Anda di halaman 1dari 29

Dasar Hukum Penerapan K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


di Tempat Kerja

Kuliah Ke III
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) memiliki beberapa dasar hukum
pelaksanaan
Di antaranya ialah Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
Rangkuman dasar-dasar hukum tersebut
antara lain :
UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja :
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi
suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya Kerja di tempat itu
Selanjutnya

Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang


Sistem Manajemen K3 :
Setiap perusahaan yang memperkerjakan
100 (seratus) tenaga kerja atau lebih dan atau
yang mengandung potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh karakteristik proses atau
bahan produksi yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran lingkungan dan
penyakit akibat kerja (PAK)
Selanjut :
Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) :
1. Tempat Kerja dimana pengusaha atau pengurus
memperkerjakan 100 (seratus) orang atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha
memperkerjakan kurang dari 100 (seratus) orang
tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi
yang memiliki resiko besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan dan
pencemaran radioaktif.
Pengertian (Definisi) Bahaya dan 5
Faktor Bahaya K3 di Tempat Kerja
Pengertian (definisi) bahaya (hazard)
ialah semua sumber, situasi ataupun
aktivitas yang berpotensi menimbulkan
cedera (kecelakaan kerja) dan atau
penyakit akibat kerja (PAK) - definisi
berdasarkan OHSAS 18001:2007 :
Secara umum terdapat 5 (lima) faktor
bahaya K3 di tempat kerja, antara lain :
Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain :

1. faktor bahaya biologi(s),


2. faktor bahaya kimia,
3. Faktor bahaya fisik/mekanik,
4. faktor bahaya biomekanik
5. faktor bahaya sosial-psikologis.
Daftar singkat bahaya dari faktor-faktor
bahaya di atas
Faktor Bahaya Biologi
a. Jamur
b. Virus
c. Bakteri
d. Tanaman
e. Binatang
Faktor Bahaya Kimia
a. Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap
Berbahaya
b. Beracun.
c. Reaktif.
d. Radioaktif.
e. Mudah Meledak.
f. Mudah Terbakar/Menyala.
g. Korosif.
Faktor Bahaya Fisik/Mekanik
a. Ketinggian.
b. Konstruksi (Infrastruktur)
c. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat
d. Ruangan Terbatas (Terkurung).
e. Tekanan.
f. Kebisingan.
g. Suhu
h. Cahaya
i. Listrik
j. Getaran.
k. Radiasi.
Faktor Bahaya Biomekanik
a. Gerakan Berulang.
b. Postur/Posisi Kerja
c. Pengangkutan Manual.
d. Desain tempat kerja/alat/mesin.
Faktor Bahaya Sosial-Psikologi
a. Stress.
b. Kekerasan.
c. Pelecehan
d. Pengucilan.
e. Intimidasi.
f. Emosi Negatif.
Jenis-Jenis APD (Alat Pelindung Diri)
Pengertian (Definisi) Alat Pelindung Diri
(APD) ialah kelengkapan wajib yang
digunakan saat bekerja sesuai dengan
bahaya dan resiko kerja untuk menjaga
keselamatan tenaga kerja itu sendiri
maupun orang lain di tempat kerja
3 Tujuan Penerapan K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) di Tempat Kerja
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) memiliki 3 (tiga) tujuan dalam
pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang
No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3 (tiga) tujuan utama penerapan K3
berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tersebut antara lain :
Melindungi dan menjamin keselamatan
setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
Menjamin setiap sumber produksi dapat
digunakan secara aman dan efisien.
Meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas Nasional.
Pengertian (Definisi) Tempat Kerja menurut
Undang-Undang No 1 Tahun 1970
Ialah tiap ruangan atau lapangan baik
terbuka atau tertutup, bergerak maupun
menetap dimana terdapat tenaga kerja
yang bekerja atau sering dimasuki orang
bekerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya sebagaimana
diperinci sebagai berikut :
1. Tempat kerja baik di darat, di permukaan
air, di dalam tanah, di dalam air maupun di
udara yang berada di wilayah kekuasaan
hukum Republik Indonesia.
2. Tempat kerja dimana dibuat, dicoba,
dipakai atau yang menggunakan mesin,
pesawat, alat, perkakas, peralatan ataupun
instalasi berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran ataupun peledakan
3. Dibuat, diolah, digunakan, dijual, diangkut
ataupun disimpan bahan atau barang yang dapat
meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, ataupun bersuhu tinggi.
4. Dikerjakan pembangunan (konstruksi),
perbaikan, perawatan, pembersihan ataupun
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan
lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran
atau terowongan bawah tanah, dsb atau dimana
dilakukan pekerjaan persiapan
5. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan,
pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu ataupun hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan.
6. Dilakukan usaha pertambangan dan
pengolahan emas, perak, logam ataupun bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak
ataupun mineral lainnya baik di permukaan
maupun di dalam bumi ataupun di dasar
perairan.
7. Dilakukan pengangkutan barang,
binatang ataupun manusia baik di darat,
melalui terowongan, di permukaan air, di
dalam air maupun di udara
8. Dikerjakan bongkar muat barang
muatan pada kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun, ataupun gudang.
9. Dilakukan penyelaman, pengambilan
benda ataupun pekerjaan lain di dalam air
10. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas
permukaan tanah ataupun perairan
11. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas
permukaan tanah atau perairan.
12. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara
ataupun suhu udara yang tinggi ataupun rendah
13. Dilakukan pekerjaan yang mengandung
bahaya tertimbun tanah, kejatuhan benda, terkena
lemparan benda, terjatuh ataupun terperosok,
hanyut ataupun terlempar.
14. Dilakukan pekerjaan dalam tangki,
sumur ataupun lubang.
15. Termasuk tempat kerja ialah semua
ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-
bagian (yang berhubungan) dengan
tempat kerja tersebut
Syarat-syarat Penerapan K3 (
Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di
tempat kerja tertuang dalam Undang-
Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga). Pada
pasal tersebut disebutkan 18 (delapan
belas) syarat penerapan keselamatan kerja
di tempat kerja di antaranya sebagai
berikut :
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi & memadamkan
kebakaran
3. Mencegah & mengurangi bahaya
peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat
5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada
tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya
penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran,
asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran
8. Mencegah dan mengendalikan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup
12. Memelihara kebersihan, kesehatan &
ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan,
cara & proses kerja.
14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan
manusia, binatang, tanaman & barang.
15. Mengamankan & memelihara segala jenis
bangunan
16.Mengamankan & memperlancar bongkar muat,
perlakuan & penyimpanan barang
17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya
18. Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan
pekerjaan yang resikonya bertambah tinggi.
Rambu K3 : Kumpulan Rambu Bahaya K3 (Safety Sign)

Anda mungkin juga menyukai