Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“GETARAN BEBAS SATU DERAJAT KEBEBASAN”


GETARAN BEBAS TEREDAM DAN
GETARAN BEBAS TAK TEREDAM

Disusun oleh :
1.Rizki Hidayat (190120096)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt. Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat, karunia, serta hidayatnya kami diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan
tugas makalah getaran mekanik ini dengan tepat waktu.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Ahmad Nayan selaku dosen
pengampu mata kuliah getaran mekanik yang telah membimbing dan memberi kami kesempatan
untuk belajar lebih mandiri dan mengedepankan kolaborasi, rekan-rekan kelompok yang telah
bekerja keras membuat makalah dan tugas ini, teman-teman Teknik Mesin ’19, dan orang tua
kami yang senantiasa terus memanjatkan do’a untuk keselamatan dan kelancaran kami dalam
menimba ilmu.

Terlepas dari semua usaha dan jerih payah yang telah kami berikan pada makalah ini,
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan agar kedepannya dapat lebih maksimal. Akhir kata, penulis
sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I............................................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah …...........................................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................................
D. Manfaat .............................................................................................................................

BAB II............................................................................................................................................
LANDASAN TEORI....................................................................................................................

BAB III..........................................................................................................................................
PEMBAHASAN ...........................................................................................................................
Getaran Bebas ...........................................................................................................................
Konsep Dasar Getaran Teredam .............................................................................................
Contoh pengaplikasian getaran bebas teredam .......................................................................
Konsep Dasar getaran bebas tak redam………………………………………………………..
Contoh pengaplikasian getaran bebas tak teredam…………………………………………….

BAB IV .......................................................................................................................................
PENUTUP...................................................................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... ..............................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir seluruh aspek kehidupan manusia dikelilingi oleh getaran. Dimulai dari tubuh
kita sendiri dipenuhi oleh fenomena-fenomena getaran, mulai dari pita suara kita, gendang
telinga, dan otot pada seluruh tubuh kita. Pembahasan awal dalam getaran mekanik adalah
memahami fenomena-fenomena yang terjadi dan mengembangkan teori-teori matematis untuk
menggambarkan getaran pada sistem, dimana pada kasus ini adalah sistem permesinan. Dengan
ini kita dapat mengetahui masalah-masalah yang ditimbulkan getaran pada suatu sistem baik
berasal dari internal maupun eksternal.

Masalah yang timbul akibat menggunakan mesin-mesin mekanis adalah munculnya


getaran yang dihasilkan dari mesin tersebut. Contohnya pada mesin diesel pada mobil-mobil
besar, ketidakseimbangan pada mesin diesel dapat menghasilkan getaran pada tanah yang
membuat ketidaknyamanan khususnya pada perkotaan dan kawasan padat penduduk, mesin
pada kereta api, mesin gerinda, dan lain sebagainya.

Getaran ini menimbulkan efek yang tidak dikehendaki seperti, ketidaknyamanan saat
menggunakan mesin tersebut, rusaknya mesin atau peralatan, dan dapat menyebabkan penyakit
akibat kerja jika terpapar dalam waktu yang lama. Getaran tersebut berasal dari dalam atau luar
sistem. Getaran mekanis ini juga dapat berimbas pada kinerja dan efektifitas daripada mesin
mekanis itu sendiri.

Dalam proses industri, banyak dijumpai adanya bermacam bentuk serta ukuran mesin,
yang selain kerjanya rumit juga bernilai mahal. Kerusakan yang tejadi secara mendadak dari
mesin-mesin yang sedang dioperasikan akan berakibat terhentinya proses produksi, terbuangnya
jam kerja karyawan serta pengeluaran biaya perbaikan yang mahal.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan usaha perawatan serta mengetahui kondisi-kondisi
dan batas dari mesin yang dioperasikan, sehingga tidakan penyelamatan dapat cepat diambil jika
kondisi batas tersebut dicapai dan kerusakan lebih parah dapat dihindari. Selain itu, memasang
sistem peredam pada peralatan yang menghasilkan getaran juga dapat menjai solusi preventif
untuk mengurangi getaran yang terjadi.

Dibalik kerugian-kerugian yang ditimbulkan getaran, getaran juga memiliki manfaat yang
tidak kalah pentingnya, salah satunya yaitu dapat mendiagnosa kondisi suatu mesin. Sifat-sifat
getaran yang ditimbulkan pada suatu mesin dapat menggambarkan kondisi gerakan-gerakan
yang tidak diinginkan pada komponen-komponen mesin, sehingga pengukuran, dan analisa
getaran dapat dipergunakan untuk mendiagnosa kondisi suatu mesin, sebagai contoh - adanya
roda gigi yang telah aus akan menimbulkan getaran dengan amplitude yang tinggi pada
frekuensi sesuai dengan frekuensi toothmesh (RPM kali jumlah gigi). Adanya unbalance

(ketidakseimbangan) putaran akan menimbulkan getaran dengan level tinggi pada frekuensi
yang sama dengan rpm poros itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar getaran bebas teredam?


2. Bagaimana pengaplikasian getaran bebas teredam?
3. Bagaimana konsep dasar getaran bebas tak teredam?
4 . Bagaimana konsep dasar getaran bebas teredam?

C. Tujuan

1. Mengetahui konsep dasar getaran bebas teredam.

2. Mengetahui pengaplikasian getaran bebas teredam.

D. Manfaat

1. Memenuhi tugas uts getaran mekanik.

2. Mengedepankan pembelajaran secara kolaborasi.

3. Melaksanakan sistem pembelajaran mandiri.


BAB II
LANDASAN TEORI

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran
berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut.
Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin
dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya
biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.

Bandul dan pegas sebagai contoh sederhana getaran.

Karakteristik utama dari getaran suatu benda berupa kuantitas dari tiga sinyal pokok yaitu:
frekuensi, amplitudo, dan sudut fasa yang dapat dijelaskan beserta kuantitas lainnya sebagai
berikut.
1. Amplitudo Amplitudo adalah pengukuran skalar yang non-negatif dari besar osilasi
suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak atau simpangan terjauh dari
titik kesetimbangan dalam gelombang sinusoidal.

2. Frekuensi
Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah
kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Pada Sistem Satuan
Internasional, hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika
Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1
Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik, yang terkadang digunakan juga satuan
cps(cycle per second) atau siklus per detik.

3. Sudut fase
Sudut fase mengacu pada hubungan antara dua gelombang sinus yang tidak lulus melalui
nol pada waktu yang sama. Mengingat satu siklus penuh yang harus 360 derajat, sudut fase
mengungkapkan seberapa jauh kedua gelombang dalam hubungan satu sama lain dalam derajat.

4. Degree of freedom(derajat kebebasan)


Adalah jumlah kemungkinan gerakan osilasi dari suatu benda kaku (rigid body ) atau non-rigid
body (elastis atau plastis) didalam suatu ruangan.

5. Periode
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran. Rumus untuk
mencari periode adalah angka 1 dibagi jumlah frekuensi dengan satuan detik atau sekon.
6. Frekuensi natural
Adalah frekuensi dari getaran bebas dari suatu benda yang bergetar secara alamiah yang
ditimbulkan oleh elastisitas pemegang benda dan massa benda tersebut. Semakin besar elastisitas
dari suatu pemegang maka semakin besar pula natural frekuensinya dengan massa benda yang
sama. Tapi semakin besar massa benda dengan elastis yang sama semakin kecil pula frekuensi
naturalnya.

7. Displacement
Displacement atau perpindahan getaran merupakan jarak yang ditempuh dari suatu puncak ke
puncak yang lain. Perpindahan tersebut umumnya dinyatakan dalam satuan mikron.

8. Velocity(kecepatan getaran)
Kecepatan getaran biasanya dinyatakan dalam satuan mm/detik. Dimana titik puncaknya
biasanya berada seperti pada titik 180 dan kelipatannya.

9. Acceleration(percepatan getaran)
Secara teknis, percepatan adalah laju perubahan dari kecepatan. Percepatan getaran
biasanya dinyatakan dalam satuan ‘g’, dimana satu ‘g’ setara percepatan yang ditimbulkan oleh
gaya gravitasi pada permukaan bumi. Puncak percepatan biasanya terletak pada simpangan
terjauh positif pada grafik sinusoidal.
BAB III
PEMBAHASAN

Getaran Bebas

Sebelum kita membahas tentang getaran bebas teredam dan getaran bebas tidak teredam,
kita perlu terlebih dahulu mengetahui apa itu getaran bebas. Getaran bebas adalah getaran yang
terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri yang
timbul akibat adanya harga awal tanpa pengaruh gaya luar. Semua sistem yang memiliki massa
dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas,

Konsep Dasar Getaran Teredam


Dalam suatu sistem, selain gaya inersia dan gaya kekakuan, sebetulnya terdapat juga gaya
dissipasi. Karena gaya dissipasi bersifat meredam gaya luar, maka lebih sering dikenal dengan
nama gaya redaman (damping forces). Gaya redaman tersebut timbul dari beberapa sumber,
seperti gesekan antar permukaan-permukaan kering, gesekan antar permukaan-permukaan yang
dilumasi, tahanan-tahanan fluida atau udara, dan lain-lainnya. Bila peredaman diperhitungkan,
berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan
pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida.
Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan
(viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)
Nilai koefisien redaman kritis yaitu:

𝐶𝐶 =2√𝑘 𝑚
Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan rasio, yang
dinamakan rasio redaman. Rasio ini adalah perbandingan antara koefisien redaman terhadap nilai
koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis(cc). Rumus untuk rasio
redaman (ζ) adalah :

𝑐
ζ=
2√𝑘 𝑚

Sebagai contoh struktur logam akan memiliki rasio redaman lebih kecil dari 0,05,
sedangkan suspensi otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3. Frekuensi dalam hal ini disebut
frekuensi alamiah teredam, fd, dan terhubung dengan frekuensi alamiah tak teredam lewat rumus
berikut :

2
∫ = √1 − ζ

Contoh pengaplikasian getaran bebas teredam :


1. Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 44.5 N dan kekakuan pegas k = 3504
N/m, dipengaruhi redaman liat (viscous damped) sehingga dua amplitudo puncak
secara berurutan adalah 1.00 sampai 0.85. Tentukan : (a). Frekuensi natural dari
sistem tak teredam (b). Pengurangan logaritmis (logarithmic decrement) (c). rasio
redaman (damping ratio) (d). koefisien redaman (e). frekuensi natural teredam
Penyelesaian

(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam perdetik adalah:


𝑘
ω =√
𝑊/𝑔

3504
=√
(44,5/9,81)
= 7,79 rad/s

atau dalam Hz :

𝜔
𝑓=

27,79
= =
2𝜋
= 4,2 Hz
(b). Pengurangan logaritmis

𝑦1
𝛿 =In
𝑦2
1.00
= In
0.85
= 0,163

(c). Rasio redaman

𝛿
ζ=
2𝜋
0,163
=
2𝜋
=0,026

(d). Koefisien redaman

c = ζ 𝑐𝑐
= 0,026 (2 x √(3504(44,5/9,81) )
= 6,55 N s/m

(e). Frekuensi natural teredam

ωD = ω √1 − ζ2

= 27,79 √1 − (0,026)2

= = 27,78 rad/s
Konsep Dasar Getaran Bebas Tak Teredam

Analisis sistem dasar yang sederhana dalam pembahasan dinamika struktur adalah sistem
derajat kebebasan tunggal, dimana gaya geseran atau redaman diabaikan, dan sebagai tambahan,
akan ditinjau sistem yang bebas dari gaya aksi gaya luar selama bergerak atau bergetar. Pada
keadaan ini, sistem tersebut hanya dikendalikan oleh pengaruh atau kondisi yang dinamakan
kondisi awal (initial conditions), yaitu perpindahan yang diberikan dalam kecepatan pada saat
t=0, pada saat pembahasan dimulai. Sistem derajat kebebasan tunggal tak teredam sering
dihubungkan dengan osilator sederhana tak teredam (simple undamped oscillator) yang selalu
disajikan seperti gambar dibawah.

Bentuk alternatif model matematis sistem derajat kebebasan tunggal

Didasarkan pada cara analisanya, getaran bebas tanpa redaman mengasumsikan tidak ada
kerugian selama getaran berlangsung. Sedangkan analisanya dititik beratkan untuk mendapatkan
frekuensi naturalnya. Kita tinjau suatu model massa-pegas seperti yang ditunjukkan pada gambar
dibawah. Kita asumsikan masa dari pegas diabaikan dan pegas memiliki kekakuan k N/m.

Gambar system pegas

Dari gambar diatas terlihat bahwa pegas sebelum terkena massa m tidak mengalami
peregangan (posisi tanpa regangan), selanjutnya setelah terkena massa m terjadi pertambahan panjang
sebesar Δst ( posisi kesetimbangan statik). Pada posisi kesetimbangan ini berlaku:
k ∆𝑠𝑡 = 𝑊
k∆𝑠𝑡= m g

dimana: W adalah gaya gravitasi yang bekerja pada massa m. g adalah percepatan gravitasi.

Dari posisi kesetimbangan statik ini, diberikan suatu simpangan awal sebesar x (positif dalam
arah kebawah) yang selanjutnya dilepaskan. Dengan demikian besarnya simpangan setelah
dilepaskan merupakan fungsi waktu t, jadi pada saat t=0 simpangan x(t=0)=x.

𝑑𝑥(𝑡)
Karena x(t) maka kecepatan = = ẋ (positif dalam arah ke bawah)
𝑑𝑡
𝑑 2 𝑥(𝑡)
Dan percepatannya = = ẍ (positif dalam arah ke bawah)
𝑑𝑡 2

Gaya-gaya yang bekerja pada massa m adalah F = W – k{ k ∆𝑠𝑡 + x(t) }

Persamaan differensial gerak didapatkan dari hukum newton ke dua, yaitu:

ma=ƩF (1.1)
dimana:
m adalah massa yang bergerak
a adalah percepatan ẍ
Ʃ F adalah jumlah gaya yang bekerja pada massa m.
ƩF = W – k { k ∆𝑠𝑡 + x(t) }

Sehingga diperoleh:
m . ẍ = W – k{ k ∆𝑠𝑡 + x(t) }
Karena W = k Δst , maka: (1.2)
m.ẍ=-kx

Persamaan (1.2) menunjukkan persamaan differensial linear orde ke dua dari sistem pada gambar
sistem massa-pegas diatas. Persamaan (1.2) tersebut juga dapat ditulis dalam bentuk:

𝑘
ẍ=- x (1.3)
𝑚
Kalau kita perhatikan, persamaan (1.3) tersebut merupakan fungsi harmonik, yang menyatakan
bahwa: ẍ = - 𝜔 2 𝑥 maka didapatkan :
Contoh Pengaplikasian Getaran Bebas Tak Teredam

Setelah kita mendapat rumus-rumus dan persamaan diatas, sekarang kita dapat
mengaplikasikannya melalu contoh soal seperti berikut:
1. Sebuah system massa-pegas seperti gambar diatas, dengan massa 0,5 kg dan kekakuannya
0,2533 N/mm. Tentukan :
a. Frekuensi naturalnya dalam siklus per detik
b. Simpangan statiknya
c. Persamaan geraknya

Solusi :

a. Kekakuan: k = 0,2533 N/mm = 253,3 N/m Massa: m = 0,5 kg

jadi,

1 𝑘
∫ 𝑛 = 2𝜋 √𝑚
1 253,3
= √
2𝜋 0,5

= 3583 sps
b. Simpangan statik
k∆𝑠𝑡 = m.g
𝑚.𝑔
k ∆𝑠𝑡 =
𝑘
0,5 𝑥 9,81
=
253,3
= 0,019 m

c. persamaan gerak
𝑚 𝑥̈+ 𝑘𝑥 = 0 0,5
𝑥̈+ 253,3 𝑥 = 0

2. Tentukan frekuensi natural massa M yang diletakkan pada ujung balok konsol (cantilever
beam) yang massanya dapat diabaikan seperti ditunjukkan pada gambar.

Solusi :
Dari pelajaran mekanika teknik, defleksi yang terjadi pada balok konsol akibat gaya terpusat
diujung balok adalah :
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Getaran bebas adalah getaran yang terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang
ada dala sistem itu sendiri yang timbul akibat adanya harga awal tanpa pengaruh gaya luar.
Getaran bebas dibagi menjadi dua yaitu getaran bebas tak teredam dan getaran bebas teredam.
Getaran bebas tak teredam adalah getaran bebas dimana tidak ada kerugian selama getaran
tersebut berlangsung. Sedangkan getaran bebas teredam adalah getaran bebas yang dipengaruhi
gaya dissipasi atau gaya redaman baik berupa kekentalan maupun tahanan lainnya.

Dalam suatu sistem, selain gaya inersia dan gaya kekakuan, sebetulnya terdapat juga gaya
dissipasi. Karena gaya dissipasi bersifat meredam gaya luar, maka lebih sering dikenal dengan
nama gaya redaman (damping forces). Gaya redaman tersebut timbul dari beberapa sumber,
seperti gesekan antar permukaan-permukaan kering, gesekan antar permukaan-permukaan yang
dilumasi, tahanan-tahanan fluida atau udara, dan lain-lainnya. Bila peredaman diperhitungkan,
berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan
pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida.
Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda.

B. Saran
1. Mahasiswa harus lebih mementingkan kolaborasi dalam melaksanakan pembelajaran
2. Mahasiswa harus lebih rajin mencari referensi yang lebih luas
DAFTAR PUSTAKA

Balachandran, Balakumar, Edward B. Magrab, Vibrations, 2nd ed., Cengage Learning, 2009.

Rao, S.S., Mechanical Vibrations, 4th ed., Pearson Education International (Prentice Hall), 2004.

Thomson, W. T. 1986. Teori Getaran dengan Penerapan. Terjemahan Lea Prasetyo. Jakarta:
Erlangga.

Sugiyanto. 1995. Getaran Mekanis: Sistem Satu Derajat Kebebasan. Diktat Kuliah. Universitas
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai