Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM

DAN GETARAN BEBAS TEREDAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Getaran Mekanis

Dosen:

Misswar abd, S.T., M.T.

Disusun Oleh:

Wahyu Maulizar Saputra (2021330005)

TEKNIK MESIN S-1


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISKANDARMUDA
2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah swt. Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat, karunia, serta hidayatnya saya diberi kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah getaran mekanik ini.

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada bapak Misswar abd selaku
dosen mata kuliah getaran mekanis yang telah membimbing dan memberi saya
kesempatan untuk belajar lebih mandiri, dan orang tua saya yang senantiasa
terus memanjatkan do’a untuk keselamatan dan kelancaran saya dalam menimba
ilmu.
Terlepas dari semua usaha dan jerih payah yang telah saya berikan
pada makalah ini, saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan agar kedepannya
dapat lebih maksimal.
Akhir kata, penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.

Banda Aceh, 13 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................
ii BAB I
............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................... 3
D. Manfaat ............................................................................................................................. 3
BAB II ...........................................................................................................................................
4
LANDASAN TEORI ....................................................................................................................
4
BAB III..........................................................................................................................................
9
PEMBAHASAN ...........................................................................................................................
9
Getaran Bebas ........................................................................................................................... 9
Konsep Dasar Getaran Bebas Tak Teredam............................................................................ 10
Contoh Pengaplikasian Getaran Bebas Tak Teredam ............................................................. 14
Konsep Dasar Getaran Teredam ............................................................................................. 17
Contoh pengaplikasian getaran bebas teredam ....................................................................... 18
BAB IV .......................................................................................................................................
20
PENUTUP...................................................................................................................................
20
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 20
B. Saran................................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir seluruh aspek kehidupan manusia dikelilingi oleh getaran.


Dimulai dari tubuh kita sendiri dipenuhi oleh fenomena-fenomena getaran, mulai
dari pita suara kita, gendang telinga, dan otot pada seluruh tubuh kita.
Pembahasan awal dalam getaran mekanik adalah memahami fenomena-fenomena
yang terjadi dan mengembangkan teori-teori matematis untuk menggambarkan
getaran pada sistem, dimana pada kasus ini adalah sistem permesinan. Dengan ini
kita dapat mengetahui masalah-masalah yang ditimbulkan getaran pada suatu
sistem baik berasal dari internal maupun eksternal.

Masalah yang timbul akibat menggunakan mesin-mesin mekanis


adalah munculnya getaran yang dihasilkan dari mesin tersebut. Contohnya pada
mesin diesel pada mobil-mobil besar, ketidakseimbangan pada mesin diesel dapat
menghasilkan getaran pada tanah yang membuat ketidaknyamanan khususnya
pada perkotaan dan kawasan padat penduduk, mesin pada kereta api, mesin
gerinda, dan lain sebagainya.

Getaran ini menimbulkan efek yang tidak dikehendaki seperti,


ketidaknyamanan saat menggunakan mesin tersebut, rusaknya mesin atau
peralatan, dan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja jika terpapar dalam
waktu yang lama. Getaran tersebut berasal dari dalam atau luar sistem. Getaran
mekanis ini juga dapat berimbas pada kinerja dan efektifitas daripada mesin
mekanis itu sendiri.

1
Dalam proses industri, banyak dijumpai adanya bermacam bentuk
serta ukuran mesin, yang selain kerjanya rumit juga bernilai mahal. Kerusakan
yang tejadi secara mendadak dari mesin-mesin yang sedang dioperasikan akan
berakibat terhentinya proses produksi, terbuangnya jam kerja karyawan serta
pengeluaran biaya perbaikan yang mahal.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan usaha perawatan serta mengetahui


kondisi-kondisi dan batas dari mesin yang dioperasikan, sehingga tidakan
penyelamatan dapat cepat diambil jika kondisi batas tersebut dicapai dan
kerusakan lebih parah dapat dihindari. Selain itu, memasang sistem peredam pada
peralatan yang menghasilkan getaran juga dapat menjai solusi preventif untuk
mengurangi getaran yang terjadi.

Dibalik kerugian-kerugian yang ditimbulkan getaran, getaran juga


memiliki manfaat yang tidak kalah pentingnya, salah satunya yaitu dapat
mendiagnosa kondisi suatu mesin. Sifat-sifat getaran yang ditimbulkan pada
suatu mesin dapat menggambarkan kondisi gerakan-gerakan yang tidak
diinginkan pada komponen-komponen mesin, sehingga pengukuran, dan analisa
getaran dapat dipergunakan untuk mendiagnosa kondisi suatu mesin, sebagai
contoh - adanya roda gigi yang telah aus akan menimbulkan getaran dengan
amplitude yang tinggi pada frekuensi sesuai dengan frekuensi toothmesh (RPM
kali jumlah gigi). Adanya unbalance (ketidakseimbangan) putaran akan
menimbulkan getaran dengan level tinggi pada frekuensi yang sama dengan rpm
poros itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar getaran bebas tak teredam?
2. Bagaimana konsep dasar getaran bebas teredam?
3. Bagaimana pengaplikasian getaran bebas tak teredam?
4. Bagaimana pengaplikasian getaran bebas teredam

2
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar getaran bebas tak teredam.
2. Mengetahui konsep dasar getaran bebas teredam.
3. Mengetahui pengaplikasian getaran bebas tak teredam
4. Mengetahui pengaplikasian getaran bebas teredam.

D. Manfaat
1. Memenuhi tugas kelompok getaran mekanik.
2. Mengedepankan pembelajaran secara kolaborasi.
3. Melaksanakan sistem pembelajaran mandiri.

3
BAB II LANDASAN

TEORI

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu


tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang
berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa
dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa
(engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya
biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya.

Bandul dan pegas sebagai contoh sederhana getaran.

4
Karakteristik utama dari getaran suatu benda berupa kuantitas dari tiga
sinyal pokok yaitu: frekuensi, amplitudo, dan sudut fasa yang dapat dijelaskan
beserta kuantitas lainnya sebagai berikut.

1. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran skalar yang non-negatif dari besar
osilasi suatu gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak
atau simpangan terjauh dari titik kesetimbangan dalam gelombang
sinusoidal.

2. Frekuensi
Untuk menghitung frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu,
menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan
panjang jarak waktu. Pada Sistem Satuan Internasional, hasil perhitungan
ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman
Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama
kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali
per detik, yang terkadang digunakan juga satuan cps (cycle per second)
atau siklus per detik.

5
3. Sudut fase
Sudut fase mengacu pada hubungan antara dua gelombang sinus yang
tidak lulus melalui nol pada waktu yang sama. Mengingat satu siklus
penuh yang harus 360 derajat, sudut fase mengungkapkan seberapa jauh
kedua gelombang dalam hubungan satu sama lain dalam derajat.

4. Degree of freedom (derajat kebebasan)


Adalah jumlah kemungkinan gerakan osilasi dari suatu benda
kaku (rigid body) atau non-rigid body (elastis atau plastis) didalam suatu
ruangan.

5. Periode
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali
getaran. Rumus untuk mencari periode adalah angka 1 dibagi jumlah
frekuensi dengan satuan detik atau sekon.

6
6. Frekuensi natural
Adalah frekuensi dari getaran bebas dari suatu benda yang bergetar
secara alamiah yang ditimbulkan oleh elastisitas pemegang benda dan
massa benda tersebut. Semakin besar elastisitas dari suatu pemegang maka
semakin besar pula natural frekuensinya dengan massa benda yang sama.
Tapi semakin besar massa benda dengan elastis yang sama semakin kecil
pula frekuensi naturalnya.

7. Displacement
Displacement atau perpindahan getaran merupakan jarak yang
ditempuh dari suatu puncak ke puncak yang lain. Perpindahan tersebut
umumnya dinyatakan dalam satuan mikron.

8. Velocity (kecepatan getaran)


Kecepatan getaran biasanya dinyatakan dalam satuan mm/detik.
Dimana titik puncaknya biasanya berada seperti pada titik 180 dan
kelipatannya.

7
9. Acceleration (percepatan getaran)
Secara teknis, percepatan adalah laju perubahan dari kecepatan.
Percepatan getaran biasanya dinyatakan dalam satuan ‘g’, dimana satu ‘g’
setara percepatan yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi pada permukaan
bumi. Puncak percepatan biasanya terletak pada simpangan terjauh positif
pada grafik sinusoidal

8
BAB III

PEMBAHASAN

Getaran Bebas

Sebelum kita membahas tentang getaran bebas teredam dan getaran


bebas tidak teredam, kita perlu terlebih dahulu mengetahui apa itu getaran bebas.
Getaran bebas adalah getaran yang terjadi jika sistem berosilasi karena
bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri yang timbul akibat adanya
harga awal tanpa pengaruh gaya luar. Semua sistem yang memiliki massa dan
elastisitas dapat mengalami getaran bebas.

Sistem massa-pegas

9
Konsep Dasar Getaran Bebas Tak Teredam

Analisis sistem dasar yang sederhana dalam pembahasan dinamika


struktur adalah sistem derajat kebebasan tunggal, dimana gaya geseran atau
redaman diabaikan, dan sebagai tambahan, akan ditinjau sistem yang bebas dari
gaya aksi gaya luar selama bergerak atau bergetar. Pada keadaan ini, sistem
tersebut hanya dikendalikan oleh pengaruh atau kondisi yang dinamakan kondisi
awal (initial conditions), yaitu perpindahan yang diberikan dalam kecepatan pada
saat t=0, pada saat pembahasan dimulai. Sistem derajat kebebasan tunggal tak
teredam sering dihubungkan dengan osilator sederhana tak teredam (simple
undamped oscillator) yang selalu disajikan seperti gambar dibawah.

Bentuk alternatif model matematis sistem derajat kebebasan tunggal

Didasarkan pada cara analisanya, getaran bebas tanpa redaman


mengasumsikan tidak ada kerugian selama getaran berlangsung. Sedangkan
analisanya dititik beratkan untuk mendapatkan frekuensi naturalnya. Kita tinjau
suatu model massa-pegas seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah. Kita
asumsikan masa dari pegas diabaikan dan pegas memiliki kekakuan k N/m.

10
Gambar sistem massa-pegas

Dari gambar diatas terlihat bahwa pegas sebelum terkena massa m


tidak mengalami peregangan (posisi tanpa regangan), selanjutnya setelah terkena
massa m terjadi pertambahan panjang sebesar Δst (posisi kesetimbangan statik).
Pada posisi kesetimbangan ini berlaku:

k Δst = W

k Δst = m g

dimana: W adalah gaya gravitasi yang bekerja pada massa m.

g adalah percepatan gravitasi.

Dari posisi kesetimbangan statik ini, diberikan suatu simpangan awal


sebesar x (positif dalam arah kebawah) yang selanjutnya dilepaskan. Dengan
demikian besarnya simpangan setelah dilepaskan merupakan fungsi waktu t, jadi
pada saat t=0 simpangan x(t=0)=x.

11
�� ( � )
Karena x(t) maka kecepatan = �
= ẋ (positif dalam arah ke bawah)

�2 � (� )
Dan percepatannya = ��
= ẍ (positif dalam arah ke bawah)
2

Gaya-gaya yang bekerja pada massa m adalah F = W – k{ k Δst + x(t) }

Persamaan differensial gerak didapatkan dari hukum newton ke dua, yaitu:

ma=ƩF (1.1)

dimana: m adalah massa yang bergerak

a adalah percepatan ẍ

Ʃ F adalah jumlah gaya yang bekerja pada massa m.

ƩF = W – k{ k Δst + x(t) }

Sehingga diperoleh:

m . ẍ = W – k{ Δst + x(t) }

Karena W = k Δst , maka:

m.ẍ=-kx (1.2)

12
Persamaan (1.2) menunjukkan persamaan differensial linear orde ke dua dari
sistem pada gambar sistem massa-pegas diatas. Persamaan (1.2) tersebut juga
dapat ditulis dalam bentuk:


ẍ=-� x (1.3)

Kalau kita perhatikan, persamaan (1.3) tersebut merupakan fungsi harmonik, yang
menyatakan bahwa: ẍ = - ��2 x maka didapatkan:

� �
ωn2 = � atau ωn = √� (1.4)

Dimana: ωn adalah frekuensi melingkar (rad/detik)

Karena ωn = 2 π fn maka didapatkan

1
fn = √ (1.5)

2𝜋 �

dimana fn adalah frekuensi natural (Hz)

Dari persamaan (1.3) didapat persamaan diferensial order dua linier yang sering
disebut sebagai persamaan gerak, yakni:

m.ẍ+kx=0 (1.6)

13
Contoh Pengaplikasian Getaran Bebas Tak Teredam

Setelah kita mendapat rumus-rumus dan persamaan diatas, sekarang


kita dapat mengaplikasikannya melalu contoh soal seperti berikut:

1. Sebuah system massa-pegas seperti gambar diatas, dengan massa 0,5 kg


dan kekakuannya 0,2533 N/mm. Tentukan :

a. Frekuensi naturalnya dalam siklus per detik


b. Simpangan statiknya
c. Persamaan geraknya

Solusi :

a. Kekakuan :
k = 0,2533 N/mm
= 253,3 N/m

Massa:
m = 0,5 kg

Jadi
1 �
�� = √
2𝜋 �
1 253,3
= √
2𝜋 0,5
= 3583

�𝑝

14
b. Simpangan statik

� ∆�� =

�. �

�𝑔
∆�� =

0 ,5 ×
=
9,81
253,3

= 0,019

c. Persamaan gerak

� + ��� = 0
0,5 𝑥 + 253,3 𝑥 = 0

2. Tentukan frekuensi natural massa M yang diletakkan pada ujung balok


konsol (cantilever beam) yang massanya dapat diabaikan seperti
ditunjukkan pada gambar.

15
Solusi :

Dari pelajaran mekanika teknik, defleksi yang terjadi pada balok konsol
akibat gaya terpusat diujung balok adalah :

���3
𝑥=
3𝐸𝐼
𝑎�𝑎�
3𝐸𝐼
𝑃= 𝑥
�3

Dimana E adalah modulus elastisitas


I adalah momen inersia luasan
EI adalah ketegaran lentur
Dari problem kesetimbangan k x = F
3 𝐸𝐼
maka : � =
�3
Jadi :

�� =1 √3𝐸𝐼
2𝜋 ���3

16
Konsep Dasar Getaran Teredam

Dalam suatu sistem, selain gaya inersia dan gaya kekakuan, sebetulnya
terdapat juga gaya dissipasi. Karena gaya dissipasi bersifat meredam gaya luar,
maka lebih sering dikenal dengan nama gaya redaman (damping forces).

Gaya redaman tersebut timbul dari beberapa sumber, seperti gesekan


antar permukaan-permukaan kering, gesekan antar permukaan-permukaan yang
dilumasi, tahanan-tahanan fluida atau udara, dan lain-lainnya.

Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku


pada massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak
dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya
akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat
kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m
(SI)

Nilai koefisien redaman kritis yaitu:

cc = 2√�

Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan


rasio, yang dinamakan rasio redaman. Rasio ini adalah perbandingan antara
koefisien redaman terhadap nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk
mencapai titik redaman kritis (cc). Rumus untuk rasio redaman (ζ) adalah


ζ = 2√� �

17
Sebagai contoh struktur logam akan memiliki rasio redaman lebih
kecil dari 0,05, sedangkan suspensi otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3.

Frekuensi dalam hal ini disebut frekuensi alamiah teredam, fd, dan
terhubung dengan frekuensi alamiah tak teredam lewat rumus berikut

fd = √1 − �� 2

Contoh pengaplikasian getaran bebas teredam

1. Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 44.5 N dan kekakuan pegas
k = 3504 N/m, dipengaruhi redaman liat (viscous damped) sehingga dua
amplitudo puncak secara berurutan adalah 1.00 sampai 0.85. Tentukan :
(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam (b). Pengurangan logaritmis
(logarithmic decrement) (c). rasio redaman (damping ratio) (d). koefisien
redaman (e). frekuensi natural teredam

Penyelesaian:

(a). Frekuensi natural dari sistem tak teredam per detik adalah:


ω = √��/𝑔

3504
= √(44.5/9,81)

= 27,79 rad/s

atau dalam Hz

18
𝜔
f= 2𝜋
27 , 79
= 2𝜋

= 4,42 Hz

(b). Pengurangan logaritmis


δ = ln

1
�2
1. 00
= ln 0.85
= 0,163

(c). Rasio redaman

𝛿
ζ= 2𝜋
0 ,163
= 2𝜋

= 0,026

(d). Koefisien redaman

c = ζ cc
= 0,026 (2 x √3504 (44,5/9,81) )
= 6,55 N s/m

(e). Frekuensi natural teredam

ωD = ω √1 − �� 2
= 27,79 √1 − (0,026)2
= 27,78 rad/s

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Getaran bebas adalah getaran yang terjadi jika sistem berosilasi karena
bekerjanya gaya yang ada dala sistem itu sendiri yang timbul akibat
adanya harga awal tanpa pengaruh gaya luar. Getaran bebas dibagi
menjadi dua yaitu getaran bebas tak teredam dan getaran bebas teredam.
Getaran bebas tak teredam adalah getaran bebas dimana tidak ada kerugian
selama getaran tersebut berlangsung. Sedangkan getaran bebas teredam
adalah getaran bebas yang dipengaruhi gaya dissipasi atau gaya redaman
baik berupa kekentalan maupun tahanan lainnya.

B. Saran
1. Mahasiswa harus lebih mementingkan kolaborasi dalam melaksanakan
pembelajaran.
2. Mahasiswa harus lebih rajin mencari referensi yang lebih luas

20
DAFTAR PUSTAKA

Balachandran, Balakumar, Edward B. Magrab, Vibrations, 2nd ed., Cengage

Learning, 2009.

Rao, S.S., Mechanical Vibrations, 4th ed., Pearson Education International

(Prentice Hall), 2004.

Thomson, W. T. 1986. Teori Getaran dengan Penerapan. Terjemahan Lea

Prasetyo. Jakarta: Erlangga.

Sugiyanto. 1995. Getaran Mekanis: Sistem Satu Derajat Kebebasan. Diktat

Kuliah. Universitas Diponegoro.

21

Anda mungkin juga menyukai