.
Sebuah fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan enam fitur berikut :

1. Personel yang terlatih dengan baik

2. Sumber daya yang cukup

3. Kemampuan untuk menetapkan sebuah rencana perbaikan dan prioritas

4. Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan material

5. Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan

6. Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean time between failures
(waktu rata-rata kegagalan).

11
2.4 Pemeliharaan Produktif Total

Total productive maintenance mempunyai definisi yang lengkap mengandung lima hal

yang sangat penting dalam maintenance yaitu :

a.       Memaksimalkan efektifitas dan efisiensi menyeluruh peralatan /mesin.

b.      Menerapakan preventive maintenance yang koprehensif sepanjang umur alat.

c.       Melibatkan seluruh departemen baik perencana, pemakai ( user ), maupun pemelihara alat.

d.      Melibatkan semua karyawan dari top manajemen sampai front –line worker ( pekerja ).

e.       Mengembangkan preventive maintenance melalui manajemen motivasi yaitu aktivitas

kelompok kecil yang mandiri.

 Dari lima hal diatas dapat didefinisikan yaitu Total Productive Maintenance ( TPM )

adalah suatu pendekatan pembaharuan di bidang pemeliharaan yang mengoptimalkan

efektifitas seluruh peralatan, mengurangi kerusakan dan peningkatan pemeliharaan mandiri

operator melalui aktivitas sehari-hari yang mencakup seluruh pekerja di semua departemen

dari segala tingkatan . Total productive maintenance akan membangun kuat hubungan antara

pemeliharaan dan produktivitas dengan memperlihatkan kegunaan pemeliharaan terhadap

mesin dan peralatan, sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih baik lagi di mana

pemeliharaan sebagai fokus dan bagian penting dari bisnis perusahaan.

12
Pemeliharaan produktif total memiliki dua tujuan utama, yaitu menghilangkan gangguan

mesin (kerusakan nol) dan menghilangkan cacat produk (cacat nol). Jika kedua tujuan tersebut

dapat tercapai maka dapat memperoleh banyak keuntungan, antara lain pengoperasian mesin

meningkat, biaya produksi lebih rendah, inventori menurun dan produktivitas personil

meningkat. Sasaran dari Total productive maintenance adalah K3C nol, yaitu Kecelakaan nol,

Kerusakan nol, Krisis nol, dan Cacat nol . Philosofi dari pemeliharaan produktif total terdiri atas

beberapa elemen seperti kerjasama tim, respon dan motivasi dari seluruh karyawan, partisipasi

dan dorongan, pemimpin yang suportif, kesempatan pengembangan keahlian dan pengalaman,

serta pengembangan potensial keseluruhan, pengembangan berkelanjutan dan dapat

mempengaruhi dan menyiapkan insentif.

Indikator dari TPM dapat diukur dengan melakukan evaluasi output produksi itu sendiri.

Indikator produksi tersebut antara lain :

a.       Produksi ( Production )

-          Produktivitas pekerja naik

-          Produktivitas alat naik

-          Pengurangan jumlah tenaga kerja

b.      Kualitas ( Quality )

-          Procces defect rate menurun

-          Jumlah keluhan terhadap produk menurun

13
-          Scrap berkurang

-          Reproccesing turun

-          Biaya penanggulangan cacat berkurang

c.       Biaya ( cost )

-          Jam pemeliharaan berkurang

-          Biaya pemeliharaan berkurang

-          Konsumsi per unit berkurang

-          Energy saving

d.      Pengiriman/penyerahan  ( Delivery )

-          Keterlambatan pengiriman berkurang

-          Inventori produk berkurang

-          Inventori spere part menurun

e.       Keselamatan ( Safety )

-          Shutdown accident berkurang

   -    Jumlah kecelakaan lain berkurang

-          Pollution accident tidak ada

-          Kepedulian pada lingkungan meningkat

14
f.       Motivasi

-          Jumlah saran peningkatan naik

-          Frekuensi aktivitas kelompok kecil naik

-          Julmah deteksi ketidaknormalan naik

Dari point-point di atas dapat diambil kesimpulan apakah TPM yang di terapkan telah tepat
sasaran atau tidak. Keberhasilan TPM akan menjadi tanggung jawab semua secara umum.

Dengan memadukan manajemen kualitas total dengan pandangan strategis pemeliharaan dari
sisi perancangan proses dan peralatan untuk pemeliharaan pencegahan.

Sebagai tambahan, pemeliharaan produktif total mencakup:

 Perancangan mesin yang andal, mudah dioperasikan, dan mudah dalam pemeliharaan

 Menekankan biaya kepemilikan total di saat membeli mesin, sedemikian rupa sehingga
biaya pelayanan dan pemeliharaan sudah termasuk dalam biaya pembelian tersebut

 Membuat rencana pemeliharaan pencegahan yang memanfaatkan praktek operator


yang terbaik, departemen pemeliharaan, dan depot pelayanan.

 Melatih pekerja untuk mengoperasikan dan memelihara mesin mereka sendiri.

15
2.5 Teknik untuk Menetapkan Kebijakan Pemeliharaan 

SIMULASI

Simulasi merupakan usaha untuk meniru ciri, penampilan, dan karakteristik dari
system nyata. Karena kompleksitas dari beberapa keputusan pemeliharaan,
simulasi komputer merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi dampak
berbagai kebijakan. Simulasi yang dilakukan melalui model fisik juga bermanfaat
dengan cara menirukan bagian dari system manajemen operasional melalui
pembuatan model matematik yang diusahakan untuk sedekat mungkin dengan
realita dan model tersebut, kemudian digunakan untuk memperkirakan efek-efek
berbagai tindakan.

Manfaat dari model simulasi antara lain :

Simulasi relative berterus terang dan fleksibel.

Simulasi dapat digunakan untuk menganalisa situasi dunia nyata yang luas dan
kompleks.

Komplikasi dunia nyata dapat diikuti ( ditiru), yang biasanya tidak dapat ditiru
dalam kebanyakan model perencanaan atau manajemen operasional.

Pemanfaatan waktu dimungkinkan dalam simulasi melalui penggunaan simulasi


komputer.

16
Simulasi memungkinkan para manajer mengetahui sebelumnya pilihan apa saja
yang paling menarik.

Simulasi tidak mempengaruhi system dunia nyata.Dengan adanya simulasi, dapat


dipelajari efek interaktif dari komponen atau variable individual untuk
menentukan mana yang lebih penting.

Simulasi sering merupakan sebuah teknik yang sesuai untuk permasalahan


pemeliharaan, karena kompleksitas dari beberapa keputusan pemeliharaan,
simulasi merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi dampak berbagai
kebijakan ( baik melalui simulasi komputer ataupun simulasi fisik).

Apabila dalam suatu system mengandung elemen yang menunjukkan adanya


peluang, maka metode simulasi Monte Carlo dapat digunakan sebagai
eksperimen terhadap elemen peluang melalui sampling acak.

SISTEM PAKAR

Sistem pakar adalah perangkat lunak komputer yang menggunakan pengetahuan


(aturan-aturan tentang sifat dari unsur suatu masalah), fakta dan teknik inferensi
untuk masalah yang biasanya membutuhkan kemampuan seorang ahli. Dapat
digunakan untuk membantu karyawan mengisolasi dan memperbaiki berbagai
kesalahan pada peralatan dan permesinan.

17
Pengetahuan yang digunakan dalam system pakar terdiri dari kaidah-kaidah
(rules) atau informasi dari pengalaman tentang tingkah laku suatu unsur
persoalan. Kaidah-kaidah biasanya memberikan deskripsi kondisi yang diikuti oleh
akibat dari prasyarat tersebut.

Tujuan perancangan system pakar

adalah untuk mempermudah kerja, atau bahkan mengganti tenaga ahli,


penggabungan ilmu dan pengalaman dari tenaga ahli, training tenaga ahli baru,

penyediaan keahlian yang diperlukan oleh suatu proyek yang tidak memiliki atau
tidak mampu membayar tenaga ahli.

Penggabungan ilmu dan pengalaman para tenaga ahli bukanlah merupakan


pekerjaan yang mudah, apalagi untuk mereka yang mempunyai keahlian yang
berbeda. Untuk itulah system pakar dirancang dengan fungsi menyimpan dan
menggunakan ilmu serta pengalaman dari satu atau beberapa tenaga ahli.

18
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan

Sistem pemeliharaam dan keandalan yang baik akan menghasilkan


kualitas perawatan peralatan / mesin yang tinggi, sehingga dapat
bertahan lebih dari umur yang diperkirakan sebelumnya. Peralatan
yang andal dan terpelihara tidak hanya memberikan utilisasi yang tinggi
tetapi juga meningkatkan kualitas dan kinerja penjadwalan. Para
manajer operasi memusatkan perhatian untuk memperbaiki desain dan
mencadangkan komponen untuk meningkatkan keandalan. Karyawan
yang terlatih dengan baik dan diberdayakan, memastikan adanya
sistem yang andal melalui penggunaan pemeliharaan pencegahan.

19
3.2 Saran
Peningkatan kualitas mesin atau peralatan produksi dapat dicapai,
apabila para manajer dapat menciptakan suatu kebijakan dalam
membuat teknik pemeliharaan dan keandalan yang baik. Sehingga,
dengan adanya kebijakan tersebut, biaya risiko kerusakan dapat
diminimalisirkan dari biaya awal yang telah disediakan.

20

Anda mungkin juga menyukai