Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH VIBRASI PRIMARY AIR FAN UNIT 1A

TERHADAP KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


UAP KALBAR I 2X100 MW DI KECAMATAN SUNGAI
RAYA KEPULAUAN KABUPATEN BENGKAYANG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

PANGGI RINTING
NIM. 161211191

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2021
DAFTAR ISI

halaman
Daftar Isi................................................................................................................... i
Daftar Tabel ............................................................................................................ ii
Daftar Gambar ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang .....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................4
1.4. Batasan Masalah ...................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitian................................................................................5
1.6. Sistematika Penulisan...........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap ...........................................................6
2.2. Bahan Bakar PLTU ..............................................................................8
2.3. Primary Air Fan ...................................................................................8
2.4. Keuntungan dan Kerugian ..................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................13
3.1. Jenis Penelitian ...................................................................................13
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................13
3.3. Objek Penelitian .................................................................................14
3.4. Variabel Penelitian .............................................................................14
3.5. Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................14
3.5.1. Alat Penelitian .........................................................................14
3.5.2. Bahan Penelitian .......................................................................14
3.6. Prosedur Penelitian .............................................................................15
3.7. Diagram Alir Penelitian .....................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................17

i
DAFTAR TABEL

3.1. Waktu Penelitian ......................................................................................13


3.2. Diagram Alir Penelitian ...........................................................................16

ii
DAFTAR GAMBAR

halaman
1.1. Proyeksi Kebutuhan Energi .......................................................................2
1.2. Laporan Peningkatan Pada PAF A ............................................................3
2.1. Skema PLTU Secara Umum ......................................................................6
2.2. Skema Perubahan Energi Pada PLTU .......................................................6
2.3. Jenis-Jenis Sistem Pembakaran Boiler .......................................................7
2.4. Siklus Udara Primer ...................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai bagian dari sebuah proyek strategis nasional program 35.000 MW
yang ditetapkan di awal tahun 2015, PLTU Kalbar-1 yang notabenenya bidang
infrastruktur ketenagalistrikan ini dioperasikan oleh PT. Indonesia Power
berdasarkan kontrak operasi & pemeliharaan (O&M Contract) dan sebagai proyek
bangunan, operasi serah (BOOT) PLTU Kalbar-1 akan diserahkan kepada PLN
setelah 25 tahun beroperasi. PLTU Kalbar-1 ini tepatnya berlokasi di Dusun
Tanjung Gundul, Desa Karimunting, Kecamatan Sungai Raya Kepulauan,
Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Saat ini unit 1 dan unit 2 telah
beroperasi dan listrik yang dihasilkan disalurkan melalui jaringan Khatulistiwa
untuk kepentingan masyarakat Kalimantan Barat. Adanya PLTU Kalbar-1 ini
menurunkan volume impor listrik dari Malaysia kurang lebih sebesar 48% serta
turut meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi nasional, khususnya
Kalimantan Barat.
Peningkatan kebutuhan listrik di bidang industri, teknologi dan pembangunan
mengakibatkan produksi tenaga listrik harus ditingkatkan. Kebutuhan listrik adalah
salah satu kebutuhan utama masyarakat umum di Indonesia sekarang ini. Hampir
semua alat kebutuhan rumah tangga menggunakan energi listrik untuk kemudian
dikonversikan menjadi energi kinetik maupun panas. Fakta ini mengharuskan
adanya ketersediaan energi listrik yang cukup untuk masyarakat. Energi listrik
merupakan energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia.

1
Gambar 1.1
Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)


Dari gambar diatas, setidaknya ada empat sektor yang membutuhkan energi
listrik terbesar jika diproyeksikan oleh outlook energi Indonesia sampai tahun 2050.
Jika diurutkan dari yang terbesar empat sektor tersebut adalah sektor rumah tangga,
industri, komersial dan transportasi. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tahun 2018 –
2027, Proyeksi rata-rata pertumbuhan kebutuhan akan energi listrik adalah sebesar
6,86% pertahun, dengan total rencana pembangunan pembangkit adalah 56.024
MW serta target bauran energi pembangkit pada akhir tahun 2025 ialah Batubara
sebesar 54,4%, Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23,0%, Gas sebanyak
22,2%, dan Bahan Bakar Minyak sebesar 0,4%. Dimana Batubara sebagai salah
satu bahan bakar utama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih
mendominasi bauran tersebut (RUPTL-PLN-2018-2027).
Pada proses pembangkit listrik di PLTU Kalbar I, daya rated yang
dibangkitkan (rated output) oleh turbine generator sebesar 200 MW sesuai desain
dalam manual book. Secara aktual, daya yang dibangkitkan tidak stabil selalu pada
nilai rated desain. PLTU Kalbar I terletak di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan,
Kabupaten Bengkayang, telah beroperasi ±1 tahun dan diindikasi mengalami
banyak permasalahan yang dapat menurunkan efisiensi unit. Efisiensi generator
akan mempengaruhi kinerja dari sistem PLTU. Selama 1 tahun beroperasi,
diperkirakan efisiensi generator mengalami penurunan yang diakibatkan beberapa

2
faktor seperti derating (penurunan beban) atau trip (unit shutdown) faktor
pemeliharaan, faktor kesalahan pengoperasian dan faktor-faktor lain. Untuk
memenuhi akan kebutuhan energi listrik pada sistem Kalimantan Barat, maka
diperlukan kinerja unit yang handal dan efisien yang bergantung pada berbagai hal
termasuk kinerja pembangkit yang beroperasi dengan efisien.
Selain hal tersebut di atas, permasalahan yang terjadi dilingkungan kerja unit
1A PLTU Kalbar yaitu terjadinya lonjakkan tinggi di sisi DE X dan NDE X pada
vibrasi PAF A sehingga hal tersebut harus di monitoring secara langsung di local
boiler. PAF A yang berhenti karena bering DE dan NDE meningkat ke 7,4 mm/s
dan NDE X nya meningkat pada 5,4 mm/s.
Gambar 1.2
Laporan Peningkatan Pada PAF A

Sumber: Failure Report PT. Indonesia Power 2021


Akibat dari vibrasi yang tinggi berpengaruh pada fluid coupling yang dapat
terkuras abis karena beberapa baut pada hydraulic oil stasion terlepas dan pressure
indikator yang juga terlepas. Oleh sebab itu, pengaruh dari vibrasi PAF yang terlalu
tinggi atau over dapat menyebabkan gangguan hingga kerusakan pada unit PLTU
Kalbar-1. Hal tersebut menjadi permasalahan yang cukup krusial apabila tidak
ditangani langsung oleh divisi operasi dan harus dilakukan pengecekkan secara
berkala pada unit yang bersangkutan.

3
Dari pemasalahan di atas perlu dilakukan analisa apakah pengaruh Vibrasi
Primary Air Fan Unit 1A terhadap kinerja pembangkit masih dalam batasan yang
andal atau tidak oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Vibrasi Primary Air Fan Unit 1A Terhadap Kinerja Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Kalbar 1 2x100 MW Di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten
Bengkayang yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang ada dalam penelitian ini maka dapat
dirumuskan suatu masalah penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh dari vibrasi primary air fan di Unit PLTU Kalbar-1?
b. Bagaimana mengatasi vibrasi primary air fan di Unit PLTU Kalbar-1 yang
melonjak tinggi?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan dari
penelitian ini yaitu:
a. Mengetahui apa saja pengaruh dari vibrasi primary air fan di Unit PLTU
Kalbar-1 yang melonjak tinggi.
b. Mengetahui cara mengatasi vibrasi primary air fan di Unit PLTU Kalbar-1
pada saat melonjak tinggi.

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari penelitian ini agar sesuai dengan yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Batasan masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh vibrasi
PAF di Unit PLTU Kalbar-1.
b. Pengaruh yang mencakup pada kerusakan unit akibat vibrasi PAF yang terlalu
tinggi.
c. Prakiraan penelitian yang hanya mencakup wilayah dari Unit PLTU Kalbar-
1 di Kabupaten Bengkayang.

4
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian di harapkan dapat dijadikan acuan dalam operasi
pembangkit untuk menjaga serta meningkatkan kinerja unit dan memberikan
pengetahuan baru yang berguna dalam ilmu primary air fan bagi mahasiswa teknik
mesin Universitas Muhammadiyah Pontianak kelas Sintang.

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan masalah, dan manfaat penelitian.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan pengaruh
vibrasi primary air fan unit 1A terhadap kinerja pembangkit Listrik Tenaga Uap
Kalbar 1 2x100 MW.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang cara penelitian, waktu dan tempat dilakukannya
penelitian di PT GCL Lit PLTU Kalbar I 2x100 MW.
BAB IV: ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang Analisa Data dan Pembahasan.
BAB V: PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang Kesimpulan dah Saran
terkait penelitian.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan suatu pembangkit listrik
termis yang umum digunakan dalam pemenuhan energi listrik di Indonesia, hal ini
dikarenakan pasokan bahan bakarnya yang melimpah dan tingkat efisiensinya yang
tinggi sehingga sangat ekonomis dalam menghasilkan energi listrik. PLTU bekerja
berdasarkan prinsip konversi energi, di mana energi kimia yang terkandung dalam
bahan bakar di ubah menjadi energi mekanik kemudian menjadi energi listrik.
Adapun skema PLTU secara umum dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1
Skema PLTU Secara Umum

Sumber: PT. GCL Indo Tenaga


Adapun perubahan bentuk energi pada PLTU dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Gambar 2.2
Skema Perubahan Energi Pada PLTU

Sumber: PT. GCL Indo Tenaga

6
Peralatan utama PLTU terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:
a. Boiler
Boiler adalah suatu bejana tertutup yang berfungsi untuk mengubah air
menjadi uap dengan pemanfaatan energi panas yang di hasilkan dari
pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan High Speed Diesel (HSD).
Berikut ada beberapa jenis boiler:
Gambar 2.3
Jenis-Jenis Sistem Pembakaran Boiler

Sumber: PT. GCL Indo Tenaga


b. Boiler Stoker Mekanik
Boiler type ini memakai rantai berjalan sebagai tempat
terjadinyapembakaran. Udara panas ditiupkan dari bawah rantai sehingga
batu bara terbakar. Boiler jenis ini dapat membakar batu bara, limbah kayu,
kulit kayu, bahkan sampah anorganik.
c. Boiler Pulverized
Jenis boiler ini yang paling lazim digunakan pada PLTU saat ini, dimana
boiler ini menggunakan pulverized mill untuk menggiling batu bara menjadi
serbuk sebelum disalurkan ke ruang bakar.
d. Boiler CFB (Circulating Fluidized Bed)
Prinsip kerjanya hampir sama dengan boiler stoker mekanik, dimana udara
dihembuskan dengan tekanan dan kecepatan tinggi dari dasar furnace
sehingga batu bara melayang dan terbakar, bukan dengan menggunakan
rantai. Pada PLTU Jeneponto mengunakan boiler jenis Pulverized yang

7
merupakan sebuah boiler berbahan bakar batubara bubuk yang menghasilkan
energi panas dengan membakar bubuk yang menghasilkan energi panas
dengan membakar bubuk batubara atau dikenal dengan debu batubara karena
sehalus tepung yang ditiupkan ke tungku.
e. Turbin dan Generator
Turbin uap adalah komponen proses konversi energi dalam sebuah
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Turbin uap berfungsi untuk mengubah
energi panas dari uap menjadi energi mekanik (putaran) sebagai penggerak
generator yang langsung terkopel dengan turbin dalam menghasilkan energi
listrik sehingga sering disebut steam turbine generator. Sedangkan Generator
berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.

2.2. Bahan Bakar PLTU


Pada PLTU, proses pembangkitan energi listrik terdapat beberapa jenis bahan
bakar yang digunakan, yaitu:
a. Batubara
Batu bara atau coal adalah salah satu sumber daya alam tidak terbarukan
berupa bahan bakar fossil mudah terbakar yang terbentuk dari endapan
organic seperti sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Unsur-unsur utamanya terdiri
dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara akan menjadi bahan bakar utama
PLTU ketika suhu pembakaran boiler telah mencapai temperature ideal.
b. High Speed Diesel (HSD)
High Speed Diesel (HSD) merupakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar
yang memiliki angka performa cetana number 45. Fungsi minyak HSD pada
PLTU Batubara maupun PLTU minyak adalah sebagai bahan bakar penyala
awal dan pembakaran awal hingga beban unit mencapai 45% dari
kapasitasnya.

2.3. Primary Air Fan


PA Fan terletak tidak jauh dari pulverizer dan berfungsi sebagai penghasil
udara primer (primary air) yang digunakan sebagai udara pengangkut serbuk
batubara dari pulverizer menuju ke burner untuk dibakar di furnance boiler (ruang

8
yang berisi pipa-pipa boiler yang digunakan untuk tempat pembakaran). Karena
udara primer yang melewati mill pada kecepatan tinggi, partikel-partikel batubara
bubuk yang kecil masuk dalam arus udara dan mengalur ke atas melalui classifier
dan pipa batubara ke burner.
a. Sistem Udara Primer
Mula-mula PA Fan yang bekerja pada tekanan rendah mengambil udara dari
luar untuk dijadikan sebagai udara primer, lalu PA Fan akan bekerja pada
tekanan tinggi untuk menyalurkan serbuk batubara dari pulverizer ke furnace
boiler yang dibantu oleh sealing air fan (system udara perapat). Sebelum
masuk ke boiler, udara primer dinaikkan suhunya terlebih dahulu oleh
primary air heater yang berfungsi sebagai pemanas awal udara primer yang
dihasilkan oleh PA Fan sebelum disalurkan pada pulverizer. Primary air fan
ini dibagi menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu cold primary air system
dan hot primary air system. Cold primary air system terletak pada saluran
sebelum air heater, sedangkan hot primary air system terletak setelah
melewati air heater.
Gambar 2.4
Siklus Udara Primer

Sumber: PT. GCL Indo Tenaga


Cold primary air system mempunyai keuntungan yaitu mempunyai
efisiensi volumetrik yang kecil saat ditekan tetapi memiliki kerugian di air
heater yang lebih besar dibanding hot primary air heater yang mempunyai

9
kerugian di air heater kecil tetapi membutuhkan pendinginan untuk
komponen kipasnya serta konstruksinya lebih rumit.
b. Perancangan
Primary air fan Primary air fan dirancang seoptimal mungkin agar dapat
menghasilkan udara primer sesuai dengan kebutuhan, sehingga dalam
perancangannya dibutuhkan komponen-komponen yang dapat mendukung
kinerjanya. Primary air fan memiliki komponen-komponen utama dalam
perancangannya antara lain :
• Impeller
Primary air fan menggunakan impeller dengan tipe backward incline fan
(melengkung ke belakang). Impeller jenis ini memiliki efisiensi yang tinggi
dibandingkan dengan jenis impeller dengan sudu lurus dan rotor jenis sudu
melengkung ke depan. Impeller ini digerakkan oleh motor yang dipasang
seporos
dengan impeller.
• Bearing
Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang
mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat
berlangsung secara halus, aman dan mempunyai umur yang panjang. Bearing
yang berfungsi menahan gaya radial adalah journal bearing, sedangkan
bearing yang menahan gaya aksial adalah trust bearing. Bearing harus cukup
kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja
dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh
sistem tidak dapat bekerja secara semestinya. Kualitas bearing harus lebih
rendah dari poros agar apabila terjadi kegagalan pelumasan dan terjadi
gesekan, bearinglah yang dikorbankan.
• Inlet Damper
Inlet damper adalah komponen pada PA fan yang digunakan untuk mengatur
beberapa banyak jumlah udara dan tekanan yang digunakan guna keperluan
udara primer. Damper ini digerakkan oleh sebuah motor yang dikontrol dari
CCR.

10
• Casing
Pada PA fan, casing berguna untuk melindungi komponen yang ada di
dalamnya sekaligus sebagai saluran udara. Ada dua buah casing pada PA fan
PT GCL Lit PLTU Kalbar I ini, yaitu maintenance section casing dan house
casing. Maintenance removal section casing adalah casing yang dapat
dilepaskan dari house casing, ini berguna pada saat ada perbaikan komponen
di dalam PA fan. Sedangkan house casing adalah tempat udara setelah
melewati impeller fan.

2.4. Keuntungan dan Kerugian


Setiap sistem dan alat pada suatu pembangkit pasti memiliki sisi keuntungan
dan kerugian begitu pula dengan primary air fan ini. Kerugian harus di minimalisir
sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
a. Keuntungan
• Dapat beroperasi dengan perubahan tekanan statis (asalkan bebannya tidak
berlebih ke motor)
Fan jenis ini dapat beroperasi pada tekanan statis yang berubah – ubah,
maksudnya adalah perubahan tekanan pada udara di dalam PA fan dapat
berubah sewaktu – waktu. Perubahan tekanan di dalam PA dan diakibatkan
oleh perubahan beban yang tidak menentu pula. Penyesuaian tekanan dapat
diatur oleh inlet dempet dengan cara mengatur besarnya bukaan katup
(demper).
• Cocok untuk sistem yang tidak menentu pada aliran udara tinggi.
Tekanan udara yang cukup tinggi pada PA fan memungkinkan fan ini
digunakan sebagai transport batu bara dari mill menuju ke furnace. Tekanan
maksimal yang dihasilkan yaitu 17.000 Pa mampu menghembuskan serbuk
batubara menuju ke furnace.
b. Kerugian
a) Kerugian Mekanik
• Tidak cocok untuk aliran udara yang kotor (karena bentuk fan mendukung
terjadinya penumpukan debu).

11
• Mudah terkena erosi karena blade yang tipis
b) Kerugian Sistem
• Kebocoran
Kebocoran dalam sistem udara primer biasanya terjadi pada sambungan.
Sambungan biasanya terletak pada belokan pada saluran udara. Kebocoran
lain yang sering terjadi pada saluran menuju ke mill, ini mengakibatkan
tekanan udara menjadi turun. Tekanan turun akan mengakibatkan
menurunnya efisiensi pada PA fan.
• Pengotoran
Saluran inlet pada PA fan harus diberi strainer atau filter. Filter berguna
untuk menyaring udara yang akan masuk ke sistem. Apabila udara yang
ada di dalam sistem tidak bersih maka akan terjadi plak-plak sahingga akan
mengurangi luas penampang pada saluran udara. Efek lain yang akan
terjadi adalah udara yang membawa kotoran itu akan menimbun di
impeller sehingga akan mengganggu kinerja impeller sekaligus akan
memberi beban yang lebih pada motor.

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan
penelitian adalah dengan survey lapangan dan wawancara langsung dilapangan.
Survey dilakukan untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja dari primary air fan
dan fungsi dari primary air di PLTU Kalbar I, Kecamatan Sungai Raya Kepulaan,
Kabupaten Bengkayang. Sedangkan wawancara sendiri dimaksudkan untuk
mengetahui masalah-masalah yang dihadapi pada primary air fan PLTU Kalbar I.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi dilaksanakannya penelitian tentang Pengaruh Vibrasi Primary Air Fan
Unit 1A Terhadap Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap yakni di PLTU
KALBAR I 2x100 MW, Kecamatan Sungai Raya Kepulaan, Kabupaten
Bengkayang.
Waktu penelitian dijabarkan mulai dari pra-penelitian hingga sidang skripsi
yang dijelaskan lebih lanjut dalam sebuah tabel dibawah ini. Adapun tabel tersebut
yakni sebagai berikut:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian

Waktu Penelitian
No. Jenis Kegiatan 2021 2022
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Pra-Penelitian √
Penyusunan Proposal √
2
Penelitian
3 Pengajuan Proposal √
4 Bimbingan Proposal √ √
5 Seminar Proposal √

13
6 Revisi Proposal √
7 Penelitian Lapangan √
8 Bimbingan Skripsi √ √ √
9 Sidang Skripsi √
Sumber: Peneliti 2021

3.3 Objek Penelitian


Objek penelitian yang terdapat dalam penelitian ini yaitu PLTU KALBAR I
2x100 MW, Kecamatan Sungai Raya Kepulaan, Kabupaten Bengkayang.

3.4 Variabel Penelitian


Variabel menurut Hatch dan Farhady (Sugiyono, 2015, h. 38) adalah atribut
atau obyek yang memiliki variasi antara satu sama lainnya. Identifikasi variabel
dalam penelitian ini digunakan untuk membantu dalam menentukan alat
pengumpulan data dan teknis. Analisis data yang digunakan. Penelitian ini
melibatkan variabetergantung dan variabel bebas sebagai berikut:
a. Variabel tergantung : Primary Air Fan
b. Variabel bebas : Pembangkit listrik tenaga uap di PLTU Kalbar I.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian


3.5.1 Alat Penelitian
Alat penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yakni
sebuah Vibration Meter. Adapun vibrasi meter tersebut yaitu suatu alat ukur yang
bekerja dengan cara membaca dan mengukur sebuah getaran mesin. Kemudian
komponen dari vibrasi meter ini yaitu kabel, probe, serta unti pembaca yang dapat
menampilkan nilai getaran suatu mesin. Cara kerja vibrasi meter ini yaitu dengan
membaca sinyal mesin. Sensor kemudian mengirim data tersebut menuju unit
pembaca melalui kabel. Unit pembaca selanjutnya akan menampilkan nilai getaran
mesin. Dengan begitu, maka batasan vibrasi pada Primary Air Fan dapat diketahui
sebelum mencapai batas maksimal operasional.
3.5.2 Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:

14
• Hasil Predictive Maintenance dari divisi engineering.
• Hasil Trending Operation dari operator control room.

3.6 Prosedur Penelitian


Tahapan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan penelitian ini antaa lain:
a. Persiapan dan pemeriksaan alat uji yang akan digunakan, pastikan semua
komponen pengujian telah siap. Cek seluruh kondisi alat uji, mulai dari
supplay aliran listrik, kondisi primary air fan, kondisi dumper dan kondisi
alat ukur (vibrasi meter) dalam keadaan normal untuk di operasikan.
b. Apabila terdapat beberapa peralatan yang belum siap, lakukan
pemeriksaan kembali sampai semua siap untuk dilakukan pengambilan
data.
c. Pengambilan data uji, setelah semua alat uji siap kemudian lakukan
pengambilan data uji yang akan digunakan untuk mengetahui vibrasi
meter pada Primary Air Fan terhadap kinerja PLTU Kalbar I.
d. Setelah semua variabel penelitian diperoleh selanjutnya lakukan analisis
untuk mengetahui pengaruh vibrasi primary air fan pada unit PLTU
Kalbar I.
e. Menampilkan hasil penelitian tersebut kemudian menganalisa hasil
penelitian yang didapatkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
Kemudian memberikan kesimpulan dari hasil analisis pengaruh dari
vibrasi primary air fan terhadap kinerja PLTU Kalbar I.

15
3.7 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan dijelaskan pada
tabel dibawah ini. Adapun tabel diagram alir penelitian tersebut yaitu:
Tabel 3.2
Diagram Alir Penelitian

Mulai

Persiapan dan pemeriksaan alat uji

Kondisi alat Tidak


normal?

Ya

Pengambilan data uji

Menganalisa vibrasi PA Fan

Hasil analisa

Selesai

Sumber: Peneliti 2021


16
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. Indonesia


PT. GCL Indo Tenaga. 2021. Company Profile PLTU Kalbar-1 (2x100 MW)
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&G. Bandung:
Alfabeta.
Yunandana Sunu Mahardika. 2014. “ANALISA EFISIENSI PRIMARY AIR FAN
A UNIT 1 PADA PLTU 1 JAWA TIMUR PACITAN.” Tugas Akhir.
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang.

17

Anda mungkin juga menyukai