Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian K3
a. K3 Menurut International Association of Safety Professional (IASP) Organisasi
profesional Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di USA,
International Association of Safety Professional (IASP) telah menetapkan 8
(delapan) prinsip mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai dasar
atau landasan pengembangan sebagai berikut (Ramli, 2010:23) :
1) Bahwa Keselamatan dan Kesehatan (K3) merupakan tanggung jawab moral atau
etik (Safety is an ethical responsibility).
2) Bahwa Keselamatan dan Kesehatan (K3) merupakan budaya, bukan sekadar
program (Safety is a culture, not a program.
3) Bahwa Keselamatan dan Kesehatan (K3) merupakan tanggung jawab
manajemen (Management is responsible).
4) Pekerja harus dididik untuk bekerja dengan aman (Employees must be trained
to work safety)
5) K3 adalah cerminan kondisi ketenagakerjaan (Safety is a condition of
employment)
6) Semua kecelakaan dapat dicegah (All injuries are preventable)
7) Program K3 bersifat spesifik (Safety programs must be site specific)
8) K3 baik untuk bisnis (Safety is good business)

b. Menurut OHSAS 18001:2007 dalam Sanitasi Industri dan K3 (Winarko, 2020)


(http://winbonang.com/wp-content/uploads/2020/02/Modul-Sanitasi-Industri.pdf)
1) Secara filosofis :
bahwa K3 diartikan “Upaya/pemikiran dalam menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani rohani manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada
khususnya serta hasil karya dan budaya yang dalam rangka menuju masyarakat
adil dan makmur berdasarkan Pancasila”.
2) Secara keilmuan :
bahwa K3 merupakan “Semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan
pencemaran lingkungan.
3) Secara praktis :
Bahwa K3 merupakan “Upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di tempat kerja serta bagi orang
lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber dan proses produksi secara aman
dan efisien dalam pemakaiannya”
4) Selain pengertian di atas, bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan
kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu)
di tempat kerja (OHSAS 18001:2007)

c. Menurut Permenaker RI Nomor 5 Tahun 2018 Tentang K3 Lingkungan Kerja Pasal 1,


ayat (1) bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kcrja yang selanjutnya disingkat K3
adalah segala kegiatan untuk rnenjamin dan melindungi
keselarnatan dan kesehatan Tenaga Kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja (Winarko, 2020).

d. Beberapa hal penting terkait dengan K3


Menurut Winarko dalam materi Sanitasi Industri dan K3 (http://winbonang.com/wp-
content/uploads/2020/02/Modul-Sanitasi-Industri.pdf), bahwa ada beberapa
pengertian penting sehubungan dengan Keselamatan Dan Kesehatan kerja (K3) yang
perlu diketahui, antara lain :
1) Menurut UU RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Pasal 86, ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap Pekerja/Buruh mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan atas a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja, b)
moral dan kesusilaan; dan c) perlakkuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama.
2) Pasal1, UU RI Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja dan Pasal 1, ayat (4)
Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Lingkungan Kerja, bahwa “Tempat kerja" ialah tiap ruangan/Lapangan
tertutup/terbuka, bergerak tetap, di mana tenaga kerja bekerja / yang sering
dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha & dimana terdapat sumber
bahaya. sebagamana diperinci dalam pasal 2 bahwa yang termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-
bagian yang berhubungan dangan tempat kerja tersebut.
3) UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang pokok-pokok kesehatan dijelaskan bahwa
“Kesehatan” adalah meliputi kesehatan badan, kes. rohaniah (mental), dan sosial,
bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan
4) Menurut National Safety USA (1982), bahwa “Kesehatan Kerja” sangat berkaitan
dengan satu atau lebih kondisi tempat kerja yang menimbulkan penyakit akibat keja
dan dapat menurunkan produktivitas kerja yang pada akhirnya menimbulkan
kerugian bagi perusahaan yang bersangkutan.
5) Menurut Hugh Rodman Leavell & E. Gurney Clark (1958) dalam bukunya
Preventive Medicine for the doctor in his Community, bahwa “Kesehatan
Kerja”mrpkan berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan para pekerja didalam
masyarakat & perusahaan

2.Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


a. Menurut pasal 4 Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang K3 di Lingkungan kerja
Untuk mewujudkan Lingkungan Kerja yang aman, sehat dan nyarnan dalam rangka
mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

b. Menurut International Labour Organization (ILO) dan World Health Organization (WHO)
:
1) Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya, baik jasmani, rohani maupun sosial untuk semua lapangan pekerjaan.
2) Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja.
3) Melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan yang timbul akibat pekerjaan.
4) Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkaran kerja yang sesuai dengan kondisi
fisik, faal tubuh mental psikologi tenaga kerja yang bersangkutan.

3.Ruang lingkup K3
a) Maxlean Consulting : https://www.isomanajemen.com/ruang-lingkup-k3/
Diakses Winarko pada hari Kamis, 4 Juni 2019, Pukul 10.24 bahwa :

1) Kesehatan Kerja
a) Penyelenggaraan pelayanan Kesehatan Kerja
b) Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Kerja
c) Pelaksanaan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
d) Pelaksanaan Gizi Pekerja
e) Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat Ergonomi
f) Pelaksanaan Pelaporan

2) Keselamatan Kerja
a) Tempat Kerja
b) Tenaga Kerja
c) Sumber Bahaya

b) Menurut UU RI No. 1 Tahun 1070 tentang Keselamatan Kerja


1) Pasal 2, ayat (1) :
Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara,
yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia

2) Pasal 2, ayat (2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam
tempat kerja di mana:
a) dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;
b) dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan
bahan atau barang yang : dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
c) dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya, termasuk bangunan
pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau di mana dilakukan pekerjaan persiapan;
d) dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan
lapangan kesehatan;
e) dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau
bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di
permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan; dilakukan
pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara;
f) dikerjakan bongkar-muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun atau gudang;
g) dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
h) dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau
perairan;
i) dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
rendah;
j) dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau
terpelanting;
k) dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
l) terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
m) dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
n) dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi
atau telepon;
o) dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis;
p) dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan
listrik, gas, minyak atau air;
q) diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya
yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

4.Sejarah Perkembangan K3
a. Sejarah di Luar Negeri
Para perintis kesehatan muncul pada abad XVI, dimulai ada kurun waktu tahun
1494 – 1555, dimana Agricola dan Paracelcus (1493-1541) dalam karangannya yang
berjudul “De Re Metalica”, Agricola menyebutkan bahwa penyakit-penyakit yang
terutama ditemukan pada pekerja tambang di Bohemia adalah penyakit Paru, yaitu
Silikosis, Tuberkulosis dan Kanker Paru.
Pada saat itu angka kematian penyakit paru tinggi dan hal menyebabkan wanita-
wanita yang tinggal di daerah pertambangan umum yang kawin sampai 7 kali karena
suami-suaminya meninggal pada usia yang relatif muda akibat menderita penyakit paru.

Kemudian sanitasi Industri berkembang sangat cepat dan pesatnya oleh karena
dorongan revolusi industri di Inggris sebagai akibat ditemukannya cara- cara produksi
baru dan mesin-mesin baru untuk industri dan pengangkutan yang terjadi di inggris di
tahun-tahun sekitar 1760-1830.
Selanjutnya di abad ke 20 Sanitasi Industri yang dikenal luas dengan istilah higiene
perusahaan dan kesehatan kerja dirasakan sebagai suatu keharusan, oleh karena K3
memiliki segi-segi, baik kesejahteraan tenaga manusia maupun demi produksi.

b. Sejarah di Indonesia
Awal mula Keselamtan dan Kesehatan Kerja di Indonesia tidak diketahui secara
pasti, namun demikian adalah pasti bahwa cara-cara kedokteran kuno dan pengobatan
asli sudah dipergunakan untuk menolong korban-korban peperangan dan penyakit-
penyakit atau kecelakaan oleh karena pekerjaan dalam bidang perindustrian rakyat
pada waktu itu. Kemudian datanglah Belanda di abad ke 17 dengan pendaratan kapal
VOC di Jakarta.
Dinas kesehatan yang diadakan oleh Belanda pada mulanya adalah dinas
kesehatan militer, yang baru kemudian beralih kepada dinas sipil. Barangkali mengikuti
riwayat itu, dapatlah dikatakan bahwa Sanitasi Industr atau K3 kolonial itu bersemi pada
kesehatan ketentaraan, sebagaimana terjadi pada perkembangan K3 dimana-dimana.
Indonesia sejak permulaan penguasaan Belanda dijadikan penghasil bahan baku,
yang dihasilkan di bidang perkebunan, kehutanan pertambangan dan lain- lain. K3
kolonial ditujukan untuk memberikan kesehatan sekedarnya kepada pekerja-pekerja
kita, agar mereka cukup sehat dan mampu memproduksi bahan- bahan yang diperlukan
Belanda. Selanjutanya, pada jaman Jepang boleh dikatakan sama sekali tidak memberi
dorongan atau pemikiran tentang K3, maklumlah waktu itu jaman hebat-hebatnya
perang dunia II.
Perkembangan K3 di Indonesia sesungguhnya baru terjadi di jaman kemerdekaan,
yaitu dimulai beberapa tahun sejak proklamasi kemerdekaan, dengan munculnya
Undang-Undang Kerja dan Undang-Undang Kecelakaan Kerja, walaupun pada
permulaannya belum berlaku, namun telah memuat pokok- pokok tentang K3 dan para
perintisnya mulai bekerja dan berpraktek di perusahaan-perusahaan. Kemudian
dimasukkanlah jawatan-jawatan pelaksana undang-undang ke dalam tubuh
Departemen Perburuhan, yaitu jawatan-jawatan pengawasan perburuhan dan
pengawasan keselamaan kerja.
Perkembangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang menajdi bagian dari
Hygiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja di Indonesia sesungguhnya baru terjadi di
jaman kemerdekaan, yaitu dimulai beberapa tahun sejak proklamasi kemerdekaan,
dengan munculnya Undang-Undang Kerja dan Undang-Undang Kecelakaan Kerja,
walaupun pada permulaannya belum berlaku, namun telah memuat pokok-pokok
tentang K3 dan para perintisnya mulai bekerja dan berpraktek di perusahaan-
perusahaan. Kemudian dimasukkanlah jawatan- jawatan pelaksana undang-undang ke
dalam tubuh Departemen Perburuhan, yaitu jawatan-jawatan pengawasan perburuhan
dan pengawasan keselamaan kerja.

5. Program K3
Menurut Agung Supriyadi (2018) yang diunggak pada KATIGAKU.TOP
https://katigaku.top/2018/10/26/25-contoh-program-k3-untuk-anda/ bahwa
terdpat 25 contoh program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, yaitu :
a. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko
b. Identifikasi peraturan dan perundangan
c. Penetapan tujuan dan program
d. Pelatihan K3
e. Media Komunikasi K3 Cetak
f. Media komunikasi K3 elektronik
g. Rambu K3
h. Pelaporan K3
i. Konsultasi K3
j. Ide berkelanjutan
k. Kiken Yoochi Training (KYT) atau Pelatihan
l. Management visit
m. Safety talk
n. Bulan K3
o. Prosedur K3
p. Pemeriksaan alat dan mesin
q. Lock out Tag out (LOTO) atau pencegahan paparan bahaya bagi Pekerja
r. Process safety management
s. Contractor safety management system
t. Ergonomi
u. Investigasi kecelakaan
v. Pengukuran lingkungan kerja
w. Medical Check UP
x. Tanggap Darurat
y. Audit K3

Menurut pasal 2 Permenaker Nomor 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja


bahwa Pengusaha dan/atau Pengurus wajib melaksanakan syarat-syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Lingkungan Kerja. Selanjutnya pada pasal 3 menyebutkan bahwa
Syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 2 yang dapat
sebagai rujukan dalam Menyusun program kerja meliputi :
a. Pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di bawah NAB;
b. Pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja
agar memenuhi standar;
c. Penyediaan fasilitas Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat Kerja yang
bersih dan sehat; dan
d. Penyediaan personil K3 yang merniliki kompetensi dan kewenangan K3 di bidang
Lingkungan Kerja.

Program ini diperkuat dengan pasal 4, bahwa “Pelaksanaan syarat-syarat K3


Lingkungan Kerja sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 3 tersebut bertujuan untuk
mewujudkan Lingkungan Kerja yang aman, sehat dan nyarnan dalam rangka mencegah
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja”.

1. Perbedaan Kemasyarakat dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Aspek Keselatan Dan Kesehatan Masyarakat


Kesehatan Kerja (K3)
Sasaran Utama Tenaga Kerja Masyrakat Umum
Yang Diurusi Pekerja yang mudah Masyarakat yang tidak
didekati mudah didekati
Pemeriksaan Kesehatan Efektif sebelum kerja Sulit walau secara
dan Periodik Periodik
Lingkunga Yang Dihadapi Lingkungan Kerja Lingkungan Umum
Tujuan Utama Peningkatan Kesehatan Kesehatan dan
Pekerja dan produksi kesejahteraan
Masyarakat
Biaya Perusahaan Anggaran Pemerintah
Perkembangannya Sangat pesat sejak Sangat pesat sejak
revolusi industri kemajuan dibidang ilmu
jasad renik
Lingkup Perundangan Keselamatan dan Kesehatan dan
kesehatan tenaga kerja masyarakat umum

2. Permasalahan K3
Berdasarkan hasil-hasil survey terbatas dan pengamatan-pengamatan tentang
kondisi kesehatan kerja di Indonesia dapat diketahui beberapa permasalahan K3, yaitu :

a. Penyakit Umum
b. Penyakit Akibat Kerja
c. Gizi kerja
d. Lingkungan kerja
e. Ergonomi
f. Psykologis Tenaga Kerja
g. Kesejahteraan Tenaga Kerja
h. Fasilitas Kesehatan
6

Anda mungkin juga menyukai