Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PRAKTIK DASAR-DASAR HIGIENE INDUSTRI

Nama : Resantya Adista Maharani


NIM : V8122081
Kelas : C

PERUNDANG-UNDANGAN K3 SECARA UMUM DAN HIGIENE INDUSTRI


No. K3 / Higiene Industri Perundangan Pasal Isi Pasal / Ayat
1. K3 UU No.14 Tahun 1969 Pasal 9 Tiap tenaga kerja berhak mendapaat
perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta
perlakukan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama.
2. K3 UU No.14 Tahun 1969 Pasal 10 Pemerintah membina perlindungan kerja yang
mencakup:
1. Norma keselamatan kerja
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene
perusahaan
3. Norma kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan
rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
5. (tidak berlaku)
3. K3 dan Higiene UU No.1 Tahun 1970 Pasal 1 (1) "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau
Industri lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang
sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan
suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci
dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah
semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian
atau yang berhubungan dengan tempat kerja
tersebut;
4. K3 UU No.1 Tahun 1970 Pasal 1 (2) “pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas
memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau
bagiannya yang berdiri sendiri.
5. K3 UU No.1 Tahun 1970 Pasal 1 (6) “ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen
Tenaga Kerja yang ditunjukoleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang‐
undang ini.
6. K3 UU No.1 Tahun 1970 Pasal 2 (1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah
keselamatan kerja dalam segala tempat kerja,
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air,
di dalam air maupun di udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
7. K3 dan Higiene UU No.1 Tahun 1970 Pasal 2 (2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut
Industri berlaku dalam tempat kerja di mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan
mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan
atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,
diperdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang : dapat meledak,
mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan,
perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau
bangunan lainnya, termasuk bangunan
pengairan, saluran atau terowongan di
bawah tanah dan sebagainya atau dimana
dilakukan pekerjaan persiapan;
d. dilakukan usaha : pertanian, perkebunan,
pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan
pengolahan : emas, perak, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak
atau mineral lainnya, baik di permukaan
atau di dalam bumi, maupun di dasar
perairan; dilakukan pengangkutan barang,
binatang atau manusia, baik di daratan,
melalui terowongan, di permukaan air,
dalam air maupun di udara;
f. dikerjakan bongkar-muat barang muatan di
kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau
gudang;
g. dilakukan penyelaman, pengambilan benda
dan pekerjaan lain di dalam air;
h. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas
permukaan tanah atau perairan;
i. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara
atau suhu yang tinggi atau rendah;
j. dilakukan pekerjaan yang mengandung
bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau
terperosok, hanyut atau terpelanting;
k. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur
atau lobang;
l. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban,
debu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
suara atau getaran;
m. dilakukan pembuangan atau pemusnahan
sampah atau limbah;
n. dilakukan pemancaran, penyiaran atau
penerimaan radio, radar, televisi atau
telepon;
o. dilakukan pendidikan, pembinaan,
percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis;
p. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan,
disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
listrik, gas, minyak atau air;
q. diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau
diselenggarakan rekreasi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau
mekanik.
8. K3 dan Higiene UU No.1 Tahun 1970 Pasal 3 (1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan
Industri (poin i, j, k, syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
dan l) a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya
peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada
para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya
penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. memperoleh penerangan yang cukup dan
sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara
yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang
cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan
ketertiban; m.memperoleh keserasian
antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya;
m. mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
n. mengamankan dan memelihara segala jenis
bangunan;
o. mengamankan dan memperlancar pekerjaan
bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
p. mencegah terkena aliran listrik yang
berbahaya;
q. menyesuaikan dan menyempurnakan
pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
9. K3 dan Higiene UU No.1 Tahun 1970 Pasal 4 (1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan
Industri syarat-syarat keselamatan kerja dalam
perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknik dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
10. K3 UU No.1 Tahun 1970 Pasal 8 (1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan
badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari
tenaga kerja yang akan diterimanya maupun
akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan padanya.
11. K3 UU No.1 Tahun 1970 Pasal 8 (2) Pengurus diwajibkan memeriksakan semua
tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala pada dokter yang
ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh
direktur.
12. K3 UU No.1 Tahun 1970 Pasal 11 (1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap
kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja.
13. K3 UU No.1 Tahun 1970 Pasal 12 Dengan peraturan perundangan diatur
kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila
diminta oleh pegawai pengawas dan atau
ahli keselamatan kerja;
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-
syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan;
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan
semua syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan
di mana syarat keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam
hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas yang masih
dapat dipertanggung-jawabkan.
14. K3 UU No.1 Tahun 1980 Pasal 13 Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
15. K3 UU No.1 Tahun 1980 Pasal 14 Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat
kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai
Undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja
b. Memasang dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua gambar keselamatan
kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat
yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja;
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada
tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap
orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk
yang diperlukan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
16. K3 Permenakertrans No.1 Pasal 3 (1) Pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan
Tahun 1980 harus diusahakan pencegahan atau dikurangi
terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja
terhadap tenaga kerjanya
17. K3 Permenakertrans No.1 Pasal 3 (2) Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera
Tahun 1980 disusun suatu unit keselamatan dan kesehatan
kerja, hal tersebut harus diberitahukan kepada
setiap tenaga kerja.
18. K3 Permenakertrans No.1 Pasal 7 Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk
Tahun 1980 menjamin bahwa peralatan perancah, alatalat
kerja, bahan-bahan dan benda-benda lainnya
tidak dilemparkan, diluncurkan atau dijatuhkan
ke bawah dari tempat yang tinggi sehingga
dapat menyebabkan kecelakaan.
19. K3 Permenakertrans No.1 Pasal 8 Semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka,
Tahun 1980 lubang-lubang di lantai yang terbuka, atap-atap
atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi
tangga yang terbuka, semua galian-galian dan
lubang-lubang yang dianggap berbahaya harus
diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat.
20. K3 Permenakertrans No.1 Pasal 9 Kebisingan dan getaran di tempat kerja tidak
Tahun 1980 boleh melebihi ketentuan Nilai Ambang Batas
(NAB) yang berlaku.
21. K3 Permenakertrans No.1 Pasal 11 Tindakan harus dilakukan untuk mencegah
Tahun 1980 bahaya terhadap orang yang disebabkan oleh
runtuhnya bagian yang lemah dari bangunan
darurat atau bangunan yang tidak stabil.
22. Higiene Industri UU No.11 Tahun 1962 Pasal 2 Yang dimaksud dalam undang-undang ini
dengan:
a. Hygiene ialah segala usaha untuk
memelihara dan mempertinggi derajat
kesehatan;
b. Usaha-usaha bagi umum ialah usaha-usaha
yang dilakukan oleh badan-badan
pemerintah, swasta maupun perserorangan
yang menghasilkan sesuatu untuk atau yang
langsung dapat dipergunakan oleh umum.
23. Higiene Industri UU No.11 Tahun 1962 Pasal 3 Hygiene untuk usaha-usaha bagi umum yang
diatur dalam undang-undang ini meliputi:
a. Hygiene air, susu, makanan dan minuman
untuk konsumsi bagi umum;
b. Hygiene perusahaan-perusahaan;
c. Hygiene bangunan-bangunan umum;
d. Hygiene tempat permandian umum;
e. Hygiene alat-alat pengangkutan umum;
f. Hygiene untuk usaha bagi umum lain-lainnya
yang akan ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
24. Higiene Industri UU No.11 Tahun 1962 Pasal 5 Usaha-usaha Pemerintah/Pemerintah Daerah
dalam rangka pelaksanaan Undang-undang ini
ialah :
a. Penerangan dan pendidikan mengenai
hygiene;
b. Bimbingan dalam bidang hygiene untuk
usaha-usaha bagi umum;
c. Pengawasan dan pemeriksaan atas keadaan
hygiene lingkungan pada usaha-usaha bagi
umum;
d. Pengawasan dan pemeriksaan hasil produksi
dan proses- produksi air, makanan dan
minuman untuk konsumsi umum;
e. Pengawasan dan pemeriksaan atas
penggunaan benda-benda, alatalat, yang
dapat membahayakan kseshatan;
f. Usaha-usaha lain yang perlu.
25. Higiene Industri UU No. 2 Tahun 1966 Pasal 3 Untuk mencapai keadaan kesehatan masyarakat
yang dimaksud dalam pasal 2, Pemerintah
melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
a. Pendidikan dan penerangan mengenai
hygiene kepada rakyat.
b. Menyelenggarakan tindakan-tindakan demi
kepentingan hygiene bagi umum maupun
bagi perseorangan.
c. Menyelenggarakan bimbingan, tindakan, di
bidang kesehatan jiwa dan pencegahan
gangguan-gangguan yang merugikan
kesejahteraan jiwa masyarakat.
d. Memperkembangkan perlengkapan
masyarakat, agar dapat terjamin tingkat
hidup yang sebaik-baiknya bagi setiap
anggota masyarakat dalam keadaan yang
sehat, sejahtera, adil dan makmur.
26. Higiene Industri UU No. 2 Tahun 1966 Pasal 4 Pelaksanaan usaha-usaha yang disebut dalam
pasal 3 meliputi:
1. Memberikan bimbingan bagi pemeliharaan
dan perbaikan kesehatan badan dan jiwa.
2. Menyelenggarakan kesehatan lingkungan.
3. Menyelenggarakan tindakan-tindakan untuk
mencegah berjangkitnya, menularnya dan
menyebarnya penyakit.
4. Menyelenggarakan pemeriksaan dan
pengobatan demi pencegahan penularan
dan penyebaran penyakit.
5. Dan lain-lain usaha yang dipandang perlu.
27. Higiene Industri UU No. 14 Tahun 1969 Pasal 10 Pemerintah membina perlindungan kerja yang
mencakup:
a. Norma keselamatan kerja;
b. Norma kesehatan kerja dan hygiene
perusahaan;
c. Norma-kerja;
d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan
rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
28. Higiene Industri UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 164 (1) Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan.
29. Higiene Industri UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 164 (6) Pengelola tempat kerja wajib menaati standar
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) dan menjamin lingkungan kerja yang
sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya
kecelakaan kerja.
30. Higiene Industri UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 164 (7) Pengelola tempat kerja wajib bertanggung
jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di
lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai