Oleh :
Kelompok 8
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
banyak masukan dan sumber – sumber yang ada, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, dan kami
menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Makalah ini. Oleh sebab itu,
kami memohon masukan dari segala pihak untuk lebih menyempurnakan
Makalah ini. Sehingga lebih bermanfaat bagi sekalian. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih.
I
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………….I
Daftar Isi……………………………………………………..II
Bab I………………………………………………………….1
Pendahuluan………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang…………………………………………...1
1.2 Tujuan Penelitian………………………………………...1
1.3 Rumusan Masalah………………………………………..1
1.4 Anggapan Dasar………………………………………….2
Bab II………………………………………………………....3
Isi……………………………………………………………..3
2.1 Tujuan dan Kebijakan Pemeliharaan………………….....3
2.2 Keandalan………………………………………………..4
2.3 Pemeliharaan…………………………………………….7
2.4 Pemeliharaan Produktif Total…………………………..12
2.5 Teknik Untuk Menetapkan Kebijakan Pemeliharan……16
Bab III……………………………………………………….19
Penutup……………………………………………………...19
3.1 Kesimpulan……………………………………………..19
3.2 Saran…………………………………………………….20
II
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hasil dari kegagalan dari suatu sistem dapat merusak seluruh komponen yang telah
dirancangkan dalam sebuah perusahaan, misalnya dari segi peralatan, yakni bisa merusak,
membuat rasa tidak nyaman, boros dan mahal dari nominalnya. Oeh sebab itu diperlukan suatu
sistem maupun strategi yang baik dalam suatu perusahaan untuk mencapai kualitas yang tinggi
pada perusahaan, seperti strategi pemeliharaan dan keandalan yang akan melindungi kinerja
dan investasi perusahaan. Setiap manajer harus menghindari hasil yang tidak diinginkan dari
kegagalan yang menjadi resiko dalam perusahaan.
a. Bagaimana sistem pemeliharaan dan keandalan yang baik dalam suatu perusahaan.
1
b. Apakah hubungan antara pemeliharaan dan keandalan.
c. Bagaimana mengukur keandalan sistem perusahaan.
d. Bagaimana meningkatkan pemeliharaan dalam perusahaan.
e. Bagaimana mengevaluasi kinerja pemeliharaan dalam perusahaan
a. Di dalam suatu perusahaan, sistem pemeliharaan dan keandalan yang baik cenderung kepada
kebijakan para manajer tentang menetapkan teknik yang baik dalam memelihara kualitas
teknologi atau peralatan yang dipakai dalam proses produksi, sehingga risiko kerusakan pada
peralatan dapat dicegah untuk menghemat biaya kerusakan.
b. Pemeliharaan dan keandalan merupakan suatu sistem yang sangat berhubungan erat, dimana
suatu peralatan produksi yang dapat dirawat dengan baik akan memiliki keandalan dan kualitas
yang baik terhadap produk yang akan diciptakannya, serta memiliki kemampuan untuk
mencegah resiko kerusakan peralatan.
c. Mengukur keandalan sistem perusahaan dapat dilihat dari tingkat kegagalan produk, dimana
perusahaan yang memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering menyediakan data tingkat
persentase kegagalan produk, maka dari persentase tersebut dapat diukur tingkat keandalan
sistem dalam suatu perusahaan.
d. Pemeliharaan dalam perusahaan dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni pemeliharaan
pencegahan yang merujuk kepada pemeriksaan dan pemeliharaan rutin serta menjaga fasilitas
agar tetap baik, dan pemeliharaan kerusakan yang terjadi ketika peralatan gagal dan harus
diperbaiki pada kondisi darurat atau dengan dasar prioritas.
2
e. Dalam hal analisis, evaluasi kinerja terhadap pemeliharaan dalam perusahaan dilihat dari
seberapa besar tanggung jawab pemeliharaan yang mampu dipegang dan dilaksanakan oleh
para karyawan. Dan apakah telah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajer
perusahaan. Apabila para karyawan telah melaksanakan aktivitas pemeliharaan dengan sangat
baik, maka manajer telah melangkah maju baik menuju ke arah pemberdayaan karyawan
maupun mempertahankan kinerja sistem.
BAB II
ISI
1. Breakdown Maintenance
Dimana peralatan yang telah rusak akan dibawa untuk dilakukan pemeliharaan dalam
bagian-bagiannya. Ini mungkin termasuk penggantian peralatan lengkap atau beberapa
bagian utama dari peralatan, hanya untuk meningkatkan waktu manfaat dari peralatan
tertentu yang pemeliharaan Preventif dan Corretive diikuti.
3
2. Preventif Maintenance
3. Corrective Maintenance
Dilakukan setelah terjadi kerusakan. Perawatan ini sering kali lebih mahal karena
peralatan dipakai dapat merusak bagian lain dan menyebabkan kerusakan ganda.
Pemeliharaan korektif berbeda dari perawatan gangguan karena selama pemeliharaan
rincian kami sengaja menjalankan peralatan untuk kegagalan / kerusakan sedangkan pada
pemeliharaan korektif kami hadir untuk masalah tertentu dan bertujuan untuk
mendapatkan kembali alat untuk menjalankan operasional di awal.
2.2 Keandalan
RELIABILITY (KEANDALAN)
Untuk mengukur keandalan di sebuah sistem di mana setiap komponen atau individu mungkin
hanya memiliki tingkat keandalan tersendiri, digunakan metode perhitungan keandalan sistem
(Rs) sangat sederhana. Perhitungan ini mencoba menemukan hasil kali dari keandalan individu
sebagai berikut:
Rs = R1 x R2 x R3 x … x Rn ..…(1)
Dengan asumsi bahwa keandalan sebuah komponen individu tidak bergantung pada keandalan
komponen yang lain (setiap komponen berdiri sendiri).
4
Keterandalan juga dapat diartikan sebagai peluang yang berfungsi dalam waktu yang telah
ditentukan. Ukuran keterandalan yang paling sering dilakukan adalah tingkat kegagalan produk
( product failure rate / FR). Perusahaan yang memproduksi peralatan berteknologi tinggi sering
menyediakan data tingkat kegagalan produk mereka.
FR (%) = (Jumlah unit yang rusak/Jumlah unit yang diuji) x 100% ..…(2)
atau
Juga menggunakan waktu rata-rata antara kegagalan ( mean time between failures / MTBF),
yaitu waktu yang diharapkan di antara perbaikan dan kegagalan komponen, mesin, proses, atau
produk yang berikutnya.
Menyediakan Redundancy
Redundancy merupakan suatu penggunaan komponen secara paralel untuk
meningkatkan keandalan. Teknik ini digunakan untuk menyokong komponen dengan
komponen tambahan. Redundancy diberikan untuk memastikan bahwa jika sebuah komponen
gagal, maka sistem memiliki sumber daya yang lain. Misalnya, keandalan sebuah komponen
ialah 0,80 dan komponen tersebut disokong dengan komponen lain dengan keandalan 0,80,
maka keandalan yang dihasilkan adalah :
0,80 + ( 0,80 x (1 - 0,80) ) = 0,80 + 0,16 = 0,96
Menetapkan Redundancy
Untuk meningkatkan keandalan system, maka ditambahkan redundancy. Teknik ini digunakan
untuk “menyokong” komponen dengan komponen tambahan ( cadangan). Hal ini dilakukan
dengan menempatkan unit secara paralel dan merupakan taktik manajemen operasi standar.
5
Redundancy diberikan untuk memastikan bahwa jika sebuah komponen gagal, maka system
memiliki sumber daya yang lain. Keandalan yang dihasilkan adalah kemungkinan komponen
pertama bekerja ditambah dengan kemungkinan dari komponen cadangan ( komponen
paralelnya) yang bekerja dikalikan dengan kemungkinan perlunya komponen cadangan.
Pada pabrik yang kompleks, yang sangat termekanisasi, sebuah proses yang berada di
luar toleransi atau sebuah kerusakan mesin dapat berakibat menganggurnya karyawan dan
fasilitas, kehilangan pelanggan dan goodwill, serta keuntungan yang berubah menjadi kerugian.
Tujuan pemeliharaan dan keandalan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem, selagi
mengendalikan biaya. Sebuah sistem pemeliharaan yang baik menghilangkan variabilitas
sistem. Sistem harus didesain dan dipertahankan agar dapat mencapai kinerja dan standar
kualitas yang diharapkan.
Taktik keandalan :
- meningkatkan komponen individual
- memberikan redundancy
Trade-off antara pemeliharaan yang dilakukan oleh karyawan dengan pemeliharaan yang
dilakukan oleh pemasok adalah dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga
arsip proses, mesin, atau peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang
berisi baik jenis pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan.
Sejarah pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah system
pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan mengenai waktu dan biaya perbaikan. Arsip
seperti ini juga memberikan informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu juga pemasok.
6
Seorang manajer dapat mengevaluasi efektivitas fungsi pemeliharaan.
Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus
ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
Factor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan,
keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai factor penguat motivasi dan
kekuatan sinergi yang perlu dilakukan.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, factor yang perlu diperhatikan adalah
prosedur pembersihan dan pelumasan, juga monitor dan penyesuaian.
Pada sebuah adu pendapat mengenai pemeliharaan pencegahan di Windsor Printers, pemilik
perusahaan bertanya, “Mengapa harus diperbaiki sebelum alat tersebut rusak?”, “Bagaimana
jika Anda sebagai direktur pemeliharaan menjawab pertanyaan tersebut?”
Seperti yang dijelaskan di atas, pemeliharaan pencegahan yang periodic dan terencana sangat
diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan “ Unit
Kritis” dikarenakan :
* Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh aktivitas proses produksi.
* Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
* Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.
* Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun
keselamatannya.
Oleh karena itu pemeliharaan sebelum mesin mengalami kerusakan sangat penting dilakukan.
Bagaimana pun, konsekuensi kerusakan harus benar-benar dipertimbangkan. Bahkan beberapa
kerusakan kecil dapat mengakibatkan malapetaka untuk produktivitas ke depannya.
Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua unsur yang harus
ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
Factor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang dimiliki karyawan,
keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai factor penguat motivasi dan
kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan
informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan kegiatan pemeliharaan, maka pihak
manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu :
7
Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya adanya bank
data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang pemeliharaan segala
jenis mesin dalam system manufaktur.
Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang diharapkan,
perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang menawarkan
pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on the job training.
Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, factor yang perlu diperhatikan adalah
prosedur pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk menghindari korosi,
kemacetan akibat adanya kotoran dan kegiatan ini dilakukan secara rutin. Sedangkan
pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan material mesin secara langsung, mendinginkan
panas mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang umur mesin.
Prosedur berikutnya adalah monitor dan penyesuaian. Monitor harus dilakukan secara kontinu
dengan jadwal yang sudah ditentukan. System monitor yang baik akan mampu melakukan
penyesuaian yang diperlukan.
1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam manajemen
operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik yang menggunakan
mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus, maka tidak aka
nada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas akan meningkat.
3. Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku yang harus
disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
4. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai dengan persediaan
yang rendah, maka secara otomatis akan mengakibatkan biaya operasi lebih rendah.
Tidak perlu penyimpanan bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena
proses pengerjaan ulang.
8
5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari rumus
produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa produktivitas akan lebih besar
(dengan catatan output konstan). Tentunya produktivitas akan lebih besar lagi jika output
semakin besar.
6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan kualitas yang
sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.
Pemeliharaan pencegahan sebuah rencana yang meliputi pemeriksaan rutin, pemeliharaan, dan
menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk mencegah kegagalan.
Sebuah tingkat kegagalan awal yang tinggi, dikenal sebagai tingkat kematian dini (infant
mortality), yang mungkin terjadi pada banyak produk. Yang dimaksud tingkat kematian dini
sendiri yaitu tingkat kegagalan di awal kehidupan sebuah produk atau proses.
Hasil yang cacat / gagal akan menyebabkan tambahan biaya karena harus diproses kembali dan
yang lebih besar resikonya adalah kurangnya kepercayaan konsumen kepada perusahaan akibat
produk gagal. Tambahan yang timbul menyebabkan biaya produksi membengkak ( tidak
minimal). Jika biaya produksi membengkak, maka harga barang menjadi tinggi.
Pemeliharaan yang periodic dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-fasilitas produksi,
jika tidak akan mengakibatkan kerusakan “ Unit Kritis” dikarenakan :
9
Preventive maintenance ini dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba terjadi. Hal ini
dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan menangkap sinyal kapan suatu
system akan mengalami kerusakan serta menentukan kapan suatu system memerlukan service
( perbaikan).
Dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses, mesin, atau
peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang berisi baik jenis
pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan. Sejarah
pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah system
pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan mengenai waktu dan biaya perbaikan. Arsip
seperti ini juga memberikan informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu juga pemasok.
Pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi ketika peralatan
gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan dasar prioritas.
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin produksi, yaitu :
Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus akibat gesekan, dan
10
Kerusakan yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :
2. Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara pandang konsumen terhadap produk.
4. Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain, karena produk yang gagal.
6. Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean time between failures
(waktu rata-rata kegagalan).
11
2.4 Pemeliharaan Produktif Total
Total productive maintenance mempunyai definisi yang lengkap mengandung lima hal
c. Melibatkan seluruh departemen baik perencana, pemakai ( user ), maupun pemelihara alat.
d. Melibatkan semua karyawan dari top manajemen sampai front –line worker ( pekerja ).
Dari lima hal diatas dapat didefinisikan yaitu Total Productive Maintenance ( TPM )
operator melalui aktivitas sehari-hari yang mencakup seluruh pekerja di semua departemen
dari segala tingkatan . Total productive maintenance akan membangun kuat hubungan antara
mesin dan peralatan, sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih baik lagi di mana
12
Pemeliharaan produktif total memiliki dua tujuan utama, yaitu menghilangkan gangguan
mesin (kerusakan nol) dan menghilangkan cacat produk (cacat nol). Jika kedua tujuan tersebut
dapat tercapai maka dapat memperoleh banyak keuntungan, antara lain pengoperasian mesin
meningkat, biaya produksi lebih rendah, inventori menurun dan produktivitas personil
meningkat. Sasaran dari Total productive maintenance adalah K3C nol, yaitu Kecelakaan nol,
Kerusakan nol, Krisis nol, dan Cacat nol . Philosofi dari pemeliharaan produktif total terdiri atas
beberapa elemen seperti kerjasama tim, respon dan motivasi dari seluruh karyawan, partisipasi
dan dorongan, pemimpin yang suportif, kesempatan pengembangan keahlian dan pengalaman,
Indikator dari TPM dapat diukur dengan melakukan evaluasi output produksi itu sendiri.
13
- Scrap berkurang
14
f. Motivasi
Dari point-point di atas dapat diambil kesimpulan apakah TPM yang di terapkan telah tepat
sasaran atau tidak. Keberhasilan TPM akan menjadi tanggung jawab semua secara umum.
Dengan memadukan manajemen kualitas total dengan pandangan strategis pemeliharaan dari
sisi perancangan proses dan peralatan untuk pemeliharaan pencegahan.
Perancangan mesin yang andal, mudah dioperasikan, dan mudah dalam pemeliharaan
Menekankan biaya kepemilikan total di saat membeli mesin, sedemikian rupa sehingga
biaya pelayanan dan pemeliharaan sudah termasuk dalam biaya pembelian tersebut
15
2.5 Teknik untuk Menetapkan Kebijakan Pemeliharaan
SIMULASI
Simulasi merupakan usaha untuk meniru ciri, penampilan, dan karakteristik dari
system nyata. Karena kompleksitas dari beberapa keputusan pemeliharaan,
simulasi komputer merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi dampak
berbagai kebijakan. Simulasi yang dilakukan melalui model fisik juga bermanfaat
dengan cara menirukan bagian dari system manajemen operasional melalui
pembuatan model matematik yang diusahakan untuk sedekat mungkin dengan
realita dan model tersebut, kemudian digunakan untuk memperkirakan efek-efek
berbagai tindakan.
Simulasi dapat digunakan untuk menganalisa situasi dunia nyata yang luas dan
kompleks.
Komplikasi dunia nyata dapat diikuti ( ditiru), yang biasanya tidak dapat ditiru
dalam kebanyakan model perencanaan atau manajemen operasional.
16
Simulasi memungkinkan para manajer mengetahui sebelumnya pilihan apa saja
yang paling menarik.
SISTEM PAKAR
17
Pengetahuan yang digunakan dalam system pakar terdiri dari kaidah-kaidah
(rules) atau informasi dari pengalaman tentang tingkah laku suatu unsur
persoalan. Kaidah-kaidah biasanya memberikan deskripsi kondisi yang diikuti oleh
akibat dari prasyarat tersebut.
penyediaan keahlian yang diperlukan oleh suatu proyek yang tidak memiliki atau
tidak mampu membayar tenaga ahli.
18
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
19
3.2 Saran
Peningkatan kualitas mesin atau peralatan produksi dapat dicapai,
apabila para manajer dapat menciptakan suatu kebijakan dalam
membuat teknik pemeliharaan dan keandalan yang baik. Sehingga,
dengan adanya kebijakan tersebut, biaya risiko kerusakan dapat
diminimalisirkan dari biaya awal yang telah disediakan.
20