Anda di halaman 1dari 34

TUGAS MATERI KULIAH MANDIRI

2
(TMKM 2)
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pemeliharaan & Perbaikan
Dosen Pengampu : Bapak M. Nuh

Oleh :
Kelompok 1(ME-3D)
1. M. Anggasyah Putra Makmur (2005011033)
2. Marcelinus Alexander Frantinus (2005011104)
3. Ahmad Faaizan (2005011012)
4. Vincent (2005011105)
5. Fenandi (2005011103)

Jurusan Teknik Mesin


Politeknik Negeri
Medan 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
taufik dan hidayah-Nya maka usaha–usaha dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Teknik Pemeliharaan & Perbaikan, penulis dapat terselesaikan sesuai harapan. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Nuh selaku
dosen mata kuliah Teknik Pemeliharaan & Perbaikan.

Saran dan kritik yang konstruktif tetap diharapkan serta akan dijadikan sebagai
bahan perbaikan dan penyempurnaan Tugas Materi Kuliah Mandiri 2 . Penulis mohon
maaf apabila ada kekurangan dalam penyusunannya. Semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Medan, September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

1. Perawatan Berdasarkan Waktu…...........................................................................1


2. Perawatan Berdasarkan Fungsi…...........................................................................6
3. Perawatan Berdasarkan Prosedur...........................................................................8
4. Commisioning.......................................................................................................10

 Contoh Kasus Perawatan berdasarkan Waktu, Fungsi, Prosedur & Commissioning


di PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air )..........................................................12
 Perawatan Berdasarkan Waktu Pada PLTA.....................................................13
 Perawatan Berdasarkan Fungsi Pada PLTA….................................................14
 Perawatan Berdasarkan Prosedur Pada PLTA..................................................19
 Commissioning Pada PLTA….........................................................................23

PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................30

i
1. Perawatan Berdasarkan Waktu

Pada kegiatan operasional perusahaan manufaktur ataupun penyediaan jasa, fungsi


pemeliharaan peralatan dan fasilitas merupakan salah satu hal yang perlu
mendapatkan perhatian. Hal ini karena peralatan atau fasilitas yang digunakan secara
terus menerus akan berkurang fungsi dan kemampuannya.

Beberapa pengertian pemeliharaan adalah sebagai berikut:

 Menurut Dhillon (2002), pemeliharaan merupakan semua tindakan yang dilakukan


untuk mempertahankan atau mengembalikan fasilitas atau peralatan ke keadaan
tertentu.
 Menurut Assauri (2008), perawatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memelihara dan menjaga peralatan atau fasilitas dan melakukan perbaikan atau
penggantian, sehingga dapat memperoleh suatu kegiatan proses produksi yang
memuaskan dan sesuai dengan yang direncanakan.

Dari beberapa defenisi pemeliharaan tersebut diketahui bahwa tujuan utama


pemeliharaan dapat adalah sebagai berikut (Sodikin, 2008):

 Memperpanjang umur dari mesin atau fasilitas.


 Menjamin ketersedian peralatan yang digunakan untuk kegiatan produksi atau jasa
agar dapat digunakan secara optimal.
 Menjamin kesiapan operasional keseluruhan peralatan agar dapat digunakan dalam
keadaan darurat setiap dibutuhkan, misalnya seperti unit yang digunakan sebagai
cadangan.
 Menjamin keselamatan kerja operator yang menggunakan peralatan tersebut.

Klasifikasi Perawatan

Kegiatan perawatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan atau pabrik dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :

1
A. Corrective Maintenance

Perawatan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau kelainan pada


fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Tindakan
perawatan yang dilakukan biasanya berupa perbaikan atau reparasi.

B. Preventive Maintenance

Pemeliharaan pencegahan adalah kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang


dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan
menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu yang digunakan dalam proses produksi. Pemeliharaan
pencegahan sangat efektif digunakan untuk fasilitas produksi yang termasuk dalam
“critical unit”. Sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk ke dalam
golongan critical unit, apabila :

 Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan dan


keselamatan para pekerja.
 Kerusakan fasilitas ataupun peralatan akan mempengaruhi kualitas dari produk
yang dihasilkan.
 Kerusakan fasilitas ataupun peralatan tersebut akan menyebabkan kemacetan
seluruh proses produksi.
 Modal yang digunakan dalam pengadaan peralatan ataupun fasilitas tersebut
sangat besar atau harga dari fasilitas ini adalah cukup besar dan mahal.

Kegiatan yang dilakukan pada Preventive Maintenance oleh perusahaan dapat


dibedakan atas dua kegiatan

yaitu:

 Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan ataupun perawatan yang


dilakukan secara rutin, misalnya melakukan pembersihan fasilitas/peralatan,
pemberian minyak pelumas dan melakukan pengecekan oli yang dilakukan setiap
hari.

2
 Periodic Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang digunakan dapat
berdasarkan jam kerja mesin atau fasilitas produksi.

 Periodic Maintenance(Perawatan Berkala)

Periodic Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang di


lakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu. Periodic Maintenance ini
diantaranya adalah perawatan berkala yang terjadwal dalam melakukan pembersihan
mesin, Inspeksi mesin, meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang
terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara mendadak yang dapat
menganggu kelancaran produksi. Periodic Maintenance biasanya dilakukan dalam
harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Contoh: pembongkaran carburator,
pembongkaran mesin/fasilitas untuk penggantian pelor roda (bearing), dll

Manfaat periodical maintenance :

 Memperkecil overhaul ( turun mesin ).


 Mengurangi kemungkinan reparasi berskala besar.
 Mengurangi biaya kerusakan / pergantian mesin.
 Memperkecil kemungkinan produk-produk yang rusak.
 Meminimalkan persediaan suku cadang.
 Memperkecil hilangnya gaji – gaji tambahan akibat penurunan mesin ( overhaul ).
 Menurunkan harga satuan dari produk pabrik.
 Penentuan Komponen Kritis

Setelah mengetahui mesin yang kritis maka langkah selanjutnya adalah menentukan
komponen kritisdari dengan menggunakan konsep ABC dengan menggunakan metode
Pareto.

3
Langkah-langkah perhitungan metode pareto adalah sebagai berikut :

 Hitung downtime untuk setiap komponen mesin, kemudian urutkan total downtime
mulai dari yang terbesar sampai terkecil.
 Hitung total downtime untuk semua komponen pada satu mesin.
 Hitung persentasi downtimeuntuksetiap komponen dengan cara membagi
downtime untuk satu komponen dengan total downtime. Selanjutnya dikalikan
100%.
 Hitung persentasi kumulatif dengan menjumlahkan persentasi downtime dari data
sebelumnya.
 Buat diagram paretodengan menggunakan program Microsoft Excel.
 Dari persen kumulatif downtime dapat diketahui kelompok komponen yang
termasuk dalam golongan A, B, dan C. Golongan A mempunyai persen kumulatif
0 s/d < 80 %, golongan B mulai dari 80 % s/d < 95%, dan golongan C dari 95 %
s/d 100%

 Waktu Kerusakan dan Perbaikan Waktu antar gangguan atau Time To


Failure (TTF)

Merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan antara perbaikan kerusakan i dengan


lama operasi periode gangguan i + 1. Sedangkan Time To Repair (TTR) merupakan
waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki susatu komponen yang mengalami
kerusakan. Perhitungan waktu antar kerusakan dapat dicari dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

TBFi+1 = Oi+1 – Oi – TTRi

dimana:

TTFi +1= Waktu antar kerusakan komponen periode i + 1

Oi+1 = Waktu kumulatif operasi komponen pada periode i + 1 Oi = Waktu kumulatif


operasi komponen pada periode i

TTRi = Waktu untuk memperbaiki komponen pada periode I

4
 Distribusi Waktu Kerusakan/ Time To Failure (TTF) dan Perbaikan/ Time
To Repair (TTR)

Penentuan distribusi yang mewakili data TTF dan TTR dilakukan dengan
perhitungan index of fit (r) atau koefisien korelasi. Distribusi yang dihitung nilai index
of fit (r) adalah distribusi Weibull, Eksponensial, Normal dan Lognormal. Koefisien
korelasi mumpunyai nilai antara 0 dan +1 yang menunjukkan kekuatan hubungan
linear antara variabel x dan y. Apabila nilai koefisien korelasi data mendekati 1 maka
dapat dikatakan penyebaran data TTF atau TTR dari komponen pada distribusi sangat
baik.

Contoh Tabel Perawatan Berdasarkan Waktu Mesin Produksi :

5
2. Perawatan Berdasarkan Fungsi

Perawatan bedasarkan fungsi dibagi kedalam lima fungsi

A. Planning (Perencanaan)
B. Organizing (Pengorganisasian)
C. Commanding (Komando)
D. Coordinating (Koordinasi)
E. Controlling (Pengendalian dan evaluasi)

Kelima fungsi tersebut dapat diterapkan dalam melakukan perawatan.

A. Planning disusun sebagai langkah yang harus dilakukan oleh pelaksana untuk
mencapai tujuan manajemen perawatan, pada tahapan ini seorang pengambil
keputusan harus dapat memikirkan dengan matang tujuan dan
tindakannya.berdasarkan kepada metode, rencana atau logika tertentu dan bukan
atas dasar firasat.
B. Organizing dilakukan untuk memobilisasi sumber daya dalam melakukan
pembentukan departemen perawatan, dimana pengambil keputusan
mengkoordinasi kefektifan sebuah organisasi yang berdasarkan kepada
kemampuannya masing- masing untuk mengarahkan sumber daya guna mencapai
tujuan, sehingga semakin terpadu dan terkoordinasi tugas-tugas sebuah organisasi,
akan semakin efektif organisasi tersebut. (Kurniawan, 2013)
C. Commanding merupakan tahapan pelaksanaan aktivitas perawatan, sehingga
aktivitas dapat terkendali melalui pembentukan standar prosedur pelaksanaan
perawatan sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara terstruktur dan 14 harmonis.
D. Coordinating (Koordinasi) Koordinasi adalah suatu proses rangkaian kegiatan
dalam rangka pengintegrasian dan penyelarasan tujuan dan rencana kerja yang
telah ditetapkan pada semua unsur, bidang fungsional dan departemen untuk
menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis secara efektif dan
efisien. Dalam sebuah organisasi koordinasi harus diberikan oleh atasan dalam
menyelesaikan tugas sehingga penyampaian informasi menjadi jelas dan
pembagian pekerjaan kepada para bawahan sesuai dengan wewenang yang
diterima.

6
E. Controlling dapat membantu manajemen untuk melihat sejauh mana pelaksanaan
yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan perawatan, sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan
selama proses yang berguna untuk mengimplementasikan continuous improvement
(perbaikan secara terus menerus). (Kurniawan, 2013)

Contoh Tabel Perawatan Mesin Berdasarkan Fungsi :

7
3. Perawatan Berdasarkan Prosedur

Pemeliharaan adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan


kondisi sebuah item atau peralatan, atau mengembalikannya ke dalam kondisi tertentu
(Dhillon, 2006). Kemudian dengan penekanan inti definisi yang sejalan Ansori dan
Mustajib (2013) di dalam bukunya mendefinisikan perawatan atau maintenance
sebagai konsepsi dari semua aktivitas yang di perlukan untuk menjaga atau
mempertahankan kualitas fasilitas/mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti
kondisi awal.

Menurut Mobley(2008) beberapa keuntungan yang di dapatkan dengan


menerapkan pemeliharaan sebagai penopang strategi perusahaan yaitu :

1. Mengurangi total biaya pemeliharaan (biaya suku cadang dan biaya overtime)

2. Memiliki stabilitas proses yang lebih baik

3. Memperpanjang usia peralatan dan mesin

4. Mengoptimalkan jumlah suku cadang

5. Meningkatkan keselamatan karyawan/operator

6. Mengurangi kerusakan lingkungan sekitar.

Perbedaan strategi pemeliharaan pada satu mesin dengan mesin lainnya


mungkin saja terjadi. Pemeliharaan Secara Prosedur sebaiknya dilakukan dengan
mengklsifikasikan mesin dan peralatan kedalam beberapa kategori sehingga
implementasi pemeliharaan dapat menjadi efektif. Klasifikasi mesin atau peralatan
yang menjadi sasaran sistem pemeliharaan menurut Scheffer dan Girdhar (2004) dapat
dibagi tiga, yaitu:

A. Kategori kritis

Mesin atau komponen mesin yang dianggap kritis dalam pemeliharaan umumnya
memiliki kriteria sebagai berikut:

 Kerusakan yang dapat membahayakan area pabrik


 Mesin atau komponen mesin yang jika rusak/breakdown dapat menghambat

8
seluruh kegiatan produksi

9
 Mesin atau komponen mesin yang mempunyai biaya inisial yang tinggi, tidak
dapat diperbaiki, atau dapat diperbaiki namun dengan biaya yang mahal dan waktu
yang lama. Mesin atau komponen mesin yang performanya sensitive terhadap
kerusakan kecil
 Mesin atau komponen mesin yang jika dipelihara dapat meningkatkan efisiensi dan
menghemat energy.
B. Kategori Esensial

Mesin atau komponen mesin yang dianggap esensial dalam pemeliharaan


umumnya memiliki kriteria :

 Kerusakannya dapat membahayakan area pabrik


 Mesin atau komponen mesin yang membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama
dan biaya yang tidak terlalu mahal dalam perbaikannya.
 Mesin atau komponen mesin yang performanya sensitive terhadap kerusakan kecil,
namun kerusakannya dapat dianalisa secara historis
 Mesin atau komponen mesin yang memerlukan perawatan berkala

C. Kategori Umum

Mesin atau komponen mesin yang termasuk kategori umum dalam pemeliharaan
memiliki kriteria :

 Kerusakannya tidak membahyakan area pabrik


 Mesin atau komponen mesin yang fungsinya tidak kritis pada lantai produksi
 Mesin atau komponen mesin yang mempunyai cadangan

1
4. Commisioning

Commissioning (COMM) adalah pengujian atau melakukan pengujian


operasional suatu pekerjaan secara real / nyata maupun secara simulasi untuk
memastikan bahwa pekerjaan tersebut telah dilaksanakan dan memenuhi semua
peraturan yang berlaku (rule), regulasi (regulations), kode (code) dan sesuai standar
(standard) yang telah ditetapkan antara pelaksana kerja dan klien.

Ada tiga arti commssioning yakni:

1. Pengujian pertama

Dalam tahapan pekerjaan termasuk didalamnya pemeliharaan standar kinerja


peralatan dan pemeriksaan peralatan, pemeriksaan suveillance agar dilakukan
konfirmasi secara lengkap kinerja peralatan mampu mendukung usia produk.

2. Cipta karya

Proses pemeriksaan dan penilaian kinerja instalasi pengolahan oleh suatu tim yang
dibentuk secara khusus setelah pengembangan dan pembangunan selesai sebelum
diserah terimakan kepada pemesan barang dan jasa.

3. Pemeriksaan

Pemeriksaan secara menyeluruh peralatan dan semua fungsinya oleh tim khusus
yang dibentuk oleh pemesan barang atau penerima barang sebagai penilaian akhir
sebelum barang atau jasa diserah terimakan dari pembuat barang atau penyelenggara
jasa kepada pemesan barang atau jasa.

1
Tujuan Commisioning

Dengan adanya pelaksanaan commissioning akan didapatkan kepastian hasil


suatu pekerjaan. Akan tetapi pelaksanaannya tidak selalu berada di akhir sebuah
pekerjaan. Adakalanya beberapa pekerjaan memiliki beberapa step pekerjaan. Akan
hal itu maka pelaksanaan bisa dilakukan pada akhir di setiap step pekerjaan. Misalnya
dalam sebuah pembangunan gedung bertingkat yang didalamnya banyak pekerjaan
pekerjaan penunjang seperti elektrikal, mekanikal, elektronik, dll. maka bisa
dilakukan pada setiap sub pekerjaan tersebut

Persyaratan Commisioning

Tentunya persyaratan administrasi sebelum dilakukanya commissioning harus


dilengkapi yaitu adanya kumpulan arsip pekerjaan yang terdiri dari:

 Calibration Certificate (sertifikat kalibrasi).


 Assembly Certificate (sertifikat dari produsen barang yang terpasang).
 Test Certificate (sertifikat pengetesan fungsi / jika itu suatu sistem).
 Installation Certificate (sertifikat instalasi).
 Flushing Certificate (sertifikat telah dilakukan pembersihan) dll.

1
Setelah commissioning dilakukan, lazimnya didokumentasikan dalam bentuk UAT
(User Aceeptance Test) yang membuktikan bahwa user sudah menyetujui atau
menerima peralatan yang dipesan dan sudah sesuai spesifikasi yang diperjanjikan saat
kontrak dibuat. Dokumen UAT juga dilengkapi dengan dokumen serah terima barang
, penyerahan buku panduan / manual termasuk password bila commissioning
dilakukan untuk pembuatan software komputer.

Dengan selesainya commissioning dan penyerahan dokumen pendukungnya,


berarti tanggung jawab barang atau jasa beralih ke user atau pemesan barang atau jasa.
Bila terjadi kerusakan setelah commissioning dilakukan, selama bukan kerusakan
fabrikan, maka pembuat barang atau jasa sudah berhak menagih biaya perbaikan.
Sebaliknya bila kerusakan termasuk kerusakan fabrikan, masih termasuk garansi atau
retensi sehingga pembeli masih dibebaskan dari biaya perbaikan. UAT atau yang
kadang disebut Berita Acara Commissioning adalah dokumen yang lazim disertakan
sebagai dokumen pelengkap saat memasukkan tagihan pembayaran terakhir.

 Contoh Kasus Perawatan berdasarkan Waktu, Fungsi, Prosedur &


Commissioning di PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air )

1
 Perawatan Berdasarkan Waktu Pada PLTA

Kegiatan yang dilakukan pada Preventive Maintenance oleh perusahaan dapat


dibedakan atas dua kegiatan yaitu:

 Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan ataupun perawatan yang


dilakukan secara rutin, misalnya melakukan pembersihan fasilitas/peralatan,
pemberian minyak pelumas dan melakukan pengecekan oli yang dilakukan setiap
hari.
 Periodic Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang digunakan dapat
berdasarkan jam kerja mesin atau fasilitas produksi.

Penentuan Mesin Kritis.

Data kerusakan dan lama waktu perbaikan yang dibutuhkan di Salah satu PLTA dapat
dilihat pada tabel 1. Data ini dibutuhkan untuk menentukan mesin kritis pada sistem
turbin.

1
Contoh Tabel Perawatan Pada PLTA
Nama Pembangkit PLTA SIPANSIHAPORAS Unit I (Satu)
Nama Mesin Utama TURBINE Kode Alat 01 Turbin
URAIAN PEKRJAAN Lama
NO TANGGAL (Meliputi Detail Pekerjaan, Material, Data-data) pelaksanaan
(Menit)
1 26 Oct 2017 Pengecekan Visual Runner 180
2 27 Oct 2017 Inspeksi dan uji coba De-Watering 100
3 28 Oct 2017 Pengecekan Spiral Case & Draft Tube 150
4 29 Oct 2017 Terjadi kebocoran air pada stem Guide Vane 60
5 30 Oct 2017 Kelonggaran/kerusakan Friction Device 120
6 06 Jul 2018 Inspeksi Turbin 240
7 07 Jul 2018 Inspeksi dan pengukuran Clearence Runner 180
8 08 Jul 2018 Pengukuran Clearence Guide Vane 120
9 09 Jul 2018 Pembongkaran sensor Vibrasi & Temperatur 120
10 10 Jul 2018 Pembongkaran & Perawatan Guide vane 570
11 13 Jul 2018 Pengeringan oli Turbine Guide Bearing 570
12 17 Jul 2018 Pembongkaran & Perawatan Guide Bearing 570
13 21 Jul 2018 Perawatan Head Cover & Shaft Turbin 960
14 23 Jul 2018 Pembongkaran dan perawatan Runner 930
15 13 Agu 2018 Pemasangan Shaft Turbin & Stuffing box 390
16 14 Agu 2018 Pemasangan Regulating ring 570
17 15 Agu 2018 Pemasangan cooling coil Bearing Turbin 390
18 16 Agu 2018 Pemasangan Guide Bearing Turbin & selting 360
19 24 Agu 2018 Inspeksi & pengukuran Clearence Runner 570
20 24 Agu 2018 Pengisian Oli Turbin Guide Bearing 570
21 25 Agu 2018 Pengukuran Pembukaan Guide Vane 1530

 Perawatan Berdasarkan Fugsi Pada PLTA


Pemeliharaan adalah memelihara merawat serta menjaga setiap saat agar instalasi
PLTA beserta alat-alat bantunya selalu dalam kondisi siap operasi. Tujuan
pemeliharaan secara umum antara lain adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan
peralatan baik unit dalam keadaan beroperasi maupun stand by, mempertahankan
unjuk kerjanya.

Untuk pemeliharaan Annual Inspection dan General Inspection pelaksanaannya


disesuaikari dengan selang waktu tiap-tiap pola tersebut. Kegiiatan pemeliharaan yang
dilakukan mencakup pemeriksaan, perbaikan, penyempunaan, penggantian, penyetelan,
pengujian dan lain sebagainya. Kegiatan yang.dilakukan tiap jenis pemeliharaan
adalah sebagai benikut :

1
a) Annual lnspection : Ruang lingkup kegiatan Annual Inspection meliIputi
pemeriksaan, pengukuran dengan_membuka manhole atau bagian lain tanpa
melepaskan bagian utama, penyetelan, perbatikan kecil dan dilakukan pengujian.
Al ini biasanya dilaksanakan setiap satu tahun sekali dalam satu tahun anggaran.
Karena ruang lingkup pekerjaan seperti tersebut di atau maka memenlukan waktu
relatif pendek.
b) General Inspection : Ruang lingkup kegiatan General Inspection meliputi
pemeriksaan, pengukuran dengan membuka manhole dan bagian lain tampa atau
melepas bagian utama bila perlu , penyetelan, perbaikan, penggantian (bukan
peralatan utama) dan dilakukan pengujian. Dengan demikian pelaksanaan GI
memenlukan waktu lebih lama dari Al dan dilaksanakan pada pertengahan MO.
c) Major Overhaul Ruang : lingkup kegiatan Major Overhaul meliputi pembongkaran
total, perbaikan, pemeriksaan, pengukuran , penyetelan , penggantian peralatan dan
dilakukan pengujian . karena dilakukan pembongkaran dibagian utama maka
waktu yang diperlukan relative lebih lama dari GI

Pelaksanaan pengujian dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan yang


disesuaikan dengan tingkat pemeliharaan Pengujian sebelun pemeliharaan ini penting
dilakukan untuk melihat keberhasilan pemeliharaan tersebut. Macam-macam
pengujian yang dilakukan antara lain :

 Percobaan putar (running test) Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bahwa
tidak ada kelainan pada saat pemutaran pertama kali. Pelaksanaannya adalah
sesudah main valve dibuka, sedikit demi sedikit sudu antar (inlet guide vane) dibuka.
Setelah turbin berputar sudu antar ditutup kembali, meskipun sudu antar tertutup
turbin tetap berputar karena adanya momen kelembaman. Sementara turbin
berputar, kelainan bunyi, gesekan-gesekan, arah poros, dan kelainan lainnya
diperiksa. Kemudian sudu antar dibuka lagi sampai putaran poros mencapai
putaran nominalnya dengari memperhatikan suara , suhu, vibrasi. Setelah itu turbin
tetap dijalankan sampai suhu bantalan mencapai harga jenuhnya. Besaran yang
dicatat dalam pengujian adalah putaran poros, suhu bantalan, suhu pendinging,
langkah servo motor, tekanan air penstock, tekanan air di draft tube dan runner.

1
 Putaran pengeringan (dray out running operation test) . Apabila percobaan. putar
telah selesai harus dilakukan pemutaran pengeringan. Pemutaran ini dilakukan
agar nilai tahanan isolasi stator generator meningkat. Cara yang dilakukan
biasanya adalah sebagal benikut : Hubung singkat tiga phasa yang dilakukan
antara pemutus beban (PMT) dan terminal generator pada saat putaran nominal
dengan tegangan generator tertentu tanpa beban. Kemudian arus hubung singkat
diperbesar sedikit demi sedikit dan diatur sehingga suhu kumparan stator mencapai
suhu tertentu dan diusahakan suhu stator tersebut konstan. Selama pemutaran
berjalan suhu kumparan, suhu udara pendirigin, nilai tahanan isolasi diukur dengan
interval waktu tertentu. Nilai tahanan isolasi akan naik dan setelah mencapai titik
jenuh percobaan ini harus dihentikan.
 Pembebanan bertahap. Pengujian ini dilakukan untuk menyelidiki sifat-sifat turbin
dengan mengukur antara bukaan sudu antar dengan daya turbin atau mengukur
panjang langkah servo motor. Pengujian ini dilakukan dengan pengatur putaran
(governor) yang dipasang pada posisi manual. Sudu antar (inlet guide vane)dibuka
sedikit demi sedikit mulai bukaan tanpa beban sampai dengan beban penuh,
kemudian ditutup sedikit demi sedikit dari bukaan penuh sampai dengan tanpa
beban. Pada saat percobaan ini dilakukan pengukuran/pencatatan terhadap beban,
tekanan, langkah servo motor, tegangan, arus eksitasi, vibrasi, suara (noise), level
air, dan lain-lain. Apabila draft tube dilengkapi dengan katup isap udara, katup isap
tersebut harus dikontrol sedemikian rupa sehigga turbin dapat bekenja dengan
efisiensi yang tinggi akan tetapi aman.

1
 Pelepasan beban (load rejection test) pada beban 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 %
bila memungkinkan. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui transient tekanan
air penstock. kenaikan putaran, kepekaan governor, dan kenaikan tegangan
generator. PLTA tersebut dioperasikan kemudian dibebani. Putaran dan tegangan
generator sebelumnya diatur pada harga nominal kemudian masing-masing beban
diputuskan dengan melepas. Circuit Breakernya. Pencatatan pada percobaan ini
adalah variasi tegangan, frekuensi, variasi putaran, variasi tekanan air penstock,
waktu untuk mencapai kesetabilan, langkah servomotor, dan lainlain.
 Pembebanan kejutan (sudden load increase test) Latar belakang percobaan ini adalah
untuk mengetahui bahwa tiap-tiap peralatan kontrol telah beroperasi dengan baik
dan pelaksanaannya tekanan air kejut penstock dijaga sampai dengan harga yang
diijinkan pada kondisi sudden load increase. PLTA tersebut dioperasikan setelah
tekanan penstock stabil, beban dinaikkan dengan tiba-tiba (pada 25 %, 50 %, 75
%, 100 % beban bila mernungkinkan). Pencatatan pada percobaan ini adalah
variasi tegangan, frekuensi, variasi putaran, variasi tekanan air penstock, waktu
untuk mencapai kestabilan, langkah servo motor, dan lainlain.
 Emergency stop test. Latar belakang percobaan ini adalah untuk mengetahui
bahwa emergency stop dapat dilakukan dengan pengoperasian peralatan kontrol
bila terjadi gangguan electrikel selama PLTA beroperasi. Caranya adalah sebagai
berikut, PLTA dioperasikan hingga beban 40% dan beban nominal. Emergency
stop relay (86-1) secara manual dikerjakan. Pencatatan pada percobaan ini adalah
waktu dan putaran. - Quick stop test Latar percobaan ini untuk mengetahui bahwa
stop unit secara cepat dapat dilakukan dengan peralatan kontrol bila terjadi gangguan
mekanis pada waktu PLTA beroperasi. Percobaan ini dapat dilakukan dengan dua
cara :
 Quick stop relay Pertama PLTA dioperasikan dengan beban 40 % beban nominal.
Salah satu dan quick stop relay dikerjakan secàra manual. Pencatatan pada
percobaan ini adalah waktu dan putaran.
 Dengan penurunan tekanan pelumas governor PLTA dioperasikan dengan beban
100 % beban nominal. Kemudian pompa pelumas diberhentikan, yang akan
mengakibatkan pressure switch (63Q. ) bekenja dan ini menyebabkan drain valve

1
membuka dan tekanan pelumas turun. Pencatatan pada percobaan ini adalah waktu,
putaran, tekanan pelumam, dan level pelumas sampai dengan putaran mesin nol.

 Over speed test . Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keandalan dari relay
over speed. Sebelum dilakukan pengujian relay over speed terlebih dahulu di
setting pada harga yang tel.ah ditentukan. Kemudian PLTA dioperasikari (diputar
tanpa beban) sampai relay over speed bekerja. Putaran pada saat relay over speed
kerja dicacat sampal dengan PLTA stop.
 Load test (temperatur rise test). Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa
unit dapat dioperasikan pada beban 100 % beban nominal dengan aman. PLTA
dioperasikari pada putaran, tegangan, dan beban nominal. Pengukuran
bemacanmacam besaran dilakukan dengan interval waktu tertentu. Pengukuran
yang dilakukan antara lain, temperatur bantalan, temperatur air pendingin,
tegangan, arus, frekuensi, factor daya (cos q), tekanan penstock, :runner dan juga
level air. Pada pengujian ini juga harus diperiksa kebocoran pelumas, air. dan lain-
lain.
 Automatic start and stop operation. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
bahwa unit dapat dioperasikan dengan start dan stop secara automatis. PLTA
distart dengan menggunakan master kontrol switch, kemudian dilakukan
pencatatan waktu dan urutan start. Prosedure stop dilakukan dengan menggunakan
master kontrol switch juga dilakukan dengan catatan waktu dan urutan stop.

1
 Perawatan Berdasarkan Prosedur Pada PLTA
A. Pemeriksaan dan perbaikan Rumah Turbin.
Pemeriksaan bagian rumah turbin, tutup turbin dan pelindung tutup turbin, meliputi
 Keausan
 Kekencangan baut-baut tanam pada pelindung tutup turbin.
 Kekencangan baut-baut dudukan rumah turbin.
 Pemeriksaan gap antara runner dengan pelindung tutup turbin.

Perbaikan rumah turbin dan tutup turbin, meliputi :

 Pengelasan atau coating bagian dalam rumah turbin.


 Pengelasan bagian yang cacad pada pelindung dan clampring tutup turbin.

B. Pemeriksaan dan perbaikan Runner.

Pemeriksaan runner meliputi :

 Keausan akibat kikisan air.


 Keretakan.
 Pemeriksaan pasak atau baut kopling runner dengan poros.

Perbaikan runner, meliputi :

 Pengelasan / penambahan daging bagian yang aus dan retak (rusak).


 Balancing

2
C. Pemeriksaan dan perbaikan Draft Tube.

Pemeriksaan draft tube, meliputi :

 Keausan
 Korosi / kavitasi
 Keretakan
 Kekencangan baut-baut dudukan.

Perbaikan draft tube yaitu pengelasan, grouting, sand blasting dan coating.

D. Pemeriksaan dan perbaikan Bantalan (bearing) turbin.

Pemeriksaan babit metal, meliputi :

 Cacad
 Retak
 Kerusakan material
 Pemeriksaan dalam kondisi terakit adalah pengukuran dan penyetelan gap antara
poros dengan bantalan.
 Perbaikan babit metal yaitu rebabit atau meratakan permukaan babit.

2
E. Pemeriksaan dan perbaikan Poros turbin.

Pemeriksaan poros turbin, meliputi :

 Keretakan
 Kelurusan
 Kerusakan / cacad

Perbaikan poros turbin yaitu pengelasan pada bagian yang rusak / cacad. Bila ada
keretakan maka poros harus diganti.

F. Pemeriksaan dan Perbaikan Pengatur Kecepatan (Governor)


 Pemeriksaan Governor, meliputi :
 Kebocoran minyak pada tangki
 Keausan as servomotor
 Kebocoran minyak servomotor
 Pemeriksaan minyak

Perbaikan Governor, meliputi :

 Pembersihan filter-filter atau penggantian filter


 Perbaikan bocoran minyak, bila ada.
 Penggantian minyak.

2
G. Pemeriksaan dan perbaikan pengaman tekanan air (relief valve)

Pemeriksaan pengaman tekanan air, meliputi :

 Kerusakan seal
 Kerapatan katup
 Keausan guide tube
 Keausan main diaphragm
 Filter / saringan

H. Perbaikan pengaman tekanan air, meliputi :


 Menghaluskan / penyekiran kerapatan katup
 Penggantian seal
 Penggantian guide tube
 Menghaluskan main diaphragm
 Pembersihan / penggantian saringan.

2
I. Pemeriksaan dan perbaikan Katup

Utama Pemeriksaan Katup Utama, meliputi

 Kebocoran
 Kerusakan as servomotor
 Kebocoran minyak pada seal servomotor

Perbaikan Katup Utama yaitu penggantian seal main gasket

 Commisioning Pada PLTA

Comisioning instalasi Unit PLTA merupakan rangkaian dari beberapa kegiatan


pemeriksaan dan pengujian atau komisioning atas beberapa subsistemnya, yaitu:

 Komisioning Turbin Air:

Turbin merupakan mesin yang harus memutar rotor generator dengan kecepatan
tetap dalam keadaan berbeban maupun tidak untuk menjamin mutu listrik yang
dihasilkan generator memenuhi persyaratan yaitu frekuensi dan tegangannya harus
tetap. Komisioning turbin air adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai
sejak saat pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat "Serah
terima" (taking over) dengan tujuan membawa sistem dari kondisi non aktif ke kondisi
aktif dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji individu, uji
subsistem dan uji sistem untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun
keamanan dan keandalan operasi.
2
 Komisioning Generator dan Eksitasi:

Generator dan Eksitasi adalah bagian dari sistem kelistrikan yang sangat vital dari
suatu sistem pembangkitan tenaga listrik. Alat inilah yang mengubah tenaga mekanis
menjadi tenaga listrik.

Komisioning generator dan eksitasi adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus,
dimulai sejak saat pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat
"Serah terima" ( taking over) dengan tujuan membawa sistem dari kondisi non aktif ke
kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji individu,
uji subsistem dan uji sistem untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun
keamanan dan keandalan operasi

 Komisioning Bay Trafo Generator:

Bay trafo generator bagian dari sistem pembangkit tenaga listrik yang berfungsi
menaikkan tegangan generator sebelum daya listrik ditransmisikan. Dengan demikian
perlu juga dilakukan pengujian.

Komisioning bay trafo generator adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus,
dimulai sejak saat pemasangan pemasangan selesai (Construction essentially
complete) sampai saat "Serah terima" (taking over) dengan tujuan membawa sistem
dari kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan,
pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem untuk pembuktian
terhadap persyaratan kontrak ataupun keamanan

 Komisioning Unjuk Kerja:

Setelah seluruh pengujian individu, subsistem maupun sistem dilakukan, maka


pengujian yang terakhir yaitu pengujian unjuk kerja. Dalam pengujian yang lalu
belum melakukan pengujian yang berkaitan dengan performance. Hal ini belum
cukup. Peralatan yang dijalankan bukan asal beroperasi saja, namun bagaimana unit
pembangkit tersebut dapat menghasilkan efisiensi yang maksimum.

2
 Komisioning Instalasi Listrik Bangunan lainnya:

Instalasi penerangan adalah kesatuan berbagai peralatan listrik, yang tersusun


dalam tata hubungan kerja berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi
listrik yang diberikan kepadanya dan selanjutnya diubah menjadi cahaya untuk
kepentingan pencahayaan.

Instalasi daya adalah kesatuan berbagai peralatan listrik, yang tersusun dalam tata
hubungan kerja berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik yang
diberikan kepadanya dan selanjutnya diubah menjadi energi bentuk lain seperti energi
mekanis pada motor listrik dan energi panas pada peralatan pemanas.

Tahapan Commissioning :

Masing-masing komisioning tersebut di atas dilaksanakan dalam beberapa tahapan


kegiatan meliputi pemeriksaan /inspeksi dan pengujian, yaitu:

 Inspeksi dan pemeriksaan pendahuluan (Preliminary Inspection)


 Uji Individual
 Uji Subsisitem
 Uji Sistem

Dokumen yang Perlu Disiapkan

Dokumen harus disiapkan oleh kontraktor dan pemasok/pabrik peralatan dalam


rangka komisioning adalah:

 Dokumen kontrak, terutama yang menyangkut spesifikasi teknik dan garansi.


 Daftar material/peralatan (material lists), diskripsi dan sertifikat uji untuk
bagian atau komponen utama.
 Gambar teknik pemasangan dan data instalasi
Diagram logik, diagram garis tunggal, diagram skematis· Kurva unjuk kerja dan
kurva koreksi
 Instruksi atau buku petunjuk pengoperasian, inspeksi dan pemeliharaan
 Instruksi perakitan atau pembongkaran dari peralatan atau bagian peralatan
 Instruksi tentang keselamatan (safety instruction)

2
 Daftar suku cadang asli, sebagaimana disebutkan dalam kontrak
 Buku-buku standar yang berkaitan dengan instalasi/peralatan yang diuji
 Buku petunjuk pabrikan, tabel ataupun kurva-kurva untuk koreksi perhitungan.
 Jadwal komisioning
 Prosedur pengujian
 Laporan pengujian pabrik
 Hasil pemeriksaan, pengujian dan pengukuran yang dilakukan oleh kontraktor dan
pabrikan yang dituangkan dalam blangko atau formulir yang sesuai beserta
evaluasinya.
 Data-data lain yang diperlukan untuk pengoperasian dan pemeliharaan unit seperti:
data dan karakteristik peralatan; diskripsi tentang berbagai sistem bahan bakar;
sistim pendinginan; sistem pelumasan; nilai-nilai batas suhu; nilai batas tekanan.

Dokumen tersebut di atas harus sudah tersedia sebelum dan selama komisioning
dilaksanakan. Komisioning dimulai setelah pemasangan selesai, yaitu setelah Uji Pra
Komisioning selesai dilakukan ditandai dengan diserahkannya Lembar Pernyataan yang
menyatakan bahwa peralatan siap untuk diuji.

Setelah komisioning selesai dan serah terima unit pembangkit dapat dilaksanakan,
mulailah masa garansi dalam kurun waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
Setelah masa garansi berakhir, penerimaan akhir (final acceptance) dapat dilakukan
dan tanggung jawab beralih sepenuhnya pada pemilik.

Contoh gambar PLTA di bendungan dan di waduk/sungai

2
Cara Kerja PLTA

Gambar Perawatan Turbin

Gambar Perawatan Generator

2
Gambar Perawatan Bay Trafo

Gambar Inspeksi Pipa Penyalur Air

Perawatan Generator 2

2
PENUTUP

Kesimpulan
 Perawatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memelihara dan menjaga
peralatan atau fasilitas dan melakukan perbaikan atau penggantian, sehingga dapat
memperoleh suatu kegiatan proses produksi yang memuaskan dan sesuai dengan
yang direncanakan.
 Perawatan berdasarkan waktu merupakan perawatan yang dilakukan berdasarkan
pada ketentuan jadwal (waktu) yang di tetapkan.
 Perawatan berdasarkan fungsi merupakan perawatan yang dilakukan berdasarkan
pada fungsi masing-masing komponen pada mesin tersebut
 Perawatan berdasarkan prosedur merupakan perawatan yang dilakukan
berdasarkan pada prosedur atau kebijakan oleh masing;masing perusahaan
 Commissioning (COMM) adalah pengujian atau melakukan pengujian operasional
suatu pekerjaan secara real / nyata maupun secara simulasi untuk memastikan
bahwa pekerjaan tersebut telah dilaksanakan dan memenuhi semua peraturan yang
berlaku (rule), regulasi (regulations), kode (code) dan sesuai standar (standard)
yang telah ditetapkan antara pelaksana kerja dan klien.

3
DAFTAR PUSTAKA

[Online] [Cited: September 9, 2021.]


https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fasset.kompas.com%2Fcrops%2F
e4hxm6S3B- dZGWb_tS55YHLjWnQ%3D%2F32x30%3A970x656%2F750x500%2Fdata
%2Fphoto%2F
2018%2F05%2F14%2F3436026320.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fekonomi.kompas.co m
%2Fread%2F2018%2F10%2F21%2F.

Arum, Dwi. 2020. Commisioning PLTA. dunia ibu-ibu. [Online] January 20, 2020. [Cited:
September 9, 2021.] https://www.duniaibuibu.com/comissioning-plta-perawatan-genset-di-
sewatama/.

Gunodo, Sutiono. 2020. Apa Itu Commisioning. Kompasiana. [Online] November 10, 2020.
[Cited: September 9, 2021.]
https://www.kompasiana.com/sutiono/5faa2c509b7830444f1e9d53/apa-itu- commissioning?
page=all#section1.

PENENTUAN WAKTU PREVENTIVE MAINTENANCE TURBIN. Ritonga, Din Aswan


Amran. 2019. Medan : s.n., 2019.

Saputra, Ari. 2012. Cara Merawat Generator Besar. detiknews. [Online] Februari 21, 2012.
[Cited: September 9, 2021.] https://news.detik.com/foto-news/d-1848266/beginilah-cara-
merawat-generator-raksasa-plta.

Adigama, A. S. (2011). [Cited: September 9, 2021.] Konstruksi Sub-Assembly Rem dan


Penentuan Komponen Kritis [Skripsi]. Semarang: Universitas Diponegoro.

Assauri, S. (2008). [Cited: September 9, 2021.] Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi
Revisi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Binus University Menentukan Jadwal Perawatan Pencegahan yang Optimum dan


Meningkatkan Kehandalan Komponen Kritis Mesin HD/PE-120 pada PT. Metropoly Jaya
Nusa [Skripsi]. [Cited: September 9, 2021.]Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai