Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM HIGIENE INDUSTRI FAKTOR FISIKA

PENGUKURAN GETARAN MEKANIS

Dosen Pengampu :
Bachtiar Chahyadhi, SST., M.KKK.

Disusun Oleh:
RESANTYA ADISTA MAHARANI
NIM V8122081

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan.......................................................................................................... 3
D. Manfaat........................................................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 3
B. Peraturan Perundang-undangan................................................................... 7
BAB III METODOLOGI PENGUKURAN .................................................................. 11
A. Lokasi Pengukuran ...................................................................................... 11
B. Waktu Pengukuran ...................................................................................... 11
C. Alat Pengukuran .......................................................................................... 11
D. Langkah-langkah Pengukuran ..................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 13
A. Hasil Pengukuran ........................................................................................ 13
B. Pembahasan ................................................................................................. 14
BAB V PENUTUP........................................................................................................ 17
A. Kesimpulan.................................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 20
LAMPIRAN........................................................................................................................ 21

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemampat udara atau kompresor udara atau dalam Bahasa inggrisdisebut air
compressor adalah perangkat yang mengubah listrik atau biasanya dari motor listrik,
mesin diesel dan mesin bensin menjadi energi kinetik dengan mengompresi serta
menekan udara, yang menurut perintah, dapat disemburkan kilat. Kompresor udara
disebut juga pesawat bantu yang digunakan untuk mendapatkan udara kerja yang
kemudian ditampung di dalam bejana udara yang bertekanan lebih tinggi dari 1 ( satu
) atm. Pendapat lain mengenai kompresor udara adalah alat yang mengubah daya
menjadi energi potensial yang disimpan di tabung udara bertekanan dengan salah
satu dari beberapa metode, kompresor angin dengan volume yang besar dalam tangki
penyimpanan akan menghasilkan tekanan angin yang tinggi pula. Berbagai kegunaan
dari kompresor udara adalah untuk memasok udara bersih bertekanan tinggi untuk
mengisi tabung gas, memasok udara bersih bertekanan sedang ke tabung udara
penyelam, memasok udara bersih bertekanan sedang untuk menggerakkan katup
sistem kontrol HVAC pneumatik untuk gedung kantor dan sekolah, memasok
sejumlah besar udara bertekanan sedang ke alat pneumatik listrik, seperti
jackhammers, mengisi tangki udara bertekanan tinggi (HPA), untuk mengisi ban,
menaikan hidraulis mobil/motor dan masih banyak lagi.
Getaran merupakan suatu peristiwa gerak bolak balik secara teratur suatu benda
melalui satu titik seimbang, atau secara umum disebut sebagai gerak bolak-balik
yang terdapat di sekitar kesetimbangan, kesetimbangan adalah keadaan di mana
suatu benda pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Getaran sangat erat kaitannya dengan frekuensi dan amplitudo. Satu kali gerak
bolak-balik penuh sama hal nya dengan satu getaran frekuensi. Karena berlangsung
secara teratur maka getaran juga disebut sebagai gerak periodik. Lemah atau kuatnya
gerakan dari benda tersebut dipengaruhi dari jumlah energi yang diberikan.

1
Getaran mekanis terjadi ketika suatu objek atau sistem mengalami getaran yang
dihasilkan oleh sumber eksternal, seperti mesin, alat berat, kendaraan, atau peralatan
industri. Getaran mekanis dapat berasal dari berbagai faktor, seperti putaran mesin,
pergerakan benda berat, atau proses industri tertentu. Studi mengenai getaran
mekanis bertujuan untuk memahami sifat dan karakteristik getaran, serta
mengidentifikasi dan mengendalikan dampak negatif yang mungkin timbul.
Getaran lengan dan tangan terkait dengan paparan getaran pada anggota tubuh
tersebut. Paparan getaran pada lengan dan tangan dapat terjadi pada pekerjaan atau
aktivitas yang melibatkan penggunaan alat atau mesin yang menghasilkan getaran.
Misalnya, pekerjaan dengan perkakas listrik, mesin bor, atau peralatan industri
tertentu dapat menyebabkan paparan getaran pada lengan dan tangan. Paparan
getaran berkepanjangan pada lengan dan tangan dapat berpotensi menyebabkan
gangguan muskuloskeletal, seperti carpal tunnel syndrome atau kelelahan otot.
Getaran seluruh tubuh merujuk pada paparan getaran yang dialami oleh seluruh
tubuh seseorang. Paparan ini biasanya terkait dengan pekerjaan di lingkungan yang
bergetar, seperti pada kendaraan berat, alat berat, atau alat industri besar. Paparan
getaran seluruh tubuh yang berlebihan dan berkepanjangan dapat menyebabkan
dampak negatif pada kesehatan, termasuk gangguan muskuloskeletal, gangguan
sirkulasi, dan gangguan keseimbangan.
Adapun manfaat getaran dikehidupan sehari-hari yaitu senar-senar gitar yang
dipetik menghasilkan musik yang merdu, getaran bandul yang dimanfaatkan sebagai
penunjuk waktu, getaran pegas pada alat suspensi mobil memberi kenyaman dalam
berkendara, terutama saat mobil melintasi jalan tidak rata.
Melalui laporan praktikum mengenai getaran, getaran mekanis, getaran lengan
dan tangan, serta getaran seluruh tubuh, diharapkan dapat lebih memahami
karakteristik dan dampak getaran pada manusia. Laporan praktikum ini dapat
memberikan informasi yang berguna dalam upaya mengidentifikasi, mencegah, dan
mengendalikan risiko paparan getaran yang mungkin timbul dalam konteks
pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.

2
B. Rumusan Masalah
1. Prosedur apa saja yang perlu dilakukan untuk mengukur getaran?
2. Bagaimana hasil pengukuran getaran pada alat kompresor udara, getaran lengan
dan tangan, serta getaran seluruh tubuh?
3. Bagaimana perbandingan hasil pengukuran getaran dengan NAB yang berlaku?
4. Apa saja pengaruh getaran pada terhadap lingkungan sekitar?
C. Tujuan
1. Mengetahui prosedur apa saja yang perlu dilakukan untuk mengukur suatu
getaran.
2. Mengetahui hasil pengukuran getaran yang dihasilkan oleh getaran mekanis,
getaran lengan dan tangan, serta getaran seluruh tubuh.
3. Dapat membandingkan hasil pengukuran getaran dengan NAB yang berlaku.
4. Mengetahui pengaruh getaran terhadap lingkungan sekitar.
D. Manfaat
1. Memberikan informasi tentang pengujian getaran.
2. Memberikan masukan kepada pemilik mesin bila mana hasil pengujian melebihi
standart.
3. Memberikan informasi mengenai getaran yang ditimbulkan getaran mekanis,
getaran lengan dan tangan, serta getaran seluruh tubuh Mengetahui NAB serta
undang-undang yang berhubungan dengan getaran.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Getaran
Dalam Kepmenaker No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika, Getaran adalah
gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari
kedudukan keseimbangan. Menurut Budiono, getaran terjadi saat mesin atau alat
dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Getaran adalah
gerakan osilasi disekitar sebuah titik (Harrington dalam Hatining, 2013). Menurut
Permenaker No 5 Tahun 2018, Getaran adalah Gerakan yang teratur dari benda
atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan keseimbangannya.
2. Jenis-jenis Getaran
a. Getaran Mekanis
Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2000) yang dikutip oleh Budiono, A
(2005) Getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang
ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke
tubuh dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh
kita. Getaran mekanis dapat dibedakan berdasarkan pajanannya. Terdapat dua
bentuk yaitu getaran seluruh badan dan getaran pada lengan dan tangan.
b. Getaran Lengan Tangan (Hand Arm Vibration)
Getaran yang merambat melalui tangan melalui akibat pemakaian
peralatan yang bergetar, frekuensinya biasanya antara 20500 Hz. Frekuensi
yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka
pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti sopir bajaj,
operator gergaji rantai, tukang potong rambut, gerinda, penempa palu.
c. Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration)

4
Getaran seluruh tubuh terutama terjadi pada alat angkutan. Getaran seluruh
tubuh terutama di tempat kerja dihasilkan pada truk atau alat angkut yang
digunakan dalam kegiatan industri, traktor pertanian dan perlengkapannya
untuk mengerjakan tanah. Selain seluruh badan bergetar 13 oleh alat angkut
tersebut, seluruh badan ikut bergetar oleh beroperasinya alat-alat berat yang
memindahkan getaran mekanis dari alat berat keseluruh tubuh pekerja melalui
getaran lantai sebagai tempat berpijaknya kaki.
3. Efek Getaran Terhadap Kesehatan
a. Fenomena Raynaud
Fenomena Raynaud, terkadang disebut sindrom Raynaud atau “sindrom
getaran tangan lengan”, adalah gangguan aliran darah ke jari tangan dan kaki
(dan pada tingkat yang lebih rendah, biasanya ke telinga dan hidung). Paparan
dingin mempengaruhi sirkulasi darah secara tidak normal, menyebabkan kulit
menjadi pucat, berlilin atau ungu. Penyakit ini terkadang disebut sebagai "jari
putih", "jari lilin" atau "jari mati".
b. Kerusakan sendi dan tulang
Gangguan-gangguan tersebut antara lain kelainan dalam peredaran darah
dan persarafan, serta kerusakan pada persendian dan tulang. Gejala kelainan
pada peredaran darah dan persarafan sangat mirip dengan fenomena
Raynaud’s. Gejala-gejala awal adalah pucat dan kekakuan pada ujung-ujung
jari yang terjadi berulang secara tidak teratur. Gangguan mula-mula pada
sebelah tangan, kemudian dapat meluas pada kedua tangan secara asimetris.
c. Gangguan Penglihatan
Getaran pada seluruh tubuh terutama terjadi pada alat pengangkut,
misalnya truk, alat-alat pengangkut pada industri, traktor-traktor pertanian dan
sebagainya. Di samping itu, getaran dari alat-alat berat dapat pula dipindahkan
ke seluruh tubuh lewat getaran lantai melalui kaki. Getaran yang penting
adalah getaran dari tempat duduk dan topangan kaki, karena diteruskan ke
tubuh

5
4. Pengendalian Getaran
Pengendalian dimulai dari pekerjaan yang memiliki risiko tinggi, sedang dan
kemudian risiko rendah.Pengendalian yang dapat dilakukan mengacu pada Hirarki
Pengendalian, yaitu:
a. Subtitusi
Penggantian alat-alat yang sudah berumur, yang dapat menghasilkan
getaran tinggi, dengan alat-alat yang baru yang menghasilkan getaran yang
rendah. Dapat juga dengan mengganti metode kerja yang selama ini digunakan.
b. Engineering control
Memasang peredam getaran di ruangan yang menggunakan mesin ataupun
alat-alat yang dapat menghasilkan getaran yang tinggi guna mereduksi getaran
yang ditimbulkan oleh mesin dan alat-alat tersebut.
c. Administrative control
Pengaturan jam kerja atau menerapkan shift kerja bagi pekerja di ruangan
mesin yang menghasilkan getaran yang tinggi untuk mengurangi paparan
terhadap pekerja tersebut.
d. Maintenance
Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap mesin ataupun alat- alat
yang berpotensi menghasilkan vibrasi sedang menuju tinggi untuk mengetahui
jumlah getaran yang dihasilkan.
e. Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan alat pelindung diri bergantung pada jenis getaran yang
dihasilkan oleh mesin atau alat-alat kerja.Untuk getaran seluruh tubuh
disarankan untuk menggunakan full body protector yang terbuat dari karet
ataupun kulit yang dapat meredam getaran yang ditimbulkan oleh sumber
getaran tersebut. Selain untuk meredam getaran, pelindung tersebut juga
berfungsi untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat untuk mengurangi resiko
vibration white finger. Sedangkan alat pelindung untuk getaran setempat atau

6
hand arm vibration disarankan untuk menggunakan sarung tangan yang
berbahan baku karet maupun kulit.
B. Peraturan Perundang-undangan
Getaran diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 Pasal
11, yaitu:
(1) Pengukuran dan pengendalian getaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1) huruf c harus dilakukan pada Tempat Kerja yang memiliki sumber bahaya
getaran dari operasi peralatan kerja.
(2) Tempat kerja yang memiliki sumber bahaya Getaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan Tempat Kerja yang terdapat sumber Getaran pada lengan dan
tangan dan getaran seluruh tubuh.
(3) Jika hasil pengukuran Tempat Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
melebihi dari NAB harus dilakukan pengendalian.
(4) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan:
a. Menghilangkan sumber getaran dari tempat kerja;
b. Mengganti alat, bahan, dan proses kerja yang menimbulkan sumber getaran;
c. Mengurangi pajanan getaran dengan menambah / menyisipkan damping /
bantalan / peredam di antara alat dan begian tubuh yang kontak dengan alat
kerja;
d. Membatasi pajanan gearan melalui pengaturan waktu kerja;
e. Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai; dan/atau
f. Melakukan pengendalian lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya dijelaskan pada lampiran Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5
Tahun 2018 mengenai Nilai Ambang Batas Getaran.
1C. Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemaparan Lengan dan Tangan
Jumlah waktu pajanan Per hari Resultan Percepatan di Sb. X, Sb. Y dan Sb.
kerja (Jam) Z

7
Meter per detik kuadrat (m/det2)
6 jam sampai dengan 8 jam 5
4 jam dan kurang dari 6 jam 6
2 jam dan kurang dari 4 jam 7
1 jam dan kurang dari 2 jam 10
0,5 jam dan kurang dari 1 jam 14
Kurang dari 0,5 jam 20
Tabel 1. NAB Getaran Pemaparan Lengan dan Tangan
1D. Nilai Ambang Batas Getaran Untuk Pemaparan Seluruh Tubuh
Jumlah waktu Pajanan Nilai Ambang Batas (m/det2)
Per hari kerja (Jam)
0,5 3,4644
1 2,4487
2 1,7322
4 1,2249
8 0,8661
Tabel 2. NAB Getaran Pemaparan Seluruh Tubuh
Selain itu, getaran, khususnya getaran mekanis diatur dalam Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran.
Baku Tingkat Getaran Mekanik berdasarkan dampak kerusakan:

8
Tabel 3. Baku Tingkat Getaran Mekanik berdasarkan dampak kerusakan
Keterangan :
Kategori A : Tidak menimbulkan kerusakan
Kategori B : Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada dinding
pemikul beban pada kasus khusus)
Kategori C : Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban
Kategori D : Rusak dinding pemikul beban
Baku Tingkat Getaran Mekanik berdasarkan jenis bangunan:

9
Tabel 4. Baku Tingkat Getaran Mekanik berdasarkan jenis bangunan

10
BAB III
METODOLOGI PENGUKURAN

A. Lokasi Pegukuran
1. Pengukuran Getaran Mekanis
Pengukuran dilakukan di tambal ban Pedaringan.
2. Pengukuran Getaran Lengan dan Tangan (Hand-arm Vibration)
Pengukuran dilakukan di dia titik, yaitu UNS dan Jalan Kabut.
3. Pengukuran Getaran Seluruh Tubuh (Whole body Vibration)
Pengukuran dilakukan di Fakultas Kedokteran UNS.
B. Waktu Pengukuran
1. Pengukuran Getaran Mekanis
Pengukuran getaran dilakukan pada Kamis, 4 Mei 2023 pukul 15.00.
2. Pengukuran Getaran Lengan dan Tangan
Pengukuran getaran dilakukan pada Kamis, 8 Juni 2023 pukul 15.00.
3. Pengukuran Getaran Seluruh Tubuh
Pengukuran getaran dilakukan pada Kamis, 15 Juni 2023 pukul 14.00.
C. Alat Pengukuran
Pengukuran getaran, baik itu getaran mekani, getaran lengan dan tangan, serta
getaran seluruh tubuh dilakukan dengan alat vibration meter.
D. Langkah-langkah Pengukuran
1. Langkah Pengukuran Getarar Mekanis
Langkah kerja pengukuran getaran mekanis yaitu:
1) Mengecek baterai dengan menekan tombol MEAS.
2) Menekan MEAS atau power ON kurang lebih 10 detik. Memilih skala
pengukuran. Kami memilih skala mm/s. Alat siap untuk pengukuran.
3) Selama pengukuran berlangsung, menekan dan menahan tombol MEA.
Menempelkan ujung alat pada objek yang diukur dengan posisi tegak lurus dan

11
nilai getaran mekanik tampil pada display. Setelah itu, melepas alat dari objek,
lalu membaca dan mencatat angka pada display.
4) Menekan tombol MEAS kembali untuk pengukuran selanjutnya. Satu menit
setelah tombol MEAS dilepas, alat akan mati secara otomatis.
2. Langkah Pengukuran Getaran Lengan dan Tangan
1) Menyalakan alat dengan menekan tombol power.
2) Memasang akselometer pada adapter yang sesuai.
3) Menekan F3 untuk memilih menu pengukuran, sorot menu Measuring mode
dengan menekan tombol panah bawah, dan tekan OK
4) Memilih Human Vibration, tekan OK
5) Memilih Hand-arm, tekan OK
6) Memilih Health, tekan OK
7) Menekan panah kanan untuk memulai pengukuran.
8) Menekan tombol Save atau panah kebawah untuk mengakhiri pengukuran.
3. Langkah Pengukuran Getaran Seluruh Tubuh
1) Menyalakan alat dengan menekan tombol power.
2) Memasang akselometer pada adapter yang sesuai.
3) Menekan F3 untuk memilih menu pengukuran, sorot menu Measuring mode
dengan menekan tombol panah bawah, dan tekan OK
4) Memilih Human Vibration, tekan OK
5) Memilih Whole Body, tekan OK
6) Memilih Health, tekan OK
7) Menekan panah kanan untuk memulai pengukuran.
8) Menekan tombol Save atau panah kebawah untuk mengakhiri pengukuran.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengukuran
1. Hasil Pengukuran Getaran Mekanis
No. Lokasi Mesin Daya Titik Velocity Kategori Keterangan
Sampel Mesin Pengukuran (mm/s) Getaran
1. Tambal Mesin 5,5 Sisi Kanan 7,2 m/s2 Group K Membahayakan
Ban Kompresor HP / Sisi Kiri 7,3 m/s2 Group K
Pedaringan Angin 4,1 Sisi Depan 7,1 m/s2 Group K
Kw Sisi Bawah 6,3 m/s2 Group K
Tabel 5. Hasil Pengukuran Getaran Mekanis
2. Hasil Pengukuran Getaran Lengan dan Tangan (Hand-arm Vibration)
Durasi Hasil
Nama Jenis Sumber NAB
No. Lokasi Pemaparan Uji Keterangan
Probandus Pekerjaan Getaran (m/s2)
(hh:mm) (m/s2)
1. UNS Zainun Mengendarai Motor Di bawah
10 menit 0,27 5
motor NAB
2. Jalan Suparmo Mengebor Mesin Di bawah
1 menit 0,28 5
Kabut Bor NAB
Tabel 6. Hasil Pengukuran Getaran Lengan dan Tangan
3. Hasil Pengukuran Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration)
Hasi Pengukuran RMS
Sumber Titik NAB
No Nama Bagian Axis Axis Axis Resultan Trial Ket.
Getaran Pengukuran (m/s2)
X Y Z Aksis (Aw)
1. Jono Operator Backhoe Jok operator 0,37 0,33 0,20 5,04 1,15 Dibawah
Backhoe backhoe NAB

13
2. Zain Supir Truk Jok supir 0,23 0,26 0,23 1,09 1,15 Dibawah
truk truk NAB
Tabel 7. Hasil Pengukuran Getaran Seluruh Tubuh
B. Pembahasan
1. Getaran Mekanis
Pengukuran getaran mekanis pada mesin dilakukan di tambal ban Pedaringan
dengn mesin kompresor angin sebagai mesin sampel. Mesin kompresor angin
memiliki daya mesi 5,5 HP / 4,1 Kw. Pengukuran dilakukan di empat titik, yaitu
sisi kanan, sisi kiri, sisi depan, dan sisi bawah mesin kompresor. Mesin kompresor
angin termasuk dalam kategori getaran Group K atau small mechine.
Getaran mesin pada mesin kompresor angin yang kami ukur termasuk dalam
getaran mesin yang membahayakan. Hal itu dikarenakan nilai velocity di empat
titik pengukuran yang diukur menunjukkan angka di atas NAB menurut ISO 2732
dan VDI 2056. Sisi kanan mesin kompresor angin memiliki nilai 7,2 m/s2, sisi kiri
7,3 m/s2, sisi depan 7,1 m/s2, dan sisi bawah 6,3. Sedangkan kategori Group K
atau small mechine tergolong berbahaya apabila memiliki nilai velocity >4,5.
Maka dari itu dapa dikatakan mesin kompresor angin tergolong dalam getaran
mesin yang membahayakan.
2. Getaran Lengan dan Tangan (Hand-arm Vibration)
Pengukuran getaran tangan dan lengan dilakukan di dua titik pengukuan
dengan dua jenis pekerjaan. Pada pengukuran pertama, dengan probandus Zainun,
seorang pengendara motor yang berlokasi di UNS, terpapar getaran selama 10
menit saat mengendarai motornya. Sumber getaran berasal dari motor yang
digunakan. Hasil pengukuran menunjukkan tingkat getaran sebesar 0,27 m/s2,
yang berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan sebesar 5 m/s2.
Dalam hal ini, Zainun mengalami paparan getaran yang masih berada dalam batas
yang aman sesuai dengan standar yang digunakan dalam pengukuran. Oleh karena
itu, tidak terdapat indikasi adanya potensi dampak negatif pada kesehatan Zainun
sebagai akibat dari paparan getaran yang dialaminya saat mengendarai motor.

14
Selanjutnya, pada pengukuran kedua, Suparmo, seorang pekerja yang sedang
mengebor di Jalan Kabut, terpapar getaran selama 1 menit akibat penggunaan
mesin bor. Hasil uji menunjukkan tingkat getaran sebesar 0,28 m/s2, yang juga
berada di bawah NAB sebesar 5 m/s2. Seperti halnya dengan kasus sebelumnya,
Suparmo mengalami paparan getaran yang berada dalam batas yang aman dan
tidak diharapkan menyebabkan efek negatif pada kesehatannya.
3. Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration)
Pada pengukuran pertama, Jono, seorang operator backhoe, terpapar getaran
dari jok operator backhoe. Pengukuran dilakukan pada tiga sumbu, yaitu sumbu
X, Y, dan Z. Hasil pengukuran RMS (Root Mean Square) menunjukkan nilai
getaran sebesar 0,37 m/s2 pada sumbu X, 0,33 m/s2 pada sumbu Y, dan 0,20 m/s2
pada sumbu Z. Dalam perhitungan resultan trial aksis (Aw), diperoleh nilai 5,04
m/s2. Seluruh nilai pengukuran tersebut berada di bawah Nilai Ambang Batas
(NAB) sebesar 1,15 m/s2. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Jono
mengalami paparan getaran yang masih berada dalam batas yang aman sesuai
dengan standar pengukuran yang digunakan.
Pada pengukuran kedua, Zain, seorang supir truk, terpapar getaran dari jok
supir truk. Pengukuran juga dilakukan pada tiga sumbu, yaitu sumbu X, Y, dan Z.
Hasil pengukuran RMS menunjukkan nilai getaran sebesar 0,23 m/s2 pada sumbu
X, 0,26 m/s2 pada sumbu Y, dan 0,23 m/s2 pada sumbu Z. Nilai resultan trial aksis
(Aw) yang dihitung adalah 1,09 m/s2. Semua nilai pengukuran tersebut juga
berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) sebesar 1,15 m/s2. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa Zain juga mengalami paparan getaran yang masih
berada dalam batas yang aman sesuai dengan standar pengukuran yang digunakan.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa baik Jono maupun
Zain tidak mengalami paparan getaran yang melebihi batas yang aman. Meskipun
demikian, tetap perlu diingat bahwa paparan getaran dalam jangka waktu yang
lama atau intensitas yang lebih tinggi dapat berpotensi menyebabkan dampak
negatif pada kesehatan. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan seperti

15
menggunakan perlindungan pribadi dan mengawasi paparan getaran secara rutin
tetap perlu diterapkan untuk menjaga kesehatan pekerja dalam jangka panjang.

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam pengukuran
getaran pada mesin kompresor angin di tambal ban Pedaringan, terlihat bahwa mesin
kompresor angin termasuk dalam kategori getaran mesin yang membahayakan. Nilai
getaran pada empat titik pengukuran (sisi kanan, sisi kiri, sisi depan, dan sisi bawah
mesin kompresor) melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan menurut
ISO 2732 dan VDI 2056. Hal ini menunjukkan bahwa mesin kompresor angin
menghasilkan getaran yang dapat berpotensi membahayakan kesehatan.
Namun, pada pengukuran getaran tangan dan lengan, baik pada Zainun saat
mengendarai motor maupun pada Suparmo saat menggunakan mesin bor, hasil
pengukuran menunjukkan bahwa kedua individu tersebut terpapar getaran yang
berada di bawah NAB yang ditetapkan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
paparan getaran pada pekerjaan mereka masih berada dalam batas yang aman sesuai
dengan standar pengukuran yang digunakan.
Selanjutnya, pada pengukuran getaran pada operator backhoe (Jono) dan supir
truk (Zain), keduanya juga tidak mengalami paparan getaran yang melebihi batas
yang aman. Hasil pengukuran getaran pada tiga sumbu (X, Y, dan Z) pada kedua
individu tersebut berada di bawah NAB yang ditetapkan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa paparan getaran pada pekerjaan mereka juga masih berada dalam
batas yang aman sesuai dengan standar pengukuran yang digunakan.
Meskipun hasil pengukuran menunjukkan bahwa para individu dalam kasus ini
tidak mengalami paparan getaran yang melebihi batas yang aman, tetap perlu diingat
bahwa paparan getaran dalam jangka waktu yang lama atau intensitas yang lebih
tinggi dapat berpotensi menyebabkan dampak negatif pada kesehatan. Oleh karena
itu, penting untuk tetap menerapkan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan,

17
seperti menggunakan perlindungan pribadi dan melakukan pengawasan secara rutin
terhadap paparan getaran, guna menjaga kesehatan pekerja dalam jangka panjang.
B. Saran
Berdasarkan hasil pengukuran getaran, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan
untuk mengatasi masalah terkait paparan getaran:
1. Pada mesin kompresor angin di tambal ban Pedaringan, perlu dilakukan langkah-
langkah perbaikan atau penggantian mesin agar dapat menghasilkan getaran yang
berada dalam batas yang aman. Ini dapat dilakukan dengan memilih mesin yang
memiliki tingkat getaran yang lebih rendah atau dengan melakukan perawatan
rutin pada mesin yang ada untuk meminimalkan getaran yang dihasilkan.
2. Pada pekerjaan yang melibatkan penggunaan mesin, seperti saat menggunakan
mesin bor, penting untuk menggunakan alat perlindungan diri yang sesuai, seperti
sarung tangan anti-getar atau bantalan pelindung, guna mengurangi paparan
getaran pada tangan dan lengan. Selain itu, penggunaan teknik kerja yang benar
dan ergonomis juga dapat membantu mengurangi dampak getaran pada tubuh.
3. Bagi individu yang terpapar getaran selama berkendara, seperti saat mengendarai
motor, disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan alat bantu, seperti
sarung tangan anti-getar atau kursi motor dengan sistem peredam getaran. Selain
itu, perlu diperhatikan juga posisi duduk yang ergonomis serta melakukan
istirahat yang cukup untuk mengurangi paparan getaran secara keseluruhan.
4. Pada pekerjaan yang melibatkan penggunaan alat berat, seperti operator backhoe,
perlu dilakukan perawatan dan pengecekan rutin pada mesin serta peralatan yang
digunakan untuk memastikan bahwa tingkat getaran tetap berada dalam batas
yang aman. Pelatihan mengenai teknik pengoperasian yang tepat dan ergonomis
juga penting untuk mengurangi dampak getaran pada tubuh operator.
5. Penting untuk melakukan pemantauan rutin terhadap paparan getaran di tempat
kerja dan mengkaji ulang standar pengukuran yang digunakan. Jika terdapat
perbedaan antara hasil pengukuran dengan standar yang digunakan, perlu

18
dilakukan evaluasi lebih lanjut dan mungkin penyesuaian terhadap batas yang
aman yang ditetapkan.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan menjaga kesadaran
terhadap dampak paparan getaran, diharapkan dapat mengurangi risiko terhadap
kesehatan pekerja dalam jangka panjang. Selain itu, disarankan untuk melibatkan
tenaga ahli terkait, seperti ahli keselamatan kerja atau ergonomi, guna mendapatkan
saran yang lebih spesifik dan dapat disesuaikan dengan kondisi kerja yang ada.

19
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

Filter, Z. (2019, June 12). Bagaimana Mengurangi Kebisingan Getaran dari Kompresor
Udara dan Airframe - Pengetahuan - Xinxiang Zhongyue Filter Co., Ltd.
Xinxiang Zhongyue Filter Co, Ltd; Xinxiang Zhongyue Filter Co, Ltd.
http://id.chinamfilter.com/info/how-to-reduce-the-vibration-noise-of-the-air-
c-36429604.html, diakses pada 19 Mei 2023

ISO 2372 tentang Getaran Mekanis

Wignjosoebroto, Sritomo. 2000, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis
untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta : PT. Gunawidya.

20
LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan sementara getaran mekanik Lampiran 2. Lokasi tambal ban

Lampiran 3. Pengukuran getaran mekanik Lampiran 4. Pengukuran getaran mekanik

21
Lampiran 5. Laporan sementara getaran lengan dan tangan Lampiran 6. Proses pengukuran getaran
lengan tangan pada motor

Lampiran 7. Proses pengukuran getaran Lampiran 8. Proses pengukuran


lengan tangan mesin bor getaran lengan tangan mesin bor

22
Lampiran 9. Laporan sementara getaran seluruh
tubuh

Lampiran 10. Pengukuran


getaran seluruh tubuh pada truk

Lampiran 11. Pengukuran getaran Lampiran 11. Pengukuran getaran


seluruh tubuh pada truk seluruh tubuh pada back hoe

23

Anda mungkin juga menyukai