Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MATERI KULIAH MANDIRI 13

(TMKM 13)
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pemeliharaan & Perbaikan
Dosen Pengampu : Bapak M. Nuh Hudawi P.,ST.,MT.,Dipl.IWP.

Oleh :
Nama : M. Anggasyah Putra Makmur
Kelas : ME-3D
NIM : 2005011033

Jurusan Teknik Mesin


Politeknik Negeri
Medan 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas taufik dan
hidayah-Nya maka usaha–usaha dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik
Pemeliharaan & Perbaikan, penulis dapat terselesaikan sesuai harapan. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Nuh selaku dosen mata kuliah Teknik
Pemeliharaan & Perbaikan.

Saran dan kritik yang konstruktif tetap diharapkan serta akan dijadikan sebagai bahan
perbaikan dan penyempurnaan Tugas Materi Kuliah Mandiri 13 . Penulis mohon maaf
apabila ada kekurangan dalam penyusunannya. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I VIBRATION (GETARAN)
A. Pengertian Getaran (Vibration)....................................................................................1
B. Karakteristik Getaran...................................................................................................2
C. Jenis-Jenis Getaran.......................................................................................................4
1. Fungsi Analisa Kerusakan Menggunakan System Getaran........................................5
2. Alat-Alat Yang Digunakan..........................................................................................6
3. Penyebab Kerusakan Mesin Karena Getaran..............................................................9
4. Maintenance Karena Getaran.....................................................................................11
5. Jurnal Penelitian Tentang Getaran (Vibration) (Analisis Penyebab Getaran Yang
Terjadi Pada Mesin Gerinda Bangku (Bench Grinding Machine).............................18
I. PENDAHULUAN.........................................................................................18
II. LANDASAN TEORI.....................................................................................19
III. EKSPERIMENTAL.......................................................................................21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................23
V. PENUTUP......................................................................................................25

PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................................26

Saran…................................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................27

ii
BAB I
VIBRATION (GETARAN)

A. Pengertian Getaran (Vibration)

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran
berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut.
Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin
dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan
rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.

Bandul dan pegas sebagai contoh sederhana getaran.

Gambar 1 Getaran Pada Bandul Sederhana

Gambar 2 Getaran Pada Pegas

1
B. Karakteristik Getaran
Karakteristik utama dari getaran suatu benda berupa kuantitas dari tiga sinyal pokok
yaitu: frekuensi, amplitudo, dan sudut fasa yang dapat dijelaskan beserta kuantitas lainnya
sebagai berikut.

1) Amplitudo

Amplitudo adalah pengukuran skalar yang non-negatif dari besar osilasi suatu
gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak atau simpangan terjauh dari
titik kesetimbangan dalam gelombang sinusoidal.

Gambar 3 Amplitudo

2) Frekuensi

Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah


kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Pada Sistem
Satuan Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama
pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali.
Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik, yang terkadang
digunakan juga satuan cps(cycle per second) atau siklus per detik.

3) Sudut fase

Sudut fase mengacu pada hubungan antara dua gelombang sinus yang tidak lulus
melalui nol pada waktu yang sama. Mengingat satu siklus penuh yang harus 360 derajat,
sudut fase mengungkapkan seberapa jauh kedua gelombang dalam hubungan satu sama lain
dalam derajat.

2
4) Degree of freedom(derajat kebebasan)

Adalah jumlah kemungkinan gerakan osilasi dari suatu benda kaku (rigid body ) atau
non-rigid body (elastis atau plastis) didalam suatu ruangan.

5) Periode

Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Rumus
untuk mencari periode adalah angka 1 dibagi jumlah frekuensi dengan satuan detik atau
sekon.

Gambar 4 Periode

6) Frekuensi natural

Adalah frekuensi dari getaran bebas dari suatu benda yang bergetar secara alamiah
yang ditimbulkan oleh elastisitas pemegang benda dan massa benda tersebut. Semakin besar
elastisitas dari suatu pemegang maka semakin besar pula natural frekuensinya dengan massa
benda yang sama. Tapi semakin besar massa benda dengan elastis yang sama semakin kecil
pula frekuensi naturalnya.

7) Displacement

Displacement atau perpindahan getaran merupakan jarak yang ditempuh dari suatu
puncak ke puncak yang lain. Perpindahan tersebut umumnya dinyatakan dalam satuan
mikron.

3
Gambar 5 Displacement

4
8) Velocity(kecepatan getaran)

Kecepatan getaran biasanya dinyatakan dalam satuan mm/detik. Dimana titik


puncaknya biasanya berada seperti pada titik 180 dan kelipatannya.

9) Acceleration(percepatan getaran)

Secara teknis, percepatan adalah laju perubahan dari kecepatan. Percepatan getaran
biasanya dinyatakan dalam satuan ‘g’, dimana satu ‘g’ setara percepatan yang ditimbulkan
oleh gaya gravitasi pada permukaan bumi. Puncak percepatan biasanya terletak pada
simpangan terjauh positif pada grafik sinusoidal.

C. Jenis-Jenis Getaran
Ada dua kelompok getaran yang umum yaitu :

1) Getaran Bebas.

Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam
sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas
akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem
dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekuatannya. Semua sistem yang memiliki
massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa
rangsangan luar.

2) Getaran Paksa.

Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika
rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi
rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka
akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan
pada struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang, merupakan
kejadian menakutkan yang disebabkan oleh resonansi. Jadi perhitungan frekuensi natural
merupakan hal yang utama.

5
Gambar 6 Getaran paksa dengan peredam

6
1. Fungsi Analisa Kerusakan Menggunakan System Getaran

Pada dunia industri pastinya sudah tidak asing dengan mesin-mesin industry yang
digunakan untuk menghasilkan suatu produk, akan tetapi getaran yang terjadi pada mesin
industry akan dapat menyebabkan masalah pada mesin, getaran tersebut terjadi akibat roda
pada mesin yang mengalami gangguan/tidak mengalami keseimbangan hingga menimbulkan
getaran, dalam perkembangan sektor industry dibuat lah sebuah mesin dengan kemampuan
yang lebih baik serta lebih canggih dan mudah dalam melakukan perawatan pada mesin,
perawatan mesin tersebut menggunakan sebuah alat khusus yang dapat melakukan
monitoring terhadap getaran pada mesin, agar dapat menjaga kualitas suatu produk dan
merawat mesin dengan baik, menggunakan vibration analisis .

Sebuah metode untuk melakukan analisa gerak/getaran pada sebuah mesin, vibration
analisis sendiri biasanya digunakan pada saat melakukan analisa kesehatan terhadap mesin
serta menjadi sebuah metode yang digunakan untuk memberikan hasil dari parameter seperti
Akselerasi getaran, Kecepatan getaran ,Perpindahan getara ,Serta dilengkapi dengan fitur
analisis ,FFT Analisis ,FRF Analisis (Bump Test) ,Order Analisis ( Run-up coast down )
,Torosional Vibration ,Rotational vibration ,On-site balancing yang dapat mendeteksi getaran
dengan sangat detail dan baik.

Vibration monitoring sendiri adalah sebuah metode yang akan digunakan oleh
engineering dalam melakukan suatu pengujian pada mesin,vibration monitoring sendiri
menjadi solusi bagi pencegahan terjadinya getaran yang muncul secara berlebihan hingga
menyebabkan kerusakan, manfaat lain dari Vibration monitoring antara lain:

Manfaat pada Vibration Analisis

1) Menghasilkan data yang akan dapat menjadi pertimbangan mengenai kondisi mesin
apakan akan diperbaiki atau tidak nya.
2) Dapat memprediksi kerusakan pada mesin.
3) Mencegah terjadinya kerusakan pada mesin.
4) Menjadi perbandingan terhadap kelayakan mesin yang sesuai dengan standart.
5) Meminimalisir pembiayaan lebih apabila mesin mengalami penurunan performa
sebelum terjadinya kerusakan secara keseluruhan

7
2. Alat-Alat Yang Digunakan

Dalam pengambilan data suatu getaran agar informasi mengenai data getaran tersebut
mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan. Ada
beberapa alat standard yang biasanya digunakan dalam suatu pengukuran getaran antara lain

A. Vibration meter
B. Vibration analyzer
C. Shock Pulse Meter
D. Osiloskop

Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada kemampuan dari


instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan persyaratan personal yang
menggunakannya.

A. Vibration Meter

Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah dibawa dan
dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada suatu mesin dengan
cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga
getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter getaran
yang akan diukur.

Gambar 7 Vibration Meter

Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa
memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup
mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran.
Pada umumnya alat ini digunakan untuk memonitor “trend getaran” dari suatu mesin. Jika
trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan,
maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih lengkap.

8
B. Vibration Analyzer

Gambar 8 Vibration Analyzer

Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan frekuensi getaran
yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih dari satu frekuensi
getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul tersebut akan sesuai dengan
kerusakan yang tedadi pada mesin tersebut. Alat ini biasanya dilengkapi dengan meter untuk
membaca amplitudo getaran yang biasanya juga menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini
juga memberikan informasi mengenai data spektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data
amplitudo terhadap frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa kerusakan suatu
mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan seorang operator yang
sedikit mengerti mengenai analisa vibrasi.

C. Shock Pulse Meter

Gambar 9 Shock Pulse Meter

9
Shock pulse meter adalah, alat yang khusus untuk memonitoring kondisi antifriction
bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode analisa getaran yang konvensional.
Prinsip kerja dari shock pulse meter ini adalah mengukur gelombang kejut akibat terjadi gaya
impact pada suatu benda, intensitas gelombang kejut itulah yang mengindikasikan besarnya
kerusakan dari bearing tersebut. Pads sistem SPM ini biasanya memakai tranduser piezo-
electric yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai frekwensi resonansi sekitar
32 KHz. Dengan menggunakan probe tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh
getaran terhadap pengukuran besarnya impact yang terjadi

Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting karena gelombang
kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui dinding dari rumah bearing, sehingga
sinyal tersebut bisa berkurang karena terjadi pelemahan pada saat perjalanan sinyal tersebut.
Beberapa prinsip yang secara umum bisa dipakai sebagi acuan dalam menentukan titik ukur
adalah

 Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin.


 Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah beban dari bearing.
 Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara bearing dengan rumah
bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah bearing digunakan cover sebagai sistem
mekanis kedua, maka titik ukur tidak boleh diambil pada posisi ini.

D. Osiloskop

Gambar 10 Osiloskop

10
Osciloskop adalah salah satu peralatan yang berguna untuk melengkapi data getaran
yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat memberikan sebuah informasi mengenai
bentuk gelombang dari getaran suatu mesin. Beberapa kerusakan mesin dapat diiden-tifikasi
dengan melihat bentuk gelombang getaran yang dihasilkan, sebagai contoh, kerusakan akibat
unbalance atau misalignment akan menghasilkan bentuk gelombang yang spesifik, begitu
juga apabila terjadi kelonggaran mekanis (mechanical looseness), oil whirl atau kerusakan
pada anti friction bearing dapat menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk tertentu.

Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu : untuk mengevaluasi data
yang diperoleh dari tranduser non- contact (proximitor). Data ini dapat memberikan informasi
pada kita mengenai posisi dan getaran shaft relatif terhadap rumah bearing, ini biasanya
digunakan pada mesin- mesin yang besar dan menggunakan sleeve bearing (bantalan luncur)
Disamping itu dengan menggunakan dual osciloscop (yang memberikan fasilitas pembacaan
vertikal maupun horizontal), dan minimal dua tranduser non-contact pada posisi vertikal dan
horizontal maka kita dapat menganalisa kerusakan suatu mesin ditinjau dari bentuk
“orbit”nya.

3. Penyebab Kerusakan Mesin Karena Getaran

Perkembangan pesat perindustrian di dunia menyebabkan mekanisasi peralatan proses


menjadi bagian penting dalam peningkatan kualitas dan jumlah produksi. Namun, permesinan
di industri pasti memiliki beberapa masalah yang harus ditangani. Salah satunya adalah
masalah getaran.

Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan setimbang terhadap
suatu titik acuan. Getaran pada mesin industri bermotor hanyalah gerakan maju mundur atau
osilasi mesin dan komponen, seperti motor penggerak, perangkat penggerak (pompa,
kompresor, dan sebagainya) serta bantalan, poros, roda gigi, sabuk, dan elemen lain yang
menghasilkan sistem getaran mekanis. Getaran pada mesin industri dapat menjadi pertanda
masalah pengoperasian. Pada dasarnya getaran mesin hanyalah masalah normal. Tetapi
pemilik mesin harus paham mana getaran mesin yang dapat diterima dan getaran tidak
normal yang cenderung merusak.

11
Setiap benda cenderung bergetar pada satu frekuensi tertentu yang disebut frekuensi
alami (Natural frequency). Ukuran frekuensi alami tergantung pada komposisi objek, ukuran,
struktur, berat dan bentuknya. Jika kita menerapkan gaya getar pada benda yang memiliki
frekuensi sama dengan frekuensi alami benda tersebut, hal tersebut merupakan kondisi
resonansi. Mesin getar mentransfer jumlah energi maksimum ke suatu objek saat mesin
bergetar pada frekuensi resonansi objek sehingga menghasilkan getaran yang lebih besar dari
biasanya.

Gambar 11 Ilustrasi Getaran Berlebih Pada Mesin Yang Dapat Merusak Mesin

Kerja mesin yang terus-menerus dan melibatkan banyaknya pekerja menyebabkan


dampak negatif berupa getaran mesin dan dapat langsung dirasakan oleh para pekerja.
Getaran yang berlebihan dapat menghasilkan dampak yang buruk bagi mesin. Apalagi jika
komponen mesin bergetar pada frekuensi alaminya. Resonansi akan muncul terus menerus
dan dapat merusak mesin.

 Dampak Negatif Getaran Berlebihan


A. Imbalance (Ketidakseimbangan)

Komponen yang berputar akan menyebabkan getaran saat beban yang tidak seimbang
berputar di sekitar sumbu mesin sehingga menciptakan gaya sentrifugal. Imbalance dapat
disebabkan oleh cacat produksi (kesalahan pemesinan, cacat pengecoran) atau masalah
perawatan (ex: bilah kipas berubah bentuk atau kotor). Saat kecepatan mesin meningkat,
efek imbalance menjadi lebih besar. Imbalance dapat mengurangi usia bantalan poros serta
menyebabkan getaran mesin yang tidak semestinya.

12
B. Misalignment (Ketidaksejajaran)

Getaran dapat terjadi jika poros mesin keluar jalur. Ketidaksejajaran sudut terjadi
ketika sumbu (misalnya) motor dan pompa tidak sejajar. Jika sumbu sejajar tetapi tidak
benar-benar sejajar, kondisi tersebut dikenal sebagai paralel misalignment. Ketidaksejajaran
dapat terjadi selama perakitan, pemuaian termal, perpindahan komponen, atau perakitan
ulang yang tidak tepat setelah perawatan. Getaran yang dihasilkan dapat dalam bentuk radial
atau aksial (sejalan dengan sumbu mesin) atau keduanya.

C. Wear (keausan)

Jika komponen seperti bantalan bola atau roller, sabuk penggerak, roda gigi terjadi
keausan, komponen tersebut dapat menyebabkan getaran. Saat bantalan rol menjadi
berlubang misalnya, rol bantalan akan menimbulkan getaran setiap kali melewati area yang
rusak. Gigi transmisi yang terkelupas atau aus, atau sabuk penggerak yang rusak, juga dapat
menghasilkan getaran.

D. Looseness (Kelonggaran)

Getaran yang mungkin luput dari perhatian dapat menjadi jelas dan merusak jika
komponen yang bergetar memiliki bantalan yang longgar atau terikat secara longgar dari
dudukannya. Kelonggaran tersebut bisa jadi disebabkan oleh getaran yang mendasari. Apa
pun penyebabnya, kelonggaran dapat memungkinkan adanya getaran yang menyebabkan
kerusakan, seperti keausan lebih lanjut, keausan, dan kelelahan pada dudukan peralatan dan
komponen lainnya.

4. Maintenance Karena Getaran

Maintenance mesin merupakan faktor penentu kehandalan mesin untuk dioperasikan


dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Produksivitas mesin yang diinginkan tidak
tercapai jika pemeliharaan mesin tidak dilakukan dengan terstruktur. Tujuan perawatan mesin
mengupayakan agar mesin mampu dioperasikan secara kontinyu dalam jangka waktu tertentu
sesuai dengan rencana tanpa mengalami kerusakan.

13
Menurut MTS books (2003:2) pentingnya sistem pemeliharaan mesin dikarenakan:

1) Daya tahan-uji suatu peralatan menjadi satu target dalam persaingan bisnis
2) Peningkatan nilai tambahan merupakan target penting dalam tingkat menejemen
3) Faktor yang menyebabkan kualitas produksi dalam berbagai pemasaran sangat penting
4) Mengurangi modal/biaya pemeliharaan dan produksi
5) Kebutuhan customer semakin hari semakin penting.

Berbagai system maintenance management banyak ditemukan dan sudah banyak


diaplikasikan sesuai dengan perkembangan dan bertujuan untuk mencapai keuntungan yang
sebesar-besarnya. Pemeliharaan Preventive dikembangkan menjadi Prediktive kemudian
berkembang dan terus berkembang sesuai dengan kondisi yang menguntungkan.Proactive
Maintenance dengan mengkombinasi sistem lain merupakan salah satu pilihan yang sedang
dianut agar dapat menekan ongkos. Dalam semua industri, menjamin uptime mesin penting
untuk bertemu peningkatan pada produktifitas dan kebutuhan 24/7 ketersediaan.
Implementasi proactive maintenance yaitu dengan memantau kondisi dan mendiagnosa
merupakan hal penting untuk menghidari terjadinya kemogokan mesin dan menurunkan
biaya perbaikan alat.

Sejak mesin-mesin rotasi dan motor- motor digunakan untuk menjalankan mesin-
mesin industri, maka masalah yang timbul adalah akibat dari getaran yang terjadi pada mesin
tersebut yang mengakibatkan berbagai keadaan yang abnormal seperti mengendornya baut-
baut, bagian-bagian mesin cepat aus, poros menjadi misaligned, rotor menjadi unbalance dan
sebagainya. Kondisi tersebut di atas akan menaikkan energi yang terdissipasi karena getaran,
menyebabkan resonansi, dan beban dinamis pada bearing. Hal tersebut akan menyebabkan
mesin segera menuju kepada kerusakan (break down) sehingga mesin harus dimatikan atau
secara otomatis mati dengan sendirinya karena proteksi pada sistem listrik atau
instrumentasinya.

Karakteristik getaranyang dibangkitkan oleh suatu kerusakan bersifat unik, sehingga


dengan menganalisis sinyal getarannya sehingga karakteristik jenis kerusakan dapat
ditentukan. Kelebihan dari metode ini adalah bahwa kebutuhan perbaikan dan diskripsi
kerusakannya dapat diketahui tanpa membongkar atau menghentikan suatu mesin.
Memonitoring kondisi dan mendiagnosa getaran pada peralatan permesinan menggunakan
bantuan vibrations analyzer. Getaran mesin merupakan kombinasi kompleks dari sinyal yang
berasal dari berbagai sumber getaran di dalam mesin.

14
Getaran dapat diuraikan atas komponen-komponennya. Getaran dapat dihasilkan oleh
kerusakan pada mesin sebagai contoh rotor yang tidak balance, bantalan yang cacat, bearing
defect, dan meshing dari roda gigi, yang masing masing pada frekuensi yang unik. Dengan
menampilkan amplitudo getaran sebagai fungsi frekuensi (spectrum getaran). Maka dengan
menggunakan alat bantu ukur berupa analyzer vibration dapat mengetahui keadaan kondisi
mesin, sebab kerusakan pada mesin, bahkan down time dari mesin dengan mengetahui
tingkat getaran dan jenis spectrum.

Perawatan mesin sebuah pabrik merupakan faktor penentu apakah mesin handal untuk
dioperasikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Menurut Adibroto (2009) perawatan
mesin meliputi beberapa aspek, antara lain:

1) Peralatan dengan tujuan supaya tidak rusak


2) Performance (kualitas, kuantitas, efisiensi) dengan tujuan memenuhi kriteria
3) Aspek keselamatan dengan tujuan supaya tidak membahayakan personel
4) Aspek lingkungan supaya tidak mencemari lingkungan

Menurut Adibroto (2009) perkembangan filosofi perawatan mesin dibagi menjadi empat
yaitu:

1) Breakdown Maintenance; Konsep perawatannya sebagai berikut : mesin dipasang


dengan kurang cermat, kemudian dioperasikan terus-menerus dan tunggu sampai
dengan rusak, kemudian baru diperbaiki atau diganti. Kelemahanya, kerusakan
biasanya sangat fatal dan penggantian-penggantiannya tidak dapat diperkirakan.
Sedangkan keuntungannya ongkos pemeliharaan rutin menjadi kecil.
2) Preventive Maintenance; Perawatan dilakukan secara berkala meliputi pengecekan,
pengukuran atau penggantian bagian mesin, pembersihan serta penyetelan/setting,
overhaul mesin. Pada metode ini mesin harus berhenti tidak berproduksi untuk
overhaul atau penggantian bagian tertentu, padahal yang semestinya belum perlu
perlu diganti. Keuntungannya bahwa kerusakan yang lebih berat dapat dihindari,
perbaikan mesin dapat direncanakan. Sedangkan kerugianya antara lain ongkos masih
agak mahal akibat perawatan yang terlalu berlebihan.
3) Predictive Maintenance; Dengan monitoring pada mesin dapat menganalisa dan
memperkirakan kondisi sedang terjadi tanda-tanda atau gejala kerusakan sehingga
dapat menentukan kapan tindakan perawatan harus dilakukan dan suku cadang apa
yang harus disediakan. Data yang dimonitor antara lain:

15
 Pengukuran vibrasi, temperature pada mesin rotasi
 Pengukuran tebal pada pipa, bejana bertekanan
 Pengukuran spesifikasi minyak pelumas
 Pengecekan alignment pada mesin rotasi
 Pengecekan kecepatan penipisan
 Pengecekan suhu, aliran-aliran dengan sinar infra-merah

Gambar 12 Predictive Maintenance pada Mesin Menggunakan


Metode Analisa Getaran (Vibration)
Dari hasil pengukuran-pengukuran kemudian dibuat statisik kecenderungan atau
trending dan kemudian menyimpulkan rencana kerja akan dibuat secara lebih akurat.

4) Proaktive Maintenance; Metode ini cocok diterapkan pada mesin-mesin dengan


teknologi tinggi, dengan ciri sebagai berikut:
 RPM atau putaran sangat tinggi .
 Kecepatan produksinya sangat tinggi
 Mesin/peralatan bekerja dengan otomatisasi
 Kapasitas besar tapi bentuk relatif lebih kecil
 Tekanan/kecepatan/temperature sangat tinggi.
 Instalasi harus tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
 Tenagakerja yang dibutuhkan lebih sedikit

16
Keadaan instalasi industri memerlukan sistem perawatan yang terpadu, yaitu “paduan
semua sistem-sistem″ tersebut di atas yang disesuaikan dengan macam/kondisi mesin secara
individu maupun secara instalasi industri. Artinya bahwa program dan tindakan perawatan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan agar tercapai titik ekonomi yang optimal, yaitu aktivitas
pemeliharaan tidak berlebihan dan tepat waktu. Ini berarti “memadukan semua sistem” yang
disesuaikan dan umumnya dilengkapi dengan melakukan :

 Failure mode & effects analysis


 Root cause analysies
 Continue Improvement & Correction
 Redesign & Re-engineering.

Tujuan sistem ini diharapkan agar tercapai reabilitas tinggi, produktivitas tinggi,
kualitas memenuhi standart mutu, sesuai dengan keinginan pasar, dan dengan biaya cukup
ekonomis.

 Teori Vibrasi

Sifat-sifat getaran yang ditimbulkan pada suatu mesin dapat menggambarkan kondisi
gerakan-gerakan yang tidak diinginkan pada komponen–komponen mesin, sehingga
pengukuran, dan analisa getaran dapat dipergunakan untuk mendiagnosa kondisi suatu mesin.
Sebagai contoh: adanya roda gigi yang telah aus akan menimbulkan getaran dengan
amplitudo yang tinggi pada frekuensi sesuai dengan frekuensi toothmesh (RPM kali jumlah
gigi).

Adanya unbalance (ketidakseimbangan) putaran akan menimbulkan getaran dengan level


tinggi pada frekuensi yang sama dengan rpm poros itu sendiri. Dengan teknik ini suatu mesin
yang berputar dapat dimonitor pada posisi tertentu untuk mengetahui kondisinya. Tujuan
utamanya adalah untuk mengamankan mesin dan memprediksi kerusakan yang akan mungkin
terjadi dan mengurangi biaya maintenance.

Menurut Pruftecnik (2004) dengan parameter vibrasi dapat diketahui berbagai macam
kerusakan dan penyebab kerusakan seperti gambar 14 di bawah ini.

17
Gambar 13 Kerusakan Pada Mesin Dan Penyebab Kerusakannya (Pruftecnik, 2004)

Kondisi suatu mesin dan masalah- masalah mekanik yang terjadi dapat diketahui
dengan mengukur karakteristik getaran pada mesin tersebut. Karakteristik- karakteristik
getaran yang penting antara lain adalah :

1. Amplitudo getaran
2. Frekuensi getaran
3. Perpindahan Getaran (Vibration Displacement)
4. Kecepatan Getaran (Vibration Velocity)
5. Percepatan Getaran (Vibration Acceleration)
6. Phase Getaran
 Satuan-Satuan Pengukuran

Ada beberapa satuan-satuan yang digunakan dalam suatu pengukuran getaran. Harga
peak- to-peak adalah harga amplitudo dari gelombang sinusoida mulai dari batas atas sampai
ke batas bawah. Pengukuran displacement suatu getaran biasanya menggunakan harga peak-
to-peak dengan satuan mils atau mikron. Harga peak adalah harga peak-to-peak dibagi dua
atau setengah dari harga peak-to-peak.

18
Harga RMS (root-means-square) merupkan harga yang sering digunakan untuk
mengklasifikasikan keparahan getaran dari suatu mesin. Harga RMS ini mengukur harga
energi efektif yang dipakai untuk menghasilkan getaran pada suatu mesin. Untuk gerak
sinusoidal harga RMS adalah 0.707 x peak. Sedangkan harga average dari suatu gelombang
sinusoidal adalah 0.637 x harga peak. Faktor konversi untuk gelombang sinus seperti pada
tabel 1.

 Pengukuran Getaran

Pada saat dilakukan pengukuran getaran suatu mesin, maka akan timbul suatu pertanyaan,
untuk apa sebenarnya dilakukan pengukuran tersebut. Dalam suatu pengukuran jelas bahwa
tujuannya adalah untuk mendapatkan data, tetapi selanjutnya untuk apa data tersebut diambil.
Ada beberapa tujuan pengambilan data getaran suatu mesin, tujuan tersebut adalah :

 Pengukuran rutin
 Pengukuran referensi (baseline measurement)
 Pengukuran sebelum dan sesudah perbaikan
 Trouble shooting

Tabel 1. Konversi Satuan Pengukuran Getaran (Pruftecnik, 2004)

19
5. Jurnal Penelitian Tentang Getaran (Vibration)

Nama Jurnal : Jurnal Teknologi

Judul Jurnal : Analisis Penyebab Getaran Yang Terjadi Pada Mesin Gerinda
Bangku (Bench Grinding Machine).
Nama Penulis : Semuel Marthen Taribuka
Volume Jurnal: Vol.8 No.2 2011
ANALISIS PENYEBAB GETARAN YANG TERJADI PADA MESIN GERINDA
BANGKU (BENCHGRINDING MACHINE).
Abstract

This research was conducted to find the cause of the vibration at grinding machine bench
(bench grinding machine). The cause of the vibrations is obtained from measurements in the
laboratory.The method used to detect the cause of these vibrations is to measure the looseness
that occurs between elements bearings. Because this machine has no moving parts the
translation, so it can be isolated that the vibrations that occur only because of bearing
failure.The measurement results showed that the frequency components of ball bearings is:
BPFO = 54.6405 Hz, = 80.271 Hz BPFI, BSF = 36.911 Hz and FTF = 6.711 Hz, while the
allowances between the outer race and the ball is B1 = 38,375 μm, good condition because it
is still in. allowable ranges and B-2 = 60.125 μm outside the permitted ranges. Based on these
results, it was concluded that the cause of the vibration at the bearing of the bench grinding
machine because clearances between the outer races and balls have exceeded the
predetermined limit (B-2 = 60.125 μm> 53 m), so it was decided 2nd bearing must be
replaced, while 1st bearing can still be used.

Key words: vibration, bench grinding machine.

I. PENDAHULUAN.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebab getaran yang
terjadi pada mesin gerinda bangku (bench grinding machine). Getaran tersebut diperoleh
secara eksperimental. Mesin yang ideal akan menimbulkan getaran dengan amplitudo yang
kecil, karena energi yang dihasilkan seluruhnya dirubah menjadi kerja. Akan tetapi di dunia
ini tidak ada yang ideal, sehingga sebagian energi mesin tersebut terserap menjadi getaran.
Getaran terjadi akibat transfer gaya siklik melalui elemen-elemen motor, di mana elemen-
elemen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dan energi didisipasikan melalui
struktur,
20
dalam bentuk getaran. Kerusakan dan deformasi pada elemen-elemen mesin akan mengubah
karakteristik dinamis sistem dan cenderung meningkatkan energi getaran.

Metode yang terbaik adalah dengan mengukur getaran mesin tersebut dengan
vibration analyzer, karena mesin-mesin modern dirancang untuk beroperasi secara otomatis,
sehingga dibutuhkan alat untuk mendeteksi getarannya. Namun berdasarkan peralatan yang
ada, maka pengukuran dilakukan secara klasik/ manual. Pada penelitian ini diambil bantalan
bola (ball bearing) pada mesin gerinda bangku sebagai kasus untuk dideteksi kelonggarannya
melalui pengukuran.

II. LANDASAN TEORI.


1. Getaran Akibat Kerusakan Bantalan.

Getaran dalam bentuk waveform difokuskan pada hubungan antara percepatan


sebagai fungsi dari waktu, yang berasal dari sifat fisik komponen dinamika mesin dan
komponen bantalan. Hasil eksperimental merupakan getaran yang berasal dari sifat fisik
komponen mesin akibat gaya-gaya dari komponen mesin yang berdinamika dan
menyebabkan komponen bantalan gelinding menghasilkan frekuensi getaran seperti ball pass
frequency outer (BPFO), ball pass frequency inner (BPFI), ball spin frequency (BSF),
fundamental train frequency(FTF). Komponen-komponen bantalan tersebut dapat
digambarkan seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Komponen-komponen bantalan.

2. Pembebanan Pada Bantalan

Ketika bantalan mengalami beban radial, maka beban didistribusikan sekitar sepertiga
pada setiap putaran bantalan. Daerah yang mendukung beban disebut zona beban bantalan
(load zone). Setiap titik pada permukaan di mana beban didukung oleh bantalanadalah beban
yang membawa titik kontak pada permukaan, seperti yang terlihat pada gambar 2 berikut ini

21
Gambar 2 Beban bantalan

3. Pengukuran Kelonggaran Bantalan.

Guna menjamin kebebasan berotasi, kelonggaran antara raceway dan bola yang
disebut bearing internal clearance. Tanpa adanya kelonggaran, bola akan mengalami
kesulitan untuk berputar dan disisi lain bila bila kelonggaran terlalu besar akan menimbulkan
kebisingan dan membuat bantalan tidak stabil sewaktu berotasi yang selanjutnya akan
berpengaruh pada poros. Karena itu ABMA dan ISO (ISO 5375) telah membuat klasifikasi
standard untuk mengatur internal clearance bearing tersebut dengan tanpa beban yang
meliputi : C2, normal, C3, C4 dan C5. Clearance ditentukan berdasarkan diameter nominal
bearing dari ranges minimal hingga maksimal saperti terlihat pada table 1 berikut ini :

Untuk mengukur radial clearance internal bearing, ABMA dan ISO telah menetapkan
5 (lima) group standar seperti terlihat pada table 2.1 di atas. Contoh pada gambar 3
menunjukkan cara pengukuran clearance bantalan bola radial.

22
Gambar 3. Pengukuran Clearances bearing.

Bantalan diukur pada satu titik di bagian dalam cincin dan pada titik lain pada
lingkaran luar, secara langsung berlawanan (lihat panah besar). Pengukuran diadakan
bersama-sama untuk memastikan radial kontak antara inner raceway, bola, dan outer
raceway. Hal ini memungkinkan pengukuran clearance internal bearing pada sebuah titik
terhadap sisi berlawanan dari bantalan -180 ° - dari mana titik kontak sedang dibuat. Celah
kecil antara bagian atas bola dan bantalan mewakili raceway's radial clearance internal.
Group C2 sampai C5 didefinisikan lebih lanjut dalam rentang minimum dan maksimum,
menurut ukuran bantalan.

III. EKSPERIMENTAL
1. Data Mesin Dan Bantalan Yang Digunakan.

Eksperimen dilakukan pada mesin gerinda bangku (bench grinding machine), karena
mesin ini tidak mempunyai komponen yang bergerak translasi, sehingga dapat diisolasi
bahwa getaran yang terjadi hanya karena kerusakan bantalan. Data teknis mesin gerinda
bangku (bench drilling machine) : Merk KRISBOW tipe MD 150 F, Putaran : 2950 rpm
(49.17 Hz) Daya motor : 250 Watt. Dimensi Batu gerinda : (do x di x t) =150mm x 20mm
x12.7mm, seperti gambar 4 berikut ini :

Gambar 4. Mesin Gerinda Duduk.

23
Bantalan yang digunakan pada mesin tersebut adalah bantalan bola yang memiliki
spesifikasi sebagai berikut : Nomor 6205, jenis/tipe: ball bearing, diameter dalam (di): 25
”mm”, diametar luar (do): 50 ”mm”, Diameter pitch (dp): 39,3 ”mm”, diameter ball (D): 7,7
”mm”, Jumlah elemen roll : 9 buah, sudut kontak (α): 150 seperti gambar 5 di bawah ini :

Gambar 5. Bantalan bola.

Pengukuran Kelonggaran Bantalan.

a. Alat ukur yang digunakan.

Gambar 6 Alat ukur Bantalan.

Alat ukur yang digunakan adalah jangka sorong dan mikrometer digital (dalam dan
luar) dengan ketelitian 0,001 mm.

24
b. Cara Pengukuran.

Pengukuran komponen bantalan dilakukan beberapa kali untuk tiap komponen guna
mendapatkan ukuran yang akurat dan hasilnya diambil rata-rata. Proses pengukuannya dapat
diamati pada gambar 7 berikut :

(a). inner race (b) outer race (c). bola Gambar 7 Pengukuran Komponen Bantalan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Frekuensi komponen bantalan.

Frekuensi getaran yang ditimbulkan oleh masing- masing komponen bantalan


gelinding akan mem- pengaruhi karakteristik sinyal getaran tersebut dan berdasarkan rumus
(1) sampai
(4) dapat dihitung yang hasilnya adalah : BPFO = 54,6405 Hz, BPFI = 80,27 Hz, 36,9115 Hz
dan FTF = 6,711 Hz. Jadi frekuensi bantalan yang terbesar terjadi pada inner race dan outer
race, dibanding dengan frekuensi mesin 49,17 Hz. Hal inilah yang menimbulkan getaran pada
mesin.

2. Hasil pengukuran komponen bantalan dan perhitungan clearance bantalan.

Pengukuran dilakukan terhadap kedua bantalan pada mesin gerinda bangku (B-1 dan
B-2). Pengukuran dilkukan terhadap komponen inner race, outer race dan bola dengan
menggunakan alat ukur jangka sorong dan mikrometer digital seperti yang terlihat pada
gambar 5 yang hasil-hasilnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Bearing Pengukuran diameter alur outer race Rata-rata


1 2 3 4 (mm)

B-1 45.934 45.889 45.934 45.889 45.9115


B-2 45.981 45.98 45.981 45.982 45.981

Bearing Pengukuran diameter alur inner race Rata-rata


1 2 3 4 (mm)

25
B-1 37.922 37.922 37.921 37.922 37.92175
B-2 37.922 37.921 37.922 37.92 37.92125

26
Bearing Pengukuran diameter bola (mm) Rata-rata
1 2 3 4 (mm)
B-1 7.933 7.934 7.933 7.933 7.93325
B-2 7.937 7.937 7.934 7.937 7.93625

Tabel 2.Hasil pengukuran komponen bantalan.

Berdasarkan rumus, maka clearance antara outer race dan bola dari kedua bantalan
tersebut dapat dihitung dan hasilnya adalah : B-1 = 0.02825 mm (28,25 µm) dan B-2 =
0.06175 mm (61,75 µm).

Dari hasil perhitungan yang terlihat pada tabel 2, clereance antara bola dan outer race
dari bantalan B-1, masih berada di bawah ranges yang diijinkan yaitu (0.030 –0.053) mm,
sedangkan bantalan B-2 < 0.030 mm di atas ranges (> 0.053 mm). Dengan demikian
berdasarkan table 1, maka hasil perhitungan di atas masuk pada kriteria C5, yaitu bantalan
dengan diameter 24 – 30 mm, clearance yang diperbolehkan antara minimal 30 µm dan
maksimal 53 µm yang diperlihatkan pada tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3. Hasil perhitungan clearance bearing

Jadi getaran terjadi akibat clearance antara outer race dan bola pada bantalan B-2
dengan diameter 25 mm adalah 0.06175 mm (61,75 µm) telah melebihi standar yang telah

27
ditetapkan (30 - 53 µm). Dengan demikian bantalan 1 (B-1) masih dapat digunakan dan
bantalan 2 (B-2) harus diganti agar mesin dapat beroperasi seperti semula.

V. PENUTUP
1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada hasil pengukuran, maka dapatlah
diutarakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

A. Frekuensi getaran yang ditimbulkan oleh masing- masing komponen bantalan


gelinding adalah : ball pass frequency outer (BPFO) = 54,6405 Hz, ball pass
frequency inner (BPFI) = 80,27 Hz, ball spin frequency (BSF) = 36,9115 Hz dan
fundamental train frequency (FTF) = 6,711 Hz. Frekuensi bantalan yang terbesar
terjadi pada inner race (BPFI) dan outer race (BPFO), dibanding dengan frekuensi
mesin 49,17 Hz.
B. Clearances antara outer race dan bola dari kedua bantalan tersebut adalah : B-1 =
0.02825 mm (28,25 µm) dan B-2 = 0.06175 mm (61,75 µm).
C. Clereance antara bola dan outer race dari bantalan B-1, masih berada di bawah ranges
yang diijinkan yaitu (0.030 – 0.053) mm, sedangkan bantalan B-2 < 0.030 mm di atas
ranges (> 0.053 mm).
D. Getaran terjadi akibat clearance antara outer race dan bola pada bantalan B-2 dengan
diameter 25 mm adalah 0.06175 mm (61,75 µm) telah melebihi standar yang telah
ditetapkan (30 - 53 µm).
E. Bantalan 1 (B-1) masih dapat digunakan dan bantalan 2 (B-2) harus diganti, agar
mesin dapat beroperasi seperti semula.

2. Saran.

Dalam pengoperasian mesin gerinda duduk, sebaiknya memperhatikan gaya yang


diberikan dan tebal material yang digerinda, agar tidak terjadi getaran yang berlebihan dan
mempercepat keuasan pada komponen bantalan yang pada akhirnya memperpendek umur
pakai bantalan tersebut.

28
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran
berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak
tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi
kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai
derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat
osilasinya.
2. Metode analisis vibrasi dapat digunakan sebagai metode perawatan mesin yang efektif
untuk mencegah dampak kerusakan yang lebih besar.
3. Dampak terjadinya mechanical looseness dan misalignment pada motor dapat
mengakibatkan bearing defect apabila tidak dilakukan upaya pencegahan setelah
gejala tersebut terdeteksi dari awal.

B. Saran
1. Pemeliharaan pada sebuah mesin harus dilakukan lebih dini sebelum terjadi kerusakan
yang lebih parah.
2. Selalu mengutamakan keselamatan kerja pada saat pelaksanaan pemeliharaan, baik
Inspeksi, Overhaul dan sebagainya.
3. Sebelum melakukan pengujian system Analisa getaran pada mesin kita harus
memahami dengan baik dan benar setiap Penggunaan Alat-Alat yang behubungan
dengan system Analisa Getaran (Vibration)

29
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2021. GETARAN MEKANIK PADA MESIN INDUSTRI. aeroengineering.


[Online] April 29, 2021. [Cited: November 20, 2021.]
https://www.aeroengineering.co.id/2021/04/getaran-pada-mesin-industri/.

ANALISIS PENYEBAB GETARAN YANG TERJADI PADA MESIN GERINDA BANGKU


(BENCHGRINDING MACHINE). Taribuka, Semuel Marthen. 2011. Ambon : s.n., 2011,
Vol. 8 No 2.

Dwicky. 2017. Makalah Fisika Getaran. Zdocs. [Online] November 14, 2017. [Cited:
November 20, 2021.] https://zdocs.tips/doc/makalah-fisika-getaran-gpd52wmvrv67.

Rhapsody, Fathoni. 2019. Tugas Makalah Getaran Mekanik. scribd. [Online] Oktober 15,
2019. [Cited: November 19, 2021.] https://www.scribd.com/document/430414038/Tugas-
Makalah-Getaran-Mekanik.

Unknown. 2020. Pengertian Osiloskop. serviceacjogja. [Online] 2020. [Cited: November 19,
2021.] https://serviceacjogja.pro/pengertian-osiloskop-fungsi-jenis-dan-spesifikasinya/.

Zulfikri. 2021. Apa Itu Vibration Analyzer ? [Online] May 04, 2021. [Cited: November 20,
2021.] https://testingindonesia.co.id/mengenal-vibration-analyzer/.

. 2020. Manfaat Melakukan Vibration Analisis Pada Mesin. testindo. [Online] May 13, 2020.
[Cited: November 19, 2021.] https://testindo.co.id/manfaat-melakukan-vibration-analisis-
pada-mesin/.

30

Anda mungkin juga menyukai