Anda di halaman 1dari 8

TUGAS K3

PENGGANTI UTS

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO DI UMKM PT CIOMAS


ADISATWA YOGYAKARTA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIRARCH

Rifaldo Edison saupar 16/406189/TP/11774


Adam Kurniawan
Anam Alfiyan
Inriwan Arios
Rexy

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
BAB I
DAFTAR ISI

PT Ciomas adisatwa adalah perusahan pemotongan ayam dari salah satu perusahan

raksasa di Indonesia yaitu perusahan java. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat

Indonesia saat ini terkait pola hidup sehat menuntut penyediaan kebutuhan pangan yang

bernilai gizi baik bagi kebutuhan manusia, salah satunya peningkatan kebutuhan sumber

protein hewani. Daging ayam broiler merupakan sumber protein hewani yang banyak

digemari oleh masyarakat karena harganya terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.

Hal ini tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan bagi pelaku industri yang

bergerak pada penyediaan karkas ayam untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan

harapan konsumen.

Potensi bahaya banyak terdapat ditempat kerja saat ini juga dapat mengakibatkan

kerugian baik dari perusahaan, karyawan maupun terhadap masyarakat sekitar. Menurut

Suma’mur (2014), kecelakaan kerja selain menyebabkan kerugian langsung juga

menyebabkan kerugian secara tidak langsung yaitu kerugian pada kerusakan mesin dan

peralatan kerja, terhentinya proses produksi, kerusakan lingkungan dan sebagainya.

Dengan demikian untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting dilakukan

indentifikasi bahaya yang mungkin menimbulkan kecelakaan di perusahaan serta

besarnya risiko bahaya.

Identifikasi potensi bahaya dilakukan terhadap lingkungan kerja, alat dan mesin,

bahan, dan tenaga kerja untuk menemukan bahaya – bahaya yang mungkin akan timbul

di tempat kerja dan segera dilakukan pengendalian sehingga tidak mengakibatkan


kecelakaan kerja yang akhirnya akan mengakibatkan kerugian dan kerusakan terhadap

perusahaan dan tenaga kerja. Hal ini berarti sesuai dengan PP No 50 tahun 2012 tentang

SMK3 pasal 7 (2) menyatakan bahwa dalam menyusun kebijakan, pengusaha paling

sedikit harus melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi identifikasi potensi

bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko. Tarwaka (2014) mengungkapkan

bahwa identifikasi potensi bahaya merupakan suatu cara untuk menemukan situasi

yang mana sumber bahaya ditempat kerja tanpa adanya pengendalian yang memadai.

Dengan identifikasi potensi bahaya, merupakan langkah awal dalam menganalisa bahaya

(hazard) dan kecelakaan (accident) dalam usaha menciptakan keselamatan kerja di tempat

kerja.

Atas dasar inilah penulis akhirnya menciptakan gagasan untuk melakukan

identifikasi bahaya (hazard identification) pada pekerjaan disectionMarking Cutting dan

Shotblasting yang ada workshop Steel Structure di Perusahaan Manufaktur dengan

menggunakan metode hirarch merupakan metode yang dimulai dari menentukan jenis

kegiatan kerja yang kemudian diidentifikasi sumber bahaya nya sehingga di dapatkan

risikonya. kemudian akan dilakukan penilaian risiko dan pengendalian risiko untuk

mengurangi paparan bahaya yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan (Purnama, 2015).

Sehingga dapat diketahui potensi bahaya (hazard) yang mempunyai nilai risiko paling

tinggi (high risk) sampai hazard yang mempunyai nilai risiko paling rendah (low risk).

Dengan demikian dapat dilakukan pengendalian risiko (risk control) yang tepat dan

memberikan rekomendasi yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan

kerja.Bahaya dengan risiko sedang dan tinggi perlu dilakukan kontrol bahaya oleh pihak
perusahaan sehingga nilai risiko dapat diperkecil serta sebagai usaha untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja dikemudian hari.


BAB II

TABEL DAN PEMBAHASAN

Table
Pembahasan

Data yang diperoleh oleh penulis ada 2 jenis, yaitu data primer dan data

sekunder.Data primer berupa pengamatan secara langsung di tempat kejadian

permasalahan.Sedangkan data sekunder di dapat dari arsip perusahaan berupa data

kecelakaan kerja di Section Marking Cutting dan Shotblasting Process di Perusahaan

Manufaktur.

Di PT Ciomas adisatwa ini adalah perusahan penyedia daging ayam setiap harinya

untuk di jual dan di pasarkan Risiko paling tinggi (very high) yaitu pada proses aktifitas

pemotongan dengan menggunakan mesin katab. Mesin katab ini di gunakan agar saat

pemotongan daging ayam terlihat rapih dan juga dapat mempersingkat waktu, dan juga

aktifitas pemotongan katab ini di perlukan karyawan atau pekerja yang memang benar

benar mahir dalam menggunakan mesin katab tersebut. Hal tersebut di lakukan oleh

perusahaan agar menghindari resiko yang akan terjadi, karena resiko terbesar ada pada

mesin katab. Ketika karyawan tidak focus pada arah untuk dapat menghindari pisau bisa

saja tangan mereka yang terkena pisau tersebut daan bisa mengakibatkan luka yang serius

yang dapat mengakibatkan keterlambatan dalam produksi pemotongan katab.

Maka itu PT Ciomas adisatwa ini menyediakan alat pelindung berupa sarung tangan

besi guna menghindari resiko yang akan terjadi. Namun fasilitas tersebut tidak terlalu

berfungsi, karena karyawan sudah terbiasa dengan menggunakan tangan telanjang tanpa

tampa menggunakan alat pelioindung tersebut. Hal ini yang menjadi perhatian utama

untuk perusaan dalam menyediakan fasilitas keslamatan kerja bagi karyawan di PT

Ciomas adisatwa antara lain: jaminan keslamatan, berangkas K3, klinik dll.
Solusi

Dalam industry pemotongan ayam ini sangat di perlukan untuk penerapan K3

karena setiap proses yang di jalankan oleh setiap area pasti mempunyai resiko masing

masing. Untuk itu, perlu di terapkan K3 dalam setiap aktifitas kerja kita lakukan karena

kita tidak tau resiko apa yang akan terjadi saat kita bekrja.
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa Berdasarkan survey yang

dilakukan di perusahan PT Ciomas adisatwa yogyakarta dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan identifikasi dan penilaian risiko (risk assessment) yang telah

dilakukan oleh penulis didapatkan kategori risk level, yaitu: risiko paling tinggi

(very high)section marking cutting pada proses aktifitas katab dengan nilai risk

level 16.Sedangkan risiko paling tinggi (very high)section shotblasting process

pemotongan ayam dengan menggunakan mesin katab) dengan nilai risk level

16.

2. pengendalian risiko di PT Ciomas adisatwa sebagai berikut :

a. Pengendalian risiko di area clean pada aktifitas pemotongan (katab) Untuk

pengendaliannya menggunakan sarung tangan besi namun alat tersebut tidak

terlalu di gunakan penyebanyayawan tidak merasa nyaman karena alat

peindung tersebut terlalu berat.

Anda mungkin juga menyukai